Anda di halaman 1dari 3

SERING TELAT SHOLAT,

MENYEBABKAN TELAT DALAM SEGALA KEBAIKAN

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan
salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para
sahabatnya.

Di akhriat kelak, shalat menjadi barometer amal seorang muslim. Jika nilai
shalatnya baik, baik pula semua amalnya. Sebaliknya, jika nilai shalatnya buruk
maka buruk seluruh amalnya.

Dari Abu Hurairah  Radhiyallahu ‘Anhu, berkata: aku mendengar


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi  Wasallam  bersabda,

َ ‫ِإنَّ َأ َّو َل مَا يُحَ اسَبُ ِب ِه ا ْل َع ْب ُد يَوْ َم ا ْل ِقيَا َم ِة مِنْ عَ َم ِل ِه صَ اَل تُ ُه َفِإنْ صَ لُحَ تْ َف َق ْد َأ ْفلَحَ وَ َأ ْنجَ حَ وَ ِإنْ َف‬
َ‫س َدتْ َف َق ْد خَ اب‬
َ‫وَ خَ ِسر‬

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah
shalatnya. Apabila shaatnya bagus maka ia telah beruntung dan sukses. Bila
shalatnya rusak maka ia telah rugi dan menyesal.” (HR. Abu Dawud, Al-
Tirmidzi, dan Al-Nasai.HaditsinidishahihkanSyaikh Al-Albani)

Ternyata, pengaruh shalat terhadap kondisi pelakunya juga berlaku di dunia.


Shalat  yang baik akan memperbaiki amal-amalnya. Sebaliknya, pelaksanaan
shalat yang buruk juga mempengaruhi amal-amalnya.

Suatu hari, saat akan shalat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat


beberapa orang dari sahabatnya memilih tempat bagian belakang. Yakni lebih
memilih shaf belakang dan tidak maju ke barisan pertama. Kemudian beliau
menyuruh mereka agar maju dan bermakmum dekat kepada beliau, “dan
orang sesudah kalian bermakmum kepada kalian,”lanjutnya.

Yakni orang-orang yang terlambat dan berada jauh dari shaff pertama
mengikuti para sahabat yang berada di belakang beliau Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.

Kemudian beliau melanjutkan,

‫ال يَزَ ا ُل َقوْ ٌم يَتََأ َّخ ُرونَ حَ تَّى يَُؤ ّخِرَ ُه ْم اللَّ ُه‬
“Suatu kaum masih saja bersikap lambat (dalam ketaatan kepada Allah -pent)
sehingga Allah akan memperlambat mereka (dari rahmat-Nya).” (HR. Muslim
dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu)

Maksudnya: suatu kaum yang membiasakan diri senantiasa terlambat dari


shaff pertama atau dari barisan-barisan awal maka Allah akan menghukum
mereka dengan menjadikan mereka terlambat dari proyek-proyek kebaikan.

Sebagian ulama lain menpendapat, dijadikan terlambat dari rahmat Allah, dari
surga-Nya, keutamaan besar dari-Nya, dari kedudukan yang tinggi, atau
terlambat dari mendapatkan ilmu. Dan semua makna ini bisa diterapkan
kepada hadits tersebut.

Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah menjelaskan makna hadits ini sebagai


berikut, “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah melihat satu
kaum mengambil tempat belakang di masjid. Yakni: tidak mau maju ke
barisan-barisan depan. Kemudian beliau bersabda,

‫ال يَزَ ا ُل َقوْ ٌم يَتََأ َّخ ُرونَ حَ تَّى يَُؤ ّخِرَ ُه ْم اللَّ ُه‬

“Suatu kaum masih saja bersikap lambat (dalam ketaatan kepada Allah -pent)
sehingga Allah akan memperlambat mereka (dari rahmat-Nya).”

Tidak diragukan lagi juga, bahwa menerlambatkan diri dari shalat itu lebih
(buruk,-pent) daripada menerlambatkan diri dari barisan pertama. Dari sini,
dikhawatirkan, apabila seseorang membiasakan dirinya terlambat dalam
ibadah maka Allah ‘Azza wa Jalla akan menghukumnya dengan
mengakhirkannya (menjadikan ia terlambat) dalam semua proyek kebaikan.
(Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin: 13/54)

Sebagian ulama memahami bahwa yang dimaksud oleh hadits ini adalah
jamaah munafikin. Namun yang benar, seperti dituturkan Imam al-
Syaukani Rahimahullah di Naulul Authar, “Dan yang nampak bahwa hadits ini
berlaku umum bagi kaum munafikin dan selainnya. Hadits ini mendorong
untuk berada di shaff awal dan peringatkan dari menjauhinya.”

. . . apabila seseorang membiasakan dirinya terlambat dalam ibadah maka


Allah ‘Azza wa Jallaakan menghukumnya dengan mengakhirkannya
(menjadikan ia terlambat) dalam semua proyek kebaikan. . . (Syaikh Ibnu
Utsaimin)

Ringkasnya, hadits ini menganjurkan seseorang untuk shalat di shaff (barisan)


pertama atau di barisan-barisan awal dan mencela orang yang membiasakan
diri shalat di barisan-barisan belakang. Akibat sengaja menjauhi shaff awal,
Allah akan jadikan dirinya terlambat atau dibagian belakang dari semua
kebaikan.

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk bersegera kepada


kebaikan dan berlomba-lomba di dalamnya. Wallahu A’lam. 

Badrul Tamam

Sumber: http://www.voa-islam.com

Foto: www.gomuslim.co.id

Anda mungkin juga menyukai