Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTEK

DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK

Nama : Raihan Wiranu Faturahman A.

NIM : 2020-71-038

Kelas :B

Tgl. Praktek : 15 April 2021

Tgl. Presentasi : 22 April 2021

Jurusan : D3 Teknologi Lisrik

Asisten : Muyes Saroh

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN


PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

KONVERSI ENERGI LISTRIK MENJADI ENERGI PANAS


PADA RHEOSTAT
Raihan Wiranu Faturahman A. (2020-71-038)
Dasar Konversi Energi Listrik
Kelas B
raihanwiranu998@gmail.com
ABSTRACT
This journal discusses the conversion of electrical energy into heat energy, this conversion is very
useful in people's lives because we can use these equivalents for everyday life. People get heat
energy that can be applied to surrounding equipment because it converts electrical energy into
heat energy because energy cannot be created or destroyed, energy can only be converted into
other energy. Usage of this conversion is seen frequently in household appliances. One of the
objects that can convert mechanical energy into electricity is a rheostat. To prove this we have to
do an experiment. The experimental tools in this material are: 1 Rheostat, 1 Thermometer, 1
Stopwatch, 1 MCB and MCCB, and Sufficient Connecting Cables.

Keywords: Rheostat, Resistor, Temperature

ABSTRAK
Pada jurnal ini membahas tentang konversi energi listrik menjadi energi panas, konversi ini
sangatlah berguna dalam kehidupan masyarakat karena kita dapat memanfaatkan padans tersebut
untuk kehidupan sehari hari. Masyarakat mendapatkan energi panas yang dapat diterapkan pada
peralatan sekitarnya karena mengubah energi listrik menjadi energi panas karena energi tidak
dapat dicipta maupun dihancurkan, energi hanya bisa dirubah menjadi energi lain. Penggunaan
daro konversi ini seringkita lihat dalam peralatan rumah tangga. Salah satu benda yang dapat
mengkonversi energi mekanik menjadi listrik adalah rheostat. Untuk membuktikan hal tercebut
kita harus melakukan percobaan. Alat percobaan dalam materi ini ada: Rheostat 1 Buah,
Thermometer 1 Buah, Stopwatch 1 buah, MCB dan MCCB 1 Buah, dan Kabel Penghubung
Secukupnya.

Kata kunci: Rheostat, Resistor, Suhu

1. PENDAHULUAN
Pada era industri modern saat ini masyarakat banyak yang menggunakan energi listrik untuk
kegiatan sehari hari baik digunakan untuk hiburan maupun digunakan untuk bekerja, salah satu
kegunaan energi listrik adalah dapat digunakan untuk mengkonversi dari energi listrik menjadi
energi lain, salah satu contoh konversi ini adalah konversi energi listrik menjadi panas. Dalam
modul ini membahas tentang bagaimana kita dapat mengubah energi listrik menjadi energi panas
atau dalam judul modul ini yaitu Konversi Energi Listrik Menjadi Energi Panas.
Konversi energi listrik menjadi energi panas merupakan proses untuk mengubah energi
listrik menjadi panas. Konversi ini sering kita gunakan dalam kehidupan sehari hari, karena panas
juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari kita. Contohnya kita membutuhkan panas
untuk menghangatkan nasi, merapihkan baju, dan lain lain lagi. Dalam jurnal ini akan membahas
tentang konversi tersebut. Dengan melakukan percobaan pada Rheostat dikarenakan Rheostat
dapat mengatur tingkatan tahanan atau tingkatan resistor. Apa yang akan terjadi jika kita

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 1


NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

menambahkan tingkatan hambatan? Apakah panas nya akan berkurang atau tidak jika
menambahkan tingkatan hambatan maka akan berpengaruh pada panas atau tidak. Dalam jurnal
ini akan melakukan percobaan untuk membahas hal tersebut agar kita dapat memahami
bagaimana proses Konversi energi listrik menjadi energi panas terjadi, dan paham akan prinsip
kerja pada Rheostat

TUJUAN
1. Memahami dasar konversi energi listrik menjadi energi panas.
2. Mengetahui kenaikan suhu yang terjadi pada rheostat.

