Anda di halaman 1dari 47

PINJAMAN ONLINE (PINJOL) ILEGAL DALAM

PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

Nada Susmita Septiyani

Nim: 18110935

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1444 M/2022 H
PINJAMAN ONLINE (PINJOL) ILEGAL DALAM
PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

Nada Susmita Septiyani

Nim: 18110935

Pembimbing:

Siti Widya Umiyati, S.HI, M.H

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1444 M/2022 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal Dalam Perspektif


Hukum Positif Dan Hukum Islam” yang disusun oleh Nada Susmita Septiyani
Nomor Induk Mahasiswa: 18110935 telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 28 Juli 2022

Pembimbing,

Siti Widya Umiyati, S.HI, M.H.

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal Dalam Perspektif


Hukum Positif Dan Hukum Islam” oleh Nada Susmita Septiyani dengan
NIM 18110935 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal. Skripsi
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum
(S.H).

No. Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Dra. Muzayanah, MA Ketua Sidang

2 Dra. Nur Izzah Anshor, MA Sekretaris Sidang

3 Dr. Nadjematul Faizah, S.H, Penguji I


M.Hum
4 Sultan Antus Nasruddin Penguji II
Mohammad, S.S.I, M.A
5 Siti Widya Umiyati, S.HI, M.H Pembimbing

Tangerang Selatan, 17 Agustus 2022

Mengetahui

Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IIQ Jakarta

Dra. Muzayanah, MA

ii
iii
MOTTO

“Memulai dengan Penuh Keyakinan, Menjalankan dengan Penuh Keikhlasan,


Menyelesaikan dengan Penuh Kebahagiaan.”

iv
‫الرحيم‬
‫الرمحن ه‬
‫اّلل ه‬
‫بسم ه‬
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., atas ridho
dan segala nikmat-Nya lah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul “Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal Dalam Perspektif
Hukum Positif Dan Hukum Islam”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana hukum (S.H) pada program sarjana Fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurahkan limpah


karunia kepada baginda Nabi Muhammad SAW., yang telah membawa kita
dari zaman kebodohan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini.
Dengan segala usaha, ikhtiar, serta doa yang tiada henti, penulis berusaha agar
dapat memberikan yang terbaik dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Dengan adanya bimbingan, arahan, doa, motivasi, dukungan,
serta bantuan yang tulus dari berbagai pihak yang mendukung dan membantu
penulis sampai saat ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
berterima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. PJS Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr.


Nadjematul Faizah, S.H., M.Hum.
2. Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Bapak
Dr. M. Dawud Arif Khan, SE, M.Si, Ak, CPA.
3. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Ibu Dr.
Romlah Widayati, M.Ag.

v
4. Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Dra. Muzayanah, MA.
5. Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Dra. Nur Izzah Anshor, MA.
6. Pembimbing Skripsi, Ibu Siti Widya Umiyati, S.HI., M.H., yang
telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing,
memberikan arahan, kritik, saran serta memberikan dukungan
semangat dan doa kepada saya dan teman-teman seperbimbingan.
Sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Para Dosen dan Seluruh Civitas Akademik Institut Ilmu Al-Qur’an
(IIQ) Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas jasa bapak dan ibu dalam memberikan wawasan,
ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu Al-Qur’an serta
kesabaran dalam membimbing penulis dari semester I sampai
semester akhir.
8. Staf Fakultas Syariah Prodi Hukum Ekonomi Syariah, yang telah
membantu kelancaran akademik penulis.
9. Para Instruktur Tahfizh yang senantiasa memotivasi penulis agar
tidak lelah dalam menghafal serta memuraja’ah Al-Qur’an.
10. Kepada orang tua saya, Ayahanda Nahrowi dan Ibunda Uwin
Nuraini yang tiada henti mendoakan saya, memberikan dukungan,
serta kasih sayang yang tiada henti, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dan juga untuk keluarga besar saya yang
telah mendoakan serta memberikan dukungan kepada saya.
11. Kepada sahabat-sahabat saya di Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta,
Avril, Ka Aya, Cece, Eris, Mar’ah, Novi dan juga teman-teman
seperjuangan khususnya kelas HES (A) yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu. Terimakasih sudah membantu menemani,

vi
memberikan dampak yang positif, menghibur, dan menyemangati
saya dari semester awal sampai akhir semester.
12. Kepada kakak tingkat Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, yang sudah
bersedia memberikan arahan dan selalu memotivasi. Khususnya
kepada kak Iqlima Malihah, karena beliau saya dipertemukan
dengan kampus IIQ.
13. Kepada sahabat-sahabat saya, bestie Erika, Tasya, Dea, Fitri, Syifa
dan Serli. Terimakasih telah menyemangati, menghibur,
mendengarkan semua keluh kesah saya, selalu ngajak saya healing,
yang setia menemani dan mendoakan saya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak dalam perbaikan skripsi ini. Akhir kata,
dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, penulis berharap
semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Tangerang, 28 Juli 2022

Penulis,

Nada Susmita Septiyani

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang


satu keabjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ Jakarta, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ Ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ Kha Kh Ka dan ha

‫د‬ dal D De

‫ذ‬ Ẑal Ż Zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ Ra R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫ش‬ sin S Es

‫ظ‬ Syin Sy Es dan ye

‫ص‬ Ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ Ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

viii
‫ط‬ Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ Ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ ‘ain ‘ Koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Wau W We

‫ه‬ Ha H Ha

‫ء‬ Hamzah ’ Apostrof

‫ي‬ Ya Y Ye

2. Konsonan Rangkap karena tasydid ditulis rangkap:

‫ممددة‬
ّ Ditulis Mumaddadah

‫ِعدَّة‬ Ditulis ‘iddah

3. Tā’ marbūtah di akhir kata


a. Bila dimatikan, ditulis h:

‫ِح ْك َمة‬ Ditulis ḥikmah

ix
‫مؤصدة‬ Ditulis Mu’ṣadah

b. Bila Ta’ Marbūtah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan
kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

‫َكَر َامة األ َْولِيَاء‬ Ditulis karāmah al-auliyā’

c. Bila Ta’ Marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah
ditulis t.

‫زكاة الفطر‬ Ditulis zakāt al-fiṭr

4. Vokal Pendek

ََ Fathah Ditulis A

ِ Kasrah Ditulis I

َ Dhammah Ditulis U

5. Vokal Panjang

1. Fathah + alif Ditulis Ầ

‫جاهلية‬ Ditulis jāhiliyyah

2. Fathah+ ya’ mati Ditulis Ầ

‫تنسى‬ Ditulis Tansā

3. Kasrah + ya’ mati Ditulis Ỉ

‫كرمي‬ Ditulis Karīm

x
4. Dhammah + wawu mati Ditulis Ủ

‫فروض‬ Ditulis Furūd

6. Vokal Rangkap
1. Fathah + Ya’ mati Ditulis Ai

‫بينكم‬ Ditulis Bainakum


2. Fathah + wawu mati Ditulis Au

‫خوف‬ Ditulis Khauf

7. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan


apostrof.

‫أأنتم‬ Ditulis a‘antum

‫اع ّد ت‬ Ditulis u‘iddat

‫لئن شكرمت‬ Ditulis la‘in syakartum

8. Kata Sanding Alif + Lam

a. Bila diikuti huruf Qamariyyah

‫البقرة‬ Ditulis al-Baqarah

‫القيامة‬ Ditulis al-Qiyāmah

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah

‫النساء‬ Ditulis an-nisa’

xi
‫الشمس‬ Ditulis asy-syams

9. Penulisan kata-kata dalam rangkaian Ditulis menurut bunyi atau


pengucapannya.

