Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan
tertentu. Aturan tersebut  biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang
telah dibakukan oleh masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan
karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap
penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah
mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah
itu. Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek
penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh.
Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan
dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah
mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena
itu,  menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian,
karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan
adanya pengertian yang sama antara penulis dan  pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting.
Supaya di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas
sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam
pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai
bahan pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2. Bagaimana merancang Informasi tujuan dan esensi dalam karya ilmiah
3. Bagaimana menganalisis sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah?
4. Bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang baik?
5. Bagaimana Mengkonstruksi sebuah karya ilmiah dengan memperhatikan isi,
sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.

1
C.    Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari karya ilmiah
2. Untuk mengetahui Informasi tujuan dan esensi dalam karya ilmiah
3. Untuk mengetahui analisis sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah
4. Untuk mengetahui penulisan karya ilmiah yang baik
5. Untuk mengetahui karya ilmiah dengan memperhatikan isi, sistematika dan
kebahasaan karya ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KARYA ILMIAH


Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.[1]
Karya ilmiah adalah tulisan yang berisikan ilmu pengetahuan dan kebenaran
ilmiah yang disusun secara sistematis menurut metode penulisan ilmiah dengan
menggunakan ragam bahasa resmi. Karya ilmiah merupakan laporan ilmiah yang
dapat berupa laporan kajian dan penelitian. Karya ilmiah dibuat untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan bentuknya dapat berupa makalah, skripsi,
dan laporan penelitian.
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai
dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
1.      Memberi penjelasan
2.      Memberi komentar atau penilaianMemberi saran
3.      Menyampaikan sanggahan
4.      Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan
teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila
proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Bila fakta yang disajikan berupa fakta
umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara
ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat
dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta
pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis
secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.[3]
Antara karangan ilmiah dan karangan ilmiah populer tidak banyak perbedaan
yang mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pemakaian bahasa, struktur,

3
dan kodifikasi karangan. Dalam karangan ilmiah digunakan kosakata yang khusus
berlaku di bidang ilmu tertentu. Dalam karangan ilmiah populer bahasa yang
terlalu teknis tersebut terkadang dihindari. Sebagai gantinya digunakan kata atau
istilah yang umum.

B. MERANCANG INFORMASI, TUJUAN, DAN ESENSI DALAM KARYA ILMIAH

Menentukan Informasi Penting dalam Karya Ilmiah Tujuan penulisan karya


ilmiah adalah untuk memublikasikan suatu ilmu pengetahuan kepada masyarakat.
Salah satu forum yang sering dijadikan tempat untuk tujuan itu adalah diskusi.
Dalam forum itulah berbagai hal tentang karya ilmiah itu dibahas secara bersama-
sama. Melalui forum itu pula kita dapat memperoleh informasi-informasi penting
dari suatu karya ilmiah secara terbuka; disertai berbagai informasi dan tanggapan
sebagai pelengkap dari peserta diskusi lainnya. Dalam diskusi seperti itu sering
terlontar banyak gagasan penting. Selepas pembicara menyampaikan karya
ilmiahnya, sesi berikutnya adalah forum tanya jawab. Dalam sesi ini para peserta
menyampaikan sejumlah tanggapan kepada pembicara. Tanggapan itu bisa
nerupa pertanyaan, sanggahan, kritik, atau saran. Tugas

1. Secara berkelompok, bacalah sebuah karya ilmiah. Carilah karya ilmiah dari
jurnal. Tentukanlah masalah-masalah pokok yang ada di dalamnya Masalah
uraian Penting Sajikanlah permasalahan tersebut di dalam bentuk makalah

2. Lakukanlah diskusi kelas untuk mempresentasikan makalah tersebut secara


bergiliran dengan kelompok lain

3. Catatlah gagasan dan saran penting dari berbagai permasalahan yang tertulis
pada jurnal dari setiap penulis

GagasanSaran Penulis
Menyajikan Hasil Karya Ilmiah dalam Diskusi Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau
dipecahkan. Melalui forum diskusi, masalah- masalah itu diharapkan dapat
terselesaikan lebih baik karena melibatkan banyak orang. Dalam diskusi resmi,