2. LANDASAN TEORI
PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI PANAS

Perubahan energi listrik menjadi energi panas dapat kita amati pada alat-alat seperti setrika
listrik, kompor listrik, solder, dan teko listrik. Alat-alat tersebut dapat menghasilkan kalor karena
memiliki elemen pemanas.
Elemen pemanas merupakan sejenis hambatan listrik. Ketika elemen pemanas dialiri arus
listrik selama waktu tertentu, maka sebagian arus listrik ini akan berubah menjadi energi kalor.
Adanya energi kalor menyebabkan benda- benda yang berhubungan dengan konduktor elemen
pemanas, seperti pakaian pada setrika listrik, bahan makanan pada kompor listrik, timah pada
solder, dan air pada teko listrik, akan mengalami kenaikan suhu.
Elemen pemanas biasanya terbuat dari kawat nikrom yang dililitkan pada lempeng isolator
tahan panas, seperti asbes mika. Seluruh bagian lilitan ini ditutupi lagi dengan bahan isolator yang
tahan panas, seperti keramik. Alat-alat listrik tersebut aman untuk disentuh karena bagian elemen
pemanas telah disekat dengan isolator tahan panas. Besarnya kalor yang dihasilkan elemen
pemanas tergantung pada panjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat.
Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik. Muatan
listrik yang diam (statis) menimbulkan energi potensial listrik yang bergerak (dinamis)
menimbulkan arus listrik dan energi magnet.
Ketika sebuah sumber listrik digunakan untuk mengalirkan arus listrik didalm sebuah
konduktor, energi listrik yang dihasilkan akan diubah menjadi energi kinetik sehingga muatan
listrik bergerak. Didalam konduktor energi kinetik ini cepat menghilang karena tumbukan antara
muatan muatan yang mengalir dengan atom-atom penyusun konduktor, sehingga menyebabkan
suhu konduktor bertambah.

RHEOSTAT
Reostat adalah resistor variabel yang digunakan untuk mengontrol arus yang mengalir dalam
rangkaian atau sirkuit. Istilah rheostat berasal dari bahasa yunani yaitu “Rheos” dan “statis” yang
artinya perangkat yang mengendalikan arus listrik. Rheostat terdiri dari tiga jenis yaitu:
a) Rheostat Rotary
Rheostat Rotary adalah Rheostat yang paling sering digunakan untuk mengatur daya listrik.
Sebagian besar Rheostat jenis Rotari ini menggunakan konstruksi terbuka namun ada juga
Rheostat Rotari dengan konstruksi tertutup. Rheostat dipasang secara paralel untuk mengatur
tingkat dan rentang daya listrik. Nilai resistansinya diatur dengan cara memutar wiper-nya searah
jarum jam ataupun sebaliknya.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 2


NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

b) Rheostat Slide
Rheostat Slide atau Rheostat Linear banyak digunakan pada laboratorium penelitan dan
edukasi. Rheostat slide terbuat dari kawat beresisten yang digulungkan pada sebuah silinder yang
di isolasi. Rheostat Slide menggunakan Slider atau Penggeser untuk mengatur nilai resistansinya.
c) Rheostat Trimmer
Rheostat Trimmer adalah Rheostat yang berbentuk kecil dan biasanya dipasangkan pada
PCB dan harus menggunakan obeng atau alat khusus untuk mengatur nilai resistansinya.

