Penataan Kota Tua Ampenan Sebagai Sentra Wisata Heritage Kota Mataram Dalam Upaya Konservasi Dengan Metode Adaptive Re
Penataan Kota Tua Ampenan Sebagai Sentra Wisata Heritage Kota Mataram Dalam Upaya Konservasi Dengan Metode Adaptive Re
Oleh :
Rizky Akbar Satrio Pamungkas – F1E021055
Kondisi bangunan eksisting yang berada di Kota Tua Ampenan sebagian besar
memiliki kondisi yang sudah tidak layak. Hal ini membutuhkan sentuhan perbaikan, misalnya
dengan melakukan upaya restorasi pada rumah tua pada gambar yang kiri untuk dapat
mengganti atap-nya dengan atap baru. Atap yang diganti menggunakan atap dengan teknologi
terkini namun berbentuk mendekati bentuk aslinya.
Dengan begitu, bentuk bangunan akan tetap terjaga sebagaimana aslinya. Akan tetapi,
kenyamanan bangunan dapat meningkat dan tersegarkan kembali sesuai dengan kebutuhan dan
kemajuan teknologi yang berkembang pesat saat ini. Selain itu dapat juga diambil langkah
renovasi bangunan pada gambar 1 sebelah kanan di atas. Dengan begitu, bukan hanya
peremajaan ulang pada bentuk bangunan, tetapi juga penyegaran kembali pada aktivitas yang
diwadahi oleh bangunan tersebut. Langkah yang dapat diambil juga yaitu, Adaptive Re-Use
dimana bangunan-bangunan eksisting yang terdapat pada Kota Tua Ampenan sebagian besar
merupakan gudang dan kantor. Sehingga langkah Adaptive Re-Use yang dapat dilakukan juga
berbagai macam bentuknya, dapat dialih fungsikan sebagai restoran, toko, dan lain-lain.
Pada saat mengambil data di lokasi dan subjek penelitian, penulis mewawancarai ketua
RT salah satu bagian dari wilayah Kota Tua Ampenan yang mana beliau memberi informasi
terhadap kondisi eksisting bangunan, antara lain :
Kondisi eksisting pedestrian juga terlihat tidak banyak terurus dan terlihat kurang
diperhatikan. Dengan kondisi kawasan Kota Tua Ampenan merupakan salah satu situs wisata
heritage yang berada di kota Mataram, seharusnya pemerintah juga memperhatikan
kenyamanan pejalan kaki karena biasanya situs wisata heritage banyak dinikmati dengna
berjalan kaki dan memperhatikan serta merasakan suasananya dalam jarak dekat dan dengan
berjalan kaki.
3.2 Rekomendasi Desain Kota Tua Ampenan sebagai Sentra Wisata Heritage Kota Mataram
Wilayah Kota Tua Ampenan memiliki potensi yang sangat baik untuk dapat
memberikan pilihan baru dalam sekian banyak pilihan destinasi pariwisata di pulau Lombok.
Selain itu, Kota Tua Ampenan juga memiliki potensi untuk dapat menjadi sentra wisata
Heritage kota Mataram karena memiliki sejarah yang sangat panjang dan bentuk eksisting yang
cukup mendukung. Hanya saja, memerlukan perlakuan-perlakuan untuk dapat mencapai hal
tersebut.
a. Restorasi
Upaya restorasi dapat dilakukan dalam menghadapi kondisi-kondisi eksisting yang
sudah tidak layak secara fungsional sehingga dapat diremajakan kembali dalam bentuk
yang seperti atau mendekati bentuk aslinya dan fungsi yang juga dikembalikan.
b. Renovasi
Upaya renovasi dapat dilakukan untuk menghadapi bentuk-bentuk bangunan yang
mulai rusak serta fungsi aktivitas bangunan yang sudah jarang digunakan. Misalnya,
bangunan-bangunan yang digunakan sebagai gudang atau kantor pada zaman dahulu,
diubah fungsinya sesuai dengan prinsip Adaptive Re-Use menjadi restoran, toko-toko,
ataupun bangunan-bangunan yang dapat mewadahi aktivitas rekreatif.
c. Revitalisasi
Upaya revitalisasi dilakukan guna mengembalikan aktivitas pada bangunan atau
kawasan yang telah mengalami degradasi melalui intervensi fisik ataupun non-fisik
sehingga dapat hidup kembali terlebih lagi dalam aspek sosial dan ekonomi.
Gambar 7. Peta Rekomendasi Intervensi Wilayah Kota Tua Ampenan
Pedestrian pada Kota Tua Ampenan sepanjang warna oranye pada gambar 7 dapat
diperbaiki dan dipercantik sebagaimana pedestrian yang berada di Jl. Malioboro,
Yogyakarta. Selain peremajaan ulang pedestrian, fasilitas-fasilitas umum seperti tempat
duduk, tempat parkir, halte kendaraan umum dan lain-lain juga dapat ditambahkan
sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman berwisata di Kota Tua Ampenan.
c. Menciptakan Car-free Night
Upaya revitalisasi kawasan Kota Tua Ampenan dapat mengikuti langkah pemerintah
Korea Selatan, dimana wilayah Kota Tua Ampenan (warna oranye pada gambar 7) dapat
dijadikan tempat seperti Itaewon Street. Dimana pada malam hari beberapa ruas jalan ditutup
dari kendaraan umum sehingga dapat digunakan sepenuhnya beraktivitas wisata dengan
berjalan kaki. Dengan begitu, suasana Kota Tua Ampenan sebagai wisata Heritage akan dapat
sangat dinikmati oleh para pengunjung.
BAB IV PENUTUP
Dengan berbagai paparan yang telah dijelaskan di atas, penulis ingin menegaskan
bahwa Kota Tua Ampenan memiliki potensi yang sangat baik untuk dapat diupayakan dan
dilestarikan sebagai sentra wisata Heritage Kota Mataram. Perlu kesadaran dari masyarakat
setempat, pemerintah daerah, akademisi, maupun praktisi untuk dapat peduli dengan Kota Tua
Ampenan sehingga dapat menjaga Kota Tua Ampenan agar tetap lestari situs-situs
bersejarahnya dan agar dapat meningkatkan sosial ekonomi warga setempat.
DAFTAR PUSTAKA
https://kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-menparekraf-motogp-mandalika-2022-berikan-
multiplier-effect-bangkitkan-ekonomi-tanah-air diakses pada tanggal 15 Juni 2023.
Ihsan, Mohammad, Eli Jamilah Mihardja, dan Fatin Adriati. 2019. Peran Heritage Engineering Dalam
Pembentukan Branding Kota Tua Ampenan. Jakarta : Universitas Bakrie Press