Tugas 2 Bahasa Indonesia MKWU 4108 044898891 - Rozak Fitrio
Tugas 2 Bahasa Indonesia MKWU 4108 044898891 - Rozak Fitrio
DI SUSUN OLEH
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga di
sela-sela kesibukan pekerjaan, saya dapat mengerjakan makalah dan tugas yang di berikan
dan di amanatkan kepada saya.
Adapun tujuan makalah ini adalah memenuhi tugas Bapak Muhammad Rizqi Romadlon pada
tugas Bahasa Indonesia, dan tidak lupa juga untuk menambah wawasan dalam menulis karya
ilmiah dan juga mengetahui strategi pengajaran online berbasis E- Learning bagi pembaca
dan penulis.
Saya berterimakasih kepada Bapak Muhammad Rizqi Romadlon selaku dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia, dengan memberikan tugas ini sehigga menambah wawasan saya dalam
menulis karya ilmiah dan menambah pengetahuan saya tentang wabah dari Coronavirus
Disease 19 ini.
Saya juga berterimakaih terhadap rekan-rekan dan semua pihak yang memebagi informasi
dan pegetahuanya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini di sela sela kesibukan yang
saya lalui.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun akan saya tunggu dan terima demi kesempurnaan makalah ini.
Rozak Fitrio
1
DAFTAR ISI
Halaman judulI
Kata Pengantar II
Daftar Isi 1
BAB I PENDAHULUAN 2
Latar Belakang ...2
Rumusan masalah 5
Tujuan………………………………………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN 7
Pengertian e-learning 7
Dampak E - Learning 8
Strategi belajar selama pendemi 10
BAB III PENUTUP 12
Kesimpulan 12
Saran dan kritik 12
DAFTAR RUJUKAN 13
2
BAB 1
pendahuluan
A. Latar Belakang
Adanya kebijakan belajar dari rumah, guru ditutut untuk lebih inovatif dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran. Perubahan cara belajar ini ternyata
membuat guru dan siswa harus beradaptasi dari pembelajaran tatap muka yang
biasa dilakukan menjadi pembealajaran berbasis online learning (Mastuti dkk,
2020). Selain itu dalam mencapai pembelajaran perlu adanya komponen
pendukung pembelajaran yang lain. Menurut Suyanto dan Hisyam 2008:81),
komponen komponen pembelajaran tersebut harus mampu berinteraksi dan
membentuk sistem yang saling berhubungan sehingga mampu menciptakan proses
pembelajaran yang berkualitas. Komponen-komponen pembelajaran tersebut
antara lain: tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, guru, siswa, penilaian dan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Beberapa faktor yang dapat menjadi tolak ukur tentang kesiapan penerapan e-
learning yaitu faktor manusia, faktor pengembangan diri, faktor teknologi dan
faktor inovasi. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran e-learning dalam masa
pandemi covid-19” Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesiapan penggunaan
e-learning. Faktor – faktor apa saja yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan yang
memiliki dampak terhadap keberhasilan penerapan e-learning sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus agar tidak menjadi penghambat dalam
pengembangan e-learning.
C. Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian E – Learning
E – Learning tersusun dari dua kata yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari
‘electronica’ dan ‘learning’ yang merupakan ‘pembelajaran’, Jadi bisa di katakan ‘e-
learning’ yang berarti pembelajaran menggunakan bantuan atau jasa perangkat
elektronika. Jadi dalam pelaksanaanya, ‘e-learning’ menggunakan jasa audio, video,
atau perangkat koputer atau kombinasi dari ketiganya dengan kata lain ‘e-learning’
adalah pembelajaran yang dalam peaksanaanya di dukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, videotape, transmisi sattelite atau komputer.
Sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa
istilah “e” dalam e-learning adalah segala teknologi yang di gunakan untuk
mendukung usaha usaha pengejaran lewat teknologi elektronik internet, Internet,
satelite, tape audio/video, tv, interaktif, CD-ROM adalah sebagiandai media
elektronik yang digunakan. Pengejaran boleh di sampaikan pada waktu yang sama
(synchronously) ataupun pada waktu yang berbeda (asynchronously).
Dan tidak itu juga dari sekian siswa dan guru pun harus siap dan matang untuk
bisa menjalankan program pembelajran kali ini di karenakan berpusat pada guru yang
harus siap dengan inovasi agar siswanya mau belajar dengan giat pada masa pendemi
yang banyak memakan waktu di rumah sehingga kita juga memerlukan peran orang
tua dalam mengawasi kegiatan belajar anak sewaktu di rumah, tidak itu juga kendala
8
kali ini juga datang dari alat dan media pembelejaran yang akan berlangsung, di
karenakan apa di karenakan pembagian signal dan jaringanya juga tidak serta merta di
seluruh wilayah di indonesia perbedaan antara kota dan pedesaan apalagi di pulau
pulau terpencil dan pedalaman yang sangat susah di jangkau.
mencapai tujuan, maka cara pembelajaran seperti ini bisa berfungsi sangat
baik. Tetapi bagi mahasiswa yang tidak termotivasi untuk meningkatkan
pengetahuan atau keterampilan, maka e-learning tidak akan bisa diselesaikan
dengan benar.
E-Learning Tidak Bisa Menyesuaikan Gaya Belajar Setiap Orang
Dalam proses pembelajaran, setiap individu memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada orang yang yang bisa fokus
dengan belajar sendiri, ada juga orang yang belajar dengan membaca teori, belajar
dengan melihat gambar dan menonton video, dan yang lain lebih baik belajar
dengan bersuara atau mendengarkan. E-Learning tidak bisa menyesuaikan gaya
belajar dengan kepribadian setiap mahasiswa yang mengikut aktivitas
pembelajaran karena semua mahasiswa akan mengikuti program pembelajaran
yang sudah dibuat sama dan hanya mendukung satu atau dua gaya belajar saja.
11
1. Pembelajaran secara daring, baik secara interaktif maupun non interaktif. Hal ini
perlu dilakukan meskipun tidak semua siswa ataupu mahasiswa dapat melakukan
itu karena faktor infrastruktur. Dalam hal ini, yang paling penting adalah
pembelajaran harus terjadi meski di rumah dan harus menjadi siswa atau
mahasiswa yang aktif dalam mencari info dan meteri pembelajaran.
4. Bagi para dosen atau guru, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa tidak harus
dinilai seperti biasanya di Kampus atau sekolah, akan tetapi penilaian lebih
banyak kualitatif yang sifatnya memberi motivasi kepada mahasiswa dan
siswanya agar bisa semangat belajar dan bisa fokus terhadap pembelajaran yang
berlaku meskipun itu terjadi di rumah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan pada BAB sebelumnya adalah di
masa pandemi seperti ini memang sulit untuk meneruskan proses belajar secara tatap
muka. Sehingga pemilihan metode E learning adalah metode yang tepat untuk saat ini.
Akan tetapi proses pembelajaran daring belum bisa memenuhi kebutuhan pendidikan
para siswa dan mahasiswa, karena banyaknya kendala baik dari segi ekonomi sampai
gaya belajar setiap individu. Sehingga memerlukan kesiapan yang matang dari segi
alat dan ekonomi dan faktor-faktor pendukung lainya. Maka dari itu, perlunya
strategi-strategi baru dalam metode E learning selama masa Pandemi.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih Wassalamualaikum’warrahmatullah wabarrakatuh
13
DAFTAR RUJUKAN
Isfandiari, M.A. (2020). Corona Virus (Covid-19) Hasil Kajian. Dosen FKM Unair
Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-19 di
Indonesia. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(01), 59–70.
Kemendikbud, Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal
24 Maret 2020
Aydin & Tasci. 2005. Measuring Readiness for e-learning. Reflections from an Emerging
Country, International Forum of Educational Technology & Society (IFETS), Vol 8 No.
4, hal. 244-257
Aydin, Cengiz Hakan & Tasci D. (2005). Measuring Readiness for e-Learning:
Reflections from an Emerging country. Educational Technology & Society
Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi VI.
(Jakarta: Rineka Cipta. 2006). Hal. 135