Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Bab ini membahas beberapa permasalahan yang menjadi indikator
penelitian tentang Dampak Sektor Pariwisata terhadap penerimaan Daerah di
Kabupaten Mamuju
1. Sejarah
Pada tahun 1540, Kerajaan Mamuju terbentuk dari gabungan tiga kerajaan di
Rante Lisuan Ada’ Kurungan Bassi, yaitu Kurri-Kurri, Langgamonar, dan
Managgallangoleh Pue Tunileo. Sejarah mencatat bahwa Pelabuhan Kurri-Kurri
menjadi pelabuhan internasional yang menjadi tempat singgah Portugis untuk
membawa komoditas dalam rute menuju Kerajaan Siang di Pangkaje'ne sebelum
Gowa dan Manado Tua (Sulawesi Utara). Berdasarkan pemikiran dan fakta
sejarah ini, Hipermaju dan Persukma Makassar bekerja sama dengan Pemerintah
Daerah Kabupaten Mamuju menyelenggarakan seminar yang menghasilkan
kesepakatan bahwa tahun 1540 adalah hari jadi Mamuju. Bupati kemudian
menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Hari Jadi Mamuju untuk
menindaklanjuti kesepakatan tersebut.
Pada tahun 1999, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mamuju
mengesahkan Ranperda tentang Hari Jadi Mamuju menjadi Peraturan Daerah
Kabupaten Mamuju setelah melalui pembahasan dan mendengar pendapat dari
para tokoh sejarah, budayawan, dan tokoh intelektual di daerah tersebut. Sidang
paripurna pada tanggal 9 Agustus 1999 secara resmi menyetujui Ranperda
tersebut. Peraturan daerah ini ditetapkan sebagai Perda Nomor 05 Tahun 1999
dan diundangkan pada tanggal 10 Agustus 1999. Perda ini dicantumkan dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju Tahun 1999 Nomor 14. Inti dari Perda
tersebut adalah menetapkan Tanggal 14 Juli 1540 sebagai Hari Jadi Mamuju.
Pada penjelasan Peraturan Daerah tersebut dijelaskan alasan diadakannya
perayaan Hari Jadi Mamuju dan dalam kesempatan ini disebutkan beberapa
kalimat dari butir C (penjelasan peraturan) sebagai berikut:
‘Jika dilihat dari segi formal yuridis, Hari Jadi Mamuju akan jatuh pada
tanggal 14 Juli 1959, saat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi ditetapkan. Namun,
sebaiknya kita tidak terjebak dalam formalitas sempit yang dapat mengaburkan
maksud dan tujuan perayaan Hari Jadi Mamuju. Akal sehat kita akan membawa
kita pada pemahaman yang lebih luas”
Dengan demikian, Hari Jadi Mamuju akan bermakna dan bernilai moral yang
amat mendalam bukan sekedar formalitas belaka tetapi dapat memberi makna
simbolik tentang harkat, hakekat, citra dan jati diri untuk selanjutnya berperan
sebagai wahana motivasi bagi masyarakat demi melestarikan nilai-nilai budaya
dan sejarah Mamuju.
1) Tanggal 14 (Empat Belas)
a. Angka 14 adalah angka kelipatan dua dari tujuh, yang
oleh tradisi Masyarakat Mamuju menyebutnya
Penduang Pitu.
b. Jumlah hari dalam sebulan bergerak antara 28/29 dan
30/31 hari dengan demikian, posisi tanggal 14 berada
pada posisi tengah yang diapit 14/15 hari sebelum dan
15/16 hari sesudahnya.
c. Tanggal 14 akan selalu berada pada posisi mendekati
kebenaran, karena keseimbangan jumlah hari sebelum
dan sesudahnya dalam sebulan.
d. Nilai-nilai tradisi yang lekat dengan tanggal 14 adalah
perhitungan hari ke-14 dengan posisi bulan situru' yang
berarti mufakat bulan malam ke-14 adalah purnama.
Angka 14 disimbolkan dengan 14 Distrik Swapraja di
Mamuju.
2) Bulan Juli
Bulan Juli adalah bulan berada pada posisi urutan 7 dari 12
bulan setahun. Nilai tradisi angka 7 bagi Masyarakat Mamuju
dipandang amat sakral penuh makna. Demikian letaknya angka
7 dengan masyarakat Mamuju di bawah ini terinventarisir
dengan angka 7 sebagai berikut:
a. Ada' Gala'gar Pitu (7 Pemangku Adat)
b. Pitu Ba'bana Binanga (7 Kerajaan di pesisir)
c. Pitu Ulunna Salu' (7 Kerajaan di Hulu Sungai)
d. Penduang Pitu (14 sebagai kelipatan 2 dari 7)
e. Nene Pitullapis (Nenek tujuh turunan)
f. Ampo Pitullapis (Cucu tujuh turunan)
g. Langi' Pitussusung (Langit tujuh susun)
h. Tanpo Pitullapis (Tanah tujuh lapis)
i. Tanete Pituttodong (Gunung tujuh bersusun)
j. Tobo Lengkong Pitu (Keris berlekuk tujuh)
k. Nambo Pitundappa (Kedalaman tujuh depah)
l. Pitu Tokke Pitu Sassa (Tujuh Tokke dan tujuh Cecak)
m. Anjoro Pitu (Kelapa
n. Belua' bare pitu (Rambut terbelah tujuh)
o. Orang Lanta' Pitu (Tangga beranak tujuh)
p. Mingguling Pempitu Dapurang (Mengelilingi dapur
hingga 7 kali)
q. Pitumbongi, Pitungallo (7 hari 7 malam)
r. Bulan Juli adalah bulan saat diundangkannya UU
Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan daerah-
daerah tingkat II di Sulawesi.
s. Bulan dengan posisi urutan 7 berada pada posisi tengah
yang diapit oleh 6 bulan sebelumnya dan 6 bulan
sesudahnya termasuk bulan Juli itu sendiri dari 12
bulan dalam setahun.
t. Dengan bulan Juli akan selalu berada pada posisi
tengah yang mendekati kebenaran karena
keseimbangan jumlah bulan sebelum dan sesudahnya
dalam setahun.
u. Bulan Juli adalah bulan yang berada pada posisi urutan
ke-7 dari 12 bulan dalam setahun
2. Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Mamuju
1) Visi
Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Mamuju
adalahMEWUJUDKAN MAMUJU YANG MAJU, SEJAHTERA, DAN
RAMAH. Visi tersebut mempunyai makna:
a. MAMUJU YANG MAJU: Makna Mamuju yang Maju menunjukkan
keadaan yang dinamis dan bersifat holistik, yaitu keadaan yang lebih
baik dari sebelumnya yang terjadi di Mamuju dari waktu ke waktu,
baik secara fisik maupun sosial. Pertumbuhan ekonomi yang semakin
meningkat termasuk daya saing daerah yang semakin membaik.
b. SEJAHTERA: Kondisi sosial ekonomi (lahir dan batin) yang
senantiasa dicita-citakan oleh masyarakat dan menunjukkan derajat
kemanusiaan.
c. RAMAH: adalah perwujudan sikap mental masyarakat Mamuju yang
Malaqbi serta memahami daerahnya sebagai daerah terbuka yang
menjadi magnet bagi orang lain untuk datang.
2) Misi
Sebagai penjabaran Visi Pemerintah Kabupaten Mamuju diatas disusunlah
Misi pembangunan Kabupaten Mamuju 2016– 2021 dalam rangka
mewujudkan Visi Mewujudkan Mamuju Yang Maju, Sejahtera, dan Ramah,
dengan Misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan Layanan Masyarakat melalui Dukungan Kesehatan
Gratis dan Pendidikan Gratis Masyarakat;
b. Menjaga Kesinambungan dan Percepatan Pembangunan Berwawasan
Lingkungan;
c. Mendorong Kemandirian Ekonomi dengan Pertanian sebagai
Lokomotif Utama dan Pengembangan Usaha serta Industri Rumah
tangga
d. Mewujudkan Aparatur Sipil yang Kompoten dan bersahaja serta
mendorong semakin kuatnya penerapan prinsip Good Governance
dan clean Government;
e. Mewujudkan Mamuju sebagai Daerah Terbuka, Berbudaya, Aman
dan Beriman
3. Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Mamuju memiliki luas sebesar 5.064,19 km2 yang
terdiri dari 11 kecamatan secara administratif. Kecamatan Kalumpang memiliki
wilayah terluas dengan ukuran 1.731,99 km2 atau 34,20 persen dari total luas
Kabupaten Mamuju. Di sisi lain, Kecamatan Balabalakang memiliki wilayah
terkecil dengan ukuran 21,86 km2 atau 0,43 persen. Kecamatan Balabalakang
juga merupakan kecamatan yang terletak paling jauh dari ibukota Kabupaten
Mamuju, yakni sejauh 202 km.
Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Mamuju diperkirakan
mencapai 281.854 jiwa yang terdiri dari 144.609 laki-laki dan 137.246
perempuan. Dalam periode yang sama, diperkirakan terdapat sekitar 63.360
rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga sekitar 4,48 orang.
Kepadatan penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2021 mencapai 54 jiwa per
km2. Kecamatan Mamuju memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan
329 jiwa per km2. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Mamuju di atas 100,
yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Seluruh kecamatan memiliki angka rasio jenis kelamin di atas 100.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Mamuju, tepatnya di Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mamuju. Adapun Obyek wisata yang
menjadi sampel penelitian adalah Permandian Kali So’do, Pulau Karampuang,
Rumah Adat Kabupaten Mamuju dan Air terjun Tammasapi.
B. Analisis Data Penelitian
a. Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Mamuju
1) Pajak Daerah
Pendapatan asli daerah adalah sumber utama penerimaan bagi suatu daerah
sehingga diharapkan pendapatan dari sektor ini dapat memberikan kontribusi
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Kontribusi pendapatan asli daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mamuju mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Berikut table yang menjelaskan pendapat Pajak Daerah
Kabupaten mamuju:

Tabel 4 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2020 - 2022

Realisasi Penerimaan (Rupiah)


Jenis Pajak Daerah
2020 2021 2022
Pajak Hotel/Cottage 1,750,000,00 238,939,444
427.306.356,00
0
Losmen/Rumah 30,000,000 5,536,000 55.132.500,00
Penginapan/Pesanggrahan/Hostel/
Rumah Kos
Wisma Pariwisata 40,000,000 24,371,000 32.000.000,00
Rumah Penginapan dan Sejenisnya 10,000,000 5,536,000 6.500.000,00
Pajak Restoran 1,873,000,00 776,696,250
960.895.349,00
0
Rumah Makan 400,000,000 279,455,250 300.455.250,00
Café 450,000,000 126,895,349 204.000.000,00
Total 4,553,000,000 1,457,429,29 198,628,945,500.0
3 0
Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten mamuju (di olah Kembali 2023)
Berdasarkan table di atas maka dapat di jelaskan bahwa Sajian tabel
di atas menunjukkan bahwa hampir semua komponen penerimaan dari sector
pajak daerah mengalami kenaikan di tahun 2020 dengan jumlah pendapatan
Rp. 4,553,000,000 dan mengalami penurunan di tahun 2021 dengan jumlah
pendapatan Rp.1,457,429,293 kemudian mengalami kenaikan pesat pada
tahun 2021 dengan jumlah pendapatan Rp. 198,628,945,500.00

2) Persentase Kontribusi Pajak Terhadap PAD


a. Pajak Hotel
Berikut table Persentase Kontribusi pajak Hotel terhadap PAD adalah
sebagai berikut:
Tabel 4 Persentase Kontribusi pajak Hotel terhadap PAD

Tahun Realisasi Penerimaan PAD Kontribusi


(b) (c)
Rupiah (Rupiah)
2020 1,750,000,000 200,000,000 8,75%
2021 238,939,444 28,000,000 8,53%
2022 427.306.356,00 7.578.325.051,00 56,38%
Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten mamuju (di olah Kembali
2023)
Diketahui bahwa kontribusi pajak hotel terhadap PAD selama tahun
2020-2023 mengalami naik turun yaitu pada tahun 2020 kontribusi Hotel
terhadap PAD sekitar 8,75% dan di tahun 2021 mengalami penurunan
yaniru 8,53% kemudian meningkat pesat di tahun 2022 yaitu 56,38%.
dimana tingkat kontribusinya mencakup persentase kisaran ,8,75%
hingga 56,38% dan di tahun 2020 memiliki nilai persentase sebesar
8,53%. Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat bahwa penerimaan Pajak
Hotel Kabupaten Mamuju cenderung menurun, dan meningkat pesat
meningkat di tahun 2021.
b. Pajak Restoran
Persentasi Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD dapat di lihat pada
table berikut:
Tabel 4 Persentase Kontribusi pajak Hotel terhadap PAD

Tahun Realisasi Penerimaan PAD Kontribusi


(b) (c)
Rupiah (Rupiah)
2020 1,873,000,000 200,000,000 9,36%
2021 776,696,250 28,000,000 27,73%
2022 960.895.349,00 7.578.325.051,00 12,67%
Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten mamuju (di olah Kembali
2023)
Berdasarkan table diatas maka dapat

c. Pajak Wisma Pariwisata


d. Losmen/Rumah Penginapan/Pesanggrahan/Hostel/Rumah Kos
e. Pajak Rumah Penginapan dan Sejenisnya
f. Pajak Rumah Makan
g. Pajak Cafe

Anda mungkin juga menyukai