Anda di halaman 1dari 78

PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

INHALASI SEDERHANA AROMATERAPI LEMON


TERHADAP MUAL DAN MUNTAH PADA
IBU HAMIL TRIMESTER I

SITI MAMUDAH

NIRM. 18089

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA


JAKARTA
2021
PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INHALASI SEDERHANA AROMATERAPI LEMON
TERHADAP MUAL DAN MUNTAH PADA
IBU HAMIL TRIMESTER I

KARYA TULIS ILMIAH

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahlimadya Keperawatan Program Diploma Tiga Keperawatan

Diajukan Oleh :

SITI MAMUDAH

NIRM. 18089

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
JAKARTA
2021

i
KARYA TULIS ILMIAH

Judul
PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INHALASI SEDERHANA AROMATERAPI LEMON TERHADAP
MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

Dipersiapkan dan disusun oleh :

SITI MAMUDAH

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 16 Agustus 2021

DEWAN PENGUJI

Pembimbing Utama : Ns. Putri Permata Sari.,M.Kep ( )

Penguji Utama : Ns. Sri Atun W.,M.Kep.,Sp.Kep.J ( )

Penguji Kedua : Ns.Veronica Yeni R.,M.Kep.,Sp.Kep.,Mat ( )

ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang bertanggungjawab di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, Saya susun tanpa tindak plagiarisme sesuai

peraturan yang berlaku di Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Jika dikemudian hari Saya melakukan tindak plagiarisme, Saya sepenuhnya akan

bertanggungjawab dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Akademi

Keperawatan PELNI Jakarta, termasuk pencabutan gelar atas ijazah yang saya

terima.

Jakarta, 16 Agustus 2021

Penulis

Siti Mamudah

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Propasal Karya Tulis Ilmiah oleh Siti Mamudah, NIRM: 18089, dengan judul

“Pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Inhalasi Sederhana

Aromaterapi Lemon terhadap Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I” telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Jakarta, 16 Agustus 2021

Pembimbing Utama

Ns. Putri Permata Sari, M.Kep

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Pengembangan Standar Operasional Prosedur Inhalasi

Sederhana Aromaterapi Lemon Terhadap Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Trimester I”. Rangkaian penyusunan laporan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar

Ahlimadya Keperawatan di Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu/Saudara

yang penulis hormati yaitu :

1. Bapak Ahmad Samdani, SKM.,MPH Ketua YAYASAN SAMUDRA APTA.

2. Ibu Buntar Handayani, S.Kp., M.Kep., MM, Direktur Akademi Keperawatan

PELNI Jakarta.

3. Ns. Sri Atun Wahyuningsih. M.Kep., Sp.Kep.J, Ketua Prodi Akademi

Keperawatan PELNI Jakarta dan Penguji Utama Yang Telah Memberikan

masukan Saran Untuk Perbaikan Karya Tulis Ilmiah Ini.

4. Ns. Putri Permata Sari, M.Kep, Dosen Pembimbing Proposal Karya Tulis

Ilmiah.

5. Ns.Veronica Yeni R.,M.Kep.,Sp.Kep.,Mat Selaku Penguji II Yang Telah

Memberikan masukan Saran Untuk Perbaikan Karya Tulis Ilmiah Ini.

v
6. Seluruh Dosen Akademi Keperawatan PELNI Jakarta yang telah memberikan

bimbingan dan wawasan dengan sabar serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tua, serta anggota keluarga lainnya yang telah memberikan saya

doa, semangat serta dukungannya untuk menyelesaikan penyusunan Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman mahasiswa/i Akademi Keperawatan PELNI Jakarta Angkatan

XXIII dan berbagai pihak yang telah memberi dukungan.

Semoga semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, masukan dan sarah diharapkan dari

semua pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan

ilmu Keperawatan.

Jakarta, 16 Agustus 2021

Siti Mamudah

vi
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ....................................................... iii


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
A. Konsep Keperawatan Maternitas ........................................................................... 8
B. Konsep Kehamilan................................................................................................. 10
C. Mual Muntah Pada Kehamilan ............................................................................. 24
D. Konsep Inhalasi Sederhana Aromaterapi Lemon .................................................. 32
BAB III METODE PENULISAN ...................................................................... 36
A. Metodelogi ............................................................................................................ 36
B. Plan, Do, Study, and Act ........................................................................................ 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 39
A. Hasil ....................................................................................................................... 39
B. Pembahasan .......................................................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51
A. Kesimpulan............................................................................................................ 51
B. Saran ..................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... liii
LAMPIRAN ....................................................................................................... lviii

vii
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Konsep...................................................................35

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Instrumen Penulisan...............................................................41


Lampiran 2 SOP........................................................................................47

ix
DAFTAR SINGKATAN

WHO = World Health Organization

AKI = Angka Kematian Ibu

SDKI = Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SOP = Standar Operasional Prosedur

WUS = Wanita Usia Subur

HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir

FSH = Follicle Stimulating Hormone

LH = Luteinizing Hormone

HCG = Human Chorionic Gonadotropin

MSH = Melanocyte Stimulating Hormone

ISK = Infeksi Saluran Kemih

NVP = Nausea and Vomiting in Pregnancy

PDSA = Plan, DO, Study, Act

MDGs = Millenium Development Goals

SDGs = Sustainable Development Goals

HG = Hiperemesis Gradivarum

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gradiarum) adalah gejala yang

wajar dan sering terdapat pada trimester 1 kehamilan. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat juga timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-

gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir

(HPHT) dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Yantina,

Susilawati, & Yuviska, 2016). Perasaan mual ini disebabkan oleh karena

meningkatnya hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologis

kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang (Saridewi & Safitri, 2018).

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

terjadi pada multigravida. Emesis gradivarum akan bertambah berat menjadi

hiperemesis gradivarum menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali

minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat, dan

frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh semakin

berkurang hingga menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.

Kejadian mual muntah pada masa kehamilan yang terjadi di Indonesia bahwa

perbandingan insidensi mual dan muntah yang mengarah pada patologis atau

yang disebut hiperemesis gradivarum 4 : 1000 kehamilan. Diduga 50% - 90%

ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira-kira 5% dari ibu hamil

1
2

membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi

ketidakseimbangan elektrolit (Somoyani, 2018).

Lebih dari 90% ibu hamil mengalami gejala Nausea Vomiting Of

Pregnancy (NVP) pada trimester pertama kehamilan. Dua persen %

diantaranya, meningkat menjadi hiperemesis gradivarum (HG) yaitu NVP

yang lebih parah yang mengawali perawatan di rumah sakit bahkan pada kasus

ekstrim menimbulkan kematian. Mual muntah pada kehamilan biasa terjadi

pada 70-85% kehamilan, sekitar 35% wanita hamil mengalami gejala yang

cukup parah sehingga mengurangi aktivitas sehari-hari dan kehilangan waktu

untuk bekerja (Murdiana, 2016).

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa pada

tahun 2015 terdapat 216 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan, sedangkan jumlah total kematian ibu

diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia. WHO juga

mencatat jumlah kejadian emesis gradivarum mencapai 12,5% dari seluruh

jumlah kehamilan di dunia, sedangkan kejadian hiperemesis gradivarum yaitu

antara 0,3-3,2% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia.

Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2015, angka kematian ibu mencapai 305/100.000 kelahiran

hidup, yaitu berada di angka 4.834. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia,

dari angka yang dilaporkan saja, terdapat 400 ibu meninggal setiap bulan dan

15 ibu meninggal setiap harinya. Sebagian besar penyebab kematian ibu, yaitu

kejadian kematian ibu bersalin sebesar 49,5%, hamil 26,0%, dan nifas 24%.
3

Penyebab utama kematian ibu, yaitu perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi

11%, dan 37% sisanya lain-lain. Penyebab lain tersebut meliputi penyakit

jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan termasuk hiperemesis

gravidarum.

Laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017

menunjukkan gangguan atau komplikasi kehamilan yang dialami oleh wanita

15-49 tahun yang memiliki kelahiran hidup terakhir dalam 5 tahun sebelum

survei. Delapan dari sepuluh (81%) wanita tidak mengalami komplikasi

selama hamil. Di antara wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, 5

persen mengalami perdarahan berlebihan, masing-masing 3 persen mengalami

muntah terus menerus dan bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala

yang disertai kejang, serta masing-masing 2 persen mengalami mulas sebelum

9 bulan dan ketuban pecah dini, 8 persen wanita mengalami keluhan

kehamilan lainnya, diantaranya demam tinggi, kejang dan pingsan, anemia

serta hipertensi.

Dampak mual dan muntah apabila tidak ditangani dengan baik akan

menimbulkan gejala mual dan muntah yang berat (intractable) serta persisten

yang terjadi pada awal kehamilan sehingga mengakibatkan dehidrasi,

gangguan elektrolit atau defisiensi nutrien yang dikenal sebagai hiperemesis

gradivarum (Sari, 2018).

Dampak mual dan muntah jika tidak ditangani dengan baik akan

berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum atau mual muntah yang berlebihan

sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan ibu hamil


4

menjadi buruk. Dampak yang terjadi pada ibu akibat dari mual dan muntah

yaitu menurunnya cairan elektrolit di dalam tubuh ibu, sehingga terjadi

hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah, nafsu makan

menurun yang mempengaruhi tumbuh kembang janin, gangguan nutrisi,

dehidrasi, kelemahan dan penurunan berat badan (Marlina, Rakhmawati &

Setiyawan,2020).

Mual dan muntah dapat ditangani secara farmakologi dengan

diberikan obat-obatan untuk mengurangi mual muntah seperti obat anti

emetik/vitamin B6, akan tetapi dari obat-obatan tersebut mempunyai efek

samping antara lain seperti, sakit kepala, diare dan mengantuk. Pengobatan

lain yang diberikan adalah secara non farmakoterapi atau terapi komplementer

yang mempunyai kelebihan lebih mudah dan tidak mempunyai efek

farmakoterapi, salah satu terapi yang aman dan bisa diberikan pada ibu hamil

yang mengalami mual muntah dengan memberikan aromaterapi lemon

(Cholifah & Nuriyanah, 2019).

Lemon minyak esensial (citrus lemon) adalah salah satu yang paling

banyak digunakan minyak herbal dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat

yang aman pada kehamilan. Menurut studi 40% wanita telah menggunakan

aroma lemon untuk meredakan mual muntah 26,5% mereka telah dilaporkan

sebagai cara efektif untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan, serta

menghasilkan efek anti cemas, anti depresi, anti stress dan untuk mengangkat

dan memfokuskan pikiran (Saridewi & Safitri, 2018).


5

Hasil penelitan yang dilakukan Maesaroh dan Putri tahun 2018

dengan judul “Inhalasi Aromaterapi Lemon Menurunkan Frekuensi Mual

Muntah pada Ibu Hamil di Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten Pesisir

Barat” mendapatkan hasil bahwa pemberian inhalai aromaterapi lemon efektif

menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil dengan penurunan 4,86

kali frekuensi mual muntah.

Penelitian yang dilakukan oleh Astriana, Putri, & Aprilia (2015)

melakukan penelitian di BPS Varia Mega Lestari Batupuru Keccamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan pada ibu hamil trimester 1 didapatkan 15

responden yang mengalami mual muntah, setelah diberikan inhalasi

aromaterapi lemon didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan dan terdapat

pengaruh setelah pemberian inhalasi aromaterapi lemon dan dapat digunakan

sebagai terapi non farmakoterapi untuk mengurangi mual muntah sehingga

bisa mengurangi penggunaan obat farmakologi yang ada efek sampingnya.

Berdasarkan uraian diatas, dampak dari mual dan muntah pada ibu

hamil trimester 1 dapat mengakibatkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau

defisiensi nutrien, kemudian di dukung dari berbagai jurnal terkait manfaat

inhalasi sederhana aromaterapi lemon terhadap penurunan mual dan muntah

ibu hamil trimester 1, maka penulis tertarik untuk mengembangkan judul

“Pengembangan Standar Operasional Prosedur Inhalasi Sederhana

Aromaterapi Lemon Terhadap Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I”.
6

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan SOP ini adalah “Pentingnya Standar

Operasional Prosedur Inhalasi Sederhana Aromaterapi Lemon terhadap Mual

dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I”.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan SOP ini mengembangkan standar operasional prosedur

inhalasi sederhana aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu

hamil trimester I.

2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran penerapan SOP pengaruh inhalasi sederhana

aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester

I.

b. Menentukan langkah-langlah yang tepat dalam pemberian inhalasi

sederhana aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu

hamil trimester I.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

upaya non farmakoterapi bagi masyarakat dengan inhalasi sederhana

aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

2. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Keperawatan
7

a. Sebagai acuan dan panduan dalam mengembangkan SOP inhlasi

sederhana aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu

hamil trimester I.

b. Sebagai informasi bagi pelaksanaan panulisan pada masa akan datang

dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan tentang pengaruh inhalasi sederhana aromaterapi lemon

terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

3. Manfaat Bagi Penulis


Dalam penyusunan SOP ini diharapkan penulis mendapat pengalaman

dalam mengembangkan SOP inhalasi sederhana aromaterapi lemon

terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

4. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan


Hasil penulisan ini diharapkan SOP inhalasi sederhana aromaterapi

lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I menjadi

alternatif non farmakoterapi terhadap mual dan muntah pada ibu hamil

trimester I yang dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Maternitas


1. Definisi
Keperawatan maternitas merupakan suatu sistem dari pelayanan

kesehatan. Diperlukan kemampuan peawat dan keluarga wanita usia subur

(WUS) untuk membantu ibu agar mampu beradaptasi secara fisik,

psikologis dan psikososial pada masa kehamilannya (masa prenatal), masa

melahirkan (masa intranatal), dan masa pasca melahirkan (masa postnatal)

serta masa interpartal (Nuraeni, 2017).

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan profesional berkualitas

yang menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentral pelayanan

kepada ibu, sehingga ibu bisa melalui masa adaptasi secara fisik,

psikologis dan psikososial selama proses kehamilan, melahirkan, nifas,

serta adaptasi dengan kehadiran bayi baru lahir (Apriza, dkk, 2020).

2. Peran Perawat Maternitas


Adapun peran perawat maternitas yaitu :

a. Care giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan. Perawat dapat

memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak

langsung kepada klien dengan menggunakan proses keperawatan

meliputi; pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelakasanaan dan

evaluasi (Wirentanus, 2019).

b. Educator, yaitu membantu klien dalam meningkatkan pengetahuan

kesehatan, gejala penyakit, bahkan tindakan yang akan diberikan,

8
9

sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah diberikan

pendidikan kesehatan (Metrikayanto, Sulityoningsih, &

Mudayatiningsih, 2018).

c. Counselor, yaitu perawat melakukan konseling/nasehat keperawatan

sebagai salah satu usaha untuk memecahkan masalah secara efektif

(Mulyadi & Jumariah, 2017).

d. Researcher, yaitu perawat mengidentifikasi masalah dan mencari

solusi melalui investigasi ilmiah baik secara mandiri maupun

kolaborasi (Wahyudi, 2020).

e. Advocator, yaitu perawat memberikan perlindungan tehadap klien

(Mugihartadi, 2019).

f. Coordinator, yaitu perawat bekerja sama dengan anggota keluarga,

pelayanan kesehatan dan sosial, dan sektor lain untuk meningkatkan

akses pelayanan kesehatan (Wahyudi, 2020).

g. Collaborator, yaitu perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain

seperti dokter, ahli gizi, fisioterapis, laboran dan lain-lain dengan

upaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan

termasuk bertukar pendapat atau diskusi dalam menentukan pelayanan

yang akan diberikan pada pasien (Hutahaean, 2020).

h. Change Agent, yaitu perawat bertugas mengubah atau memodifikasi

lingkungan, misalnya lingkungan rumah sehingga bisa meningkatkan

mobilitas dan menerapkan asuhan keperawatan mandiri (Wahyudi,

2020).
10

B. Konsep Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrautarine

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya

kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40

minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu

ini disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu

disebut kehamilan premature (Khairoh, Rosyariah, & Ummah, 2019).

Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel sperma

sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnnya janin

(Yuliani, Musdalifah & Suparmi, 2017). Proses kehamilan normalnya

berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan kalender.

Lamanya kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT),

namun sebenarnya fertilisasi terjadi sekitar 2 minggu setalah HPHT.

Sehingga umur janin pascakonsepsi kurang dari seminggu dari

perhitungan sejak HPHT, yaitu 266 hari atau 38 minggu. Usia

pascakonsepsi tersebut akan di gunakan untuk mengidentifikasi

perkembangan janin (Atiqoh, 2020).

Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang

disebabkan pembukaan sel telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan

terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis.

Kehamilan dibagi atas 3 trimester yaitu trimester I, trimester II dan

trimester III (Yuliani, dkk, 2021).


11

2. Proses Terjadinya Kehamilan


Ovulasi merupakan proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

sistem hormonal yang komplek. Dengan pengaruh FSH, folikel primer

mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke

permukaan ovarium mengeluarkan hormon yang dapat mempengaruhi

gerakan dari tuba. Dengan pengaruh LH yang semakin besar, terjadi

proses pelepasan ovum (ovulasi), dengan gerakan aktif tuba maka ovum

telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbria tuba. Ovum yang

tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dan siap untuk

dibuahi (Atiqoh, 2020).

Peristiwa konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi

ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi terjadi peristiwa matangnya

sel telur sehingga siap untuk dibuahi. Pada saat coitus, 305 cc semen yang

ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah spermatozoa

sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus melintasi uterus

menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi perubahan, sel telur akan mengalami

kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan

darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah

dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh

menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan

tuba disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada orang tersebut

(Situmoarang, dkk, 2021).

Zigot yang memiliki 46 kromosom akan membelah menjadi

blastomer. Selama berada dalam tuba uterina, zigot terus membelah


12

menjadi stadium 2 sel, stadium 4 sel, stadium 8 sel, kemudian menjadi

morula (stadium 16 sel) yang akan memasuki rongga rahim sekitar 3 hari

pascafertilisasi. Sel membelah cepat namun tidak bertambah ukurannya

dan masih dikelilingi lapisan zona pelusida. Selanjutnya cairan di antara

sel-sel morula berakumulasi membentuk blastokista dini. Dinding vesikel

blastokista primitif terdiri atas lapisan tunggal ekstoderm. Hari ke 4-5

pascafertilisasi, stadium 58 sel, blastokistan berdiferensiasi menjadi 5 sel

pembentuk embrio (massa sel dalam) dan 53 sel membentuk trofoblas.

Massa sel dalam akan berkembang menjadi embrio dan memberan embrio

(amnion), sedangkan sel luar mengelilingi rongga (trofoblas) akan

berkembang menjadi korion dan bagian embrionik plasenta. Selanjutnya

menjadi stadium blastokista 107 sel yang memiliki ukuran sama dengan

ukuran zigot pada awal pascafertilisasi, dengan diameter 0,155 mm.

Stadium blastokista 107 sel terbagi menjadi 8 sel formatif pembentuk

embrio dan 99 sel trofoblastik (Cunningham, dkk, 2017).

Blastokista dilepaskan dari zona pelusida pada stadium blastokista 107

sel akibat sekresi protease khusus dari kelenjar endometrium yang berada

pada fase sekresi. Selanjutnya blastokista akan melepaskan sitokinin dan

hormon yang dapat mempengaruhi penerimaan endometrium. Embrio

telah mampu menghasilkan hormon chorionic gonodotropin (HCG) yang

dapat mempengaruhi penerimaan endometrium. Selanjutnya akan terjadi

hubungan antara trofoblas dengan sel epitel endometrium yang


13

memungkinkan pelepasan hormon yang diberikan trofoblas ke dalam

kavum uteri (Yuliani, dkk, 2021).

Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh

dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari

darah dan jaringan ibu oleh lapisan sitotrofoblas di sisi bagian dalam dan

sitotrofoblas bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran

nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan

berkembang dari serangan omunologik maternal. Plasentasi merupakan

proses pembentukan struktur dan janin plasenta. Setelah nidasi embrio ke

dalam endometrium, plasenta dimulai. Pada manusia, plasenta berlangsung

selama smpai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Prawirohardjo, 2017).

3. Tanda-Tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan yang dialami oleh ibu hamil dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu tanda kemungkinan hamil, tanda tidak pasti hamil dan

tanda pasti hamil.

a. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil

Menurut Nurhayati (2021), tanda kemungkinan kehamilan yaitu:

1) Amenorea/ tidak mengalami menstruasi (terlambat haid).

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis).

3) Pusing.

4) Miksi/ sering buang air kecil.

5) Pigmentasi kulit terutama di daerah muka, aerola payudara, dan

dinding perut.
14

6) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.

7) Payudara menegang dan sedikit nyeri.

8) Epulis; hipertropi dari pupil gusi.

b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

Menurut Situmorang, dkk (2021), tanda-tanda tidak pasti

kehamilan sebagai berikut :

1) Rahim membesar.

2) Tanda Chadwick, berupa adanya perubahan warna pada bagian

selaput lendir dan juga vagina yang semakin ungu.

3) Tanda Hegar, berupa perlukaan pada daerah isthmus uteri,

sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih

tipis dan uterus mudah difleksikan. Tanda ini terlihat pada minggu

ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

4) Tanda Piscaseck, berupa pembesaran uterus yang tidak merata

hingga dapat terlihat menonjol di bagian uterus yang dekat

implantasi plasenta.

5) Tanda Braxton hicks, berupa uterus berkontraksi bila dirangsang.

6) Tanda Goodell‟s sign, berupa servik yang menjadi lunak.

7) Ballotement, berupa adanya sesuatu yang memantul di uterus.

c. Tanda Pasti Kehamilan

Menurut Jannah (2018), tanda pasti kehamilan yaitu :

1) Sinar Rontgen

Pada pemeriksaan sinar rontgen terlihat rangka rahim.


15

2) Ultrasonografi (USG)

Dapat terlihat gambaran janin berupa kantong janin panjang janin

dan diameter hiarietal hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan

dengan menggunakan USG.

3) Palpasi

Dapat dilakukan dengan palpasi menurut leopold pada akhir

trimester II.

4) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat diketahui dengan fetak electrocardiograph (pada kehamilan

12 minggu), dengan doppler (kehamilan 12 minggu) dan stetoskop

leanec (kehamilan 18-20 minggu).

5) Gerakan Janin

Gerakan janin dapat dirasakan ibu primagravida pada umur

kehamilan 18 minggu, sedangkan ibu multigravida pada usia

kehamilan 16 minggu.

4. Adaptsi Fisiologi Selama Kehamilan


a. Uterus
Uterus merupakan organ otot lunak yang sangat unik mengalami

perubahan cukup besar selama kehamilan. Uterus akan mengeras pada

bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang

kadarnya meningkat. Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar

(Sebesar telur bebek), kemudian pada kehamilan 12 minggu akan


16

menjadi sebesar telur angsa. Pada permulaan kehamilan, posisi rahim

dalam posisi antefleksi atau retrofleksi (Rukiyah, 2017).

Uterus berfungsi untuk menunjang pertumbuhan hasil konsepsi

selama kehamilan. Uterus berbentuk seperti buah pir diantara rektum

dan kandung kemih. Pada wanita yang belum pernah melahirkan berat

uterus 30-40 g, dan pada wanita yang pernah melahirkan berat uterus

75-100 g. Uterus diikat oleh ligamentum rotundum, kardinal dan

uterosakral. Uterus dibagi menjadi serviks, segmen bawah uterus dan

korpus uterus. Servik membuka kearah uterus melalui ostium interna

dan ke arah vagina melalui ostium eksterna. Segmen bawah uterus

sepertiga dari bagian bawah uterus, pembukaan dan penipisan servik

saat persalinan disebabkan oleh otot segmen bawah uterus. Korpus

merupakan segmen terbesar uterus. Fundus merupakan bagian paling

atas dari uterus antara tuba falopi, fundus uterus pasokan darah berasal

dari arteri ovarika, sementara segmen bawah, servik dan korpus darah

berasal dari arteri uterina (Febriyeni, dkk, 2021).

b. Indung Telur
Organ ini berfungsi menghasilkan ovum untuk fertilisasi, serta

menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Di dalam ovarium

terjadi siklus perkembangan folikel dari folikel primordial menjadi

folikel de Graff yang pada fase ovulasi akan muncul ke permukaan

ovarium dan mengeluarkan ovum. Sisa dari folikel de Graff yang ada

di ovarium akan berkembang menjadi korpus luteum yang akan


17

menghasilkan progesteron dan berdegenerasi. Jika terjadi pembuahan,

maka akan menjadi korpus albican (Hani, 2018).

c. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalmi perubahan karena

hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan

otot, maka serviks mengandung lebih banyak jaringan ikat, hanya 10%

jaringan otot. Di bawah pengaruh hormon progesteron, sel epitel

kelenjar yang terdapat di sepanjang kanalis servisis uteri yang

menghasilkan sekret sehingga membentuk suatu penyumbatan serviks

yang disebut operculum atau mucous plug sehingga melindungi kavum

uteri dari infeksi. Perubahan pada mulut rahim meliputi bertambahnya

pembuluh darah pada keseluruhan alat reproduksi yang menyebabkan

teradi perlunakan pada mulut rahim disebut tanda Godell. Perlunakan

bagian istimus rahim disebut tanda hegar (Bandiyah, 2017).

d. Vagina
Pada permulaan kehamilan, vagina dan serviks memilki warna

merah yang hampir biru (normalnya), warna bagian ini pada wanita

yang tidak hamil adalah merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan

oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesteron

(Rukiyah, 2017).

e. Mammae
Jaringan glandular dari payudara membesar dari puting menjadi

lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang

membesar terjadi pada waktu menjelang persalianan. Hal ini terjadi

karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh aktivitas


18

hormon. Estrogen menyebabkan pertumbuhan tubulus lactiferus dan

duktus yang menyebabkan penyimpanan lemak. Progesteron

menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih vaskularisasi dan mampu

bersekresi. Hormon pertumbuhan dan glukokortikosteroid juga

mempunyai peranan penting dalam perkembangan ini. Prolaktin

merangsang produksi kolostrum dan air susu ibu (Jannah, 2018).

f. Sistem Endokrin
Perubahan hormonal selama kehamilan berhubungan dengan

aktivitas plasenta. HCG yang dihasilkan oleh plasenta menyebabkan

munculnya gangguan nafsu makan, perubahan pola tidur, dan

perubahan toleransi makanan. Pada hormon progesteron ada efek

sedative sehingga berhubungan dengan perubahan pola tidur pada ibu

hamil. Pada masa kehamilan berlangsung maka akan terjadi sekresi

hormon FSH dan LH dari kelenjar secara minimal. Peningkatan

aktivitas tiroid meningkatkan laju metabolik basal yang menyebabkan

peninggian konsumsi oksigen dan sumber energi metabolik. Hal

tersebut menyebabkan terjadinya dispnea yang dialami oleh sebagian

besar wanita pada beberapa waktu selama kehamilan. Mengalami

nausea (mual dan muntah) pada masa awal trimester pertama

kehamilan sangat berhubungan dengan peningkatan T4, HCG dan

TSH. Pada trimester pertama kadar hormon relaksin sangat tinggi,

bekerja sinergis dengan progesteron untuk menghambat kontraktilitasi

miometrium (Fitriani, 2019).


19

g. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan terhadap

beberapa perubahan yang terjadi. Meskipun perubahan sistem

kardiovaskular terlihat pada awal trimester pertama kehamilan,

perubahan pada sistem kerdiovaskular ters berlanjut ke trimester kedua

dan ketiga (Nani, 2018).

h. Sistem Perkemihan
Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat,

dan perbesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor ini

menyebablan meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin

turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan

semakin meningkatkan berkemih, walaupun gejala ini sangat tidak

menyenangkan, hal ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti

(Kusmiaty, dkk, 2017).

i. Sistem Pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat.

Tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh

traktusgestivus juga berkurang. Makanan lebih lama beradsa di dalam

lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-

usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi akan tetapi menimbulkan

pola obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama

wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama

kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari,

dikenal sebagai morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan


20

terlalu banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gradivarum, keadaan

ini patologik. Salivasi ini adalah disebut pengeluaran air liur

berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, ini pun menjadi

patologik (Yuliani, dkk, 2021).

j. Sistem Pernapasan
Frekuensi pernafasan tidak berubah dan elevsi diafragma

menurunkan volume paru saat istirahat namun terdapat peningkatan

“tidal volume”, sebesar 40% serta terjadi kenaikan “minute

Ventilation” dari 7,25 liter menjadi 10,5 liter. Tekanan CO2 (pCO2)

plasma fetus lebih besar dibanding plasma maternal sehingga CO2

dengan mudah kedalam darah maternal. Selain hal ini, akibat

hiperventilasi pulmonal kadar CO2 dalam plasma maternal menurun

sekitar 8% dibandingkan pada masa sebelum kehamilan (Situmurang,

dkk, 2021).

k. Sistem Integumen
Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan

pigmentasi delama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada

kelompk wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat

dikenali pada payuadara, abdomen, vulva dan wajah. Ketika terjadi

pada kulit dan muka (biasanya pada daerah pipi dan dahi) dan dapat

mengubah penampilan wanita tersebut. Linea alba, garis putih tipis

yang membentang dari simpisis pubis sampai umbilicus, dapat menajdi

gelap yang biasa disebut linea niga. Peningkatan pigmentasi ini akan

berkurang sedikit demi sedikit setelah lama kehamilan. Tingginya


21

kadar hormon yang tersikulasi dalam darah dan peningkatan regangan

pada kulit abdomen, paha, dan payudara bertanggung jawab pada

timbulnya garis-garis yang berwarna merah muda atau kecokelatan

pada daerah tersebut. Tanda tersebut biasa dikenal dengan nama striae

gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap atau hitam. Striae gravidarum

ini akan berkurang setelah masa kehamilan dan biasanya tampak

seperti garis-garis yang berwarana keperakan pada wanita kulit putih

atau warna gelap/hitam yang mengilap (Atiqoh, 2020).

5. Adaptasi Psikologi Pada Ibu Hamil


Kehamilan akan memberi waktu pada seorang perempuan untuk

mempersiapkan persalinan, melengkapi tugas kehamilan kemudian akan

berperan menjadi seorang ibu. Perubahan psikososial yang sering terjadi

pada kehamilan anatar lain pada trimeter I menerima kehamilan, trimester

II menerima bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran sebagai akhir

dari kehamilan (Karjatin, 2016).

Pada awal kehamilan, seorang perempuan akan beradaptasi terhadap

peran barunya untuk menerima kehamilan dan menyesuaikan diri terhadap

peran barunya untuk menerima kehamilan dan menyesuaikan diri terhadap

peran barunya ke dalam kehidupan kesehariannya. Ia harus bisa merubah

konsep diri terhadap peran barunya ke dalam kehidupan kesehariannya. Ia

harus bisa merubah konsep diri menjadi calon ornag tua. Secara bertahap,

ia berubah dari seseorang yang bebas dan fokus pada diri sendiri, menjadi

seorang yang berkomitmen untuk memberi kasih sayng pada individu lain.
22

Pada tahap ini, ia memiliki tugas perkembangan untuk menerima

kehamilannya meskipun belum ada tanda yang pasti, mengidentifikasi

peran baru dan mengatur kembali hubungannya dengan lingkungan sekitar

karena kehamilannya (Pangesti, 2018).

6. Tanda dan Bahaya Kehamilan


a. Mual, Muntah dan Pusing
Pada ibu yang hamil, ada gangguan yang berupa mual hingga

muntah. Keadaan ini ssering dialami ibu pada pagi hari, sehingga ada

istilah morning sickness. Namun kejadian ini ternyata tidak hanya

berlaku pada pagi hari saja, tetapi datang seswaktu-waktu dan bersifat

tiba-tiba. Kondisi ibu hamil terkadang „unpredictable‟ karena bisa juga

yang tadinya segar bugar dan sehat, tiba- tiba mengalami pusing, mual

hingga muntah dan lemas. Terkadang beristirahat sebentar dengan cara

berbaring dapat membantu. Keadaan ini bisa berlangsung lama atau

hanya sebentar sajar (Chomariah, 2019).

b. Perdarahan Vagina
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari 22

minggu. Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami

perdarahan yang sediki (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat

haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan

hasil konsepsi pada dinding rahim) yang dikenal dengan tanda

Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam

kehamilan, perdarahan ringan terjadi pertanda servik yang rapuh


23

(erosi). Perdarahan dalam proses ini dapat dikatakan normal namun

dapat diindikasikan terdapat tanda-tanda infeksi (Desiana, 2018).

c. Sakit Kepala yang Hebat


Cephalgia yang dialami ibu hamil di trimester pertama disebabkan

terdapat peningkatan aliran darah ke tubuh. Ketika ibu hamil dalam

keadaan duduk, kemudian berbaring dan sebaliknya, sistem sirkulasi

darah sulit beradaptasi pada keadaan ini sehingga menyebabkan

cephalgia. Sakit kepala atau pusing yang lebih sering dari biasanya

dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Faktor lain yang

dapat menyebabkan cephalgia adalah pola makan yang tidak teratur,

perasaan tegang dan depresi (Kurniyati, Satriawati & Camila, 2020).

d. Nyeri Abdomen yang Hebat


Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum biasa terjadi pada

kehamilan, nyeri tersebut bisa terjadi pada kehamilan trimester kedua

dan ketiga. Apabila nyeri tersebut terasa pada trimester kedua atau

ketiga maka diagnosanya mengarah pada solusi plasenta yang bisa

dilihat baikk dari jenis nyeri maupun peradarahan yang terjadi

(Eqlima, 2020).

e. Bengkak pada Muka dan Tangan


Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang pada saat beristirahat, dan disertai

dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda

anemia, gagal antung atau preeklamsi (Rukiyah, 2017).


24

C. Mual Muntah Pada Kehamilan


1. Definisi
Mual (nausea) dan muntah (emesis gradivarum) adalah gejala yang

wajar dan sering terdapat pada trimester I kehamilan. Mual biasanya

terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah haid pertama

terakhir (HPHT) dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu

(Yantina, Susilawati & Yuviska, 2016).

2. Etiologi
Etiologi Nausea and Vomitng in Pregnancy (NVP) yang belum

diketahui secara pasti berdampak pada belum adanya pengobatan definitf

dalam penatalaksanaan NVP. Hingga saat ini, terdapat berbagai panduan

yang menyatakan bahwa sebagai NVP adalah self-limiting dan tidak

memerlukan pengobatan secara farmakologis. Namun, pada beberapa

kasus pengobatan farmakologis juga diperlukan dalam penanganan NVP

terutama NVP yang gejalanya mengganggu aktivitas sehari-hari atau

menimbulkan komplikasi (Wulandari & Trapika, 2017).

a. Hormon Estrogen dan Progesteron

Hormon progesterone dibentuk oleh corpus hiteum. Peningkatan

hormon estrogen dan progesterone dapat mengganggu system

pencernaan ibu hamil, dan membuat kadar asam lambung menngkat

hingga muncul keluhan mual dan muntah. Hormone ini dapat

memperlambat fungsi metabolism termasuk system pencernaan

(Runiari, 2017).
25

b. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)

Hormon hCG dalam aliran darah sangat membantu untuk menjaga

persediaan estrogen dan progesterone serta untuk mencegah masa

menstruasi. Meningkatnya hormone hCG secara tibia-tiba dapat

mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut, dan efek ini berupa rasa

mual. Hormone ini juga menyebabkan hilangnya gula dari darah, yang

dapat menimbulkan perasaan sangat lapar dan sakit. Jadi hormone

hCG ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan muntah

pada ibu hamil (Prawirohardjo, 2017).

3. Tanda dan Gejala


Gejala mual-mual sering muncul pada fase ini. Gejala lain diantaranya

produksi air liur berlebihan, sering buang air kecil, perubahan suasan hati,

lekas marah, timbul jerawat, perut kembung dan ngidam. Putting susu

mulai membesar dan aerola juga lebih besar dan lebih untuk

mempersiapkan ASI untuk buah hatinya nanti (Purwoastuti & Walyani,

2015).

4. Faktor yang Mempengaruhi Mual Muntah


Penyebab hiperemesis gradivarum belum diketahui secara pasti.

Faktor resiko penyakitnya adalah nulipara, usia muda, diabetes yang sduah

ada sebelumnya, gangguan kejiwaan, penyakit hati, atau hipertiroid (Kaya,

dkk, 2016).
26

a. Faktor Adaptasi Hormonal

1) Anemia

Anemia pada ibu hamil disebabkan karena masih kurang dan

rendahnya asupan gizi, dan juga diebabkan karena ketidaktahuan

tentang pada makan yang benar. Zat besi sangat dibutuhkan untuk

perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi

sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu

hamil menderita anemia (Roosleyn, 2018).

2) Primigravida

Mual muntah pada primagravida dipengaruhi oleh kadar hormon

kehamilan. Ketika seorang wanita hamil anak pertama, kadar

hormonal akan mengalami peningkatan lebih dibandingkan pada

multigravida. Wanita multigravida sudah mampu beradaptasi

dengan hormon kehamilan tersebut karena sudah mempunyai

pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan, sehingga mual

muntah yang dialami primagravida biasanya lebih tinggi

dibandingkan multigravida (Oxorn, 2018).

3) Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa merupakan penyakit yang berasal dari kelainan

pertumbuhan trofoblas plasesenta atau calon plasenta dan disertai

dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidopik. Mola

hidatidosa yang dikenal sebagai hamil anggur merupakan

kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat


27

kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan

permkaan membran (villi) yang mirip gerombolan buah anggur

(Septiyaningsih, Kusumawati & Ulfah, 2018).

b. Faktor Usia

Mual dan muntah terjadi pada umur di bawah 20 tahun disebabkan

oleh belum cukupnya kematangan fisik, mental, dan fungsi sosial dari

calon ibu sehingga dapat menimbulkan keraguan jasmasi, cinta kasih,

serta perawatan dan asuhan bagi anak yang akan dilahirkannya. Mual

dan muntah yang terjadi diatas umur 35 tahun disebabkan oleh faktor

psikologis akibat ibu belum siap hamil atau bahkan tidak

menginginkan kehamilannya lagi sehingga akan merasa sedemikian

tertekan dan menimbulkan stres pada ibu (Varney, 2017).

c. Faktor Psikosomatik

Kecemasan adalah sinyal yang menyadarkan seseorang untuk

memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan

seseorang mengambil tindakan guna mengatasi ancaman. Kecemasan

yang berlebihan dapat memacu kejadian hipermesis gradivarum

(Ibrahim, 2018). Stress atau beban psikologik merupakan salah satu

penyebab terjadinya mual muntah. Keadaan ini memegang peran

penting dalam dalam mencetuskkan gejala mual muntah yang berlebih

meskipun hubungannya belum diketahui dengan pasti (Rofi‟ah,

Widatiningsih & Arfiana, 2019).


28

d. Riwayat Keturunan

Riwayat keturunan adalah riwayat kesehatan keluarga yang

berperan penting dalam kelanjutan suatu penyakit dari generasi ke

generasi berikutnya. Setiap ibu hamil trimester I berpeluang

mengalami kejadian hipermesis gradivarum. Namun, salah satu hal

yang dapat meningkatkan adalah riwayat keluarga, baik orang tua atau

saudara kandung perempuan yang pernah mengalami kejadian

hipermesis gradivarum selama kehamilan. Genetik juga dapat

berkaitan karena terdapat peningkatan insidensi mual dan muntah pada

wanita yang memiliki ibu yang mengalami gejala tersebut selama

kehamilan (Tiran, 2018).

e. Faktor Endokrin

Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron,

estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi

faktor pencetus mual muntah. Peningkatan hormon progesteron

menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami

relaksasi. Hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung

sehingga pengososngan lambung melambat. Refleks esofagus,

penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam

hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah

(Wiknjosastro, 2017).
29

f. Makanan

Makanan-makanan berminyak dapat menyebabkan mual dan

muntah pada ibu hamil. Fungsi sistem pencernaan yang telah menurun

akibat hormon akan semakin memburuk saat mendapat asupan

makanan yang pedes dan berminyak (Pratami, 2016).

5. Derajat Mual Muntah

a. Derajat I

Muntah yang terus menerus disertai dengan penurunan nafsu

makan dan minum, terdapat penurunan berat badan dan nyeri

epigastrium, frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan

tekanan darah sistolik menurun, dan pada pemeriksaan fisis ditemukan

mata cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit dan penurunan

jumlah urin.

b. Derajat II

Ibu hamil memuntahkan semua yang dimakan dan diminum, berat

badan cepat menurun, dan ada rasa hasu yang hebat, frekuensi nadi

berada pada rentang 100-140 kali/menit, tekanan darah sistolik kurang

dari 80 mmHg, terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang ikterus, dan

ditemukan aseton serta bilirubin dalam urin.

c. Derajat III

Ditandai dengan muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi

kesadaran pasien menurun (delirium sampai koma), mengalami


30

ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung dan dalam urin

ditemukan bilirubin dan protein.

6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan mual muntah meliputi pencegahan,

mengurangi mual muntah, koreksi dehidrasi dan ketidakseimbangan

elektrolit, pemberian vitamin dan kalori yang adekuat untuk

mempertahankan nutrisi (Rofi‟ah, Widatingingsi & Arfiana, 2019).

a. Farmakoterapi
Penatalaksanaan mual muntah dengan farmakoterapi bisa dilakukan

terapi obat-obatan yaitu dengan diberikan sedatif ringan (fenobarbital

(Luminal) 30 miligram, Valium) sebagai obat penenang. Antialergi

(Antihistamin, Dramamin, Avomin). Obat anti mual muntah

(Mediamer B6, Emetrole, Stimetil, Avopreg) untuk menurunkan

keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil. Dan vitamin

(terutama vitamin B kompleks, vitamin C) untuk mempertahankan

kesehatan saraf, jantung, otot polos, peningkatan pertumbuhan dan

perbaikan sel pada ibu dan janin. Suplemen vitamin B6 dan zinc juga

krom dapat sangat efektif, khususnya bagi wanita yang baru

menggunakan pil kontrasepsi karena pil ini merusak kemampuan tubuh

dalam menyerap nutrisi-nutri tersebut dari makanan yang dimakan

(Tiran, 2018).

b. Non Farmakoterapi
1) Akupresur
Akupresur adalah cara pijat berdasarkan ilmu akupuntur atau

bisa juga disebut akupuntur tanpa jarum. Terapi akupresur menjadi


31

salah satu terapi non farmakoterapi berupa terapi pijat pada titik

meridin tertentu yang berhubungan dengan organ dalam tubuh

untuk mengatasi mual muntah (Sulistriani, 2018).

2) Akupuntur
Akupuntur adalah cara pengobatan dengan cara menusuk jarum.

Akupuntur adalah suatu ilmu dan seni pengobatan tradisional

dengan tujuan utama menjaga keseimbangan bioenergi dalam

tubuh manusia. Menusukkan jarum akupuntur tipis khusus ke

dalam kulit pada titik-titik tertentu akan membantu melepaskan,

menstimulasi dan menyeimbangkan kembali energi sehingga

mengalir kembali dengan benar (Rajin, 2020).

3) Pengobatan Bach Flower


Perbedaan terapi Bach Flower Remedies dengan aromaterapi

adalah aromaterapi dicium dengan indra penciuman, tapi Bach

Flower Remedies diteteskan atau diminum sehingga masuk ke

sistem tubuh. Terapi Bach Flower ini dapat diberikan pada ibu

hamil hipermesis gravidarum dengan menggunakan Rescue

Remedy. Rescue Remedy merupakan kombinasi lima dari 38

pengobatan: rock rose, star of bethelehem, impatients, cherry plum,

dan clematis. Ini adalah obat antistres yang menakjubkan, bagus

untuk saraf, panik, kecemasan, dan histeria (Atiqoh, 2020).