4
seperti seminar, masalah itu dipaparkan oleh seorang atau beberapa orang yang
ditunjuk khusus oleh panitia berdasarkan keahlian ataupun penguasaannya
terhadap masalah itu. Orang tersebut dinamakan dengan pemakalah atau
narasumber. Dalam kegiatan tersebut, pemakalah bertugas untuk menjelaskan
masalah dan solusinya yang telah ia kemas di dalam makalahnya. Dalam kegiatan
tersebut, narasumber tidak membacakan makalah, tetapi memaparkannya
kembali secara lisan dengan bahasa yang mudah dipahami para peserta. Untuk
itu, kita dapat menyertai penyelesaiannya dengan media, semacam power point.
Dengan media tersebut kita membuat kata-kata kunci dari isi makalah yang akan
kita paparkan. Perhatikan paparan berikut
Perempuan memang paling rentan terhadap anemia, terutama anemia
karena kekurangan zat besi. Darah memang sangat penting bagi perempuan. Hal
ini terutama pada saat hamil, zat besi itu dibagi dua, yaitu bagi si ibu dan janinnya.
Bila si ibu anemia, bisa terjadi abortus, lahir prematur, dan juga kematian ibu
melahirkan. Padahal, kita ingat, di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan dan
kematian bayi masih cukup tinggi. Bahkan, bagi janin, zat besi juga dibutuhkan,
terutama juga ada kaitannya dengan kecerdasan

Paparan tersebut tidak menarik bagi peserta diskusi apabila disajikan apa
adanya, seperti yang tertulis di atas. Paparan tersebut sebaiknya
disajikan secara lebih ringkas dengan menggunakan kata-kata kuncinya. Paparan
secara ringkas dan menarik dapat dilihat pada tampilan berikut.
Berikut langkah-langkah menyajikan makalah dalam forum diskusi resmi.

a. Tampillah sebagai pemakalah setelah mendapat izin dari moderator.


b. Kalau tidak diperkenalkan oleh moderator, perkenalkan diri dengan
rendah hati.
c. Sampaikan masalah umum dari isi makalah yang akan dipaparkan.
d. Jelaskan pokok-pokok isi makalah dengan bahasa yang lugas.
e. Sertakan ilustrasi dan fakta-fakta penting yang menyertai penjelasan di
atas.
f. Akhiri paparan dengan menyampaikan simpulan.
Tugas

5
C.     SISTEMATIKA ATAU KERANGKA PENULISAN KARYA ILMIAH
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah.
Oleh karena itu, penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka penulisan
tertentu. Aturan penulisan tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga
yang bersangkutan. Secara umum, kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi
dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup.
1.      Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi : halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
a.       Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan
huruf kapital, biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi
lain.
b.      Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ini digunakan terutama untuk karya-karya ilmiah yang
biasa diujikan atau dipertahankan di depan penguji seperti skripsi, tesis, dan
disertasi. Halaman pengesahan bermaksud menginformasikan kepada panitian
ujian akhir bahwa karya ilmiah yang akan diujikan itu telah memenuhi syarat dan
disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan di depan para penguji.
c.       Kata Pengantar
Kata pengantar terdiri atas sejumlah paragraf yang bertujuan mengantarkan
sebuah karya tulis kepada pembaca. Di dalamnya bersi antara lain garis besar
atau substansi pokok yang terdapat dalam karya tulis dengan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dalam menggarap dan
menyelesaikankarya tulis tersebut.
d.      Halaman Abstrak
Abstrak adalah ikhtisar atau inti dari sebuah karangan. Selain itu, abstrak juga
bia dikatakan ringkasan sebuah karangan. Hal-hal yang perlu dimuat di dalamnya
adalah sebagai berikut:
a) Paragraf pertama latar belakang masalah;
b) Paragraf kedua rumusan masalah, metode yang dipakai dalam penelitian, dan
sumber data atau tempat data itu diperoleh;
c) Paragraf ketiga cara/teknik menganalisis data;

