Sering Telat Sholat Menyebabkan Telat Kesuksesan
Sering Telat Sholat Menyebabkan Telat Kesuksesan
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan
salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para
sahabatnya.
Di akhriat kelak, shalat menjadi barometer amal seorang muslim. Jika nilai
shalatnya baik, baik pula semua amalnya. Sebaliknya, jika nilai shalatnya buruk
maka buruk seluruh amalnya.
َ ِإنَّ َأ َّو َل مَا يُحَ اسَبُ ِب ِه ا ْل َع ْب ُد يَوْ َم ا ْل ِقيَا َم ِة مِنْ عَ َم ِل ِه صَ اَل تُ ُه َفِإنْ صَ لُحَ تْ َف َق ْد َأ ْفلَحَ وَ َأ ْنجَ حَ وَ ِإنْ َف
َس َدتْ َف َق ْد خَ اب
َوَ خَ ِسر
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah
shalatnya. Apabila shaatnya bagus maka ia telah beruntung dan sukses. Bila
shalatnya rusak maka ia telah rugi dan menyesal.” (HR. Abu Dawud, Al-
Tirmidzi, dan Al-Nasai.HaditsinidishahihkanSyaikh Al-Albani)
Yakni orang-orang yang terlambat dan berada jauh dari shaff pertama
mengikuti para sahabat yang berada di belakang beliau Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.
ال يَزَ ا ُل َقوْ ٌم يَتََأ َّخ ُرونَ حَ تَّى يَُؤ ّخِرَ ُه ْم اللَّ ُه
“Suatu kaum masih saja bersikap lambat (dalam ketaatan kepada Allah -pent)
sehingga Allah akan memperlambat mereka (dari rahmat-Nya).” (HR. Muslim
dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu)
Sebagian ulama lain menpendapat, dijadikan terlambat dari rahmat Allah, dari
surga-Nya, keutamaan besar dari-Nya, dari kedudukan yang tinggi, atau
terlambat dari mendapatkan ilmu. Dan semua makna ini bisa diterapkan
kepada hadits tersebut.
ال يَزَ ا ُل َقوْ ٌم يَتََأ َّخ ُرونَ حَ تَّى يَُؤ ّخِرَ ُه ْم اللَّ ُه
“Suatu kaum masih saja bersikap lambat (dalam ketaatan kepada Allah -pent)
sehingga Allah akan memperlambat mereka (dari rahmat-Nya).”
Tidak diragukan lagi juga, bahwa menerlambatkan diri dari shalat itu lebih
(buruk,-pent) daripada menerlambatkan diri dari barisan pertama. Dari sini,
dikhawatirkan, apabila seseorang membiasakan dirinya terlambat dalam
ibadah maka Allah ‘Azza wa Jalla akan menghukumnya dengan
mengakhirkannya (menjadikan ia terlambat) dalam semua proyek kebaikan.
(Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin: 13/54)
Sebagian ulama memahami bahwa yang dimaksud oleh hadits ini adalah
jamaah munafikin. Namun yang benar, seperti dituturkan Imam al-
Syaukani Rahimahullah di Naulul Authar, “Dan yang nampak bahwa hadits ini
berlaku umum bagi kaum munafikin dan selainnya. Hadits ini mendorong
untuk berada di shaff awal dan peringatkan dari menjauhinya.”
Badrul Tamam
Sumber: http://www.voa-islam.com
Foto: www.gomuslim.co.id