‫ذوي الفروض‬ Ditulis zawi al-furud

‫أهل السنة‬ Ditulis ahl al-sunnah

xii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS……………………………………………….. iii
MOTTO..........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................xvi
ABSTRAK.................................................................................................. xvii
ABSTRACT .............................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Permasalahan .................................................................................... 7
1. Identifikasi Masalah................................................................... 7
2. Pembatasan Masalah .................................................................. 8
3. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
1. Manfaat Teoritis......................................................................... 9
2. Manfaat Praktis .......................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Tentang Akad ........................................................................ 17
1. Pengertian Akad ....................................................................... 17
2. Rukun dan Syarat Akad ........................................................... 17
xiii
3. Dasar Hukum Akad ................................................................. 19
4. Macam-Macam Akad .............................................................. 20
5. Berakhirnya Akad .................................................................... 20
B. Al-Qardh ......................................................................................... 21
1. Pengertian Al-Qardh ................................................................ 21
2. Dasar Hukum Utang-Piutang (Al-Qardh) ................................ 22
3. Rukun dan Syarat Al-Qardh .................................................... 24
4. Unsur-Unsur Al-Qardh ............................................................ 25
5. Fatwa Tentang Al-Qardh ......................................................... 26
C. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian Pinjam Meminjam ............. 28
1. Pengertian Perjanjian Pinjam Meminjam ................................ 28
2. Syarat-Syarat Sahnya Suatu Perjanjian................................... 29
D. Tinjauan Umum Mengenai Pinjaman Online ................................. 31
1. Pengertian Pinjaman Online ................................................... 31
2. Perbedaan Pinjaman Online Legal Dan Ilegal ........................ 37
3. Dampak Negatif Dari Layanan Pinjaman Online Ilegal .......... 41
4. Daftar Perusahaan Pinjaman Online Legal dan Ilegal ............. 42
5. Upaya Mengatasi Layanan Pinjaman Online Ilegal ................ 44
6. Tips Agar Terhindar Dari Layanan Pinjaman Online Ilegal.... 45
E. Tinjauan Umum Mengenai Perlindungan Hukum .......................... 46
1. Pengertian Perlindungan Hukum ............................................. 46
2. Pengertian Hukum ................................................................... 51
3. Tujuan Hukum ......................................................................... 55
4. Fungsi Hukum.......................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pengertian Metode Penelitian ......................................................... 58
B. Jenis Penelitian ............................................................................... 59
C. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 59

xiv
D. Sumber Data Penelitian .................................................................. 61
1. Bahan Hukum Primer .............................................................. 61
2. Bahan Hukum Sekunder .......................................................... 62
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 63
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 64
G. Objek Penelitian…………………………………………………..65
H. Teknik Penulisan............................................................................. 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Layanan
Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal ...................................................... 68
1. Keabsahan Terkait Layanan Pinjaman Online Ilegal ………. 68
2. Masalah Mendasar Terkait Maraknya Pinjaman Online Ilegal
................................................................................................. 72
3. Upaya Pemerintah Dalam Memberantas Pinjaman Online
Ilegal ........................................................................................ 82
B. Analisis Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal Dalam Perspektif Hukum
Positif dan Hukum Islam ................................................................ 89
1. Status Hukum Pinjaman Online Ilegal Dalam Perspektif
Hukum Positif .......................................................................... 89
2. Status Hukum Pinjaman Online Ilegal Dalam Perspektif
Hukum Islam............................................................................ 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 106
B. Saran ............................................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 108
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 116

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Pinjaman Online Legal Dan Ilegal…………………...…37

xvi
ABSTRAK

Nada Susmita Septiyani, NIM 18110935. Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal


Dalam Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam. Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Ilmu Al-
Qur’an Jakarta, 1444 H/2022 M.
Pinjaman online dalam perkembangannya menjadi pilihan banyak
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut disebabkan karena
kemudahan dan kecepatan dalam prosesnya. Namun, hal tersebut
menimbulkan masalah baru, yaitu banyaknya layanan pinjaman online yang
tidak terdaftar atau ilegal, sehingga keberadaanya sangat merugikan bagi orang
yang melakukan pinjaman, dikarena peminjaman tersebut dilakukan dengan
cara memberikan beban bunga yang tidak wajar. Dalam hukum Islam pinjam-
meminjam merupakan kegiatan bermuamalah yang diperbolehkan, namun di
sisi lain mengharamkan riba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
perlindungan hukum terhadap pengguna layanan pinjaman online ilegal dan
pinjaman online ilegal dalam perspektif hukum positif dan hukum islam.
Metode yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif berupa
studi dokumen, dengan pendekatan hukum normatif yaitu perundang-
undangan dan pendekatan konseptual. Pengumpulan data melalui studi
pustaka, sumber data yaitu bahan hukum primer berupa Al-Qur’an, Peraturan
perundang-undangan, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
77/POJK.01/2016, Fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia Nomor
19/DSN-MUI/IV/2001, Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia Nomor 117/DSN-MUI/II/2018, dan Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah (KHES) dan data sekunder berupa buku-buku, artikel, internet atau
situs web resmi yang berkaitan dengan penelitian.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, perlindungan hukum bagi
pengguna layanan pinjaman online ilegal secara hukum sampai saat ini belum
ada ketentuan hukum pidana yang melibatkan layanan pinjol ilegal dan
pinjaman online ilegal dalam perspektif hukum positif dan hukum islam adalah
status hukumnya tidak sah atau haram hukumnya. Secara hukum positif dalam
hukum perdata, pinjaman online ilegal tidak memenuhi syarat sahnya suatu
perjanjian, sedangkan dalam hukum Islam pinjaman online ilegal hukumnya
haram. Dikarenakan dalam kegiatan transaksinya terdapat unsur penetapan
suku bunga yang besar, sehingga bunga tersebut di kategorikan sebagai riba
yang hukumnya haram dalam islam dan bertentangan dengan prinsip syariah.
Kata kunci: Pinjaman Online Ilegal, Hukum Positif, Hukum Islam

xvii
ABSTRACT

Nada Susmita Septiyani, NIM 18110935. Illegal Online Loan (Pinjol) in the
Perspective of Positive Law and Islamic Law. Sharia Economic Law Study
Program, Faculty of Sharia and Islamic Economics, Institute of Al-Qur'an
Sciences Jakarta, 1444 H/2022 M
Loans online have become the choice of many people in meeting their
needs. This is due to the ease and speed of the process. However, this raises a
new problem, namely the number of online that are not registered or illegal, so
that their existence is very detrimental to people who make loans, because the
borrowing is done by charging an unreasonable interest expense. In Islamic
law, lending and borrowing is a muamalah activity that is allowed, but on the
other hand it forbids usury. This study aims to analyze the legal protection of
users of online loans online in the perspective of positive law and Islamic law.
The method used by the author is qualitative research in the form of
document studies, with a normative legal approach, namely legislation and a
conceptual approach. Data collection through literature study, data sources are
primary legal materials in the form of the Qur'an, statutory regulations,
Financial Services Authority Regulation Number 77/POJK.01/2016, Fatwa of
the Sharia Council of the Indonesian Ulema Council Number 19/DSN MUI/IV/
2001, Fatwa of the National Sharia Council of the Indonesian Ulema Council
Number 117/DSN MUI/II/2018, and the Compilation of Sharia Economic Law
(KHES) and secondary data in the form of books, articles, internet or official
websites related to research.
The results of this study state that, legal protection for users of online
(pinjol) legally until now there has been no provision of criminal law involving
illegal loan services and online in the perspective of positive law and Islamic
law is the legal status is not valid or unlawful. the law. Legally positive in civil
law, online do not meet the legal requirements of an agreement, while in
Islamic law online are unlawful. Because in the transaction activities there is
an element of setting a large interest rate, so that the interest is categorized as
usury which is unlawful in Islam and is contrary to sharia principles.
Keywords: Illegal Online Loan, Positive Law, Islamic Law

