Anda di halaman 1dari 19

ELECTIVE STUDY I

FAKTOR INTERNAL DAN


EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI
SPEECH DELAY PADA ANAK

Kadek Diah Sagita


Pradnyandari / 2102541023
LATAR BELAKANG

Pengertian anak usia dini oleh


NAEYC (National Association for
The Education of Young Children)
merupakan individu yang berada
pada kisaran usia 0-8 tahun.

Perkembangan adalah
peningkatan fungsi melalui
keterampilan motorik kasar,
keterampilan motorik halus,
kepribadian sosial, dan bahasa
(Ariani, et al., 2021)
LATAR BELAKANG
Berbicara merupakan
kemampuan seseorang untuk
menuangkan pikiran atau
pendapat yang dapat dilakukan
secara lisan agar bisa dipahami
dan dimengerti oleh orang lain
(Febiola & Yulsyofriend, 2020).
Perkembangan berbicara pada
anak sangat penting mengingat
bicara dapat membantu anak
berinteraksi dengan lingkungan
sekitar, menyampaikan ide dan
perasaan kepada orang lain
melalui lisan.
LATAR BELAKANG

Speech delay adalah gangguan


pada perkembangan bicara anak,
dimana anak mengalami
keterlambatan dalam berbicara
jika dibandingkan dengan anak
seusianya (Fauzia, et al., 2020).
Prevalensi speech delay pada
anak di Indonesia diperkirakan
sekitar 3-10% dari jumlah seluruh
balita yang ada (Mutoharoh, et al.,
2022)
LATAR BELAKANG

Prevalensi anak yang mengalami


gangguan fungsi kognitif dan
bahasa di TPA kota Denpasar
provinsi Bali sebanyak 27,1%
melalui pemeriksaan cognitif
adaptive test (CAT)/clinical
linguistic & auditory milestone
scale (CLAMS) (Widnyani, et al.,
2020)
ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DENGAN
KETERLAMBATAN BICARA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

PUBLIKASI: 2018

Penelitian ini dilakukan oleh Rohmah, dkk.


Penulis menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan
desain penelitian cross sectional, dengan pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling.
Penelitian ini menggunakan 32 sampel pada orang tua yang
memiliki anak di rentang usia 3-5 tahun
Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner
untuk pola asuh orang tua dan lembar observasi untuk
keterlambatan bicara. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi
Square.
Hasil analisis menggunakan Chi square dapat menunjukkan nilai p =
0,025 < α =0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan pola pengasuhan orang tua terhadap keterlambatan
bicara (Speech delay) pada anak usia 3-5 tahun
Banyak orang tua yang termasuk dalam
menerapkan pola asuh permisif, hal ini
disebabkan karena orang tua kurang
mengerti dan paham akan pemenuhan
kebutuhan anak dalam arti pola asuh yang
tepat. Orang tua hendaknya dapat
membantu dalam mengoptimalisasi pola
perkembangan berbicara pada anak,
dengan cara rajin berkomunikasi dan
berbicara pada anak.
Milestone perkembangan bicara anak:
0-6 bulan : anak akan menangis jika
menginginkan sesuatu
6-12 bulan: mulai memahami nama
orang dan benda
12-18 bulan: sudah memahami 3-6 kata
dan paham akan artinya
18-24 bulan: anak dapat berbicara
kalimat sederhana, dan terjadi lonjakan
bicara
EFFECTS OF PRENATAL ALCOHOL EXPOSURE ON
LANGUAGE, SPEECH AND
COMMUNICATION OUTCOMES: A REVIEW LONGITUDINAL
STUDIES

PUBLIKASI : 2019

Penelitian ini dilakukan oleh Hendrick, dkk.


Penulis menggunakan metode systematic review
Pencarian literatur menggunakan peer-review, longitudinal studi
dari tahun 1970 sampai sekarang: PUBMed, Scopus, Web of Science
Tiga studi melaporkan bahwa PAE adalah secara signifikan terkait
dengan keterlambatan reseptif atau ekspresif. Studi-studi ini
menunjukkan lebih rendah skor pada komunikasi reseptif atau
ekspresif pada kelompok yang terpapar alkohol dibandingkan
dengan kelompok yang tidak terpapar alkohol
Anak yang mendapat paparan alkohol
semasa dalam kandungan akan mengalami
defisit memori kerja yang akan
berpengaruh pada kemampuannya dalam
merangkai kata. Prenatal alcohol exposure
akan berpengaruh pada perkembangan dan
fungsi lobus posterior gyrus frontal dari
anak yang dimana berguna untuk
perkembangan motorik bicara anak.

ESTIMATES OF THE PREVALENCE OF SPEECH AND


MOTOR SPEECH DISORDERS IN PERSONS WITH
COMPLEX NEURODEVELOPMENTAL DISORDERS

PUBLIKASI: 2019

Penelitian ini dilakukan oleh Shriberg, dkk.