6
d) Paragraf keempat hasil analisis data. Keempat hal tersebut harus disusun
sesingkat mungkin.
e) Daftar Isi
Daftar isi merupakan petunjuk untuk para pembaca. Daftar isi harus
ditempatkan di bagian depan karya ilmiah dan bukan di bagian penutup atau di
bagian belakang. Daftar isi hampir sama dengan kerangka karangan.
Perbedaannya ialah daftar isi memakai nomor halaman, sedangkan kerangka
karangan tidak. Keduanya terdiri atas bab-bab dan subbab serta rinciannya
f.       Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi
laporan, maka harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.

2.      Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri dari:
a.       Pendahuluan
Memaparkan:  latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, hipotesis, penjelasan, dan metode penelitian.[5]
1)      Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah adalah hal tertentu yang mendorong mahasiswa
untuk melakukan penelitian. Pengungkapan latar belakang masalah harus
berurutan dari hal-hal yang bersifat umum sampai hal-hal yang bersifat khusus.
2)      Rumusan Masalah
Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus merupakan hasi
penspesifikasian atau pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada
bab kesimpulan.
3)      Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat selalu ada dalam penelitian. Tujuan penelitian
biasanya untuk mengetahui sebuah atau sejumlah fenomena tertentu. Manfaat
penelitian yakni sesuatu yang bisa irasakan dan dilaksanakan. Manfaat terdiri dari
manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yng bersifat praktis.
4)      Metodologi Penelitian

7
Metodologi merupakan alat, prosedur,dan teknik yang dipilih dalam
melaksanakan penelitian. Metodologi menyangkut berbagai hal yang diperlukan
dan digunakan selam penelitian berlangsung. Hal-hal tersebut mencakup:
a)      Metode yang digunakan dalam penelitian;
b)      Sumber data;
c)      Cara mengambil data;
d)     Cara menganalisis data;
e)      Cara menyimpulkan/membuat simpulan;
b.      Landasan teori
Landasan teori diletakkan pada bab dua dan berisi uraian teoritis yang
berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan
hipotesis. Hal-hal yang perlu ditulis dalam landasan teori harus sesuai dengan
bidang kajian atau fenomena yang sedang diteliti. Agar tidak salah dalam
memasukkan teori kita harus berpedoman pada judul, topic, masalah, kerangka
berpikir, dan atau pada variabel-variabel penelitian (bagi yang penelitiannya terdiri
atas beberapa variabel).
c.       Hasil penelitian
Menguraikan: pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis
data.
d.      Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang
dirujukkan kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan
beberapa saran.

3.    Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari:
a.       Daftar Kepustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku
sumber yang digunakan dalam penulisan laporan.
b.      Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik,
tabel, dan lain-lain.
c.       Indeks

8
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun
menurut abjad.[6]

D.     CARA ATAU SYARAT PENULISAN KARYA ILMIAH YANG BAIK


Secara umum, penulisan karya tulis ilmiah harus memenuhi beberapa syarat
tertentu, hasil penulisan karya ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya karena karya ilmiah bukanlah suatu karangan bebas yang dapat di
buat berdasarkan imajinasi ataupun khayalan penulis.
Suatu karya ilmiah harus apa adanya sesuai dengan kenyataan adapun syarat
– syarat penulisan karya ilmiah adalah prinsip ilmiah dan sesuai dengan tatatulis
baku (EYD). Syarat penulisan karya ilmiah mencakup bebarapa hal sebagai
berikut :
1.      Objektivitas
Objektivitas berhubungan dengan sikap penulis. Dalam hal ini, penulis harus
bersikap objektif dalam mengemukan pendapatannya, apa adanya, tidak dibuat–
buat. Sehingga hasil tulisannya dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan data
yang ada.
2.      Pola berfikir deduktif – induktif
Dalam mengemukakan atau menarik kesimpulan, penulis harus
menggunakan pola berfikir yang logis (runtut dan sesuai dengan nalar) ada dua
pola  berfikir logis yaitu : dedukatif dan indukatif. Pola berfikir deduktif bertolak dari
teori atau hal yang umum untuk menarik kesimpulan yang khusus. Contoh :
Secara umum dikatakan semua dokter tulisannya jelek, lalu fakta khusus ayahku
seorang dokter, maka dapat ditarik kesimpulan ayahku tulisannya jelek.
Sedangkan pola berfikir induktif yaitu cara berfikir atau menarik kesimpulan
dari fakta – fakta khusus kepada  fakta umum atau kalimat utamanya berupa
kalimat yang bersifat umum. Contoh : Fakta – fakta khusus menyatakan manusia
membutuhkan oksigen. Hewan membutuhkan oksigen. Tumbuhan membutuhkan
oksigen, maka dapat disimpulkan bahwa “semua mahluk hidup membutuhkan
oksigen”
3.       Sistematika
Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematika, artinya menuruti alur
pemahaman yang runtut dari masalah sampai pada kesimpulan. Tata tulis baku
berhubungan dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah, biasanya masing –

9
masing lembaga mempunyai peraturan tata tulis yang berbeda. Akan tetapi, pada
dasarnya peraturan tersebut mempunyai patokan yang sama. Tata tulis baku ini
diperlukan karena :
a.        Dapat memperlancar komunikasi hasil penelitian.
b.      Memudahkan penilaian atau pertanggungjawabannya.
c.       Mempercepat penyebarluasan tanpa membutuhkan penyusunan kembali.[7]

Tata Cara Penulisan Ilmiah terdiri dari: penulisan kutipan, catatan kaki, dan
daftar pustaka.
1.      Kutipan
Kutipan merupakan penulisan kembali pendapat atau hasil karya tulis orang
lain,baik langsung maupun tidak langsung. Pada umumnya kutipan dibedakan
menjadi dua,yaitu: Kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
a.       Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis persis dengan aslinya (baik kata, ejaan, maupun tanda
bacanya). Kutipan seperti ini biasanya digunakan untuk mengutip: rumus,
peraturan hukum, surat keputusan, peribahasa, difinisi, dan lain-lain. Secara
umum kutipan langsung dibedakan menjadi dua:kutipan langsung panjang dan
kutipan langsung pendek. Kutipan langsung panjang, ditulis lebih darti tiga baris,
ditulis sendiri dalam alinea baru dengan perubahan spasi. Baris pertama kutipan
dituluskan pada ketukan kedelapan dari margin kiri, baris berikutnya dimulai pada
ketukan ke-lima.
Kutipan langsung pendek tidak lebih dari tiga baris, dituliskan langsung dalam
kalimat penulis diantara tanda petik (“…”) dan tanpa perubahan spasi.
b.      Kutipan Tak Langsung
Kutipan tak langsung ini merupakan uraian penulis dengan kata-kata sendiri
berdasarkan pendapat atau hasil karya penulis lain. Tetapi pendapat pribadi
tidak boleh dikemukakan didalamnya.penulisanya tanpa tanda petik dan
spasi.Sumber asal kutipan dapat dituliskan langsung dengan mencantumkan
nama penulis,tahun terbit,dan halaman buku.

2.      Catatan Kaki
Catatan kaki yaitu keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Apabila

10
ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan maka catatan semacam itu
disebut keterangan. Jenis catatan kaki terdiri dari penunjukkan sumber, catatan
penjelas, dan gabungan sumber dan penjelas. Tujuan penulisan catatan kaki
adalah:
a.       Menyusun pembuktian;
b.      Menyatakan utang budi;
c.       Menyampaikan keterangan tambahan;
d.      Merujuk bagian teks lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penuisan catatan kaki meliputi sebagai
berikut:
a.       Hubungan catatan kaki dan teks menggunakan nomor urut dan
penunjukkan.;
b.      Untuk memudahkan catatan kaki, hal yang perlu dihindari ialah memulai
nomor urut baru pada setiap bab;
c.       Dalam penulisan catatan kaki yang menggunakan mesin tik atau komputer
perlu diperhatikan teknik penempatannya (spasi).

