Endokrinologi Reproduksi Dan Kontrasepsi
Endokrinologi Reproduksi Dan Kontrasepsi
Status Menikah
Agama ISLAM
Email taufikrahman@gmail.com
Hobi Judo, Traveling, Bisnis
Pendidikan Sd Muh Purwodiningratan 3 Yogyakarta
Smpn 5 Yogyakarta
Smun 1 Yogyakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (Pendidikan Dokter)
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ Rsup Dr Sardjito (Koass)
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ Rsup Dr Sardjito (Ppds 1
Obsgin)
Pekerjaan Kepala KSM OBGYN RSUD BAGASAWARAS KLATEN
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rsud Bagaswaras Klaten
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rsu Bunga Bangsa Yogya
Dosen Tetap Kebidanan Universitas Alma Ata
Dosen Tidak Tetap Poltekes Surakarta
Trainer Kb Pascasalin Provinsi Jawa Tengah
Wasit Judo Nasional A
ENDOKRINOLOGI
REPRODUKSI dan
KONTRASEPSI
dr. Taufik Rahman SpOG
taufikrahman@gmail.com
Definisi
Hari 1 56 14 28
Ovulasi
Keterangan:
• Perdarahan haid: 2-6 hari
• Fase folikuler/ proliferasi: hari ke 5 s/d 14 endometrium
tumbuh shg siap menerima zygote.
• Ovarium: terjadi pematangan folikel (FSH) estradiol
• Estradiol: mulut serviks tertutup, spinbarkeit
• Estradiol akan meningkat (s/d hr 13) LH surge
Siklus ovarium
Normal Haid
Keterangan:
• Ovulasi: hari ke 14 SBB juga meningkat 0.05 C
• Ovulasi: getah serviks encer & bening, mulut serviks sedikit
terbuka
• Fase luteal: hari ke 14 s/d 28
• Fase luteal: terbentuk korpus luteum, perubahan kel.
Endometrium (progesteron) terutama hari 22 (nidasi
terjadi)
• Bila tidak terjadi nidasi: Estradiol & Progesteron akan
menghambat FSH dan LH shg korpus luteum regresi
Menstrual Cycle
Aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium-uterus
Prinsip Dasar Menstruasi Lingkungan
SSP
Comp.IV Hipotalamus
GnRH
Hipofise Ant
Comp.III
FSH LH
Comp.II Ovarium
Est Prog
Comp.I Uterus
proliferasi
Menstruasi
Mens
1. Fase folikuler
2. Fase ovulasi
3. Fase luteal
FASE FOLIKULER
Hari ke 1 -10
FB (-)
Estrogen FSH dan LH
untuk mencegah hiperstimulasi
ovarium dan maturasi folikel
lainnya.
FASE OVULASI
Ovulasi
keluarnya oosit dan cumulus
oophorus yang melekat dengannya.
kadang proses ovulasi ini menimbulkan
rasa sakit sekitar fossa iliaka yang dikenal
dengan
‘mittelschmerz’/poliminamenstrualia
FASE LUTEAL
HARI 15-28
1. Fase menstruasi,
2. Fase proliferasi
3. Fase sekresi
Fase Proliferasi
Keterangan
34
Pelayanan Kontrasepsi dengan
Metode Suntik
Definisi
Cara Kerja dan Efektivitas
Jangka Waktu Pemakaian
Keuntungan dan Keterbatasan
Kriteria Kelayakan Medis
Waktu Pemberian
Efek Samping dan Komplikasi
Prosedur Klinis Pelayanan Kontrasepsi dengan
Metode Suntik 35
A. Kontrasepsi Suntik Kombinasi (KSK)
KEUNTUNGAN KETERBATASAN
1. Tidak perlu pemakaian setiap 1. Harus kembali ke tenaga kesehatan untuk
hari disuntik tepat waktu
2. Dapat dihentikan kapan saja 2. Efektivitas sangat tergantung pada ketepatan
3. Tidak berpengaruh pada waktu klien kembali. Risiko kehamilan
hubungan seksual meningkat saat klien terlambat suntik ulang
4. Baik untuk menjarangkan atau melewatkan suatu suntikan
kehamilan 3. Kemungkinan keterlambatan pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian
Jika tidak terdapat metode yang lebih sesuai maupun klien tidak bisa menerima, penyedia layanan39
berkualifikasi yang bisa menilai kondisi dan situasi klien secara hati-hati dapat memutuskan bahwa klien
bisa menggunakan KSP pada kondisi di atas. Penyedia layanan perlu mempertimbangkan seberapa berat
kondisi klien dan kemampuan klien dalam mengakses tindak lanjut.
Waktu Pemberian KSK
43
Efek Samping Komplikasi
Langkah 2.
Cuci tangan menggunakan sabun dan air, jika memungkinkan.
Jika lokasi suntikan kotor, cuci dengan sabun dan air. Tidak perlu menyeka
lokasi suntikan dengan antiseptik. 45
Jika menggunakan “prefilled syringe”, lanjut ke langkah 5.
Langkah 3.
• Menyiapkan vial
• MPA/estradiol cypionate: kocok vial.
• NET-EN/estradiol valerate: tidak perlu mengocok vial.
• Tidak perlu menyeka bagian atas vial dengan antiseptik.
• Jika vial dingin, hangatkan dengan suhu kulit sebelum disuntikkan.
Langkah 4.
• Mengisi syringe
• Tusuk bagian atas vial dengan jarum steril dan isi syringe 46
dengan
dosis yang sesuai.
Langkah 5.
• Menyuntikkan formula
• Tusukkan jarum steril dalam-dalam ke pinggul (otot ventrogluteal), atau lengan atas (otot
deltoid), atau pantat (otot gluteal, bagian atas luar), atau paha luar (depan), salah satu
bagian yang dikehendaki oleh klien. Suntikan isi syringe.
Langkah 6.
• Membuang syringe sekali pakai dan jarum secara aman.
• Jangan menutup kembali, membengkokkan, atau mematahkan jarum sebelum dibuang.
• Letakkan pada tempat benda tajam
• Jangan menggunakan kembali syringe dan jarum sekali pakai.
B. Kontrasepsi Suntik Progestin (KSP)
Mengandung progestin saja seperti hormon progesteron
alami dalam tubuh perempuan. Ada 2 jenis KSP:
1. Depot Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) 3 bln
2. Norethisterone Enanthate (NET-EN) 2 bln
KEUNTUNGAN KETERBATASAN
1. Suntikan setiap 2-3 bulan 1. Klien sangat bergantung pada tempat
2. Tidak perlu penggunaan setiap hari sarana pelayanan kesehatan untuk
3. Tidak mengganggu hubungan seksual suntikan ulang
4. Dapat digunakan oleh perempuan menyusui dimulai 6 bulan 2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-
setelah melahirkan karena tidak mengganggu produksi ASI waktu sebelum suntikan berikutnya
5. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun - 3. Terlambatnya kembali kesuburan
premenopause setelah penghentian pemakaian,
6. Membantu mencegah kanker endometrium, mioma uteri rata-rata 4 bulan
7. Mengurangi krisis sel sabit pada perempuan dengan anemia sel 4. Pada pemakaian jangka panjang
sabit dan gejala endometriosis (nyeri panggul, haid tidak dapat sedikit menurunkan densitas
teratur) (kepadatan) tulang
8. Membantu mencegah Penyakit Radang Panggul (PRP) 5. Terjadi perubahan pola haid
simptomatis, anemia defisiensi besi (metroragia/ spotting
9. Mengurangi nyeri haid 6. Terjadi penambahan BB
10. Mengurangi jumlah darah haid 7. 49
Tidak mencegah IMS dan HIV/AIDS
11. Mengurangi kejadian karsinoma payudara
12. Tidak mengandung estrogen yang dapat berdampak pada klien
dengan penyakit jantung dan pembekuan darah
Kriteria Kelayakan Medis KSP
Yang boleh Yang tidak boleh
• Telah/belum memiliki • Hamil atau diduga hamil
anak • Klien yang tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorrhea
• Menikah/tidak menikah • Menyusui dan melahirkan <6 minggu sejak melahirkan
• Semua usia, termasuk • Hipertensi
perempuan yang • Mengalami penggumpalan darah akut pada vena dalam di kaki/ paru
berusia lebih dari 40 • Riwayat/sedang menderita penyakit jantung terkait obstruksi/ penyempitan
tahun pembuluh darah
• Baru saja mengalami • Riwayat stroke
keguguran • Memiliki faktor risiko multiple untuk penyakit kardiovaskular (diabetes &
• Merokok tanpa melihat hipertensi)
usia perempuan • Mengalami perdarahan vaginal yang tidak diketahui
maupun jumlah rokok • Menderita kanker payudara lebih dari 5 tahun yang lalu, dan tidak kambuh
yang dihisap • Diabetes selama lebih dari 20 tahun/mengalami kerusakan pembuluh darah arteri,
• Sedang menyusui, mulai penglihatan, ginjal, atau sistem saraf karena diabetes
segera pada 6 minggu • Menderita sirosis hati/ tumor hati
pasca melahirkan • Menderita systemicKontrasepsi
lupus erythematosus (SLE) dengan antibodi antifosfolipid
• Terkena HIV, sedang
Pelatihan Pelayanan Bagi Dokter dan
Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
positif (atau tidak diketahui) dan tidak dalam terapi imunosupersif, atau 50
atau tidak sedang dalam trombositpenia berat.
terapi antiretroviral
Jika tidak terdapat metode yang lebih sesuai atau klien tidak bisa menerima, penyedia
layanan berkualifikasi bisa menilai kondisi dan situasi klien secara hati-hati, dan dapat
memutuskan bahwa klien bisa menggunakan KSP pada kondisi-kondisi tersebut di atas.
Penyedia layanan perlu mempertimbangkan seberapa berat kondisi klien dan
kemampuan klien dalam mengakses tindak lanjut.
51
Waktu Pemberian KSP
Menstruasi atau berganti dari metode non hormonal
• Kapanpun pada bulan tersebut
• Jika klien mulai dalam 7 hari setelah menstruasi, tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
• Jika klien mulai lebih dari 7 hari setelah menstruasi, dia dapat mulai menggunakan KSP kapan
saja jika yakin tidak hamil. Perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum
pil.
• Jika berganti dari AKDR, dapat segera mulai menggunakan KSP.
Berganti dari metode hormonal
• Jika telah menggunakan metode hormonal secara konsisten dan benar atau jika yakin tidak
hamil, KSP dapat segera digunakan. Tidak perlu menunggu haid selanjutnya. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
• Jika berganti dari kontrasepsi suntik lainnya, klien dapat mulai menggunakan suntik baru saat
suntik ulangan seharusnya diberikan. Tidak perlu kontrasepsi tambahan.
52
ASI eksklusif atau hamil eksklusif Kurang dari 6 bulan setelah melahirkan
• Jika melahirkan kurang dari 6 minggu yang lalu, tunda suntikan pertama sampai dengan setidaknya 6
minggu setelah melahirkan.
• Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KSP kapan saja antara 6 minggu dan 6 bulan. Tidak perlu
metode kontrasepsi tambahan.
• Jika sudah haid, klien dapat mulai menggunakan KSP seperti yang dianjurkan pada klien yang memiliki
siklus haid.
ASI eksklusif atau hamil eksklusif Lebih dari 6 bulan setelah melahirkan
• Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KSP kapan saja jika yakin tidak hamil. Perlu metode
kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama setelah suntik.
• Jika sudah haid, klien dapat mulai menggunakan KSP seperti yang dianjurkan pada klien yang memiliki
siklus haid.
ASI tidak eksklusif kurang dari 6 minggu setelah melahirkan 53
• Tunda suntikan pertama sampai dengan setidaknya 6 minggu setelah melahirkan
ASI tidak eksklusif lebih dari 6 minggu setelah melahirkan
• Jika belum haid, klien dapat memulai KSP kapan saja, jika dia yakin tidak hamil. Perlu metode
kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama setelah suntik.
• Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KSP seperti yang dianjurkan pada klien dengan siklus
menstruasi normal.
55
Setelah pemakaian Pil Kontrasepsi Darurat (PKD) jenis progestin atau kombinasi
• Dapat mulai menggunakan KSP pada hari yang sama dengan minum PKD. Tidak perlu menunggu haid
untuk mendapatkan suntikan. Perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama setelah
suntikan.
• Bila klien tidak segera mulai menggunakan KSP, tetapi kembali untuk suntik, dia dapat memulai kapan
saja jika yakin tidak hamil.
Efek Samping Komplikasi
Menstruasi irregular (tidak teratur) Perdarahan pervaginam yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya
Tidak ada menstruasi
Kondisi kesehatan yang serius
Menstruasi yang banyak dan lama
(penyempitan pembuluh darah,
Kembung/ rasa tidak nyaman di perut penyakit hati yang berat, hipertensi
yang berat, penyumbatan vena di
Perubahan berat badan
tungkai atau paru, stroke, kanker
Perubahan mood dan hasrat seksual payudara atau kerusakan arteri
penglihatan, ginjal atau sistem saraf
Nyeri kepala biasa
pusat karena diabetes
Curiga kehamilan
Prosedur Klinis Pelayanan KSP
Langkah 1.
Menyiapkan satu dosis suntikan, jarum, dan syringe
DMPA 150 mg: syringe 3 ml
NET-EN 200 mg: syringe 1 ml atau 3 ml
Langkah 2.
Cuci tangan menggunakan sabun dan air, jika memungkinkan.
Jika lokasi suntikan kotor, cuci dengan sabun dan air. Tidak perlu
menyeka lokasi suntikan dengan antiseptik.
Jika menggunakan “prefilled syringe”, lanjut ke langkah 5.
58
Langkah 3.
• Menyiapkan vial
• DMPA: Kocok vial pelan-pelan.
• NET-ET: Tidak perlu mengocok vial.
• Tidak perlu menyeka bagian atas vial dengan antiseptik.
• Jika vial dingin, hangatkan dengan suhu kulit sebelum disuntikkan..
Langkah 4.
• Mengisi syringe
• Tusuk bagian atas vial dengan jarum steril dan isi syringe dengan dosis yang
sesuai.
Langkah 5.
• Menyuntikkan formula
• Tusukkan jarum steril dalam-dalam ke pinggul (otot ventrogluteal), atau lengan atas
(otot deltoid), atau pantat (otot gluteal, bagian atas luar), salah satu bagian yang
dikehendaki oleh klien. Suntikan isi syringe dan jangan memijat lokasi bekas suntikan.
Langkah 6.
• Membuang syringe sekali pakai dan jarum dengan aman
• Jangan menutup kembali, membengkokkan, atau mematahkan jarum sebelum
dibuang.
• Letakkan pada tempat benda tajam.
Metode Pil
Pelayanan Kontrasepsi dengan
Metode Pil
Definisi
Cara Kerja dan Efektivitas
Jangka Waktu Pemakaian
Keuntungan dan Keterbatasan
Kriteria Kelayakan Medis
Waktu Pemberian
Efek Samping dan Komplikasi
Prosedur Klinis Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Pil
62
A. Kontrasepsi Pil Kombinasi (KPK)
Pil yang mengandung 2 macam hormon berdosis rendah, yaitu progestin dan
estrogen; seperti hormon progesteron dan estrogen alami pada tubuh perempuan
yang harus diminum setiap hari.
Monofasik
Pil mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama
Bifasik
64
Kontrasepsi Pil Kombinasi (KPK)
KEUNTUNGAN KETERBATASAN
1. Dapat mengontrol pemakaian 1. Mahal
2. Mudah digunakan 2. Harus diminum setiap hari
3. Mudah didapat, misalnya di apotek atau toko obat secara teratur
4. Penghentian dapat dilakukan kapanpun tanpa bantuan nakes 3. Mengurangi ASI pada
5. Tidak mengganggu hubungan seksual perempuan menyusui
6. Siklus haid menjadi teratur
7. Banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia)
8. Tidak terjadi nyeri haid,
9. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
10. Membantu mencegah Kanker Endometrium, Kanker Ovarium,
Kista ovarium Penyakit Radang Panggul, Anemia Defisiensi Besi
11. Mengurangi nyeri haid, nyeri ovulasi, masalah perdarahan
menstruasi dan jerawat
65
Kriteria Kelayakan Medis KPK
•
(termasuk tekanan darah tinggi terkait kehamilan)
Riwayat jaundis saat menggunakan KPK sebelumnya
66
Kriteria Kelayakan Medis KPK
68
Waktu Pemberian
ASI eksklusif atau hamil eksklusif kurang dari 6 bulan setelah melahirkan
• Berikan KPK dan beritahu klien untuk memulai menggunakannya 6 bulan setelah melahirkan
atau ketika ASI tidak lagi menjadi sumber nutrisi bayi. Mana saja yang lebih dahulu
ASI eksklusif atau hamil eksklusif lebih dari 6 bulan setelah melahirkan
• Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPK kapan saja dia yakin tidak hamil. Perlu
metode kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama minum pil
69
Waktu Pemberian
ASI tidak eksklusif lebih dari 6 minggu setelah melahirkan
• Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPK kapan saja dia yakin tidak hamil. Perlu
metode kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama minum pil.
• Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KPK seperti saran yang dianjurkan pada klien
yang memiliki siklus haid.
70
Waktu Pemberian
Tidak menyusui lebih dari 4 minggu setelah melahirkan
• Jika klien belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPK kapan saja jika yakin tidak hamil. Perlu
metode kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama minum pil.
• Jika telah haid, klien dapat memulai KPK seperti yang dianjurkan pada klien yang memiliki siklus haid.
72
Efek Samping Komplikasi
Menstruasi tidak teratur atau Jarang ditemukan komplikasi
perdarahan pervaginam
Tidak menstruasi
Sakit kepala biasa (bukan migraine)
Mual atau pusing
Payudara nyeri
Perubahan berat badan
Perubahan mood dan aktivitas seksual
Jerawat
Gastritis
B. Kontrasepsi Pil Progestin (KPP)
Pil yang mengandung progestin saja (tidak ada estrogen) dengan dosis yang
sangat rendah seperti hormon progesteron alami pada tubuh perempuan.
76
Kriteria Kelayakan Medis KPP
Yang boleh Yang tidak boleh
1. Sedang menyusui (dapat mulai segera setelah 1. Mengalami penggumpalan darah akut pada vena
6 minggu melahirkan) dalam (trombosis vena dalam) di kaki atau perut
2. Telah atau belum memiliki anak 2. Menderita kanker payudara lebih dari 5 tahun
3. Menikah atau tidak menikah yang lalu, dan tidak kambuh
4. Semua usia, termasuk perempuan yang 3. Menderita sirosis hati atau tumor hati berat
berusia lebih dari 40 tahun 4. Mencerita systemic lupus erythematosus (SLE)
5. Baru saja mengalami keguguran, atau dengan antibodi antifosfolipid positif (atau tidak
kehamilan ektopik diketahui)
6. Merokok, tanpa melihat usia perempuan 5. Sedang dalam terapi barbiturat, carbamazepine,
maupun jumlah rokok yang dihisap oxcarbazepine, fenitoin, primidone, topiramate
7. Menderita anemia atau riwayat semian rifampisin, atau rifabutin. Sebaiknya memakai
8. Menderita varises vena metode kontrasepsi tambahan karena obat-obat
9. Terkena HIV, sedang atau tidak sedang dalam tersebut mengurangi efektivitas KPP.
terapi antiretroviral
77
Waktu Pemberian KPP
ASI eksklusif atau hamil eksklusif kurang dari 6 bulan setelah melahirkan
• Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja antara sesudah melahirkan
dan 6 bulan. Tidak perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 7 hari pertama minum pil
• Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KPP seperti yang dianjurkan pada klien yang
memiliki siklus haid
ASI eksklusif atau hamil eksklusif lebih dari 6 bulan setelah melahirkan
• Jika belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja antara jika yakin tidak haid.
Perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil
• Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KPP seperti yang dianjurkan pada klien yang
memiliki siklus haid
78
Waktu Pemberian KPP
ASI tidak eksklusif bila belum haid
• Klien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika yakin tidak hamil. Perlu metode
kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil
79
Waktu Pemberian KPP
Tidak menyusui lebih dari 4 minggu setelah melahirkan
• Jika klien belum haid, klien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika yakin tidak hamil.
Perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
• Jika telah haid, klien dapat mulai menggunakan KPP seperti yang dianjurkan pada klien yang
memiliki siklus haid.
80
Menstruasi teratur atau berganti dari metode non hormonal
Kapan saja pada bulan tersebut
• Jika klien mulai dalam 5 hari setelah permulaan menstruasi, tidak perlu metode
kontrasepsi tambahan.
• Jika mulai lebih 5 hari setelah permulaan menstruasi, ia dapat mulai menggunakan KPP
kapan saja jika yakin tidak hamil. perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari
pertama minum pil.
• Jika klien berganti dari AKDR, ia dapat segera mulai menggunakan KPP
Tidak menstruasi (tidak berhubungan dengan melahirkan atau menyusui)
• Klien dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika yakin tidak hamil. perlu metode
kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
Pasca keguguran atau abortus
• Segera. Jika klien mulai menggunakan dalam 7 hari setelah keguguran atau aborsi trimester 1
atau 2, tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
• Jika klien mulai menggunakan KPP lebih dari 7 hari setelah keguguran/aborsi trimester 1 atau
trimester 2, ia dapat mulai menggunakan KPP kapan saja jika yakin tidak hamil. perlu metode
kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
Setelah pemakaian Pil Kontrasepsi Darurat (PKD) jenis progestin atau kombinasi
Setelah memakai PKD jenis progestin atau kombinasi:
• Setelah selesai menggunakan PKD, wanita dapat segera memulai atau memulai kembali
penggunaan KPP. Tidak perlu menunggu menstruasi berikutnya. Pengguna rutin KPP yang
membutuhkan PKD karena keliru memakai KPP, dapat melanjutkan pil yang tersisa dari
kemasan saat ini.
• Bila tidak segera memulai KPP, tetapi tetap ingin menggunakannya, klien dapat mulai
menggunakan kapan saja jika yakin tidak hamil. 82
• Semua klien perlu metode kontrasepsi tambahan untuk 2 hari pertama minum pil.
Efek Samping Komplikasi
Menstruasi tidak teratur atau Amenorea
perdarahan pervaginam
Mual, muntah dan pusing
Tidak menstruasi
Perdarahan pervaginam
Sakit kepala biasa (bukan migraine)
Mual atau pusing
Payudara nyeri
Perubahan berat badan
Perubahan mood dan aktivitas
seksual
Jerawat
Gastritis
Prosedur Klinis Pelayanan Kontrasepsi
Metode Pil
Langkah 1.
Memberikan konseling kepada klien tentang kontrasepsi metode pil
Bertanya pada klien apa yang dia ketahui tentang Pil Kombinasi. Memperbaiki mitos,
rumor, atau informasi yang salah yang mungkin dia ungkapkan
Menanyakan apakah klien pernah menggunakan Pil Kombinasi di masa lalu. Apa
pengalamannya?
Memberi klien paket Pil Kombinasi untuk dilihat dan ditangani
Menjelaskan keuntungan Pil Kombinasi, termasuk manfaat non-kontrasepsi
Menjelaskan secara singkat bagaimana pil bekerja dan pentingnya meminumnya
setiap hari
Menjelaskan potensi efek samping umum Pil Kombinasi.
Meyakinkan klien bahwa sebagian besar efek samping tidak serius dan akan
berkurang atau berhenti setelah beberapa bulan penggunaan
Menanggapi setiap pertanyaan atau masalah yang mungkin dimiliki klien
Menjelaskan bahwa ia akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada klien dan84
melakukan pemeriksaan fisik minimal untuk memastikan bahwa Pil Kombinasi secara
medis sesuai
Langkah 2.
Melakukan skrining terhadap kondisi klien untuk penggunaan KB pil
Langkah 3.
Menjelaskan cara mengkonsumsi KB pil
Memberi klien paket pilnya untuk dipegang dan dilihat
Menunjukkan padanya bagaimana mengikuti anak panah pada
kemasan.
Jika klien menggunakan paket 28 pil, perintahkan dia untuk memulai
paket baru sehari setelah dia menghabiskan semua pil dalam paket
Jika klien menggunakan paket 21 hari, perintahkan dia untuk menunggu 7
hari sebelum memulai paket baru.
Anjurkan klien untuk memulai pil pada hari pertama dari periode
menstruasi berikutnya (atau pada hari kelima dari periode menstruasi, atau
gunakan pedoman lokal untuk instruksi ini). Jika klien memulai pil setelah
hari kelima dari siklusnya, dia harus menggunakan metode cadangan
selama 7 hari pertama.
Langkah 4.
Menjelaskan prosedur penggunaan jika pil terlewat
Jika dia melewatkan satu pil, klien harus meminumnya segera setelah
dia ingat. Ambil yang berikutnya pada waktu yang biasa.
Jika dia melewatkan dua pil, klien harus minum dua pil segera setelah
dia ingat. Dia harus minum dua pil keesokan harinya, dan
menggunakan metode cadangan untuk minggu depan. Klien harus
menyelesaikan paket secara normal.
Jika dia melewatkan lebih dari dua pil, atau mulai terlambat 3 hari atau
lebih, klien minum pil sesegera mungkin, lanjutkan minum 1 pil setiap
hari, menggunakan kondom atau hindari seks selama 7 hari berikutnya.
Jika pil ini terlewat di minggu ke-3, klien JUGA harus melewatkan pil
tidak aktif dalam kemasan 28 pil dan segera memulai kemasan baru.
Jika pil tidak aktif terlewat, klien harus membuang pil yang terlewat dan
terus minum pil, 1 setiap hari. 86
Implan
Batang plastik berukuran kecil yg lentur, seukuran batang korek api,
yg melepaskan hormon progestin yg menyerupai hormon progesterone
alami di tubuh perempuan
JENIS :
1. Implan 2 batang
mengandung hormon Levonorgestrel
2. Implan 1 batang
mengandung hormon Etonorgestrel
CARA KERJA, EFEKTIVITAS DAN JANGKA WAKTU
PEMAKAIAN IMPLAN