Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Sanitasi Kereta Api

Disusun Oleh:

Indah Lestari Nahumarury


P0.71.33.2.21.013

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-III SANITASI MIMIKA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sanitasi
Kereta Api”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Timika, 30 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 5

C. TUJUAN ............................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6

A. PENGERTIAN STASIUN KERETA API ........................................................................ 6

B. PERSYARATAN BANGUNAN STASIUN KERETA API ............................................ 7

C. PENGERTIAN SANITASI STASIUN KERETA API ..................................................... 8

1. Konstruksi Bangunan Kereta Api ............................................................................... 8

2. Fasilitas Sanitasi Stasiun Kereta Api .......................................................................... 9

3. Pengolahan sampah ................................................................................................... 10

4. Pengendalian Vektor ................................................................................................. 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kereta api merupakan angkutan transportasi masal yang digunakan masyarakat untuk
menghindari kemacetan. Kereta api memiliki beberapa jenis yaitu kereta api eksekutif, bisnis
dan ekonomi. Sanitasi dan fasilitas yang ada di kereta api terkadang tidak memenuhi syarat,
seperti keadaan toilet yang kurang bersih ataupun bau toilet yang kurang sedap, AC yang
tidak bekerja maksimal sehingga suhu yang berada di dalam kereta api panas sedangkan
ventilasi seperti jendela sulit dibuka dan kebersihan kurang terjaga. Sanitasi dan fasilitas yang
tidak memenuhi syarat dapat mempengaruhi kesehatan para penumpang. Keluhan yang
dirasakan oleh penumpang menurut penelitian sebelumnya adalah pusing, iritasi mata bahkan
ada penumpang yang pingsan (Rukmanesia, 2012).
Kereta api merupakan transportasi yang dipilih sebagai alat angkut yang mampu
mengangkut hasil bumi dan penumpang dalam jumlah banyak, bebas hambatan serta
memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan UUNo.13/1992 tentang moda
transportasi, yaitu: perkeretaapian adalah salah satu moda transportasi yang memiliki
karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuan mengangkut baik
penumpang maupun barang secara massal, hemat energy, hemat dalam penggunaan ruang.
Mempunyai faktor keamanan yang tinggi dan tingkat pencemaran yang rendah serta lebih
efisien dibanding dengan moda lainnya.
Sebagai sebuah transportasi massal, yang mampu mengangkut penumpang dan barang
dalam jumlah banyak serta murah, kereta api menjadi salah satu alternatif transportasi darat.
Keberadaan stasiun merupakan bagian terpenting sebagai terminal pemberangkatan dan
menurunkan penumpang, serta dalam proses interaksi dan aktivitas bagi pengguna
transportasi kereta api yang menunggu jadwal keberangkatannya.
Permasalahan sanitasi tempat umum merupakan hal-hal yang penting yang dipelajari
dalam kehidupan masyarakat khususnya Indonesia. Hal tersebut mengingat masih adanya
permasalahan di bidang kesehatan terkait dengan sanitası di tempat umum. Maka dari itu
perlu dilakukan upaya melindungi, memelihara dan mewujudkan lingkungan yang sehat pada
stasiun sebagai sarana dan bangunan umum. Upaya yang dapat dilakukan dengan berbagai
upaya pengendalian faktor resiko penyebab timbulnya penyakıt, yaitu salah satunya dengan
melakukan inspeksi pada stasiun.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja persyaratan sanitasi di stasiun kereta api?


2. Apa saja keadaan konstruksi bangunan di stasiun kereta api?

C. TUJUAN

1. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui Persyaratan sanitasi di stasiun kereta api;


2. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui bagaimana keadaan konstruksi di stasiun kereta api;
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STASIUN KERETA API

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No 29 Tahun 2011 Tentang persyaratan


teknis bangunan stasiun kereta api "Stasiun kereta api merupakan peralatan kereta api yang
digunakan untuk pemberhentian dan pemberangkatan kereta api” dan menurut jenisnya,
stasiun kereta api ada yarg merupakan stasiun penumpang yang merupakan stasiun untuk
keperluan naik turun penumpang.
Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Gerbong adalah sarana
perkeretaapian yang ditarik dan/ atau didorong lokomotif digunakan untuk mengangkut orang
ataupun barang (Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian).
Berdasarkan pengertian tersebut, stasiun kereta api termasuk sarana prasarana
bangunan yang juga terdapat fasilitas umum.Sarana dan bangunan umum yang memiliki
persyaratan kesehatan lingkungan intelektual, psikołogis dan dapat mencegah penularan
penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya. Selain itu juga harus
memenuhi persyaratan dalam pencegahan kecelakaan dan hal yang tidak diinginkan lainnya.
Sanitasi di tempat-tempat yang sangat diperlukan karena adanya kumpulan manusia yang
berhubungan langsung dengan lingkungan yang memungkinkan untuk terjadinya penularan
penyakit dan kecelakaan apabila fasilitas sanitasi yang sudah tersedia masih belum memadai.
Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono (2011), merupakan problem kesehatan
masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya
segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh
sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit
yang medianya makanan, minuman, udara dan air.
Pengawasan Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum yang mengakibatkan
timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit (Suparlan, 2012). Undang-Undang Republik
Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang memiliki hak untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Salah satu usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan
yaitu dengan meningkatkan sanitasi tempat – tempat umum.
Beberapa dampak kesehatan yang dapat terjadi karena adanya usaha pariwisata,
transportasi/dan umum yaitu terjadinya penularan penyakit antar pengunjung, misalnya:
penyakit infeksi saluran pernafasan, penyakit influenza, penyakit mata dan lainnya dan
timbulnya penyakit sebagai akibat kondisi tempat, lingkungan, sarana dan prasarana yang
tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya: penyakit yang ditularkan melalui vektor,
penyakit saluran pernafasan /TBC, penyakit perut/usus dan lainnya (Suparlan,2012).Penyakit
menular dapat dicegah melalui tindakan yaitu memastikan pasokan air bersih, pembuangan
limbah yang efisien, dan pembasmian lalat, nyamuk, dan lain-lain, dan mengukur banyak
tidaknya bangkai hewan yang terdapat di kereta api. (Hedoo at all, 2012)

B. PERSYARATAN BANGUNAN STASIUN KERETA API

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2011 tentang


Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api adalah prasarana kereta api sebagai tempat
pemberangkatan dan pemberhentian kereta api terdapat 3 jenis kereta api, yakni:
1. Stasiun penumpang (untuk keperluan naik turun penumpang)
2. Stasiun barang (untuk bongkar muat harang)
3. stasiun operasi (untuk menunjang proses pengoperasian kereta api)
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2011 persyaratan penempatan
pembangunan stasiun kereta api, yakni :
1. Sesuai dengan Pola Operasi Perjalanan kereta api
2. Menunjang pengoperasian Sistem Perkeretaapian
3. Tidak menggangu lingkungan
4. Memiliki tingkat keselamatan dan keamanan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Persyaratan teknis bangunan menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011
1. Konstruksi, material, disain, ukuran dan kapasitas bangunan sesuai dengan standar
kelayakan, keselamanan dan keamanan serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun
dapat berfungsi secara handal
2. Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan bangunan dari bahaya banjir,
bahaya petir, bahaya kelistrikan dan bahaya kekuatan konstruksi
3. Instalasi pendukung gedung sesuai dengan perundarg-undangan tentang Bangunan,
mekanikal elektrik, dan pemipaan gedung (plumbing) Bangunan yang berlaku
4. Menjamin Bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi tata Ietak ruang
gedung stasiun, sehingga pengoprasian sarana perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman
5. Komponen gedung meliputi gedung atau di luar, media niormas: (papan informası
atau audio), faslitas umum yang terdiri dari ruang ibadah, took, tempat sampah, dan ruang ibu
menyusui ,faslitas keselamatan dan keamanan, fasilitas penyandang cacat atau lansia dan
fasilitas kesehatan.

