Anda di halaman 1dari 39

1

STUDI KASUS TENTANG PENGGUNAAN LAS LISTRIK DI


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG

ARTIKEL

Oleh:

TRI MULYOKO

WISNU AGENG PANGESTU

YEREMIA TOMAS JHODY

PROGRAM STUDI TEKNIKA


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan

petunjuk-NYA, sehingga dapat terselesaikan studi kasus dengan judul “Penggunaan Las Listrik Di

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang”. Selesainya tugas studi kasus ini juga tidak lepas dari

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT

2. Orang tua yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan bimbingan selama ini

3. Seluruh perwira peanggung jawab Engine Hall yang telah memberi semangat.

4. Bapak Ahmad Narto, M.Pd., M Mar E selaku Ketua Program Teknika Politeknik Ilmu

Pelayaran Semarang

5. Seluruh dosen di PIP Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan studi kasus ini terdapat banyak kekurangan oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis bahwa laporan studi

kasus ini dapat memberikan informasi dan manfaat yang seluas luasnya bagi banyak pihak.

Semarang, 03 Februari 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
- TUJUAN STUDI KASUS
- BATASAN STUDI KASUS
- METODE STUDI KASUS
- MANFAAT STUDI KASUS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
- LANDASAN TEORI
- KERANGKA PIKIR
- DIAGRAM ALIR
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
- TEMPAT DAN JADWAL STUDI KASUS
- ALAT DAN BAHAN
- LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
- PENGOLAHAN DAN ANLISIS DATA
- RUANG LINGKUP
- SUMBER DATA
BAB IV PEMBAHASAN
- PEMBAHASAN
- HASIL STUDI KASUS
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
- KESIMPULAN
- SARAN
DAFTAR PUSTAKA (2018 sd 2022)
LAMPIRAN
4

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Mesin Las Listrik..................................................................................... 18

Gambar 3.2 Kabel Las … ............................................................................................ 19

Gambar 3.3 Kawat Las … ........................................................................................... 19

Gambar 4.1 Menyambungkan Pipa … ........................................................................ 28

Gambar 4.2 Menambal Pipa… ....................................................................................28

Gambar 4.3 Mempertebal Sambungan Plat… .............................................................29

Gambar 4.4 Mesin Las… ............................................................................................29

Gambar 4.5 Kabel Las … ............................................................................................31

Gambar 4.6 Electrode Holder … ...............................................................................32

Gambar 4.7 Sikat Kawat ….........................................................................................33

Gambar 4.8 Klem Massa … .......................................................................................34


5

ABSTRAK

Tri Mulyoko, Wisnu Ageng Pangestu, Yeremia Thomas J. penelitian ini berjudul
“Penggunaan Las Listrik Di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang”, Studi kasus,
Program Diploma IV, Program Studi Teknika, Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang. Agustus 2022 - Januari 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) penggunaan las listrik di PIP Semarang
, (2) , (3)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode studi kasus dengan


subjek mesin las listrik di PIP Semarang. Tekhnik pengumpulan data menggunakan
tekhnik observasi, wawancara dan dokumentasi. Tekhnik analisis data menggunakan
langkah-langkah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Ujikeabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Latar belakang terhadap permasalahan pada adalah mesin las listriki yang
merupakan salah satu jenis mesin atau alat las yang biasanya digunakan untuk
menyambung dua logam diatas kapal.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode diagram tulang ikan dan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Diagram tulang ikanberfungsi untuk
menghubungkan antara sebab dan akibat sedangkan metode USG bertujuan untuk
menetapkan urutan prioritas masalah dengan teknik penilaiandengan menentukan tingkat
urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan 1-5 atau 1-10. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan
secara langsung terhadap subyek yang berhubungan dengan penggunaan las listrik diatas
kapal.

Hasil yang diperoleh dari penggunaan mesin las listrik di atas kapal sering
digunakan untuk mngatasi kebocoran pada pipa pipa dan lambung kapal serta untuk
menambah ketebalan sambungan besi.

Kata Kunci: Penggunaan las listrik


6

ABSTRACT

Tri Mulyoko, Wisnu Ageng Pangestu, Yeremia Thomas J. This research is entitled
"the use of electric welding at PIP Semarang”, Case study, Diploma IV Program, Engineering
Study Program, Semarang Maritime Polytechnic. August 2022 - January 2023.

