Anda di halaman 1dari 8

PERANG MU’TAH DAN PSIKOLOGIS BANGSA ROMAWI

Devi Wahyu Mutiara Sari

Devi Meida Prinanta

Mahasiswi, Fakultas Pendidikan Guru Madrasah


Ibtida’iyah Sekolah Tinggi Agama Islam Menganti
Gresik, Jawa Timur

Abstract

Studying the history of Islamic civilization is desirable for someone to understand


and understand the growth and development of Islamic civilization from its birth
until now. The history of Islamic civilization not only has enormous benefits in the
development and development of Islamic civilization, but can also solve the
problems of Islamic civilization today. Besides that, it can bring up Islamic
civilization today. In addition, it can bring up a positive attitude towards various
changes in the Islamic civilization system. The research object of Islamic history
and civilization cannot be separated from the definition of history and civilization
itself. According to Sidi Gazalba, history is a description of the past about humans
and their surroundings as social beings, which are compiled scientifically and
completely, including the sequence of facts of that time with interpretations and
civilization, according to the Anthropologist De Haan. Civilization is the whole of
social, political, economic and engineering life. So all areas of life for practical
use. While culture is all that comes from higher and pure desires and passions that
are above practical goals in public relations, for example, poetry, ethics, religion,
science, philosophy and others. Thus, the notion of the History of Islamic
Civilization is a description of the growth and development of Islamic civilization
from one time to another, from the time of the birth of Islam until now.

Keywords:

Abstrak

Sejarah kemajuan tentang agama islam bukan cuma mempunyai kegunaan saja
yang sungguh besar dalam melestarikan dan mengembangkan kemajuan tentang
agama islam, namun dapat mengatasi masalah-masalah tentang kemajuan agama
islam yang sering muncul pada masa ini. Selain itu, dapat menimbulkan peradaban
islam padamasa terkini. Selain itu juga, dapat menimbulkan sikap yang absolut
terhadap berbagai perubahan tentang kemajuan agama islam. Materi percobaan dari
kisah dan kemajuan agama islam tidaklah terlepas dari ketentuan kisah dan
kemajuan agama islam itu sendiri. Berdasarkan Sidi Gazalba, kisah adalah cerita
masa lampau tentang anak adam dan sekelilingnya sebagai makhluk hidup, yang
disusun secara rasional dan keseluruhan, meliputi urutan kenyataan zaman tersebut
dengan interpretasi dan makna yang memberi pengertian dan kefahaman tentang
apa yang sudah terjalin. Adapun makna kemajuan menurut ahli Anthropologi De
Haan, kemajuan ialah semua manusia, ketatanegaraan, perniagaan dan jurusan
tekhnik. Jadi seluruh aspek kehiupan untuk yang berfaedah itu efektif. Sedangkan
kebudayaan ialah semua yang berawal dari angan-angan dan aspirasi yang
semampai dan asli yang berada di atas tujuan efektif dalam hubungan masyarakat,
misalnya notulen, adab, agama, ilmu, aliran dan lain-lain. Dengan begitu pengertian
Kisah kemajuan agama Islam adalah informasi terkait melestarikan kemajuan islam
dari satu waktu ke waktu lain, sejak awal mulai islam sampai saat ini.

Kata Kunci: Perang, Psikologis, Bangsa Romawi

PENDAHULUAN

Perang Mu’tah sendiri adalah perang yang pertama kali antara kaum muslim
dan romawi, sekalian unjuk kekuatan terhadap kekuatan musuh barisan anggota
Arab karena berhadapan dengan adikuasa kala itu. Perang ini merupakan perang
untuk membongkar penguasaan ke negeri-negeri nasrani. Perang ini merupakan
pertempuran pertama antara kaum muslimin di satu pihak dan pasukan romawi
bersama para sekutunya pada pihak lain. Mu’tah merupakan sebuah daerah yang
letaknya dekat dengan palestina bertempat di wilayah Balqa’, kota yang cukup
terkenal di Syam, terletak 2 marhalah dari Baitul Maqdis, sebelah tenggara laut
mati.1 Perang Mu’tah terjadi pada Jumadil Ula tahun ke 8H (September 629M),
atau dua bulan setelah pengiriman tim ekspedisi militer DzatuAthlah.