Untuk menghindari pencatatan sumber yang diulang –ulang, digunakan singkatan-


singkatan dari bahasa Latin sebagai pengganti sumber. Pemakaian sumber
tersebut sebagai berikut:
a.       Ibid dari kata Ibidem, artinya sama. Maksudnya menyatakan bahwa kutipan
itu diambil dari sumber dan halaman yang sama yang datanya telah
dicantumkan dengan lengkap sebelum kutipan tersebut. Jadi, di antara
kutipan itu dengan kutipan sebelumnya tidak ada sumber lain. Bila
halamannya saja yang berbeda dipakai Ibid halaman.
b.      Loz. Cit. dari kata loco cotato, artinya pada tempat yang sama dengan
sumber yang telah mendahuluinya. Begitu pula halamannya sama, hanya
telah diselingi sumber lain. Contoh: Jauhari, Loz. Cit.
c.       Op. Cit. dari opera citato, maksudnya karya yang telah dikutip terlebih
dahulu. Contoh: Muttaqin, Op. Cit. hlm.207.

11
3.      Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber  bacaan yang digunakan dalam
penulisan.Komponen yang harus ada dalam daftar pustaka adalah,nama
pengarang,tahun terbit,judul buku,kota penerbit,nama penerbit.[8]

E. MENGONSTRUKSI SEBUAH KARYA ILMIAH DENGAN MEMPERHATIKAN


ISI, SISTEMATIKA, DAN KEBAHASAAN

1. . menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematikadan


kebahasaan.
Mengungkapkan Informasi Berdasarkan Isi Karya Ilmiah
Karya ilmiah yang menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan makalah.
Makalah sering pula disebut kertas kerja, yakni suatu karya ilmiah
yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan hasil
kajian literatur atau kajian lapangan. Makalah merupakan karya ilmiah
yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah, seperti simposium,
seminar, atau lokakarya. Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan
simpulan. Untuk penjelasan ketiga hal tersebut, perhatikan urutan berikut ini.

1. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi:
a. latar belakang masalah,
b. perumusan masalah, dan
c. prosedur pemecahan masalah.

2. Pembahasan
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi
jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung
serta argumentasi-argumentasi yang berlandaskan pandangan ahli dan teori yang
relevan.

12
3. Simpulan
Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan dari pembahasan. Simpulan
adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusiuraian yang telah
dibuatnya pada bagian pembahasan. Dalam mengambil simpulan tersebut,
penulis makalah harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam
bagian pendahuluan. Pada bagian akhir makalah harus dilengkapi dengan datar
pustaka, yakni sejumlah sumber yang digunakan di dalam penulisan makalah
tersebut. Yang dimaksud dengan sumber bisa berupa buku, jurnal, majalah, surat
kabar, ataupun laman dari internet. Sumber-sumber tersebut disusun secara
alfabetis dengan memuat:
1. nama penulis,
2. tahunedisi penerbitan,
3. judul buku, artikel, atau berita,
4. kota penerbit,
5. nama penerbit.

Misalnya, pokok pikiran karangan kita itu diperoleh dari buku yang ditulis
oleh E. Kosasih yang berjudul Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan,
Cermat Berbahasa Indonesia. Kita dapat menuliskannya dalam datar pustaka
seperti berikut.

Kosasih, E.. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat


Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

atau
Kusmana, Suherli. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Rosdakarya.
Dalam datar pustaka tersebut, di samping nama penulis dan judul bukunya, harus
dicantumkan tahun terbit, nama, beserta kota tempat
buku itu diterbitkan.
1. Kosasih, E., nama penulis.
2. 2003, tahun buku itu diterbitkan.
3. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa
Indonesia, judul buku.

13
4. Bandung, nama kotatempat domisili penerbit.
5. Yrama Widya, penerbit.