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak berkembangnya teknologi yang semakin canggih di


kehidupan masyarakat saat ini, sehingga menyebabkan munculnya
sebuah terobosan inovasi yang baru, salah satunya yaitu pada layanan
keuangan dengan berbasis teknologi infomasi yang dikenal dengan
sebutan Financial Technology (Fintech). Inovasi yang dimaksud di sini
adalah sebuah inovasi di bidang keuangan dengan diberikannya
sentuhan teknologi yang modern untuk memperkenalkan serta
mengedukasi masyarakat terkait pada layanan keuangan digital.1
Berbicara mengenai canggihnya teknologi, menurut survei APJII
(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2020
Indonesia dinilai memiliki daya tarik yang kuat dalam penggunaan
internet yang mencapai 73% dari populasi atau sekitar 200 juta
pengguna dan lebih dari 54% populasinya adalah generasi Z serta
milenial yang memiliki gaya hidup digital.2
Kemunculan perusahaan-perusahaan dalam bidang layanan pinjam
meminjam uang berbasis teknologi saat ini semakin mendapatkan
perhatian publik, sehingga dikeluarkanlah payung hukum berupa
Peraturan Otoritas Jasa keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang

1
Astri Rumondang, et al., eds., Fintech: Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital,
(Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019), h. 5
2
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), “Di Balik Tren Edge Data
Center Di Indonesia,” Situs Resmi. https://apjii.or.id, diakses pada tanggal 5 Februari 2022
pukul 16:28 WIB

1
2

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. 3


Meskipun demikian, peraturan yang telah dikeluarkan oleh OJK
tersebut ternyata tidak cukup untuk menghalangi munculnya layanan
pinjaman online yang tidak terdaftar atau ilegal.
Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia, baik dalam hal ibadah maupun dalam hal bermuamalah.
Selain itu, dalam setiap kegiatan muamalah pun harus selalu
berdasarkan pada Maqāṣid asy- Syari‘ah, yang berarti harus
berdasarkan tujuan-tujuan syariat, yang tujuannya demi terwujudnya
kemaslahatan umat dan menghindari kemafsadatan. Maka dalam hal
ini, semua aspek dalam ajaran islam harus mengarah pada tercapainya
tujuan tersebut, tidak terkecuali pada aspek ekonomi. Islam
membolehkan muamalah yaitu salah satunya dalam utang-piutang,
namun di satu sisi lainnya islam mengharamkan riba, karena riba
adalah salah satu usaha untuk mencari rezeki dengan cara yang tidak
benar dan dibenci oleh Allah SWT, dalam praktiknya lebih
mengutamakan keuntungan diri sendiri dengan mengorbankan orang
lain.4
Di tengah perekonomian masyarakat yang masih berjuang dalam
pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19), saat ini
layanan pinjaman online (pinjol) ilegal masih terus bermunculan
bahkan dengan tren kecepatan pertumbuhannya yang sangat
meningkat. Layanan pinjaman ilegal sering kali memanfaatkan
kesulitan ekonomi yang dialami sebagian masyarakat, sehingga dalam

3
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
4
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers: 2016), h.
167
3

hal ini masyarakat yang membutuhkan uang dalam keadaan yang


mendesak membuatnya untuk melakukan pinjaman uang secara online,
yang dianggapnya mudah dan praktis karena tidak perlu memakan
waktu cukup lama untuk menunggu prosesnya dan juga tidak
memerlukan banyak persyaratan dokumen yang harus dilampirkan.5
Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh layanan pinjaman online,
banyak masyarakat yang tertipu dan terjebak meminjam uang pada
layanan pinjaman online yang tidak memiliki izin penyelenggaraannya
atau ilegal, dan jika tidak berhati-hati masyarakat dapat terjerat utang
pinjol ilegal yang justru dapat berpotensi semakin memperburuk
keadaan. Pinjaman online ilegal pada dasarnya sangat merugikan bagi
orang yang melakukan pinjaman karena dalam transaksi pinjaman
tersebut dilakukan dengan cara memberikan beban bunga yang sangat
besar jumlahnya, cara penagihan yang tidak sesuai dengan ketentuan,
bahkan sampai pada penyebaran informasi data pribadi pengguna.
Keberadaan pinjol ilegal sangat meresahkan masyarakat, terlihat
dari data pengaduan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
bahwa sepanjang tahun 2021, YLKI mendapat pengaduan dari
konsumen sebanyak 535 aduan. Banyaknya aduan tersebut terdapat
pada jasa keuangan yang mengenai layanan pinjaman online, dari 63%
aduan konsumen tersebut permasalahannya ada pada cara
penagihannya, yang mana pada saat penagihan utang perusahan pinjol
menggunakan pihak ketiga (debt collector), dalam penagihannya
dengan cara yang tidak beretika, seperti melakukan ancaman
kekerasan, serta memaki konsumen, berkata kasar. Dan juga

5
Novita Intan, “OJK Ungkap Aspek Kemudahan Pelaku Pinjol Ilegal”, Republika
Online, 12 Februari 2022, https://www.republika.co.id/berita/r74swa423/ojk-ungkap-aspek-
kemudahan-pelaku-pinjol-ilegal, diakses pada tanggal 14 Februari 2022 pukul 19:45 WIB
4

banyaknya aduan konsumen mengenai pembocoran data pribadi


mereka yang disebarluaskan dan disalahgunakan oleh layanan
pinjaman online.6
Pada bulan Februari tahun 2022, Satgas Waspada Investasi (SWI)
terus memberantas pinjaman online ilegal dengan menutup 50 entitas
pinjol ilegal yang masih beroperasi dalam sebuah aplikasi di jaringan
internet. Sehingga, jika dihitung sejak tahun 2018 sampai dengan
Februari 2022 Satgas Waspada Investasi (SWI) sudah menutup 3.784
pinjol ilegal.7 Dalam hal ini Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
sebenarnya sudah melakukan banyak cara untuk menghentikannya
dengan melakukan pemblokiran pada layanan pinjol ilegal. namun, saat
ini layanan pinjol ilegal masih terus bermunculan dan bahkan telah
memakan banyak korban. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor,
seperti tingginya kebutuhan akan pembiayaan hidup masyarakat yang
disertai dengan rendahnya pemahaman masyarakat terhadap produk
layanan keuangan digital, dan faktor lainnya juga disebabkan karena
keterbatasan akses pembiayaan bagi masyarakat yang ingin
membangun usaha, sehingga masyarakat memilih jalan yang

6
Rahayu Subekti, “Terima Banyak Pengaduan Pinjol, YLKI: Perlu Regulasi
Penguatan Perlindungan Data Pribadi,” Rebuplika Online, 7 Januari 2022.
https://www.republika.co.id/berita/r5bvut380/terima-banyak-pengaduan-pinjol-ylki-perlu-
regulasi-penguatan-perlindungan-data-pribadi, diakses pada tanggal 15 Februari 2022 pukul
10:25 WIB
7
Siaran Pers Satgas Waspada Investasi SP 01/II/SWI/2022, “SWI Minta Masyarakat
Waspadai Penawaran Binary Option dan Broker Ilegal,” https://www.ojk.go.id/waspada-
investasi/id/siaran-pers/Pages/SWI-Minta-Mayarakat,-Waspadai-Penawaran-Binary-Option-
Dan-Broker-Ilegal.aspx, di akses pada tanggal 20 Februari 2022 pukul 10:38 WIB
5

dianggapnya lebih mudah dan praktis dengan cara meminjam uang


pada layanan pinjaman berbasis online.8
Permasalahan yang sering terjadi yaitu ketika si peminjam tidak
dapat membayar atau mengembalikan pinjamannya sesuai dengan
jatuh tempo yang ditentukan. Hal tersebut dikarenakan bunga yang
terlalu tinggi jumlahnya, serta dengan tenor pinjaman yang diberikan
terlalu singkat. Maka, dari sini lah pihak pinjol melakukan
pengancaman serta mengerahkan penagih utang (debt collector) untuk
melakukan peneroran melalui pesan pendek pada telepon seluler
dengan menggunakan kata-kata yang tidak senonoh, bahkan oknum
pinjol ilegal tidak hanya meneror nomor si peminjam saja, melainkan
juga ditujukan kepada semua nomor para kerabat. Aplikator pinjol
ilegal dapat mengakses semua data yang tersimpan di telepon seluler
milik konsumen selaku pengguna layanan tersebut.
Banyaknya kasus mengenai pinjaman online ilegal, salah satunya
yaitu terdapat kasus penggerebekan kantor penyedia jasa pinjaman
online di Kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) Jakarta utara.
Berdasarkan hasil penyidikan, kantor pinjol tersebut dipastikan
beroperasi secara ilegal, dikarenakan tidak memiliki izin operasional
resmi dari OJK. Dan bahkan penyedia pinjol ilegal tersebut sedang
mengelola 14 aplikasi yang di antaranya yaitu, Uang Rodi, Pinjaman
Terjamin, Go Kredit, Dana Online, Dana Induk, dan lainnya. 9

8
Edy Chirsjanto dan Nidya Tajsgoani, “Karakteristik Hukum Fintech Ilegal Dalam
Aplikasi Transaksi Pinjaman Online”, Jurnal Hukum Fakultas Hukum Universitas PGRI
Semarang, Vol. 3, No.2, (2020), h. 28, diakses pada tanggal 20 Februari 2022 pukul 19:30
WIB
9
Tria Sutrisna, “Digerebek Polis, Pegawai Pinjol Ilegal Hanya Bisa Tertunduk dan
Tutupi Wajah,” https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/27/05000061/digerebek-
6

Dari banyaknya kasus pinjol ilegal, pada kenyataannya


permasalahan ini tidak berhenti sampai di sini. Jumlah pinjaman online
ilegal yang diblokir terus bermunculan sangat cepat. Pasalnya,
penyedia pinjol ilegal bisa dengan cepat membuka kembali website
atau aplikasi tersebut dan mengganti nama dengan entitias yang baru.
Pada tahun 2021, terdapat deretan panjang kasus bunuh diri yang
diakibatkan oleh terjebaknya utang pinjaman online ilegal. Salah satu
kasus yang sangat memprihatinkan seperti, pada peristiwa bulan
Oktober 2021 seorang ibu rumah tangga berinisial WPS (38 th) di
kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, yang nekat melakukan bunuh diri
karena terlilit utang pinjaman online.10 Karena frustasi lantaran kerap
diteror oleh pihak pinjol, dalam surat wasiat yang ditinggalkannya,
korban mengaku telah berutang kepada 23 pinjol dengan total puluhan
juta rupiah. Dengan rata-rata korban berutang mulai dari Rp. 1,6 juta
hingga 3 juta di masing-masing aplikasi pinjaman online ilegal.
Isu dari permasalah yang terjadi selalu menjadi kontroversi di
kalangan masyarakat hingga sampai merenggut nyawa seseorang yang
memilih untuk mengakhiri hidupnya karena depresi lantaran harus
melunasi utang pinjaman online. Adapun solusi hukum terkait masalah
ini masih sangat sedikit dan jarang sekali, sehingga kasus ini akan terus
terulang. Menurut Lembaga Bantuan Hukum (LBH), menilai peran
OJK yang mana sebagai regulator dalam hal ini harus terlibat dalam

polisi-pegawai-pinjol-ilegal-hanya-bisa-tertunduk-dan-tutupi?page=all#page3, diakses pada


tanggal 5 Meret 2022
10
CNN Indonesia, “Stress Diteror Pinjol, Ibu di Wonogiri Bunuh Diri”,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211005170621-20-703710/stres-diteror-pinjol-
ibu-di-wonogiri-bunuh-diri, diakses pada tanggal 5 Maret 2022
7

mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh pinjaman online


ilegal.11
Hal ini juga sangat disayangkan karena masih minimnya
pengetahuan masyarakat tentang pinjaman online ilegal tersebut jika
dilihat dari perspektif hukum positif dan hukum islam. Maka dari latar
belakang masalah yang telah diuraikan di atas, bahwa pentingnya suatu
asas legalitas yang menjamin adanya kepastian hukum, dengan tujuan
agar terwujudnya ruh dari hukum itu sendiri. Sehingga dalam hal ini
menjadi fenomena hukum yang menarik untuk dapat dikaji
kemungkinan penyebab atau akibat hukum dari adanya permasalahan
tersebut. Dengan ini penulis mengangkat masalah ini sebagai objek
penelitian skripsi dengan judul: “Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal
Dalam Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

a. Fenomena maraknya praktik pinjaman online ilegal


b. Islam membolehkan muamalah dan mengharamkan riba
c. Penetapan suku bunga yang tidak sewajawarnya dalam
transaksi pinjaman online ilegal
d. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi

11
Rahmat Fiansya, “LBH: Regulator Harus Ikut Tanggung Jawab Soal Pinjaman
Online Ilegal”, https://www.inews.id/finance/keuangan/lbh-regulator-harus-ikut-tanggung-
jawab-soal-pinjaman-online-ilegal, diakses pada tanggal 5 Maret 2022 pukul 16:25 WIB
8

e. Perlindungan hukum terhadap pengguna layanan pinjaman


online (pinjol) ilegal
f. Pinjaman online (pinjol) ilegal dalam perspektif hukum positif
dan hukum islam

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah


yang telah dijelaskan, maka untuk menghindari meluasnya
permasalahan yang akan dibahas, pada penelitian ini penulis akan
membatasi permasalahan agar tidak menyimpang dari
permasalahan yang lainnya. Penulis membatasi masalah yaitu:
a. Perlindungan hukum terhadap pengguna layanan pinjaman
online (pinjol) ilegal
b. Pinjaman online (pinjol) ilegal dalam perspektif hukum positif
dan hukum islam

