Juknis Pengamatan Opt Dpi 2021
Juknis Pengamatan Opt Dpi 2021
Tim Penyusun :
Lilik Retnowati
Asis Purwoko
Mochamad Nurhidayat
Novi Muhani
Tim Editor :
Laili Rahmawati
Lilis Lisnawati
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
NOMOR 127/HK.310/C/5/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAMATAN DAN PELAPORAN
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN SERTA
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
i
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2012 tentang Pangan (Lembaran Negara RI Tahun
2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5360;
6 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran
Negara RI Tahun 2013 Nomor 131 (Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5433);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang
Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan
(Lembaran Negara RI Tahun 2019 Nomor 332,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 7345);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4614);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran
Negara RI Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4890);
ii
10. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara RI
Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5178);
11. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian (Lembaran Negara RI Tahun
2015 Nomor 85);
12. Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang
Perubahan Ketiga atas Pertauran Presiden Nomor 3
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional;
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/
OT.140/3/2014 tentang Pedoman Perencanaan
Pembangunan Pertanian Berbasis e-planning;
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2018
tentang Dampak Perubahan Iklim;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Petunjuk Teknis Pengamatan dan Pelaporan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta Dampak Perubahan
Iklim (DPI) sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESATU merupakan dasar bagi ASN baik tingkat Pusat
maupun Daerah dalam pelaksanaan kegiatan
iii
pengamatan dan pelaporan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI).
KETIGA : Segala biaya yang diperlukan sebagai akibat ditetapkan
Keputusan ini dibebankan pada DIPA Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran
2021.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Mei 2021
DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,
SUWANDI
NIP. 196703231992031003
iv
KATA PENGANTAR
Program peningkatan produksi untuk mencapai swasembada
pangan dan swasembada berkelanjutan melalui pengamanan
produksi sangat dipengaruhi oleh serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Penanganan
serangan OPT dan DPI merupakan tugas dan fungsi dari Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan dalam mendukung kinerja
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Keberadaan OPT di lapangan dan kondisi iklim harus selalu dipantau
secara periodik melalui kegiatan pengamatan dan dilaporkan secara
berjenjang kepada instansi vertikal di atasnya. Hasil pemantauan/
pengamatan lapangan selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan serta langkah-langkah operasional di
lapangan.
Keberhasilan pengamatan dan pelaporan sangat ditentukan oleh
metode pengamatan dan pelaporan yang diadopsi atau dipedomani
oleh para pelaksana (petugas lapangan). Petunjuk Teknis
Pengamatan dan Pelaporan OPT serta DPI yang tersedia saat ini
berdasarkan SK Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 36/
HK.310/C/3/2018 tanggal 26 Maret 2018. Seiring perkembangan
situasi dan kondisi lapangan diperlukan kebijakan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat dalam pengendalian OPT, sehingga
petunjuk teknis ini perlu disesuaikan.
Petunjuk Teknis Pengamatan dan Pelaporan OPT dan DPI Tahun
2021 ini merupakan revisi petunjuk teknis tahun 2018. Petunjuk
teknis ini disusun sebagai pedoman bagi petugas perlindungan di
Pusat maupun Daerah dalam menerapkan sistem perlindungan
tanaman pangan secara terpadu.
v
Petunjuk Teknis ini hendaknya dilaksanakan dengan baik, sehingga
pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan tepat, aman,
efektif dan efisien.
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR FORMULIR
xii
Formulir 2.1. Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Banjir oleh
POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Setengah
bulanan) .............................................................................. 84
Formulir 2.2. Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Banjir oleh
Koordinator POPT/LPHP kepada BPTPH
(Setengah bulanan) ........................................................ 85
Formulir 2.3. Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Banjir oleh
BPTPH kepada Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan (Setengah bulanan) ........................................ 86
Formulir 2.4. Laporan Insidentil Akibat Banjir/Bencana Alam 87
xiv
Formulir 8.2. Laporan Penggunaan Pestisida oleh Koordinator
POPT kepada BPTPH (Bulanan) ............................. 109
xv
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan merupakan unit
kerja dibawah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
menjalankan tugas penyiapan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengendalian hama penyakit dan
perlindungan tanaman pangan sebagaimana diamanatkan
dalam Permentan Nomor 40 Tahun 2020. Dalam pelaksanaan
tugasnya melakukan (i) penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria di bidang pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim, dan (ii)
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,
aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak
perubahan iklim .
Pengamanan produksi tanaman Pangan sangat dipengaruhi
oleh kecepatan dan ketepatan pengambilan
keputusan/kebijakan di bidang perlindungan tanaman
pangan. Pengambilan keputusan tersebut sangat dipengaruhi
oleh data dan informasi yang cepat, tepat, akurat, terkini, dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, untuk menghasilkan data
dan informasi yang akurat diperlukan petunjuk teknis
pengamatan dan pelaporan yang tepat serta aplikatif.
Pengamatan dan pelaporan merupakan komponen penting
dan mendasar dalam sistem perlindungan tanaman pangan.
Pengamatan bertujuan mengetahui jenis dan kepadatan
populasi OPT, luas dan intensitas serangan OPT, luas
1
kerusakan akibat DPI, daerah penyebaran, serta faktor-faktor
yang memengaruhinya. Data dan informasi yang diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk menyusun langkah operasional
pengendalian OPT dan penanganan DPI di lapangan.
Pelaporan bertujuan memberikan informasi yang diperlukan
untuk menyusun rencana operasional perlindungan tanaman
pangan, tindakan korektif, penyempurnaan kegiatan
pengamatan dan pelaporan serta penyediaan sarana
pengendalian OPT dan penanganan DPI. Terlaksananya
kegiatan pengamatan dan pelaporan yang baik dan benar
memerlukan petunjuk teknis pengamatan dan pelaporan
OPT/DPI. Petunjuk teknis ini hendaknya dilaksanakan dengan
baik sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
cepat, tepat, aman, efektif dan efisien.
2
II. ISTILAH DAN BATASAN
3
6. Eradikasi adalah tindakan pemusnahan terhadap tanaman
yang terserang OPT dengan tujuan untuk mencegah penyebaran
serangan yang lebih luas atau untuk mencegah serangan pada
musim tanam berikutnya.
7. Gangguan Fisiologis adalah gangguan langsung maupun tidak
langsung akibat perubahan iklim terhadap proses pertumbuhan
tanaman
8. Garis Bujur (longitude) adalah garis khayal yang ditarik dari
kutub utara ke kutub selatan (untuk memudahkan lokasi suatu
tempat yang ditentukan dari garis meridian nol Greenwich);
meridian. Format penulisan dengan menggunakan setting
default atau pengaturan dasar (contoh: 106.234578).
9. Garis Lintang (latitude) adalah garis khayal yang melingkari
bumi, sejajar dengan garis khatulistiwa, baik yang ada di selatan
(garis lintang selatan) maupun di sebelah utara (garis lintang
utara), penting untuk mengetahui keadaan iklim dan letak
geografis suatu tempat; garis paralel; (format penulisan dengan
menggunakan setting default atau pengaturan dasar (contoh: -
6.12345).
10. Intensitas Kerusakan Hamparan adalah tingkat kerusakan
pada level hamparan yang penghitungannya didasarkan pada
penjumlahan luas serangan setelah masing-masing dilakukan
pembobotan intensitas serangannya.
11. Intensitas Serangan adalah tingkat serangan atau tingkat
kerusakan tanaman yang disebabkan oleh OPT dinyatakan
dalam persen.
12. Kekeringan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan air pada fase
tertentu yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak
optimal sehingga berpotensi menurunkan produksi tanaman.
13. Kepadatan Populasi OPT adalah jumlah populasi OPT yang
terdapat pada setiap unit contoh, misalnya banyaknya wereng
cokelat per rumpun.
4
14. Kerusakan Mutlak adalah kerusakan pada tanaman/bagian
tanaman oleh serangan OPT yang menyebabkan tanaman
tersebut tidak menghasilkan.
15. Kerusakan Tidak Mutlak adalah kerusakan pada
tanaman/bagian tanaman oleh serangan OPT, tetapi
tanaman/bagian tanaman tersebut masih dapat menghasilkan.
16. Kumulatif Terkena adalah penjumlahan luas tambah terkena
periode 1 tahun.
17. Kumulatif Puso adalah penjumlahan luas tambah puso dan luas
puso pada perubahan kategori puso dalam periode 1 tahun.
18. Luas Pengendalian adalah luas tanaman pada lahan terserang
OPT yang dikendalikan dengan cara fisik/mekanik, biologis,
kimiawi dan kultur teknis yang dinyatakan dalam hektar.
19. Luas Serangan adalah luas tanaman terserang OPT yang
dinyatakan dalam hektar.
20. Luas Tambah Serangan adalah luas tanaman terserang OPT
yang baru pada periode pengamatan dan belum pernah
dilaporkan yang dinyatakan dalam hektar.
21. Luas Keadaan Serangan adalah luas sisa serangan pada
periode pengamatan sebelumnya ditambah dengan luas tambah
serangan baru yang dinyatakan dalam hektar.
22. Luas Terkendali adalah tidak bertambah/berkembangnya
luas serangan OPT (standing crop/tegakan) /
populasi/intensitas serangan dibandingkan luas serangan
periode sebelumnya sebagai hasil tindakan pengendalian.
23. Luas Sisa Periode adalah luas pertanaman yang masih terkena
(OPT/DPI) atau mengalami perubahan kategori pada periode
laporan berikutnya yang dinyatakan dalam hektar.
24. Luas Surut adalah luas areal pertanaman yang terkena banjir,
pertumbuhannya kembali normal atau mendekati normal
dinyatakan dalam hektar.
5
25. Luas Pulih adalah luas areal pertanaman yang terkena
kekeringan, pertumbuhannya kembali normal atau mendekati
normal dinyatakan dalam hektar.
26. Luas Keadaan Banjir adalah luas areal pertanaman yang
terkena banjir sesuai kondisi pada saat periode laporan yang
dinyatakan dalam hektar.
27. Luas Tambah Banjir adalah luas kerusakan tanaman akibat
banjir yang baru terjadi dan belum pernah dilaporkan yang
dinyatakan dalam hektar.
28. Luas Keadaan Kekeringan adalah luas areal pertanaman yang
terkena kekeringan sesuai kondisi pada saat periode laporan
yang dinyatakan dalam hektar.
29. Luas Tambah Kekeringan adalah luas kerusakan tanaman
akibat kekeringan yang baru terjadi dan belum pernah
dilaporkan yang dinyatakan dalam hektar.
30. Musuh Alami adalah semua organisme yang ditemukan di alam
yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau
menyebabkan kematian OPT. Musuh alami antara lain predator,
parasitoid dan patogen serangga.
31. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua
organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau
menyebabkan kematian tumbuhan.
32. OPT Utama adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan yang
selalu ada dan menyebabkan kerugian secara ekonomi dengan
persentase luas serangan yang lebih besar daripada OPT lainnya
baik di tingkat nasional maupun lokal.
33. Pengamatan adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan
informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT,
banjir, kekeringan, bencana alam, dan gangguan fisiologis serta
faktor-faktor yang memengaruhinya (varietas, umur tanaman,
musuh alami, curah hujan, suhu, kecepatan angin dan radiasi
matahari).
6
34. Pengamatan Tetap adalah pengamatan yang dilakukan secara
berkala pada lokasi/alat yang tetap dan mewakili bagian
terbesar wilayah pengamatan.
35. Pengamatan Petak Tetap adalah pengamatan di daerah
potensial/sporadis/endemis serangan OPT, mewakili bagian
terbesar wilayah pengamatan dengan kriteria hamparan terluas,
varietas peka, varietas dominan, umur tanaman, dan perlakuan
budidaya yang relatif seragam (homogen).
36. Pengamatan Keliling adalah pengamatan yang dilakukan
secara berkala dengan menjelajahi/mengelilingi wilayah
pengamatan untuk mengetahui keadaan serangan OPT, banjir,
kekeringan, bencana alam, dan gangguan fisiologis serta
informasi tentang penggunaan dan penyimpanan bahan
pengendali OPT.
37. Pengendalian OPT adalah tindakan atau upaya untuk
mencegah dan menanggulangi serangan OPT terhadap tanaman.
38. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)
adalah Aparatur Sipil Negara atau petugas lain yang diberi tugas,
tanggungjawab, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk
melakukan kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian
OPT.
39. Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan untuk
memprediksi populasi/serangan OPT serta kemungkinan
penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan
waktu tertentu.
40. Peringatan Dini adalah laporan tentang kewaspadaan
kemungkinan terjadinya serangan OPT karena adanya
kecenderungan peningkatan kepadatan populasi atau tingkat
serangan.
41. Perubahan kategori adalah luas tanaman yang mengalami
perubahan kategori (ringan, sedang, berat dan puso) pada
7
periode berikutnya karena adanya pengendalian/pulih dan
perkembangan OPT atau DPI (kekeringan/gangguan fisiologis).
42. Puso adalah keadaan dimana suatu pertanaman mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) dan/atau dampak perubahan iklim (DPI) di
atas 85%. Luas puso merupakan bagian dari luas terkena.
43. Sumber Serangan adalah areal pertanaman yang menunjukkan
adanya serangan OPT dan berpotensi menyebar ke areal
pertanaman yang lain.
44. Tanaman Terserang adalah tanaman yang mengalami
kerusakan akibat serangan OPT pada tingkat populasi dan/atau
intensitas serangan di atas atau sama dengan ambang
pengendalian.
45. Terkena adalah keadaan dimana suatu pertanaman mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) dan/atau dampak perubahan iklim (DPI).
Kategori terkena untuk OPT dan Kekeringan/Gangguan
Fisiologis terdiri atas Ringan, Sedang, Berat, Puso. Sedangkan
untuk Banjir/Bencana Alam berupa terkena dan puso.
46. Titik Koordinat adalah titik utama pada pedoman atau kompas,
yaitu titik utara, selatan, timur, dan barat (contoh: -6.12345,
106.234578).
47. Wilayah Kerja adalah area kerja POPT meliputi satu atau lebih
wilayah pengamatan.
48. Wilayah penaksiran adalah bagian dari wilayah pengamatan
di wilayah kerja POPT (Kecamatan) dan digunakan oleh POPT
untuk melakukan pengamatan OPT.
49. Wilayah pengamatan adalah wilayah administratif kecamatan
yang merupakan area kerja pengamatan/ pengendalian OPT
yang menjadi tanggungjawab petugas (POPT).
8
III. PENGAMATAN
9
Disamping OPT utama tersebut di atas, apabila terdapat OPT yang
dianggap spesifik, dominan/utama di daerah tertentu, maka perlu
dilakukan pengamatan dan pelaporannya. Pengamatan juga
dilakukan terhadap kerusakan tanaman akibat dampak
perubahan iklim (DPI) yaitu banjir, kekeringan, bencana alam dan
gangguan fisiologis. Jenis OPT/DPI diberi kode sebagaimana
terdapat pada Lampiran 1.
10
Gambar 1. Pembagian sub wilayah pengamatan di wilayah kerja
POPT
Hasil pengamatan dari keempat sub wilayah pengamatan tersebut
merupakan hasil pengamatan minggu pertama. Pengamatan
untuk minggu kedua dilakukan sebagaimana pengamatan pada
minggu pertama.
Hasil pengamatan tetap dan keliling pada minggu pertama dan
kedua merupakan hasil pengamatan tengah bulan pertama
(tanggal 1-15) dan dilaporkan pada akhir periode laporan tengah
bulan pertama. Pengamatan tengah bulan kedua (tanggal 16-31)
dilakukan dengan metode yang sama dengan pengamatan tengah
bulan pertama dan dilaporkan pada akhir periode laporan tengah
bulan kedua.
1. Pengamatan Tetap
Pengamatan tetap adalah pengamatan yang dilakukan secara
berkala pada obyek yang tetap meliputi pengamatan petak
tetap, pengamatan lampu perangkap dan pengamatan unsur
iklim.
11
a. Pengamatan Petak Tetap
Pengamatan petak tetap dilaksanakan untuk mengetahui
perubahan kepadatan populasi OPT dan musuh alami serta
intensitas serangan. Petak tetap ditentukan di daerah
potensial/sporadis/endemis serangan OPT, mewakili
bagian terbesar wilayah pengamatan dengan kriteria
hamparan terluas, varietas peka, varietas dominan, umur
tanaman, satu kepemilikan atau perlakuan budidaya yang
seragam (homogen). Pengamatan petak tetap dilakukan
secara berkala sejak persemaian, pertanaman sampai
dengan panen.
1) Persemaian (Tanaman Padi)
Persemaian merupakan awal infestasi dari OPT dan
musuh alami, sehingga persemaian yang sehat sangat
penting untuk awal budidaya tanaman sehat dan
mengembangkan populasi musuh alami lebih awal.
Kondisi agroekosistem persemaian meliputi tanaman
yang masih sangat muda dan rentan terhadap tekanan
lingkungan termasuk OPT. Pengamatan Populasi
maupun gejala serangan OPT tersebut dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
- Pada petak persemaian yang akan digunakan untuk
petak tetap pertanaman, tetap ditetapkan 3 (tiga)
titik contoh berukuran 1 m2 untuk mengamati
intensitas kerusakan tanaman oleh OPT. Pada tiap
titik contoh 1 m2 diamati 10 tunas tanaman.
- pengamatan populasi OPT dan musuh alami
dilakukan dengan menggunakan jaring serangga
sebanyak 10 kali ayunan tunggal.
- Pengamatan tikus dilakukan secara sensus pada
seluruh petak persemaian contoh, dengan
12
melakukan pengukuran luas setiap spot terserang
dibagi luas persemaian dikali 100%.
2) Pertanaman
Pengamatan petak tetap pada pertanaman merupakan
kelanjutan dari pengamatan petak tetap di persemaian.
Tahapan penentuan petak tetap :
1) Lokasi petak tetap merupakan hamparan yang sama
dengan petak tetap di persemaian (berkelanjutan).
2) Dalam satu hamparan ditentukan satu petak contoh
dalam satu kepemilikan (dapat terdiri dari beberapa
petak alami)
3) Pada setiap lokasi pengamatan petak tetap harus
ditandai dengan tiang bambu dan plang pengamatan.
4) Pengambilan contoh sebanyak 30 rumpun tanaman
dengan metode acak sistematik (diagonal, bentuk “U”,
atau zigzag), disesuaikan dengan kondisi lahan dan
sebaran OPT khususnya yang bersifat merata
(Gambar 2).
14
tempat yang dapat mewakili wilayah tersebut. Curah hujan
ditakar pada pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Curah hujan 0,5-0,9 mm dibulatkan menjadi 1 mm,
sedangkan 0,1-0,4 mm dibulatkan menjadi 0 mm, tetapi hari
yang bersangkutan dihitung sebagai hari hujan. Hasil
pengamatan curah hujan dilaporkan setiap bulan per
sepuluh harian (dasarian).
2) Pengumpulan Data Automatic Weather Station (AWS) AWS
merupakan salah satu alat pengamatan unsur- unsur cuaca
(curah hujan, suhu, kelembaban, intensitas matahari)
secara otomatis. Data pengamatan AWS diperoleh secara
jam-jaman, sehingga perlu diolah sedemikian rupa sesuai
kebutuhan. Seperti pengamatan penakar curah hujan, nilai
curah hujan 0,5-0,9 mm dibulatkan 1 mm, sedangkan 0,1-
0,4 mm dicatat 0 mm, tetapi hari yang bersangkutan
dihitung sebagai hari hujan. Hasil pengumpulan dan
pengolahan data AWS di laporkan secara rutin setiap bulan
per dasarian.
16
Gambar 3. Lokasi pengamatan persemaian dalam hamparan
17
Pengamatan serangan OPT pada pertanaman dilakukan
sebagai berikut :
a. Pengamatan populasi dilakukan dengan menghitung
jumlah populasi OPT dan musuh alami.
b. Pengamatan intensitas serangan OPT dapat dilakukan
dengan cara :
1). Pengamatan kerusakan mutlak dilakukan dengan
cara menghitung tunas/ anakan/ rumpun/ bagian
tanaman lainnya yang terserang OPT.
2). Pengamatan kerusakan tidak mutlak dilakukan
dengan cara menentukan skala kerusakan (skor)
akibat serangan OPT.
19
• Mengamati keadaan pertanaman untuk mengetahui
intensitas serangan atau kepadatan populasi OPT
sasaran, terkena DPI, varietas dan umur tanaman.
• Menaksir luas serangan OPT berdasarkan intensitas
serangan. Apabila terjadi serangan lebih dari satu
OPT, maka penaksiran dilakukan terhadap OPT
utama dengan intensitas serangan tertinggi.
