673-Article Text-2572-1-10-20220426
673-Article Text-2572-1-10-20220426
673-Article Text-2572-1-10-20220426
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran aspal BGA terhadap perendaman air laut, air payau
dan air tawar terhadap konstruksi perkerasan jalan yang di nilai karakteristik Marshall. Metode dalam penelitin ini
yaitu dengan melalukan perendaman aspal selama 24 jam dengan mengguanakan air laut, air payau dan air tawar.
Dengan bahan-bahan yang digunakan untuk campuran aspal panas seperti agregat kasar, agregat halus, filler,
modifier dan aspal sebagai bahan pengikat harus sesuai dengan spesifikasi dan beragam pengujian yang telah
dilakukan. Hasil pengujian Marshall test pada 3 jenis perendaman air laut, air payau dan air tawar dapat di ketahui
bahwa nilai stabilitas yang tertinggi yaitu pada perendaman air payau dengan nilai 3259 kg, dan pada Marshal
Quostion (MQ) air payau juga mendapat nilai tertinggi yaitu 821,30 kg. Dapat di simpukan dari hasil interpolasi
kadar garam yang di guanakan pada air payau sebesar 0,32 % menyebabkan nilai stabilitas yang tinggi jika di atas
0,32% maka nilai stabilitasya akan terus menurun. Sedangkan nilai flow, VIM (Voids in the mix) dan VFA (Voids
filled with asphalt) tidak memenuhi Spesifikasi.
Kata kunci : Air laut. Air Payau, Air Tawar, Marshall Test, Buton Granular Aspal
78
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. X, No. 2, Oktober 2021
80
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. X, No. 2, Oktober 2021
a. Stabilitas
Pengujian stabilitas merupakan kemampuan g. Marshall Quontient (MQ)
benda uji menerima beban sampai terjadi Marshall Quontient adalah perbandingan nilai
kelelehan plastis. Nilai stabilitas dapat diperoleh stabilitas dan flow. Nilai stabilitas Marshall yang
dari hasil pembacaan dial pada alat pengujian tinggi dan flow yang rendah menunjukan
Marshall dan kemudian data hasil pengujian campuran aspal beton yang kaku, sehingga bila
harus dikalikan dengan kalibrasi alat dan faktor menerima beban mudah retak
koreksi benda uji.
Metodologi Penelitian
b. Kelelehan (Flow)
Flow Kelelehan plastis adalah besarnya 1. Tujuan Umum Peneitian
deformasi vertikal dari campuran akibat beban Pada penelitian ini aspal yang digunakan adalah
yang bekerja padanya mulai awal pembebanan aspal jenis AC 60-70, bahan-bahan yang
sampai kondisi kestabilan menurun, penguran digunakan untuk campuran aspal panas seperti
nilai flow dilakuan bersamaaan dengan agregat kasar, agregat halus, filler, modifier dan
pengukuran nilai stabilitas marshall. aspal sebagai bahan pengikat harus sesuai dengan
spesifikasi dan beragam pengujian yang
c. Kepadatan (Density) dilakukan untuk menjamin bahan yang digunakan
Density adalah tingkat kerapatan setelah memiliki sifat-sifat seperti yang diharapkan
campuran dipadatkan, density dipengaruhi oleh 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
gradasi campuran, jenis dan kualitas bahan, kadar Penelitan dilakukan di laboratoriumTeknik Sipil
aspal kekentalan aspal jumlah dan suhu Universitas Dayanu Ikhsanudidin Baubau yang
pemadatan. beralamat d Jalan Dayanu Ikhsanudin Baubau
Kelurahan Lipu Kota Baubau. Penelitan ini mulai
d. Rongga Dalam Campuran (VIM) dilaksanakan pada bulan September-Oktober
Rongga dalam campuran atau Void In Mix (VIM) 2021
adalah presentase rongga udara yang ada Tahapan waktu penelitian disusun dalam
terhadap volume pada satu campuran. agar penelitian tersusun dengan baik
Selanjutnya Sukirman menyatakan banyaknya
pori yang berada dalam beton aspal padat adalah 3. Pengumpulan Bahan
banyaknya pori di antara butir-butir agregat yang
Pengambilan sampel untuk agregat kasar dan
di selimuti aspal. Roangga dalam campuran
agregat halus dilaksanakan secara langsung
dinyatakan dalam persen terhadap volume beton
dilokasi. Hal ini dilakukan agar sampel yang
aspal.
diambil benar-benar langsung bersumber dari
lokasi tersebut. Sampel kemudian dibawa ke
e. Rongga Dalam Mineral Agregat (VMA)
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Dayanu
Rongga dalam mineral agregat atau rongga
Ikhsanuddin untuk dilakukan pemeriksaan data-
butiran agregat adalah volume rongga yang
data karakteristik dan mix design. Lokasi
terdapat diantara partikel agregat suatu campuran
pengambilan material agregat kasar dan agregat
perkerasan yang telah dipadatkan, yaitu rongga
halus di Kecamatan Sorawolio Kota Baubau hasil
udara dan volume kadar aspal efektif, yang
produksi PT. Lakina Wolio..
dinyatakan dalam persen terhadap volume total
benda uji
5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
a. Bahan Penelitian
f. Rongga Terisi Aspal (VFA)
Bahan-bahan penelitian yang digunakan adalah :
Rongga terisi aspal atau Void Filled by Asphalt
1) Agregat Kasar yang bersumber dari
(VFA) merupakan presentase rongga dalam
Kecamatan Sorawolio Kota Baubau hasil
agregat padat yangb terisi aspal. VFA yang
produksi PT. Lakina Wolio.
terlalu tinggi dapat menyebabkan aspal naik
2) Agregat Halus yang bersumber dari
kepermukaan campuran bersifat porus dan
Kecamatan Sorawolio Kota Baubau hasil
mudah teroksidasi (Robert et al, 1991). Sukirman
produksi PT. Lakina Wolio.
menyebutkan presentase pori antara butir agregat
yang berisi aspal . b. Pengujian Material di Laboratorium
81
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. X, No. 2, Oktober 2021
Tabel 10. Perencanaan Benda Uji Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Karakteristik
Agregat
Jenis air perendaman
Tot
Metode Pay taw
Laut al
au ar
Campur Panas
5 5 5 15
Hampar Panas
1. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian menggunakan alat Salinitas
di Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu
Kelas II Kota Baubau maka dari sampel air laut
yang di ambil di Kelurahan Waruruma. Hasil
pengujian Salinitas untuk mengetahui tinggat
keasaman dan kadar garam pada sampel air yang 2. Mix Design Campuran Beraspal
di gunakan dapat di lihat pada Tabel 11 sebagai a. Hasil Penggabungan Agregat
berikut :
TOTAL MIX DESIGN
Tabel 11. Hasil pengujian Salinitas untuk 120.00
Kadar 60.00
Jenis Air Suhu PH
Garam 40.00
3,34 20.00
Laut 25°C 5,53 %
% 0.00
No. 200 No. 100 No. 50 No. 30 No. 16 No. 8 No. 4 3/8" 1/2" 3/4"
0,32
Payau 26°C 5,60 % No. Saringan (#)
% Total Mix Batas Bawah Batas Atas
0,02
Tawar 26,6°C 5,53 %
% Gambar 1. Grafik Gabungan Agregat Campuran
Laston Lapis Aus (AC-WC)
a. Hasil pengujian dan karakteristik agregat
Pemeriksaan dan pengujian material dilakukan 3. Hasil Pengujian Marshall
sesuai dengan Spesifikasi Umum 2018 Divisi 6 Hasil pengujian karakteristik marshall dapat di
Perkerasan Aspal. Hasil pemeriksaan dan lihat pada Tabel 13 sebagai berikut :
pengujian karakteristik agregat berdasarkan hasil
analisa data dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai
berikut :
83
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. X, No. 2, Oktober 2021
Dari Gambar 6 menunjukkan nilai rongga dalam Dari Gambar 8 diperoleh nilai VFA terendah
campuran (VIM) pada perendaman air laut pada perendaman air laut yaitu sebesar 51,95%,
sebesar 8,76%, air payau sebesar 6,60% dan pada perendaman air payau yaitu 59,49% dan pada
perendaman air tawar sebesar 6,56 % dari ketiga perendaman air tawar sebesar 59,74%. Nilai
variasi perendaman tersebut tidak ada yang (VFA) pada variasi perendaman air laut, air payau
memenuhi spesifikasi yaitu 3-5%. Di karenakan dan air tawar tidak ada yang memenuhi
penggunaan kadar aspal 6% serta perendaman spesifikasi yaitu ≥ 65% dikarenakan pada nialai
menggunakan air laut, air payau dan air tawar VFA adalah rongga yang berada di anatara
85
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. X, No. 2, Oktober 2021
mineral agregat yang terisi aspal efektif dan di Anonimus. (2008). SNI 1970:2008 : Pemeriksaan
nyatakan dalam satuan persen tetapi tidak Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Filler.
termasuk aspal yang di serap oleh agregat, Jakarta.
dengan pengguanan kadar aspal 6% dan Anonimus. (2008). SNI 1970:2008 : Pemeriksaan
perendaman selama 24 jam menggunakan air laut Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus.
, air payau dan air tawar menyebab kan niali Jakarta.
VFA tidak memenuhi spesifikasi. Anonimus. (2011). SNI 2441:2011 : Pemeriksaan
Bahan Lolos Saringan No. 200 Filler.
Kesimpulan Jakarta.
Anonimus. (2012). SNI ASTM C117:2012:
Setelah melakukan pengujian dan menganalisa Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200
hasil pengujian Marshall pada 3 jenis Agregat Kasar dan Agregat Halus. Jakarta
perendaman air laut, air payau dan air tawar Departemen Pekerjaan Umum, (2007),
dengan durasi perendaman selama 24 jam dapat Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan
di simpulkan bahwa perendaman menggunakan dan Jembatan Divisi VI Perkerasan
air laut, payau dan air tawar pada perkerasan Beraspal, Edisi April 2007, Departemen
jalan menggunaka sapal BGA tidak berpengaruh Pekerjaan Umum, Jakarta.
besar pada karakteristik marshall di lihat dari Direktorat Jenderal Bina Marga, (2018).
nilai Stabilitas dan nilai Marshall Quostion (MQ) Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan
masih cukup tinggi, dalam penelitian ini nilai Jembatan Divisi 6 Perkerasan Aspal.
Stabilitas dan Marshall Quostion (MQ) pada Direktorat Jenderal Bina Marga, (2014),
perendaman air payau mendapat nilai yang paling Spesifikasi Umum Direktorat Jendral Bina
tinggi berdasarkan hasil interpolasi yang telah Marga Edisi 2010 Revisi 3 Divisi 6,
saya lakukan pada nilai stabilitas air payau dapat Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta.
di simpulkan kadar garam pada air payau yang di Direktorat Bina Marga, (2010). Spesifikasi
uji atau di gunakan yaitu sebesar 0,32% Khusus Interm Campuran Beraspal Panas
menghasilkan nilai stabilitas paling tinggi jika di dengan Asbuton BGA . Republik Indonesia
atas 0,32% makan niali stabilitasnya akan Kementrian Pekerjaan Umum.
semakin menurun. Sedangakan nilai flow, VIM Sukirman, S. (1999). Perkerasan Lentur Jalan
(Voids in The Mix) dan VFA (Voids filled with Jalan Raya. Jakarta: Granit
asphalt) tidak memenuhi Spesifikasi. Sukirman, Silvia. (2003). Beton Aspal Campuran
Sebagai penyusun ingin menyampaikan Panas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
saran sebagai berikut : Sukiaman, S. (1992). Perkerasan Lentur Jalan
1. Perlu adanya peneilitan kembali mengenai Raya. Bandung: Penerbit NOVA.
perendaman menggunakan air laut, air payau Anonimus. (2008). SNI 03-2417-2008 : Metode
dan air tawar dengan menggunakan variasi Pengujian Abrasi dengan Mesin Los
kadar aspal agar dapat di bandingkan Angeles. Jakarta.
kembali. Anonimus. (1991). SNI 06-2489-1991 :
2. Dari kadar garam yang saya gunakan yaitu Pengujian Benda Uji dengan Alat
3,32% sampai dengan kadar payau 0,32% Marshall. Jakarta.
yang paling bagus di gunakan yaitu dengan
garam 0,32% di karenakan jika kadar garam
di atas 0,32% maka nilai stabilitas nya akan
semakin menurun.
Daftar Pustaka
86