Anda di halaman 1dari 32

Laporan Awal

BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Provinsi Jambi adalah sebuah Provinsi Indonesia yang terletak di
pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Jambi adalah satu dari tiga
provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama sama dengan nama
Bab I - 1
provinsinya, selain Bengkulu dan Gorontalo. Secara Administratif,
Laporan Awal

Provinsi Jambi dibagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota. Kabupaten Jambi


diantaranya: kab.Batanghari, kab.Bungo, kab.Kerinci, kab.Merangin, kab.
Muaro Jambi, kab.Sarolangun, kab.Tanjung Jabung Barat, kab.Tanjung
Jabung Timur, kab.Tebo. Kabupaten Tebo adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari hasil pemekaran
Kabupaten Bungo Tebo, tanggal 12 Oktober 1999.

Bab I - 2
Laporan Awal

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang dituangkan


dalam bidang datar. Menurut ICA peta adalah gambaran konvensional
yang mengambarkan elemen-elemen yang ada dipermukaan bumi dan
gejala-gejala dari elemen-elemen yang digambarkan tersebut.

Peran peta adalah untuk menggambarkan posisi, menggambarkan


ukuran dan menggambarkan bentuk-bentuk dari fenomena yang
digambarkan dalampeta tesebut. Peta memiliki peran yang beragam dan
Bab I - 3
Laporan Awal

terus berkembang peran awal dari peta adalah untuk sarana informasi dari
pembuat peta ke penggunanya yang bertujuan untuk mengkomunikasikan
posisi suatu tempat dan digunakan untuk navigasi. Peta kemudian
berkembang menjadi dasar untuk analisis semua fenomena yang ada dalam
permukaan bumi dalam kaitan dengan aspek keruangan, pada tahapan ini
peta dapat digunakan untuk menghitung suatu fenomena, membuat
prediksi berdasarkan keterkaitan fenomena keruangan dan pada akhirnya
Bab I - 4
menjadi alat untuk analisis berbagai hal yang terkait dengan keruangan.
Laporan Awal

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan


dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan
air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana
diperolehnya atau status lahan tersebut. Termasuk disini lahan yang
terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok,
lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan lahan-lahan bukaan
baru. Lahan sawah mencakup sawah pengairan, tadah hujan, sawah pasang
surut, rembesan, lebak dan lain sebagainya. Bab I - 5
Laporan Awal

Sebagian besar petani  di Kabupaten Tebo adalah petani karet dan


sawit yang meliputi  areal seluas 171.361 Ha atau 28,36 %  dari luas lahan
Kabupaten Tebo 604.100 Ha. Sementara luas  baku sawah  dari 12
kecamatan yang  ada hanya 5.100 ha. Sebagian besar tadah hujan, hanya 
600 ha beririgasi teknis, dengan jumlah penduduk pada Tahun 2012
berjumlah 312.806 jiwa memerlukan konsumsi beras sebanyak 30.873 ton,
sementara  produksi beras yang dihasilkan petani sendiri (dari hasil padi
sawah dan padi ladang)  adalah 19.375 ton atau baru memenuhiBab I - 6%
62,7
Laporan Awal

kebutuhan konsumsi beras masyarakat, tentunya masih jauh dari kata kata
Swasembada Beras. Komoditi Tanaman pertanian merupakan salah satu
komoditi unggulan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Tebo, angka kontribusi sektor pertanian
pada tahun 2012 dengan luas tanam 3795 Ha luas Panen 3757 Ha.
(Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika © 2017).

Bab I - 7
Laporan Awal

Berdasarkan UU No.41 tahun 2009, untuk keperluan Kemandirian,


Keamanan dan ketahanan Pangan, maka diperlukan Penyelamatan Lahan
Pertanian Pangan. Penyelamatan harus segera dilakukan karena laju
konversi lahan sawah atau pertanian pangan lainnya sangat cepat.
Untuk menghambat laju konversi maka UU ini memerlukan penetapan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Lahan Cadangan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) dan Kawasan Pertanian Pangan
Bab dapat
Berkelanjutan (KP2B). Pemanfaatan data citra penginderaan jauh I-8
Laporan Awal

digunakan dengan berbagai pendekatan algoritma semi-otomatis dalam


mengidentifikasi lahan pertanian actual.

Upaya perlindungan LP2B dilakukan melalui pembentukan


kawasan (KP2B) yang akan terdiri dari LP2B dan LCP2B dan berbagai
unsur pendukungnya. Hal ini bermakna selain sawah maka berbagai
pendukung juga perlu diketahui untuk menentukan kebijakan atau program
yang sesuai. KP2B selanjutnya perlu menjadi bagian integral Rencana
Bab I - 9
Laporan Awal

Tata Ruang Wilayah Kabupaten, sedangkan LP2B dan LC2B


diintegrasikan dalam Rencana Tata Ruang Rinci. Dalam perundangan ini
juga dinyatakan lahan pertanian pangan yang akan dilindungi bisa menjadi
bagian kawasan maupun membentang diluar kawasan. Dalam
perundangan ini juga dinyatakan lahan pertanian pangan yang akan
dilindungi dapat terdapat di dalam kawasan maupun di luar kawasan.