Catatan
Jika dalam wilayah pengamatan ditemukan lebih dari 1 (satu) jenis OPT, maka OPT
dengan intensitas yang lebih rendah harap diinformasikan juga kepada petani agar
dapat dipantau perkembangannya.
20
Gambar 7. Ilustrasi Perhitungan Luas Puso pada satu
Hamparan
Keterangan:
Spot puso (intensitas serangan > 85% dari tunas, malai, gabah,
leher malai, batang, tongkol, polong, rumpun/bagian tanaman)
= 10.000 m2 = 1 Ha
Kondisi tersebut terutama untuk hama wbc, tikus, dan sejenisnya
Pada Hamparan sawah 20 Ha, ditemukan puso seluas 1 Ha
∑ Puso = 1.000 + 1.000+1.000+1.000+500+500+2.5
00+2.500 = 10.000 m2 = 1 Ha.
Menaksir luas serangan R,S,B = Luas Hamparan – Puso = 19 Ha
Intensitas serangan R, S, B dihitung dari luas 19 Ha
C. Penilaian Kerusakan
1. Kerusakan Tanaman Akibat OPT
Penilaian terhadap kerusakan tanaman dilakukan berdasarkan
gejala serangan OPT yang sifatnya sangat beragam. Kerusakan
21
tanaman oleh serangan OPT dapat berupa kerusakan mutlak
dan tidak mutlak.
a. Kerusakan Mutlak
Kerusakan mutlak adalah kerusakan pada tanaman/ bagian
tanaman oleh serangan OPT yang menyebabkan tanaman
tidak menghasilkan, misalnya serangan penggerek batang
padi yang menyebabkan gejala sundep/ beluk dan serangan
kerdil rumput/ kerdil hampa.
Perhitungan intensitas serangan OPT yang menyebabkan
kerusakan mutlak atau dianggap mutlak digunakan rumus
sebagai berikut :
n
I= x 100%
N
Keterangan :
I = Intensitas serangan (%)
n = Banyak contoh (tunas, malai, gabah, leher malai, batang, tongkol,
polong, rumpun/bagian tanaman) yang rusak mutlak
N = Banyaknya contoh yang diamati
22
Contoh hasil pengamatan terhadap 10 rumpun pada tabel 2.
23
Kode Komoditas Kerusakan mutlak
02. Jagung Lalat bibit (tunas), penggerek batang (tanaman), penggerek tongkol
(tongkol), uret (tanaman), kumbang landak (tongkol), nematoda
(tanaman), burung (tongkol), tikus (tongkol), babi hutan (batang dan
tongkol), penyakit bulai (tanaman), busuk tongkol (tongkol), dan penyakit
gosong bengkak (tongkol).
03. Ubi kayu Tikus (tanaman), babi hutan (tanaman), uret (tanaman), tungau
(tanaman), penyakit layu (tanaman), dan busuk bakteri batang (tanaman).
04. Ubi jalar Hama boleng (umbi), babi hutan (tanaman), dan virus (tanaman)
05. Kacang Tikus (rumpun), babi hutan (rumpun), penyakit virus belang
tanah (rumpun), sapu (rumpun), gapong (polong), nematoda layu akar
(rumpun), nematoda buncak akar (rumpun), layu bakteri (rumpun),
virus mosaik (tanaman), virus kacang bergaris (tanaman), dan virus
belang (rumpun).
06. Kedelai Lalat kacang (tunas), kepik hijau (polong), penggerek polong (polong),
kepik coklat (polong), nematoda layu (tanaman), penggerek pucuk
(tanaman), tikus (tanaman), pengisap polong (polong), babi hutan
(tanaman), penggerek batang (tanaman), nematoda buncak akar
(tanaman), penyakit busuk pangkal batang (tanaman), virus mosaik
(tanaman), virus mosaik kuning kedelai (tanaman), virus belang samar
kacang panjang (tanaman), busuk arang (tanaman), busuk Rhizoctonia
(tanaman), virus kerdil (tanaman), virus kacang mosaik kuning
(tanaman), dan virus katai (tanaman).
07. Kacang Lalat kacang (tunas), kepik hijau (polong), penggerek polong (polong),
hijau tikus (polong dan tanaman), babi hutan (tanaman), virus mosaik kacang
hijau (tanaman), busuk semai (tunas), nematoda layu akar (tanaman),
nematoda buncak akar (tanaman), sapu (tanaman), dan penghisap polong
(polong).
08. Porang Penggerek batang, uret (akar dan pangkal batang), busuk batang
Sclerotium sp., dan bercak daun Cercospora sp.
Keterangan :
I = Intensitas serangan (%)
ni = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh dengan skala
kerusakan vi
24
vi = Nilai skala kerusakan contoh ke-i
N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh yang diamati
Z = Nilai skala kerusakan tertinggi
25
Ket : Intensitas ini masuk kategori Berat untuk serangan Penyakit dan
Sedang untuk serangan Hama (Tabel 4 dan 5).
27
2. Kerusakan Tanaman Akibat DPI
Dampak Perubahan Iklim (DPI) dapat mengakibatkan
kerusakan pada pertanaman secara langsung maupun tidak
langsung.
a. Kerusakan Langsung
Kerusakan langsung adalah kerusakan tanaman yang
secara langsung terjadi akibat perubahan iklim (banjir,
kekeringan) dan bencana alam (banjir bandang, erupsi
gunung berapi, tanah longsor, dll) yang dapat
mempengaruhi produksi. Penilaian kerusakan langsung
pada tanaman akibat DPI dan bencana alam adalah seperti
pada tabel 8, 9 dan 10.
Tabel 8. Kategori Penilaian Banjir
Kategori Tingkat Kerusakan dan Gejala Pada Tanaman
28
Tabel 10. Kategori Penilaian Dampak Bencana Alam
Kategori Tingkat Kerusakan dan Gejala Pada Tanaman
29
Tabel 11. Kategori Penilaian Kerusakan Tidak Langsung
Kategori Tingkat Kerusakan dan Gejala Pada Tanaman
Catatan :
Kerusakan fisiologis bisa memicu timbulnya serangan penyakit. Luas serangan yang
dilaporkan adalah gejala fisiologis.
30
IV. PELAPORAN
Laporan hasil pengamatan merupakan informasi yang diperlukan
untuk menyusun rencana operasional perlindungan tanaman
pangan yang meliputi peringatan dini, tindakan korektif,
penyempurnaan kegiatan pengamatan, penyediaan sarana
pengendalian, dan penyusunan program perlindungan tanaman
pangan pada periode berikutnya. Laporan tersebut dibuat secara
berjenjang disampaikan ke Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan secara periodik (lampiran 5).
A. Jenis Laporan
Laporan Perlindungan Tanaman Pangan terdiri dari 8 (delapan)
jenis, yaitu Laporan Harian, Laporan Peringatan Dini, Laporan
Setengah Bulanan, Laporan Bulanan, Laporan Musiman, Laporan
Tahunan, Laporan Eksplosi dan Laporan Khusus/Insidentil.
1. Laporan Harian
Laporan harian merupakan laporan pengamatan serangan
OPT/DPI dengan menggunakan aplikasi pelaporan OPT/DPI.
31
3. Laporan Setengah Bulanan
Laporan Setengah Bulanan adalah laporan hasil pengamatan
keliling/patroli dan pengamatan petak tetap serta
rekapitulasinya yang disampaikan setiap setengah bulan.
Laporan tersebut berisi informasi mengenai lokasi
pengamatan; komoditas; luas pertanaman; varietas dan umur
tanaman; jenis OPT; luas kerusakan akibat OPT, gangguan
fisiologis, bencana alam dan banjir/kekeringan; sisa periode
sebelumnya; luas terkendali/surut/pulih; luas pengendalian/
upaya penanganan; intensitas serangan; kepadatan populasi
OPT dan musuh alami.
4. Laporan Bulanan
Laporan bulanan adalah laporan hasil rekapitulasi tangkapan
lampu perangkap, penggunaan pestisida, stok pestisida,
kumulatif luas tambah tanaman padi dan palawija dan unsur-
unsur iklim yang disampaikan setiap bulan.
5. Laporan Musiman
Laporan Musiman dibuat setelah musim tanam berakhir, baik
Musim Kemarau (MK) maupun Musim Hujan (MH). Laporan
tersebut merupakan rekapitulasi hasil pengamatan selama
satu musim tanam yang dirinci perbulan, terdiri dari keadaan
serangan, kumulatif luas tambah serangan OPT/terkena DPI,
intensitas serangan, kepadatan populasi OPT, pelaksanaan
kegiatan perlindungan tanaman, unsur-unsur iklim. Selain
data-data tersebut, juga dilaporkan tentang penggunaan
sarana produksi dan pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT.
6. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan dibuat setiap akhir tahun anggaran,
merupakan evaluasi kegiatan perlindungan tanaman secara
menyeluruh selama satu tahun anggaran. Laporan tersebut
32
antara lain berisi luas tanam, kumulatif luas tambah serangan
OPT/ terkena DPI tiap bulan, luas pengendalian, hasil
pengamatan petak tetap, unsur-unsur iklim, stok pestisida,
keadaan sarana kerja POPT dan LPHP/LAH serta hasil-hasil
kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan
perlindungan tanaman.
7. Laporan Eksplosi
Laporan Eksplosi dibuat apabila keadaan populasi atau
intensitas serangan OPT berkembang dan menyebar secara
cepat, sehingga petani baik perseorangan maupun bersama-
sama tidak mampu mengatasinya dan memerlukan bantuan
pemerintah untuk menanggulanginya. Laporan Eksplosi
dibuat oleh POPT dilaporkan secara langsung ke BPTPH dan
ditembuskan kepada koordinator POPT dan LPHP. BPTPH
melaporkan ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan
ditembuskan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan
Dinas Pertanian Kabupaten setempat. Laporan terkini (real
time) disampaikan melalui aplikasi berbasis teknologi
informasi secara kontinyu sampai kondisi serangan OPT
terkendali.
8. Laporan Khusus/Insidentil
Laporan khusus/insidentil yang perlu disampaikan sesuai
dengan keperluan pimpinan atau instansi vertikal di atasnya.
Laporan khusus/insidentil antara lain dapat berbentuk
laporan kegiatan khusus perlindungan, hasil surveillance (OPT
dan DPI), penggunaan pestisida dan lain sebagainya.
d. UPTD-BPTPH
Pelaporan yang dibuat oleh UPTD-BPTPH sebagai berikut:
a. Laporan Harian (formulir 1.3.a.1) dikirim setiap hari dan
disampaikan kepada pimpinan dan atau instansi vertikal
lainnya melalui aplikasi pelaporan OPT/DPI.
b. Laporan Setengah Bulanan (formulir 1.3.b/ 2.3/ 3.3.a/
3.3.b/ 4.3/ 5.3) dikirim paling lambat tanggal 4 dan 19
setiap bulan kepada Dinas Pertanian Provinsi dan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
35
c. Laporan Bulanan (formulir 9) dikirim paling lambat
tanggal 4 setiap bulan kepada Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan.
d. Laporan Musiman dibuat setiap akhir musim tanam dan
dikirimkan kepada Dinas Pertanian Provinsi.
e. Laporan Tahunan dikirim paling lambat bulan Februari
kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan.
36
37
Lampiran 1. Kodefikasi jenis tanaman, OPT dan DPI
Jenis
No No Kode Jenis OPT dan DPI
Tanaman
1 Padi Penggerek batang padi (Scirpophaga innotata , S. incertulas , Chilo
1 suppressalis dan Sesamia inferens ).
15 Tungro (virus)
16 Kerdil rumput (virus)
17 Kerdil kuning (organisme menyerupai mikoplasma = MLO)
18 Daun jingga (organisme menyerupai mikoplasma = MLO )
19 Kerdil hampa (virus)
20 Bercak daun coklat bergaris (Cercospora janseana = Cercospora oryzae )
36 Fisiologis
37 Lain-lain (sebutkan secara spesifik)
98 Bencana banjir
99 Bencana kekeringan
38
Lanjutan Lampiran 1.
Jenis
No No Kode Jenis OPT danDPI
Tanaman
2 Jagung 1 Lalat bibit (Atherigona exigua, A. oryzae, A. orientalis)
36 Fisiologis
37 Lain-lain (sebutkan secara spesifik)
98 Bencana banjir
99 Bencana kekeringan
3 Ubi Kayu 1 Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus)
4 Tikus
5 Antraknosa (Colletotrichum manihotis )
36 Fisiologis
37 Lain-lain (sebutkan secara spesifik)
98 Bencana banjir
99 Bencana kekeringan
39
Lanjutan Lampiran 1.
Jenis
No No Kode Jenis OPT dan DPI
Tanaman
4 Ubi Jalar 1 Hama boleng (Cylas formicarius )
18 Thrips sp.
19 Tungau merah Tetranychus martianae M.
20 Tikus
21 Layu Fusarium Fusarium oxysporum, F. Batatas
36 Fisiologis
37 Lain-lain (sebutkan secara spesifik)
98 Bencana banjir
99 Bencana kekeringan
5 Kacang Tanah 1 Wereng daun (Amrasca = Empoasca spp.)
2 Pengorok daun (Biloba subsecivella )
4 Tikus
5 Penyakit karat daun (Puccinia arachidis )
Bercak daun coklat (Cercosporidium personatum (=Cercospora personata ) dan C.
6 arachidicola )
40
Lanjutan Lampiran 1.
Jenis
No No Kode Jenis OPT dan DPI
Tanaman
6 Kedelai 1 Kepik (Piezodorus rubrofasciatus , P. hybneri )
4 Tikus
5 Pengisap polong (Riptortus linearis )
9 Babi hutan
10 Kumbang kedelai (Phaedonia inclus a)
41
Lanjutan Lampiran 1.
Jenis
No No Kode Jenis OPT dan DPI
Tanaman
7 Kacang Hijau 1 Penggerek polong (Maruca testulalis , Etiella sp.)
Penyakit embun tepung/Powdery Mildew (Spaerotheca fuliginea dan Erysiphe
2 polygoni )
4 Tikus
5 Penyakit virus mosaik kacang hijau (Mungbean Mosaic Virus )
9 Babi hutan
10 Kudis (Elsinoe iwatae Kajiwaa et al.)
36 Fisiologis
37 Lain-lain (sebutkan secara spesifik )
98 Bencana banjir
99 Bencana kekeringan
8 Porang 1 Penggerek batang
2 Uret
3 Ulat tanduk (Theretra oldenlandiae )
8 Babi hutan
9 Layu Fusarium sp.
42
Lanjutan Lampiran 1.
Jenis
No No Kode Jenis OPT dan DPI
Tanaman
8 Porang 13 Hawar daun Helminthosporium sp.
43
Lampiran 2. Jenis-jenis musuh alami efektif dan OPT sasarannya
OPT Sasaran
No Jenis musuh alami
WBC WPP WHJ WZG PB GJR WS HP HPP UD KT LLT KPK BLLG APH UT
I. PARASIT
A. Hymenoptera
Amauromorpha accepta
- - - - + - - - - - - - - - - -
metatorica
Anagrus flaveolus + + + - - - - - - - - - - - - -
Anagrus obtabilis + + + - - - - - - - - - - - - -
Charops brachyterum - - - - - - - - - + - - - - - -
Copidosomopsis nacoleiae - - - - + - - - + + - - - - - -
Cotesia (= Apanteles)
- - - - - - - - + - - - - - - -
angustibasis
Elasmus sp. - - - - - - - - + - - - - - - -
Gonatocerus spp. + + + - - - - - - - - - - - - -
Haplogonatopus apicalis - - + - - - - - - - - - - - - -
Itoplectis narangae - - - - + - - - - - - - - - - -
Macrosentrus philippinensis - - - - - - - - + - - - - - - -
Neanastatus oryzae - - - - - + - - - - - - - - - -
Oligosita aesopi + + + - + - - - + + + - - - - -
Oligosita naias + + + - + - - - + + - - - - - -
Opius sp. - - - - + - - - - - - + - - - -
Platygaster oryzae - - - - - - - - - - - - - - - -
Pseudogonatopus plavifemur + + - - - - - - - - - - - - - -
Pseudogonatopus nupus + + - - - - - - - - - - - - - -
Psix locunatus - - - - - - - - - - + - + - - -
Snellenius (= Microptilis)
- - - - - - - - - - - - - - - -
manilae
Telenomus cyrus - - - - + - - - - - + - + - - -
Telenomus rowani - - - - + - - - - - - - - - - -
Temolucha philippinensis - - - - + - - - + - - - - - - -
Tetrastichus schoenobii - - - - + - - - - - - - - - - -
Trichogramma japonicum - - - - - - - - - - - - - - - -
Trichoma cnaphalochrosis - - - - - - - - + + - - - - - -
Trichomalopsis
- - - - + - - - - - - - - - - -
apantelociena
Xanthopimpla flavolineata - - - - + - - - - - - - - - - -
44
Lanjutan Lampiran 2
OPT Sasaran
No
Jenis musuh alami WBC WPP WHJ WZG PB GJR WS HP HPP UD KT LLT KPK BLLG APH UT
B. Diptera
Argyrophylax nigrotibilis - - - - - - - - - - - - - - - -
Pipunculus javanensis - - + - - - - - - - - - - - - -
Pipunculus mutillatus - - + - - - - - - - - - - - - -
Tomosvaryella oryzaetora - - + - - - - - - - - - - - - -
C. Strepsiptera
Elenchus yasumatsui + + - + - - - - - - - - - - - -
II. PREDATOR
A. Coleoptera
Coccinella sp. + + + + - - - - - - - - - - - -
Harmonia octomaculata + + + + + - - - + - - - - - - -
Menochilus sexmaculatus + + + + + - - - + - - - - - - -
Micraspis sp. + + + + - - - - - - - - - - - -
Ophionea indicata + + + + - - - - - + - - - - - -
O. ishii ishii + + + + - - - - - + - - - - - -
Paederus fuscipes + + + + - - - - + + - - - - - -
Synharmonia octomaculata + + + + + - - - + - - - - - + -
B. Orthoptera
Anaxia longipennis + + + + + - - - + - - - - - - +
Conocephalus longipennis + + + + + - + - - - - - - - - -
C. Hemiptera
Cyrtorhinus lividipennis + + + - + - - - - - - - - - - -
Limnogonus spp. + + + + + - - + + + - - - - - +
Mesovelia vittigera + + + + + - - - + - - - - - - -
Microvelia douglasi
+ + + - + - - - - - - - - - - -
atrolineata
D. Aranae
Araneus inustus + + + - - - - - + - - + - - - -
Argiope catenulata + + + + + - - + + - - + - - - -
Atypena (= Callitrichia)
+ + + + - - - - - - - + - - - -
formasana
Lycosa pseudoannulata + + + - + - - + + - - + - - - -
Oxyopes javanes + + + - - - - + + - - + - - - -
Tetragnatha maxillosa + + + - - - - - - - - + - - - -
45
Lanjutan Lampiran 2.
OPT Sasaran
No
Jenis musuh alami WBC WPP WHJ WZG PB GJR WS HP HPP UD KT LLT KPK BLLG APH UT
E. Odonata
Agriocnemis pygmaea + + + - - - - - +- - - - - - -
A. femina femina - - - - - - - - + - - - - - - -
F. Dermaptera
Euborellia stalli - - - - - - - + - - - - - - - -
G. Hymenoptera
Panstenon sp. + + + + - - - - - - - - - - - -
Solenopsis geminata - - - - - - - - - - + - - - - -
III. PATOGEN
A. Cendawan
1 Moniliales
Beauveria bassiana + + + + - - + + + - + - - - - -
Hirsutella citriformis + + + + - - - - - - - - - - - +
Metarhizium anisopliae + + + + - - + - - - + - + - - -
M. flavoridae + + + - + - - - - - - - - - - -
Nomuraea rileyi - - - - + - - + + + - - - - - -
2 Ehthomopthorales
Enthomophthora sp. + - - - - - - - - - - - - - - -
B. Virus
Granulosis viruses - - - - + - - - - + - - - - - +
Keterangan :
WBC
: Wereng batang coklat WS : Walang sangit KPK : Kepik
WPP
: Wereng punggung putih HP : Hama putih BLLG : Belalang
WHJ
: Wereng hijau HPP : Hama putih palsu APH : Aphis
WZG
: Wereng zigzag UD : Ulat daun UT : Ulat tanah
PB
: Penggerek batang KT : Kepinding tanah + : telah diketahui sebagai musuh alami
GJR
: Ganjur LLT : Lalat (Hydrellia ) - : tidak/belum diketahui sebagai musuh alami
46
Ambang Pengendalian
Lampiran 3. Ambang Pengendalian/Ambang Ekonomi OPT pada Tanaman Padi dan Palawija
47
varietas, pengendalian dilakukan hanya
Sesamia inferens Walker pada spot-spot serangan
2 Wereng Batang Coklat (WBC) Tanaman muda (tanam, anakan maksimum)
48
Intensitas serangan > 5%
8 Walang sangit Pematangan bulir (pengisian bulir panen)
Leptocorixa oratorius Fabricius Populasi > 10 ekor/m2, pada saat bulir padi
belum mengeras
9 Ganjur Tanaman muda (tanam, anakan maksimum) Tanaman muda (tanam, anakan
Orseolia oryzae Wood-Mason serangan ganjur ≥ 5% maksimum)
Serangan > 10%, tingkat parasitasi <
50%
Locusta migratoria
10 Belalang kembara
Paraeucosmetus pallicornis
15 Kepik biji/hitam
Ambang Pengendalian
Lanjutan Lampiran 3.
49
19 Burung
B PENYAKIT
Lonchura spp.
Pyricularia grisea
20 Blas
Drechslera oryzae
21 Bercak coklat
II KEDELAI
Xanthomonas campestris pv. oryzicola
A HAMA
50
1 Penghisap Polong > 1 ekor per 10 rumpun > 2,5% polong terserang
a. Kepik Hijau (Nezara Viridula)
Piezodorus hybnery
b. Kepik Hijau Pucat
Phaedonia inclusa
2 Kumbang kedelai 1 ekor imago per 10 rumpun > 2,5% pucuk mati
Aphis gosypii
3 Kutu daun kedelai Ada kutu dan ada sumber/gejala serangan -
penyakit virus
Bemisia tabaci
4 Kutu kebul Ada kutu dan ada sumber/gejala serangan -
penyakit virus
Etiella zinckenella
6 Penggerek polong 2 ulat/rumpun > 2,5% : tindakan korektif
Etiella hobsoni
Lamprosema indicata
7 Penggulung daun 2 instar-3 /rumpun atau 2 kelompok telur -
per 100 rumpun (vegetatif)
51
per 100 rumpun (generatif)
Biloba subscivella
Pelipat/pengorok daun
Stomopterix subsecivella
30 ulat / rumpun
Helicoverpa armigera
8 Ulat buah 50 instar-1 /10 rumpun atau 15 instar-2/10 -
rumpun atau 10 instar-3/10 rumpun
Heliothis spp
Chrysodeixis chalcites
10 Ulat jengkal 200 instar-1 atau 120 instar-2 atau 20 instar- -
3 per 10 rumpun (pada saat vegetatif,
Heliothis armigera
11 Ulat buah 50 instar-1 per 10 rumpun (vegetatif) -
50 instar-2 per 10 instar-3 per 10 rumpun
(generatif dan pertumbuhan polong dan biji)
Longitarsus suturilinus
12 Kumbang tanah kuning - -
Malanogromyza dolichostigma
13 Penggerek pucuk - -
52
Malanogromyza sojae
14 Penggerek batang - -
B PENYAKIT
1 Antraknosa - -
Colletotrichum dematium var truncatum
Sclerotium rolfsii
2 Busuk pangkal batang - -
Pseudomonas syringae
3 Hawar bakteri - -
Pseudomonas solanacearum
4 Layu bakteri - -
8 Virus belang kacang tanah (VBKT)/ Bila ada populasi vektor A. Glvcines dan
Peanut Stipes Virus (PStV) sumber infeksi/tanaman terserang
9 Virus katai kedelai (VKtK)/ Bila ada populasi vektor A. Glvcines dan
Soybean Dwarf Virus (SDV) sumber infeksi/tanaman terserang
53
12 Virus mosaik kuning kedelai (VMKK)/ - -
Soybean Yellow Mozaik Virus (SYMV)
Rhizotonia bataticola
13 Busuk arang - -
Phakopora pahyrhizi
14 Karat kedelai - -
Xanthomonas campestris
15 Bisul bakteri - Intensitas serangan>20% (vegetatis dan
generatif)
kecambah
16 Hawar Rhizoctonia, busuk polong, rebah - -
Rhizoctonia solani
Macrophomina phaseolina
17 Busuk akar - -
Layu Fusarium
Fusarium oxysporium
18 - -
Ambang Pengendalian
Lanjutan Lampiran 3.
Aphis craccivora
2 Kutu daun Bila ada populasi dan ada sumber/gejala -
serangan penyakit virus
Bemisia tabaci
3 Kutu kebul Bila ada populasi dan ada sumber/gejala -
serangan penyakit virus
54
ophiomiya phaseoli
4 Lalat kacang > 2 ekor lalat /30 rumpun > 2,5% : tanaman terserang
Lamprosema indicata
6 Penggulung daun 3 ekor / rumpun (vegetatif dan generatif) > 25% daun rusak (vegetatif)
> 12,5% daun rusak (generatif)
Homana sp
Adoxophyes sp
Thrips sp
7 Trips - -
Helicoverpa armigera
8 Ulat buah 2 kelompok instar-1/30 rumpun
> 180 instar-2/30 rumpun > 25% daun rusak (vegetatif)
> 15 instar-3/10 rumpun > 12,5% daun rusak (generatif)
Heliothis spp > 200 instar-1/10 rumpun > 25% daun rusak (vegetatif)
> 120 instar-2/10 rumpun > 12,5% daun rusak (generatif)
> 20 instar-3/10 rumpun
Ambang Pengendalian
Lanjutan Lampiran 3.
Rhizoctonia solani
1 Rebah semai - Ada gejala serangan (mekanis)
Sclerotium rolfsii
Penyakit layu Ada gejala serangan (mekanis)
-
55
2 Virus Mosaik Kacang Hijau VMKH)/ Ada vektor A. craccivora Bila ada serangan (mekanis)
Erysiphe poligoni
3 Embun tepung - > 20% daun tertutupi hifa/miselia
Cercospora canescens
4 Bercak daun cercospora - > 20% daun tertutupi bercak
Elsinoe iwatae
5 Kudis - > 20% daun menunjukan gejala
Pseudomonas syringae
6 Hawar bakteri - -
Uromyces appendiculatus
8 Karat
- > 20% daun menunjukan gejala
Xanthomonas campestris
9 Penyakit bisul bakteri - Ada gejala serangan (mekanis)
Pratylenchus sp
10 Nematoda layu akar - -
Meloidogyne sp
11 Nematoda buncak akar - -
56
Pythium sp
12 Rebah semai - -
IV JAGUNG
A HAMA
1 Penggerek tongkol 3 tongkol rusak per 50 tanaman saat mulai
Heliothis armigera Hbn terbentuk bunga
Ostrinia furnacalis
3 Penggerek batang jagung 1 larva/tanaman
1 kelompok telur/30 tanaman
4 Ulat grayak ulat grayak ≥ 2 ekor larva/m2 ≥ 12,5% per tanaman
Mythimna sp.
5 Lalat bibit Ditemukan serangan yang
Atherigona sp. mengkhawatirkan
Phillopaga helleri
8 Lundi Ditemukan serangan yang
mengkhawatirkan
Locusta migratoria
9 Belalang kembara
Aphis maidis
10 Kutu daun
11 Kumbang Landak
57
Dactylispa baliyi Gest.
Rattus argentiventer
12 Tikus
B PENYAKIT
1 Bulai Ditemukan serangan yang
Peronosclerospora maydis (Rac) Shaw mengkhawatirkan
2 Karat
Puccinia polysora Underw.
3 Hawar Daun Jagung Serangan > 30% (vegetatif dan
Helminthosporium turcicum Pass generatif)
Exserohilum turcicum
4 Hawar Daun
Rhizoctonia solani
5 Hawar pelepah
Diplodia maydis
Fusarium moniliforme Sheld
58
Macrophomina phaseoli (Mambl.) Ashby
10 Penyakit Gosong
Ustilago maydis (DC.) Cda.
11 Gosong Malai
Sphacelotheca reiliana (Kuhn) Clint,
12 Busuk Tongkol Diplodia
Diplodia maydis (Berk.) Sacc
13 Busuk Tongkol Fusarium
Fusarium moniliforme Sheld
14 Busuk Tongkol Merah
Gibberella roseum f.sp. cerealis
15 G
Busuki Tongkol Rhizoctonia
59
20 Mosaik Virus Jagung Apabila terdapat vektor dan gejala/sumber
21 Virus Gores Jagung
22 Virus Bergaris Halus
23 Virus Kerdil Khlorotik Jagung
24 Virus mosaik kerdil jagung
25 Virus mosaik tebu
26 Hawar dan Layu Bakteri Goss
Pseudomonas andropogoni
27 Penyakit Bakteri Bergaris
60
Lanjutan Lampiran 4.
No Jenis Organisme pengganggu Skala kerusakan
Kode tanaman
Penyakit hawar pelepah 0 Tidak ada infeksi/gejala
(Rhizoctonia solani) Kerusakan pada pelepah ke-1 (paling bawah)
1
sebesar 25%
Kerusakan pada pelepah ke-1, 2, 3 sebesar > 25 --
3
< 50%
Kerusakan pd pelepah ke-1, 2, 3 sebesar > 50 -- <
5
75%
Kerusakan pada pelepah ke-1, 2, 3 sebesar > 75 --
7
< 90%
Kerusakan pada pelepah ke-1, 2, 3 sebesar > 90 --
9
100%
Penyakit bercak coklat 0 Tidak ada infeksi/gejala
(Bipolaris oryzae); bercak
1 Luas gejala pada permukaan daun > 1 -- < 5%
daun coklat bergaris
(Cercospora sp) Bakanae; 3 Luas gejala pada permukaan daun > 5 -- < 25%
Bacterial Leaf Blight (BLB);
5 Luas gejala pada permukaan daun > 25 -- < 50%
Bacterial Red Stripe (BRS);
Bacterial Leaf Streak (BLS) 7 Luas gejala pada permukaan daun > 50 -- < 75%
= bakteri daun bergaris;
9 Luas gejala pada permukaan daun > 75 -- 100%
2 Jagung Belalang; Ulat grayak; 0 Tidak ada kerusakan pada daun
61
Lanjutan Lampiran 4.
No Jenis Organisme pengganggu Skala kerusakan
Kode tanaman
03. Ubi kayu Penyakit hawar ubi kayu; 0 Tidak ada infeksi/gejala
Kudis; Antraknosa; Bercak
1 Luas gejala pada daun > 1 -- < 5%
coklat; Bercak Phyllosticta
3 Luas gejala pada daun > 5 -- <25%
5 Luas gejala pada daun >25 -- <50%
7 Luas gejala pada daun >50 -- <75%
9 Luas gejala pada daun >75 -- 100%
04. Ubi jalar Kudis 0 Tidak ada infeksi/gejala
1 Luas gejala pada daun > 1 -- < 5%
3 Luas gejala pada daun > 5 -- <25%
5 Luas gejala pada daun >25 -- <50%
7 Luas gejala pada daun >50 -- <75%
9 Luas gejala pada daun >75 -- 100%
05. Kacang Penyakit bercak daun 0 Tidak ada infeksi/gejala
tanah (Cercospora sp.) ; Karat
1 Luas gejala pada daun > 1 -- < 5%
daun (Puccinia arachidis)
3 Luas gejala pada daunn > 5 -- <25%
5 Luas gejala pada daun >25 -- <50%
7 Luas gejala pada daun >50 -- <75%
9 Luas gejala pada daun >75 -- 100%
Ulat grayak; Pelipat daun 0 Tidak ada kerusakan daun
1 Kerusakan daun > 1 -- <20%
3 Kerusakan daun >20 -- <40%
5 Kerusakan daun >40 -- <60%
7 Kerusakan daun >60 -- <80%
9 Kerusakan daun >80 -- 100%
06. Kedelai Penyakit karat (Phakopsora 0 Tidak ada infeksi/gejala
pachyrhizi) ; Bisul bakteri
1 Luas gejala pada daun > 1 -- < 5%
3 Luas gejala pada daun > 5 -- < 25%
5 Luas gejala pada daun >25 -- <50%
7 Luas gejala pada daun >50 -- <75%
9 Luas gejala pada daun >75 -- 100%
62
Lanjutan Lampiran 4.
No Jenis Organisme pengganggu Skala kerusakan
Kode tanaman
Ulat jengkal; Kumbang 0 Tidak ada kerusakan daun
kedelai; Ulat grayak; Ulat 1 Kerusakan daun> 1 -- <20%
tanah; Kumbang tanah;
Kumbang tanah kuning; 3 Kerusakan daun > 20 -- <40%
Penggulung daun; Belalang 5 Kerusakan daun > 40 -- <60%
7 Kerusakan daun > 60 -- <80%
9 Kerusakan daun > 80 -- 100%
Kutu daun; Kutu kebul 0 Tidak ada populasi
1 > 0 -- 10 ekor per pucuk
3 >10 -- 30 ekor per pucuk
5 >30 -- 50 ekor per pucuk
7 >50 -- 100 ekor per pucuk
9 >100 ekor per pucuk
07. Kacang Penyakit kudis (Elsinoe 0 Tidak ada infeksi
hijau iwatae) ; Bercak daun;
1 Luas gejala pada daun > 0 -- 5%
Hawar bakteri; Bisul bakteri
3 Luas gejala pada daun > 5 -- 25%
5 Luas gejala pada daun >25 -- <50%
7 Luas gejala pada daun >50 -- <75%
9 Luas gejala pada daun >75% ; daun baru
pertumbuhannya tidak normal
Penggulung daun 0 Tidak ada kerusakan
1 Kerusakan daun > 0 -- <20%
3 Kerusakan daun > 20 -- <40%
5 Kerusakan daun > 40 -- <60%
7 Kerusakan daun > 60 -- <80%
9 Kerusakan daun > 80%
Penyakit embun tepung 0 Belum ada benang miselia
1 > 0 -- <20% daun tertutupi oleh benang-benang
miselia
3 > 20 -- <40% daun tertutupi oleh benang-benang
miselia
5 > 40 -- <60% daun tertutupi oleh benang-benang
miselia
7 > 60 -- <80% daun tertutupi oleh benang-benang
miselia
9 > 80% daun tertutupi oleh benang-benang miselia
63
Lanjutan Lampiran 4.
No Jenis Organisme pengganggu Skala kerusakan
Kode tanaman
08. Porang Penggerek batang; Uret; 0 Tidak ada kerusakan daun
Ulat tanduk; Ulat hijau daun; 1 Kerusakan daun> 1 -- <20%
Ulat Belalang kayu; Babi
hutan 3 Kerusakan daun > 20 -- <40%
5 Kerusakan daun > 40 -- <60%
7 Kerusakan daun > 60 -- <80%
9 Kerusakan daun > 80 -- 100%
Layu Fusarium sp.; Busuk 0 Tidak ada infeksi/gejala
pangkal batang Rhizoctonia
sp.; Busuk batang 1 Luas gejala pada daun > 1 -- < 5%
Sclerotium sp.; Bercak daun
Cercospora sp.; Hawar daun 3 Luas gejala pada daunn > 5 -- <25%
Helminthosporium sp.;
Antraknosa Colletotrichum 5 Luas gejala pada daun >25 -- <50%
sp.; Busuk lunak Erwinia
sp.; Konjac Mozaic Virus; 7 Luas gejala pada daun >50 -- <75%
Dasheen Mozaic Virus
9 Luas gejala pada daun >75 -- 100%
64
Lampiran 5. Bagan Alur Laporan Data OPT dan DPI
65
66
FORMULIR 1. LAPORAN SERANGAN OPT
MONITORING
Serangan OPT/Terkena Banjir/Kekeringan/Gangguan Fisiologis dan Bencana Alam
Tanggal : (tgl/bln/tahun)
Kecamatan :
Desa :
Luas hamparan : ha
Komoditas :
67
Varietas :
Umur tanaman : HST
OPT yang ditemukan :
Luas serangan/banjir/kekeringan/ Fisiologis/bencana alam *) : ha
Intensitas : .........% s/d ….........%
Populasi : ekor/rumpun
Musuh Alami :
Kesimpulan : (aman/tidak aman)
Rekomendasi : 1.
2.
3.
4.
Photo Open Camera :
(diisi kumpulan foto open kamera dalam satu folder atau file)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
68
Jumlah
Rerata
Keterangan:
Hss : hari setelah sebar
................, ............................... 20...
KT : kelompok telur
Formulir 1.1.c. Laporan Serangan OPT oleh POPT kepada Koordinator POPT (Setengah Bulanan)
Wilayah Pengamatan/Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
1)
Periode Pengamatan :
2)
Musim Tanam :
Lokasi Umur Luas Sisa Periode Sebelumnya Luas Tambah Serangan pada Periode Laporan Luas Pengendalian (Ha) Luas Keadaan Serangan pada Periode Laporan Luas
Komodita Jenis
No (Wilker, Tanaman Varietas Tanam (Ha) (Ha) Waspada
s OPT Sisa Serangan/Perubahan Kategori Luas Luas Pestisida Cara
Desa) (hst) (Ha) Eradikasi Jumlah (Ha)
R S B P J Terkendali Panen R S B P J Kimia Hayati lain R S B P J
69
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
7+8+9+1 15+16+17+ 20+21+22+2 25+26+27+
8+15 9+16 10+17 11+18
0 18 3 28
Keterangan :
1)
Diisi tanggal : 1–15 / 16-31 .................., ............................... 20.....
2)
Musim tanam (MK/MH/rendeng/gadu) POPT,
NIP…...................................................
Formulir 1.1.d. Laporan Serangan OPT oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Setengah Bulanan)
Wilayah Pengamatan/Kecamata :
Kabupaten/Kota :
Periode Pengamatan 1) :
2)
:
Kepadatan populasi/10
Musim Tanam
70
4
POPT,
Keterangan :
1)
…...........…............................, …..................... 20…...
Diisi tanggal : 1–15 / 16-31
2)
Musim tanam (MK/MH/rendeng/gadu)
3)
Total musuh alami yang efektif
4)
Sebutkan musuh alami yang diamati
…..........................................................................................
NIP.
Formulir 1.1.e. Laporan Serangan OPT oleh POPT kepada Koordinator POPT/PHP (Insidentil)
PERINGATAN DINI
(Padi/Jagung/Kedelai/Kacang Tanah/kacang Hijau/Ubi Kayu/Ubi Jalar/Porang)
Wilayah Pengamatan/Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Periode Pengamatan 1) :
:
No Varietas Jenis OPT Luas terserang (Ha) Intensitas (%) Kepadatan populasi 3) Luas waspada (Ha)
(Wilker,Desa) Luas Tanaman Tanaman (hst)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
71
POPT,
Keterangan : …...........…............................, …..................... 20….....
1)
Diisi tanggal : 1–15 / 16-31
2)
Musim tanam (MK/MH/tending/gade)
3)
Satuan diisi sesuai dengan jenis OPTnya
Lain-lain
(kemungkinan perluasan serangan, pengendalian oleh petani,
peningkatan populasi, dll)
........................................................................... …..........................................................................................................................
........................................................................... NIP.
...........................................................................
Formulir 1.1.f. Laporan Insidentil Serangan OPT
LAPORAN INSIDENTIL SERANGAN OPT
(Padi/Jagung/Kedelai/Kacang Tanah/kacang Hijau/Ubi Kayu/Ubi Jalar/Porang)
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Kecamatan :
Desa/Kelurahan :
Periode Pengamatan 1 :
Komoditas :
Upaya
Lokasi Wilker Luas Tanam
No Varietas Umur Tanaman (hst) Jenis OPT Stadia Luas terserang (Ha) Intensitas (%) Kepadatan populasi 3) Luas waspada (Ha) yang telah
(Ha)
Dilakukan
Kabupaten Kec, Desa
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13
72
4
Keterangan :
1)
Diisi tanggal : 1–15 / 16-31
2)
.........................,........20....
Satuan diisi sesuai dengan jenis OPTnya POPT/Koordinator POPT/Kepala Lab/Kepala BPTPH
Lain-lain
(kemungkinan perluasan serangan, pengendalian oleh petani,
peningkatan populasi, dll)
...........................................................................
...........................................................................
........................................................................... ...............................................
NIP.
Formulir 1.1.g. Blanko Hasil Pengamatan Lapangan
PENGAMATAN DAN KEADAAN LAPANGAN OPT PADA TANAMAN PADI
Kabupaten : Penen : %
Kecamatan : Persemaian : % Tgl pengamatan :
Desa : pH Tanah : % Komoditas :
Blok : Varietas :
Luas Hamparan : Umur tanaman :
Pola tanam :
Petugas pengamatan :
73
Rerata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Rerata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Rerata
Keterangan:
PBP = penggerek batang padi = Tks = tikus ; Gjr = ganjur ; Tngr = tungro ; Kh/Kr = Kerdil hampa/kerdil rumput ; BLB = Hawar daun bakteri/keresek ; BP = busuk pelepah WBC = wereng batang coklat ; Img = imago/dewasa ; Nimp. = nimpha ; WPP =
wereng punggung putih ; WDH = wereng daun hijau ; UG = ulat grayak ; KT = Kelompok telur Larv = larva ; MA : musuh alami ; OPMS : Ophionea , Paederus , Micraspis , spider ; Cyrto . = Cyrtorinus ; Dmnn = dominan ; Ksran = kisaran Spot HB = Spot
hopperburn
Formulir 1.1.h. Blanko Hasil Pengamatan Lapangan
PENGAMATAN DAN KEADAAN LAPANGAN OPT PADA TANAMAN JAGUNG
Kabupaten :
Kecamatan : Tgl pengamatan :
Desa : Komoditas :
Blok : Varietas :
Luas Hamparan : Umur tanaman :
Pola tanam :
Petugas pengamatan :
74
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
TOT
Keterangan:
O. furnacalis = Ostrinia furnacalis ; S. litura = Spodoptera litura ; H. armigera = Heliothis armigera ; MA = musuh alami
Formulir 1.1.i. Blanko Hasil Pengamatan Lapangan
PENGAMATAN DAN KEADAAN LAPANGAN OPT PADA TANAMAN KEDELAI
Kabupaten :
Kecamatan : Tgl pengamatan :
Desa : Komoditas :
Blok : Varietas :
Luas Hamparan : Umur tanaman :
Pola tanam :
Petugas pengamatan :
Int Kerusakan Daun (%) Int Serangan (%) Intensitas Serangan (%)
Populasi Hama (ekor/batang) Pop MA (ekor/btg)
Tanaman Skor Dissecting
Jml
No terserang lalat Jml Polong Kepik Downy Virus pembelahan
Batang Ulat Jml Daun Heliothis Etiella Karat Antraknose Rhizoctonia
kacang Ulat Kutu Kumbang Tungau Ulat Grayak Polong Mildew Mozaik lalat kacang
pengulung Aphis Larva 1 2 3 4 O P M S
Jengkal Bemisia Kedelai Merah KT
daun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
75
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan:
Int = intensitas ; Pop MA = populasi musuh alami ; ekor/btg = ekor per batang ; Ulat Grayak KT = ulat grayak kelompok telur ; OPMS : Ophionea , Paederus , Micraspis , spider
Formulir 1.1.j. Blanko Hasil Pengamatan Lapangan
PENGAMATAN DAN KEADAAN LAPANGAN OPT PADA TANAMAN KACANG TANAH
Kabupaten :
Kecamatan : Tgl pengamatan :
Desa : Komoditas :
Blok : Varietas :
Luas Hamparan : Umur tanaman :
Pola tanam :
Petugas pengamatan :
76
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Rerata - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan:
H. armigera = Heliothis armigera ; MA = musuh alami ; OPMS : Ophionea, Paederus, Micraspis, spider ; Cytrn = Cyrtorhinus ; ek/rmp = ekor per rumpun
Formulir 1.1.k. Blanko Hasil Pengamatan Lapangan
PENGAMATAN DAN KEADAAN LAPANGAN OPT PADA TANAMAN KACANG HIJAU
Kabupaten :
Kecamatan : Tgl pengamatan :
Desa : Komoditas :
Blok : Varietas :
Luas Hamparan : Umur tanaman :
Pola tanam :
Petugas pengamatan :
77
Rerata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Rerata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Rerata
Keterangan:
Busuk btg = busuk batang; embun tpg = embun tepung; mozaik kng = mozaik kuning; lalat bibit kcg = lalat bibit kacang ; MA = musuh alami ; ek/rmp = ekor per rumpun ; OPMS : Ophionea, Paederus, Micraspis, spider ; i = Cyrtorhinus
Formulir 1.1.l. Blanko Hasil Pengamatan Lapangan
PENGAMATAN DAN KEADAAN LAPANGAN OPT PADA TANAMAN UBI KAYU DAN UBI JALAR
Kabupaten :
Kecamatan : Tgl pengamatan :
Desa : Komoditas :
Blok : Varietas :
Luas Hamp : Umur tanaman :
Pola tanam :
Petugas pengamatan :
Populasi Hama (ekor/rumpun) Gejala se. Penyakit Populasi Hama (ekor/rumpun) Gejala se. Penyakit
Pop Musuh
No Penggorok Daun Alami
Batang
Tungau Kutu Lundi/U Ulat Lain- Xanthomonas Ulat Ulat Kumbang Kutu Tungau Penggerek Perusak Layu Lain- (OPMS)
Lain-lain Trips Kudis
merah Kebul ret Tanah lain campestris Bedellia Oncocephala Keket Grayak Daun Daun Merah Batang Umbi Fusarium lain
annuligera tuberculata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
78
10
Jml
Rerata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Rerata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Rerata
Keterangan:
Gejala se. Penyakit = gejala serangan penyakit ; Pop MA (OPMS) = populasi musuh alami (Ophionea, Paederus, Micraspis, spider )
Formulir 1.2.a.1 Laporan Harian oleh Koordinator POPT/LPHP kepada BPTPH
MONITORING
(Serangan OPT/Terkena Banjir/Kekeringan/Gangguan Fisiologis dan Bencana Alam)
Tanggal : (tgl/bln/tahun)
Kabupaten : …...............................
Kecamatan : …...............................
Luas hamparan : ha
Komoditas : …...............................
Varietas : …...............................
Umur tanaman : …............. HST
79
OPT yang ditemukan : …...............................
Luas serangan/banjir/kekeringan/ Fisiologis/bencana alam *) : ha
Intensitas : .........% s/d …........%
Populasi : ekor/rumpun
Musuh Alami : …...............................
Kesimpulan : (aman/tidak aman)
Rekomendasi : 1. ….......................
2. ….......................
3. …........................
4. ….......................
Photo Open Camera :
(diisi kumpulan foto open kamera dalam satu folder atau file)
1) 2)
LPHP/LAH / Kabupaten/ Kota : Periode Pengamatan :
Musim Tanam :
80
Keterangan : ......................., ........... 20........
1)
Coret yang tidak perlu Kepala LPHP/Koordinator POPT 1)
2)
Diisi tanggal :
- periode I (tanggal 1-15)
- periode II (tanggal 16-31)
.................................................
NIP.
Formulir 1.3.a.1 Laporan Harian oleh BPTPH kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
MONITORING
(Serangan OPT/Terkena Banjir/Kekeringan/Gangguan Fisiologis dan Bencana Alam)
Tanggal : (tgl/bln/tahun)
Provinsi : ….........................
Kabupaten : …...............................
Luas hamparan : ha
Komoditas : …...............................
Varietas : …...............................
Umur tanaman : …............. HST
OPT yang ditemukan : …...............................
81
Luas serangan/banjir/kekeringan/ Fisiologis/bencana alam *) : ha
Intensitas : .........% s/d …........%
Populasi : ekor/rumpun
Musuh Alami : …...............................
Kesimpulan : (aman/tidak aman)
Rekomendasi : 1. ….......................
2. ….......................
3. …........................
4. ….......................
Photo Open Camera :
(diisi kumpulan foto open kamera dalam satu folder atau file)
82
Keterangan : ......................., ........... 20........
1)
Diisi bulan dan periode Kepala BPTPH,
- Periode I (tanggal 1-15)
- Periode I (tanggal 16-31)
................................................. ……
NIP.
83
Formulir 2.1 Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Banjir oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Setengah bulanan)
Sisa Periode Sebelumnya/Perubahan Kategori 2 Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha) Luas Keadaan pada Periode Laporan (Ha) Kumulatif (KMT) 5 Penanganan Titik Koordinat Puso 6
Luas Tanam
No Varietas Umur (hst)
(Ha)
Keterangan 4
Terkena Puso 4 Surut Terkena Puso 4 Surut Terkena Puso Surut Terkena Puso Upaya Luas (Ha) Latitude Longitude
(Periode) 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = (6+9) - 14 13 = 7+10 14 = (8+11) 15 16 17 18 19 20
84
Keterangan : ......................................, .................20….....
1 : Diisi Bulan & Periode POPT,
- Periode I (tanggal 1-15)
- Periode II (tanggal 16-31)
2 : luas tambah periode sebelumnya
3 : periode terjadinya luas tambah
4 : puso termasuk dalam terkena ...........................................................................
5 : Kumulatif dalam 1 tahun, terkena (luas tambah), puso (luas tambah dan perubahan kategori puso) NIP.
6 : pengisian mengacu pada istilah dan batasan
Formulir 2.2 Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Banjir oleh Koordinator POPT/LPHP kepada BPTPH (Setengah bulanan)
85
Keterangan : ........................., ................................... 20........
1 : Diisi Bulan & Periode Koordinator POPT / Kepala LPHP
- Periode I (tanggal 1-15)
- Periode II (tanggal 16-31)
2 : luas tambah periode sebelumnya
3 : periode terjadinya luas tambah ................................................................................
4 : puso termasuk dalam terkena NIP.
5 : Kumulatif dalam 1 tahun, terkena (luas tambah), puso (luas tambah dan perubahan kategori puso)
6 : pengisian mengaju pada istilah dan batasan
Formulir 2.3 Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Banjir oleh BPTPH kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan (Setengah bulanan)
86
Keterangan : .................................., ......................... 20........
1 : Diisi Bulan & Periode Kepala BPTPH
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Kecamatan :
Desa/Kelurahan :
2
Periode Pengamatan :
Komoditas :
87
Keterangan : .........................,........20....
1 Pilih salah satu POPT/Koordinator POPT/Kepala Lab/Kepala BPTPH
2 : Diisi Bulan & Periode
-Periode I (tanggal 1-15)
- Periode II (tanggal 16-31)
3 : puso termasuk dalam terkena
4 : pengisian mengacu pada istilah dan batasan
.........................................
NIP.
FORMULIR 3.
Laporan Kerusakan Tanaman
Akibat Kekeringan
88
Formulir 3.1.a Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Kekeringan oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Setengah bulanan)
2 3
Sisa Periode Sebelumnya / Perubahan Kategori (Ha) Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha) Luas Keadaan pada Periode Laporan ( Ha) Kumulatif (KMT) Penanganan Titik Koordinat Puso
Luas
No Varietas Umur (hst) Tanam
(Ha) R S B P Pulih Jumlah R S B P T Pulih R S B P T Pulih T P Upaya Luas (Ha) Latitude Longitude
21 =
15 =
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 5+6+7+8+9 11 12 13 14 16 17 = 5+11 18 = 6+12 19 = 7+13 20 = 8+14 (17+18+19+2 22 = 9+16 23 24 25 26 27 28
11+12+13+14
0)-22
89
Keterangan : ......................., ........... 20........
1 : Diisi Bulan & Periode POPT,
- Periode I (tanggal 1-15)
- Periode II (tanggal 16-31)
2 : Kumulatif dalam 1 tahun, terkena (luas tambah), puso (luas tambah dan perubahan kategori puso)
3 : pengisian mengaju pada istilah dan batasan .................................................
R : Ringan NIP.
S : Sedang
B : Berat
P : Puso
T : Terkena = R+B+S+P
Formulir 3.2.a Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Kekeringan oleh Koordinator POPT/LPHP kepada BPTPH (Setengah bulanan)
Sisa Periode Sebelumnya / Perubahan Kategori (Ha) Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha) Luas Keadaan pada Periode Laporan (Ha) Kumulatif (KMT) 2 Penanganan Titik Koordinat Puso 3
Luas
No Varietas Umur (hst)
Tanam (Ha)
R S B P Pulih Jumlah R S B P T Pulih R S B P T Pulih T P Upaya Luas (Ha) Latitude Longitude
10 = 15 =
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 16 17 = 5+11 18 = 6+12 19 = 7+13 20 = 8+14 21 = (17+18+19+20)-22 22 = 9+16 23 24 25 26 27 28
5+6+7+8+9 11+12+13+14
90
Keterangan :
1 : Diisi Bulan & Periode .............................., ............................ 20…......
- Periode I (tanggal 1-15) Koordinator POPT / Kepala LPHP,
Luas Tanam Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha) Luas Keadaan pada Periode Laporan (Ha) Penanganan Titik Koordinat Puso 3
No Varietas Umur (hst) Penyebab
(Ha) R S B P T Pulih R S B P T Upaya Luas (Ha) Latitude Longitude
16 =
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 6+7+8+9 11 12 13 14 15 (12+13+14 17 18 19 20
+15)-11
92
Keterangan : .........................,........20....
1 : Coret yang tidak perlu POPT/Koordinator POPT/Kepala Lab/Kepala BPTPH
2 : Diisi Bulan & Periode
- Periode I (tanggal 1-15)
- Periode II (tanggal 16-31)
3 : pengisian mengacu pada istilah dan batasan
R : Ringan
S : Sedang
B : Berat ...............................................
P : Puso NIP.
T : Terkena = R+B+S+P
FORMULIR 4.
Laporan Kerusakan Tanaman
Akibat Gangguan Fisiologis
93
Formulir 4.1 Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Gangguan Fisiologis oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Setengah bulanan)
Kecamatan :
Desa/Kelurahan :
Periode Pengamatan 1 :
Komoditas :
2 3
Umur Luas Tanam Sisa Periode Sebelumnya / Perubahan Kategori (Ha) Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha) Luas Keadaan pada Periode Laporan ( Ha) Kumulatif (KMT) Penanganan Titik Koordinat Puso
No Varietas
(hst) (Ha)
R S B P Pulih Jumlah R S B P T Pulih R S B P T Pulih T P Upaya Luas (Ha) Latitude Longitude
21 = (17+18+19+20)-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 5+6+7+8+9 11 12 13 14 15 = 11+12+13+14 16 17 = 5+11 18 = 6+12 19 = 7+13 20 = 8+14 22 = 9 + 16 23 24 25 26 27 28
22
94
Keterangan : ........................., .......................... 20........
1 : Diisi Bulan & Periode POPT,
Luas Tanam Sisa Periode Sebelumnya / Perubahan Kategori (Ha) Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha) Luas Keadaan pada Periode Laporan ( Ha) Kumulatif (KMT) 2 Penanganan Titik Koordinat Puso 3
No Varietas Umur (hst)
(Ha)
R S B P Pulih Jumlah R S B P T Pulih R S B P T Pulih T P Upaya Luas (Ha) Latitude Longitude
15 = 21 =
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 5+6+7+8+9 11 12 13 14 16 17 = 5+11 18 = 6+12 19 = 7+13 20 = 8+14 22 = 9 +16 23 24 25 26 27 28
11+12+13+14 (17+18+19+20)-22
95
Keterangan :
1 : Diisi Bulan & Periode ...................................., ......................... 20….....
- Periode I (tanggal 1-15) Koordinator POPT / Kepala LPHP
Luas Tanam Sisa Periode Sebelumnya / Perubahan Kategori (Ha) Luas Tambah pada Periode Laporan (Ha) Luas Keadaan pada Periode Laporan ( Ha) Kumulatif (KMT) 2 Penanganan Titik Koordinat Puso 3
No Varietas Umur (hst)
(Ha)
R S B P Pulih Jumlah R S B P T Pulih R S B P T Pulih T P Upaya Luas (Ha) Latitude Longitude
21 =
10 = 15 =
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 16 17 = 5+11 18 = 6+12 19 = 7+13 20 = 8+14 (17+18+19+20)- 22 = 9 +16 23 24 25 26 27 28
5+6+7+8+9 11+12+13+14
22
96
Keterangan :
1 : Diisi Bulan & Periode ..........................................., …….......................... 20……....
- Periode I (tanggal 1-15) Kepala BPTPH
T : Terkena = R+B+S+P
P : Puso NIP.
FORMULIR 5.
Laporan Kerusakan Tanaman
Akibat Bencana Alam
97
Formulir 5.1 Laporan Kerusakan Tanaman Akibat Bencana Alam oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPH/LAH (Setengah bulanan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = (6+9) - 14 13 = 7+10 14 = 8 + 11 15 16 17 18 19 20
98
Keterangan :
1 : Diisi Bulan & Periode ......................................, .............................. 20….....
- Periode I (tanggal 1-15) POPT,
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = (6+9) - 14 13 = 7+10 14 = 8 + 11 15 16 17 18 19 20
99
Keterangan : ................................., ……………………………......... 20……....
1 : Diisi Bulan & Periode Koordinator POPT / Kepala LPHP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = (6+9) - 14 13 = 7+10 14 = 8 + 11 15 16 17 18 19 20
100
Keterangan : ...................................., ……………....... 20……...
1 : Diisi Bulan & Periode Kepala BPTPH
101
Formulir 6.1. Laporan Lampu Perangkap oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Setengah bulanan)
Wilayah Pengamatan :
1)
Kabupaten/Kota : Periode Pengamatan :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
102
Keterangan : ....................., ........... 20........
1) Diisi Bulan & Periode POPT,
- Periode I (tanggal 1-15)
- Periode II (tanggal 16-31)
2) Diisi dengan serangga pengganggu lain
3) Diisi dengan musuh alami yang tertangkap perangkap lampu .................................................
kng : kuning; pt ; putih; ck : coklat; p.p : punggung putih; Nv : Nephotettix virescens ; NIP.
Nn : Nephotettix nigropictus ; G : gulma ; Kt : kepinding tanah; Ws : walang sangit
Formulir 6.2. Laporan Lampu Perangkap oleh Koordinator POPT/LPHP kepada BPTPH (Bulanan)
Koordinator POPT/LPHP/LAH :
Kabupaten/Kota : Bulan :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
103
Keterangan : ......................., ........... 20......
1) Disesuaikan dengan wilayah pengamatan Kepala LPHP / Koordinator,
2) Diisi dengan serangga pengganggu lain
3) Diisi dengan musuh alami yang tertangkap perangkap lampu
kng : kuning; pt ; putih; ck : coklat; p.p : punggung putih; Nv : Nephotettix virescens ;
Nn : Nephotettix nigropictus ; G : gulma ; Kt : kepinding tanah; Ws : walang sangit ................................................
NIP.
FORMULIR 7.
Laporan Luas Tambah Tanam
104
Formulir 7.1. Laporan Luas Tambah Tanam oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Bulanan)
Kabupaten/Kota :
Provinsi : Bulan/Tahun :
105
Keterangan : ......................., ............... 20........
*) Varietas yang ditanam POPT,
.......................................................
NIP.
Formulir 7.2. Laporan Luas Tambah Tanam oleh Koordinator POPT/LPHP kepada BPTPH (Bulanan)
Kabupaten/Kota :
Provinsi : Bulan/Tahun :
106
Keterangan : ......................., ........... 20........
*) Varietas yang ditanam Kepala LPHP / Koordinator,
.................................................
NIP.
FORMULIR 8.
Laporan Penggunaan Pestisida
107
Formulir 8.1. Laporan Penggunaan Pestisida oleh POPT kepada Koordinator POPT/LPHP (Bulanan)
PENGGUNAAN PESTISIDA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
108
Keterangan : ......................., ............. 20........
1) Sebab terjadi: a. usaha bunuh diri; b. salah penggunaan POPT,
2) Diisi saat kejadian dan usaha penyelamatan
......................................................
NIP.
Formulir 8.2. Laporan Penggunaan Pestisida oleh Koordinator POPT/LPHP kepada BPTPH (Bulanan)
PENGGUNAAN PESTISIDA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
109
Keterangan : ......................., ........... 20........
1) Sebab terjadi: a. usaha bunuh diri; b. salah penggunaan Kepala LPHP / Koordinator,
2) Diisi saat kejadian dan usaha penyelamatan
.................................................
NIP.
FORMULIR 9.
Laporan Stok Pestisida
110
111
FORMULIR 10.
Laporan Curah Hujan
112
Formulir 10.1. Laporan Keadaan Curah Hujan oleh POPT kepada Dinas
Pertanian Kab/Kota, LPHP, BPTPH (Bulanan)
Wilayah Pengamatan :
Periode Pengamatan : Ketinggian d.p.l : m
Kabupaten/Kota : Bulan :
Tanggal penakaran Curah Hujan Tanggal penakaran Curah Hujan Tanggal penakaran Curah Hujan
1)
dalam mm 1)
1)
(dasarian) dalam mm (dasarian) (dasarian) dalam mm
CH CH CH
Jumlah Jumlah Jumlah
HH HH HH
Deret hari kering : ….......................... Deret hari kering : ….......................... Deret hari kering : …..........................
113
Formulir 10.2. Laporan Curah Hujan oleh LPHP/LAH kepada BPTPH (Bulanan)
Dasarian
Nama Stasiun
Kabupaten/ Ketinggian
No. Pengamatan I II III Jumlah Keterangan
Kecamatan tempat (m dpl)
(OBS/SMPK/AWS)
CH HH CH HH CH HH
114