Anda di halaman 1dari 4

TATA LAKSANA KEGAWATDARURATAN ASFIKSIA

No Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 2

RUMAH SAKIT
MANDALIKA
Direktur
Rumah Sakit Mandalika
SPO
(STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR dr. Oxy Tjahjo Wahjuni, Sp. EM
Pembina Tk.1(IV/b)
OPERASIONAL)
NIP 197101132001122001
kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada bayi baru lahir
Pengertian

Tujuan 1. Mengatasi kegawatan pada bayi baru lahir dengan cepat dan Tepat.
2. Mencegah kematian dan kecacatan pada bayi baru lahir akibat
kegawatdaruratan yang terjadi pada bayi baru lahir.
a.
Kebijakan

Resusitasi yang efektif akan dapat merangsang pernapasan awal dan


Prosedur mencegah asfiksia progresif.

Langkah-langkah dasar Resusitasi pada Bayi Baru Lahir:

1. Letakkan bayi dibawah lampu penghangat.


Posisikan bayi dengan kepala setengah tengadah ( ekstensi).
2. Bersihkan jalan napas dengan menghisap mulut dahulu kemudian
hidung. Pengisapan lebih agresif dilakukan jika terdapat
mekonium pada jalan napas dan bayi tidak bugar sehingga perlu
dilakukan intubasi.
4. Setelah jalan napas bersih, bayi dikeringkan sambil dirangsang
taktil.
5. Reposisi kembali bayi, kemudian dinilai usaha napas, denyut
jantung dan warna kulit.
6. Jika bayi mulai bernapas secara teratur, denyut jantung >100
x/menit dan bayi tidak mngalami sianosis, hentikan resusitasi ,
tapi jika bayi sianosis berikan oksigen aliran bebas.
TATA LAKSANA KEGAWATDARURATAN ASFIKSIA

No Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 2

RUMAH SAKIT
MANDALIKA
Ventilasi Tekanan Positip (VTP)
Prosedur
- Jika tidak terdapat pernapasan atau bayi megap-megap , VTP
diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup,
dengan frekuensi 40-60x/menit atau 20-30x/30detik.
- Jika denyut jantung <100 x/menit, VTP dimulai dengan
kecepatan 40-60x/menit
- Setelah 30 detik, nilai usaha napas denyut jantung dan warna
kulit.
- Jika denyut jantung < 60 x/mnt, lakukan kompresi dada dan VTP
secara terkoordinasi selami 30 detik, kemudian dinilai kembali
usaha napas, denyut jantung dan warna kulit.

Kompresi Dada

- Jika denyut jantung masih <60x/menit setelah 30 detik VTP yang


memadai, kompresi dada harus dimulai.
Kompresi dada diselingi VTP secara sinkron terkoordinasi dengan
rasio 3:1. Setelah 30 detik nilai usaha napas, denyut jantung dan
warna kulit. Bila denyut jantung >60x/menit, kompresi dihentikan
dan VTP diteruskan sampai denyut jantung >100x/mnt dan bayi
bernapas efektif.
Pemberian Obat

Epinefrin

- Harus diberikan jika denyut jantung tetap <60x/menit setelah 30


detik VTP dan 30 detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis
epinefrin 0,1-0,3 ml/kgBB larutan 1:10.000 secara IV atau vena
umbilikal, bila diberikan melalui pipa endotrakheal dosis 0,3-1,0
ml/kgBB.
TATA LAKSANA KEGAWATDARURATAN ASFIKSIA

No Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 2

RUMAH SAKIT
MANDALIKA
Volume expander :
Prosedur
Diberikan kepada bayi yang dicurigai kehilangan darah, berespon buruk
terhadap tindakan resusitasi. Dapat diberikan NaCl 0,9% atau RL 10
ml/kgBB selama 5-10 menit.

Obat2an lain:

- Natrium bikarbonat
- Nalokson hidroklorida pada bayi dengan depresi napas
memanjang dengan ibu mendapat anestesi narkotik 4 jam sebelum
persalinan, denyut jantung dan warna kulit bayi normal.
Pemasangan Endotrakheal Tube (ETT):

Indikasi:

- Bila pada pengisapan trakea terdapat mekonium


- Ventilasi dengan VTP tidak efektif dan lama
- Bila akan dilakukan kompresi dada
- Bila memerlukan pemberian obat melalui trakea
- Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah
- Hernia diafragmatika.
Pemeriksaan penunjang :

- Laboratorium : analisis gas darah, elektrolit, glukosa darah


- Radiologi: foto toraks, USG dan CT-Scan kepala.

Anda mungkin juga menyukai