Penulis menggunakan desain penelitian cross classify


Penelitian ini menggunakan 346 sampel yang diambil dari rekaman
audio database
Dalam penelitian ini menggunakan SDCSS (Speech Disorders
Classification System Summary) sebagai alat analitik untuk
mengklasifikasikan setiap gangguan bicara diatas usia 9 tahun.
Hasil didapatkan 37,3% (129/346) peserta diklasifikasikan silang
sebagai NSA (Normal Speech Acquisition) dan No MSD (Motor
Speech Disorder) pada penilaian. Jadi, dengan pengurangan, total
62,7% (217/346) peserta di delapan complex neurodevelopmental
disorders – lebih dari 60% peserta – mengalami gangguan bicara
dan/atau gangguan bicara motorik saat penilaian.
Seperti ciri-ciri verbal lainnya,
keterlambatan bicara dan gangguan terjadi
dalam konteks idiopatik, dan dalam konteks
gangguan perkembangan saraf yang
kompleks atau complex neurodevelopmental
disorder (CND). Gangguan kompleks pada
perkembangan saraf menjadi salah satu
faktor internal terjadinya keterlambatan
bicara pada anak, contohnya pada anak
yang menderita autism spectrum disorder
(ASD).
THE EFFECT OF GADGET ON SPEECH DEVELOPMENT OF
TODDLERS

PUBLIKASI: 2019

Penelitian ini dilakukan oleh Nugraha, dkk.


Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara audiotape
mendalam terhadap 10 partisipan.
Analisis transkrip peserta menggunakan tujuh tahap Colaizzi

Hasil penelitian mengungkapkan terdapat pengaruh gadget pada


anak usia dini. Salah satu dari peserta mengatakan bahwa anaknya
sulit berbicara. Beberapa waktu saat anaknya membutuhkan
sesuatu maka dia akan menunjukkan dengan jarinya.
75% bayi di usia 6-23 bulan sudah
dikenalkan dengan gadget, hal ini sangat
berakibat fatal karena semakin lama anak
akan kecanduan dalam menonton video
dan game yang terdapat dalam gadget.
Penggunaan gadget dapat mengalihkan
fokus anak terhadap interaksi sosialnya.
Perkembangan bicara anak sangat pesat
dan cepat, jika anak gagal melewati fase -
fase tersebut maka dapat mengakibatkan
keterlambatan bicara pada anak.
SPEECH IN CHILDREN WITH CEREBRAL PALSY

PUBLIKASI: 2020

Penelitian ini dilakukan oleh Mei, dkk.


Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
Pemerolehan sampel adalah 84 anak (37 perempuan, 47 laki-laki;
berusia antara 4 tahun 11 bulan - 6 tahun 6 bulan) dengan CP
(Cerebral Palsy) diidentifikasi melalui registry berbasis populasi.

Hasil dari penelitian 82% (69/84) peserta mengalami keterlambatan


atau gangguan produksi ucapan, termasuk presentasi verbal
minimal (n=20). Peserta verbal (n=64) disajikan dengan disartria
(78%), keterlambatan atau gangguan artikulasi (54%),
keterlambatan atau gangguan fonologis (43%), fitur apraxia of
speech (CAS) masa kanak-kanak (17%).
Disartria adalah kondisi yang terjadi
saat otot-otot yang digunakan untuk
berbicara terlalu lemah sehingga
akan kesulitan mengendalikannya.

Gangguan Fonologi adalah kegagalan


untuk menggunakan bunyi-bunyi
ujaran yang sesuai bagi usia individu
dan dialek yang digunakan.

Apraxia adalah gangguan saraf yang


menyerang sistem motorik. Kondisi
ini menyebabkan otot tidak mampu
menerima perintah otak dengan baik,
sehingga penderitanya tidak mampu
melakukan gerakan tertentu.
Gangguan bicara sering dikaitkan dengan
cerebral palsy (CP), kecacatan fisik yang
paling umum di masa kecil. Angka
prevalensi untuk gangguan bicara di CP
bervariasi, dengan perkiraan menunjukkan
bahwa 33% sampai 63% individu
mengalami beberapa bentuk kesulitan
bicara. Kesulitan berbicara pada anak CP
sering diakibatkan oleh gangguan artikulasi
dan fonologis, dysarthria, childhood apraxia
of speech (CAS), oromotor dan faktor
penyerta lainnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian dari 5 pustaka diatas dan pembahasan dalam penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor internal diantaranya prenatal alcohol
exposure (PAE), complex neurodevelopmental disorder (CND), cerebral palsy (CP)
dan faktor eksternal yakni pola asuh orang tua serta penggunaan gadget pada anak.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan pada anak baik dari dalam
diri anak itu sendiri atau dari faktor lingkungannya. Perkembangan berbicara anak
harus terus diawasi dan di stimulasi agar anak terhindar dari keterlambatan
bicara atau speech delay.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai