Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL REFLEKSI PRAKTIK PEMBELAJAR DENGAN

PENDEKATAN CRT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen
yang Efektif di SD II

Dosen Pengampu :
Dr. Siti Maryam Rohimah, M.Pd

Disusun Oleh:
Nito Ramdhan Hidayat, S.Pd
225076778
PGSD A

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas berkat rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
singkat hasil refleksi praktik pembelajaran. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif di SD II. Dalam
menyelesaikan laporan ini saya mengalami banyak kesulitan. Namun berkat
bimbingan, bantuan dan dukungan moril dari berbagai pihak sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Saya selaku penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing saya untuk
menyelesaikan laporan ini serta tidak lupa pula kepada teman-teman dan istri
tercinta yang telah mensupport saya untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi para pembaca
umumnya.

Bandung, Agustus 2023

Nito Ramdhan Hidayat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Refleksi......................................................................................................2
2.2.1 Laporan Hasil Refleksi..............................................................................2
2.2 Culturally Responsive Teaching (CRT)....................................................4
BAB III....................................................................................................................6
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................6
A. KESIMPULAN.............................................................................................6
B. SARAN.........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program PPG Prajabatan adalah program yang diadakan setelah
mahasiswa selesai menempuh sarjana baik dari Pendidikan maupun non
kependidikan yang akan dilatih menjadi calon guru professional dan pada
akhirnya akan mendapatkan sertifikat pendidik sesuai dengan program studi
yang dipilih. Program PPG Prajabatan memiliki tujuan dalam rangka
menghasilkan guru profesional yang beradab, berilmu, adaptif, kreatif,
inovatif, dan kompetitif serta berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan di
Indonesia terutama menghadapi tantangan pembearuan di masa yang akan
datang. Maka dari itu, dalam PPG Prajabatan diperlukan aksi nyata terjun
langsung ke sekolah untuk menerapkan pembelajaran yang sudah didapatkan
selama program PPG.

Dalam pelaksanaannya setiap mahasiswa mendapatkan penempatan


PPL yang berbeda beda. Saya sendiri ditempatkan di SDN 181 Sukamiskin
yang bertempat di Jalan Terusan Pesantren No.86 Sukamiskin Kecamatan
Arcamanik, Kota Bandung. Dalam kegiatan PPL ini dilaksanakan praktik
pembelajaran dengan materi keragaman suku bangsa di Indonesia pada
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dengan pendekatan
Culturally Responsive Teaching. Setiap melaksanakan pembelajaran pendidik
wajib merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung. Adapun laporan
refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas IV A SDN 181
Sukamiskin dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan yang memuat pembelajaran “menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia”.

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan refleksi pembelajaran ini, yaitu:

1. Megevaluasi jalannya proses pembelajaran.


2. Mengetahui masalah dalam proses pembelajaran.
3. Mengetahui kebutuhan peserta didik.
4. Sebagai usaha agar pembelajaran selanjutnya lebih baik dan efektif
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Refleksi
Refleksi perasaan adalah teknik yang digunakan guru untuk
memantulkan perasaan/sikap yang terkandung dibalik pernyataan siswa.
Dalam hal ini guru bertugas untuk mendengar secara cermat, menafsirkan
perasaan yang tersirat dan merumuskannya dalam kalimat jelas (gamblang)
yang berisi kata perasaan menurut dugaan guru (Sugiharto dan Mulawarman,
2007:57). Dalam hal ini refleksi dalam pembelajaran bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perasaan peserta didik selama pembelajaran
berlangsung karena perasaan peserta didik dalam proses pembelajaran
sangatlah penting dan menentukan hasil belajar peserta didik.

2.2 Laporan Hasil Refleksi


Praktik pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV A SDN 181
Sukamiskin dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan yang memuat materi keragaman suku bangsa di Indonesia.
Alokasi waktu pembelajaran adalah 2JP (2x35menit). Pada praktik
pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan adalah project based
learning (PjBL), dengan metode tanya jawab, penugasan serta pendeketan
Culturally Responsive Teaching (CRT).

Kegiatan Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a,


absensi serta ice breaking untuk meningkatkan semangat peserta didik
sebelum masuk ke kegiatan inti dalam proses pembelajaran. Kegiatan inti
diawali dengan memberikan pertanyaan pematik hal ini untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik tau materi yang akan dipelajarinya. Lalu peserta
didik diberikan permasalahan yaitu berupa pertanyaan mengenai Pancasila sila
ketiga. Setelah memberikan permasalahan selanjutnya ada pemutaran media
video pembelajaran yang memuat atau menampilkan penjelasan kergaman
suku bangsa di Indonesia. Video pembelajaran ditampilkan secara interaktif
jadi tidak hanya 1 arah saja. Setelah itu ada kegiatan tanya jawab atau
pembahasan mengenai permasalahan diawal pada sesi inilah pendekatan
Culturally

2
Responsive Teaching ini dimasukan dimana unsur budaya dilibatkan
didalamnya.

Sesi selanjutnya adalah pengerjaan LKPD dimana pada model PjBL ini
dilaksanakan dengan melalui sintaks PjBL dari mulai fase 1 pertanyaan
mendasar, fase 2 menyusun perencanaan proyek yakni kegiatan menempelkan
gambar suku bangsa berdasarkan letak geografis, fase 3 menyusun jadwal,
fase 4 memantau siswa dan kemajuan proyek, fase 5 penilaian hasil, dan fase 6
evaluasi pengalaman, setelah selesai pembelajaran pun diakhiri dengan sesi
penutup yaitu penyimpulan, refleksi, dan diakhiri dengan membaca do’a.
Proses pembelajaran berakhir sesi selanjutnya adalah refleksi bersama guru
kelas, guru pamong serta rekan sejawat dengan hasil refleksi sebagai berikut.

Tabel 2.1 Hasil Refleksi

No Aktivitas Pembelajaran Refleksi


1 Pemberian asesmen diagnostik Asesmen diagnostik diberikan sebelum
proses pembelajaran dilakukan.
2 Pemberian pertanyaan pemantik Pertanyaan pematik diberikan kepada
peserta didik pada saat pembelajaran dimulai
dalam kegaiatan inti.
3 Aktivitas kolaborasi Aktivitas kolaborasi dilaksanakan pada saat
diskusi/presentasi peserta didik pengerjaan LKPD dan hasil dari LKPD
tersebut dipresentasikan semua peserta didik
melalui metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
4 Aktivitas projek peserta didik Model pembelajaran yang dilaksanakan
adalah project based learning (PjBL)
sehingga peserta didik membuat sebuah
project, yaitu menempelkan gambar suku
bangsa sesuai dengan letak geografis
pulau/provinsi pada lembar kertas LKPD.
5 Aktivitas pengayaan pembelajaran Aktivitas pengayaan dilaksanakan
6 Aktivitas remedial/tambahan Aktivitas dilaksanakana kepada peserta didik
pembelajaran yang butuh bimbingan

3
No Aktivitas Pembelajaran Refleksi
7 Pemberian asesmen Pemberian asesmen berupa as learning saja,
kedepan akan menambahkan asesmen of
learning dan for learning
8 Proses pelaksanaan asesmen Proses pelaksanaan asesmen dilaksanakan
pada saat pembelajaran akan dimulai, proses
pembelajaran, dan setelah pembelajaran.
9 Kegiatan penutup pembelajaran Kegiatan penutupan dilaksanakan dengan
menyimpulkan pembelajaran, refleksi,
tindak lanjut, pemberian asesmen formatif,
menampaikan rencana pembelajaran
selanjutnya dan diakhiri dengan berdo’a.

2.3 Culturally Responsive Teaching (CRT)


Culturally Responsive Teaching adalah sebuah pendekatan
pembelajaran yang mengakui pentingnya referensi budaya siswa dalam semua
aspek pembelajaran (Ladson-Billings, 1994). Culturally Responsive Teaching
didefinisikan sebagai penggunaan karakteristik budaya, pengalaman, dan
perspektif dari beragam etnis siswa sebagai media pembelajaran yang lebih
efektif. Hernandez dkk (2013) mengemukakan suatu rancangan
pengembangan pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching
yang disesuaikan dengan pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan
alam. Pendekatan pembelajaran iii memiliki lima kategori utama, yaitu:

a. Integrasi budaya pada konten materi (Content Integration)

Content Integration dilakukan dengan mengintegrasikan budaya dalam


pembelajaran, membangun hubungan baik antara guru dan siswa, dan
memberikan apresiasi terhadap prestasi siswa. Content integration
mengakibatkan munculnya soft skills siswa, misalnya seperti rasa cinta
tanah air, motivasi, dan rasa ingin tahu.

b. Konstruksi Pengetahuan (Facilitating Knowledge Construction

Guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa dalam mengkonstruksikan


pengetahuan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.
4
Guru mengajak siswa untuk berpikir kritis dan terbuka dalam memahami
informasi yang didapat olehnya. Langkah ini dapat membuat siswa
memiliki pengetahuan baru.

c. Tidak Berprasangka dalam Perbedaan (Prejudice Reduction)

Guru harus menggunakan pendekatan kontekstual untuk


menciptakan kelas yang bebas belajar tanpa memperhatikan perbedaan
ras/etnis dan kelas sosial/bahasa. Tahap ini dilaksanakan dengan
membangun interaksi positif antar siswa dan menciptakan lingkungan
belajar yang nyaman. Dampak penerapan tahap ini yaitu munculnya rasa
toleransi, kesadaran sosial dan empati komunikasi antara siswa-siswa dan
guru.

d. Keadila Sosial (Social Justice)

Social Justice muncul ketika siswa berani bertanya tanpa


memperhatikan perbedaan latar belakang budaya mereka. Guru berperan
mendorong siswa agar berani mengungkapkan pendapat dan berani
menunjukkan latar belakang budaya mereka. Soft skills yang muncul pada
tahap ini yaitu seperti percaya diri dan rasa tanggung jawab.

e. Perkembangan Akademik (Academic Development)

Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang beragam sesuai latar belakang,
gaya belajar dan karakter siswa. Tahap ini menuntut siswa aktif dalam pembelajaran
sesuai salah satu karakteristik Culturally Responsive Teaching yaitu student-centered.
Tahap ini menimbulkan soft skills percaya diri, komunikatif, motivasi dan tanggung
jawab.

5
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Proses praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan memberikan
banyak sekali pembelajaran dan jalannya proses pembelajaran tersebut sudah
cukup baik hal ini berdasarkan pada saat refleksi didalam kelas dan semua
peserta didik menjawab bahwa pembelajaran berjalan dengan baik dan mereka
cukup paham. Model pebelajaran yang digunakan adalah PjBL atau Project
base learning yang dimana pada awal pembelajaran peserta didik diberikan
sebuah masalah dan akhirnya bisa diselesaikan dengan cukup baik melalui
project yang dilakukan. Pendekatan yang digunakan adalah Culturally
Responsive Teaching (CRT) yang memuat identifikasi keragaman suku bangsa di
Indonesia.

Hasil refleksi Guru kelas IV A, Guru pamong, serta rekan sejawat


diantaranya pelaksanaan asesmen yang dilakukan hanya asesmen as learning
yakni sebagai saran pembelajaran dan jalannya pembelajaran harus lebih
menyenangkan yang diselipkan dengan ice breaking untuk mengatasi
kejenuhan selama proses pembelajaran.

B. Saran
Dari hasi refleksi ini saya melaksanakan asesmen yang dilakukan
hanya asesmen as learning yakni sebagai saran pembelajaran kedepan
dilengkapi asesmen of learning dan asesmen for learning serta jalannya
pembelajaran harus lebih menyenangkan yang diselipkan dengan ice breaking
untuk mengatasi kejenuhan selama proses pembelajaran.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hernandez, dkk. 2013. The Development of Model Cuturally Responsive Science


and Mathematics Teaching. Manhattan: Springer
Ladson-Billings, G. 1995. But that‟s just good teaching! The case for Cullturally
Relevant Pedagogy. Theory Into Practice.
Sugiharto dan Mulawarman.(2007). Buku Ajar Psikologi Konseling. Semarang:
UNNES Press.

Anda mungkin juga menyukai