Essay Peradaban Islam
Essay Peradaban Islam
Abstract
Keywords:
Abstrak
Sejarah kemajuan tentang agama islam bukan cuma mempunyai kegunaan saja
yang sungguh besar dalam melestarikan dan mengembangkan kemajuan tentang
agama islam, namun dapat mengatasi masalah-masalah tentang kemajuan agama
islam yang sering muncul pada masa ini. Selain itu, dapat menimbulkan peradaban
islam padamasa terkini. Selain itu juga, dapat menimbulkan sikap yang absolut
terhadap berbagai perubahan tentang kemajuan agama islam. Materi percobaan dari
kisah dan kemajuan agama islam tidaklah terlepas dari ketentuan kisah dan
kemajuan agama islam itu sendiri. Berdasarkan Sidi Gazalba, kisah adalah cerita
masa lampau tentang anak adam dan sekelilingnya sebagai makhluk hidup, yang
disusun secara rasional dan keseluruhan, meliputi urutan kenyataan zaman tersebut
dengan interpretasi dan makna yang memberi pengertian dan kefahaman tentang
apa yang sudah terjalin. Adapun makna kemajuan menurut ahli Anthropologi De
Haan, kemajuan ialah semua manusia, ketatanegaraan, perniagaan dan jurusan
tekhnik. Jadi seluruh aspek kehiupan untuk yang berfaedah itu efektif. Sedangkan
kebudayaan ialah semua yang berawal dari angan-angan dan aspirasi yang
semampai dan asli yang berada di atas tujuan efektif dalam hubungan masyarakat,
misalnya notulen, adab, agama, ilmu, aliran dan lain-lain. Dengan begitu pengertian
Kisah kemajuan agama Islam adalah informasi terkait melestarikan kemajuan islam
dari satu waktu ke waktu lain, sejak awal mulai islam sampai saat ini.
PENDAHULUAN
Perang Mu’tah sendiri adalah perang yang pertama kali antara kaum muslim
dan romawi, sekalian unjuk kekuatan terhadap kekuatan musuh barisan anggota
Arab karena berhadapan dengan adikuasa kala itu. Perang ini merupakan perang
untuk membongkar penguasaan ke negeri-negeri nasrani. Perang ini merupakan
pertempuran pertama antara kaum muslimin di satu pihak dan pasukan romawi
bersama para sekutunya pada pihak lain. Mu’tah merupakan sebuah daerah yang
letaknya dekat dengan palestina bertempat di wilayah Balqa’, kota yang cukup
terkenal di Syam, terletak 2 marhalah dari Baitul Maqdis, sebelah tenggara laut
mati.1 Perang Mu’tah terjadi pada Jumadil Ula tahun ke 8H (September 629M),
atau dua bulan setelah pengiriman tim ekspedisi militer DzatuAthlah.
PEMBAHASAN
1
Muhammad Ridha, Anshari Umar, Sitanggal Abu Farhan, dkk (perang Mu’tah melawan
romawi dan perang fathu makkah), ed. Hikam pustaka,4
itu yaitu Zaid Bin Haritsah r.a, Ja’far Bin Abi Thalib r.a, dan Abdullah Bin
Rawahah r.a. semuanya mati syahid di dalam perang Mu’tah.
2
M. Fethullah Gulen (Cahaya Abadi Muhammad SAW.2), ed.Republika penerbit, 360.
3
Muhammad Abu Ayyasy (Strategi perang Rasulullah),ed. Agromedia Pustaka. 136
sekitar 3000 prajurit yang dibawah pimpinan seorang sahabatnya yang
bernama Zaid Bin Haritsah dan mengirimkannya ke Mu’tah untuk menuntut
balas. Pada saat yang sama, beliau juga merancang mata rantai pimpinan
perang mu’tah dan tanggung jawab. Bila Zaid gugur maka pimpinan
pasukan akan dialihkan kepada Ja’far Bin Abu Thalib. Jika ia juga gugur
maka pimpinan ke tiga ialah Abdullah Bin Rawahah.
Ketika mendengar bahwa pasukan dari madinah menuju kekotanya
(kota mu’tah), Syurhail langsung mengerahkan pasukannya yang segera
bersiap menyambutnya. Ia menyebar pasukannya disisi selatan setelah luar
dinding kota mu’tah. Mereka terdiri dari pasukan Romawi yang bertugas di
mu’tah dan suku-suku yang direkrut prajurit. Tatkala kaum muslim tiba di
mu’tah dan menilai situasi yang ada, bahwa peperangan akan terjadi secara
tidak berimbang mengingat jumlah pasukan mereka jauh lebih sedikit dari
pada pasukan musuh.
Pemimpin pasukan muslimin segera membentuk dewan perang.
Zaid Bin Haritsah mengusulkan untuk sesegara mungkin mengirimkan
seorang utusan kepada Nabi saw. Guna memberitahukan bahwa beliau
tentang ketidak seimbangnya kekuatan diantara kedua pasukan seraya
meminta beliau untuk mengirim bala bantuan.
Namun Abdullah Bin Rawahah menentangnya dan mengatakan
“bahwa keputusan betermpur atau tidak bukan bergantung pada jumlah
pasukan mereka. Kalaupun jumlah pasukan mereka lebih sedikit dari pada
jumlah pasukan musuh, masih ada immaterial yang menyertai mereka”.
“kita berperang untuk meraih mahkota kesyahidan bukan kalung
kemenangan. Disinilah kesempatan kita, janganlah kita melupakannya”,
ujarnya dengan mantap.4
D. Tujuan Perang Mu’tah
Seperti cerita diatas yang menceritakan tentang perang mu’tah, pada saat
pasukan kaum muslim yang dibawa pimpinan sahabat Rasulullah itu
4
Sayed Ali Asgher Razwi (Muhammad Rasulullah saw :sejarah lengkap kehidupan dan
perjuangan Nabi islam menurut sejarawan Timur dan barat), ed. Zahra
(Gramedia)266
ketakutan untuk menghadapi pasukan romawi yang jumlah personilnya
lebih banyak dari pada pasukan muslim, maka Abdullah bin Ruwahah
menjelaskan tujuan perang mu’tah ini kepada pasukan muslim. Ketika itu
Abdullah bin Ruwahah mengatakan “ Wahai kaum muslimin! Demi Allah,
sesungguhnya hal yang kalian tidak sukai adalah hal yang mengakibatkan
kalian berangkat kesini, bukankah kalian mencari syahadah? Kita tidak
berniat memperangi musuh-musuh kita dengan membawa senjata yang
lengkap, dengan kekuatan ataupun dengan banyaknya pasukan, akan tetapi
kita berperang dengan mereka menggunakan agama ini. Agama yang Allah
turunkan untuk memuliakan kita semua. Majulah! Karena hanya ada dua
kebaikan yang kalian dapatkan : kemenangan atau syahadah” (HR ath-
Thabrani).5 Ketika tujuan utama dari strategiyang diambil oleh panglima
Khalid adalah untuk menarik mundur pasukan muslimin secara rapi an
teratur dari mu’tah, dan ketika khalid melihat bahwa pasukan dari lawan
sudah lemah, Khalid tidak akan meyia-nyiakan hal tersebut sehingga
dengan cepat langsung memerintahkan para pemimpin dari setiap pasukan
untuk membawa para pasukan muslimin kearah selatan dengan rapi, teratur,
dan tersembunyi seperti yang disepakati sebelum peperangan dimulai untuk
mengambil strategi mundur pada malam hari.6
5
Thariq Muhammad as-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil (Shina’atu Qo’id), ed.
Maktbah Jarir( Gema Insani)95
6
Muhammad Abdul Jawwad (Menjadi manajer sukses), ed. Gema insani.141
perlawan barisan pasukan kaum muslimin yang dibawa pimpinan Khalid
bin Walid, atau karena mereka takut melihat pasukan kaum muslimin yang
disangka sebagai pasukan yang baru datang dari Madinah, padahal
sesungguhnya hanyalah siasat dan taktik yang dilakukan oleh seorang
pemimpin dari pasukan kaum muslimin yaitu Khalid bin Walid. Dalam
peperangan satu hari itu saja Khalid bin Walid menjatuhkan pasukan
musuhnya itu di tangannya mengunakan pedang yang di pegang.7
F. Pengaruh Perang Mu’tah Bagi Bangsa Quraisy ( Kaum Muslimin)
Sedangkan dikalangan kaum Quraisy di mekkah, pertempuran di mu’tah
dipandang bukan saja mengalami kekalahan yang besar angkatan perang
kaum muslimin, tetapi merupakan pukulan yang begitu keras sehingga
melumpuhkan dan menghancurkan kaum muslimin lainnya. Menurut
prasangka kaum muslimin, pada saat itu kaum muslimin tidak mungkin
dapat bangkit lagi. Selanjutnya, estimasi dan prasangka itu menimbulkan
sifat keberanian mereka semua untuk mencari kehormatan janji perdamaian
antara mereka dan kaum muslimin di Hudaibiyah. Dengan demikian, kaum
Quraisy di mekkah itu beranggapan dan bersikap untuk segera
menggerakkan perlawanan dimana-mana agar kelemahan dan kelumpuhan
kaum muslimin bisa menyebar lebih luas.8
7
Moenawar Chalil (Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW.) ed. Gema Insani
Press.507
8
Moenawar Chalil (Kekengkapan tarikh Nabi Muhammad SAW) ed. Gema Insani
Press.508-509
DAFTAR PUSTAKA