Prinsip Kerja Rheostat


Prinsip dan cara kerja sebuah rheostat yaitu menggunakan hukum Ohm yang menyatakan
bahwa “arus berbanding terbalik dengan resistansi untuk tegangan yang diberikan.” Artinya bahwa
jumlah arus akan berkurang seiring dengan meningkatnya resistansi atau juga arus akan meningkat
ketika resistansi menurun.
Arus memasuki rheostat melalui salah satu kaki terminalnya, kemudian mengalir melintasi
kumparan kawat dan kontak, dan keluat melalui terminal lain. Komponen rheostat tidak memiliki
polaritas sehingga komponen ini mampu berjalan ketika pemasangan kaki terminalnya terbalik

Perbedaan antara Potensiometer dan Rheostat

 Baik Potensiometer, maupun Rheostat, dihubungkan oleh variabel resistor. Tetapi, secara


teknis ini mewakili dua konfigurasi yang beragam dan yang ditawarkan oleh komponen
serupa.
 Konstruksi kedua komponen itu sama.
 Rheostat adalah perangkat 2 terminal, sedangkan potensiometer adalah perangkat 3
terminal.
 Dalam rheostat, kami menggunakan dua terminal untuk operasi, sedangkan, dalam
potensiometer, kami menggunakan tiga terminal untuk operasi.
 Sebuah rheostat tidak dapat digunakan seperti potensiometer sedangkan potensiometer
dapat digunakan seperti rheostat.
 Rheostat digunakan untuk mengubah arus, sedangkan potensiometer sering digunakan
untuk mengubah tegangan.

3. METODE PRAKTEK
3.1 Alat dan Perlengkapan Praktek
1. Rheostat 2 Buah
2. AVO meter 1 Buah
3. Sumber AC 1 Set
4. MCB dan MCCB 1 Buah
5. Kabel Penghubung Secukupnya

3.2 Langkah Praktek

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 3


NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

Gambar 3.1 Rheostat


1. Siapkan rheostat (variabel resistor) , saklar dan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek
(sumber arus bolak balik 220V)
2. Siapkan alat ukur (Amperemeter dan infrared thermometer) dengan batas ukur sesuai
peralatan listrik yang akan diukur
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar diatas
5. Rheostat pada awalnya memiliki tahanan yang maksimal
6. Masukkan sumber listrik AC pada rangkaian dan pastikan posisi tegangan sebelum
dihubungkan adalah nol
7. Amati penunjukkan Amperemeter dan catat nilai arus yang mengalir sesuai dengan waktu
yang ditentukan
8. Ukurlah suhu kenaikan pada rheostat mengunakan thermometer inframerah
9. Catat nilai yang didapatkan sesuai waktu yang ditetapkan
10. Ulangi Langkah 6 – 9 dengan memakai rheostat yang baru, tetapi nilai tahanannya
diperkecil
11. Analisa hasil percobaan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data
Tabel 3.1 Rheostat Tahanan Maksimal
Suhu Awal 27,6°
NO Waktu (menit) Suhu (°C)
1 1 94,8
2 2 140,8
3 3 166,1

Tabel 3.2 Rheostat Tahanan Setengah Maksimal


Suhu Awal 24,5°
NO Waktu (detik) Suhu (°C)
1 20 183, 2
2 40 261
3 60 311

Tabel 3.3 Rheostat Tahanan Minimal


Suhu Awal 24°
NO Waktu (detik) Suhu (°C)
1 10 145
2 20 214
3 30 349

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 4


NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

4.2 Analisa
Pada praktikum modul 3 “Konversi Energi Listrik Menjadi Energi panas Pada Rheostat”
dimana kita para praktikan akan mempelajari bagaimana perubahan dari energi listrik menjadi
energi panas pada Rheostat. Rheostat merupakan jenis resistor yang nilai resistansi dapat diatur
dan biasanya digunakan untuk mengendalikan arus listrik terutama pada rangkaian atau perangkat
yang berarus listrik tinggi. Prinsip kerja Rheostat yang merupakan variable resistor atau bisa
dibilang resistor yang dapat di atur. Dimana prinsip kerja dari resistor adalah menghambat arus
listrik dengan nilai tertentu. Untuk rheostat ini, nilai tahanannya bisa diatur. Lalu pada komponen
ini berlaku hukum ohm yang menyatakan bahwa jumlah arus dan tegangan akan berbanding
terbalik dengan hambatannya. Ketika arus melewati rheostat dengan tahanan minimal yang
membuat luas jalur aliran listrik menjadi kecil, membuat semakin banyaknya gesekan antar
muatan listrik yang membuat adanya panas dari hasil gesekan tersebut.
Hukum yang berlaku pada modul ini yaitu hokum kekekalan energi dengan bunyi "Energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk energi ke
bentuk energi yang lain." Dan hukum OHM yang berbunyi  “Kuat arus dalam suatu rangkaian
berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian”.
Dalam percobaan modul ini menggunakan Rheostat Slide, untuk mengatur tahanan pada
Rheostat Slide adalah dengan cara menggeserkan pengatur resistensinya. Untuk mempelajari hal
tersebut kita akan melakukan 3 percobaan yaitu Rheostat Tahanan Maksimal, Rheostat Tahanan
Setengah Maksimal, Rheostat Tahanan Minimal.
Dalam percobaan tersebut kita menggunakan beberapa alat, yaitu ada: Rheostat 1 Buah,
Thermometer 1 Buah, Stopwatch 1 buah, MCB dan MCCB 1 Buah, dan Kabel Penghubung
Secukupnya. Rheostat berfungsi sebagai alat untuk mengkonversi energi listrik menjadi energi
panas, percobaan ini menggunakan Rheostat Slide, untuk mengatur tahanan pada Rheostat Slide
adalah dengan cara menggeserkan pengatur resistensinya. Thermometermeter adalah sebuah alat
pengukur yang fungsinya untuk mengukur suhu pad Rheostat. Stopwatch berfungsi untuk
mengukur waktu atau mengukur waktu tiap percobaan. MCB dan MCCB yang berfungsi sebagai
sumber energi yang memberikan arus listrik pada Rheostat. Dan terakhir kabel penghubung
berfungsi untuk menghubungkan komtenen satu dengan komponen lainnya, untuk modul ini
menghubungkan antara Rheostat dengan MCB dan MCCB.
Pada percobaan pertama kita melakukan 3 kali percobaan untuk mengetahui perubahan
suhu pada tahanan maksimal pada percobaan ini akan di ukur perhitungan 60 detik atau 1 menit.
Langkah pertama kita merangkai peralatanya terlibih dahulu dengan menghubungkan Rheostat
dengan MCB dan MCCB menggunakan kabel penghubung, kemudian mengukur Rheostat untuk
mengetahui suhu awal pada Rheostat dan pada percobaan ini terukur suhu awal Rheostat adalah
27,6°. Kemudian setelah kita mengetahui suhu awal Rheostat kit abrru aliri Rheostat
menggunakan MCB dan MCCB, nyalakan MCB terlebih dahulu kemudian nyalakan MCCB. Pada
saat itu Rheostat sedang dialiri arus listrik maka konversi energi listrik menjadi energi panas pun
terjadi. Pada 1 menit pertama suhu yang terukur pada thermometer adalah 94,8°. Pada menit
kedua suhu yang terukur pada thermometer adalah 140,8°. Pada menit ketiga suhu yang terukur
pada thermometer adalah 166,1°. Setelah ketiga data perhitungan itu dicatat kita matikan MCCB
terlebih dahulu kemudian matikan MCB dan setelah itu percobaan pun telah selesai.
Pada percobaan kedua kita melakukan 3 kali percobaan untuk mengetahui perubahan suhu
pada tahanan setengah maksimal pada percobaan ini akan di ukur perhitungan 20 detik. Langkah
pertama kita merangkai peralatanya terlibih dahulu dengan menghubungkan Rheostat dengan