C. PENGERTIAN SANITASI STASIUN KERETA API

1. Konstruksi Bangunan Kereta Api


Menurut Departemen RI tahun 1983 persyaratan sanitasi kereta api yaitu:
a. Dinding, terbuat dari bahan yang kuat dan rapat air, rata dan mudah dibersihkan,
lapisan luar dibuat dari logam sedangkan pada lapisan dalam dibuat dari bahan penahan
panas, lapisan luar dan lapisan dalam dinding dan langit-langit harus mempunyai jarak
minimum 2,5 cm.
b. Lantai gerbong kereta api harus memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu lantai
harus terbuat dari bahan yang kuat, konstruksi rata tetapi tidak licin, bebas dari lubang-lubang
yang membahayakan, dan mudah dibersihkan.
c. Pintu, terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak, tinggi minimum 180 cm,
lebarnya minimum 70 cm, mempunyai kunci dan pegangan untuk membuka dan menutup
baik dari luar maupun dari dalam, sebaiknya terdiri dari dua pintu.
d. Jendela yang harus dipenuhi yaitu terbuat dari kaca yang tebal dengan maksud agar
selama perjalanan kereta api mendapat cahaya alam untuk penerangan ruangan dalam kereta
api tersebut, luas jendela seluruhnya minimal 10% dari luas lantai, harus dapat dibuka dan
ditutup, letak jendela memanjang sesuai dengan bentuk kereta.
e. Langit-langit yang harus dipenuhi yaitu harus dalam keadaan bersih dan mudah
dibersihkan, kurang lebih tinggi 2,5 m dari lantai.
f. Persyaratan tempat duduk yang harus dipenuhi yaitu terbuat dari bahan yang kuat,
panjangnya sekitar 1 m untuk 2 orang, mempunyai tempat bersandar yang panjangnya sesuai
dengan panjang tempat duduk dengan tinggi 65 cm.
g. Persyaratan persambungan kereta api perlu diperhatikan yaitu sambungan harus kuat
dan tidak bisa dilepas oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan memakai alat yang
khusus, pada bagian atas dan samping sambungan harus tertutup dengan kain yang disebut
kain harmonium, pada bagian lantai sambungan harus tertutup dengan lembaran lipat yang
terbuat dari baja untuk menghindari kecelakaan, pada sambungan harus ada pintu yang
menghubungkan satu kereta dengan kereta lainnya.

2. Fasilitas Sanitasi Stasiun Kereta Api

a. Fasilitas Penyediaan Air BersihdanAir Kotor


Persyaratan Penyediaan air pada stasiun maupun kereta api harus memenuhi kebutuhan
operasi stasiun maupun kereta apimenurut Peraturan Mentri Perhubungan No. 29 tahun
2011tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api, meliputi :
1) Air Bersih
• Sistem air bersih dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih,kualitas air
bersih, sistem distribusi dan penampungannya.
• Standar komponen dan peralatan air bersih sesuai ketentuan di bidang gedung dan
pembangunan.
• Ketersediaan air bersih harus mampu menghitung kebutuhan operasi stasiun dan
kereta api.
• Sistem distribusi air bersih dalam bangunan Stasiun Kereta Api harus memenuhi debit
air dan tekanan minimal yang disyaratkan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang jernih,
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung mineral/kuman yang
membahayakan tubuh.

2) Air Kotor
• Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor dipasang dengan
mempertimbangkan jenis dan tingkat bahaya
• Standar kompanen dan peralatan instalasi air kotor sesuai ketentuan di bidang
lingkungan hidup
• Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan
sistem pengalran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang diperlukan
• Pertimbangan tingkat bahaya dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk sistem
pengolahan dan pembuangannya
• Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) tidak boleh
digabung dengan air limbah domestic
• Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (B3) harus diperoses sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
• Air limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus diproses sesuai
dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku.
b. Fasilitas Toilet atau Kamar Mandi
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1983 persyaratan toilet atau kamar mandi
yang harus dipenuhi yaitu dibuat dengan kostruksi yang baik, praktis dan mudah untuk
dibersihkan sehingga selalu dalam keadaan bersih, disediakan air dalam jumlah yang cukup,
hanya boleh digunakan apabila kereta sedang berjalan. Toilet umum harus memenuhi standar
higienis agar toilet umum tidak menjadi tempat bagi perkembangan dan penyebaran penyakit.
Standar minimal sanitasi toilet yang ditetapkan oleh asosiasi toilet indonesia terdiri dari:
ventilasi dan sirkulasi yang baik agar tempat tersebut tidak menjadi sarana bagi tumbuh dan
berkembangnya bakteri dan jamur, tempat sampah harus ada didalam toilet dan diletakkan di
dekat tempat cuci tangan, penyediaan air bersih harus tersedia dengan cukup baik untuk
menyiram kotoran maupun mencuci atau membersihkan bagian tubuh. Pencahayaan yang
baik akan menghemat energi dan meningkatkan penampilan positif toilet. Pembuangan
limbah cair dan tinja harus dibuang di septic tank secara komunal, pengelolaan harus
dilakukan untuk menjaga kondisi toilet umum tersebut, tersedia sabun cair pembersih dan
pengering tangan (tissue), suhu ruangan sebaiknya 20-270C dan kelembapan 40-50%.