Pertempuran ini telah menggurkan orang-orang yang sangat disayangi oleh


Rasulullah diantaranya Zaid bin Haritsa bin Abi Thalib r.a, dan Abdullah bin
Rawahah r.a. awal pertempuran ini disebabkan ketika Rasulullah mengirim seorang
utusan untuk menghadap ke penguasa Bashrah.

Pembantaian Harits bin Umair merupakan bentuk kebingisan dan dalam


wawasan bangsa-bangsa. Pembantaian seorang suruhan merupakan kebiadaban
yang tidak akan di ampuni oleh Rasulullah. Kemudian, Rasulullah mengambil
reaksi, beliau merancang strategi untuk membalas semua perbuatan maharaja itu.

Rasulullah menyiapkan armada sebanyak 3000 personil yang di bawa


bimbingan oleh sahabatnya sendiri yaitu Zaid bin Haritsah r.a dan mengirimkannya
ke mu’tah untuk menuntut suatu balasan yang sepadan. Pada kejadian yang sama,
Rasulullah merancang jalan keluarnya pertempura yang sedang terjadi dan
komandan yang mempin jalannya pertempuran ini serta tanggung jawabnya,

PEMBAHASAN

A. Pengertian pertempuran Mu’tah

Pertempuran mut’ah adalah pertempuran yang berat otak bersama


kependekaran walaupun Rasulullah tak meluncur saat pertempuran itu.
Kami tidak boleh mencapakkan pertempuran mu’tah cuma diakibatkan
kehilangan beliau didalamnya.karena,pertempuran mu’tah adalah
pertempuran yang menjadikan agama islam tersebar ke sekujur alam. Itulah
pertempuran yang didalamnya telah menggugurkan Sebagian manusia yang
disayangi oleh Rasulullah lalu disemayamkan di Mu’tah. Seluruh sahabat

1
Muhammad Ridha, Anshari Umar, Sitanggal Abu Farhan, dkk (perang Mu’tah melawan
romawi dan perang fathu makkah), ed. Hikam pustaka,4
itu yaitu Zaid Bin Haritsah r.a, Ja’far Bin Abi Thalib r.a, dan Abdullah Bin
Rawahah r.a. semuanya mati syahid di dalam perang Mu’tah.

Melainkan itu,pertempuran mu’tah selaku perang yang


mennunjukkan kelebihan firasat pasukan Khalid Bin Walid saat
mengarahkan pasukannya. Pertempuran ini adalah pertempuran yang
pertama kali diikuti Khalid menjadi mukmin. 2

B. Asal Mula Munculnya Pertempuran Mu’tah


Agama islam beserta keluhurannya tetap melindungi kehormatan
nama baiknya. Islam gugur dari fitnah saat ini terbilang sesungguhnya islam
ialah agama pengacau, dan tidak suka rukun. Sementara itu, Islam begitu
menilai pemufakatan. Islam tidak memulai pertempuran jika lawan tidak
melangsungkan kejahatan atau mengawali peperangan terlebih dahulu.
Pertempuran mu’tah adalah pertempuran yang awal mula terjadi
antara orang mukmin dan romawi. Pemicu pertempuran itu waktu
Rasulullah mendaratkan suruhan yang hendak di antar pada penguasa
Bashra. Di selah perjalanan, suruhan tersebut tertangkap dan diserahkan
kehadapan raja, setelah itu kepalanya dipotong. pembulyan dan
pembaintaian itu juga melanggar aturan politik dunia. Bukan hanya itu, 15
mukmin sahabat Rasulullah ikut terbunuh di Dhat-Talh. Hal tersebut yang
membuat ia geram. kemudian, beliau menyiapkan beberapa prajurit yang
terdiri 3000 anggota untuk melawan kemampuan Romawi sebanyak
200.000 anggota, yaitu 1 orang melawan 67 orang atau 1 orang berbanding
67.3
C. Cara Raslullah Dalam pertempuran Mu’tah
Pembunuhan Harits Bin Umair yang tidak ada alasannya,
merupakan bentuk kebiadaban dan dalam pandangan bangsa-bangsa,
membunuh seorang utusan merupakan kejahatan yang tidak akan diampuni.
Nabi lalu memutuskan untuk mengambil tindakan. Beliau menyiapakan

2
M. Fethullah Gulen (Cahaya Abadi Muhammad SAW.2), ed.Republika penerbit, 360.
3
Muhammad Abu Ayyasy (Strategi perang Rasulullah),ed. Agromedia Pustaka. 136
sekitar 3000 prajurit yang dibawah pimpinan seorang sahabatnya yang
bernama Zaid Bin Haritsah dan mengirimkannya ke Mu’tah untuk menuntut
balas. Pada saat yang sama, beliau juga merancang mata rantai pimpinan
perang mu’tah dan tanggung jawab. Bila Zaid gugur maka pimpinan
pasukan akan dialihkan kepada Ja’far Bin Abu Thalib. Jika ia juga gugur
maka pimpinan ke tiga ialah Abdullah Bin Rawahah.
Ketika mendengar bahwa pasukan dari madinah menuju kekotanya
(kota mu’tah), Syurhail langsung mengerahkan pasukannya yang segera
bersiap menyambutnya. Ia menyebar pasukannya disisi selatan setelah luar
dinding kota mu’tah. Mereka terdiri dari pasukan Romawi yang bertugas di
mu’tah dan suku-suku yang direkrut prajurit. Tatkala kaum muslim tiba di
mu’tah dan menilai situasi yang ada, bahwa peperangan akan terjadi secara
tidak berimbang mengingat jumlah pasukan mereka jauh lebih sedikit dari
pada pasukan musuh.
Pemimpin pasukan muslimin segera membentuk dewan perang.
Zaid Bin Haritsah mengusulkan untuk sesegara mungkin mengirimkan
seorang utusan kepada Nabi saw. Guna memberitahukan bahwa beliau
tentang ketidak seimbangnya kekuatan diantara kedua pasukan seraya
meminta beliau untuk mengirim bala bantuan.
Namun Abdullah Bin Rawahah menentangnya dan mengatakan
“bahwa keputusan betermpur atau tidak bukan bergantung pada jumlah
pasukan mereka. Kalaupun jumlah pasukan mereka lebih sedikit dari pada
jumlah pasukan musuh, masih ada immaterial yang menyertai mereka”.
“kita berperang untuk meraih mahkota kesyahidan bukan kalung
kemenangan. Disinilah kesempatan kita, janganlah kita melupakannya”,
ujarnya dengan mantap.4
D. Tujuan Perang Mu’tah
Seperti cerita diatas yang menceritakan tentang perang mu’tah, pada saat
pasukan kaum muslim yang dibawa pimpinan sahabat Rasulullah itu

4
Sayed Ali Asgher Razwi (Muhammad Rasulullah saw :sejarah lengkap kehidupan dan
perjuangan Nabi islam menurut sejarawan Timur dan barat), ed. Zahra
(Gramedia)266
ketakutan untuk menghadapi pasukan romawi yang jumlah personilnya
lebih banyak dari pada pasukan muslim, maka Abdullah bin Ruwahah
menjelaskan tujuan perang mu’tah ini kepada pasukan muslim. Ketika itu
Abdullah bin Ruwahah mengatakan “ Wahai kaum muslimin! Demi Allah,
sesungguhnya hal yang kalian tidak sukai adalah hal yang mengakibatkan
kalian berangkat kesini, bukankah kalian mencari syahadah? Kita tidak
berniat memperangi musuh-musuh kita dengan membawa senjata yang
lengkap, dengan kekuatan ataupun dengan banyaknya pasukan, akan tetapi
kita berperang dengan mereka menggunakan agama ini. Agama yang Allah
turunkan untuk memuliakan kita semua. Majulah! Karena hanya ada dua
kebaikan yang kalian dapatkan : kemenangan atau syahadah” (HR ath-
Thabrani).5 Ketika tujuan utama dari strategiyang diambil oleh panglima
Khalid adalah untuk menarik mundur pasukan muslimin secara rapi an
teratur dari mu’tah, dan ketika khalid melihat bahwa pasukan dari lawan
sudah lemah, Khalid tidak akan meyia-nyiakan hal tersebut sehingga
dengan cepat langsung memerintahkan para pemimpin dari setiap pasukan
untuk membawa para pasukan muslimin kearah selatan dengan rapi, teratur,
dan tersembunyi seperti yang disepakati sebelum peperangan dimulai untuk
mengambil strategi mundur pada malam hari.6