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 5


NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

MCB dan MCCB menggunakan kabel penghubung, kemudian mengukur Rheostat untuk
mengetahui suhu awal pada Rheostat dan pada percobaan ini terukur suhu awal Rheostat adalah
24,5°. Kemudian setelah kita mengetahui suhu awal Rheostat kit abrru aliri Rheostat
menggunakan MCB dan MCCB, nyalakan MCB terlebih dahulu kemudian nyalakan MCCB. Pada
saat itu Rheostat sedang dialiri arus listrik maka konversi energi listrik menjadi energi panas pun
terjadi. Pada 20 detik pertama suhu yang terukur pada thermometer adalah 183, 2°. Pada detik 40
kedua suhu yang terukur pada thermometer adalah 261°. Pada detik 60 suhu yang terukur pada
thermometer adalah 311°. Setelah ketiga data perhitungan itu dicatat kita matikan MCCB terlebih
dahulu kemudian matikan MCB dan setelah itu percobaan pun telah selesai.
Pada percobaan ketiga kita melakukan 3 kali percobaan untuk mengetahui perubahan suhu
pada tahanan minimal pada percobaan ini akan di ukur perhitungan 10 detik. Langkah pertama
kita merangkai peralatanya terlibih dahulu dengan menghubungkan Rheostat dengan MCB dan
MCCB menggunakan kabel penghubung, kemudian mengukur Rheostat untuk mengetahui suhu
awal pada Rheostat dan pada percobaan ini terukur suhu awal Rheostat adalah 24°. Kemudian
setelah kita mengetahui suhu awal Rheostat kit abrru aliri Rheostat menggunakan MCB dan
MCCB, nyalakan MCB terlebih dahulu kemudian nyalakan MCCB. Pada saat itu Rheostat sedang
dialiri arus listrik maka konversi energi listrik menjadi energi panas pun terjadi. Pada 10 detik
pertama suhu yang terukur pada thermometer adalah 145°. Pada detik 20 suhu yang terukur pada
thermometer adalah 214°. Pada detik 30 suhu yang terukur pada thermometer adalah 349°. Setelah
ketiga data perhitungan itu dicatat kita matikan MCCB terlebih dahulu kemudian matikan MCB
dan setelah itu percobaan pun telah selesai.
Dapat kita ketahui dari percobaan diatas yaitu semakin besar hambatan atau tahanan yang
diberikan oleh Rheostat maka akan semakin lama juga konversi yang terjadi atau bisa dibilang
semakin besar hambatan maka semakin kecil kenaikan suhu yang terjadi, semakin kecil hambatan
atau tahanan yang diberikan oleh Rheostat maka akan semakin cepat konversi yang terjadi atau bisa
dibilang semakin kecil hambatan maka semakin besar kenaikan suhu yang terjadi. Hal tersebut
dibuktikan pada keadaan tahanan maksimum untuk mencapai 166,1° memerlukan waktu sekitar 3
menit, sedangkan pada keadaan tahanan minimum untuk mencapai 349° hanya memerlukan waktu
sekitar 30 detik. Hal tersebut terjadi karena semakin banyaknya gesekan antar muatan listrik terjadi
ketika tahanannya dalam keadaan minimum atau dalam keadaan jarak antara kumparan resistor
merapat sehingga gesekan antar muatan pun mudah terjadi. Jika dalam keadaan maksimum maka
jarak antar kumparan pun akan semakin besar dan hambatan pun besar akibat itu gesekan antar
partikel pun bisa dibilang tidak sebanyak ketika dalam keadaan tahanan minimum.
Dapat disimpulkan hambatan akan mempengaruhi konversi energi listrik menjadi energi
panas dan hal tersebut berhubungan dengan hukum OHM yang berbunyi  “Kuat arus dalam suatu
rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik
dengan hambatan rangkaian” semakin besar arus juga dapat mempengaruhi kecepatan Rheostat
dalam menghasilkan panas karena sesuai dengan hukum OHM.
Dalam percobaan ini kita juga dapat melihat jarak antara suhu awal dan suhu pertama ketika
dihitung dengan jarak antara suhu pertama dan suhu kedua atau suhu kedua dan suhu ketiga, akan
lebih besar perbedaan suhu atau kenaikan suhu antara suhu awal dan suhu pertama ketika dihitung
hal tesebut karena ketika Rheostat mulai menghasilkan suhu pada perhitungan pertama keadaan
Rheostat masih belum terisi oleh arus listrik atau bisa dibilang masih dalam keadaan kosong.
Namun pada suhu kedua Rheostat sudah terisi oleh arus listrik sehingga kenaikan suhu pada
Rheostat pun berkurang.
4.3 Tugas Akhir

