-2-
-3-
-4-
-5-
SALINAN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR,
KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 033/H/KR/2022
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI/PROGRAM PAKET A,
PADA KURIKULUM MERDEKA
dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama warga
negara, sesama manusia, maupun alam semesta.
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Hadis menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an
-8-
Dalam elemen fikih, peserta didik dapat mengenal rukun Islam dan kalimah
syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir
dan berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta
didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang
wajib diimani.
Pada akhir Fase B, pada elemen Al-Qur’an Hadis peserta didik mampu
membaca surah-surah pendek atau ayat Al-Qur’an dan menjelaskan pesan
pokoknya dengan baik. Peserta didik mengenal hadis tentang kewajiban
salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada elemen akidah peserta
didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa asmaulhusna, mengenal
kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang wajib diimani. Pada
elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada orang tua
dan guru, dan menyampaikan ungkapan-ungkapan positif (kalimah
ṫayyibah) dalam keseharian. Peserta didik memahami arti keragaman
sebagai sebuah ketentuan dari Allah SWT. (sunnatullāh). Peserta didik
mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang
lebih luas, percaya diri mengungkapkan pendapat pribadi, memahami
pentingnya musyawarah untuk mencapai kesepakatan dan pentingnya
persatuan. Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa,
salat jumat dan salat sunah dengan baik, memahami konsep baligh dan
tanggung jawab yang menyertainya (taklīf). Dalam pemahamannya tentang
sejarah, peserta didik mampu menceritakan kondisi Arab pra Islam, masa
kanak-kanak dan remaja Nabi Muhammad SAW. hingga diutus menjadi
Rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah. Fase B
berdasarkan elemen
Pada akhir Fase C, pada elemen Al-Qur’an Hadits peserta didik mampu
membaca, menghafal, menulis, dan memahami pesan pokok surah-surah
pendek dan ayat Al-Qur’an tentang keragaman dengan baik dan benar. Pada
elemen akidah, peserta didik dapat mengenal Allah melalui asmaulhusna,
memahami keniscayaan peritiwa hari akhir, qadāʾ dan qadr. Pada elemen
akhlak, peserta didik mengenal dialog antar agama dan kepercayaan dan
menyadari peluang dan tantangan yang bisa muncul dari keragaman di
Indonesia. Peserta didik memahami arti ideologi secara sederhana dan
pandangan hidup dan memahami pentingnya menjaga kesatuan atas
keberagaman. Peserta didik juga memahami pentingnya introspeksi diri
untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Peserta didik
memahami pentingnya pendapat yang logis, menerima perbedaan pendapat,
dan menemukan titik kesamaan (kalimah sawā’) untuk mewujudkan
persatuan dan kerukunan. Peserta didik memahami peran manusia sebagai
khalifah Allah di bumi untuk menebarkan kasih sayang dan tidak membuat
kerusakan di muka bumi. Pada elemen fikih, peserta didik mampu
memahami zakat, infak, sedekah dan hadiah, memahami ketentuan haji,
halal dan haram serta mempraktikkan puasa sunnah. Pada elemen sejarah,
peserta didik menghayati ibrah dari kisah Nabi Muhammad saw. di masa
separuh akhir kerasulannya serta kisah al-khulafā al-rāsyidin.
Indonesia.
Reseptif
Membaca dan memirsa
Produktif
Menulis
Elemen Deskripsi
- 29 -
Elemen Deskripsi
Elemen Deskripsi
Bilangan Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka
sebagai simbol bilangan, konsep bilangan, operasi
hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi
hitung bilangan dalam subelemen representasi
visual, sifat urutan, dan operasi
- 39 -
Elemen Deskripsi
- 40 -
Peserta didik dapat mengenal berbagai bangun datar dan bangun ruang,
serta dapat menyusun dan mengurai bangun datar. Mereka dapat
menentukan posisi benda terhadap benda lain.
Elemen
Capaian Pembelajaran
Elemen
Capaian Pembelajaran
Elemen
Capaian Pembelajaran
- 47 -
Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekadar kalimat.
Artinya, makna tidak hanya disampaikan oleh kata-kata, melainkan
harus didukung oleh konteks. Setiap teks memiliki tujuan, seperti
mendeskripsikan, menjelaskan, bercerita, dsb. (Agustien, 2020).
Elemen Deskripsi
By the end of Phase A, students use basic English to interact in social and
classroom situations such as introducing themselves, sharing personal
information, greeting and bidding farewell. They respond to simple
instructions (with support from visual cues) with action-related language
or answer to short, simple questions with simple words, phrases or
sentences. They identify key points of information in visually supported
oral presentations containing familiar vocabulary. They use visual texts to
help them communicate.
Elemen Membaca – Memirsa
Pada akhir Fase A, peserta didik merespon secara lisan terhadap teks
pendek sederhana dan familiar, berbentuk teks tulis yang dibacakan
oleh guru. Peserta didik menunjukkan pemahaman teks yang dibacakan
atau gambar/ilustrasi yang diperlihatkan padanya, menggunakan
komunikasi non-verbal.
Pada akhir Fase B, peserta didik memahami dan merespon teks lisan dan
visual sederhana dalam bahasa Inggris. Dalam mengembangkan
keterampilan menyimak dan berbicara, peserta didik
mengikuti/merespon instruksi atau pertanyaan sederhana dalam bahasa
Inggris dan membagikan informasi dengan kosakata sederhana. Peserta
didik merespon berbagai teks/gambar secara lisan dan tulisan sederhana
dengan alat bantu visual dan komunikasi non-verbal. Pada Fase B,
peserta didik dapat berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris
sederhana.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta
interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu
sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai
gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem
dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa
- 61 -
Elemen Deskripsi
Pemahaman IPAS (sains Ilmu pengetahuan mengambil peran penting
dan sosial) dalam mengembangkan teori-teori yang
membantu kita memahami bagaimana dunia kita
bekerja. Lebih jauh lagi, ilmu pengetahuan telah
membantu kita mengembangkan teknologi dan
sistem tata kelola yang mendukung terciptanya
kehidupan yang lebih baik. Dengan menguasai
ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak
hal untuk
Elemen Deskripsi
- 64 -
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa
merupakan awal dari proses inkuiri yang akan
terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat
melakukan pengamatan, peserta didik
memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan
saksama, mencatat, serta membandingkan
informasi yang dikumpulkan untuk melihat
persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa
dilakukan langsung atau menggunakan instrumen
lain seperti kuesioner, wawancara.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui
pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini
peserta didik juga menghubungkan pengetahuan
yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang
akan terjadi dengan hukum sebab akibat.
6. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan,
diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke
dalam media digital dan non-digital untuk
mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai
media, baik digital dan atau non digital. Pelaporan
dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai
pihak.
6. Mengomunikasikan hasil
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara
lisan dan tertulis dalam format sederhana
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara
lisan dan tertulis dalam berbagai format.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara
utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa,
serta konvensi sains yang umum sesuai format
yang ditentukan.
- 77 -
mulai dari hal yang konkret sampai dengan abstrak dan samar atau
ambigu. Mata pelajaran Informatika juga meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam logika, analisis, dan interpretasi data yang diperlukan
dalam literasi, numerasi, dan literasi sains, serta membekali peserta didik
dengan kemampuan pemrograman yang mendukung pemodelan dan
simulasi dalam sains komputasi (computational science) dengan
menggunakan TIK. Proses pembelajaran Informatika berpusat pada
peserta didik (student-centered learning) dengan prinsip pembelajaran
berbasis inkuiri (inquiry-based learning), pembelajaran berbasis masalah
(problem-based learning), dan pembelajaran berbasis projek (project-based
learning). Guru dapat menentukan tema atau kasus sesuai dengan
kondisi lokal, terutama tema atau kasus tentang analisis data.
Keterangan:
TIK : Teknologi Informasi
dan Komunikasi
SK : Sistem Komputer JKI :
Jaringan Komputer
dan Internet
AD : Analisis Data
AP : Algoritma dan
Pemrograman
Informatika
Gambar Bangunan
Informatika
Elemen Deskripsi
Elemen Deskripsi
Beban belajar setiap elemen pada mata pelajaran Informatika tidak sama.