4) Aromaterapi
Aromaterapi adalah suatu cara perawatan tubuh dan atau

penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial.

Teknik pengobatan dengan aroma minyak esensial dari proses


32

penyulingan berbagai bagian tanaman, bunga, maupun pohon yang

masing-masing mengandung sifat teapi yang berbeda (Ramadhan

& Zettira, 2017).

7. Alat Ukur/Instrumen
Alat ukur yang digunakan yaitu menggunakan Rhodes Index Nausea

Vomiting and Retching (RINVR). RINVR merupakan instrumen untuk

menilai mual dan muntah yang terdiri dari delapan pernyataan dengan lima

pilihan jawaban yang mengkaji secara subyektif dan obyektif. Instrumen

ini memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi, dimana nilai

Cronbach’s alpha 0.912-0,968, Spearman’s coeficient: 0,9621,00, P <

0,0001. Skor minimal instrumen RINVR adalah 0 dan skor tertinggi 32

(Rihiantoro, Oktavia & Udani, 2018).

D. Konsep Inhalasi Sederhana Aromaterapi Lemon


1. Definisi
Aroma terapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau wangi,

dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau

penyembuhan. Sehingga aroma teraphy dapat diartikan sebagai: “suatu

cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan

menggunakan minyak essensial (essensial oil)” (Jaelani, 2017).

Aromaterapi inhalasi merupakan minyak esensial yang dihirupkan

sampai pada paru, dimana memberikan manfaat baik secara psikologis dan

fisik. Tidak hanya aroma dari minyak esensial yang merangsang otak

untuk memicu suatu reaksi, bahan-bahan alami yang terdapat dalam


33

minyak esensial; pada saat terhirup juga memberikan beberapa efek

terapeutik (Yoshika & Purwoko, 2016).

2. Manfaat Inhalasi Aromaterapi Lemon


Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2017) manfaat aromaterapi antara

lain:

a. Mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan

b. Mengurangi perasaan ketegangan

c. Meningkatan esehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa

d. Menjaga kestabilan ataupun keseimbangan sistem yang terdapat dalam

tubuh menjadi sehat dan menarik

e. Merupakan pengobatan holistik untuk menyeimbangkan semua fungsi

tubuh

3. Kelebihan dan Keunggulan Inhalasi Aromaterapi Lemon


Menurut Jaelani (2017), metode penyembuhan ini sudah berlangsung

secara turun-temurun. Sehingga wajar apabila ketertarikan dan respons

masyarakat terhadap aromaterapi menjadi semakin besar. Sekalipun

metode yang digunakannya tergolong sederhana namun cara terapi ini

memiliki beberapa keunggulan dan kelebihan dibandingkan dengan

metode penyembuhan lainnya.

a. Biaya yang dikeluarkan relatif murah

b. Bisa dilakukan dalam berbagai tempat dan keadaan

c. Tidak mengganggu aktivitas yang bersangkutan

d. Dapat menimbulkan rasa senang pada orang lain


34

e. Cara pemakaian tergolong praktis

f. Efek zat yang ditimbulkannya tergolong cukup aman dan bagi tubuh

g. Khasiatnya terbukti cukup manjur dan tidak kalah dengan metode

terapi lainnya

4. Kandungan Inhalasi Aromaterapi Lemon


Aromaterapi lemon memiliki kandungan yang dapat membunuh

bakteri meningokokus (meningococcus), bakteri tipus, memiliki efek anti

jamur dan efektif untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan, serta

menghasilkan efek cemas, anti depresi, anti stres dan untuk mengangkat

dan memfokuskan pikiran (Vitriningsih & Khadijah, 2019).

5. Cara Pemberian Inhalasi Aromaterapi Lemon


Adapun cara pemberian inhalasi aromaterapi lemon menurut

Koensomardiyansah (2018) sebagai berikut :

a. Mencuci tangan

b. Menjaga privasi pasien

c. Mengatur pasien pada posisi duduk

d. Meneteskan 2-3 tetes aromaterapi ke tissu/sapu tangan/bola kapas

e. Pasien mengirup aromaterapi pada tissu/sapu tangan/bola kapas

sebanyak 3 kali pernafasan dan diulangi lagi 5 menit jika ibu masih

merasa mual muntah


35

6. Kerangka Konsep

Ibu Hamil Trimester I

Alat Ukur Mual Faktor yang


Mual & Muntah Mempengaruhi
Muntah
1. Faktor
1. Rhodes
Pentalaksanaan Non adaptasi
Index hormonal
Farmakoterapi : Inhalasi
Nausea 2. Faktor Usia
Sederhana Aromaterapi
Vomiting 3. Faktor
Lemon Psikomatik
and
Retching 4. Riwayat
(RINVR) Keturunan
5. Faktor
Literature Review Pengaruh Endokrin
Inhalasi Sederhana 6. Makanan
Aromaterapi Lemon
Terhadap Mual dan Muntah
pada Ibu Hamil Trimester I

Pengembangan Standar
Operasional Inhalasi
Sederhana Aromaterapi
Lemon Terhadap Mual dan
Muntah pada Ibu Hamil
Trimester I

Bagan 2.1 Kerangka Konsep


Sumber : Pratami (2016); Ramadhan & Zethira (2017); Rihiantoro,
Oktavia, & Udani (2018); Rofi‟ah, Widatiningsih & Arfiani (2019);
Roosleyn (2018); Tiran (2018); Wiknjosastro (2017); (Varney, 2017)
BAB III
METODE PENULISAN

A. Metodelogi
Metodelogi penulisan yang digunakan pada pengembangan standar

operasional prosedur pengaruh inhalasi sederhana aromaterapi lemon untuk

mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I adalah literature

review.

Literature review merupakan kegiatan yang fokus terhadap sebuah

topik spesifik yang manjadi minat untuk dianalisis secara kritis terhadap isi

naskah yang dipelajari. Literature review juga mencari hubungan kontekstual

dari semua literature yang dibaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan

penelitian untuk mendukung topik terpilih. Literature review tidak hbanyak

kegiatan membaca artikel atau naskah atau buku kemudian melakukan

ringkasan dari setiap naskah yang dibaca tersebut. Literature review adalah

analisis terintegrasi tulisan ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan

penelitian yang dirumuskan (Florida, 2020).

Tujuan literature review adalah untuk mendapatkan gambaran tentang

hal apa yang sudah dikerjakan pernah dikerjakan orang lain sebelumnya dan

menghindari duplikasi penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti lain dapat dimasukan sebagai pembanding dari hasil penelitian yang

akan dilakukan (Nursalam, 2020).

36
37

B. Plan, Do, Study, and Act


1. Plan
Plan yaitu merencanakan, mengumpulkan data masalah,

mengidentifikasi penyebab masalah, memutuskan solusi untuk masalah,

mengembangkan rencana dengan target, dan tes atau standar yang akan

memeriksa apakah solusi untuk masalah tersebut sudah benar (Fitriani,

2018). Hal ini harus dilakukan secara menyeluruh dan sistematis dengan

tahapan :

a. Mengumpulkan jurnal, buku dan artikel terkait pengembangan standar

operasional prosedur inhalasi sederhana aromaterapi lemon untuk

mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

b. Mengidentifikasi jurnal, buku dan artikel terkait pengembangan

standar operasional prosedur inhalasi sederhana aromaterapi lemon

untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

c. Akan menganalisis jurnal, buku dan artikelstandar operasional

prosedur inhalasi sederhana aromaterapi lemon untuk mengurangi

mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

d. Akan menentukan rencana pengembangan standar operasional

prosedur inhalasi sederhana aromaterapi lemon untuk mengurangi

mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

2. Do
Do yaitu melaksanakan atau mengimplementasikan proses yang telah

direncanakan (Fitriani, 2018). Penulis akan mengembangkan standar

operasional prosedur inhalasi sederhana aromaterapi lemon untuk

mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.


38

3. Study
Study yaitu periksa hasil pelaksanaan solusi terhadap standar yang

telah ditetapkan dalam rencana. Jika solusi tersebut tidak berjalan, maka

mulai siklus lagi dengan membuat perencanaan ulang (Fitriani, 2018).

a. Penulis melakukan study literature minimal lima jurnal terkait

pengaruh inhalasi sederhana aromaterapi lemon untuk mengurangi

mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

b. Penulis mencari jurnal atau teori pendukung sebagai bentuk

rasionalisasi asuhan keperawatan dalam setiap proses atau langkah

pada SOP yang penulis kembangkan.

c. Penulis menganalisis hasil pencarian literature review terkait pengaruh

inhalsi sederhana aromaterapi lemon untuk mengurangi mula dan

muntah pada ibu hamil trimester I.

d. Penulis menetapkan langkah-langkah yang tepat saat melakukan

standar operasional prosedur pengaruh inhalasi sederhana aromaterapi

lemon untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

4. Act
Act adalah jika solusi berhasil, masukkan rangkaian proses dalam

standar operasional yang baku. Standar ini akan terus dilakukan sampai

ada perbaikan plan yang lebih baik lagi (Fitriani, 2018).

SOP ini dijadikan sebagai panduan dalam melakukan inhalasi

sederhana aromaterapi lemon untuk mengurangi mual dan muntah pada

ibu hamil trimester I agar hasil yang didapatkan menjadi lebih efektif dan

efisien.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil penelusuran Literature Review
Tabel 4.1 Hasil penelusuran Literature Riview SOP Inhalasi Sederhana
Aromaterapi Lemon terhadap Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Trimester I
Intervensi Inhalasi
Judul Metode
No Aromaterapi Hasil
Penelitian Penelitian
Lemon
1 Pengaruh Peneltian ini 1. Peneliti Sebelum diberikan
Pemberian menggunaka melakukan inhalasi aromaterapi
Aromaterapi n metode Pra pre test lemon (citrus
Lemon Eksperimenta kepada lemon) sebanya 3
(Citrus l dengan responden. responden (15%)
Lemon) rancangan 2. Aromaterapi mengalami mual
Terhadap yang di oleskan ke muntah ringan,
Mual Muntah digunakan atas tissue sebagian besar dari
Pada Ibu rancangan sebanyak 2- reponden yaitu 14
Hamil One Group 3x oles, responden (70%)
Trimester I. Pre Test Post dilakukan mengalami mual
Test Design. selama 5-10 muntah sedang dan
Setiowati & menit. sebagian kecil dari
Arianti, 2019. 3. Peneliti responden yaitu 3
melakukan responden (15%)
post test mengalami mual
kepada muntah berat.
responden. Kemudian setelah
diberikan inhalasi
aromaterapi lemon
(citrus lemon)
sebagian besar dari
responden yaitu 13
responden (65%)
mengalami mual
muntah ringan,
hampir setengahnya
dari responden yaitu
6 responden (30%)
mengalami mual
muntah sedang dan
sebagian kecil dari

39
40

Intervensi Inhalasi
Judul Metode
No Aromaterapi Hasil
Penelitian Penelitian
Lemon
responden yaitu 1
(5%) mengalami
mual muntah berat.
Ada pengaruh
pemberian
aromaterapi lemon
(citrus lemon)
terhadap mual
muntah pada ibu
hamil trimester I.
2 Pengaruh Penelitian ini 1. Peneliti Hasil yang
Inhalasi menggunaka melakukan didapatkan
Aromaterapi n penelitian pre test frekuensi morning
Lemon kuantitatif dengan sickness sebelum
Terhadap dengan menggunaka diberikan inhlasi
Morning rancangan n indeks aromaterapi lemon
Sickness penelitian Rhodes terhadap 28
Pada Ibu analitik dan didapatkan responden diperoleh
Hamil Di menggunaka 28 responden nilai rata-rata 15,68
Wilayah n pendekatan yang dalam sehari, dan
Kerja Pre mengalami frekuensi morning
Puskesmas Eksperimenta morning sickness sesudah
Tulang l bentuk one sickness. diberikan inhalasi
Bawang I grub pretest 2. Menjelaskan aromaterapi lemon
Kecamatan and post-test. mengenai terhadap 28
Banjar prosedur responden diperoleh
Agung penelitian nilai rata-rata 7,96
Kabupaten kepada dalam sehari.
Tulang responden. Terdapat pengaruh
Bawang 3. Melakukan pemberian inhalasi
Tahun 2016. penandatanga aromaterapi lemon
nan Informed terhadap morning
Concent oleh sickness pada ibu
Maternity, responden hamil.
Sari, & sebagai
Manjorang, persetujuan
2016. penelitian.
4. Meneteskan
2-3 tetes
minyak
esensial
aromaterapi
lemon pada
41

Intervensi Inhalasi
Judul Metode
No Aromaterapi Hasil
Penelitian Penelitian
Lemon
satu bola
kapas
kemudian
menghirup
aromaterapi
sebanyak 3
kali
pernapasan
dan diulangi
kembali 5
menit
kemudian
bila ibu
masih
mengalami
morning
sickness.
5. Peneliti
melakukan
post test pada
hari ke-6
sejak
kegiatan pre
test.
3. Inhalasi Penelitian ini 1. Peneliti Sebelum diberikan
Aromaterapi dilakukan melakukan inhalasi aromaterapi
Lemon dengan pre test lemon terhadap 30
Menurunkan menggunaka menggunaka responden
Frekuensi n metode n indeks didapatkan hasil
Mual Muntah kuantitatif rhodes. masing-masing
pada Ibudengan 2. Menjelaskan adalah 17.12 kali.
Hamil desain mengenai Kemudian setelah
Trimester I. penelitian pre prosedur diberikan inhalasi
eksperimenta penelitian aromaterapi lemon
l dan kepada didapatkan hasil
Maesaroh & pendekatan responden. 12.16 kali.
Putri, 2019. one group 3. Meneteskan Adapun hasil
pretest aromaterapi pemberian inhalasi
posttest. lemon pada aroma terapi lemon
tissue efektif menurunkan
sebanyak 5 frekuensi mual
tetes. muntah pada ibu
4. Letakkan hamil dengan
42

Intervensi Inhalasi
Judul Metode
No Aromaterapi Hasil
Penelitian Penelitian
Lemon
tissue dengan penurunan 4,86 kali
jarak 3 cm frekuensi mual
dari hidung muntah.
ibu hamil.
5. Hirup dalam
3 kali
pernapasan
dan diulangi
kembali 5-
10.
6. Peneliti
melakukan
pre test pada
hari ke-3.
7. Peneliti
melakukan
post test.
4. Efektivitas Penelitian ini 1. Peneliti Dari 46 responden
Aromaterapi dilakukan melakukan yang mengalami
Lemon untuk dengan pengumpulan mual muntah dibagi
Mengatasi metode studi data dengan menjadi 3 kelompok
Emesis quasy- kuesioner responden yang
Gravidarum. experimental 2. Menentukan terbagi kelompok
design kandungan pertama yaitu
dengan aromaerapi dengan dosis 0,1 ml
Sukini, bentuk lemon yang sebanyak 17
Rofi‟ah, & Pretest- tepat sesuai responden,
Widatiningsi Posttest with keinginan/ke kelompok kedua
h, 2019. Control pekaan ibu yaitu dengan dosis
Group terhadap 0,2 ml sebanyak 15
Design. rangsangan responden, dan pada
bau kelompok ketiga
aromaterapi dengan 0,3 ml
dengan cara sebannyak 14
mencoba responden.
membau Sebelum diberikan
jenis inhalasi aromaterapi
aromaterapi lemon pada
0,1 ml/0,2 kelompok dosis
ml/0,3 ml pertama yaitu
dan didapatkan hasil
memberikan skor 8.41 (35.3%).
jenis Pada kelompok
43

Intervensi Inhalasi
Judul Metode
No Aromaterapi Hasil
Penelitian Penelitian
Lemon
aromaterapi dosis kedua yaitu
yang tepat. didapatkan hasil
3. Menjelaskan skor 11.47 (40%).
prosedur Dan pada kelompok
mengenai dosis ketiga yaitu
pemberian didapatkan hasil
aromaterapi skor 11.50 (43%).
lemon. Kemudian setelah
4. Menghirup diberikan inhalasi
tissue yang aromaterapi lemon
selama 5 pada kelompok
menit yang dosis pertama yaitu
sudah didapatkan hasil
diberikan ±5 skor 5.29. Pada
tetes minyak kelompok dosis
essensial kedua yaitu
lemon selama didapatkan hasil
12 jam. skor 6.13. Dan pada
5. Peneliti kelompok dosis
menanyakan ketiga yaitu
derajat mual didapatkan hasil
muntah skor 3.71.
setelah Terdapat perbedaan
dilakukan perubahan skor
intervensi. mual muntah pada
masing-masing
kelompok dosis
yaitu 7 ; 17 ; 20
Diperoleh hasil
bahwa aromaterapi
lemon efektif dalam
mengatasi emesis
gravidarum.
5. Efektivitas Penelitian ini 1. Peneliti Skor mual muntah
Aroma dilakukan melakukan pada 20 responden
Terapi dengan pre-test ibu hamil trimester
Lemon untuk menggunaka kepada pertama sebelum
Menangani n metode responden. dan sesudah
Emesis Quasi 2. Menjelaskan diberikan inhalasi
Gravidarum. Experiment prosedur aromaterapi lemon.
dengan one mengenai Sebelum diberikan
group pre- pemberian inhalasi aromaterapi
Khadijah & post test aromaterapi lemon didapatkan
44

Intervensi Inhalasi
Judul Metode
No Aromaterapi Hasil
Penelitian Penelitian
Lemon
Vitrianingsih, design. lemon. skor mual muntah
2019. 3. Menghirup 22,1 dan berangsur-
kapas yang angsur turun sampai
telah hari ke-7 menjadi
diberikan 19,85 atau terjadi
minyak penurunan selama 1
esensial minggu pemberian
lemon selama terapi.
5 menit dan Dapat disimpulkan
diberi jarak bahwa hasil
2cm dari penelitian
hidung. pemberian
4. Setelah 2 hari aromaterapi lemon
pemberian efektif untuk
aromaterapi mengurangi emesis
peneliti gravidarum pada ibu
melakukan hamil trimester
post test. pertama.

2. Pengembangan Standar Operasional Prosedur Inhalasi Sederhana


Aromaterapi Lemon terhadap Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I
Tabel 4.2 Pengembangan SOP Inhalasi Sederhana Aromaterapi Lemon
No SOP Rasional
1. Melakukan komunikasi Memberikan informasi yang akurat
terapeutik dengan mengomunikasikan melalui
benuk ekspresi wajah, perkataan
maupun perbuatan tentang masalah
kesehatan yang sedang dialami akan
mempermudah perawat dalam
memfokuskan pelayanan
keperawatan sesuai dengan keluhan
utama sehingga didapatkan tindakan
keperawatan yang tepat sasaran yang
akan mengurangi keluhan yang
dirasakan (Siyoto & Muhith, 2018).
2. Menjelaskan mengenai prosedur Meningkatkan kerjasama klien dan
tindakan kepada responden rasa nyaman selama pengkajian
(Novieastari & Supartini, 2015).
3. Melakukan penandatanganan Memberikan penjelasan kepada klien
Informed Concent oleh maupun keluarga guna mewakilinya
45

No SOP Rasional
responden sebagai persetujuan dalam mendapatkan persetujuan
penelitian tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien (Gegen & Agus,
2019).
4. Melakukan pre test dengan Tujuan dilakukannya pre test dan
menggunakan alat ukur RINVR post test sebelum dan sesudah
untuk mengetahui frekuensi melakukan suatu tindakan ialah
mual muntah suatu kegiatan evaluasi yang
dilakukan untuk memperoleh suatu
informasi lebih dalam (Andayani,
2020).
5. Mencuci tangan Mengurangi resiko kontaminasi
ulang (Praptiani & Subekti, 2019).
Membersihkan bakteri di tangan,
mengurnagi kontaminasi ulang dan
mencegah penularan
mikroorganisme baik dari perawat ke
klien maupun dari klien ke perawat
(Handriana, 2016).
6. Mengatur klien pada posisi Untuk meningkatkan kenyamanan
duduk klien dan mengurangi kecemasan
(Delves & Yates, 2019)
7. Meneteskan 2-3 tetes minyak Menurut peneliti aromatherapy
esensial aromaterapi lemon pada mampu menurunkan frekuensi mual
satu bola kapas kemudian muntah pada kehamilan karena bau
menghirup aromaterapi nya yang segar dan dapat membantu
sebanyak 3 kali pernapasan dan memperbaiki atau menjaga
diulangi kembali 5 menit kesehatan, membangkitkan
semangat, gairah, menyegarkan serta
menenangkan jiwa, dan merangsang
proses penyembuhan. Ketika minyak
esensial dihirup, molekul masuk ke
rongga hidung dan merangsang
sistem limbik di otak. Sistem limbik
adalah daerah yang mempengaruhi
emosi dan memori serta secara
langsung terkait dengan adrenal,
kelenjar hipofisis, hipotalamus,
bagian-bagian tubuh yang mengatur
denyut jantung, tekanan darah,
stress, memori, keseimbangan
hormon, dan pernafasan (Manjorang,
Maternity, & Sari, 2016).
Ketika diberikan aromaterapi lemon
(citrus lemon) selama 5-10 menit
46

No SOP Rasional
dapat mengurangi mual muntah,
karena dengan dilakukannya
pemberian aromaterapi lemon (citrus
lemon) dapat membantu ibu menjadi
lebih rileks dan nyaman serta dapat
mengurangi rasa mual dan muntah
saat kehamilan (Setiowati & Arianti,
2019).
8. Mencuci tangan Mengurangi resiko kontaminasi
ulang (Praptiani & Subekti, 2019).
Membersihkan bakteri di tangan,
mengurnagi kontaminasi ulang dan
mencegah penularan
mikroorganisme baik dari perawat ke
klien maupun dari klien ke perawat
(Handriana, 2016).
9 Melakukan post test Mengevaluasi pencapaian tujuan dari
menggunakan alat ukur RINVR interaksi atau tindakan yang telah
untuk mengetahui frekuensi dilaksanakan (Pieter, 2017).
mual muntah

10. Melakukan dokumentasi Menyajikan data evaluasi yang jelas


tindakan tentang perbaikan atau perburukan
kondisi klien (Perry & Potter, 2015).
Menjaga keselamatan pasien dan
catatan akurat. Dokumentasi yang
akurat memungkinkan untuk
meninjau keberhasilan intervensi dan
identifikasi intervensi lebih lanjut.
(Delves & Yates, 2019).

