KONSTRUKSI HUKUM Holid
KONSTRUKSI HUKUM Holid
TERHADAP
LAPORAN POLISI SURAT TANDA BUKTI LAPOR NOMOR:
TBL/50/III/2013/Banten/SPKT, TERTANGGAL 26 MARET 2013
ATAS NAMA PELAPOR HOLID.
I. KRONOLOGIS.
1. Bahwa berdasarkan tanda bukti daftar yang dikeluarkan oleh Kepala
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Serang,
dengan Nomor : 082/BH/10.1/Subdinkop/XII/2006, tertanggal 18
Desember 2006, berdiri sebuah Koperasi yang selanjutnya dikenal
dengan nama TIRTA NIAGA PANTURA.
3. Bahwa pada tanggal 21 Januari 2012 sekitar pukul jam 14.00 Wib d
Desa Kubang Puji, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, patut diduga
terjadi tindak pidana dalam bentuk pemalsuan tanda tangan terkait
“Notulen Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar Koperasi”,
yang selanjutnya dijadikan dasar untuk mengajukan permohonan
pengesahan perubahan Anggaran Dasar Koperasi dan Perubahan
Susunan Pengurus Koperasi ke Kepala Dinas Koperasi Perindustrian
Perdagangan Kabupaten Serang.
4. Bahwa Klien Kami adalah merupakan Pelapor atas dugaan suatu tindak
pidana sebagaimana dimaksud dan tersebut dalam Surat Tanda Bukti
Lapor Nomor: TBL/50/III/2013/Banten/SPKT, tertanggal 26 Maret 2013,
dengan Persangkaan Pasal Tindak Pidana yakni Pasal 263 dan Pasal 310
KUHPidana.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang
disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka
umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
10. Bahwa pada tanggal 30 Maret 2015, disampaikan kepada HOLID surat
pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan yang pada intinya,
pelapor tidak dapat menunjukkan asli dari akte pendirian pertama untuk
Koperasi Tirta Niaga Pantura, hal in jelas tidak memenuhi rasa keadilan
hukum pada diri HOLID.;
11. Bahwa demi menemukan keadilan dan kepastian hukum, Klien kami
telah pula melakukan tindakan pelaporan kepada pihak Ombudsman,
yang pada intinya telah pula melakukan proses permintaan keterangan
kepada Notaris selaku Pihak yang membuat akte dimaksud dengan
ringkas hasil pada intinya menunjukkan:
Adanya bukti kuat yang mendukung tindakan pelaporan yang
dilakukan oleh Klien Kami;
Adanya pengakuan dari notaris terkait dugaan tindak pidana
dimaksud;
Klien Kami dari sisi legal standing memiliki hak untuk melaporkan
dugaan tindak pidana dimaksud;
12. Bahwa hingga saat ini, HOLID belum mendapatkan keadilan hukum dan
patut diduga terlapor telah mendapatkan keuntungan dari hal dimaksud.
II. PERMASALAHAN.
Bahwa adapun permasalahan hukum yang dihadapi oleh HOLID adalah:
1. Proses Hukum dimaksud telah berlangsung lama dan tidak ada kepastian
hukum tindak lanjutnya;
Sehingga:
Patut dan layak serta beralasan hukum untuk menyatakan Surat
Nomor 020/PPADRT/KTNP/01/2012, tertanggal 23 Januari
2012, Perihal : Permohonan Pengesahan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi dan Perubahan Susunan Pengurus
Koperasi, telah menempatkan keterangan palsu;
Maka:
12. Bahwa adalah fakta terkait dengan Pada tanggal 21 Januari 2012
sekitar pukul jam 14.00 Wib di Desa Kubang Puji, Kecamatan
Pontang, Kabupaten Serang, patut diduga terjadi tindak pidana
dalam bentuk pemalsuan tanda tangan terkait “Notulen Rapat
Anggota Perubahan Anggaran Dasar Koperasi” menunjukkan:
15. Bahwa terkait bukti-bukti yang diajukan pada saat pelaporan selain
dari pada bukti-bukti yang dimaksud pada angka 6 bagian
Kronologis, konstruksi hukum ini tentunya terdapat bukti-bukti
lainnya;
19. Bahwa dalam hal penyidikan beranggapan tidak adanya bukti akte
asli pada saat pendirian koperasi pertama sekali, maka jelas hal
tersebut tidak menyentuh substansi pelaporan dugaan tindak
pidana, mengingat:
Laporan adalah mengenai pemalsuan dan hal ini terkait
dengan Notulen Rapat Anggota Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi Pada tanggal 21 Januari 2012 sekitar pukul
jam 14.00 Wib d Desa Kubang Puji, Kecamatan Pontang,
Kabupaten Serang, dan bukan pemalsuan terkait akte
pendirian pertama.
20. Bahwa dalam hal proses hukum penyidikan hanya terpaku kepada
akte asli pada saat pendirian koperasi pertama sekali, maka bila akte
pertama dimaksud tidak ada bagaimana keberadaan dan keabsahan
akte-akte selanjutnya, bukankah ada rangkaian proses diantara
akte-akte dimaksud.
IV. KESIMPULAN.
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dapat disimpulkan, PENYIDIK atas
Lapor Nomor: TBL/50/III/2013/Banten/SPKT, tertanggal 26 Maret 2013 dalam
kewenangannya menurut undang-undang dapat melakukan:
Memanggil dan mempertanyakan kembali kepada dinas koperasi dan
perdagangan propinsi Banten;
Melakukan pemeriksaan konfrontir antara pelapor dengan terlapor dan
juga dengan notaris;
Menjadikan hasil pemeriksaan ombudsman sebagai dasar untuk
menanyakan keberadaan akte pertama dari koperasi dimaksud.
Melanjutkan penyidikan.