This study aims to determine: (1) the use of electric welding in PIP Semarang , (2) , (3)

This study used a qualitative approach to the case study method with the subject of an
electric welding machine at PIP Semarang. Data collection techniques using observation
techniques, interviews and documentation. The data analysis technique uses data reduction, data
display and conclusion drawing. Test the validity of the data using source and method triangulation.

The background to this problem is an electric welding machine which is a type of


machine or welding tool that is usually used to join two metals on a ship.

The research method used by the author is the fishbone diagram method and the USG
(Urgency, Seriousness, Growth) method. The fishbone diagram serves to connect cause and effect
while the USG method aims to determine the priority order of problems with an assessment
technique by determining the level of urgency, seriousness, and development of the issue by
determining 1-5 or 1-10. Data collection techniques were carried out through observation,
documentation, and literature studies directly on subjects related to the use of electric welding on
ships.

The results obtained from the use of an electric welding machine on a ship are often
used to overcome leaks in the pipes and hull of the ship and to increase the thickness of the iron
joints.

Keywords: Use of electric welding


7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan angkutan laut yang sangat pesat telah

menimnbulkam berbagai variasi jenis kapal, baik untuk alur pelayaran

jarak internasional, nasional, laut dalam, dangkal maupun sungai. Pada

awal abad ini dimana bangsa Indonesia akan menghadapi babak baru

yaitu pasar bebas yang dalam bidang teknologi dititik beratkan pada

kualitas tenaga kerja yang siap pakai yang berkualitas sehingga dapat

bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain, yang lebih berkualitas.

Oleh karena itu kepada para civitas akedemi atau pun sekolah tinggi

dituntut mencetak tarunanya menjadi tenaga kerja yang professional dan

siap diterjunkan ke dunia kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut adalah

dengan mengadakan praktek layar.

Dengan adanya praktek lauyar ini juga dapat digunakan untuk

menciptakan harapan pemerintah dan juga tuntutan zaman untuk segera

mengadakan kerja sama antara lingkungan pendidikan dengan dunia

kerja. Sisrem kerja sama antara keduanya sudah sering diadakan di

negara - negara maju guna mencetak tenaga kerja dari lingkungan


8

pendidikan supaya sesuai dengan permintaan dunia kerja. Sehubungan

dengan hal tersebut maka penggunaan las listrik guna menunjang

perbaikan memegang peranan penting dalam kapal.

Peranan las yaitu sebagai perbaikan kapal dengan menggunakan

las listrik yang mempermudah penggunaannya di dalamsebuah kapal.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas hal tersebut diatas

dengan judul “PENGGUNAAN LAS LISTRIK DI POLITEKNIK

ILMU PELAYARAN SEMARNAG”

1.2 Tujuan studi kasus

1.2.1. Untuk mengetahui proses pengelasan listrik di PIP Semarang

1.2.2. Mencegah terjadinya kerusakan logam pada komponen semua

bagian kapal las listrik sedini mungkin, sehingga perawatan

pengoperasian dari pada kapal dapat berlangsung dengan lancar

tanpa ada masalah.

1.3 Batasan studi kasus

Study kasus yang penulis susun sebenarnya bisa mencakup permasalahan yang

luas, maka agar pembahasannya tidak terlalu banyak dan lebih terarah, maka

penulis memberikan batasan permasalahan sebagai berikut:

1. Pengertian terhadap las listrik

2. Proses berlangsungnya las listrik

3. Bahan bahan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan las listrik


9

1.4 Metode studi kasus

Data Pada tahap ini merupakan penjelasan mengenai tahapan pengumpulan data.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan beberapa teknik

pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi

Melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap keadaan sebenarnya

yang terjadi di dalam perusahaan yang berhubungan erat dengan permasalahan

yang diteliti. Dalam penelitian ini observasi dilakukan terhadap proses

pemeliharaan yang dilakukan pada mesin dan peralatan.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara interview secara langsung dengan karyawan

perusahaan. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data perawatan yang

dilakukan perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sendiri yang

akan melakukan proses las listrik di PIP Semarang.

b. Untuk memberikan masukan dan ilmu kepada pembaca untuk penggunaan

las listrik guna menunjang perbaikan di kapal.

c. Sebagai bahan acuan dalam mengatasi masalah yang terjadi terhadap

penggunaan khususnya yang berkaitan dengan las listrik.

d. Sebagai bahan masukan dan sumbangan bagi para pembaca khususnya

kepada taruna PIP Semarang Prodi teknika tentang analisis penggunaan las

listrik guna menunjang perbaikan di kapal.


10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak

terpisahkan dari proses manufaktur. Proses manufaktur lainnya yang

telah dikenal antara lain proses- proses pengecoran (metal casting),

pembentukan (metal forming), pemesinan (machining), dan

metalurgi serbuk (powder metallurgy). Produk dengan bentuk-

bentuk yang rumit dan berukuran besar dapat dibuat dengan teknik

pengecoran. Produk-produk seperti pipa, pelat dan lembaran, baja-

baja kontruksi dibuat dengan proses pembentukan. Produk-produk

dengan dimensi yang ketat dan teliti dapat di buat dengan

permesinan. Bagaimana dengan proses pengelasan, proses

pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau

lebih komponen, lebih tepat ditujukan untuk merakit (assembly)

beberapa komponen menjadi suatu bentuk mesin. Komponen yang

dirakit mungkin saja berasal dari produk hasil pengecoran,

pembentukan atau permesinan, baik dari logam yang sama maupun

berbeda- beda. (Hery Sonawan, dkk. 2004).

Dalam konstruksi yang menggunakan bahan baku logam.

Hampir sebagian besar sambungan-sambungannya dikerjakan

dengan cara pengelasan. Sebab dengan cara ini dapat diperoleh

sambungan yang lebih kuat dan lebih ringan dibanding dengan

keling. Disamping itu, proses pembuatannya lebih sederhana.

Disamping untuk pembuatan prosedur pengelasan kelihatannya


11

sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalamnya banyak masalah-

masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan

bermacam-macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan,

pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih

terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan

dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang

cara-cara pengelasan. Berdasarkan fungsi dari bagian- bagian

bangunan atau mesin yang dirancang.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen)

las adalah ikatan metal pada sambungan logam paduan yang

dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut

dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat

dari beberapa batang logam dengan menggunakan energy panas.

Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan

termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua

logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom- atom

molekul dari logam yang disambungkan. Klasifikasi dari cara-cara

pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.

Dalam kerjaan konstruksi pengelasan bukan tujuan

utamanya melainkan sarana untuk mencapai tujuan yang lebih

sempurna ( baik ). Dalam pengerjaan pengelasan kita harus

memperhatikan kesesuaian pada konstruksi las agar tercapai hasil

yang maksimal. Untuk itu pengelasan harus diperhatikan

beberapa hal yang penting, diantaranya efisiensi

pengelasan, penghematan tenaga, penghematan energi, dan tentunya


12

dengan biaya yang murah. Karena didalam pengelasan, pengetahuan

harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat

dikatakan bahwa, perencanaan tentang cara-cara pengelasan, cara-

cara pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan.

Mutu dari pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya

sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum

pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses

penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan

menggunakan energi panas, secara umum pengelasan dapat diartikan

sebagai suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam

paduan yang dilaksanakan saat logam dalam keadaan cair. Pada

penelitian ini pengelasan yang digunakan adalah las busurlistrik. Hal

ini sangat erat hubungannya dengan arus listrik, ketangguhan, cacat

las, serta retak yang pada umumnya mempunyaipengaruh yang fatal

terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas. Fungsi pengelasan

diantaranya adalah sebagai penyambung dua komponen yang

berbahan logam. Selain itu fungsi pengelasan adalah sebagai media

atau alat pemotongan. Kelebihan lain dari pengelasan diantaranya

biaya murah, proses relatif lebih cepat, lebih ringan, dan bentuk

konstruksi lebih variatif.. Faktor- faktor pertimbangan dalam

pengelasan adalah jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat dan

bahan yang diperlukan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan

(pemilihan mesin las, penunjukan juru las, pemilihan elektroda,

penggunaan jenis kampuh). Berdasarkan klasifikasi kerjanya proses

pengelasannya dapat dibagi dalam tiga


13

kelompok yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.

Namun proses pengelasan yang paling banyak digunakan adalah

pengelasan cair dengan busur dan gas. Proses ini juga tergantung dari

material yang akan dilas, dimana tidak semua logam memiliki sifat

mampu las yang baik. Bahan yang mempunyai sifat mampu lasyang

baik diantaranya adalah baja paduan rendah. Baja ini dapat dilas

dengan las busur elektroda terbungkus, dan las busur rendam. Mutu

pengelasan tergantung dari pengerjaan dan proses pengelasan.Secara

umum pengelasan dapat diartikan sebagai suatu ikatan metalurgi

pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan saat

logam dalam keadaan cair. Pada penelitian ini, variabel yang akan

diteliti adalah pengaruh Sifat mekanik baja karbon dari hasil

pengelasan listrik. Dan hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian

kekuatan tarik dan kekerasan dari hasil pengelasan pada baja

karbon rendah dan baja karbon tinggi.


14

2.2 KERANGKA PIKIR

Sistem pengelasan sangatlah penting perananya di atas kapal. Pada dasar nya

sistem pengelasan telah diatur sedimikian rupa di dalam PMS. Salah satu jenis

pengelasan ialah pengelasan listrik. Pengelasan listrik juga mejadi salah satu cara

efektif untuk menyelasaikan berbagai masalah yang timbul di atas kapal. Kegunaan

las listrik di atas kapal sangat lah banyak. Alasan ini lah yang menjadi materi

pembahasan yang di simpulkan oleh peneliti. Peneliti juga berharap agara dapat

membantu memberitahu kepada pembaca tentang kegunaan dari las listrik di atas

kapal.
15

2.3 DIAGRAM ALIR

PENGGUNAAN LAS LISTRIK DI


PIP SEMARANG

PENGERTIAN PENGERTIAN PERALATAN


PENGELASAN LAS LISTRIK FUNGSI LAS LAS LISTRIK
LISTRIK
SEMARANG

JENIS JENIS
PENGELASAN
16

BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

3.1 TEMPAT DAN JADWAL STUDI KASUS

Pada pelaksanaan penelitian, diuraikan tempat penelitian sebagai gambaran

struktur penelitian yang terencana dari proses persiapan hingga pelaporan. Adapun

uraian tempat dan jadwal penelitian sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian

No Tempat Penelitian Denah/Peta

1 Engine Hall Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti berharap dapat melakukan pengambilan

data dan pengamatan terhadap mesin bubut dengan teliti dan terperinci agar kemudian

tidak berpengaruh pada jadwal atau schedule yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk

mencapai hal tersebut, peneliti membuat sebuah tabel mengenai jadwal pelaksanaan

penelitian, mulai dari pengambilan data dan pengamatan, pengolahan data, dan pelaporan

penelitian yang dapat menjadi acuan bagi peneliti agar penelitian ini berjalan sesuai

dengan waktu tersebut. Adapun uraian jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
17

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tanggal
Tempat
No Jadwal Kegiatan 1 Februari 2 Februari 3 Februari
Penelitian
2023 2023 2023

1 Pengambilan dan Engine Hall

penyusunan awal Politeknik

data Ilmu Pelayaran

Semarang

2 Pengolahan data Engine Hall

Politeknik

Ilmu Pelayaran

Semarang

3 Pelaporan Engine Hall

Penelitian Politeknik

Ilmu Pelayaran

Semarang
18

3.2 ALAT DAN BAHAN

3.2.1 Bahan dan Alat Penelitian

Berikut alat dan bahan yang digunakan pada penelitian kegunaan las listrik

di atas kapal :

A. Mesin Las atau Trafo las

Las Listrik yang digunakan guna penelitian dapat di lihat pada gambar

berikut .

Gambar 3.1 Mesin Las Listrik


19

B. Kabel Las

Kabel las menjadi salah satu item utama pada penelitian ini

Gambar 3.2. Kabel Las

C. Elektroda / Kawat Las.

Contoh gambar kawat las dapat dilihat di bawah ini

Gambar 3.3. Kawat Las


20

3.3 LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS

Adapun beberapa langkah-langkah penelitian, seperti:

1. Pengambilan dan penyusunan data awal yang dilaksanakan di Engine Hall

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

2. Pengolahan data merupakan proses peneliti dalam mengkaji hasil-hasil dari

pengambilan data.

3. Pelaporan data merupakan tahap yang harus dilewati oleh peneliti agar penelitian

yang sudah dibuat dapat dikaji dengan terperinci.

3.4 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan studi kasus ini

dikumpulkan melalui Metode Lapangan atau Field Research penelitian

yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada obyek

yang diteliti. Data dan informasi dikumpulkan melalui Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan dimana penulis

melaksanakan observasi di Engine Hall PIP Semarang.


21

3.5 RUANG LINGKUP

Pada penyajian ruang lingkup, diuraikan batasan-batasan penelitian yang akan

dilakukan seperti fokus utama pengamatan, tempat pengamatan, subjek dan objek yang

diamati, sumber data dan materi kajian. Pada batasan tersebut, disajikan agar penelitian

dapat terarah, terukur dan tidak meluas.

Tabel 3.3 Ruang Lingkup Penelitian

No Jenis Ruang Lingkup

Fokus
1 Tentang kegunaan Las Listrik
Penelitian

Tempat/ Engine Hall Politeknik Ilmu


2
Wilayah Pelayaran Semarang

Objek
3 Las Listrik
Penelitian

• Data Primer (Penelitian

secara langsung di Engine

Hall Politeknik Ilmu


4 Sumber Data
Pelayaran Semarang)

• Data Sekunder (kajian

literatur)

5 Materi Kajian Kegunaan dari las listrik

3.6 SUMBER DATA

Dalam penelitian studi kasus ini kami mengambil data dari hasil observasi

selama kami di Engine Hall Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang terhadap mesin las

listrik. Hasil observasi ini dijadikan sebagai sumber data primer. Dan juga peniliti

mengambil juga kajian litelatur guna melengkapi studi kasus ini.


22

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PEMBAHASAN

4.1.1 Pengertia Pengelasan

Pengertian pengelasan adalah Sebuah ikatan karena adanya proses

metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam

keadaan cair. Dari pengertian tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa

pengertian las adalah sebuah sambungan setempat dari beberapa batang

logam dengan menggunakan energi panas baik sumbernya dari panas

aliran listrik maupun api dari pembakaran gas.

Dewasa ini jenis pengelasan semakin banyak dengan adanyakemajuan

teknologi, baik proses pengelasan yang menggunakan bahan tambah atau

filler maupun yang tanpa menggunakan bahan tambah. Yang terbaru

adalah proses pengelasan yang menggunakan energi putaran yangnantinya

akan terjadi gesekan dan menimbulkan panas yang tinggi dan dapat

digunakan untuk proses pengelasan yang biasanya disebut dengan proses

las friction welding.

Pengelasan juga dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis berdasarkan

cara kerjanya, yaitu jenis pengelasan tekan, pengelasan cair dan juga

pematrian. Berikut ini pengertian pengelasan dan klasifikasi pengelasan.


23

Klasifikasi pengelasan berdasarkan cara kerja :

1. Pengelasan Tekan.

Pengelasan tekan adalah Sebuah proses pengelasan yang dilakukan

dengan cara material dipanaskan kemudian ditekan hingga kedua material

tersambung menjadi satu. Berikut ini contoh las tekan :

• Las Ledakan.

• Las Gesek.

• Las Tempa.

• Las Tekan Gas.

2. Pengelasan Cair.

Pengelasan Cair adalah sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan

cara memanaskan bagian yang akan disambung hingga mencair dengan

sumber panas dari energi listrik atau api dari pembakaran gas baik

menggunakan bahan tambah atau tanpa menggunakan bahan tambah

(filler/elektroda). Berikut ini contoh las cair :

• Las Busur Listrik:

Dalam pengelasan busur listrik terdapat 2 jenis pembagian yaitu

pengelasan elektroda tak terumpan (non consumable electrode) dan

elektroda terumpan (consumable electrode).

Arti Elektroda tak terumpan adalah elektroda atau kawat las tersebut tidak

ikut mencair selama proses pengelasan berlangsung, fungsinya hanya

sebagai sumber busur listrik, bukan sebagai bahan pengisi. Contoh

pengelasan elektroda tak terumpan adalah Gas Tungsten Arc Welding

(GTAW) atau biasa kita kenal dengan sebutan las Argon.


24

Elektroda Terumpan adalah kawat las ikut mencair dalam proses

pengelasan. Sehingga selain sebagai sumber busur elektroda juga sebagai

logam pengisi yang nantinya ikut mencair dan menjadi weld metal.

Contoh pengelasan consumable electrode adalah Las SMAW, Las

FCAW, Las GMAW, Las SAW.

• Las Gas:

❖ Las OAW

❖ Las Termit.

3. Pematrian.

Pematrian adalah sebuah cara menyambung dua logam dengan sumber

panas dengan menggunakan bahan tambah yang mempunyai titik cair

lebih rendah, pada proses pematrian ini logam induk tidak ikut mencair.

Perbedaan antara pengelasan dan pematrian adalah jika pada pengelasan

logam induk dan elktroda (logam pengisi) keduanya ikut mencair atau

melting, sedangkan pada pematrian yang mencair hanya bahan tambah

atau filler metalnya sedangkan logam induk tidak karena mempunyai

temperatur leleh yang lebih tinggi. Berikut ini contoh Pematrian :

• Soldering.

• Brazing.
25

Proses Pengelasan Berdasarkan Sumber Energi :

1. Energi Listrik

Sumbernya dari busur listrik yang terjadi saat elektroda atau kawat las

menyentuh benda kerja karena adanya pertukaran ion. Contoh : Las

SMAW, GMAW, SAW dan lainnya.

2. Energi Kimia.

Proses pengelasan yang sumber panasnya dihasilkan dari bahan bakar

gas dengan udara yang sifatnya eksotermik.Contoh Explosion Welding

(EXW) dan las termit.

3. Energi Mekanik.

Sumber panas pengelasannya dihasilkan dari adanya gesekan dan

tekanan.

Contoh : Pengelasan Friction Stir Welding.

4.1.2 Jenis Jenis Pengelasan

Untuk macam macam pengelasan secara umum berikut ini daftarnya.

1. OAW.

Oxy Acetylene Welding adalah proses pengelasan yang sumber

panasnya dihasilkan dari campuran gas oksigen dan asetilen.

2. SMAW.

Shielded Metal Arc Welding adalah pengelasan busur listrik, sumber

energi panas yang dihasilkan dari energi listrik dirubah menjadi energi

panas untuk melelehkan elektroda dan benda kerja.


26

3. GTAW.

Gas Tungsten Arc Welding ialah jenis pengelasan elektroda tidak

terumpan, artinya elektroda hanya sebagai penghasil busur dan tidak ikut

mencair. Untuk jenis elektrodanya adalah wolfram atau tungsten,

sebagai pelindung lasannya menggunakan gas Argon, Helium dan

campuran keduanya.

4. SAW.

Submerged Arc Welding adalah las busur terendam, saat proses

pengelasan berlangsung busur las tertutupi oleh flux yang berbentuk

seperti pasir. Hal tersebut yang membuat jenis pengelasan ini dinamakan

las busur terendam.

5. FCAW.

Flux Core Arc Welding merupakan jenis pengelasan dengan dua jenis

pelindung yaitu flux yang berada di dalam kawat las dan tambahan

pelindung gas, dapat berupa gas CO2 campuran argon.

6. GMAW.

Gas Metal Arc Welding yaitu pengelasan busur listrik yang

menggunakan pelindung berupa gas. Jenis pengelasan ini terbagi

menjadi 2 yaitu MIG (Metal Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas).

Untuk MIG menggunakan jenis gas muliah sebagai pelindung yaitu

Argon, Helium dan campuran keduanya, sedangkan untuk MAG

menggunakan gas CO.


27

7. FSW (Friction Stir Welding).

Jenis pengelasan yang menggunakan mesin frais untuk proses

pengelasan. Sistem kerjanya dua plat dicekam kemudian bagian yang

disambung akan dikenakan dengan tool yang diputar oleh mesin frais

sehingga terjadi gesekan dan timbul panas yang melelehkan material

sehingga timbul proses pengelasan yang membuat kedua material

tersebut tersambung.

8. Spot Welding.

Merupakan las titik yang cara kerjanya dua benda ditekan dengan dua

elektroda yang dilancipkan. Jadi proses penyambungannya tidak

kontinyu melainkan berupa titik sesuai dengan lokasi yang dilas.

Aplikasinya biasanya untuk pelat pelat tipis pada dunia otomotif atau

kerangka body.

9. Seam Welding.

Sejenis dengan spot welding, yang membedakannya pengelasan ini

sambungannya secara kontinyu atau memanjang.

10. Stud Welding.

11. Plasma Arc Welding (PAW).

4.1.3 Pengertian Las Listrik

Las listrik adalah proses pengelasan yang memanfaatkan sumber panas

dari energi listrik. Ketika terhubung dengan listrik, energi diterima mesin

las dan diubah menjadi energi panas.

Saat kutub elektroda dan benda yang akan dilas bertemu, terjadilah

pertukaran ion yang menimbulkan terjadinya busur listrik.


28

4.1.4 Fungsi Las Listrik Diatas Kpal

Las Listrik apa umumnya berfungsi untuk menyambungkan dua buah bahan

logam atau lebih untuk menjadi suatu bentuk sambungan dengan

menggunakan proses panas. Salah satu fungsi las listrik dikapal sebagai

berikut :

1. Untuk menyambungkan atau menambal pipa pipa yang sudah

retak atau bocor yang ada dikapal

Gambar 4.1 Menyambungkan pipa pipa

Gambar 4.2 Menambal pipa yang bocor


29

2. Untuk mempertebal sambungan plat yang sudah tipis

Gambar 4.3 Mempertebal sambungan plat

4.1.5 Peralatan Las Listrik

Peralatan Las Listrik

A. Mesin Las

Mesin las atau sering disebut pesawat mesin las dapat digunakan pada

bermacam-macam pengelasan busur listrik manual, bila ditinjau dari jenis arus

terdapat 2 jenis yaitu :

Gambar 4.4 Mesin Las


30

• Mesin Las Arus Bolak-Balik (AC)

Arus bolak-balik terdiri dari beberapa macam pesawat mesin las,

yaitu transformator las, pembangkit listrik motor diesel. Pesawat

mesin las yang sering digunakan adala transformator las yang

mempunyai kapasitas 200 sampai 500 Ampere. Sehingga banyak

digunakan karena harganya relatif murah, biaya operasinya yang

rendah dan Voltase yang keluar antara 36 sampai70 Volt.

• Mesin Las Searah (DC)

Pesawat las arus searah terdiri dari pesawat transformator

pembangkit listrik motor disel, rectifier, pesawat yang

digerakkan oleh motor listrik.


31

B. Alat Bantu Las

• Kabel Las

Kabel las atau Lead superfleksibel adalah alat untuk menghantar arus

dari mesinpengelasan ke benda kerja dan sebaliknya. Kabel las terdiri

dari Lead dengan lapisan karet, kain, dan penguat lapisan fabric

holder elektroda atau Lead elektroda. Lead dari benda kerja ke mesin

dikenal sebagai Lead benda kerja. Tegangan pada Lead bervariasi

antara 14 dan 80 Volt. Lead memilikibeberapa ukuran, yang semakin

kecil nomornya, semakin besar diameter Lead. Sebuah Lead harus

fleksibel agar bisa mereduksi reganganpada tangan welder dan untuk

memudahkan instalasi kabel sehingga

dapat digunakan 800 sampai 2500 kawat pada masing masing

kabel. Lead elektroda maupun Lead benda kerja harus

menggunakan kabel listrik yang berdiameter sama karena panjang

Lead mempengaruhi ukuran kapasitas mesin las.

Gambar 4.5 Kabel Las


32

• Palu Las

Palu las digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las


pada jalur lasdengan cara memukulkan atau menggoreskan pada
daerah las.

• Pemegang Kawat Las (Holder Electrode)

pemegang kawat las atau holder elektroda adalah peralatan las busur
yang dipegang oleh welder ketika mengelas. Holder ini digunakan
untuk menahan elektroda logam atau karbon. Handle pemegang
terbuat dari bahan pelapis yang mempunyai tahanan panas tinggi dan
tahanan listrik yang rendahdan dibuat untuk menyeimbangkan
pegangan tangan. Ada sejumlah metode yang digunakan untuk
menjepit elektroda dalam holder yang salah satunya adalah konstruksi
pincer dan pegas untuk menghasilkan tekanan sehinnga diperoleh
sambungan yang baik. Membersihkan daerah kontak dengan
menggunakan sikat kawat agardaerah kontak antara elektroda dengan
holder elektroda bersih. Rahang holder elektroda juga harus
dibersihkan dengan menggunakan ampelas atau alat lain yang sesuai.

Gambar 4.6 Electrode Holder


33

• Sikat Kawat

Sikat kawat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang

akan dilas dan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh

pukulan palu las.

Gambar 4.7 Sikat Kawat

• Klem Massa

Klem massa sebagai alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda

kerja yang terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik

(tembaga). Sebuah klem masa dilengkapi dengan pegas yang kuat,

yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.


34

Gambar 4.8 Klem Massa

• Penjepit

Penjepit dapat digunakan untuk memegang atau memindahkan benda


kerja yangmasih panas seetelah pengelasan.

4.2 HASIL STUDI KASUS

Penggunaan las listrik di PIP Semarang sangatlah penting untuk

menunjang kinerja Engine Hall PIP Semarang dan penulis mengetahui

pengertian, jenis jenis dan fungsipengelasan di kapal dimna alat las tersebut

sangatlah penting untuk menyambungkan dua buah logam atau lebih selain

itu penggunaan mesin lasditunjang alat las dan berbagai jenis alat keselamatan

antara lain :
35

Penunjang alat las listrik :

1. Kabel las

2. Palu las

3. Sikat kawat

4. Klem massa

5. Penjepit

6. Pemegang kawat las

Alat keselamatan las

1. Topeng las

2. Sarung tangan las

3. Safety shoes

4. Wearpack

Meskipun ada beberapan jenis las di Engine Hall PIP Semarang las

listrik merupakan pengelasan yang paling effisien dikarnakan perlengkapan

alat las listrik yangmudah dibawa kemana mana dan menjangkau objek yang

sulit dijangkau ketika menggunakan jenis mesin las jenis lainnya.


36

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan melalui suatu pengamatan dan pembahasan
pada bab sebelumnya, selanjutnya dianalisa dan ditinjau lebih lanjut, maka penulis
membuat suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegunaan las listrik yaitu : mempunyai kegunaan yang sangat penting di dalam
pekerjaan di atas kapal, untuk mendukung pekerjaan diatas kapal.
2. Las Listrik sendiri berfungsi sebagai alat untuk meleburkan kawat jenis elektroda atau
bahan baku las supaya elektroda tersebut melebur menjadi satu dengan bahan pokok
benda kerja, dengan melalui penghantar listrik positip dan negatif.
Bagian - bagian dari las listrik adalah sebagai berikut :
• Mesin las listrik utama atau biasa di sebut dengan trafo yang di lengkapi dengan
saklar onoff dan settingan ampere.
• Kabel penghantar listrik positip dan kabel penghantar listrik negatif.
• Stick holder atau tungsten untuk kawat elektroda ( + ) dan stick holder untuk massa (-).
• Kawat las atau elektroda.

B. SARAN

Untuk menjaga agar mesin las dapat digunakan dengan baik disarankan sebagai berikut:
a. Melakukan rutin pengecekan pada mesin las agas mesin dapat bekerja secara maksimal.
b. Melakukan pengecekan terhadap kipas pendingin mesin las.
c. Masinis harus lebih memperhatikan line kabel las masih bagus atau tidak.
d. Masinis harus menyediakan spare part jika sewaktu waktu mesin las menghadapi
masalah.
e. Masinis harus melakukan perawatan dan perbaikan sesuai dengan sop berlaku.
37

DAFTAR PUSTAKA

- Waisnawa,I gede dkk. 2013. Pengaruh Perubahan Panjang Kabel Sekunder Las Listrik

Smaw Terhadap Kekuatan Las. Jurnal matrix vol. 3, no. 2, juli 2013. Jurusan Teknik

Mesin Politeknik Negeri Bali. Bukit Jimbaran, P.O Box 1064 Tuban, Badung, Bali.

- Wiryomumarto, harsono dan okumura, toshie. 2008. Teknologi Pengelasan Logam.

Cet.10. – Jakarta : Pradnya Paramita, 2008.

- M, sarippudin, 2013, Pengaruh Hasil Pengelasan Terhadap Kekuatan, Kekerasan Dan


Struktur Mikro Baja St 70, ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013. Universitaas islam

Makassar.

- Parekke, Simon.dkk. 2014. Pengaruh Pengelasan Logam Berbeda (Aisi 1045) Dengan (Aisi 316l)

Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro. J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.3 No.2 :

191 – 198 ISSN 2303-3614. Akademi Teknik Soroako. Jurusan Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Hasanuddin.
38
39

Anda mungkin juga menyukai