3. Pengolahan sampah

Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia (Chandra,
2007). Pada kereta api, sampah pada umumnya berupa plastik, kertas, daun, sisa makanan,
dan botol minuman sehingga tergolong sampah dapat atau tidaknya membusuk.
Gangguan yang dapat ditimbulkan sebagai akibat tidak terkelolanya sampah dengan baik
ialah: sebagai tempat perkembangbiakan serangga terutama tikus dan lalat, menjadi tempat
hidup serta kuman-kuman penyakit yang membahayakan kesehatan masyarakat,
menimbulkan bau yang tidak sedap, dan menimbulkan gangguan estetika.
Tempat sampah merupakan suatu sarana atau tempat yang digunakan untuk
membuang segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat.
Syarat tempat sampah yang sehat yaitu: konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor sehingga
sampah-sampah tersebut tidak berserakan, mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa
agar mudah dibuka dan ditutup tanpa harus mengotorkan tangan, mudah dibersihkan,
mempunyai ukuran yang sesuai sehingga mudah diangkat, tempat sampah basah dan kering
harus dipisahkan untuk memudahkan dalam proses pengolahan, menyediakan plastic
didalamnya, tempat sampah dibersihkan secara rutin agar kuman-kuman penyakit tidak
tertinggal, letakkan tempat sampah di tempat yang strategis atau ramai yang sering dilalui,
tapi tidak menghalangi jalan dan jangan di dekat penyimpanan makanan atau minuman dan
mengkosongkan tempat sampah secara rutin (Surayasa, 2008).

4. Pengendalian Vektor

Menurut WHO (2005),Vektor adalah serangga atau hewan lain yang biasanya
membawa kuman penyakit yang merupakan suatu risiko bagi kesehatan masyarakat. Menurut
Iskandar (1989), vektor adalah anthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu
infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan, sedangkan menurut
Soemirat (2005), keberadaan vector penyakit dapat mempermudah penyebaran agent
penyakit. Hal ini menentukan bahwa masuknya agent baru ke dalam suatu lingkungan akan
merugikan kesehatan masyarakat setempat.
Metode pengendalian vektor berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 374/MENKES/PER/III/2010tentang Pengendalian Vektor yaitu metode
pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan
habitat perkembangbiakan dan populasi vector secara fisik dan mekanik, metode
pengendalian dengan menggunakan agen biotik, metode pengendalian secara kimia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Gerbong adalah sarana
perkeretaapian yang ditarik dan/ atau didorong lokomotif digunakan untuk mengangkut orang
ataupun barang (Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian).
Beberapa dampak kesehatan yang dapat terjadi karena adanya usaha pariwisata,
transportasi/dan umum yaitu terjadinya penularan penyakit antar pengunjung, misalnya:
penyakit infeksi saluran pernafasan, penyakit influenza, penyakit mata dan lainnya dan
timbulnya penyakit sebagai akibat kondisi tempat, lingkungan, sarana dan prasarana yang
tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya: penyakit yang ditularkan melalui vektor,
penyakit saluran pernafasan /TBC, penyakit perut/usus dan lainnya (Suparlan,2012).
DAFTAR PUSTAKA
http://mangihot.blogspot.com/2016/10/makalah-transportasi-kereta-api.html diakses pada
tanggal 15 september 2018

https://id.scribd.com/doc/267075805/Sanitasi-Stasiun-Kereta-API
diakses pada tanggal 14 september 2018

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-pkl62a304f1c22full.pdf
diaksespada tanggal 20 september 2018

Anda mungkin juga menyukai