Anda di halaman 1dari 3

Nama Mahasiswa: Farisa Shauma Fachir

No. Peserta: 202107112

Nama Dosen: Ratna Setyaningrum, SKM, M.Sc

1.) Tim HSE PT. X melakukan penilaian risiko dan bahaya karena dilaporkan banyak
karyawan yang mengeluhkan kesakitan. Hasil MCU,menunjukkan bahwa sebanyak 30%
pekerja di Bagian Produksi mengeluhkan kelelahan dan 5% pekerjanya mengalami
gangguan pendengaran. Jelaskan 4 langkah/metode dalam implementasi Higiene Industry
berdasarkan kasus tersebut!

2.) Berdasarkan data, angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dan hanya sebagian
kecil perusahaan yang telah menerapkan SMK3 secara terpadu. Faktor apa yang berperan
terhadap kondisi ini dan bagaimana solusi yang dapat diberikan?

3.) Bagaimana solusi berbagai masalah K3 selama masa pandemic di Indonesia?

4.) Ceritakan salah satu kasus terkait K3 di lingkungan Anda (kasus di lingkungan kerja
Anda atau industri di sekitar Anda atau hasil dari literatur yang Anda baca)!

1. langkah yang dilakukan berdasarkan kasus

a. Mengenali bahaya lingkungan terkait pekerjaan, dalam hal ini sumber bahaya bagi
pekerja pada bagian produksi yang harus diantisipasi adalah posisi tubuh yang salah dan
tidak nyaman selama bekerja dan pekerjaan yang cenderung statis saat bekerja serta suara
bising saat bekerja yang dipaparkan secara terus-menerus, hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil pemeriksaan fisik pekerja.

b. antisipasi sumber bahaya, dalam hal ini bisa didapat melalui kuesioner pekerja tersebut
serta observasi resiko yang terjadi pada pekerja selama melakukan tugasnya, untuk bagian
produksi, apakah posisi pekerja sudah ergonomis, diukur soundlevelmeter ruangan produksi
apakah melebihi ambang batas dan mengakibatkan kebisingan bagi pekerja, apakah gerakan
yang dilakukan cenderung statis/dinamis, bagaimana suhu diruangan, berapa lama jam kerja
di perusahaan tersebut, berapa lama waktu istirahat pekerja serta ada atau tidaknya
peregangan diantara waktu bekerja.

c. evaluasi sumber bahaya. Dilakukan pengukuran bising suara ruangan dengan soundlevel
meter, mengukur tinggi meja terhadap pekerja apakah sudah ergonomis,

d. pengendalian sumber bahaya. Pengaturan sumber bising suara sehingga dapat


diminimalisir hingga ambang batas terendah sehingga tidak menimbulkan gangguan
pendengaran terhadap pekerja serta pemberian alat pelindung diri kepada pekerja.
Penyesuaian meja dan kursi pekerja sehingga tidak menimbulkan postur yang tidak nyaman
dan melelahkan. Rolling antar pekerja sehingga pekerja tidak melakukan pekerjaan yang
statis selama berjam-jam. Pengaturan waktu istirahat bagi pekerja sehingga dapat
meregangkan otot dan mengistirahatkan tubuhnya untuk sementara.

2. Faktor yang berperan terhadap kondisi tersebut :

a. masih rendahnya kepedulian perusahaan terhadap pekerjanya.

b. kurangnya pengawasan terhadap setiap perusahaan dalam penerapan SMK3.

c. pengetahuan mengenai implementasi K3 secara terpadu yang masih kurang.

solusi yang dapat diberikan:

a. Pengetatan peraturan mengenai implementasi K3 di perusahaan serta adanya sanksi


berat yang harus diberikan kepada perusahaan bila tidak mengimplementasikannya
secara terpadu.
b. Diwajibkan adanya tim pengawas di perusahaan ataupun luar perusahaan untuk
meninjau implementasi K3 di perusahaan tersebut.
c. Adanya sosialisasi rutin di setiap perusahaan mengenai pentingnya penerapan K3
bagi perusahaan dan pekerjanya.

3. Solusi masalah K3 selama masa pandemi

Selama pandemi, banyak sekali pekerjaan yang berubah basisnya menjadi sistem online.
Sehingga lamanya waktu menatap gadget seperti laptop dan handphone pun meningkat, dikenal
pula dengan computer vision syndrome dengan gejala mata merah, berair, perih. Solusi yang
dapat dilakukan adalah menatap laptop dengan jarak 40-60cm dengan kepala 10 cm lebih tinggi
terhadap layar, tempatkan sumber cahaya dengan baik, istirahatkan mata secara berkala dengan
aturan 20-20-20 artinya istirahat kan mata setiap 20 menit selama 20 detik dengan memejamkan
mata atau memandang jauh keluar.

Selain masalah mata, kelelahan otot akibab kesalahan postur selama bekerja dirumah juga
menjadi masalah pada pekerja selama masa pandemic, solusinya dapat mengistirahatkan dan
meregangkan otot secara berkala, mengatur posisi duduk di meja dan kursi yang sesuai, kursi
terhadap meja jangan terlalu tinggi ataupun rendah, kaki jangan sampai menggantung, sebaiknya
kaki menyetuh lantai atau diberi sandaran sehingga tidak menggantung.

Untuk yang masih bekerja diperusahaan, makanan dapat diberikan masing-masing sehingga
tidak berkerumun dan higienitas terjaga. Membatasi waktu bekerja diperusahaan serta rolling
pekerja sehingga pekerja tidak bertumpuk di satu ruangan dengan jumlah yang banyak.
4. Gangguan pendengaran akibat terpapar suara bising yang terus menerus di pabrik. Orang
tersebut mengaku jarang menggunakan alat pelindung diri dalam hal ini untuk melindungi
telinganya saat bekerja. Saat dilakukan pemeriksaan MCU yaitu pemeriksaan audiometri
didapatkan bahwa pasien tersebut mengalami gangguan pendengaran sensoris dikedua
telinga akibat bising suara yang besar kemungkinan ditimbulkan mesin di pabrik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai