BUKU KOMBIS Ridha Reza F (175040107111076) Fixx
BUKU KOMBIS Ridha Reza F (175040107111076) Fixx
BAB I
PENDAHULUAN
3. Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah
pribadi yang dihadapi oleh orang - orang yang terlibat dalam
komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk,
seperti :
a) Pandangan yang sifatnya apriori
b) Prasangka yang didasarkan pada emosi
c) Suasana otoriter
d) Ketidakmauan untuk berubah
e) Sifat yang egosentris
1.2.1. Kebutuhan Informasi Pada Komunikasi Agribisnis
Sistem Agribisnis umunya dibagi menjadi lima
subsistem, yaitu subsistem penyedia sarana produksi,
usahatani atau kegiatan on-farm (produksi primer),
pengolahan (produksi sekunder), jasa dan pengolahan
(produksi tersier), dan sisi permintaan pasar atau konsumen,
baik luar maupun dalam negeri. Kelima subsitem agribisnis
ini adalah yang dinamakan sistem pelaku agribisnis, karena
merupakan pembagian subsistem berdasarkan peranan
pelakunya dalam membentuk keseluruhan sistem.
Setiap subsistem agribisnis didukung oleh berbagai
pihak yang terlibat di dalamnya. Subsistem penyedia sarana
produksi diperankan oleh para penangkar dan penghasil
benih/bibit, serta para produsen pupuk, obat-obatan
pertanian. Subsistem produksi primer diperankan seluruhnya
oleh para petani. Subsistem pengolahan terdiri dari para
pelaku agroindustri baik industri kecil, sedang, sampai
dengan yang tingkat perusahaan multi nasional. Subsistem
8
BAB II
KEGIATAN KOMUNIKASI DALAM AGRIBISNIS
2.1. Pendahuluan
Di era yang sudah semakin modern ini, adanya
kesalahan komunikasi dalam agribisnis seperti contohnya
penulisan tanda baca, tentu berakibat sangat fatal. Bayangkan
jika kita memesan produk berjumlah 1.000 (seribu) unit dan
kita menuliskannya dengan kebiasaan kita, maka pihak luar
akan mengira kita hanya memesan satu unit saja. Karena
secara lazim, mereka menulis seribu dengan cara 1,000.
Semua ini terjadi karena suatu hal yang mungkin kerap kita
anggap sepele, komunikasi! Apalagi bagi kita yang, merasa
usaha kita hanyalah usaha kecil, rasanya tidak perlu berbasa-
basi dengan pelanggan yang notabene kerap kali kita kenal.
Banyak sekali kita menemukan pengertian komunikasi dalam
suatu literatur atau catatan ilmiah, secara umum. Beberapa
diantaranya menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi
dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi yang tepat
sendiri tidak akan terjadi jika penyampainya tidak
menyampaikan informasi atau berita tersebut secara tepat
dan baik, sehingga penerimanya tidak menerima informasi
atau berita yang salah.
Masalah komunikasi ini adalah inherent (melekat = sangat
penting) bagi kebutuhan manusia. Tidak ada manusia yang
bisa hidup dengan baik, tanpa adanya komunikasi. Demikian
juga dalam agribisnis, komunikasi merupakan sumber
kehidupan agribisnis tersebut. Rasanya tidak ada agribisnis
36
1. Perencanaan
54
b. Melakukan Persuasi
56
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga adalah kolaborasi atau kerjasama. Melalui
jalinan komunikasi bisnis tersebut, seseorang dapat dengan
mudah melakukan kerja sama bisnis baik dengan perusahaan
domestik maupun asing. Teknologi komunikasi sangat
penting artinya dalam mempererat kerja sama dalam dunia
bisnis.
2. Komunikasi Tertulis
Terdapat berbagai macam bentuk seperti surat, memo,
proposal, dan laporan. Salah satu kelebihannya adalah penulis
mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan
mengendalikan pesan-pesan mereka.
62
a. Direct request
Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah
penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct
request dapat berbentuk surat meupun memo. Permintaan
langsung menggunakan pendekatan langsung, karena
langsung pada poin yang dituju.
b. Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill
Memberikan informasi rutin sebagai bagian dari bisnis tetap,
audiens kemungkinan akan menjadi netral. Pesan-pesan rutin,
good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan
pendekatan langsung.
c. Pesan-pesan bad news
Jika mempunyai berika yang kurang menyenangkan, cobalah
menempatkannya pada bagian pertengahan surat dengan
menggunakan bahasa yang halus.
d. Pesan-pesan persuasif
Bila audiens sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang
disampaikan, pesan-pesan persuasif dapat digunakan dan
pendekatannya adalah dengan cara tak langsung. Perlu
membuka pikiran audiens dengan melakukan persuasi
sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.
Pesan-pesan singkat dapat menggunakan salah satu dari
keempat dasar rencana organisasional. Untuk pesan yang
lebih panjang, seperti pembuatan laporan dan presentasi,
perlu pola yang lebih kompleks. Pola tersebut dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu informasional dan analitikal.
Umumnya laporan dan presentasi yang paling mudah adalah
informasional yang hanya sekedar menyajikan fakta-fakta
yang berhasil ditemukan. Kategori informasional antara lain
67
c. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan
bisnis secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada
yang berbentuk tertulis karena cara penyampaian yang
lebih santai, luwes, dan tidak monoton. Selain itu
penerima pesan akan lebih mudah memahami maksud
dan tujuan pesan.
b. Bagian Pertengahan
Bagian ini merupakan penjelasan rinci dari apa yang kita
tulikan pada bagian pendahuluan, berisi hal-hal yang bersifat
rincian dari maksud permintaan. Teknis penyusunan kalimat
dan kata-kata dapat menggunakan serangkaian pertanyaan
terutama jika permintaan menyangkut perlengkapan yang
sangat kompleks. Dapat berisi tentang pertanyaan mengenai
teknis, dimensi serta kegunaan sesuatu yang kita minta. Jika
permintaan lebih dari satu jenis, sebaiknya kita membuat
daftar dan memberi nomor secara berurutan.
