Anda di halaman 1dari 5

B.

Tinjauan Teori Length Of Stay (LOS)

1. Definisi Length Of Stay


Menurut Health (2015), Length of stay (LOS) adalah jumlah lama hari rawat pasien
yang ditunjukkan dalam catatan di rumah sakit yaitu khusus jumlah hari dari tanggal
masuknya klien (admission) hingga tanggal kepulangan klien (discharge).
Length of Stay (LOS) atau lama rawat merupakan jumlah hari pasien dirawat di rumah
sakit, mulai hari masuk sampai dengan harikeluar atau pulang dan LOS di gunakan rumah
sakit sebagai indicator mutu pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit kepada
(quality of patient care) (Hosizah & Maryati, 2018).
2. Macam-Macam Length Of Stay
a. Total Length Of Stay
Total Length of Stay (TLOS) atau total lama rawat merupakan jumlah
keseluruhan lama rawat dari sekelompok lama rawat pasien pulang pada waktu tertentu.
TLOS dapat digunakan untuk menghitung rata-rata lama hari perawatan.
b. Average Length Of Stay
Average length of stay (AvLOS) merupakan salah satu indikator yang sering
digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan sumber daya rumah sakit yang
dapat di tentukan dalam perhitungan bulanan ataupun tahunan serta dapat dinyatakan
dengan perawatan setiap kelas. AvLOS atau rata-rata lama rawat merupakan rata-rata
lama rawat dari pasien keluar (H+M) pada periode tertentu (Hosizah & Maryati, 2018).
Adapun rumus AvLOS sebagai berikut :
Total Lama Rawat (TLOS)
AvLOS=
Total Keluar (H + M )

Gambar 2.1 Rumus AvLos


3. Perhitungan Length Of Stay
LOS menunjukkan berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada suatu
periode perawatan. Satuan lama hari rawat adalah hari. Cara menghitung lama hari rawat
ialah dengan menghitung selisih antara tanggal kepulangan (keluar dari rumah sakit, baik
hidup atau meninggal) dengan tanggal masuk ke rumah sakit. Dalam hal ini, untuk pasien
yang masuk dan keluar pada hari yang sama, lama rawatnya dihitung 1 hari. Sedangkan
angka rerata lama rawat ini dikenal dengan istilah Average Length of Stay (aLOS) (Lubis &
Susilawati, 2017).

Rumus Los : Tanggal Keluar – Tanggal Masuk


Gambar 2.2 Perhitungan Los

Keterangan: Perhitungan tanggal masuk atau tambahkan hari berikutnya jika terjadi
pada bulan yang berbeda.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Length Of Stay


Terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lama rawat pasien di rumah
sakit, baik dari faktor internal maupun eksternal menurut (Prabandari, 2013) Berikut faktor-
faktor internal yang dapat berpengaruh antara lain :
a. Jenis Penyakit
Penyakit merupakan sebuah fenomena kompleks yang berdampak negatif pada
manusia. Penyakit merupakan kondisi dimana terjadinya gangguan fungsi tubuh yang
menyebabkan penurunan kemampuan fisik maupun psikis yang dapat menyebakan
masa harapan hidup normal memendek. Setiap jenis jenis penyakit yang diderita oleh
pasien sangat mempengaruhi rata-rata LOS (Nugraheni et al., 2018).
Penyakit yang akut dan kronis memiliki lama rawat yang berbeda, dimana
penyakit yang bersifat kronis memiliki lama hari rawat lebih lama dibandingkan
penyakit yang bersifat akut.
b. Tingkat Keparahan Penyakit
Tingkat keparahan penyakit untuk rawat inap terbagi menjadi 3 gradasi
diantaranya tingkat keparahan 1 atau ringan yaitu tanpa komplikasi maupun
komordibiti, tingkat keparahan 2 atau sedang yaitu penyakit dengan mild komplikasi
dan komordibiti, dan tingkat keparahan tiga atau berat yaitu penyakit dengan major
komplikasi dan komordibiti menurut (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups
(INA-CBGs), 2014). Angka rata-rata lama rawat pasien sangat dipengaruhi oleh tingkat
keparahan penyakit itu sendiri (Rinjani & Triyanti, 2016).
Komplikasi adalah penyakit yang timbul dalam masa pengobatan dan
memerlukan pelayanan tambahan sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan
oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan yang diberikan kepada pasien
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indnesia Nomor 76 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional, 2017). Komplikasi atau diagnosa ganda merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi proses lama rawat pasien. Adanya diagnosis ganda
atau komplikasi pada seorang pasien memiliki pengaruh yang besar pada LOS (Arefian
et al., 2019).
c. Ketepatan penentuan masalah dan tidnakan keperawatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki kemampuan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan untuk melakukan upaya kesehatan
(Kemenkes, 2014). Pelayanan kesehatan terhadap pasien dapat disadari bahwa
penyembuhan seseorang bukan hanya bergantung pada obat-obatan saja tetapi dapat
juga dipengaruhi oleh cara pelayanan yang diberikan petugas kesehatan seperti sikap,
keterampilan maupun pengetahuan dalam bidang profesi masing-masing (Rikomah,
2017).
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut Teting et al (2018) seorang perawat hadir untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasien yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh pasien dan keluarga, dimana
makna dari kehadiran seorang perawat ialah untuk kesembuhan pasien, bukan hanya
secara fisik akan tetapi secara rohani juga dapat memerikan kesembuhan pasien melalui
asuhan keperawatan dan caring.
Menurut (Potter & Perry, 2016) kehadiran perawat, nada suara, kontak mata,
sentuhan, mendengarkan dengan baik keluhan pasien dan semangat perawat dalam
berinteraksi dengan pasien mampu membentuk hubungan saling percaya.

Sedangkan beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi antara lain sebagai
berikut :
a. Umur Pasien Umur memiliki hubungan dengan tingkat keterpaparan pada suatu
penyakit, dengan bertambahnya usia seseorang maka kemampuan sistem kekebalan
tubuh untuk menghancurkan organisme asing yang ada didalam tubuh juga berkurang,
maka kemungkinan pulang lebih awal dari rumah sakit baik pada hari 14 ataupun hari
ke 28.
b. Alasan pulang Pasien akan pulang atau keluar dari rumah sakit apabila telah
mendapatkan persetujuan dari dokter yang merawat. Tetapi ada beberapa pasien yang
pulang atas permintaan sendiri/keluarga (pulang paksa) sehingga lama rawat pasien
dirumah sakit memendek.
c. Komorbid (Penyakit Penyerta) Komorbid merupakan terdapatnya dua atau lebih
diagnosis penyakit yang terdiagnosis medis secara bersamaan pada individu yang sama.
Penyakit Komorbid sangat mempengaruhi lama rawat pasien dirumah sakit dan
meningkatkan biaya perawatan yang dikeluarkan oleh pasien
5. Dampak penerapan Early Warning Score Terhadap Length Of Stay
Penerapan EWS dipengaruhi oleh faktor kualitas sistem, kepuasan pengguna, dan struktur
organisasi. EWS memiliki hubungan dengan lama rawat inap (length of stay) pada pasien
karena EWS dapat menilai tingkat keparahan penyakit secara dini sehingga penanganan
yang diberikan lebih intensif. EWS memberikan gambaran yang jelas tentang status
hemodinamik pada pasien sehingga penanganan yang diberikan selalu diobservasi dan
dievaluasi dari perkmebangan status hemodinamik pasien. EWS yang dilakukan pada
pasien dapat memberikan gambaran pada petugas untuk memilih tempat perawatan yang
tepat untuk pasien sehingga penanganan yang diberikan lebih maksimal. Adanya EWS
membantu petugas dalam melakukan penanganan dini pada risiko-risiko yang
kemungkinan terjadi sehingga lama rawat inap (length of stay) pasien lebih bisa dikontrol
(Sulistyowati et al., 2021). Penerapan EWS yang baik diharapkan akan terjadi penurunan
length of stay pasien (D. I. Hidayat et al., 2020).
DAFTAR PUSTAKA
1. Arefian, H., Hagel, S., Fischer, D., Brunkhorst, M., Maschmann, J., & Hartmann, M. (2019).
Estimating extra length of stay due to healthcareassociated infections before and after
implementation of a hospital-wide infection control program. 4, 1–12.
https://doi.org/https://doi. org/10.1371/journal.pone.0217159
2. Lubis, Ismil Khairi, and Susilawati Susilawati. 2018. “Analisis Length Of Stay (Los) Berdasarkan
Faktor Prediktor Pada Pasien DM Tipe II Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.” Jurnal
Kesehatan Vokasional 2(2):161. doi: 10.22146/jkesvo.30330.
3. Hidayat, Dian Indriani, Farid Agushybana, and Sri Achadi Nugraheni. 2020. “Early Warning
System Pada Perubahan Klinis Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Inap.” Higeia Journal of
Public Health Research and Development 4(3):506–19
4. Hosizah & Maryati. (2018). Sistem Informasi Kesehatan Informasi Kesehatan II Statistik
Pelayanan Kesehatan. Bandung: 283
5. Nugraheni, H., Wiyatini, T., & Wiradona, I. (2018). Kesehatan masyarakat dalam determinan
sosial budaya. Deepublish.
6. Peraturan menteri kesehatan Republik Indnesia nomor 76 tahun 2016 tentang pedoman
indonesian case base groups (INA-CBG) dalam pelaksanaan jaminan kesehatan nasional, (2017).
7. Prabandari, F. 2013, „Hubungan Antara Skor Kerapuhan Dengan Lama Rawat Inap Pasien Lanjut
Usia‟, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.
8. Potter, Perry, A. . and Ostendorf, W. R. (2016) Nursing Intervension and Clinical Skill. America:
Elsevier Ltd.
9. Rikomah, S. E. (2017). Farmasi rumah sakit. Deepublish.
10. Rinjani, V., & Triyanti, E. (2016). Analisis efisiensi penggunaan tempat tidur per ruangan
berdasarkan indikator Depkes dan Barber Johnson di Rumah Sakit Singaparna Medika Citra
Utama Kabupaten Tasikmalaya triwulan 1 tahun 2016. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia, 4(2), 38– 45.
11. Teting, B., Natalia, E., & Irmayani, M. (2018). Teori caring dan aplikasi dalam pelayanan
keperawatan (1st ed.).
12. Undang undang Republik Indnesia nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, (2014).

Anda mungkin juga menyukai