Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PAI

PERISTIWA HARI AKHIR

Disusun Oleh:
1. Anya maulinda

2. Bambang Triadi Putra

3. Indi juniani

4. Nirmala sari

5. Nurlala patmawati

SMA NEGERI 1 KOPANG TAHUN AJARAN 2022/2023


Jln.Segara Anak No. 5A
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran PAI. Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Iman Kepada Hari Akhir
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman Kepada Hari Akhir
ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir

B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi

2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir

D. Tanda-tanda Hari Akhir

E. Nama-nama Hari Akhir

F. Peristiwa setelah Hari Kiamat

G. Tahapan Periode Hari Akhir

1. Yaumul Ba’ats

2. Yaumul Hasyr

3. Buku Catatan

4. Yaumul Hisab dan Mizan

5. As-Sirat

6. Yaumul Jaza’
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir

I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia

3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain

4. Bersikap Rendah Hati

5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan

6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya. Bukankah
makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang termulia di antara
mereka adalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih? Kemudian yang termulia dari
kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak
kehendak dan pilihan-pilihannya. Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia
memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat dan merasakan akibat
perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh kehendak dan pilihan mereka itu?
Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat
menerima nista kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-
manusia baik yang teraniaya, dan sementara banyak pula orang-orang jahat yang menikmati
gemerlap dunia.

Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika semua pihak akan
memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihan
masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-hayat yang berarti
“hidup yang sempurna” dan kematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah
“kesempurnaan.” Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di atas, antara lain surat
Taha ayat 15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan sengaja merahasiakan
(waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai hasil usahanya”.

Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui waktu
kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari kiamat telah dijelaskan dalam ayat-
ayat Al-Qur’an dan ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus beriman
kepada hari akhir atau hari kiamat. Keimanan kepada hari akhir akan tercermin dalam tingkah
laku dan perbuatan seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman
kepada hari akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah sebagai berikut:

Apa pengertian iman kepada hari akhir?

Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?

Apa hakikat beriman kepada hari akhir?

Apa saja tanda-tanda hari akhir?

Apa saja nama-nama hari akhir?

Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?

Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?

Apa hikmah beriman kepada hari akhir?

Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah sebagai
berikut:

Untuk mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.

Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.

Untuk mengetahui hakikat beriman kepada hari akhir.

Untuk mengetahui tanda-tanda hari akhir.

Untuk mengetahui nama-nama hari akhir.

Untuk mengetahui peristiwa setelah hari kiamat.

Untuk mengetahui tahapan periode hari akhir.


Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir.

Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari pembalasan.
Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya
dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu
hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir berarti
mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau
hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir merupakan salah satu
rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan yang sangat
mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk
orang yang beriman. Oleh karena itu, jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman
kepada Allah, malaikat Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa waktu yang lalu
kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti akan
berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau lambat akan
berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal dan ada akhir. Kita tidak
akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan meninggalkan dunia dan seluruh isinya.
Hidup di dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang
naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam perjalanan, kita
harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia dalam
menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika
seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak menyesal
ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira dunia adalah tujuan
akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya. Mereka mengejar
kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di dunia.
Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.

‫ُف ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬ ُ ﴾١٨﴿ ‫ُف اُأْلولَ ٰى‬


ِ ‫صح‬ ِ ‫﴾ ِإ َّن ٰهَ َذا لَفِي الصُّ ح‬١٧﴿ ‫﴾ َواآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى‬١٧﴿ ‫َواآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى‬

Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan
akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih kehidupan dunia yang
tidak kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang kekal. Suatu tindakan yang tidak
patut ditiru oleh orang-orang beriman. Orang-orang kafir yang memilih kehidupan dunia akan
menyesal di akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan yang sesuai dengan perbuatannya.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Bahkan,
Nabi Muhammad saw. juga tidak mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Waktu
kedatangan hari akhir merupakan rahasia Allah Swt. Akan tetapi, hari akhir pasti datang. Hal
tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir. Banyak sekali
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir. Selain ayat Al-Qur’an, Anda juga dapat
belajar menemukan penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya. Waktu pasti kedatangan hari
akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat mengantarkan manusia agar
senantiasa menjalankan perintah-Nya. Selain menjalankan perintah Allah Swt., larangan-Nya
juga harus dijauhi.

B. Hari Kahir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi

Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi dingin,
maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses evolusi
yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya,
sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas.
Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi
akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib
seperti meteor (menyala atau hancur).

2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika

Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari sampai ke bumi
selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaannya 616 x
1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari dipancarkan ke angkasa dan
sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan
panas 15 juta derajat celcius. Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup
karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan
turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik
sehingga hancurlah bumi ini.

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir

Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan peristiwa-peristiwa
yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:

a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan kembali oleh
Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang
terbunuh.

b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di tiap-
tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).

Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur’an, tetapi bukan merupakan berita
langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang
peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.

C. Hakikat Beriman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh setiap
umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk akan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir
hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran
Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari Akhir,
di antaranya adalah firman Allah Swt.:

‫ُأ‬ ‫ُأ‬
َ‫اخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬
ِ ‫نز َل ِمن قَ ْبلِكَ َوبِٱلْ َء‬ ِ ‫َوٱلَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ َمٓا‬
َ ‫نز َل ِإلَ ْي‬
ِ ‫ك َو َمٓا‬

Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan
adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4)

Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang iman,
Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau menjawab: ‘Kamu
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan
takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu ciri
orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebut Hari Akhir
sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman
kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal
hanyalah di akhirat.

D. Tanda-tanda Hari Akhir

Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda
besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah dekat. Tanda-tanda
kecil kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.


2. Tersebarnya perzinaan.

3. Minuman keras merajalela.

4. Fitnah muncul di mana-mana.

5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.

Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat dekat. Adapun
tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Rusaknya Kakbah.

2. Matahari terbit dari barat.

3. Keluarnya Imam Mahdi.

4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.

5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-nama Hari Akhir

Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari akhir. Nama-
nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari kiamat hingga saat
manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir
sebagai berikut.

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).

2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).

3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).

4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).

5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).

6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).


7. Yaumul Akhir (hari akhir).

8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).

9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).

10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).

11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).

12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).

13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).

14. Yaumut Tanad (hari panggilan).

15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).

16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang diberi ganjaran
oleh yang lain sedikit pun).

17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).

18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).

19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).

20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).

21. Yaumud Din (hari keputusan).

22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).

23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).

24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).

25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).

26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).

27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).

28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).

29.Yaumul Hisab (hari perhitungan).


F. Peristiwa setelah Hari Kiamat

Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat
dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh makhluk ciptaan Allah Swt.
mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-lamanya meskipun seluruh makhluk
hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya
nyawa seluruh manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.

Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada yang
dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang dibangkitkan dengan wajah bermuram
durja. Keadaan ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal
perbuatan di dunia adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri.
Mereka yang ketika hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.

Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di


padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang telah
dilakukan di dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu tidak ada
manusia yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia
yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada seorang pun yang membantu
atau membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena semua orang disibukkan
oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi yang sempat memikirkan orang lain.

Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan yang sangat
terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh Malaikat
Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu mulut dikunci
dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang menjadi saksi pada
hari itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat adil. Semua manusia akan
merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk mengetahui amal yang lebih
berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang lebih berat, surga-Nya telah menunggu.
Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat, neraka dan siksa-Nya telah menanti.
Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka tidak mempercayai
adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia ini dan tidak ada lagi
kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap bahwa manusia tidak
akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia. Masyarakat
jahiliah menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan pertanggungjawaban amal hanya
khayalan yang bertujuan menakut-nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan tentang
hari pembalasan. Akan tetapi, masyarakat jahiliah mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir

Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka
mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Tahapan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Yaumul Ba'ats

Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari kebangkitan.
Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam kubur. Firman Allah
Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada
mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah mengumpulkan semua amal perbuatan
mereka padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala sesuatu.”
(Q.S. al-Mujadalah: 6).

2. Yaumul Hasyr

Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya masing-
masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar (tempat
berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan
gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh
manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).

3. Buku Catatan

Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang sudah
dicatat Malaikat Rakib dan Atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan
manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat
rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata
“Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang
besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa
yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-
Kahfi: 49).

4. Yaumul Hisab dan Mizan

Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat untuk
dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka
dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: “Pada hari itu lidah,
tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan.”
(Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi
kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya
dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil) pada
hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika amalan itu hanya seberat
zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.”
(Q.S. al-Anbiya’: 47).

5. As-Sirat

As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau sulitnya
melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw. bersabda:
“Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim).

6. Yaumul Jaza'

Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt. (Jaza’).
Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia. Firman Allah:
“Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun
dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-
Mukmin: 17).
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga

Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang sesuai
dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan. Adapun
bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan menerima balasan yang setara, yaitu
berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya.

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka

Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat, maksiat,
tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt., maka akan
menerima balasan yang jahat pula. Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan neraka,
digambarkan melalui firman Allah Swt.: “Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi
minuman dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan
selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.”
(Q.S. al-Gasyiyah: 4-7)

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir

Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di dunia.
Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan mendapat
balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak
manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah
Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan
berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia menunggu
panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban.
Peristiwa yang akan terjadi ini hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati
dalam berbuat. Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan
maksiat terlalu banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk
dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt. tidak
menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini beberapa
hikmah iman kepada hari akhir:

1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.

2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan


akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.

3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan mengharapkan
mau’nah-Nya pada hari itu.

4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.

5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.

6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa
yang ada di akhirat.

I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang yang
beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku yang
mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.

1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-hari yang
telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untuk
melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir menginginkan
hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin
lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.

2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia


Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak menyadari
akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan
sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan
kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan
penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa
dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan
suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau
miskin merupakan cobaan dari Allah Swt.

3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain

Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang dikaruniai
nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan,
keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak
boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar
nikmat tersebut beralih kepadanya.

4. Bersikap Rendah Hati

Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah hati
berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang
dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh
karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan
kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.

5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan

Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir.
Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari
akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh
karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebihan mempergunakan hartanya
tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.
6. Bersikap Optimis Dan Lapang Dada

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi segala
sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam
menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang
sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang
dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia
dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat
balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang
sesuai.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam semesta. Semua manusia,
sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari akhir akan dibangkitkan untuk
mendapatkan balasan semua amal perbuatan mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya
dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta
hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia
menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada hari akhir
berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan
berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku.

Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku Catatan,
Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan amal buruk
neraka. Beriman kepada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa
bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia
pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di dunia akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang dijalaninya akan ditempuh
dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama.
Mengimani hari akhir membuat manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di
hadapan Allah Swt. Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong,
egois, dengki, dan penyakit hati lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SMA/SMK Kelas X, XI,
dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

Anda mungkin juga menyukai