Bab I - 10
Laporan Awal

UU No.41 mengamanatkan perlunya penyelamatan lahan pertanian


pangan dari lahan pangan yang sudah ada atau cadangannya yang disusun
berdasarkan kriteria yang mencakup kesesuaian lahan, ketersediaan
infrastruktur, penggunaan lahan, potensi lahan dan adanya luasan dalam
satuan hamparan (Pasal 9, UU No 41, 2009). Amanat undang-undang
tersebut perlu ditindak lanjuti dengan mengidentifikasi lahan pertanian
yang ada saat ini baik yang beririgasi dan tidak beririgasi. Disamping itu
Bab I - 11
perlu ditentukan kriteria dan variabel penting sebagai dasar pembatasan
Laporan Awal

lahan utama dan lahan cadangan pangan tersebut. Untuk membangun


variabel-variabel ini diperlukan data-data pendukung yang relevan.

Saat ini data tanah yang memadai untuk pembuatan peta


kesesuaian lahan seperti peta tanah skala 1:50.000 masih kurang dari 50
persen tersedia di Indonesia. Sejauh ini data tanah yang memetakan
kondisi seluruh Indonesia adalah dari Sistem Lahan dari kegiatan
RePPProT yang bersifat publik. Namun demikian data tersebut
Bab I - 12
Laporan Awal

mempunyai kelemahan karena adanya variasi kualitas data dan juga


berskala 1:250.000. Data ini secara sistematis diperbaiki oleh Badan
Informasi Geospasial (BIG) tetapi cakupan area yang selesai masih
terbatas. Saat ini, data tersebut masih diandalkan oleh berbagai instansi
untuk berbagai tujuan. Alternatif sumber data tanah dari instansi
pemerintah atau swasta tersedia namun tidak tersusun dalam suatu sistem
database terstruktur sehingga sulit diketahui statusnya dan tidak dapat
diakses oleh publik. Bab I - 13
Laporan Awal

Dalam upaya untuk meningkatkan produktifitas pertanian ini


secara umum masih dihadapkan kepada permasalahan keterbatasan jumlah
jaringan irigasi teknis yang dimiliki, kondisi ini menyebabkan pola tanam
di daerah ini masih satu kali musim tanam dalam satu tahun, disamping 
masih terbatasnya SDM petani dalam mengelola kegiatan pertanian,
sehingga produktifitas tanaman padi di Kabupaten Tebo pada tahun 2012
rata-rata adalah 4,3 ton/ha, dengan angka produktifitas ini tentunya
berdampak terhadap  penyediaan beras untuk konsumsi dari Bab I - 14
produksi
Laporan Awal

sendiri, sehingga Kabupaten Tebo  masih mengalami kekurangan beras 


untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam daerah dari produksi sendiri
sebesar  8.276 ton/thn

Salah satu agenda strategis pemerintah kabinet kerja adalah


mewujudkan kedaulatan pangan di negeri ini. Kedaulatan pangan
diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: mencukupi
kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, mengatur kebijakan pangan
Bab I - 15
Laporan Awal

secara mandiri, serta melindungi dan mensejahterakan petani sebagai


pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan
pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap
diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk
meningkatkan kesejahteraan petani.

Upaya pencapaian swasembada dapat dilakukan dengan dua


pendekatan, yaitu dengan peningkatan IP, provitas sawah-sawah eksisting
Bab I - 16
Laporan Awal

dan penambahan baku lahan sawah. Peningkatan produksi padi melalui


perluasan sawah masih dimungkinkan, karena potensi lahan yang sesuai
untuk perluasan sawah masih dimungkinkan, karena potensi lahan yang
sesuai untuk perluasan sawah cukup luas. Sebelum melaksanakan kegiatan
perluasan sawah, terlebih dahulu diperlukan upaya mengetahui kelayakan
potensi lahan hasil identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL)
untuk dijadikan sawah baru dengan melakukan survei dan investigasi
Bab I - 17
Laporan Awal

calon lokasi serta pembuatan desain terhadap lokasi uang layak untuk
dijadikan sawah baru.

Dari itu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan


Provinsi Jambi dalam kegiatan Perluasan Areal Dan Pengembangan Lahan
Pertanian merencanakan Pekerjaan Survei Investigasi Dan Desain (SID)
Perluasan Sawah Tahun Anggaran 2018.

Bab I - 18
Laporan Awal

.2 Maksud dan Tujuan


1. Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan Pekerjaan Survei
Investigasi Dan Desain (SID) Perluasan Sawah sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan
Perencana untuk dapat dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas Konsultan perencana.
2. Tujuan yang diharapkan dalam Pekerjaan Survei Investigasi Dan
Desain (SID) Perluasan Sawah agar dapat tercapai Babakurasi
I - 19
Laporan Awal

pengukuran di lapangan yang diinginkan dan tepat sasaran.


Diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya sesuai dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai sesuai dengan KAK ini.

.3 Deskripsi Pekerjaan
1.3.1 Detail Proyek
Unit Satuan Kerja Bab I - 20
: Dinas Tanaman Pangan Hortikultura
Laporan Awal

dan Peternakan Provinsi Jambi


Kegiatan : Perluasan Areal Dan Pengembangan
Lahan Pertanian
Pekerjaan : Survei Investigasi Dan Desain (SID)
Perluasan Sawah
Lokasi : KT. Ulak Bandung Desa Tuo Sumai
Kecamatan Sumai Kabupaten Tebo.
Luas Areal : ± 40 Ha Bab I - 21
Laporan Awal

1.3.2 Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan ini adalah Pelaksanaan survei
investigasi pada calon lokasi perluasan sawah dan pembuatan
desain rancangan perluasan sawah pada calon lokasi yang
dinyatakan layak untuk sawah. Lokasi kegiatan berada di Wilayah
Kabupaten Tebo. Adapun hasil perencanaan tersebut diharapkan
Bab I - 22
akan memberikan arah dan pedoman bagi pelaksanaan dimaksud
Laporan Awal

dan sebagai acuan dalam pelaksanaan setiap jenis kegiatan dilokasi


pekerjaan. Ruang lingkup pekerjaan survei investigasi dan desain
(SID) perluasan sawah seluas 40 Ha untuk tahap persiapan diatas
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan

2. Sosialisasi dan koordinasi

3. Pengumpulan data primer dan sekunder Bab I - 23


Laporan Awal

4. Tabulasi dan pengolahan data

5. Penentuan Kelayakan calon lokasi

6. Pengukuran dan Pembuatan desain, meliputi pengukuran


lapangan, penyediaan peta dasar teknis, pembuatan peta situasi
lokasi skala 1:1000, pembuatan peta topografi skala 1:1000 dan
pembuatan peta rancangan/desain skala 1:1000

Bab I - 24
Laporan Awal

7. Pembuatan daftar petani pemilik/penggarap per petakan


kepemilikan

8. Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi


perluasan sawah, meliputi jumlah HOK yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.

Bab I - 25
Laporan Awal

.4 Metodologi Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Pekerjaan Survei
Investigasi Dan Desain (SID) Perluasan Sawah seperti yang dimaksud
pada KAK.
Data kondisi eksisting Pekerjaan Survei Investigasi Dan Desain
(SID) Perluasan Sawah Data topografi kawasan, observasi lapangan
untuk memetakan sawah di Wilayah Kabupaten Tebo, dengan
Bablahan)
menggunakan alat GPS Garmin untuk mengetahui situasi (bentuk I - 26
Laporan Awal

maupun dengan alat ukur Theodolite untuk mengetahui kontur tanah.


Dengan alat tersebut akan terekam semua data koordinat x, y dari titik-titik
sampel yang diambil. Selain itu juga dilakukan pengukuran luas areal
sawah dengan menggunakan alat disto atau dengan manual menggunakan
meteran. Untuk mengukur elevasi dilakukan pengukuran secara terestris
maka data ketinggian tempat menggunakan data sekunder yaitu data
kontur tanah dari peta RBI digital keluaran Bakosurtanal dengan skala
Bab I - 27
Laporan Awal

1:1000. Data selanjutnya diolah dengan komputer menggunakan perangkat


lunak (software) ArcGIS dan ArcView.
a) Persiapan
Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk mengukur luasan
sawah di Kabupaten Tebo.
b) Sosialisasi dan koordinasi
c) Pengumpulan data primer dan sekunder
d) Tabulasi dan pengolahan data primer dan sekunder Bab I - 28
Laporan Awal

e) Penentuan kelayakan calon lokasi


f) Pengukuran dan pembuatan desain
g) Pembuatan daftar petani pemilik/penggarap
h) Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi perluasan
sawah.
i) Pelaporan dan percetakan output pekerjaan

1.5. Sistematika Penyusunan Bab I - 29


Laporan Awal

Buku terwujudnya Pekerjaan Survei Investigasi Dan Desain


(SID) Perluasan Sawah ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
a. Laporan Awal
Laporan Awal Substansi dalam laporan Awal meliputi :
 Pendahuluan
 Gambaran umum wilayah
 Metodologi
Bab I - 30
Laporan Awal

 Penugasan personil
 Organisasi dan jadwal pekerjaan

b. Laporan Akhir
Laporan akhir berupa laporan final dari pelaksanaan Pekerjaan Survei
Investigasi Dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tebo yang
terdiri dari laporan teknis dan Proses pekerjaan, juga gambar detail.
Bab I - 31
Laporan Awal

Bab I - 32

Anda mungkin juga menyukai