2. Teknik Pengumpulan Data Penunjang


Menulis Karya Ilmiah dengan Memperhatikan Sistematika dan Kebahasaan
Untuk menulis karya ilmiah yang baik, langkah-langkah yang harus kita tempuh
adalah sebagai berikut.

1. Menentukan topik
Langkah awal menulis sebuah karya ilmiah adalah menentukan topik. Langkah
awal itu lebih tepatnya disebut sebagai penentuan masalah apabila karya ilmiah
yang akan ditulis itu berupa laporan hasil penelitian Bahasa Indonesia
Baik itu berupa topik ataupun rumusan masalah, hal-hal yang harus diperhatikan
pada langkah ini adalah topikmasalah itu haruslah:
a. menarik perhatian penulis,
b. dikuasai penulis,
c. menarik dan aktual, serta
d. ruang lingkupnya terbatas.

2. Membuat kerangka tulisan Langkah ini penting dilakukan untuk menjadikan


tulisan kita
tersusun secara lebih sistematis. Langkah ini juga sangat membantu di dalam
penelusuran sumber-sumber yang diperlukan di dalam
pengembangannya. Berikut contohnya.
Peranan Pemuda dalam Pembangunan
1. Pendahuluan Peranan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa:
a. pemuda pada masa prakemerdekaan; b. pemuda di zaman kemerdekaan; dan
c. pemuda di masa pembangunan.

2. Pembahasan
a. potensi pemuda sebagai modal dasar pembangunan bangsa;
b. sektor-sektor pembangunan yang dapat diisi oleh pemuda; dan c. faktor
penunjang dan kendala:

14
1 kendala psikologis,
2 kendala sosial, dan
3 kendala ekonomi.
3. Penutup
Kerangka tersebut dikembangkan dari topik “Peranan Pemuda dalam
Pembangunan”. Sesuai dengan struktur umum karya ilmiah, topik itu pun
kemudian dikembangkan ke dalam tiga bagian: pendahuluan, pembahasan, dan
penutup. Dengan kerangka seperti itu, kita bisa memetakan bahasan-bahasan
yang dianggap relevan dengan

3. Mengumpulkan bahan
Langkah ini sangat penting di dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Berbeda
dengan menulis iksi yang bisa saja berdasarkan imajinasi, karya ilmiah tidaklah
demikian. Agar tulisan itu tidak kering, kita memerlukan sejumlah teori dan data
yang mendukung terhadap topik itu. Bahan-bahan yang dimaksud dapat
bersumber dari buku, jurnal ilmiah, surat kabar, internet, dan sumber-sumber
lainnya. Adapun data itu sendiri dapat diperoleh melalui kegiatan observasi,
wawancara, angket, dan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

4. Pengembangan kerangka menjadi teks yang utuh dan lengkap Kerangka yang
telah dibuat, kita kembangkan berdasarkan teori dan data yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Langkah pengembangan tersebut harus pula memperhatikan kaidah-
kaidah kebahasaan yang berlaku pada penulisan karya ilmiah.

15
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan,
yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh
masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah
penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian.
Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah yang baik adalah:
1.      Objektif
2.      Pola berfikir deduktif – induktif
3.      Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki,
dan daftar pustaka. Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :
1.       Karya tulis
2.      Makalah
3.      Skripsi
4.      Thesis
5.      Disertasi
6.      Laporan hasil penelitian

B.     Saran
Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil
dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan
kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila
pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi
secara lengkap.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sundari, Ida, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Sekolah Tingg
i Bahasa Asing (STBA LIA)
Finoza,Lamuddin. 2010.KOMPOSISI BAHASA INDONESIA. Jakarta: Diksi
Intan            Mulia
https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah, diakses pada tanggal 16
November      2015 pukul 15.20 WITA
http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml, diakses
pada tanggal 16 November 2015 pukul 15.30 WITA
http://czifa24.blogspot.co.id/2012/03/makalah-b-indonesia-tentang  penulisan.html,
diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 16.00 WITA
9

17

Anda mungkin juga menyukai