Anda di halaman 1dari 5

PELAJAR

Kelas : X. BILINGUAL

Nama Kelompok :

1. Achmad Ghufron
2. Farhan Muzhaffar Hafizuddin
3. Indah Azka Salsabilah
4. M. Bintang Pala Ramadhan
5. Nazla Quratu’ Aini
6. Nikeisha Fahira

SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024


Masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri
dan merupakan periode yang paling berat (Hurlock, 1993). Calon (1953) dalam
Monks (2002) mengatakan masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat
masa transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status dewasa tetapi
tidak lagi memiliki status anak-anak, karena secara fisik mereka sudah seperti
orang dewasa. Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan
dikalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode
sturm und drung dan akan membawah akibat yang tidak sedikit terhadap sikap,
perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja (Monsk, 2002). Lebih jelas pada
tahun 1974, WHO memberiikan definisi tentang remaja secara lebih konseptual,
sebagai berikut (Sarwono, 2001): Remaja adalah suatu masa dimana:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Rata-rata usia siswa SMA di Indonesia adalah sekitar 15-18 tahun.


Selama di SMA, seluruh aspek perkembangan manusia yaitu psikomotor,
kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa. Siswa SMA
mengalami masa remaja, satu periode perkembangan sebagai transisi dari masa
anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang
disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan
sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara
rill belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa. Perubahan-perubahan
tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga
psikomotorik mereka.
Kewajiban Sunting

Setiap instansi pendidikan memiliki peraturan dan tata tertib masing-


masing. Tugas dari seorang peserta didik yang utama adalah menaati peraturan
dan tata tertib instansi pendidikan agar proses belajar-mengajar bisa berlangsung
dengan kondusif.

Kewajiban peserta didik selanjutnya adalah harus mengikuti jam


pembelajaran dan kegiatan pendidikan. Mereka harus mengikuti semua pelajaran,
mulai dari jam pertama hingga terakhir. Ini berarti mereka tidak boleh
meninggalkan kelas tanpa izin dari para pengajar. Mereka baru diperkenankan
untuk meninggalkan kelas ketika proses pembelajaran sudah berakhir. Selain itu,
peserta didik juga harus mengikuti kegiatan pendidikan lain seperti senam pagi,
upacara bendera, pramuka, dan ekstrakurikuler untuk jenjang pendidikan dasar
hingga menengah. Sebelum bel berbunyi atau jam pembelajaran dimulai, seorang
peserta didik harus datang tepat waktu. Apabila mereka tidak masuk kegiatan
pembelajaran, pihak orang tua, wali murid, atau dirinya sendiri harus memberikan
keterangan lisan maupun tertulis.

Seorang peserta didik juga wajib menjaga kebersihan instansi pendidikan.


Mereka tidak diperbolehkan membuang sampah sembarangan. Selain itu, mereka
juga memiliki kewajiban untuk menjalankan piket di kelas masing-masing
(biasanya jenjang pendidikan dasar hingga menengah). Seorang peserta didik
wajib mendukung kegiatan pembelajaran, misalnya patuh kepada instruksi yang
diberikan oleh guru atau dosen, tidak gaduh sepanjang pelajaran, masuk kelas
dengan tertib, dan lain-lain. Peserta didik untuk jenjang pendidikan dasar hingga
menengan biasanya memiliki kewajiban untuk memakai perlengkapan sekolah
(seragam) sesuai aturan yang diberlakukan, misalnya memakai seragam merah
putih pada hari Senin hingga Kamis, membawa topi untuk upacara bendera,
memakai sepatu dengan warna sesuai aturan, dan lain sebagainya.
Hak Sunting

Untuk menunjang proses belajar mengajar, instansi pendidikan akan


menyediakan berbagai fasilitas yang memadai. Fasilitas yang disediakan seperti
ruang kelas yang nyaman, arena olahraga, ruang ibadah, perpustakaan, kantin,
toilet, dan sebagainya. Semua peserta didik memiliki hak untuk menggunakan
fasilitas yang disediakan sesuai dengan fungsinya. Namun demikian, mereka
harus bisa menjaga dan merawat semua fasilitas yang telah disediakan.
Hak utama sebagai seorang peserta didik adalah mendapatkan ilmu
pengetahuan baru sesuai dengan tingkatan kelasnya. Mereka memiliki hak untuk
diajar atau dibimbing oleh para pengajar yang berkompeten di bidangnya agar
menjadi pintar dan berprestasi. Hak dari para peserta didik selanjutnya adalah
mendapatkan perlindungan dan keamanan dari instansi pendidikan. Seorang anak
akan menghabiskan banyak waktunya di instansi pendidikan bersama dosen, guru,
teman-teman, dan staf. Inilah yang membuat mereka harus mendapatkan
perlindungan dan keamanan selama menempuh pendidikan. Instansi pendidikan di
sisi lain juga harus menjamin keamanan semua peserta didik tanpa memandang
suku, agama, dan latar belakang lainnya.
Peserta didik juga memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas jika diperlukan, khususnya mengajukan
pertanyaan terkait materi pembelajaran yang dirasa belum jelas. Melalui hak
inilah para siswa mendapatkan penjelasan lebih mendalam lagi, bahkan diulang
lebih dari sekali sampai dia bisa benar-benar mengerti materi yang disampaikan
oleh gurunya dengan jelas. Peserta didik juga memiliki hak untuk menyampaikan
pendapatnya, terutama yang berhubungan dengan kegiatan politik. Contoh dari
kegiatan itu adalah ikut berpartisipasi dalam pemilihan Ketua OSIS, pemilihan
ketua kelas, pemilihan ketua Pramuka, dan lain sebagainya.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelajar SMA

1. Keluarga
2. Kematangan
3. Status Sosial Ekonomi
4. Pendidikan
5. Kapasitas Mental Emosidan Intelegensi

Anda mungkin juga menyukai