B. Pembahasan
Faktor yang mempengaruhi mual muntah seperti hormonal,

psikososial, masalah pekerjaan dan status gravida biasanya sering

mempengaruhi mual muntah yang memicu keadaan ibu hamil akan semakin

parah bila tidak teratasi. Kebanyakan ibu hamil yang mengalami mual muntah

pemicunya dikarenakan ibu merasa kecapean, kurang istirahat dan belum


47

mampu beradaptasi dengan perubahan hormon yang terjadi saat kehamilan

(Setiowati & Arianti, 2019).

Pada saat menghirup aromaterapi maka molekul yang mudah

menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan

minyak tersebut ke puncak hidung. Rambut getar terdapat di dalamnya, yang

berfungsi sebagai resptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia ke

susunan saraf pusat. Pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya ingat

seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik keseluruh tubuh

melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan

dikonversikan menjadi satu aksi dengan pelepasan substansi neuro kimia

berupa perasaan senang, rileks, tenang, atau terangsang. Oleh karena itu,

selain untuk mengatasi mual muntah ternyata aromaterapi lemon juga dapat

digunakan untuk mengurangi nyeri haid (Suwanti, Wahyuningsih, dan

Liliana, 2018), menurunkan tekanan darah (Kartika, 2015).

Hasil penelusuran literature review dari lima jurnal terkait judul

inhalasi sederhana araomaterapi lemon untuk mengurangi maul muntah pada

ibu hamil trimester I yang beragam namun dari kelima jurnal tersebut

diperoleh hasil yang sama yaitu adanya penurunan frekuensi mual dan

muntah pada ibu hamil trimester I setelah diberikannya inhalasi aromaterapi

lemon, maka dilakukan pengembangan SOP oleh penulis, SOP yang

dikembangkan oleh penulis yaitu pada tahap melakukan komunikasi

terapeutik yaitu dengan memberikan informasi yang akurat dengan

mengomunikasikan melalui bentuk ekspresi wajah, perkataan maupun


48

perbuatan tentang masalah kesehatan yang sedang dialami akan

mempermudah perawat dalam memfokuskan pelayanan keperawatan sesuai

dengan keluhan utama sehingga didapatkan tindakan keperawatan yang tepat

sasaran yang akan mengurangi keluhan yang dirasakan (Siyoto & Muhith,

2018). Selanjutnya yaitu mencuci tangan karena untuk mengurangi resiko

kontaminasi ulang (Praptiani & Subekti, 2019) dan membersihkan bakteri di

tangan, mengurnagi kontaminasi ulang dan mencegah penularan

mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun dari klien ke perawat

(Handriana, 2016). Selain itu penulis juga mengembangkan langkah

mengevaluasi tindakan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi

atau tindakan yang telah dilaksanakan (Pieter, 2017). Terakhir penulis

mengembangkan langkah melakukan dokumentasi hasil tindakan Menyajikan

data evaluasi yang jelas tentang perbaikan atau perburukan kondisi klien

(Perry & Potter, 2015) dan menjaga keselamatan pasien dan catatan akurat

(Delves & Yates, 2019).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aprilia, Astriana, & Putri

(2015), bahwa penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di BPS Varia Mega

Lestarai S.ST.,M.Kes Batu Puru Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan setelah dilakukan pemberian lemon inhalasi aroamterapi terdapat

penurunan tekanan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari sebelum

pemberian inhalasi aromaterapi lemon didapatkan frekuensi 4.53 dalam sehari

kemudian diperoleh hasil setelah pemberian inhalasi aromaterapi lemon

frekuensi mual 3.13 kali dalam sehari. Hasil ini menunjukkan bahwa
49

frekuensi mual responden rata-rata sebelum dan sesudah pemberian inhalasi

aromaterapi lemon memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pemberian inhalasi aromaterapi lemon mempunyai

pengaruh terhadap mual pada kehamilan.

Penelitian yang dilakukan oleh Manjorang, Maternity & Sari (2016),

pada ibu hamil trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Tulang Bawang I

Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2016 terhadap

28 responden didpatkan hasil sebelum diberikan inhalasi aromaterapi lemon

diperoleh rata-rata score frekuesni mual muntah 15.68 dalam sehari, setelah

diberikan inhalasi aromaterapi lemon diperoleh nilai rata-rata score frekuensi

mual muntah 7.96 kali dalam sehari. Dalam penelitian ini terdapat pengaruh

pemberian inhalasi aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil

di Wilayah Kerja Puskesmas Tulang Bawang I Kecamatan Banjar Agung

Kabupaten Tulang Bawang.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari, Maternity, & Ariska (2017),

menunjukkan hasil bahwa rata-rata skor frekuensi mual muntah 15 responden

sebelum dan sesudah pemberian inhalasi lemon memiliki perbedaan yang

signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian

inhlasi lemon untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiowati & Arianti (2019)

didapatkan hasil bahwa di Puskesmas Batulicin 1 Kecamatan Karang Bintang

Kabupaten Tanah Bumbu diketahui baha sebagian besar responden

mengalami penurunan mual muntah sesudah diberikan aromaterapi lemon


50

(citrus lemon) yaitu sebagian besar dari responden (65%) mengalami mual

muntah ringan, hampir setengahnya dari responden (30%) mengalami mual

muntah sedang, dan sebagian kecil dari responden (5%) mengalami mual

muntah berat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian

inhalasi aromaterapi lemon dapat menurunkan frekuensi mual dan muntah

pada ibu hamil trimester I. pemberian inhalasi aromaterapi lemon juga dapat

memberi berbagai macam efek bagi penghirupnya, seperti ketenangan,

kesegaran, bahkan dapat digunakan untuk membantu ibu hamil mengatasi

mual. Aromaterapi dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi mual

muntah pada ibu hamil trimester I tanpa efek samping.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengembangan SOP inhalasi sederhana

aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil trimester I antara

lain :

1. Teranalisisnya SOP inhalasi sederhana aromaterapi lemon terhadap mual

muntah pada ibu hamil trimester I dapat dikembangkan melelui literature

review dari lima jurnal.

2. Mengetahui gambaran SOP pengaruh inhalasi sederhana aromaterapi

lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil trimesteri I dari lima jurnal

didapatkan hasil bahwa inhalasi sederharan aromaterapi lemon efektif

untuk menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I.

3. Tersusunnya pengembangan SOP pemberian inhalasi sederhana

aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil trimester I

sebanyak 10 langkah.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dari hasil penulisan ini dapat menambah pengetahuan

dalam upaya non farmakoterapi bagi masyarakat dengan inhalasi

sederhana aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil

trimester I.

51
52

2. Bagi Ilmu Perkembangan dan Teknologi Keperawatan


Diharapkan dari hasil penulisan ini dapat sebagai acuan dan panduan

dalam mengembangkan SOP inhlasi sederhana aromaterapi lemon

terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

Sebagai informasi bagi pelaksanaan panulisan pada masa akan datang

dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan tentang pengaruh inhalasi sederhana aromaterapi lemon

terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

3. Bagi Penulis
Hasil pengembangan penyusunan SOP ini diharapkan penulis

mendapat pengalaman dalam mengembangkan SOP inhalasi sederhana

aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.

4. Bagi Pelayanan Kesehatan


Diharapkan dari hasil penulisan ini SOP inhalasi sederhana

aromaterapi lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I

menjadi alternatif non farmakoterapi terhadap mual dan muntah pada ibu

hamil trimester I yang dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Apriza, dkk. (2020). Konsep Dasar Keperawatan Maternitas. Medan: Yayasan


Kita Menulis.

Astriana., Putri, R. D., & Aprilia, H. (2015). Pengaruh Lemon Inhalasi


Aromatherapy Terhadap Mual Pada Kehamilan Di BPS Varias Mega
Lestari S.ST.,M.Kes Batupuru Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2015. Jurnal Kebidanan, Vol 1 No 3.

Atiqoh, R. N. (2020). Kupas Tuntas Hiperemesis Gradivarum (Mual Muntah


Berlebih Dalam Kehamilan). Jakarta: One Peach Media.

Cholifah, S., & Nuriyanah, T, E. (2018). Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual


Muntah pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Imiah Kesehatan, Vol 4 No
1.

Chomaria, N. (2019). Five In One, The Series Of Pregnancy (Panduang


Terlengkap Kehamilan). Jakarta: PT Elex Media.

Cunningham, F. G., dkk. (2017). Obstetri Wiliams. Jakarta: EGC.

Eli, K. C., & Solehati, T. (2015). Konsep Dan Aplikasi Relaksasi Dalam
Keperawatan Maternitas. Bandung: Refika Aditama.

Eqlima, E. (2020). Diagnosis Dan Nyeri Sendi Dengan Terapi Komplementer


Dan Electromygrophy Berbasis Arduino Uno. Yogyakarta: Deepublish.

Febriyeni, dkk. (2021). Asuhan Kebidan Kehamilan Komprehensif. Medan:


Yayasan Kita Menulis.

Fitriani, I. S. (2019). Refocusing Problem Ibu Hamil. Ponorogo: Unmuh Ponorogo


Press.

Fitriani. (2018). Siklus PDCA dan Filosofi Kaizen. Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam,7(1), 625-640.

Florida, U. of W. (2020). Literature Review: Conducting & Writing. Retrieved


from https://libguides.uwf.edu/c.php?=215199&p=1420475.

Hatini, E. E. (2018). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Wineka Media

Hutahaean, S. (2020). Buku Standar Kompetensi Kerja Perawat. Bandung:


Penerbit Media Sains Indonesia.

Ibrahim. (2018). Panik Neurosis dan Gangguan Cemas. Tangerang: Jelajah Nusa.

liii
Indah, P., & Irawati, I. (2020). Ketidaknyamanan Keluhan Pusing Pada Ibu
Hamil DI Wilayah Kerja Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 2.

Jaelani. (2017). Aroma Terapi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.

Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Kaya, C., Gasimova, R., Ekin, M., & Yasar, L. (2016). Hyperemesis Gradivarum:
Current Approaches For The Diagnosis and Treatment. J Preg Child
Health, 6(3), 3-6.

Khairoh, M., Rosyariah, A., & Ummah, K. (2019). Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Surabaya: CV. Jakad Publishing.

Koensomardiansyah. (2018). Minyak Atsiri A-Z. Jakarta: Indeks.

Kurniyati, E, M., Satriawati, A, C., & Camila, H, E. (2020). Pengaruh Akupresur


Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Ibu Hamil Trimester 1 di
Tempat Praktek Mandiri Bidan Muarofah Surabaya. Jurnal Of Health
Science (Jurnal Ilmu Kesehatan). Vo. V No 17.

Kusmiyati, Y., Heni. P., & Sujiyatini. (2019). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.

Maesaroh, S. & Putri, M. (2019). Inhalasi Aromaterapi Lemon Menurunkan


Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai, Vol 12 No 1.

Marlina, R. Rakhmawati, N. Setiyawan. (2020). Pengaruh Mendengarkan Asmaul


Husna Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan
Malang, Vol 5 No 2.

Maternity Dianty, Dewi Yulia Sari & Marlida Uli Manjorang. (2016). Pengaruh
Inhalasi Aromaterapi Lemon Terhadap Monring Sickness Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tulang Bawang I Kecamatan Banjar
Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2016. Jurnal Kebidanan. Vol
2, No 3, Juli 2016 : 115 – 120.

Metrikayanto, W, D., Sulistyoningsih, T., & Mudayatiningsih, S. (2018).


Pengaruh Peran Perawat Sebagai Edukator Terhadap Kecemasan Keluarga
Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Panti Waluya Malang. Nursing
News, 3(1), 439-447.

Miftahul, K., & Rosyaria, A. (2019). Effleurage Massage Aromatherapy Lavender


Sebagai Terapi Kualitas Tidur Malam Ibu Hamil. Surabaya: Cv Jakad
Publishing.

liv
Mulyadi, B., & Jumariah, T. (2017). Peran Perawat dalam Pelaksanaan Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia, 7(1), 182-188.

Ningtyas, F. W. (2020). Panduan Lliterature Review Untuk Skripsi. Jember:


Universitas Jember.

Nuraeni, R. (2017). Keperawatan Maternitas. Cirebon: LovRinz Publishing.

Nursalam. (2020). Penulis Literature Review Dan Systemtic Review Pada


Pedidikan Kesehatan (Contoh). Surabaya: Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.

Nurulicha, S, A. (2019). Pengaruh Pemberian Inhalasi Lemon Terhadap


Pengurangan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di PMB Lestari
Cileungsi Kabupaten Bogor 2019. Jurnal Kesehatan Indra Husada, Vol
8 No 1.

Oktiawati, A., dkk. (2017). Buku Ajar Keterampilan Dasar Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: KDT.

Oxorn, H. (2018). Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan


Essentia Medica.

Pangesti, W, D. (2019). Adaptasi Psikologis Ibu Hamil Dalam Pencapaian Peran


Sebagai Ibu Di Puskesmas Kembaran II Kabupaten Banyumas. Viva
Medika, Vol 10 No 02.

Prawirhardjo. (2017). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Rahayu, RD., & Sugita. (2018). Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender dan
Jahe Terhadap Penurunan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil
Trimester I di BPM Trucuk Klaten. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional. Vol 3, No 1, Maret 2018, hlm 1-56.

Rajin, M. (2020). Buku Bahan Ajar Keperawatan Komplementer Terapi


Akupunktur. Kediri: Chakra Brahmanda Lentera.

Ramadhan, R, M., & Zettira, O, Z. (2017). Aromaterapi Bunga Lavender


(Lavandula angustifolia) Dalam Menurunkan Risiko Insomnia. Majority,
Vol 6 No 2.

Rihiantoro, T. Oktavia, C. & Udani, G. (2018). Pengaruh Pemberian Aromaterapi


Peppermint Inhalasi Terhadap Mual Muntah Pada Pasien Post Operasi
Dengan Anestesi Umum. Jurnal Keperawatan, Vol XIV No 1.

lv
Rofi‟ah, S., Widatiningsih, A., Arfiana. (2019). Studi Fenomenologi Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset
Kesehatan, 8(1), 2019, 44-52.

Sari,Z.E.D. (2018). Perbedaan Efektivitas Pemberian Essential Oil Peppermint


dan Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Mual dan Muntah pada
Ibu Hamil Trimester I di Puseksmas Baso K.abupaten Agam Tahun
2017. Jurnal Menara ILMU, Vol 12 No 14.

Saridewi, W., & Safitri, E, Y. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap


Emesis Gravidarum Di Praktik Mandiri Bidan Wanti Mardiwati Kota
Cimahi. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 17 No 3.

Septiyaningsih, R., Kusumawati, D, D., & Ulfah, A. (2018). Faktor – Faktor Ibu
Yang Mempengaruhi Kejadian Mola Hidatidosa. Jurnal Kesehatan Al-
Irsyad (JKA), Vol IX No 2.

Situmorang, R, B., dkk. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Tuban: CV. Pustaka El Queena.

Sukini, T., Rofi‟ah, S., & Widatiningsih, S. (2019). Efektivitas Aromaterapi


Lemon untuk Mengatasi Emesis Gradivarum. Jurnal Kebidanan, 9-16.

Tiran, D. (2018). Mual-Muntah Kehamilan. Jakarta: EGC.

Trapika, I. G. M. S. C., & Widiasari, N. P. A. (2017). Pola Pemberian Terapi


Mual dan Muntah pada Ibu Hamil oleh Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi serta Bidan Di Kota Denpasar. E-Jurnal Medika, Vol 6 No 5,
Mei 2017, Hal 28-35.

Varney, H., & Jan, MK, Carolyn, L. G. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Jakarta: EGC.

Vitrianingsih., & Khadijah, S. (2019). Efektivitas Aroma Terapi Lemon Untuk


Menangani Emesis Gradivarum. Jurnal Keperawatan, Vol 11 No 4.

Wahyudi, I. (2020). Pengalaman Perawat Menjalani Peran dan Fungsi Perawat di


Puskesmas Kabupaten Garut. Jurnal Sahabat Keperawatan, 2(1), 36-43.

WHO. (2015). Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015. Switzerland:


Departement of Reproductive Health and Research.

Wibowo, A., & Permanasari, V. Y. (2020). Pedoman Praktis Menyusun Skripsi


dan Naskah Ilmiah Menggunakan Literature Review.
https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007-1776.2003.03.004

Wiknjosastro, H. (2017). Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.

lvi
Yoshika, C., & Purwoko, Y. (2016). Pengaruh Aromaterapi Rosemary Terhadap
Atensi). Jurnal Kedokteran Diponegoro, Vol 5 No 4.

lvii
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2. Jadwal Rencana Kegiatan

N KEGIATAN JA FE MA AP ME JUN JUL AGUS SE OK


O N B R R I I I T P T
1 Pengajuan
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Pengumpulan
Proposal
4 Ujian
Proposal
5 Revisi
Proposal
6 Literature
Review
7 Penyusunan
Pengembanga
n SOP
8 Pengumpulan
Pengembanga
n SOP
9 Ujian Hasil
Pengembanga
n SOP
10 Revisi
Pengembanga
n SOP
Lampiran 3. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

INHALASI SEDERHANA AROMATERAPI LEMON TERHADAP

MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

Nama :

Usia :

NO PERNYATAAN SKALA
1. Dalam 24 jam Tidak < 1 jam 2-3 jam 4-6 jam >6 jam
terakhir, klien sama
merasa mual atau sekali
tidak nyaman
selama
2. Dalam 24 jam Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali > 7 kali
terakhir, klien muntah
muntah sebanyak
3. Dalam 24 jam, 7 kali 5-6 kali 3-4 kali 1-2 kali Tidak
klien merasa mual atau mengalami
sebanyak lebih
4. Dalam 24 jam Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali > 7 kali
terakhir, klien muntah
mengalami
muntah kering
sebanyak
Lampiran 4. Lembar Hadir Opponent

LEMBAR HADIR OPPONENT

Nama : Siti Mamudah

NIRM : 18089

NO HARI/TGL NAMA MHS JUDUL TTD KDP

SIDANG

1. Kamis, 25 Mei Anggi Safriyanti Analisis Praktek

2021 Keperawatan Pengaruh

Milleu Therapy Metode

Bermain Ular Tangga

untuk Mengurangi

Tingkat Kesepian

(Loneliness) pada

Lansia di RW

07Kelurahan Duri Kepa

Jakarta Barat

2. Kamis, 25 Mei M. Iqbal Alfarizi Intervensi Keperawatan

2021 Tingkat Pengetahuan

Keluarga dan Sikap

Pencegahan Penularan

Tuberkulosis Paru di
Keluarga di RW 02

Slipi Palmerah

3. Kamis, 3 Juni 2021 Alya Rizya Pratiwi Standar Operasional

Prosedur Madu

terhadap Penurunan

Frekuensi Diare Anak

4. Kamis, 8 Juli 2021 Mulsiah Standar Operasional

Prosedur Jeruk Nipis

terhadap Keefektifan

Bersihan Jalan Nafas

Pada Anak Penderita

ISPA

5. Selasa, 13 Juli Merriya Zulfah Pengembangan Standar

2021 Operasional (SOP)

Teknik Relaksasi

Autogenic terhadap

Penurunan Kecemasan

Ibu Hamil Primigravida

Trimester III

6. Senin, 27 Mayangsari Analisis Intervensi

September 2021 Devvintha Eka Pengaruh Rebusan

Putri Daun Seledri untuk

Menurunkan Tekanan
Darah pada Lansia di

Rw 007 Kelurahan

Kota Bambu Utara

Jakarta Barat
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Siti Mamudah
Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 16 April 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jl. H Djairi RT013/RW002 No. 98 Kel. Rawa
Buaya, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat 11740
Alamat Email : sitimaahh.16@gmail.com
No. HP : 085159272225

B. Riwayat Pendidikan
TPA Al-Mansyuriah Tahun 2005-2006
MI. Shirathul Rahman Tahun 2006-2012
MTs. N 11 Jakarta Tahun 2012-2015
MAN 12 Jakarta Tahun 2015-2018
Akademi Keperawatan Pelni Jakarta Tahun 2018-2021
Lampiran 6. Poster
Standar Operasional Prosedur Pengembangan Inhalasi Sederhana
Aromaterapi Lemon terhadap Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I

Tujuan :
Untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.
Alat :
1. Esensial oil lemon
2. Bola kapas/tissu
No Standar Operasional Prosedur
1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Menjelaskan mengenai prosedur tindakan kepada responden
3. Melakukan penandatanganan Informed Concent oleh responden sebagai
persetujuan penelitian
4. Melakukan pre-test dengan menggunakan alat ukur RINVR untuk
mengetahui frekuensi mual muntah
5. Mencuci tangan
6. Mengatur klien pada posisi duduk
7. Meneteskan 2-3 tetes minyak esensial aromaterapi lemon pada satu bola
kapas kemudian menghirup sebanyak 3 kali pernapasan dan diulangi
kembali 5 menit
8. Mencuci tangan
9. Melakukan post-test menggunakan alat ukur RINVR untuk mengetahui
frekuensi mual muntah
10. Melakukan dokumentasi tindakan

Nama Siti Mamudah

Email sitimaahh.16@gmail.com

TTL Kebumen, 16 April 2000

Qoutes Perbanyak bersyukur, jangan mengeluh.


Karna separah-parahnya luka yang kau Siti Mamudah
perban, masih banyak diluar yang lebih
parah dari pada kamu.

Anda mungkin juga menyukai