83
c. Bagian akhir
Bagian ini merupakan bagian penutup yang sebaiknya diisi
dengan suatu permintaan beberapa tanggapan khusus,
lengkap dengan batas waktu, dan ekspresi terhadap apresiasi
maupun pemberian goodwill. Untuk mempermudah pembaca,
sebaiknya perlu mencantumkan beberapa informasi penting
seperi nomor telepon, jam kerja, dan petugas yang dapat
dihubungi.
Ucapan (Condolences)
Ucapan duka cita menunjukkan perhatian terhadap
perusahaan atau individu. Bencana atau musibah dapat
berupa perush yang mengalami bencana spt kebakaran,
kemalingan, kerugian lain. Penyusunan ucapan duka cita
dimulai dengan pernyataan atau kalimat yang menunjukkan
rasa simpati.
88
BAB III
ARTI, SEJARAH, TUJUAN DAN DASAR PENYULUHAN
PERTANIAN
Ahli
Penyuluh Petani
BAB IV
KOMUNIKASI AGRIBISNIS DALAM KOMODITAS UMBI
PORANG
4.1 Pendahuluan
Berkaitan dengan semakin meningkatnya
kebutuhan akan pangan, saat ini berbagai komoditi
yang mempunyai prospek sebagai bahan pangan
alternatif mulai dikembangkan. Hal ini bertujuan agar
masyarakat tidak hanya menggantungkan kebutuhan
pokok terhadap padi (serealia), tetapi juga sumber
pangan lainnya seperti jenis tanaman umbi-umbian.
Salah satu jenis umbi-umbian yang mulai banyak
dikembangkan adalah umbi porang (Amorpho-phallus
spp.).
Stick Porang
Mie Porang
Sari Porang
Review Jurnal
PENDAHULUAN
Produk pangan lokal Indonesia sangat melimpah.
Beraneka ragam dan jumlah yang sangat besar dari produk
pangan lokal tersebut, tentu sangat potensi dalam
mewujudkan kemandirian pangan nasional, namun demikian,
hingga saat ini, produk pangan lokal belum mampu
menggeser beras dan tepung terigu yang mendominasi
makanan di Indonesia.
Mie merupakan jenis makanan olahan dari tepung
terigu yang cukup banyak digemari oleh masyarakat
Indonesia, karena penyajiannya yang praktis dan cepat, baik
sebagai bahan makanan tambahan maupun sebagai makanan
pengganti makanan pokok. Oleh karena tingginya minat
masyarakat pada produk ini menyebabkan kebutuhan akan
tepung terigu juga semakin meningkat.
Indonesia memiliki banyak sekali tanaman penghasil
bahan pangan kaya pati atau karbohidrat yang dapat
dijadikan bahan baku bahan pangan pokok, antara lain tepung
dari tanaman porang (Amorphophallus konjac) yang potensial
201
1. Tekstur
Panelis yang memilih tidak suka perlakuan P4
menduduki persentase tertinggi. Panelis lebih
menyukai perlalukan tanpa substitusi tepung porang.
Hal ini disebabkan karena keistimewaan tepung terigu
dibandingkan tepung lainnya dalam hal
kemampuannya membentuk gluten pada saat
dibasahi dengan air yang erat hubungannya dengan
meningkatnya elastisitas mie basah.
2. Aroma
Panelis yang memilih tidak suka perlakuan P4
menduduki persentase tertinggi. Ada kecenderungan
semakin banyak tepung porang yang disubstitusikan
maka aroma mie basah semakin tidak disukai oleh
konsumen, hal ini dapat disebabkan karena aroma
tepung porang agak apek dibandingkan tepung terigu.
3. Rasa
Tidak ada satupun panelis yang menyukai perlakuan
P4, karena semakin banyak tepung porang yang
disubstitusikan pada mie basah menyebabkan mie
basah yang dihasilkan agak kasar sehingga
mempengaruhi penilaian panelis terhadap rasa.
204
4. Warna
Panelis yang memilih tidak suka perlakuan P4
menduduki persentase tertinggi, karena semakin
banyaknya tepung porang yang disubstitusikan
menyebabkan warna mie basah yang dihasilkan lebih
gelap sehingga tidak disukai konsumen.
Kesimpulan
Substitusi tepung porang memberikan pengaruh yang
sangat nyata terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak,
karbohidrat dan kadar abu dari mie basah yang dihasilkan.
Semakin banyak tepung porang yang disubstitusikan, maka
kadar air, kadar lemak dan kadar abu semakin meningkat,
sedangkan kadar protein dan karbohidrat semakin menurun.
Hasil uji tingkat kesukaan konsumen terhadap mie
basah matang yang dihasilkan, menunjukkan bahwa
substitusi tepung porang sampai dengan 15% (P2) tekstur
dan warnanya masih disukai konsumen (disukai oleh 30-35%
panelis). Untuk aroma, substitusi tepung porang 10% (P1)
masih disukai konsumen dengan frekuensi yang memilih
40%, sedangkan substitusi tepung porang diatas 10% hanya
sedikit yang menyatakan suka dengan aroma mie basah yang
dihasilkan (dipilih oleh 10-20% panelis). Rasa mie basah yang
disukai konsumen berada pada perlakuan substitusi tepung
porang 10% (P1), dipilih oleh 30% panelis.
205
DAFTAR PUSTAKA