BK, AD, AP, dan PLB memiliki beban belajar paling besar yang
memungkinkan peserta didik berpikir kritis dan kreatif. SK dan JKI
diberikan terbatas pada pengetahuan dasar dan penggunaannya. TIK dan
DSI dapat diberikan sambil melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
elemen lainnya, dimana perkakas TIK saat ini semakin intuitif yang
mudah dipelajari dan dimanfaatkan, sedangkan DSI merupakan aspek
dari setiap area pengetahuan Informatika untuk menumbuhkan
kepedulian pada masyarakat dan pembentukan karakter baik sebagai
warga dunia maupun warga digital.
SK -
DSI -
PLB -
Elemen Deskripsi
- 91 -
Berpikir dan Bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
Secara Artistik menyimak, mendokumentasikan secara
Elemen Capaian Pembelajaran
- 95 -
Melalui pembelajaran seni rupa, peserta didik menyadari bahwa seni rupa
dapat membentuk sejarah, budaya dan peradaban sebuah bangsa
maupun seluruh dunia. Peserta didik menghargai dan melestarikan
budaya Indonesia yang menjunjung tinggi kearifan lokal, kebinnekaan
global, dan perkembangan teknologi.
Elemen Deskripsi
Mengalami
Mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan
(Experiencing) pengalaman secara langsung dengan; mengamati,
- 100 -
dalam bekerja.
Berdampak (Impacting) Pada akhir fase C, peserta didik mampu
menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan
perasaan, minat atau konteks lingkungannya.
Seni tari dapat membantu peserta didik memiliki kepekaan sosial dan
estetis, mengembangkan sensitivitas, multi kecerdasan, kreativitas, dan
nilai nilai kehidupan, sehingga membentuk karakter serta kepribadian
yang positif. Pembelajaran seni tari haruslah membentuk intradisipliner
dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang digunakan untuk
memperhatikan budaya dan konteks sosial melalui pengalaman
mengalami, menciptakan, refleksi, berpikir bekerja artistik, dan
berdampak sesuai elemen pada capaian pembelajaran seni. Kegiatan
mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam tari menggunakan tubuh
sebagai media komunikasi dengan memperhatikan unsur keindahan
sesuai norma yang berlaku di masyarakat setempat. Seni tari juga
memberikan kontribusi dalam perkembangan keterampilan abad ke-21
yang terkait dengan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif
untuk menjawab tantangan di era global yang mencerminkan profil
pelajar pancasila.
Elemen Deskripsi
- 108 -
Oleh karena itu, mata pelajaran Seni Teater dapat membentuk Profil
Pelajar Pancasila dengan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kritis (mengasah daya pikir, memahami persoalan di
sekitarnya), mandiri (mengenali dan mengembangkan potensi diri), gotong
royong (memahami kerja ansambel sehingga semua peserta didik memiliki
peran untuk mencapai tujuan bersama), kreatif (mencari solusi terhadap
berbagai persoalan yang dihadapi di lingkungan sekitarnya), dan memiliki
sikap hormat dan toleransi pada kebhinekaan sebagai bagian dari
masyarakat global.
Elemen Deskripsi
Elemen Deskripsi
- 117 -
Pada akhir Fase B, peserta didik telah mampu memahami berbagai teknik
dasar akting (pemeranan) melalui proses meniru (mimesis), memahami
gerak tubuh, suara/vokal secara lebih mendalam sesuai tokoh/peran.
Selanjutnya, peserta didik mulai mengenal aneka peran yang berbeda
dalam memproduksi pertunjukan, menyumbang gagasan dan hasil
latihan bersama orang lain sebagai wujud dari kemampuan bekerja sama.
Melalui pengalaman ini, peserta didik diharapkan mampu berkolaborasi
untuk mencapai pertunjukan dengan mengenal peran dan fungsi masing-
masing serta mampu mengendalikan emosi dalam berkolaborasi.
(kooperatif).
Mengalami Proses observasi dan konsentrasi dengan cara
(Experiencing) melihat dan mencatat kebiasaan diri sendiri
dan orang lain, serta melakukan latihan olah
tubuh dan vokal, sehingga peserta didik
mampu mengenal fungsi gerak tubuh, ekspresi
wajah dan suara. Tingkat selanjutnya adalah
memahami irama dalam membaca dialog pada
sebuah cerita sesuai karakter.
Pada fase ini, peserta didik dapat mulai diperkenalkan dengan tema cerita
tradisi untuk memperkaya wawasan kebudayaan. Melalui pengalaman ini,
peserta didik diharapkan mampu berkolaborasi dalam mencapai
pertunjukan, belajar bertanggung jawab atas peran masingmasing,
mampu memberi respon dan antisipasi untuk menguasai panggung, baik
secara individual maupun kelompok.
Pengetahuan Alam dan Sosial, atau mata pelajaran lain yang relevan.
berbasis project based learning dengan sesama aspek Prakarya atau mata
pelajaran lainnya untuk menghasilkan satu produk yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (4) kurikulum mandiri (single
subject curriculum) yaitu kurikulum yang dilaksanakan secara mandiri
dapat menghasilkan karya yang berguna bagi mata pelajaran yang lain
baik secara transfer of training, transfer of knowledge maupun transfer of
value.
Elemen Deskripsi
Elemen pada mata pelajaran Prakarya Budi daya saling berkaitan dapat
digambarkan sebagai berikut:
A)
Pada akhir Fase B (Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) peserta didik
mampu menghasilkan produk budi daya untuk kebutuhan diri dan
keluarga sesuai potensi lingkungan berdasarkan pengamatan bahan, alat,
dan langkah-langkahnya, serta memberikan tanggapan.
Elemen Deskripsi
perbaikan/pengembangan produk/kelayakan
produk.
- 136 -
Pada akhir Fase B (Kelas III dan IV SD) peserta didik mampu membuat
produk kerajinan sesuai potensi lingkungan dan menjelaskan bahan, alat
dan langkah-langkahnya.
Pada akhir Fase C (Kelas V dan VI SD) peserta didik mampu menciptakan
produk sesuai potensi lingkungan/kearifan lokal dengan memodifikasi
bahan, alat atau teknik, dan merefleksikan kelebihan atau kekurangan
pada produk.
Elemen Deskripsi
Observasi dan Elemen observasi dan eksplorasi adalah
Eksplorasi pengamatan dan penggalian (bahan, alat dan
teknik) secara sistematis dan kontekstual untuk
memperoleh peluang menciptakan produk.
Desain/Perencanaan Elemen desain atau perencanaan adalah
penyusunan atau pengembangan rencana produk
(penciptaan, rekonstruksi, dan modifikasi)
berdasarkan hasil observasi dan eksplorasi.
Produksi Elemen Produksi adalah keterampilan pembuatan
atau penciptaan produk setengah jadi dan/atau
Pada akhir Fase B (Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) peserta didik
mampu membuat produk olahan pangan sehat untuk kebutuhan diri
maupun keluarga berdasarkan pengamatan bahan, alat, dan langkah-
langkahnya, serta memberikan tanggapan.
Elemen Deskripsi
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong
royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri.
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
(PJOK)
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah membentuk
individu yang terliterasi secara jasmani, dengan uraian sebagai berikut:
No Elemen Deskripsi
- 158 -
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR … /… /…
/2021 TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA SD,
SMP, SMA, DAN SMK
A. Rasional
Bahasa, termasuk bahasa Sunda, merupakan salah satu kemampuan dasar
dan alamiah yang dianugerahkan Tuhan kepada umat manusia. Tidak dapat
dimungkiri bahwa bahasa merupakan salah satu anugerah yang secara biologis
sangat lekat pada manusia. Kita cenderung tidak menyadari bahwa karena
sedemikian alamiahnya, tanpa bahasa umat manusia tidak akan mungkin
mempunyai peradaban.
Bahasa yang melekat pada manusia itu berkorelasi dengan budaya. Bahasa
merupakan unsur budaya dan sekaligus menjadi wahana untuk memelihara dan
mengembangkan budaya. Bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sosial manusia. Begitu pun bahasa Sunda adalah alat atau perwujudan
budaya Sunda. Melalui bahasa Sunda, manusia Sunda dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama, dan sekaligus membaurkan dirinya
dengan lingkungan masyarakatnya. Alam pemikiran masyarakat dan budaya Sunda
akan tampak dari ekspresi bahasa Sunda. Hal ini dapat dipahami karena bahasa
Sunda, selain sebagai unsur budaya, sekaligus menjadi wahana kehidupan budaya
Sunda. Berbagai unsur budaya Sunda akan termanifestasikan dalam bahasa Sunda.
Pepatah mengatakan ”Basa téh ciciren bangsa; Leungit basana ilang bangsana”
(bahasa menunjukkan bangsa, hilang bahasa lenyap bangsa). Bermakna luas
bahwa bahasa dan bangsa merupakan jalinan yang tak terpisahkan. Bangsa yang
mempunyai harga diri harus memiliki bahasa; hilang budi bahasa, maka hilang
pula derajat diri. Pemikiran budaya suatu bangsa termanifestasikan melalui
bahasanya. Bahasa suatu komunitas adalah yang paling tepat untuk
mengekspresikan budaya yang dimiliki oleh komunitas tersebut. Oleh karena itu,
bahasa Sunda adalah wadah yang paling tepat untuk mengekspresikan sosial
budaya Sunda.
Dalam kehidupan sosial orang Sunda, bahasa Sunda juga berfungsi sebagai
alat berpikir dan interaksi sosial serta komunikasi. Proses komunikasi berlangsung
secara verbal maupun nonverbal atau kombinasi di antara keduanya. Komunikasi
nonverbal berlangsung melalui interaksi kinesik atau isyarat. Komunikasi verbal
yang lazim disebut komunikasi bahasa, baik melalui medium lisan (berbicara dan
menyimak), melalui medium tulisan (membaca dan menulis), maupun melalui
audiovisual (memirsa dan menyajikan). Berbicara, menulis, dan menyajikan
sebagai keterampilan berbahasa produktif, sedangkan menyimak, membaca, dan
memirsa sebagai keterampilan berbahasa reseptif. Kemampuan berbahasa Sunda
produktif dan reseptif melibatkan kemampuan berpikir, yang tidak terlepas dari
konteks dan genre teks etnografis. Kemampuan berpikir berkaitan dengan sikap
positif terhadap bahasa Sunda dan pengetahuan tentang bahasa Sunda. Rasional
kemampuan berbahasa Sunda dapat disajikan dengan gambar sebagai berikut.
- 163 -
Sebagai unsur dan wahana budaya Sunda, bahasa Sunda berfungsi sebagai
alat komunikasi dalam kehidupan sosial budaya Sunda. Komunikasi bahasa Sunda
bermuara pada kemampuan berbahasa (menyimak, membaca, memirsa, berbicara,
menulis, dan menyajikan) dan kemampuan berpikir. Kemampuan berbahasa
diwadahi berbagai genre yang memiliki tipe-tipe teks, yang didasarkan pada alur
pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat
mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.
Dengan demikian, pembelajaran bahasa Sunda ditujukan untuk tujuan membina
keterampilan berbahasa Sunda yang baik dan benar dalam konteks sosial budaya
Sunda. Keterampilan berbahasa Sunda yang baik didasari oleh sikap dan konteks,
sedangkan keterampilan berbahasa Sunda yang benar didasari oleh pengetahuan
tentang bahasa Sunda.
Model utama dalam pembelajaran bahasa Sunda adalah Model
Etnopedagogik Genre (MEG). Model yang berbasis genre etnografis (kearifan lokal)
ini didasari oleh nilai-nilai budaya lokal, yang merupakan jati diri (identitas)
kultural bangsa. Dalam hal ini, nilai-nilai budaya lokal diharapkan dapat muncul
dan diwariskan dalam proses pendidikan kepada generasi muda. Dengan
demikian, pembelajaran bahasa Sunda bermatra ganda, di samping membina
kemampuan berbahasa dan bersastra Sunda, juga melestarikan dan
menumbuhkan budaya Sunda. Model ini memiliki empat tahapan, yakni (1)
penjelasan teks untuk membangun konteks etnografis (explaining, building the
etnograpic context), (2) pemodelan (modeling), (3) pembimbingan (joint
construction), dan (4) pemandirian (independent construction). Pendidik dapat
pula menggunakan model pembelajaran lain sesuai dengan tujuan dan konteks
tertentu.
