Anda di halaman 1dari 23

3

Seri E-book SAP2000

3
Juni 2014
#E030614

Tips Cepat & Tepat SAP2000


 Part - III 
[ oleh : Purbo ]

purbolaras 
© 0
Seri E-Book SAP2000 # 3

DISCLAIMER

Tulisan dalam edisi E-book ini merupakan rangkuman/cuplikan


artikel dari blog penulis : purbolaras.wordpress.com .

E-book ini bebas untuk didistribusikan secara gratis sepanjang


untuk kepentingan non-komersial, dengan tetap mencantumkan
sumber asli. Dilarang mengubah bagian apapun dari isi tulisan dan
tidak diperkenankan memperjualbelikan E-book ini. Pengutipan
tulisan dari E-book ini harus dengan mencantumkan keterangan
sumber asli.

❖
Seri E-Book SAP2000 # 3

© i

DAFTAR ISI

DISCLAIMER .................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................... ii

1. Check & Re-check ................................................................................ 1


2. Apa aja yang mesti dicek ? ............................................................... 3
a) Elemen Model ............................................................................ 4
b) Input Beban ............................................................................... 8
c) Proses Hitungan ....................................................................... 10
d) Logiskah ? ................................................................................. 13
e) Pengalaman ............................................................................... 16
Checklist Pemodelan SAP2000 .................................................... 18
3. Penutup ............................................................................................ 19
Seri E-Book SAP2000 # 3

© ii
Seri E-Book SAP2000 # 3

1. Check & Re-check

Pada E-book seri pertama, telah diuraikan bahwa selain ‘kerja cepat’
juga diperlukan ‘kerja tepat’ ketika memakai program SAP2000.
Supaya bisa tepat, berarti user harus mempunyai pemahaman alias
ilmu, alias lagi harus belajar, yang sumber pembelajarannya sudah
dijabarkan dalam E-book seri kedua. Nah, kalaupun Anda sudah
dipersenjatai dan membaca habis buku manualnya pun belum
berarti urusannya otomatis beres tuntas, asal sudah tahu terus pakai
pasti hasilnya langsung benar. No, no, no, nanti dulu, para bro dan sis.

Memang, setelah membuat model struktur mulai dari awal sampai


ke kombinasi pembebanan, terutama lagi model yang aduhai rumit
dan kompleks, rasanya ingiiin deh segera menekan tombol Run, lalu
sortir output, lalu bikin Excel dan laporan, submit ke bos atau
rekanan, lalu gajian. Wah, indahnya hidup ini. Sayangnya, masih ada
satu tahap lagi, baik sebelum maupun setelah menekan tombol
tanda panah favorit kita itu.

SAP2000 pada dasarnya adalah merupakan program perhitungan.


Untuk gampangnya, anggap saja seperti kalkulatornya orang teknik
sipil. Mungkin ada yang pernah (atau malah sedang) memakai
kalkulator tipe scientific. Itu loh, yang buuuanyak tombol dan
fungsinya, ada juga yang bisa sampai menampilkan grafik segala,
bukan yang buat menghitung uang kembalian.

© purbolaras.wordpress.com 1
Seri E-Book SAP2000 # 3

myfirststore.com

Gambar 1. Scientific Calculator

Kenapa sih, mesti memilih yang tipe susah begitu? Karena memang
bukan sekadar buat menghitung uang kembalian yang cuma butuh
tambah, kali, kurang, bagi (paling banter yang dipakai hanya operasi
pengurangan). Yang hendak dihitung adalah nilai cosinus sudut,
faktorial, akar pangkat tiga, dan seterusnya. Bukan hanya
perhitungan simpel semacam ‘sinus 30O’, tapi bisa rumus bersarang-
sarang semisal ‘5 tg 30 O/(1–sin2 45)’ langsung dalam satu kali
perhitungan.

Oke, Anda mungkin pakai yang paling bagus (baca : mahal), ada lho
yang harganya sampai tujuh digit. Anda sedang menghitung soal
ujian akhir tentang beton bertulang. Yang dicari adalah momen
kapasitas balok ukuran 200 mm x 500 mm dengan susunan tulangan
sedemikian rupa. Tahap pertama adalah tentu saja menghitung letak
garis netral. Sialnya, ternyata baloknya tulangan rangkap, ada
tulangan tekan dan tulangan tarik. Sialnya (lagi), berdasar trial awal,
sepertinya tulangan tekan belum mencapai titik leleh. Alhasil Anda
dapatkan persamaan kuadrat dalam nilai a.

0,85 f b ac ' 2
600As ' A fs y a 600As ' 1d ' 0

© purbolaras.wordpress.com 2
Seri E-Book SAP2000 # 3

Dengan sigap Anda masukkan rumusnya ke dalam kalkulator,


karena kalkulatornya sudah menyediakan fasilitas perhitungan akar
kuadrat, atau memang sudah Anda buat programnya. Berikut ini
hasilnya :

a1 = 2388,15
a2 = - 2364,62

Mana yang akan Anda ambil? Yang paling besar? Paling kecil?
Positif, atau negatif? Rerata absolut? Atau malah tidak dua-duanya
alias golput? Ingat, karena nilai a menyatakan jarak, maka yang
diambil adalah yang nilai positif. Dengan kata lain, hasil perhitungan
tersebut adalah salah.

Lho, itu kan ada yang positif? Betul, tapi coba lihat kembali dulu
soalnya : berapa dimensi tinggi balok? Logiskah jawaban hasil
kalkulator tersebut (nilai a melebihi tinggi balok)? Kalau langsung
Anda tulis di lembar jawaban, jelas akan ditertawakan orang seluruh
dunia (misal mereka tahu). Jadi, intinya, Anda mesti cek alias
periksa dahulu hasil perhitungannya. Siapa tahu Anda keliru input
karena grogi dapat tempat duduk tepat di depan meja sang penjaga
ujian.
2. Apa aja yang mesti dicek ?

Ya semuanya dicek lah. Bensin, oli, aki, tekanan ban, bekal minum.
Boleh saja, kalau Anda memang sedang akan mudik keluar kota.
Tapi, Anda tidak mudik Jakarta-Jogja setiap hari kan ? Minimal
mungkin setahun sekali. Tapi (lagi), Anda memilih untuk tinggal di
pinggiran kota karena sewa kontrak bulanan murah, jadi tiap hari

© purbolaras.wordpress.com 3
Seri E-Book SAP2000 # 3

tetap harus nglaju pulang-pergi ke kantor. Jadi, tergantung keperluan


Anda, yang perlu dicek bisa berbeda.

Kalau model strukturnya sederhana, misal kuda-kuda baja dua


dimensi, dengan cek lendutan dan rasio tegangan mungkin sudah
bisa memberikan gambaran valid atau tidaknya hitungan kita.
Sedangkan untuk model yang lebih kompleks yang sampai meliputi
beban dinamik dan/atau model non-linier, akan lebih banyak lagi
yang perlu dicek. Namun secara garis besar, butir-butir berikut ini
bisa dijadikan sebagai bantuan.

a) Elemen Model

Untuk geometri model, lakukan dengan review per bidang (XY, XZ,
dst.), dan juga secara 3D (tampilan perspektif). Kelihatannya sepele,
tapi bisa cukup membantu secara sekilas. Misal pada model gedung,
karena terlalu konsentrasi pada denah yang rumit sedangkan variasi
pada bidang elevasi cukup simpel (atau sebaliknya), tidak jarang
menjadi terlalu terpaku pada satu bidang tertentu (misal X-Y).
Setelah dicek tampilan pada bidang lainnya, atau dicek secara
perspektif, barulah kelihatan belangnya, misal ternyata ada kolom
yang lupa belum dipasang. Eh, jangan keburu tertawa, ini terinspirasi
dari kisah nyata lho...

© purbolaras.wordpress.com 4
Seri E-Book SAP2000 # 3

Gambar 2. Who Moved My Column ?

Tahap pertama, lakukan pemeriksaan pada tiap portal bidang selain


per elevasi. Jika merasa sudah oke, putar-putarlah model sampai
pusing (rotate) dari semua arah, bawah, atas, kiri, kanan. Kadang ada
satu bagian yang kelihatannya baik-baik saja dari satu arah, tapi tidak
pada arah tampilan lainnya. Zoom-in dan zoom-out. Lebih baik
ketahuan salahnya di sini daripada tersadar saat sortir output
nantinya, bukan?

Berikutnya, cek identitas elemen. Maksudnya, frame section, local axes,


ukuran penampang, dll. Penampang elemen bisa dengan cepat dicek
memanfaatkan fasilitas Extrude View. Tahukah Anda apa yang
terjadi pada model di Gambar 3 sebelah kiri? Satuan aktif dalam
meter, tapi saat input dimensi penampang dimasukkan centimeter
(misal seharusnya 0,3 dimasukkan 30). Tanpa Extrude View, tidak
bakalan ketahuan sebelumnya, kecuali setelah running baru terlihat
outputnya kok luar biasa. Seharusnya, model tampak seperti sebelah
kanan.

© purbolaras.wordpress.com 5
Seri E-Book SAP2000 # 3

Gambar 3. Extruded View

Tampilan Extrude View juga sangat berguna untuk memeriksa


penempatan sumbu lokal (sumbu kuat dan lemah), terutama untuk
elemen kolom. Daripada susah-susah mengartikan panah-panah
merah-putih-biru, apalagi kalau belum terlalu paham apa itu sumbu
lokal, mendingan ditampilkan saja langsung bentuknya. Di Gambar
4, lebih mudah mana, memeriksa yang kiri atau kanan?

Gambar 4. Cek Kolom via Extruded View

© purbolaras.wordpress.com 6
Seri E-Book SAP2000 # 3

Pada struktur yang kompleks, tidak jarang akan terdapat banyak tipe
penampang, misal dari B-1 sampai dengan B-32 untuk tipe balok,
itupun masih ada lagi yang beranak pinak misal B-7A, B-7B, dst.
Untuk membedakan secara cepat, aktifkan pilihan View by Colors of :
Section pada Display Options agar tampilan tipe batang dibedakan
berdasar tipenya menggunakan kode warna.

Gambar 5. Tampilan Tipe Penampang Berdasarkan Warna

Jika struktur terdiri atas dua material berbeda, misal gudang 2 lantai
dengan lantai bawah berupa elemen beton dan lantai atas serta atap

© purbolaras.wordpress.com 7
Seri E-Book SAP2000 # 3

memakai baja rafter, bisa juga pada pilihan variasi warna


berdasarkan atas materialnya.
b) Input Beban

Setelah elemen struktur sudah OK, berikutnya mengecek


bebanbeban yang sudah Anda pikulkan pada sang model iklan eh...
model struktur. Untuk menampilkan beban, bisa akses menu Display
> Show Load Assigns, lalu pilihJoint untuk beban pada joint, Frame
untuk beban pada batang, atau Area jika pada model juga ada beban
pada elemen Shell. Pilih tipe beban yang ingin dilihat dan klik OK.

Gambar 6. Input Beban Nodal Aktif & Non-aktif

Ada satu cara cepat guna memeriksa jenis beban yang aktif
(terpasang pada model). Perhatikan tombol OK, misal pada
Gambar 6 untuk contoh beban titik (joint load). Jika tombolnya tidak
aktif (seperti gambar sebelah kanan), berarti untuk tipe beban yang
dipilih pada model tidak ada pembebanan tersebut. Jadi pada
contoh ini, saat dipilih beban LIVE tombol OK tidak aktif, berarti
pada model tidak ada beban titik dengan tipe LIVE, sedangkan saat
tipe beban DEAD tombol aktif, jadi terdapat beban titik tipe
DEAD pada model. Kesalahan yang umum terjadi adalah tipe
beban belum sesuai, misal pada suatu batang sudah diberi beban
merata tipe DEAD, kemudian akan dimasukkan beban hidup

© purbolaras.wordpress.com 8
Seri E-Book SAP2000 # 3

merata (tipe LIVE), namun saat input beban tipe beban lupa belum
diganti (masih DEAD).
Untuk tipe beban tertentu, bisa terdapat beberapa pilihan tampilan.
Misal pada elemen area/shell, beban bisa ditampilkan sebagai kontur
warna, atau sebagai bentuk nilai. Untuk kasus dengan besar
pembebanan yang cukup bervariasi, akan lebih mudah jika
ditampilkan dalam bentuk diagram warna seperti pada contoh
Gambar 8.

Gambar 7. Beban pada Jenis Elemen Area

© purbolaras.wordpress.com 9
Seri E-Book SAP2000 # 3

Gambar 8. Tampilan Beban dengan Kontur Warna

Periksa pula satuan pada tampilan beban. Memang hal yang sepele,
tapi juga mungkin menjadi kesalahan yang umum terjadi. Misal
satuan yang aktif dalam kN, akan dimasukkan beban dengan satuan
Ton, namun saat pembebanan lupa belum disesuaikan.

c) Proses Hitungan

Kalau tadi dicermati inputnya, sekarang waktu analisis sedang


berjalan (setelah tombol Run Analysis diklik) prosesnya sebaiknya
juga perlu dimonitor, jangan asal langsung tahu beres saja. Itulah
pula kegunaan dari adanya layar SAP Analysis Monitor yang akan setia
hadir setiap analisis berlangsung. Amati tulisan-tulisan yang muncul
saat analisis berjalan, juga setelah selesai analisis juga masih dapat
di-review kembali sebelum klik tombol OK.

Gambar 9. SAP Analysis Monitor

© purbolaras.wordpress.com 10
Seri E-Book SAP2000 # 3

Sudah terlanjur klik OK ? Atau, pada versi yang lebih mutakhir,


terutama untuk model sederhana, malah tidak tampak apa-apa
(sebenarnya hanya secara default saja disembunyikan), tahu-tahu
langsung selesai ya ? Jangan khawatir, coba buka saja file bernama
sama dengan nama file model tapi berekstensi .log (buka dengan
editor teks seperti Notepad atau Wordpad) di folder/lokasi tempat file
model tersimpan. Aduh, alamat foldernya lupa tadi ditaruh di mana
ya… Oke deh, buka saja langsung dari program lewat menu File >
Show Input/Output Text Files, otomatis akan langsung menuju ke
folder yang alamatnya entah di mana tadi. Tinggal pilih nama file
yang sesuai dengan yang dibuka dan klik Open.

Gambar 10. File Ekstensi .log

Wah, tulisannya banyak banget, plus pakai bahasa luar angkasa eh luar
negeri lagi. Yah, paling tidak coba cermati apakah dalam deretan
teks tersebut tercantum kata-kata seperti Error atau Warning.
Warning merupakan peringatan akan adanya kekurangsesuaian
dalam pemodelan yang menyebabkan analisis terganggu, namun
demikian biasanya SAP2000 sudah memberikan alternatif
penyelesaiannya sehingga analisis tetap bisa selesai sampai keluar

© purbolaras.wordpress.com 11
Seri E-Book SAP2000 # 3

output. Kalau Error, wah sudah parah tingkat kesalahan input


pemodelannya, sehingga analisis lazimnya tidak akan bisa diteruskan
(alias gagal).

Gambar 11. Pesan Warning & Error

Jadi, biasakan sebelum meng-klik tombol OK dengan pede, scrolling


dahulu layar SAP Analysis Monitor sembari mencari tulisan ***
WARNING *** atau malah *** ERROR *** (kalau ada,

© purbolaras.wordpress.com 12
Seri E-Book SAP2000 # 3

mudahmudahan saja sih tidak ada). Terutama harus dicari adalah


untuk pesan Warning, karena analisis bisa cenderung selesai dan
mungkin tidak diketahui, sementara untuk kasus Error analisis bisa
terhenti di tengah jalan sehingga lebih mudah dideteksi.
d) Logiskah ?

Nah, kalau dari hasil cek input dan saat analisis (tampaknya) sudah
benar, sekarang perlu dicek pula untuk outputnya. Kok pakai kata
‘tampaknya’ ? Walaupun dari input sudah benar dan analisis nggak
ketemu sama mas error atau mbak warning, belum menjamin hasilnya
benar.

Untuk contoh, misal analisis gempa suatu struktur dengan memakai


input akselerogram gempa (time history). Biar keren lah, ceritanya kan
sedang ambil S2, masa’ mau pakai statik ekuivalen terus, malu donk
sama adik-adik S1. Anda ambil fungsi time history dari akselerogram
gempa Elcentro, seperti tampak berikut ini.

Gambar 12. Input Time History

© purbolaras.wordpress.com 13
Seri E-Book SAP2000 # 3

Yak, grafiknya sudah muncul dan sudah benar. Lalu Anda run
analisisnya. Tidak ada masalah saat analisis, tak ada warning, apalagi
error. Lalu Anda bingung. Saat hendak menampilkan deformasi
akibat akselerogram gempa tersebut, tipe analisis gempanya (dalam
contoh ini namanya : TH) tidak nongol di pilihan tipe beban.

Gambar 13. Pilihan Tipe Beban

Jelas tidak akan muncul walaupun ditungguin sampai kapan pun,


kalau sudah masuk ke function, tapi belum dimasukkan dalam analysis
case.

Gambar 14. Input Analysis Case Time History

© purbolaras.wordpress.com 14
Seri E-Book SAP2000 # 3

Gambar 15. Pilihan Tipe Beban yang Baru

Alhamdulillah, akhirnya muncul juga si-‘TH’. Lalu... Anda bingung


(lagi). Nilai displacement maksimumnya itu lho, nggak nguatin...

Gambar 16. Displacement Akibat Gempa

16 meter (!!!). Hebat sekali ya gedungnya, diberi beban gempa segitu


saja bisa berdeformasi jauuuh sekali. Para penghuni dan pemakainya
bisa mabok tujuh turunan tuh. Logis ? Jelas tidak. Usut punya usut,
ternyata masalahnya ya di ‘segitu’ itu tadi. Perhatikan kembali
Gambar 14, terutama pada isian scale factor. Itu maksudnya mau
input angka ‘9,81’, tapi dimasukkan dengan desimal memakai titik
(9.81). Kalau dibuka kembali input analysis case yang bersangkutan,
jadinya berubah.

© purbolaras.wordpress.com 15
Seri E-Book SAP2000 # 3

Gambar 17. Input Scale Factor

Lho ? Kok berubah sendiri ? Betul, karena format desimalnya yang


salah. Coba lihat Gambar 17, di belakang angka ‘981’ adalah tanda
koma (,). Inilah yang menjadi default tanda desimal. Perlu diingat,
tiap komputer bisa memiliki format desimal titik atau koma, harus
disesuaikan. Cara mudahnya, perhatikan tanda pemisah desimal
pada tiap input angka. Coba buka input material, frame section, atau
lainnya, saat pertama kali membuka program. Ikuti tanda ini.

Dalam contoh ini, tanda desimal memakai tanda koma. Jadi, kalau
dimasukkan ‘9.81’, otomatis oleh program diabaikan tanda titiknya
sehingga terbaca sebagai ‘981’. Artinya, bebannya kelebihan sampai
100 kali lipatnya. Wow! Seharusnya, inputnya ‘9,81’.

Jadi, walaupun kelihatannya oke-oke saja, jangan keburu syukuran


atau update status FB dahulu setelah melihat kalimat ‘Analysis
Complete’. Cek dulu outputnya. Yang mudah adalah dari nilai dan
juga bentuk deformasinya, bisa juga lewat nilai gaya dalam misal
momen, aksial, dll.

e) Pengalaman

Kata orang : ‘pengalaman adalah guru terbaik’. Maka,


banyakbanyaklah cari pengalaman. Pengalaman bisa dicari dari

© purbolaras.wordpress.com 16
Seri E-Book SAP2000 # 3

(kalau meminjam istilah dalam bidang penelitian) data primer, bisa


juga menggunakan data sekunder. Data primer, maksudnya
berasal dari hasil pengalaman kita sendiri. Kalau yang sekunder, ya
berarti dari pengalamannya orang lain, misal dari buku atau literatur,
website, dll. Kalau bisa mendapatkan data sekunder yang didukung
referensi terpercaya, itu bagus, dan bisa banyak menghemat waktu
dan pikiran. Kalau tidak ada, atau kurang memadai, ya cobalah
mencari data primer.

Caranya ? Tipsnya ? Berhubung isi tulisan sepertinya sudah terlalu


panjang, maka akan dibahas pada lain kesempatan. Sabar ya...
Untuk kali ini, yang terutama ingin ditekankan adalah ketika Anda
melakukan suatu analisis, tidak peduli sesederhana apapun, itu
sebenarnya sudah bisa jadi bahan untuk data primer, dengan catatan
tidak ngawur alias asal-asalan, lho. Dari pengalaman Anda itu, catatlah
beberapa hasil yang penting (paling tidak masukkanlah ke dalam
ingatan). Itu bisa sangat membantu untuk analisis masalah serupa di
masa mendatang.

Misal, Anda dulu pernah memodelkan gedung sekian lantai, Anda


beri meshing pada elemen pelat sekian, ternyata hasilnya saat mulai
running analisis butuh waktu sekian jam alias luar biasa lemot,
sehingga Anda coba turunkan jumlah pias namun outputnya tetap
dicek sehingga masih memadai. Di kemudian hari, kalau Anda dapat
kerjaan serupa lagi, Anda tentu sudah siap dengan perkiraan meshing
yang oke, paling tidak untuk analisis tahap awal. Atau, contoh yang
jauh lebih sederhana, untuk input material beton mutu 25 MPa, saat
mengisi input modulus elastisitas dengan pedenya bisa langsung
memasukkan angka ‘23500’ tanpa harus menghitung dahulu, karena
sudah terlalu sering input data nilai serupa jadi sudah hafal di luar
kepala (kisah nyata pengalaman pribadi). Ada juga material BJ-37,
bisa langsung nyebut angka 240 (MPa) untuk fy dan 370 untuk fu,

© purbolaras.wordpress.com 17
Seri E-Book SAP2000 # 3

tanpa harus melihat SNI baja. Lagi-lagi karena terlalu sering ‘makan’
data-data sejenis.

Untuk bonus, sebagai rangkuman tulisan ini agar mudah melihat apa
saja yang kira-kira perlu untuk dicermati, berikut ini ada sebuah
checklist yang memuat beberapa poin saat pemodelan (terutama
untuk struktur beton). Mungkin tidak bisa mencakup semua
kebutuhan Anda masing-masing, tapi setidaknya bisa dijadikan
pedoman sederhana, siapa tahu ada yang kelupaan, mumpung
belum klik ‘Run Analysis’...

Contoh Checklist Pemodelan SAP2000

PEMODELAN STRUKTUR
Setting elemen sebagai balok atau kolom (beton)
Setting faktor reduksi inersia balok dan kolom (beton)
Setting pertemuan (joint) sebagai rigid offset (beton)
Meshing elemen luasan
Setting pelat lantai sebagai diafragma (constraint)
Setting orientasi sumbu kuat/lemah kolom
PEMBEBANAN STRUKTUR
Input pembebanan atap
Input pembebanan finishing pelat lantai
Input beban dinding
Input beban hidup luasan pada pelat lantai
* Input beban gempa statik ekuivalen
* Input fungsi spektrum respons untuk analisis response spectrum
* Input fungsi akselerogram untuk analisis time history
Penentuan faktor keutamaan, I (response spectrum, time history)
Penentuan faktor reduksi gempa, R (response spectrum, time history)
Setting jumlah mode (response spectrum, time history)
Penentuan mass source (response spectrum, time history)

© purbolaras.wordpress.com 18
Seri E-Book SAP2000 # 3

Pemberian faktor pengali I/R.g (response spectrum)


Pemberian faktor pengali penyesuaian percepatan puncak (time history)
ANALISIS STRUKTUR
Cek kemungkinan warning/error saat analisis
Cek output gaya dalam (momen, geser, dll.)
Cek deformasi struktur untuk berat sendiri
# Cek syarat gaya geser ≥ 80% statik (response spectrum)
# Cek rasio partisipasi massa minimum 90% (response spectrum, time history)

* pilih salah satu


# menyesuaikan peraturan terkait yang berlaku
3. Penutup

Seperti disebutkan di awal, E-Book ini merupakan cuplikan dari


beberapa materi yang pernah muncul di blog penulis, yang terbit
setiap periode tertentu. Untuk membaca tulisan selengkapnya
termasuk terbitan serial yang lain, juga untuk mendapatkan
informasi lain (materi download dan data-data), ataupun sekadar
berkunjung, silakan mampir di :

 purbolaras . wordpress . com

Untuk membantu proses pembelajaran program, tersedia pula serial


buku “Belajar SAP2000” sebagai panduan belajar Anda. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada halaman berikutnya.

© purbolaras.wordpress.com 19

Anda mungkin juga menyukai