Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 16.

LAPORAN HASIL REFLEKSI TERKAIT TOPIK YANG DIBAHAS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Prinsip Pengajaran &
Asesmen yang Efektif II

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Euis Eti Rohaeti, M. Pd
Dr. Asep Samsudin, M. Pd

Oleh:
Nining Maida, S. Pd (22910487)
Kelas 002 PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan singkat hasil refleksi materi.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Prinsip Pengajaran Dan Asesmen
Yang Efektif II di PGSD. Dalam menyelesaikan Laporan ini penulis mengalami banyak
kesulitan. Namum berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan moril dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Penulis selaku penulis sadar bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Laporan ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada dosen yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan Laporan ini serta tak
lupa pula kepada teman-teman yang telah mensuport penulis untuk menyelesaikan Laporan
ini dengan baik. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi para
pembaca umunya.

Cimahi, 17 Agustus 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.......................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Desain Literasi Pembahasan........................................................................................4
B. Peningkatan Proses dan Hasil......................................................................................4
C. Dampak Implementasi.................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................................................6
B. Saran............................................................................................................................6

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD Negeri Utama Mandiri 1
pada kelas 4, Muatan pembelajaran yang kurang dipahami siswa salah satunya
pembelajaran IPAS. Untuk saat ini peserta didik telah mendapatkan materi tentang
peraturan tertulis dan tidak tertulis. Kurangnya pengetahuan peserta diidk sehingga
mempengaruhi peserta didik dalam proses pembelajaran yang dibuktikan dengan
kurangnya peserta didik dalam memahami materi sehinga pembelajaran menjadi
kurang bermakna, peserta didik juga kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga
banyak berdiam diri saja.
Permasalahan lainnya yang ditemukan adalah proses pembelajaran belum
optimal menekankan pada kegiatan yang belum berorientasi pada keaktifan siswa.
Dalam proses pembelajaran tahapan ini belum dilaksanakan secara maksimal. Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa hanya beberapa siswa yang aktif dan siswa kurang
bersemangat dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran yang diharapkan
belum sepenuhnya terlaksana dengan maksimal. Dalam pelaksanaan kurikulum
merdeka, seharusnya semua siswa terlibat aktif dan bersemangat dalam pembelajaran
yang berlangsung.
Ditambah lagi siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan belum terciptanya suasana belajar yang
menyenangkan. Dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan akan
membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setelah dilakukan pengkajian mendalam dari berbagai permasalahan di atas,
maka penulis berpikir diperlukan strategi pembelajaran yang dapat memberi siswa
semangat aktif dan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran, membuat siswa
memahami materi dengan baik, serta menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Dengan cara itu, diharapkan siswa dapat memahami materi dengan
baik, bermakna bagi siswa, dan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Oleh karena
itu, maka guru perlu berusaha keras untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menguasai berbagai model pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa,
mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan membuat siswa bersemangat

1
dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Model Problem Based Learning menuntut siswa untuk aktif belajar secara
mandiri serta bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang ada di
sekitar lingkungan siswa, sehingga diharapkan akan memupuk rasa ingin tahu dan
berfikir kritis pada siswa. Sebagaimana dikatakan oleh Barrows & Kelson (dalam
Riyanto, 2012:285) “Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
menuntut peserta didik untuk berfikir kritis, memecahkan masalah, belajar secara
mandiri dan menuntut keterampilan berpartisipasi dalam tim. Proses pemecahan
masalah dilakukan secara kolaborasi dan disesuaikan dengan kehidupan”. Sejalan
dengan itu Arends (dalam Hosnan, 2014:295) 6 mengatakan bahwa “Model Problem
Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
siswa pada masalah otentik sehingga siswa dapat menyusun pengatahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan
siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang di atas, maka rumusan
masalah dalam best practice ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada mata Pelajaran
IPAS materi Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis?
2. Bagaimana peningkatan proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL)?
3. Bagaimanakah dampak implementasi pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL pada mata Pelajaran IPAS materi Peraturan Tertulis dan Tidak
tertulis?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dapat best
practice ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
4. Mengetahui penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada mata Pelajaran
IPAS materi Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis?
5. Mengetahui peningkatan proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL)?
6. Mengetahui dampak implementasi pembelajaran model Problem Based Learning
(PBL pada mata Pelajaran IPAS materi Peraturan Tertulis dan Tidak tertulis?
2
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan Tujuan Penulisan di atas, maka manfaat dari penulisan dalam best
practice ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Untuk menambah pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya di sekolah
dasar. dalam peningkatan kompetensi Sikap dan perilaku menjaga keutuhan NKRI
Melalui penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada kelas IV SD
Negeri Utama Mandiri 1.

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga memiliki manfaat praktis sebagai berikut
a. Bagi sekolah, artikel ini memberikan penerapan dalam kegiatan literasi sekolah
b. Bagi guru, sebagai bentuk pengelaman terbaik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran melalui penerapan modul Problem Based Learning (PBL)
c. Bagi siswa, sebagai bentuk menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan Kerjasama
dengan meningkatkan kreativitas serta keaktifan siswa

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Desain Literasi Pembahasan


Desain pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran problem based
learning (PBL) pada mata Pelajaran IPAS materi Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis.
Kompetensi ini merupakan capaian pembelajaran dari fase B kelas IV yakni: Peserta
didik mampu membedakan peraturan tertulis dan tidak tertulis, dan dapat menganalisis
pentingnya mematuhi peraturan, serta dapat mendemonstrasikan contoh norma dan
pelanggaran norma di suatu tempat. Terdapat 3 tujuan pembelajaran dari 3 indikator
yaitu: (1) membedakan (C4) peraturan tertulis dan tidak tertulis, (2) Menganalisis (C4)
pentingnya memathui aturan, dan (3) Mendemonstrasikan (C6) contoh norma dan
pelanggaran di suatu tempat. Pertanyaan pemantik yang diberikan kepada peserta didik
saat pembelajaran ialah (a) Mengapa kita perlu memathui peraturan? Apa yang akan
terjadi jika kita melanggar peraturan? Apakah perbedaan anatar peraturan tertulis dan
tidak tertulis?. Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran ini ialah saintifik-TPACK
dengan model pembelajaran PBL metode penugasan, tanya jawab, diskusi, demonstrasi,
dan ceramah.
B. Peningkatan Proses dan Hasil
Proses kegiatan diawali dengan mengucap salam, Peserta didik dikondisikan
dan berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran. Peserta didik bersama guru
melakukan presensi. Peserta didik diajak untuk menyanyikan lagu Profil Pelajar
Pancasila untuk meningkatkan semangat. Peserta didik dengan bimbingan guru
melakukan asesmen diagnostik non kognitif. Peserta didik diberikan apersepsi: anak-
anak, apakah kalian masih ingat pembelajaran kita sebelumnya? . setelah itu guru
mengkondisikan semua peserta didik untuk menyiapkan alat tulisnya dan Bersiap
untuk belajar.
Kegiatan inti diawali sesuai sintaks PBL fase 1 orientasi peserta didik pada
masalah dengan kegiatan literasi dan menceritakan pengalaman peserta didik yang
pernah menyaksikan atau melakukan pelanggaran. Guru memancing peserta didik
untuk mengemukakan pendapatnya dengan memberikan beberapa pertanyaan seputar
pelanggaran yang sering terjadi. Fase 2 mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang materi peraturan tertulis dan tidak tertulis yang ditayangkan melalui
4
power point. Kemudian setelah materi disampaikan, guru memberikan penjelasn
terkait LKPD dan guru kemudian membagikan LKPD kepada semua kelompok.
SElanjutnya di fase 3 membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
kegiatannya peserta diik bekerja sama mengerjakan LKPD yang telah dibagikan dan
guru berkeliling untuk memantau semua kelompok. Dan membantu kelompok maupun
peserta diidk yang mengalami kesulitan atau masalah dalam mengerjakan LKPD. Pada
fase 4 dalam mengembangkan dan menyajikan hasil karya semua kelompok
diinstruksikan untuk bermain peran sesuai dengan kartu yang tersedia. Dan pada fase 5
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah guru bersama peserta didik
memberikan tanggapan berupa kritik dan saran bagi setiap kelompok.
Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi apa saja yang telah
dipelajari serta sikap yang harus dtunjukkan agar dapat menerapkannya di kehidupan
sehari hari, setelah itu peserta didik diberikan soal evaluasi. Dan pembelajaran berakhir
dengan refleksi pembelajaran serta doa bersama.
C. Dampak Implementasi
Setelah melakukan proses kegiatan pembelajaran dan melakukan kegiatan
evaluasi pembelajaran, berdasarkan hal tersebut penulis memperoleh dampak
implementasi
pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) paa mata Pelajaran IPAS materi
Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis yaitu :
1. Bagi peserta didik, sebagai bentuk menumbuhkan dan mengembangkan keaktifan
dan kreatifias dalam pembelajaran IPAS serta meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pembelajaran
2. Bagi guru, sebagai bentuk inovasi dalam pembelajaran mengembangkan penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) materi peraturan tertulis dan tidak tertulis.
3. Bagi sekolah, dengan implementasi pembelajaran model Problem Based Learning
(PBL) materi peraturan tertulis dan tidak tertulis sehingga sekolah terpacu untuk
mengembangakan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran yang
lain.

5
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Terdapat desain pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) pada mata
Pelajaran IPAS materi peraturan tertulis dan tidak tertulis
2) Terdapat peningkatan proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) pada mata Pelajaran IPAS materi peraturan tertulis
dan tidak tertulis
3) Terdapat dampak implementasi Problem Based Learning (PBL) pada mata
Pelajaran IPAS materi peraturan tertulis dan tidak tertulis
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas maka saran dari penulis yakni dapat memodifikasi
desian model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata Pelajaran IPAS
di 1 topik yang sama.

Anda mungkin juga menyukai