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 6


NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

1. Bagaimana prinsip kerja Rheostat ?


Jawaban
Prinsip kerja dari rheostat adalah komponen ini merupakan variable resistor atau bisa dibilang
resistor yang dapat di atur. Dimana prinsip kerja dari resistor adalah menghambat arus listrik
dengan nilai tertentu. Untuk rheostat ini, nilai tahanannya bisa diatur. Lalu pada komponen ini
berlaku hukum ohm yang menyatakan bahwa jumlah arus dan tegangan akan berbanding
terbalik dengan hambatannya. Ketika arus melewati rheostat dengan tahanan minimal yang
membuat luas jalur aliran listrik menjadi kecil, membuat semakin banyaknya gesekan antar
muatan listrik yang membuat adanya panas dari hasil gesekan tersebut.

2. Buatlah grafik waktu terhadap suhu pada rheostat tahanan setengah maksimal dan rheostat
tahanan maksimal !
Jawaban
A. RHEOSTAT TAHANAN MAKSIMAL

B. RHEOSTAT TAHANAN SETENGAH MAKSIMAL

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN
1. Konversi energi listrik menjadi panas memerlukan adanya suatu interaksi pada muatan
listrik. Seperti yang kita tahu bahwa untuk membuat energi panas diperlukan gesekan
antara partikel dan tempat penampang atau hambatan yang sempit dengan jumlah partikel
yang banyak. Untuk membuktikan hal tersebuk kita sudah melakukan percobaan
menggunakan Rheostat semakin kecil tahanan atau tingkatan hambatan maka Rheostat
akan semakin cepat Rheostat memanas atau bisa dibilang semakin besar panasnya.

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 7


NAMA : Raihan Wiranu Faturahman A. NIM : 2020-71-038

2. Kenaikan suhu pada Rheostat akan terjadi ketika kita mulai mengaliri Rheostat dengan arus
listrik dan seiring berjalannya waktu Rheostat akan terus menghasilkan panas tersebut.
Untuk kecepatan menghasilkan panas pada Rheostat tergantung pada tahanan yang kita atur
semakin kecil tahanan maka akan semakin cepat rheostat menghasilkan energi panas dan
semakin besar tahanan maka kecepatan Rheostat menghasilkan panas akan berkurang.

5.2 SARAN
Untuk vidionya kalo bisa memakai subtitle karena ketika menjalankan percobaan ada suara
dari peralatan atau mesin percobaam sehingga suara untuk menjelasan percobaan hampir
tidak terdengar.

6. UCAPAN TERIMAKASIH
Saya ucapkan terimakasih kepada aslab aslab yang bertugas pada tanggal 8 april karena
telah menambahkan ilmu serta membantu saya untuk membuat modul ini saya juga berterimakasih
pada orang orang yang membuat situs web yang membahas tentang generator dan konversi energi
mekanik menjadi energi listrik karena telah membantu untuk mencari referensi untuk pembuatan
jurnal ini.

7. DAFTAR PUSTAKA
[1] https://abdulelektro.blogspot.com/2019/12/rheostat-jenis-cara-kerja-fungsi-dan.html
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer
[3] https://teknikelektronika.com/pengertian-rheostat-jenis-rheostat/

Laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik | 8

Anda mungkin juga menyukai