Anda di halaman 1dari 5

NAMA : PUTRI AULIA AKRAM

NIM : K011171321
KELAS : B, PERENCANAAN EVALUASI KESEHATAN

A. Metode SPM
Peraturan Pemerintah no 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal
(pasal 1 angka 6) menyatakan bahwa "Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya
disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal".
Pelayanan dasar merupakan jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan
pemerintahan". SPM merupakan kebutuhan dasar warga negara, yakni kebutuhan
fisiologis yang apabila tidak terpenuhi akan mengakibatkan warga negara hidup tidak
layak atau bahkan bisa meninggal secara siasia. Urusan wajib adalah urusan
pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara yang
penyelenggaraanya diwajibkan kepada daerah.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan alat untuk menjamin akses dan
mutu pelayanan dasar kepada masyarakat. PP No.65 Tahun 2005 menugaskan
Menteri/pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen untuk menyusun SPM.
Selanjuttya, Menteri yang bersangkutan juga hams menyusun petunjuk teknis yang
ditetapkan sebagai Peraturan Menteri.
Kementerian Kesehatan menyikapi kebutuhan tersebut dengan menetapkan
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota berdasarkan
Permenkes No.741/Menkes/PerNII/2008. Terdapat 18 indikator Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan. Telah disusun pula Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/DC/2008.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota (SPM-BK)
merupakan tolak ukur kinerj a pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah
kabupaten/kota. Dengan demikian, pemenuhan SPM menjadi suatu keharusan untuk
Kabupaten/kota. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan analisis terhadap
pelaksanaan pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota (SPM-BK).
Standar Pelayanan Minimal (SPM) terkait dengan bagaimana setiap penduduk
dapat memperoleh pelayanan dasar tertentu yang dijamin oleh Pemerintah. Konsep ini
tidak terlepas dengan bagaimana pelayanan tersebut didistribusikan secara
berkeadilan (ekuitas, equity). Dalam ranah pelayanan kesehatan, ekuitas merupakan
keadilan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada dua

B. Metode Fishbone
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode untuk
menganalisa penyebab dari sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini
disebut dengan diagram sebab-akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah
Professor Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan Jepang yang juga alumni teknik kimia
Universitas Tokyo, pada tahun 1943. Sehingga sering juga disebut dengan diagram
Ishikawa.
Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini dipergunakan untuk :
1. Mengidentifikasi akar penyebab dari suatu permasalahan.
2. Mendapatkan ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk pemecahaan suatu
masalah.
3. Membantu dalam pencarian dan penyelidikan fakta lebih lanjut.

Fungsi  dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan


Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-
penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan
akar penyebabnya. Fishbone Diagram sendiri banyak digunakan untuk  membantu
mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah dan membantu menemukan ide-
ide untuk solusi suatu masalah.
Dalam membuat Fishbone Diagram, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan,
yakni :
1. Mengidentifikasi masalah
Identifikasikan masalah yang sebenarnya sedang dialami. Masalah utama yang
terjadi kemudian digambarkan dengan bentuk kotak sebagai kepala dari fishbone
diagram. Masalah yang diidentifikasi yang akan menjadi pusat perhatian dalam
proses pembuatan fishbone diagram.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor utama masalah
Dari masalah yang ada, maka ditentukan faktor-faktor utama yang menjadi
bagian dari permasalahan yang ada. Faktor-faktor ini akan menjadi penyusun
“tulang” utama dari fishbone diagram. Faktor ini dapat berupa sumber daya
manusia, metode yang digunakan, cara produksi, dan lain sebagainya.

3. Menemukan kemungkinan penyebab dari setiap faktor


Dari setiap faktor utama yang menjadi pangkal masalah, maka perlu
ditemukan kemungkinan penyebab. Kemungkinan-kemungkinan penyebab setiap
faktor, akan digambarkan sebagai “tulang” kecil pada “tulang” utama. Setiap
kemungkinan penyebab juga perlu dicari tau akar penyebabnya dan dapat
digambarkan sebagai “tulang” pada tulang kecil kemungkinan penyebab
sebelumnya. Kemungkinan penyebab dapat ditemukan dengan cara
melakukan brain stormingatau analisa keadaan dengan observasi.

4. Melakukan analisa hasil diagram yang sudah dibuat


Setelah membuat fishbone diagram, maka dapat dilihat semua akar penyebab
masalah. Dari akar penyebab yang sudah ditemukan, perlu dianalisa lebih jauh
prioritas dan signifikansi dari penyebabnya. Kemudian dapat dicari tau solusi
untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan menyelesaikan akar masalah.

C. Metode Problem tree


Analisis pohon masalah merupakan analisa yang menunjukkan masalah serta
akar akibatnya, yang berarti menunjukkan keadan sebenarnya atau situasi yang tidak
diharapkan. Analisis pohon masalah membantu untuk menemukan solusi dengan
memetakan sebab dan akibat disekitar masalah utama untuk membentuk pola piker,
tetapi dengan lebih terstruktur.
Manfaat atau keuntungan yang diperoleh dari penggunanaan analisis pohon
masalah (problem tree) adalah sebagai berikut :
 Masalah dapat dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih dapat diatur
dan didefenisikan. Ini memungkinkan untuk membuat prioritas dan membantu
objektif focus.
 Untuk lebih mengerti masalah dan seringkali menghubungkan sebab-sebab
yang berlawanan. Seringkali ini merupakan langkah awal untuk menemukan
win-win solutions.
 Untuk mengidentifikasi isu dan pendapat yang mendukung, dan menolong
orang yang berperan pada setiap tahap dan proses. Untuk membuat informasi
selanjutnya, sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek atau
membangun solusi yang meyakinkan.
 Mengetahui isu saat ini, isu yang lampau, semuanya dapat teridentifikasi,
proses analisis seringkali membantu untuk membangun rasa untuk membagi
pengertian, tujuan dan langkah selanjutnya.

Metode pohon masalah adalah metode perencanaan berdasarkan kebutuhan.


Analisis pohon masalah diikuti dengan perencanaan proyek yang actual. Secara
teknis, pembuatan pohon masalah terbagi menjadi dua yakni :

1. Identifikasi dan formulasi masalah.


2. Menyusun hubungan sebab akibat.

Adapun Langkah-langkah Menyusun Pohon Masalah yaitu :


a. Identifikasi masalah utama, berdasarkan informasi yang tersedia. Tujuan dari
langkah ini adalah untuk menjamin semua aspek proyek pada suatu daerah tidak
sama dengan proyek yang baru. Alat untuk mengumpulkan data adalah
brainstorming dengan para stakeholder, pemetaan komunitas, mengumpulkan
komentar penduduk tentang fasilitas.
b. Pilih salah satu masalah utama untuk dianalisis setelah mengidentifikasi seluruh
masalah yang ada, tentukan masalah yang merupakan inti dari masalah yang
menjadi targer pada proyek.
c. Identifikasi sebab langsung dari masalah utama dan menyusun pohon masalah
memiliki identifikasi merupakan poin awal untuk menganalisis masalah, kita
mengetahui inti untuk membangun pohon masalah.
d. Identifikasi akibat langsung dari inti masalah dan buatdalam pohon masalah untuk
memastikan sudah valid dan lengkap. Pohon tersebut harus terlihat dan
memberikan logika dari hubungan sebab dan akibat.

Anda mungkin juga menyukai