etnografis (fiksi dan nonfiksi) berkaitan dengan nilai kearifan lokal sebagai dasar
pembinaan dan pengembangan bahasa dan budaya Sunda. Struktur teks dan
kebahasan diajarkan sebagai dasar keterampilan berbahasa Sunda, sedangkan
struktur teks dan kesastraan diajarkan sebagai dasar keterampilan bersastra
Sunda. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Sunda membina dan
mengembangkan kemampuan bahasa, sastra, budaya, dan berpikir. Pengembangan
kemampuan bahasa mengacu pada pengetahuan bahasa (tatabahasa dan kosakata)
serta keterampilan berbahasa lisan dan tulis, baik reseptif (menyimak, membaca,
dan memirsa) maupun keterampilan produktif (berbicara, menulis, dan
menyajikan/mempresentasikan); pengembangan kemampuan sastra mengacu
pada pengetahuan, apresiasi, dan ekspresi sastra; serta pengembangan
kemampuan berpikir mengacu pada sikap kritis, kreatif, dan imajinatif; serta
pengembangan kemampuan budaya yang mengacu pada nilai-nilai etnopedagogik.
Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Sunda
merupakan pendidikan berbasis kearifan lokal, yang bersinergi dengan
program Jabar Masagi untuk menguatkan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter ini nantinya akan mewujudkan pribadi yang dicita-citakan dalam
Profil Pelajar Pancasila, yakni perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
- 165 -
Demi mewujudkan profil pelajar Pancasila dan Catur Diri Insan diperlukan
kemampuan literasi, yang didasari keterampilan berbahasa. Keterampilan
berbahasa Sunda diwujudkan secara aktual dengan genre teks etnografis (budaya
Sunda). Genre teks etnografis Sunda dapat berupa tipe teks nonfiksi maupun tipe
teks fiksi. Tipe teks nonfiksi mewadahi kegiatan berbahasa Sunda reseptif dan
produktif, sedangkan tipe teks fiksi mewadahi kegiatan bersastra Sunda apresiatif
dan ekspresif. Kegiatan berbahasa Sunda reseptif dan produktif sejalan dengan
kegiatan bersastra apresiatif dan
Produktif Reseptif
- 167 -
Sifat Komunikasi
Kemampuan Berbahasa Kemampuan
Bersastra
Menyimak
Reseptif Membaca Apresiasi Sastra
Memirsa
Menyajikan/Mempresentasikan
Produktif Berbicara Ekspresi Sastra
Menulis
Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan peserta didik dalam menerima,
(Ngaregepkeun) memahami informasi yang didengar, dan
menyiapkan tanggapan secara relevan untuk
memberikan apresiasi kepada mitra tutur.
Prosesnya mencakup kegiatan mendengarkan,
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi
tuturan, memaknainya, dan/atau menyiapkan
tanggapan kepada mitra tutur. Kemampuan
menyimak berperanan penting karena
menentukan tingkat kemampuan pelajar dalam
memahami makna (tersurat dan tersirat) tuturan,
- 168 -
fase D (Kelas VII dan VIII SMP/MTs), pembelajaran mulok bahasa Sunda dapat
dialokasikan tetap maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun, sedangkan pada
fase D (Kelas IX SMP/MTs) dapat dialokasikan maksimal 2 JP per minggu atau 64
JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan. Pada fase E (umumnya Kelas X
SMA/SMK/MA/MAK), pembelajaran mulok bahasa Sunda dapat dialokasikan tetap
maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun. Adapun pada fase F (Kelas XII
SMA/SMK/MA/MAK), pembelajaran mulok bahasa Sunda dapat dialokasikan
maksimal 2 JP per minggu atau 64 JP (SMA/MA) per tahun dan 36 JP (SMK/MAK)
sebagai mata pelajaran pilihan.
Gambaran lebih jelasnya, alokasi waktu per tahun (minggu) dan total JP
per tahun untuk mulok bahasa Sunda pada tiap fase dan jenjang dapat dilihat pada
tabel berikut.
Alokasi Total JP
Fase Kelas dan Jenjang per tahun (minggu) per tahun
Fase
PAUD (TK/RA) - -
Pondasi
Fase A I - II 72 (2) 72
Fase B III - IV SD/MI 72 (2) 72
Fase C V 72 (2) 72
VI 64 (2) 64
Fase D VII - VIII 72 (2) 72
SMP/MTs
IX 64 (2) 64
Fase E X 72 (2) 72
SMA/SMK/MA/MAK
Fase F XI 72 (2) 72
XI XII SMA/MA 64 (2) 64
I XII SMK/MAK 36 (2) 36
Beban belajar dapat dilaksanakan dalam Sistem Paket atau Sistem Kredit
Semester (SKS). Sistem Paket adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
peserta didiknya mengikuti beban belajar dan mata pelajaran sesuai dengan yang
tercantum dalam struktur kurikulum. SKS adalah bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang dirancang untuk melayani peserta didik sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan/atau kecepatan belajar dalam menyelesaikan kurikulum
pada satuan pendidikan. Dalam hal satuan pendidikan menyelenggarakan SKS,
maka satuan pendidikan mengacu kepada ketentuan pada peraturan tentang
penyelenggaraan SKS yang berlaku.
Adapun pada jenjang SMK/MAK, sejalan dengan Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 165/M/2021 tentang Program
Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan, bahwa pembelajaran mulok
Bahasa Sunda dapat dialokasikan sebanyak maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP
per tahun pada fase E (umumnya Kelas X) dan fase F (Kelas XI). Adapun pada fase
F (Kelas XII), pembelajaran mulok Bahasa Sunda dapat dialokasikan maksimal 2 JP
per minggu atau 36 JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan pada semester 1.
Selanjutnya perlu ditegaskan bahwa Capaian Pembelajaran Mulok Bahasa
Sunda untuk SMK/MAK, mengacu pada Capaian Pembelajaran SMA/MA. Hal ini
- 171 -
Membaca dan Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik.
memirsa (Maca Peserta didik mampu memahami informasi dan kosakata tipe teks (fiksi
jeung Miarsa) dan nonfiksi) sederhana yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan
baik dalam bahasa Sunda tentang diri dan lingkungan. Peserta didik
mampu menambah kosakata baru bahasa Sunda dari teks yang dibaca
atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Berbicara Peserta didik mampu melafalkan teks pendek berbahasa Sunda dengan
dan Menyajikan/ volume dan intonasi (lentong) yang tepat sesuai kaidah dan konteks.
Mempresentasikan Peserta didik mampu bertanya, menjawab, atau menanggapi komentar
(Nyarita jeung orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan bahasa Sunda yang
Midangkeun) benar dan santun. Peserta didik mampu mengungkapkan
gagasan berbahasa Sunda dengan bantuan gambar
dan/atau ilustrasi. Peserta didik mampu menceritakan kembali dengan bahasa Sunda
sesuai tatakrama Sunda tentang suatu informasi yang dibaca(kan), atau didengar
dengan topik
diri sendiri da lingkungan.
Berbicara Peserta didik mampu berbicara berbahasa Sunda dengan pilihan kata
dan Menyajikan/ dan sikap tubuh (gestur) yang santun, serta menggunakan volume
Mempresentasikan dan intonasi yang tepat sesuai konteks sesuai kaidah bahasa dan
(Nyarita jeung norma budaya Sunda. Peserta didik mampu mengajukan dan
Midangkeun) menanggapi pertanyaan berbahasa
Sunda dalam suatu percakapan atau diskusi dengan
- 175 -
aktif sesuai kaidah bahasa dan norma budaya Sunda. Peserta didik mampu
mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan atau diskusi berbahasa Sunda
kaidah bahasa dan norma budaya Sunda. Peserta didik mampu menceritakan kembali
dalam bahasa Sunda suatu informasi yang dibaca atau didengar dari tipe teks (fiksi dan
nonfiksi) sederhana dengan beragam
topik.
Menulis (Nulis) Peserta didik mampu menulis berbagai tipe teks (fiksi dan nonfiksi)
berbahasa Sunda dari informasi atau pesan (gagasan, hasil pengamatan,
pengalaman), dan imajinasi; serta menjelaskan hubungan kausalitas,
menuangkan hasil pengamatan, dan meyakinkan pembaca. Peserta
didik mampu menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk
menulis berbagai tipe teks berbahasa Sunda sesuai dengan konteks dan
norma budaya Sunda dengan menggunakan kosakata baru, baik yang
bermakna denotatif maupun konotatif. Pesertadidik mampu
menyampaikan perasaan berdasarkan fakta dan imajinasi (dari diri
sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk
prosa atau puisi dengan penggunaan kosakata berbahasa Sunda
secara kreatif sesuai kaidah bahasa dan budaya Sunda. Peserta didik
mampu menulis kata-kata
dengan menggunakan aksara Sunda.