E. Pengaruh Perang Mu’tah Bagi Bangsa Romawi


Kalangan bangsa Romawi, terutama pasukan yang turut bertempur
melawan melawan pasukan kaum muslimin, menganggap bahwa
peperangan di mu’tah itu berakhir sebelum membawa ketentuan yang lebih
jelas, menang atau kalah bagi kedua pasukan itu yakni pasukan bangsa
romawi dan pasukan muslimin. Walaupun jumlah pasukan mereka tujuh
puluh kali lipat lebih banyak dari pasukan muslimin, kegembiraan mereka
semua atas selesainya peperangan itu hanya sementara saja. Hal ini karena
mereka takut jika mereka sesudah merasakan kehebatan dan kedasyatan

5
Thariq Muhammad as-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil (Shina’atu Qo’id), ed.
Maktbah Jarir( Gema Insani)95
6
Muhammad Abdul Jawwad (Menjadi manajer sukses), ed. Gema insani.141
perlawan barisan pasukan kaum muslimin yang dibawa pimpinan Khalid
bin Walid, atau karena mereka takut melihat pasukan kaum muslimin yang
disangka sebagai pasukan yang baru datang dari Madinah, padahal
sesungguhnya hanyalah siasat dan taktik yang dilakukan oleh seorang
pemimpin dari pasukan kaum muslimin yaitu Khalid bin Walid. Dalam
peperangan satu hari itu saja Khalid bin Walid menjatuhkan pasukan
musuhnya itu di tangannya mengunakan pedang yang di pegang.7
F. Pengaruh Perang Mu’tah Bagi Bangsa Quraisy ( Kaum Muslimin)
Sedangkan dikalangan kaum Quraisy di mekkah, pertempuran di mu’tah
dipandang bukan saja mengalami kekalahan yang besar angkatan perang
kaum muslimin, tetapi merupakan pukulan yang begitu keras sehingga
melumpuhkan dan menghancurkan kaum muslimin lainnya. Menurut
prasangka kaum muslimin, pada saat itu kaum muslimin tidak mungkin
dapat bangkit lagi. Selanjutnya, estimasi dan prasangka itu menimbulkan
sifat keberanian mereka semua untuk mencari kehormatan janji perdamaian
antara mereka dan kaum muslimin di Hudaibiyah. Dengan demikian, kaum
Quraisy di mekkah itu beranggapan dan bersikap untuk segera
menggerakkan perlawanan dimana-mana agar kelemahan dan kelumpuhan
kaum muslimin bisa menyebar lebih luas.8

7
Moenawar Chalil (Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW.) ed. Gema Insani
Press.507
8
Moenawar Chalil (Kekengkapan tarikh Nabi Muhammad SAW) ed. Gema Insani
Press.508-509
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ridha, Anshari Umar, Sitanggal Abu Farhan, dkk (perang


Mu’tah melawan romawi dan perang fathu makkah), ed. Hikam pustaka,4
M. Fethullah Gulen (Cahaya Abadi Muhammad SAW.2), ed.Republika
penerbit, 360.
Muhammad Abu Ayyasy (Strategi perang Rasulullah),ed. Agromedia
Pustaka. 136
Sayed Ali Asgher Razwi (Muhammad Rasulullah saw :sejarah lengkap
kehidupan dan perjuangan Nabi islam menurut sejarawan Timur dan
barat), ed. Zahra (Gramedia)266 Thariq Muhammad as-Suwaidan dan
Faishal Umar Basyarahil (Shina’atu Qo’id), ed. Maktbah Jarir( Gema
Insani)95
Thariq Muhammad as-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil
(Shina’atu Qo’id), ed. Maktbah Jarir( Gema Insani)95
Muhammad Abdul Jawwad (Menjadi manajer sukses), ed. Gema
insani.141
Moenawar Chalil (Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW.) ed.
Gema Insani Press.507
Moenawar Chalil (Kekengkapan tarikh Nabi Muhammad SAW) ed.
Gema Insani Press.508-509

Anda mungkin juga menyukai