KMB Fraktur Patella
KMB Fraktur Patella
OLEH :
2010038105008
Dosen Pembimbing :
PADANG
2023
A. Konsep Penyakit
1. Defenisi
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan
eksteralyang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang (Carpenito,
2010).Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
umumnyadisebabkan oleh ruda paksa (Mansjoer, 2011). Sedangkan menurut
anatominya, patella adalah tempurung lutut.
Dari pengertiandi atas dapat disimpulkan bahwa fraktur patella merupakan
suatu gangguan integritastulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputus
nyakontinuitas jaringan tulangdikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadipada
tempurung lutut.
2. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2010), fraktur terjadi jika tulang dikenai stressyang
lebih besar dari yang dapat di absorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh
pukulanlangsung, gaya remuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot
ekstrem.Meskipun tulang patah,jaringan sekitarnya juga akan berpengaruh
mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot
dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendon, kerusakansaraf, dan kerusakan pembuluh
darah. Menurut Corwin (2009), penyebab fraktur tulang paling sering adalah
trauma,terutama pada anak-anak dan dewasa muda.
Fraktur stress atau frakturkeletihandapat terjadi pada tulang normal akibat stress
tingkat rendah yg berkepanjangan atau berulanng, biasanya menyertai peningkatan
atlett atau permulaan aktivitas fisik yang baru(Corwin, 2009).
Patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan
dansudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang
yang akanmenentukan apakah fraktur yang terjadiitu lengkap atau tidak lengkap.
Penyebabterjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun
pelunakan tulang yang abnormal. Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari
cedera,seperti kecelakanmobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadijika
tenaga yang melawan tulanglebih besar daripada kekuatan tulang.Jenis dan beratnya
patah tulang dipengaruhi oleh:
Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
Usia penderita.
Kelenturan tulang
Jenis tulang.
3. KLASIFIKASI
Klasifikasi patah tulang (fraktur) secara umum adalah:
a. Berdasarkan hubungan dengan dunia luara.
Fraktur tertutup (closed) Bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar,disebut jugafraktur bersih (karena kulit masih utuh)
tanpa komplikas
Fraktur terbuka (open / compound)Bila terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luarkarena adanya perlukaan kulit. Fraktur jenis ini
dibagi menjadi:
o Grade 1 : robekan kulit dengan kerusakan kulit otot
o Grade 2 : seperti grade 1, dengan memar kulit dan otot
o Grade 3 : luka sebesar 6- 8 cm dengan kerusakan pembuluh
o darah dan saraf otot dan kulit2.
4. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untukmenahan tekanan (Apley, A. Graham, 2009).T api apabila tekanan eksternal
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada
tulang yangmengakibatkan rusaknya atauterputusnya kontinuitas tulang (Carpnito,
Lynda Juall,2013).
Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks,marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan
terjadi karenakerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula
tulang. Jaringan tulangsegera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang
mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai
denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Kejadian inilah yang merupakan dasardari proses penyembuhan tulang nantinya
5. WOC
6. MANIFESTASI KLINIK
Fraktur patella dapat ditandai dengan adanya:
a. Pembengkakan
b. Perubahan bentuk, dapat terjadi angulasi (terbentuk sudut),
rotasi(terputar), atau pemendekan.
c. Terdapat rasa nyeri yang sangat pada daerah fraktur (spasme otot akibat
reflekinvolunter pada otot, trauma langsung pada jaringan, peningkatan
tekanan pada sarafsensori, pergerakan pada daerah fraktur)
d. Spasme otot: respon perlindungan terhadap injuri dan fraktur
e. Deformitas
f. Echimosis: ekstravasasi darah didalam jaringan subkutan
g. Kehilanghan fungsi
h. Crepitasi: pada palpasi adanya udara pada jaringan akibat trauma
i. Adanya deformitas, seperti bengkak, pemendekan, rotasi,angulasi,fragmen
tulang (pada fraktur terbuka)
j. Adanya nyeri tekan (tenderness), krepitasi. Palpasi pada
daerahdistalterjadinya fraktur meliputi pulsasi arteri, warna kulit, capillary
refill test
k. Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur
l. Hb dan Ht mungkin rendah akibat perdarahan
m. LED meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas
7. PENATALAKSANAAN
a. Fraktur Terbuka
Merupakan kasus emergensi yang dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri
dandisertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam .
Kuman belum terlalu jauh meresap dilakukan:
Pembersihan luka
Exici
Hecting situasi
Antibiotik
b. seluruh Fraktur
Rekognisis/Pengenalan Riwayat kejadian harus jelas untuk mentukan
diagnosa dan tindakanselanjutnya.Menyangkut diagnosa fraktur pada
tempat kejadian kecelakaan dan kemudian dirumah sakit:
o Riwayat kecelakaan
o Parah tidaknya luka
o Diskripsi kejadian oleh pasien
o Menentukan kemungkinan tulang yang patah
o Krepitus
Reduksi/Manipulasi/ReposisiReposisi fragmen fraktur sedekat mungkin
dengan letak normalnya. Reduksiterbagi menjadi dua yaitu:
o Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang secara manual
dengan traksiatau gips
o Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan diluruskan
melalui pembedahan, biasanya melalui internal fiksasi dengan alat
misalnya; pin, platyang langsung kedalam medula tulang.
o Retensi/Immobilisasi Setelah fraktur di reduksi, fragmen tulang
harus dimobilisasi untuk membantutulang pada posisi yang benar
hingga menyambung kembali.
o RehabilitasiMenghindari atropi dan kontraktur dengan fisioterapi.
Segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan
lunak, Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai
kebutuhan. Status neurovaskuler(mis. pengkajian peredarandarah,
nyeri, perabaan, gerakan) dipantau,dan ahli bedah ortopedi
diberitahusegera bila ada tanda gangguanneurovaskuler.
Kegelisahan, ansietas danketidaknyamanan dikontroldengan
berbagai pendekatan (mis. meyakinkan, perubahan posisi,strategi
peredaan nyeri, termasuk analgetika).
8. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
Kerusakan Arteri Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak
adanya nadi, CRTmenurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar,
dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi
splinting,perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan
pembedahan.
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam
jaringan parut.Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang
menekan otot, saraf,dan pembuluh darah, tekanan dari luar seperti gips dan
bebab yang terlalu kuat
ar seperti gips danembebatanyang terlalu kuat.
Fat Embolism SyndromFat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi
serius yang seringterjadi padakasus fraktur tulang panjang. FES terjadi
karena sel-sel lemak yang dihasilkan
bone marrow kuning masuk ke aliran darah danmenyebabkan oksigen
dalam darah rendah yang ditandai dengangangguan pernafasan,
tachykardi,hypertensi, tachypnea, demam.
Infeksi System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.
Padatraumaorthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk
kedalam.Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga krna
penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat
Shock Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnyapermeabilitaskapiler yang bisa menyebabkan menurunnya
oksigenasi. Inibiasanya terjadi padafraktur.2.
9. TINDAKAN PEMBEDAHAN
Tindakan operasi pada fraktur patella yaitu:
a. Orif (open recuction and internal fixation) Insisi dilakukan pada tempat
yang mengalami cidera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju
tempat yang mengalami fraktur
Fraktur diperiksa dan diteliti
Fragmen yang telah mati dilakukan irigasi dari luka
Fraktur di reposisi agar mendapatkan posisi yang normal kembali
Sesudah reduksi fragmen-fragmen tulang dipertahankan dengan
alat ortopedik berupa; pin, sekrup, plate, dan paku
Keuntungan:
Reduksi akurat
Stabilitas reduksi tinggi
Pemeriksaan struktur neurovaskuler
Berkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal
Penyatuan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi
lebihcepat
Rawat inap lebih singkat
Dapat lebih cepat kembali ke pola kehidupan normal
B. ASUHAN KEPERAWATAN TOERITIS
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan, untukitu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang
masalah-masalah pasien sehinggadapat memberikan arah terhadap tindakan
keperawatana.
Anamnesa
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan agen cedera fisik (post orif fraktur patella)
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
(post oriffraktur patella)
c. Resiko jatuh berhubungan dengan kondisi post op (post orif patella)
3. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan agen cedera fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkanmasalah
nyeri akut dapat teratasi
Intervensi
Observasi
Terapeutik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis: pagar tempat tidur)
Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
Observasi
Identifikasi faktor jatuh (mis: usia > 65 tahun, penurunan tingkat kesadaran,
defisit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan, neuropati)
Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan institusi
Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (mis: lantai licin,
penerangan kurang)
Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis: fall morse scale, humpty
dumpty scale), jika perlu
Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
Edukasi