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah di atas, maka penulis


merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
a. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna layanan
pinjaman online (pinjol) ilegal?
b. Bagaimana layanan pinjaman online (pinjol) ilegal dalam
perspektif hukum positif dan hukum islam?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis perlindungan hukum terhadap pengguna


layanan pinjaman online (pinjol) ilegal
2. Untuk menganalisis layanan pinjaman online (pinjol) ilegal dalam
perspektif hukum positif dan hukum islam
9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk dapat


menambah wawasan, memberikan sumbangan pemikiran, dan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu hukum
positif dan hukum islam yang berkaitan dengan perlindungan
hukum terhadap pengguna layanan pinjaman online ilegal dan serta
teori mengenai utang-piutang dalam hukum islam.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah untuk dapat


memberikan jawaban dari beberapa masalah pokok dalam
penelitian ini dan agar dapat meningkatkan pengetahuan serta
kesadaran hukum masyarakat baik secara pandangan hukum positif
maupun hukum islam terhadap layanan pinjaman online ilegal dan
agar dapat memberikan sebuah tips dan trik kepada masyarakat
agar dapat terhindar dari jebakan pinjaman online ilegal.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan oleh penulis,


terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan terkait masalah
yang akan dibahas oleh penulis. Berikut ini beberapa penelitian
terdahulu yang dianggap relevan, antara lain:
1. “Pertanggungjawaban Hukum Dalam Pinjaman Online Yang
Berimplikasi Tindak Pidana”. Skripsi ini ditulis oleh Indah Dwi
Widarti. Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara
10

Surabaya tahun 2021.12 Yang dapat disimpulkan dari skripsi ini


adalah bahwa terkait layanan pinjaman online yang hanya diatur
oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), namun saat ini belum adanya
aturan yang khusus tentang tatacara penagihan dengan
menggunakan jasa orang ketiga atau disebut dengan debt collector.
Akhirnya pada permasalahan ini memberikan implikasi tindak
pidana. Terdapat banyak kerugian yang dirasakan oleh pengguna
jasa pinjaman online, mulai dari bunga yang mencekik, biaya
administrasi yang tinggi, hingga banyaknya kasus bunuh diri
disebabkan terjerat utang pinjaman online.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan
peraturan perundang-undangan dan pendekatan fakta.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis
bahas adalah sama-sama membahas permasalahan yang
diakibatkan oleh layanan pinjaman online dan juga sama-sama
menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan
peraturan perundang-undangan dan pendekatan fakta.
Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis
bahas adalah dalam objek penelitian lebih terfokus bentuk
pertanggungjawaban hukum yang berimplikasi tindak pidana pada
pinjaman online yang hanya terdaftar di OJK, sedangkan penelitian
yang akan dibahas oleh penulis adalah perlindungan hukum
terhadap pengguna layanan pinjaman online ilegal dan serta terkait

12
Indah Dwi Widarti, “Pertanggungjawaban Hukum Dalam Pinjaman Online Yang
Berimplikasi Tindak Pidana”, Skripsi Sarjana Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara,
Surabaya 2021, h. 14
11

ketentuan hukum terhadap pinjaman online ilegal dalam perspektif


hukum positif dan hukum islam.
2. “Praktik Finansial Teknologi Ilegal Dalam Bentuk Pinjaman
Online Ditinjau Dari Etika Bisnis”. Jurnal ini ditulis oleh Raden
Ani Eko Wahyuni dan Bambang Eko Turisno. Mahasiswa Program
Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
tahun 2019.13 Yang dapat disimpulkan dari jurnal ini adalah apabila
dilihat dari segi perspektif etika bisnis, kegiatan pinjaman online
bisa dilakukan dengan saling menjaga kepercayaan yang memiliki
pengaruh besar terhadap reputasi suatu perusahaan. Namun apabila
perusahaan tersebut ilegal dapat memicu terjadinya sebuah tindak
pidana seperti penipuan, pencucian uang atau penyalahgunaan data
milik konsumen. Kondisi tersebut dikarenakan masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui mengenai bisnis finansial
teknologi.
Metode yang digunakan dalam penelitian jurnal ini adalah
menggunakan metode pendekatan hukum normatif berdasarkan
pada norma-norma, peraturan perundang-undangan dan teori-teori
hukum serta menggunakan pendekatan fakta.
Persamaan jurnal ini dengan penelitian yang akan penulis bahas
yaitu sama-sama meneliti kasus yang terkait dalam pinjaman
online, masalah-masalah yang timbul dari adanya penerapan
pinjaman online, dan metode yang digunakan sama-sama
menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan
peraturan perundang-undangan.

13
Raden Ani Wahyu, Bambang Eko Turisno, “Praktik Finansial Teknologi Ilegal
Dalam Bentuk Pinjaman Online Ditinjau Dari Etika Bisnis”, (Jurnal Pembangunan Hukum
Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2019), h. 381
12

Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang akan penulis bahas


adalah dalam jurnal ini fokus penelitiannya terhadap sebuah upaya
mengatasi finansial teknologi ilegal dalam bentuk pinjaman online
namun penelitian ini meninjau dari prespektif etika bisnis.
Sedangkan dalam penelitian yang akan penulis bahas yaitu ditinjau
dari bentuk perlindungan hukum terhadap pengguna layanan
pinjaman online ilegal dan ditinjau dalam perspektif hukum islam.
3. “Analisis Aspek dan Upaya Perlindungan Konsumen Fintech
Syariah”. Jurnal ini ditulis oleh Basrowi. Jurnal Ilmu Hukum tahun
2019.14 Kesimpulan dari jurnal ini adalah dari berbagai upaya
pencegahan yang dilakukan oleh penyelenggara fintech agar tidak
ada kesalahgunaan dalam penyelenggaraan, yaitu dengan cara
memberikan kewajibannya untuk melakukan pelaporan kepada
Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pentingnya peran
Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
(KOMINFO) agar dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat agar tidak melakukan transaksi yang sembarangan
dengan risiko yang dapat terjadi, salah satunya bisa terlilit utang
yang dikarenakan jumlah bunga yang terlalu tinggi dengan cara
penyuluhan melalui pemberian layanan masyarakat melalui TV,
koran, radio, situs resmi, memperkuat literasi dan wawasan
masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian jurnal ini yaitu
menggunakan pendekatan hukum normatif dengan mempelajari
berbagai dasar hukum yang sudah ada dan literatur yang relevan.

14
Basrowi, “Analisis Aspek dan Upaya Perlindungan Konsumen Fintech Syariah”,
(Jurnal Ilmu Hukum, 2019), h. 99
13

Persamaan jurnal ini dengan penelitian yang akan dibahas oleh


penulis yaitu sama-sama membahas perlindungan hukum bagi
konsumen pinjaman online dan membahas mengenai pinjaman
online syariah dan sama-sama menggunakan metode pendekatan
hukum normatif.
Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang akan dibahas oleh
penulis yaitu jurnal ini khusus meneliti fintech yang berbasis
syariah sedangkan penelitian yang akan penulis bahas mengenai
layanan pinjaman online ilegal yang ditinjau dalam perspektif
hukum positif dan hukum islam.
4. “Analisis Hukum Islam Terhadap Kredit Online (Studi Kasus Pada
Masyarakat Kelurahan Palanro Kecamatan Mallusetasi Kabupaten
Barru)”. Skripsi ini ditulis oleh Karina. Mahasiswa Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) tahun 2020. Yang dapat disimpulkan dari
skripsi ini adalah dalam melakukan kredit secara online prosesnya
cepat dan mudah, namun tidak semua perusahaan pinjaman online
mewujudkan dana pinjaman yang cepat cair, sehingga
membutuhkan waktu lama beberapa hari kedepan sampai ada
keputusan layak atau tidaknya menerima dana pinjaman. Pinjaman
online secara hukum islam boleh dilakukan dengan syarat harus
memenuhi rukun dan syarat utang piutang dalam islam, namun
apabila pinjaman online tersebut melakukan praktik riba, maka
hukumnya menjadi haram dan tidak boleh dilakukan.15

15
Karina, “Analisis Hukum Islam Terhadap Kredit Online (Studi Kasus Pada
Masyarakat Kelurahan Palanro Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru)”, (Skripsi Sarjana,
Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, 2020),
h. 57
14

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi tersebut yaitu


menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
penelitian normatif dengan pendeketan peraturan perundang-
undangan dengan menelaah peraturan serta regulasi yang terkait
dengan isu hukum yang ditangani.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis
bahas yaitu dalam objek penelitian yaitu pada layanan pinjaman
online, serta membahas hukum islam mengenai layanan pinjaman
online dan penelitian ini sama-sama menggunakan metode jenis
penelitian normatif dengan pendekatan peraturan perundang-
undangan.
Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang penulis bahas
yaitu pada penelitian tersebut melakukan studi lapangan dengan
melakukan studi kasus pada masyarakat kelurahan Palanro
kecamatan Mallusetasi kabupaten Barru, sedangkan dalam
penelitian ini tidak melakukan studi lapangan, hanya menggunakan
studi pustaka.
5. “Perlindungan Hak Pengguna Layanan Pinjaman Online Dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia”. Jurnal ini ditulis oleh Rodes Ober
Adi Guna Pardosi dan Yuliana Primawardani. Jurnal Hak Asasi
Manusia (HAM) tahun 2020.16 Yang dapat disimpulkan dari jurnal
ini adalah terjadinya pelanggaran HAM dikarenakan kompleksitas
antara kurangnya edukasi masyarakat mengenai mekanisme
pinjaman online serta belum terdapat regulasi khusus yang
mengatur Financial Technology termasuk juga perlindungan

16
Rodes Ober Adi Gunawan Pardosi, Yuliana Primawardani, “Perlindungan Hak
Pengguna Layanan Pinjaman Online Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”, (Jurnal HAM,
2020), h. 355
15

terhadap penyalahgunaan data pribadi yang merupakan suatu


mekanisme administratif dalam melakukan sebuah transaksi
Financial Technology, maka dapat disimpulkan bahwa
Perlindungan terhadap hak para pengguna layanan pinjaman online
masih belum optimal.
Metode yang digunakan dalam penelitian jurnal ini yaitu
menggunakan metode penelitian normatif dengan pendekatan
peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan.
Persamaan dari jurnal ini dengan penelitian yang akan penulis
bahas yaitu sama-sama membahas perlindungan hak bagi
konsumen terhadap penyelenggara financial technology terkait
layanan pinjaman online dan menggunakan metode penelitian yang
sama dengan jenis penelitian normatif dan dengan pendekatan
peraturan perundang-undangan.
Perbedaan dari jurnal ini dengan penelitian yang akan penulis
bahas yaitu terkait dengan perlindungan hak bagi konsumen yang
dilihat dari perspektif Hak Asasi Manusia (HAM), sedangkan
dalam penelitian ini membahas terkait layanan pinjaman online
ilegal dalam perspektif hukum positif dan hukum islam

F. Sistematika Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada buku Petunjuk


Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta, yang diterbitkan oleh LPPI IIQ Jakarta tahun 2021.17 Penulisan
skripsi terbagi menjadi 5 bab, masing-masing bab tersebut memiliki

17
Tim Penulis, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, (LPPI IIQ, Jakarta, 2021), h. 312
16

hubungan yang erat antara satu dengan lainnya. Di antaranya sebagai


berikut:
Bab I Pendahuluan: Dalam bab ini penulis menjelaskan latar
belakang masalah dari judul yang akan dibahas, identifikasi masalah,
pembatasan masalah yang akan dibahas, kemudian terdapat perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi.
Bab II Kajian Teori: Dalam bab ini menjelaskan landasan
teori umum terkait penelitian ini. Teori yang dibahas, yaitu: teori
tentang akad, al- qardh, tinjauan umum mengenai pinjaman online,
tinjauan umum mengenai perjanjian pinjam meminjam, dan tinjauan
umum mengenai perlindungan hukum.
Bab III Metode Penelitian: dalam bab ini berisikan mengenai
pengertian metode penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian,
sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
dan teknik penulisan.
Bab IV Hasil dan Pembahasan: Dalam bab ini berisikan hasil
serta pembahasan penelitian yang menjawab dari rumusan masalah
mengenai perlindungan hukum terhadap pengguna layanan pinjaman
online (pinjol) ilegal dan pinjaman online ilegal dalam perspektif
hukum positif dan hukum islam.
Bab V Penutup: Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari
rangkuman hasil analisis pada bab IV dan dilengkapi dengan saran
sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam hasil
penelitian ini.
106

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis penelitian mengenai perlindungan


hukum terhadap pengguna layanan pinjaman online (pinjol) ilegal,
maka pada akhir bab penulisan skripsi ini penulis menyimpulkan
bahwa:
1. Kebijakan hukum pidana terhadap perlindungan hukum bagi
pengguna layanan pinjaman online (pinjol) ilegal, secara hukum,
sampai saat ini belum adanya ketentuan hukum pidana yang
melibatkan layanan pinjol ilegal. Berdasarkan ketentuan yang
sudah ada saat ini, melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi, pihak Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) hanya dapat melakukan pengawasan pada penyelenggara
pinjaman online yang sudah terdaftar (legal), dan sanksi yang sudah
ditentukan hanya sebatas sanksi administratif. Dalam hal ini, OJK
hanya bekerjasama dengan Satgas Waspada Investasi dalam
memberantas pertumbuhan pinjol ilegal dengan menutup dan
memblokir layanan pinjol ilegal.
2. Pinjaman online ilegal dalam perspektif hukum positif dan hukum
islam adalah status hukumnya tidak sah atau haram hukumnya.
Secara hukum positif dalam hukum perdata, pinjaman online ilegal
tidak memenuhi sahnya suatu perjanjian, sedangkan dalam hukum
Islam pinjaman online ilegal hukumnya haram. Dikarenakan dalam
kegiatan transaksinya terdapat unsur penetapan suku bunga yang
besar, sehingga bunga tersebut di kategorikan sebagai riba yang
107

hukumnya haram dalam islam dan bertentangan dengan prinsip


syariah.

B. Saran

1. Bagi pemerintah, diharapkan dapat segera membuat dan


mengesahkan regulasi khusus yang mengatur terkait permasalahan
tindak pidana pinjaman online (pinjol) ilegal dan pemerintah
hendaknya terus meningkatkan perlindungan kepada masyarakat
dan melakukan pengawasan serta menindak tegas penyalahgunaan
pinjaman online yang meresahkan masyarakat.
2. Bagi penyelenggara pinjaman online, disarankan dalam
melaksanakan kegiatan usahanya harus dengan jujur, beritikad
baik, serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan hendaknya menjadikan fatwa MUI sebagai pedoman
dalam transaksi yang dilakukan.
3. Bagi masyarakat, disarankan jika ingin meminjam uang pada
layanan pinjaman online disarankan agar meminjam hanya kepada
perusahaan yang sudah terdaftar dan berizin dengan harus
mengecek status legalitas perusahaan pinjaman terlebih dahulu,
serta harus dapat memahami manfaat, biaya, bunga, denda, hingga
risiko yang nantinya akan terjadi dan umat islam hendaknya
memilih jasa layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri. Transformasi Ekonomi Berbasis Digital di Indonesia. Jakarta:


PT. Gramedia Pustaka Utama. 2019
Ali, Zainuddin. Metode Penlitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2009

Ani, Wahyu Raden dan Bambang Eko Turisno, “Praktik Finansial Teknologi
Ilegal Dalam Bentuk Pinjaman Online Ditinjau Dari Etika Bisnis”,
Jurnal. Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2019

Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Akad Dalam


Fikih Muamalat. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2020

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII), “Di Balik Tren Edge Data
Center Di Indonesia”, https://apjii.or.id, diakses pada tanggal 5
Februari 2022

Basrowi, “Analisis Aspek dab Upaya Perlindungan Konsumen Fintech


Syariah”, Jurnal Ilmu Hukum. 2019

Bestari, Novita Putri. “Bunga Pinjol Legal Turun 50%, Menjadi 0,4% per
Hari,” https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211023190151-37-
286069/bunga-pinjol-legal-turun-50-menjadi-04-per-hari, diakses
pada tanggal 18 Juni 2022
Chrisjanto, Edy dan Nidya Tajsgoani, “Karakteristik Hukum Fintech Ilegal
Dalam Aplikasi Transaksi Pinjaman Online,” Jurnal. Fakultas Hukum
Universitas PGRI Semarang, 2020

CNN Indonesia, “Kominfo Soal Lunasi Utang Pinjol Ilegal: Gak Usah
Dibayar,” https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211129143300-
78-727428/kominfo-soal-lunasi-utang-pinjol-ilegal-gak-
usah#:~:text=Kementerian%20Komunikasi%20dan%20Informatika%

108
109

20(Kominfo,ilegal%20memang%20nggak%20perlu%20dilunasin,
diakses pada tanggal 7 Juni 2022
______, “Stress Diteror Pinjol, Ibu di Wonogiri Bunuh Diri”,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211005170621-20-
703710/stres-diteror-pinjol-ibu-di-wonogiri-bunuh-diri, diakses pada
tanggal 5 Maret 2022

Daliyo, J.B. Pengantar Ilmu Hukum (Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta:


Prenhallindo. 2014
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Beasar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. 2005

Dewi, Dewa Ayu Trisna dan Ni Ketut Supasti Darmawan, “Perlindungan


Hukum Bagi Pengguna Pinjaman Online Terkait Bunga Pinjaman dan
Hak-Hak Pribadi Pengguna”, Jurnal Hukum Kenotariatan. 2021

Dwi, Widarti Indah, “Pertanggungjawaban Hukum Dalam Pinjaman Online


Yang Berimplikasi Tindak Pidana”, Skripsi. Fakultas Hukum
Universitas Bhayangkara, 2021

Efendy, Jonaedi dan Johnny Ibrahim. Metode Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris. Jakarta: Prenada Group. 2016
Embu, Wilfridus Setu, “Mendalami Cara Kerja Pinjaman Online,”
https://www.merdeka.com/khas/mendalami-cara-kerja-pinjaman-
online-terjerat-utang-online-1.html, diakses pada tanggal 10 April
2022
Emirzon, Joni dan Muhammad Sadi. Hukum Kontrak. Jakarta: Kencana. 2021
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 19/DSN-
MUI/IV/2001
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 117/DSN-
MUI/II/2018
110

Fiansya, Rahmat. “LBH: Regulator Harus Ikut Tanggung Jawab Soal


Pinjaman Online Ilegal”, https://www.inews.id/finance/keuangan/lbh-
regulator-harus-ikut-tanggung-jawab-soal-pinjaman-online-ilegal,
diakses pada tanggal 5 Maret 2022
Intan, Novita. “OJK Ungkap Aspek Kemudahan Pelaku Pinjol Ilegal,”
https://www.republika.co.id/berita/r74swa423/ojk-ungkap-aspek-
kemudahan-pelaku-pinjol-ilegal, diakses pada tanggal 14 Februari
2022

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, https://bantuanhukum.or.id/terjerat-


pinjaman-online-1330-korban-mengadu-ke-lbh-jakarta/, di akses pada
tanggal 10 Juni 2022
KOMINFO, “Ini Upaya Pemerintah Lindungi Masyarakat Dari Pinjaman
Online Ilegal”, https://www.kominfo.go.id/content/detail/37541/ini-
upaya-pemerintah-lindungi-masyarakat-dari-pinjaman-online-
ilegal/0/berita, diakses pada tanggal 28 Maret 2022
Mardani. Fiqih Ekonomi Syariah. Jakarta: Prenada Media Group. 2012
Marzuki, Peter Mahmud. Teori Hukum. Jakarta: Kencana. 2020
Maulida, Rani, “Fintech: Pengertian, Janis Hingga Regulasinya”,
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/fintech, diakses
pada tanggal 7 April 2022
Miru, Ahmad. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di
Indonesia. Depok: Rajawali Pers. 2017
Mustofa, Imam. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers. 2016
Navita, Windy Sonya dan Moch. Najib Imanullah, “Aspek Hukum Peer to Peer
Lending (Indentifikasi Permasalahan Hukum dan Mekanisme
Penyelesaian)”, Jurnal. 2020
111

Otoritas Jasa Keuangan, “Infografis OJK Bersama Kementerian atau Lembaga


Terkait Berkomitmen Brantas Pinjol Ilegal”,
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-
terkini/Pages/Infografis-OJK-Bersama-Kementerian-atau-Lembaga-
Terkait-Berkomitmen-Berantas-Pinjol-Ilegal.aspx, diakses pada
tanggal 27 Mei 2022
________, “Perbedaan Fintech P2PL Ilegal Vs Fintech P2PL
Terdaftar/Berizin”, https://ojk.go.id, diakses pada tanggal 25 Februari
2022
Pangestu, Muhammad Teguh. Pokok-Pokok Hukum Kontrak. Makassar: CV.
Social Politic Genius. 2019
Pardosi, Ober Adi Gunawan dan Yuliana Primawardani, “Perlindungan Hak
Pengguna Layanan Pinjaman Online Dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia”, Jurnal HAM. 2022
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
Permatasari, Erizka. “Pinjaman Online Ilegal Tidak Usah Dibayar,
Benarkah?”, https://www.hukumonline.com/klinik/a/pinjaman-online-
iilegal-i-tidak-usah-dibayar--benarkah-lt61b092a637d7f, diakses pada
tanggal 22 Mei 2022
Poernomo, Sri Lestari, “Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Praktik
Tekmologi Finansial Ilegal Dalam Bentuk Pinjaman Online Ilegal”,
Jurnal. 2022

Primawardani, Yuliana, et.al. “Perlindungan Hak Pengguna Layanan


Pinjaman Online Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”, Jurnal HAM.
2020
112

Putri, Triastarina Pratama dan Dewi Astutty M, “Keabsahan Yuridis Perjanjian


Pinjaman Online Yang Tidak Terdaftar Di Otoritas Jasa Keuangan”,
Jurnal. Fakultas Hukum Universitas Merdeka, 2020
Rahadiyan, Indah dan Alfhica Rezita Sari, “Peluang dan Tantangan
Implementasi Fintech Peer to Peer Lending Sebagai Salah Satu Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia,” Jurnal. 2019

Raharjo, Handri. Sistem Hukum Indonesia: Ketentuan-Ketentuan Hukum


Indonesia. Jakarta: Media Pressindo. 2018
Rato, Dominikus. Dasar-Dasar Ilmu Hukum: Memahami Ilmu Hukum Sejak
Dini. Jakarta: Prenadamedia Group. 2021
Rizkinaswari, Leski. “Perkuat Upaya Berantas Pinjol Ilegal, 5 K/L Buat Surat
Pernyataan Bersama”, https://aptika.kominfo.go.id/2021/08/perkuat-
upaya-berantas-pinjol-ilegal-5-k-l-buat-surat-pernyataan-bersama/,
diakses pada tanggal 10 Juni 2022
Rosa, Maya Citra. “Apa Yang Harus Dilakukan Jika Terjerat Pinjol Ilegal?”,
https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/22/204100965/-apa-
yang-harus-dilakukan-jika-terjerat-pinjol-ilegal-?page=all, diakses
pada tanggal 27 Mei 2022
Rumondang, Astri. et.al. Fintech: Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital.
Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019
Salvasani, Alifia, “Penanganan Terhadap Financial Technology Peer to Peer
Lending Ilegal Melalui Otoritas Jasa Keuangan (Studi Pada OJK
Jakarta Pusat)”, Jurnal, 2020

Sari, Alficha Rezita, “Perlindungan Hukum Bagi Pemberi Pinjaman Dalam


Penyelenggaraan Financial Technology Berbasis Peer to Peer Lending
di Indonesia,” Skripsi. Fakultas Hukum Universitas Islam Indoneisa
Yogyakarta, 2020
113

Setiawan, I Ketut Oka. Hukum Perikatan. Jakarta: Sinar Grafika. 2018.


https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1109295, diakses
pada tanggal 8 Juni 2022
Siaran Pers Satgas Waspada Investasi SP 01/II/SWI/2022, “SWI Minta
Masyarakat Waspadai Penawaran Binary Option dan Broker Ilegal,”
https://www.ojk.go.id/waspada-investasi/id/siaran-pers/Pages/SWI-
Minta-Mayarakat,-Waspadai-Penawaran-Binary-Option-Dan-Broker-
Ilegal.aspx, diakses pada tanggal 20 Februari 2022

Sitoresmi, Ayu Rifka, “Macam-Macam Hukum Yang Berlaku di Indonesia


Beserta Penjelasannya,” https://hot.liputan6.com/read/4570441/21-
macam-macam-hukum-yang-berlaku-di-indonesia-beserta-
penjelasannya, diakses pada tanggal 4 April 2022

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press. 2007

Sridadi, Ahmad Rizki. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Surabaya: University


Press. 2009
Subekti, Rahayu. “Terima Banyak Pengaduan Pinjol, YLKI: Perlu Regulasi
Penguatan Perlindungan Data Pribadi,”
https://www.republika.co.id/berita/r5bvut380/terima-banyak-
pengaduan-pinjol-ylki-perlu-regulasi-penguatan-perlindungan-data-
pribadi, diakses pada tanggal 10 Februari 2022

Supramono, Gatot. Perjanjian Utang Piutang. Jakarta: Kencana Prenadamedia


Group. 2014

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Presada. 2006

Suwandi dan Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka


Cipta. 2008
114

Syafe’i, Rachmat. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2001


Tim Penulis. Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta. Jakarta: IIQ Press. 2021

Trisna, Dewa Ayu dan Ni Ketut Supasti Darmawan, “Perlindungan Hukum


Bagi Pengguna Pinjaman Online Terkait Bunga Pinjaman dan Hak-
Hak Pribadi Pengguna,” Jurnal Hukum Kenotariatan. 2021
Tunardy, Wibowo T., “Fungsi dan Tujuan Hukum Menurut Para Ahli,”
https://www.jurnalhukum.com/fungsi-dan-tujuan-hukum/, diakses
pada tanggal 2 April 2022

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Bab I, Pasal 1 ayat


(3)

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28D Ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas
Jasa Keuangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
Wahab, Muhammad Abdul. Teori Akad Dalam Fiqih Muamalah. Jakarta:
Rumah Fiqih Publishing. 2019
Wahyu, Raden Ani dan Bambang Raden Turisno, “Praktik Finansial
Teknologi Ilegal Dalam Bentuk Pinjaman Online Ditinjau Dri Etika
Bisnis”, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia. 2019
Waluyo, Bambang. Desain Fungsi Kejaksaan Pada Restorative Justice.
Depok: Rajawali Pers. 2017
115

Wardhani, Ida Ayu Sri Kusuma. “Peran Lembaga Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Dalam Mengatasi Perusahaan Fintech Lending Ilegal”, Jurnal
Hukum. 2022
Warjiyati, Sri. Memahami Dasar Ilmu Hukum: Konsep Dasar Ilmu Hukum.
Jakarta: Prenadamedia Group. 2018

Widarti, Indah Dwi, “Pertanggungjawaban Hukum Dalam Pinjaman Online


Yang Berimplikasi Tindak Pidana”, Skripsi. Univesitas Bhayangkara,
Surabaya

Yasin, Muhammad, “Antara Definisi dan Praktik Rule of Law di Indonesia”,


https://www.hukumonline.com/stories/article/lt60817afb8bde0/antara
-definisi-dan-praktik-rule-of-law-di-indonesia, diakses pada tanggal 12
Februari 2022
Zaenuddin, Akhmad. “Utang Pinjol Ilegal, Apakah Harus Dibayar?”,
https://www.kompas.com/konsultasihukum/read/2021/08/22/0600000
80/utang-pinjol-ilegal-apakah-harus-dibayar?page=all, diakses pada
tanggal 27 Mei 2022
116

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nada Susmita Septiyani, Lahir pada tanggal 26


September 2000 di Tangerang, dari pasangan Bapak Nahrowi, S.Pdi, dan Ibu
Uwin Nuraini A.Md. Kep. Penulis merupakan anak kedua dari 3 bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan formalnya dari TK Daarul Rahman Tangerang,
kemudian melanjutkan pendidikan formalnya di SDN Teluknaga 1, kemudian
melanjutkan pendidikan SMP di Pondok Pesantren Modern Al-Ghozali, Curug
Gunung Sindur Bogor. Kemudian melanjutkan pendidikan SMA di Pondok
Pesantren Modern Al-Ghozali Curug Gunung Sindur Bogor, dan akhirnya
dapat menepuh pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta.

Dengan motivasi tinggi untuk terus belajar dan menuntut ilmu, penulis
telah berhasil menyelesaikan tugas akhir perkuliahan di Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta dengan skripsi yang berjudul “Pinjaman Online (Pinjol)
Ilegal Dalam Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam”. Semoga dengan
hasil penelitian skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi
yang baik dalam dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai