Bab 2 Laporan PKL 1
Bab 2 Laporan PKL 1
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN:
Tanggal : 3 Juni 2021
Jam : 17.00 WIB
Tempat : Ruang Rawat Inap
B. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Anak
Nama : Ny. Siti Nama : Siti M.
Umur : 55 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : -
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Alamat :
C. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG: pasien merasakan lemas, mual dan muntah selama berhari-hari
A. DATA OBYEKTIF
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran CM
Tanda-tanda Vital :
Nadi : 88 x/menit Respirasi : 22 x/menit TB : 150
Tekanan darah : 140/80 mmHg Temperatur : 37 BB : 45
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
Mata: konjungtiva anemis
Hidung: tidak ada kelainan
Mulut: tidak ada kelainan
Telinga: tidak ada kelainan
Leher: tidak ada kelainan
Ketiak: tidak ada kelainan
Dada: Paru dan Jantung
Dada
Inspeksi : kanan dan kiri statis dinamis
Palpasi : tak nyeri tekan
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : bronkus vesikuler
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tak kuat angkat
Palpasi : tak nyeri tekan
Perkusi : redup
Auskultasi : reguler / normal
Perut:
Inseksi : perut datar
Palpasi : tak nyeri tekan
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik
Vulva: tidak ada kelainan
Ekstremitas tidak ada kelainan
Anus: tidak ada kelainan
B. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : darah rutin
Normal ranges
HCT = L 23.4 % 35.0 : 55.0
PLT = 222 109/1 100 : 400
WBC = 7.3 109/1 3.5 : 10.0
HGB = L 7.9 g/dl 11.5 : 16.5
LYM%= 22.7 % 15.0 : 50.0
GRA%= 70.3 % 35.0 : 80.0
MID% = 7.0 % 2.0 : 15.0
GDS = 144 mg/dl
b. Pengobatan :
c. Pemeriksaan diagnostic lainnya
C. ANALISA MASALAH
Masalah Simptom/Respon pasien
1. Gangguan keseimbangan 2. Pasien muntah
cairan dan elektrolit 3. Tampak Pucat, Lemas
4. Tampak Haus
D. INTERVENSI
Monitor TTV
Anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit sedikit tapi sering
Berikan cairan infus kepada pasien
Edukasi pasien untuk rajin menjaga keehatan
Kolaborasi dengan tim medis
E. IMPLEMENTASI
A. Pembahasan
1) Pengkajian
Pada kasus nyata Ny S berumur 55 tahun di rawat di puskesmas karena rasa mual
muntah, lemas. Menurut (Purnamasari 2017) manifestasi Dispepsia adalah adanya gas
diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang, mual, tidak ada nafsu
makan dan perut terasa panas, Rasa penuh, cepat keyang, kembung setalah makan, mual
muntah, sering bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri uluh hati dan dada atau regurgitas
asam lambung kemulut.Dispepsi amerupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian
perut.Kondisi ini dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh
terhadap lingkungan sekeliling.Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan
metabolisme (Ida, 2016). Berdasarkan teori di atas dan hasil pengkajian pada kasus nyata
didapatkan tidak adanya kesenjangan dikarenakan alasan Ny S masuk puskesmas yaitu
pasien mengeluh adanya mual muntah, dan lemas.
2) Diagnosis keperawatan
Berdasarkan hasil analisa data didapatkan adanya mual, nyeri uluh hati berhubungan
dengan agen cidera biologis, kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungandengan
ketidakmampuan menelan makanan dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum.
3) Perencanaan keperawatan
Intervensi yang dilakukan meliputi observasi, perencanaan keperawatan, edukasi,
kolaborasi. Pada kasus Ny.S penulis melakukan rencana tindakan keperawatan selama 4
x 24 jam karena nyeri tidakdapat diatasi dalam waktu singkat dan perlu penanganan
terlebih dahulu. Intervensi yang direncanakan oleh penulis antaralain observasi tanda
tanda vital, anjurkan makan sedikit tetapi sering, dan berkolaborasi dengan tenaga medis
lain dalam pemberian obat.
4) Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan dilakukan setelah perencaan dirancang dengan baik. dilakukan tindakan
keperawatan yaitu observasi tanda vital, memasang infus, menganjurkan pasien untuk
makan sedikit tetapi sering, memonitor intake dan output secara periodik, memberikan
obat anti nyeri (ranitidine), dan berkolaborasi dengan tenaga medis lain dalam pemberian
obat.
5) Evaluasi keperawatan
Evaluasi pada Ny. S dilakukan dengan metode SOAP pada evaluasi hari pertama penulis
sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada kasus Ny. S Pasien
mengatakan sudah tidak muntah lagi, nafsu makan mulai meningkat dan tanda-tanda
vital pasien normal serta keadaan umum pasien sudah mulai membaik.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Dispepsia adalah kumpulan gejala saluran pencernaan atas meliputi rasa nyeri atau tidak
nyaman di area gastro-duodenum (epigastrium/uluhati), rasa terbakar, penuh, cepat kenyang,
mual atau muntah. Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid
reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang
membentang dari faring ke dalam lambung). Mekanisme patofisiologi timbulnya dispepsia
fungsional atau ulkus peptikium masih belum seluruhnya dapat diterangkan secara pasti.
Beberapa studi menghubungkan mekanisme patofisiologi dispepsia fungsional dengan terjadinya
infeksi H. Pylori, ketidaknormalan motilitas, gangguan sensori visceral, faktor psikososial, dan
perubahan-perubahan fisiologi tubuh yang meliputi gangguan pada sistem saraf otonom
vegetatif, sistem neuroendokrin, serta sistem imun tubuh. Cara mengatasi dispepsia fungsional
perlu disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan gejalanya. Oleh karena itu, sebelum
melakukan pengobatan, dokter akan melakukan penelusuran keluhan pasien dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu.Untuk memastikan bahwa keluhan tidak disebabkan oleh kondisi lain
SARAN
Dengan dilaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Dispepsia yang dapat diberikan
yaitu:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapakan dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan perpustakaan yang menjadi
fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya
dalam menjalani pratek dan pembuatan asuhan keperawatan.
2. Bagi Puskesmas
Pada saat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Dispepsia hendaknya
perawat ruangan memeberikan pembekalan penanganan di rumah supaya keluarga dapat
merawat pasien saat pasien sudah pulang
3. Bagi pasien
Diharapkan agar dapat di jadikan sebagai pedoman untuk mengetahui lebih lanjut penyakit
yang di alami.
4. Bagi penulis
Hasil penelitian membuat pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan berkaitan dengan pasien Dispepsia . Dan menambah wawasan sebagai acuan
bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian lanjutan terhadap pasien yang
menderita Dispepsia