Laporan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Remaja Dalam Penanggulangan Seks Bebas
Laporan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Remaja Dalam Penanggulangan Seks Bebas
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
FAKULTAS PSIKOLOGI
………………….. …………………..
Mengetahui
Kaprodi Psikologi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan Hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.Laporan yang berjudul “Pemberdayaan
Remaja dalam Penanggulangan Seks Bebas” disusun guna memenuhi tugas Ibu Dewi
pada mata kuliah Pengembangan Komunitas (CSR) dengan Program melakukan
penyuluhan yang bertempat di SMP N 3 PLERET.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dewi selaku Dosen
pada mata kuliah Perkembangan Komunitas (CSR), karena tugas yang diberikan dapat
menambah wawasan bagi para pembaca. Kami juga berterima kasih kepada pihak
sekolah dari SMP N 3 PLERET, karena telah bersedia dan menerima kami dengan
sangat baik untuk memberikan penyuluhan kepada anak osis tentang penanggulangan
seks bebas pada remaja.
Kami juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan laporan ini.Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................4
BAB I ( MUSTIKA )..........................................................................................................7
A. Latar Belakang......................................................................................................7
B. Tujuan..................................................................................................................7
C. Manfaat.................................................................................................................7
BAB II (DERISKA).............................................................................................................9
LANDASAN TEORI...........................................................................................................9
A. Dasar Teori...........................................................................................................9
1. Pengertian perilaku seksual................................................................................9
2. Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual...................................................10
3. Aspek-aspek perilaku seksual..........................................................................10
4. Bentuk-bentuk perilaku seksual........................................................................11
B. Metode Program................................................................................................12
1. Metode Penelitian.............................................................................................13
2. Tahapan Kegiatan.............................................................................................13
BAB III ( CICA )...............................................................................................................14
A. Identitas Kelompok................................................................................................14
B. Proses dan hasil penelitian....................................................................................14
1. Proses...............................................................................................................14
2. Hasil..................................................................................................................16
BAB IV (REZA)
KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................17
A. Kesimpulan............................................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
LAMPIRAN......................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku seks bebas didasari oleh sikap para remaja yang memiliki rasa
keingintahuannya sangat besar, padahal dengan pengetahuan yang mereka miliki
seharusnya mereka menyadari berbagai resiko yang harus mereka hadapi jika para
remaja tersebut melakukannya.
B. Tujuan
3. Diharapkan remaja lebih berdaya untuk meraih masa depan yang dicita-
citakan dan terhindar dari perilaku yang membuat mereka mengambil
keputusan untuk menikah pada usia belia.
C. Manfaat
Menurut Sigmund Freud, melalui tahap Psikoseksual yang ditulis oleh (Miller,
2002 ), selama hidup manusia akan mengalami lima tahap perkembangan berdasarkan
pada naluri seksual. Masa remaja atau yang disebut the genital phase pada teori
psikoseksual memiliki arti bahwa kesenangan seksual pada tahap ini berpusat pada
alat genitas dan keintiman seksual. Hal ini juga diikuti dengan perkembangan fisik pada
pria dan Wanita yang sudah memasuki masa pubertas , menstruasi da tumbuhnya
rambut di kemaluan. Pada pria, ditandai dengan mimpi basah, ukuran kemaluan yang
semakin membasar dan tumbuhnya rambut di kemaluan.
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktis
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan remaja mempunyai pengetahuan baik tentang
seks bebas. Dan ikut serta membimbing para remaja di SMP N 3 PLERET senantiasa
melakukan hal positif agar terhindar dari perilaku seks bebas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dasar Teori
Perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita
meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Menurut
Maslow dalam Hall & Lindzey, 1992 mengatakan bahwa terdapat kebutuhan
dasar manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup
kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu bersifat instinktif ini
biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama
dorongan seks (Nevid dkk 1995).
B. Metode Program
A. Metode Kegiatan
B. Tahapan Pelaksanaan
BAB III
A. Identitas Kelompok
2. Pelaksana
Sekertaris 2 : Deriska
Bendahara : Mustika
B. Proses dan hasil penelitian
1. Proses
Desain program psikoedukasi disini adalah memberikan one group pre-test dan one
group post-test. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 21 siswa yang
merupakan pengurus Osis SMP N 3 PLERET, partisipan terdiri dari 10 perempuan dan
11 laki-laki. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari post-test yang dilakukan oleh
partisipan dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan pemahaman setelah
mendapatkan psikoedukasi.
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Anwar dan Rahmah (2016) yang menyatakan
bahwa psikoedukasi merupakan intervensi yang dapat dilakukan untuk mendidik
partisipannya dalam menghadapi tantangan dalam hidupnya. Psikoedukasi juga tidak
hanya berfungsi sebagai memberikan informasi mengenai permasalahan namun juga
mengajarkan partisipan keterampilan yang dianggap penting untuk menghadapi
permasalahan tersebut.
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman
peserta antara sebelum diberikan psikoedukasi dan sesudah diberikan psikoedukasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa psikoedukasi yang diberikan kepada siswa
SMP N 3 PLERET memberikan peningkatan pemahaman mengenai gambaran umum
bahaya perilaku seks bebas. Gambaran umum yang dimaksud adalah pengertian
perilaku seks bebas,mendorong remaja untuk melakuakan seks bebas. Dampak
perilaku seks bebas dan bidang keilmuan apa saja yang membahas mengenai perilaku
seks bebas. Melalui pendidikan seksual yang komprehensif, informasi yang akurat, dan
keterlibatan aktif remaja dalam pengambilan keputusan yang sehat, mereka dapat
menjadi agen perubahan untuk mengurangi praktek seks bebas.
B. Saran
Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam pemberdayaan remaja.
Keluarga harus terbuka untuk berkomunikasi tentang seksualitas dengan remaja dan
memberikan dukungan emosional yang positif. Sekolah dapat menyediakan kurikulum
pendidikan seksual yang inklusif dan mendukung lingkungan yang aman. Masyarakat
harus menciptakan lingkungan yang mendukung remaja, termasuk akses ke layanan
kesehatan reproduksi, konseling, dan dukungan sosial.
Saran untuk penelitian selanjutnya dapat membuat psikoedukasi yang sama dengan
materi yang lebih banyak dan lebih menarik untuk usia remaja. Selanjutnya, diharapkan
kepada peneliti selanjutnya untuk lebih menekankan pencegahan perilaku seks bebas
dan sasaran subjeck yang mencakup lebih luas dalam hal usia.
DAFTAR PUSTAKA
Irdianti, A. I. B., Harisah, H., & Indriani Carolina, K. E. A. Psikoedukasi Pernikahan Dini
pada Remaja LKSA Al-Huda Kabupaten Gowa.
Hos, J., & Supiyah, R. (2018). Kontrol Sosiala Masyarakat terhadap Maraknya Seks
Bebas di Kalangan Pelajar (Studi di Desa Roda Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe
Selatan) (Doctoral dissertation, Haluoleo University).
Jempormasse, E. A. (2015). Hubungan antara harga diri dan asertifitas dengan perilaku
seksual pada remaja putri SMA Negeri 9 Lempake Samarinda. Psikoborneo: Jurnal
Ilmiah Psikologi, 3(1).
LAMPIRAN