A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini membahas beberapa permasalahan yang menjadi indikator penelitian tentang Dampak Sektor Pariwisata terhadap penerimaan Daerah di Kabupaten Mamuju 1. Sejarah Pada tahun 1540, Kerajaan Mamuju terbentuk dari gabungan tiga kerajaan di Rante Lisuan Ada’ Kurungan Bassi, yaitu Kurri-Kurri, Langgamonar, dan Managgallangoleh Pue Tunileo. Sejarah mencatat bahwa Pelabuhan Kurri-Kurri menjadi pelabuhan internasional yang menjadi tempat singgah Portugis untuk membawa komoditas dalam rute menuju Kerajaan Siang di Pangkaje'ne sebelum Gowa dan Manado Tua (Sulawesi Utara). Berdasarkan pemikiran dan fakta sejarah ini, Hipermaju dan Persukma Makassar bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju menyelenggarakan seminar yang menghasilkan kesepakatan bahwa tahun 1540 adalah hari jadi Mamuju. Bupati kemudian menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Hari Jadi Mamuju untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut. Pada tahun 1999, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mamuju mengesahkan Ranperda tentang Hari Jadi Mamuju menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju setelah melalui pembahasan dan mendengar pendapat dari para tokoh sejarah, budayawan, dan tokoh intelektual di daerah tersebut. Sidang paripurna pada tanggal 9 Agustus 1999 secara resmi menyetujui Ranperda tersebut. Peraturan daerah ini ditetapkan sebagai Perda Nomor 05 Tahun 1999 dan diundangkan pada tanggal 10 Agustus 1999. Perda ini dicantumkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju Tahun 1999 Nomor 14. Inti dari Perda tersebut adalah menetapkan Tanggal 14 Juli 1540 sebagai Hari Jadi Mamuju. Pada penjelasan Peraturan Daerah tersebut dijelaskan alasan diadakannya perayaan Hari Jadi Mamuju dan dalam kesempatan ini disebutkan beberapa kalimat dari butir C (penjelasan peraturan) sebagai berikut: ‘Jika dilihat dari segi formal yuridis, Hari Jadi Mamuju akan jatuh pada tanggal 14 Juli 1959, saat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi ditetapkan. Namun, sebaiknya kita tidak terjebak dalam formalitas sempit yang dapat mengaburkan maksud dan tujuan perayaan Hari Jadi Mamuju. Akal sehat kita akan membawa kita pada pemahaman yang lebih luas” Dengan demikian, Hari Jadi Mamuju akan bermakna dan bernilai moral yang amat mendalam bukan sekedar formalitas belaka tetapi dapat memberi makna simbolik tentang harkat, hakekat, citra dan jati diri untuk selanjutnya berperan sebagai wahana motivasi bagi masyarakat demi melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah Mamuju. 1) Tanggal 14 (Empat Belas) a. Angka 14 adalah angka kelipatan dua dari tujuh, yang oleh tradisi Masyarakat Mamuju menyebutnya Penduang Pitu. b. Jumlah hari dalam sebulan bergerak antara 28/29 dan 30/31 hari dengan demikian, posisi tanggal 14 berada pada posisi tengah yang diapit 14/15 hari sebelum dan 15/16 hari sesudahnya. c. Tanggal 14 akan selalu berada pada posisi mendekati kebenaran, karena keseimbangan jumlah hari sebelum dan sesudahnya dalam sebulan. d. Nilai-nilai tradisi yang lekat dengan tanggal 14 adalah perhitungan hari ke-14 dengan posisi bulan situru' yang berarti mufakat bulan malam ke-14 adalah purnama. Angka 14 disimbolkan dengan 14 Distrik Swapraja di Mamuju. 2) Bulan Juli Bulan Juli adalah bulan berada pada posisi urutan 7 dari 12 bulan setahun. Nilai tradisi angka 7 bagi Masyarakat Mamuju dipandang amat sakral penuh makna. Demikian letaknya angka 7 dengan masyarakat Mamuju di bawah ini terinventarisir dengan angka 7 sebagai berikut: a. Ada' Gala'gar Pitu (7 Pemangku Adat) b. Pitu Ba'bana Binanga (7 Kerajaan di pesisir) c. Pitu Ulunna Salu' (7 Kerajaan di Hulu Sungai) d. Penduang Pitu (14 sebagai kelipatan 2 dari 7) e. Nene Pitullapis (Nenek tujuh turunan) f. Ampo Pitullapis (Cucu tujuh turunan) g. Langi' Pitussusung (Langit tujuh susun) h. Tanpo Pitullapis (Tanah tujuh lapis) i. Tanete Pituttodong (Gunung tujuh bersusun) j. Tobo Lengkong Pitu (Keris berlekuk tujuh) k. Nambo Pitundappa (Kedalaman tujuh depah) l. Pitu Tokke Pitu Sassa (Tujuh Tokke dan tujuh Cecak) m. Anjoro Pitu (Kelapa n. Belua' bare pitu (Rambut terbelah tujuh) o. Orang Lanta' Pitu (Tangga beranak tujuh) p. Mingguling Pempitu Dapurang (Mengelilingi dapur hingga 7 kali) q. Pitumbongi, Pitungallo (7 hari 7 malam) r. Bulan Juli adalah bulan saat diundangkannya UU Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan daerah- daerah tingkat II di Sulawesi. s. Bulan dengan posisi urutan 7 berada pada posisi tengah yang diapit oleh 6 bulan sebelumnya dan 6 bulan sesudahnya termasuk bulan Juli itu sendiri dari 12 bulan dalam setahun. t. Dengan bulan Juli akan selalu berada pada posisi tengah yang mendekati kebenaran karena keseimbangan jumlah bulan sebelum dan sesudahnya dalam setahun. u. Bulan Juli adalah bulan yang berada pada posisi urutan ke-7 dari 12 bulan dalam setahun 2. Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Mamuju 1) Visi Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Mamuju adalahMEWUJUDKAN MAMUJU YANG MAJU, SEJAHTERA, DAN RAMAH. Visi tersebut mempunyai makna: a. MAMUJU YANG MAJU: Makna Mamuju yang Maju menunjukkan keadaan yang dinamis dan bersifat holistik, yaitu keadaan yang lebih baik dari sebelumnya yang terjadi di Mamuju dari waktu ke waktu, baik secara fisik maupun sosial. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat termasuk daya saing daerah yang semakin membaik. b. SEJAHTERA: Kondisi sosial ekonomi (lahir dan batin) yang senantiasa dicita-citakan oleh masyarakat dan menunjukkan derajat kemanusiaan. c. RAMAH: adalah perwujudan sikap mental masyarakat Mamuju yang Malaqbi serta memahami daerahnya sebagai daerah terbuka yang menjadi magnet bagi orang lain untuk datang. 2) Misi Sebagai penjabaran Visi Pemerintah Kabupaten Mamuju diatas disusunlah Misi pembangunan Kabupaten Mamuju 2016– 2021 dalam rangka mewujudkan Visi Mewujudkan Mamuju Yang Maju, Sejahtera, dan Ramah, dengan Misi sebagai berikut: a. Meningkatkan Layanan Masyarakat melalui Dukungan Kesehatan Gratis dan Pendidikan Gratis Masyarakat; b. Menjaga Kesinambungan dan Percepatan Pembangunan Berwawasan Lingkungan; c. Mendorong Kemandirian Ekonomi dengan Pertanian sebagai Lokomotif Utama dan Pengembangan Usaha serta Industri Rumah tangga d. Mewujudkan Aparatur Sipil yang Kompoten dan bersahaja serta mendorong semakin kuatnya penerapan prinsip Good Governance dan clean Government; e. Mewujudkan Mamuju sebagai Daerah Terbuka, Berbudaya, Aman dan Beriman 3. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Mamuju memiliki luas sebesar 5.064,19 km2 yang terdiri dari 11 kecamatan secara administratif. Kecamatan Kalumpang memiliki wilayah terluas dengan ukuran 1.731,99 km2 atau 34,20 persen dari total luas Kabupaten Mamuju. Di sisi lain, Kecamatan Balabalakang memiliki wilayah terkecil dengan ukuran 21,86 km2 atau 0,43 persen. Kecamatan Balabalakang juga merupakan kecamatan yang terletak paling jauh dari ibukota Kabupaten Mamuju, yakni sejauh 202 km. Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Mamuju diperkirakan mencapai 281.854 jiwa yang terdiri dari 144.609 laki-laki dan 137.246 perempuan. Dalam periode yang sama, diperkirakan terdapat sekitar 63.360 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga sekitar 4,48 orang. Kepadatan penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2021 mencapai 54 jiwa per km2. Kecamatan Mamuju memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan 329 jiwa per km2. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Mamuju di atas 100, yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Seluruh kecamatan memiliki angka rasio jenis kelamin di atas 100. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Mamuju, tepatnya di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mamuju. Adapun Obyek wisata yang menjadi sampel penelitian adalah Permandian Kali So’do, Pulau Karampuang, Rumah Adat Kabupaten Mamuju dan Air terjun Tammasapi. B. Analisis Data Penelitian a. Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Mamuju 1) Pajak Daerah Pendapatan asli daerah adalah sumber utama penerimaan bagi suatu daerah sehingga diharapkan pendapatan dari sektor ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Kontribusi pendapatan asli daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mamuju mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berikut table yang menjelaskan pendapat Pajak Daerah Kabupaten mamuju:
Tabel 4 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2020 - 2022
Realisasi Penerimaan (Rupiah)
Jenis Pajak Daerah 2020 2021 2022 Pajak Hotel/Cottage 1,750,000,00 238,939,444 427.306.356,00 0 Losmen/Rumah 30,000,000 5,536,000 55.132.500,00 Penginapan/Pesanggrahan/Hostel/ Rumah Kos Wisma Pariwisata 40,000,000 24,371,000 32.000.000,00 Rumah Penginapan dan Sejenisnya 10,000,000 5,536,000 6.500.000,00 Pajak Restoran 1,873,000,00 776,696,250 960.895.349,00 0 Rumah Makan 400,000,000 279,455,250 300.455.250,00 Café 450,000,000 126,895,349 204.000.000,00 Total 4,553,000,000 1,457,429,29 198,628,945,500.0 3 0 Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten mamuju (di olah Kembali 2023) Berdasarkan table di atas maka dapat di jelaskan bahwa Sajian tabel di atas menunjukkan bahwa hampir semua komponen penerimaan dari sector pajak daerah mengalami kenaikan di tahun 2020 dengan jumlah pendapatan Rp. 4,553,000,000 dan mengalami penurunan di tahun 2021 dengan jumlah pendapatan Rp.1,457,429,293 kemudian mengalami kenaikan pesat pada tahun 2021 dengan jumlah pendapatan Rp. 198,628,945,500.00
2) Persentase Kontribusi Pajak Terhadap PAD
a. Pajak Hotel Berikut table Persentase Kontribusi pajak Hotel terhadap PAD adalah sebagai berikut: Tabel 4 Persentase Kontribusi pajak Hotel terhadap PAD
Tahun Realisasi Penerimaan PAD Kontribusi
(b) (c) Rupiah (Rupiah) 2020 1,750,000,000 200,000,000 8,75% 2021 238,939,444 28,000,000 8,53% 2022 427.306.356,00 7.578.325.051,00 56,38% Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten mamuju (di olah Kembali 2023) Diketahui bahwa kontribusi pajak hotel terhadap PAD selama tahun 2020-2023 mengalami naik turun yaitu pada tahun 2020 kontribusi Hotel terhadap PAD sekitar 8,75% dan di tahun 2021 mengalami penurunan yaniru 8,53% kemudian meningkat pesat di tahun 2022 yaitu 56,38%. dimana tingkat kontribusinya mencakup persentase kisaran ,8,75% hingga 56,38% dan di tahun 2020 memiliki nilai persentase sebesar 8,53%. Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat bahwa penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Mamuju cenderung menurun, dan meningkat pesat meningkat di tahun 2021. b. Pajak Restoran Persentasi Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD dapat di lihat pada table berikut: Tabel 4 Persentase Kontribusi pajak Hotel terhadap PAD
Tahun Realisasi Penerimaan PAD Kontribusi
(b) (c) Rupiah (Rupiah) 2020 1,873,000,000 200,000,000 9,36% 2021 776,696,250 28,000,000 27,73% 2022 960.895.349,00 7.578.325.051,00 12,67% Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten mamuju (di olah Kembali 2023) Berdasarkan table diatas maka dapat
c. Pajak Wisma Pariwisata
d. Losmen/Rumah Penginapan/Pesanggrahan/Hostel/Rumah Kos e. Pajak Rumah Penginapan dan Sejenisnya f. Pajak Rumah Makan g. Pajak Cafe