Anda di halaman 1dari 69

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf dibagi menjadi dua bagian utama, sistem saraf pusat
yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan sistem saraf tepi
yang terdiri dari saraf kranial, spinal dan ganglia terkait. Dalam sistem saraf
pusat, otak dan sumsum tulang belakang adalah pusat utama di mana
korelasi dan integrasi informasi saraf terjadi. Baik otak dan sumsum tulang
belakang ditutupi dengan sistem membran yang disebut meningen, dan
tersuspensi dalam cairan serebrospinal. Mereka lebih dilindungi oleh tulang
tengkorak dan tulang belakang.1,2

Gambar 1. Anatomi Sistem Saraf Pusat


(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

3
4

Sistem saraf pusat terdiri dari sejumlah besar sel saraf yang dapat
dirangsang dan prosesnya yang disebut neuron, yang didukung oleh
jaringan khusus yang disebut neuroglia. Proses panjang sel saraf disebut
akson atau serat saraf. Bagian dalam sistem saraf pusat diatur menjadi
materi abu-abu dan putih. Materi abu-abu terdiri dari sel-sel saraf yang
tertanam dalam neuroglia yang memiliki warna abu-abu. Materi putih terdiri
dari serat saraf yang tertanam di neuroglia yang memiliki warna putih
karena adanya bahan lipid dalam selubung mielin dari banyak serat saraf.
Dalam sistem saraf tepi, saraf kranial dan saraf tulang belakang, yang
terdiri dari kumpulan serat saraf atau akson, menghantarkan informasi ke
dan dari sistem saraf pusat. Meskipun saraf dikelilingi oleh selubung fibrosa
saat berjalan ke bagian tubuh yang berbeda, saraf tersebut relatif tidak
terlindungi dan umumnya rusak karena trauma.1

Tabel 1. Divisi Sistem Saraf Pusat


DIVISI SISTEM SARAF PUSAT
Bagian Divisi Komponen
Otak Telensefalon Hemisfer Serebral
Inti Basal
Diensefalon Epitalamus
Dorsal talamus
Hipotalamus
Subtalamus
Batang Otak Otak Tengah
Pons
Medula Oblongata
Serebelum Lobus Anterior, Lobus Posterior, dan
Lobus Flocculonodular
Sumsum tulang Satu unit fungsional Ascending tracts
belakang Descending tracts
Interneurons
(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)
5

Otak terletak di rongga tengkorak dan berlanjut dengan medula


spinalis melalui foramen magnum. Dikelilingi oleh tiga meningen,
duramater, arachnoid mater, dan pia mater yang bersambung dengan
meningen yang sesuai dari medula spinalis. Cairan serebrospinal
mengelilingi otak di ruang subarachnoid. Otak secara konvensional dibagi
menjadi tiga divisi utama terdiri dari otak depan, tengah, otak belakang, dan
sumsum tulang belakang. Otak depan juga dapat dibagi lagi menjadi
diensefalon yang merupakan bagian tengah dari forebrain, dan serebral.
Otak belakang dapat dibagi lagi menjadi medula oblongata, pons, dan
serebelum. Batang otak (istilah kolektif untuk medula oblongata, pons, dan
otak tengah) adalah bagian otak yang tersisa setelah hemisfer serebral dan
serebelum diangkat. 1

2.1.1. Hemisfer Serebral


Serebral adalah lapisan terluar yang mengelilingi otak, terdiri dari
materi abu-abu dan diisi dengan miliaran neuron yang digunakan untuk
melakukan fungsi eksekutif tingkat tinggi. Korteks terbagi menjadi empat
lobus: frontal, parietal, oksipital, dan temporal serta sistem limbik oleh
sulkus yang berbeda. Lobus frontal terletak di anterior sulkus sentralis,
bertanggung jawab atas fungsi motorik volunter, pemecahan masalah,
perhatian, memori, dan bahasa. Terletak di lobus frontal adalah korteks
motorik dan area broca. Korteks motorik memungkinkan gerakan sukarela
yang tepat dari otot rangka kita, sementara area broca mengontrol fungsi
motorik yang bertanggung jawab untuk memproduksi bahasa. Lobus
parietal dipisahkan dari lobus oksipital oleh sulkus parieto-oksipital dan
berada di belakang sulkus sentral, bertanggung jawab untuk memproses
informasi sensorik dan berisi korteks somatosensori. Neuron di lobus
parietal menerima informasi dari sensorik dan proprioseptor ke seluruh
tubuh, memproses dan membentuk pemahaman tentang apa yang
disentuh berdasarkan pengetahuan sebelumnya. Lobus oksipital, yang
dikenal sebagai pusat pemrosesan visual, berisi korteks visual. Mirip
6

dengan lobus parietal, lobus oksipital menerima informasi dari retina dan
kemudian menggunakan pengalaman visual masa lalu untuk menafsirkan
dan mengenali rangsangan. Terakhir, lobus temporal memproses
rangsangan pendengaran melalui korteks pendengaran. Mekanoreseptor
yang terletak di sel-sel rambut yang melapisi koklea diaktifkan oleh energi
suara, yang pada gilirannya mengirimkan impuls ke korteks pendengaran.
Impuls diproses dan disimpan berdasarkan pengalaman sebelumnya.2

Gambar 2. Anatomi Otak


(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014)
7

Tabel 2. Lobus Serebral


Struktur Deskripsi Signifikansi
Ditemukan di dalam fossa kranial ⚫ Berisi korteks yang bertanggung
Lobus frontal
anterior di anterior sulkus jawab atas fungsi mental yang
sentralis dan superior terhadap lebih tinggi (perencanaan masa
fisura lateral depan, kepribadian, penilaian,
Terdiri dari: perilaku sosial)
⚫ Precentral gyrus Gyrus ⚫ Berisi korteks primer,
frontal superior, tengah, dan pelengkap, dan premotor
inferior
⚫ Berisi area broca untuk
⚫ Gyrus rectus dan orbital motorik bicara
gyrus

Lobus temporal Ditemukan di dalam fossa ⚫ Berisi korteks pendengaran


kranial tengah anterior ke lobus primer dan sekunder
oksipital dan inferior ke lateral
⚫ Berisi korteks yang
fisura
berhubungan dengan
Terdiri dari: pemahaman bicara: Area
⚫ Gyri temporal superior, Wernicke
tengah, dan inferior

Lobus oksipital Ditemukan di dalam fossa kranial ⚫ Berisi korteks visual primer dan
posterior di posterior lobus sekunder
parietal
Terdiri dari:

⚫ Cuneate dan girus lingual


Lobus parietal Ditemukan di posterior sulkus ⚫ Berisi korteks yang bertanggung
sentralis, di atas lobus temporal jawab untuk integrasi dan
dan fisura lateral, dan anterior orientasi sensorik
lobus oksipital visual-auditori-spasial
Terdiri dari: ⚫ Berisi korteks sensorik primer
⚫ Gyrus postcentral dan asosiasi

⚫ Lobulus parietal superior dan


inferior

⚫ Precuneus
8

Lobus limbik Ditemukan pada aspek medial ⚫ Area fungsional yang


hemisfer serebral berhubungan dengan
Terdiri dari: konsolidasi memori dan emosi

⚫ Bagian lobus frontal, ⚫ Secara fungsional dibagi


parietal, dan temporal menjadi:

⚫ Gyri cingulate dan ⚫ Formasi


parahippocampal ⚫ Korteks

⚫ Kompleks
(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

Gambar 3. Lobus Serebral


(Dikutip dari Singh Vishram. Textbook Of Clinical Neuroanatomy. Edisi ke-4.
Elsevier India. 2020.)
9

2.1.2. Inti Basal


Inti Basal juga dikenal sebagai ganglia basal, terletak jauh di dalam
materi putih otak dan terdiri dari nukleus kaudatus, putamen, dan globus
pallidus. Struktur ini membentuk pallidum dan striatum. Ganglia basal
bertanggung jawab untuk gerakan dan koordinasi otot.6

Gambar 4. Penampang Otak Midsagital


(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

2.1.3. Epitalamus
Epitalamus terdiri dari nukleus habenularis dan hubungannya serta
kelenjar pineal. Nukleus habenularis adalah sekelompok kecil neuron yang
terletak tepat di medial permukaan posterior talamus. Serabut aferen
diterima dari nukleus amigdaloid di lobus temporal melalui stria medullaris
talamus serat lainnya berjalan dari formasi hipokampus melalui forniks.
Beberapa serat stria medullaris talamus melintasi garis tengah dan
mencapai nukleus habenularis di sisi yang berlawanan, serat yang terakhir
ini membentuk komisura habenular. Akson dari nukleus habenularis
berjalan ke nukleus interpedunkularis di atap fossa interpedunkularis,
tektum otak tengah, talamus, dan formasio retikuler otak tengah. Nukleus
habenularis diyakini sebagai pusat integrasi olfaktorius, viseral, dan jalur
aferen somatik. Kelenjar pineal adalah struktur kecil berbentuk kerucut
10

yang dilekatkan oleh tangkai pineal ke diensefalon. Ia menonjol ke


belakang sehingga terletak di posterior otak tengah. Dasar tangkai pineal
memiliki resesus yang menyambung dengan rongga ventrikel ketiga.
Bagian atas pangkal tangkai mengandung komisura habenular bagian
inferior pangkal tangkai mengandung komisura posterior. Pada bagian
mikroskopis, kelenjar pineal terlihat tidak lengkap dibagi menjadi lobulus
oleh septa jaringan ikat yang meluas ke substansi kelenjar dari kapsul. Dua
jenis sel ditemukan di kelenjar, pinealosit dan sel glial. Kelenjar pineal tidak
memiliki sel saraf, tetapi serat simpatis adrenergik yang berasal dari ganglia
simpatis servikal superior memasuki kelenjar dan berjalan bersama
pembuluh darah dan pinealosit.6

2.1.4. Talamus
Talamus adalah pusat estafet otak. Bagian ini menerima impuls
aferen dari reseptor sensorik yang terletak di seluruh tubuh dan memproses
informasi untuk didistribusikan ke area kortikal yang sesuai. Talamus
memiliki nukelus tertentu yang sangat penting yang hubungannya jelas. Ini
termasuk nukleus posteromedial ventral, nukleus posterolateral ventral,
nukekus genikulatum medial, dan nukleus genikulatum lateral. Talamus
terletak di setiap sisi ventrikel ketiga. Ujung anterior talamus sempit dan
membulat dan membentuk batas posterior foramen interventrikular. Ujung
posterior melebar membentuk pulvinar, yang menjorok ke atas kolikulus
superior dan brachium superior. Nukleus genikulatum lateral membentuk
elevasi kecil pada aspek bawah bagian lateral pulvinar. Talamus juga
mengintegrasikan fungsi motorik, menyampaikan impuls dari serebelum
dan korpus striatum ke area motorik korteks serebral. Hubungan talamus
dengan sistem limbik mempengaruhi suasana hati, perilaku dan
memori.1,6,7
11

2.1.5. Hipotalamus
Hipotalamus adalah salah satu bagian terkecil dari otak, sangat
penting untuk mempertahankan homeostasis. Hipotalamus
menghubungkan sistem saraf pusat dengan sistem endokrin. Anterior ke
hipotalamus adalah area yang memanjang ke depan dari kiasma optik ke
lamina terminalis dan komisura anterior, disebut sebagai daerah preoptik.
Di bagian kaudal, hipotalamus menyatu ke dalam tegmentum otak tengah.
Talamus terletak di atas hipotalamus, dan regio subtalamus terletak di
inferolateral dari hipotalamus. Bila diamati dari bawah, hipotalamus terlihat
berhubungan dengan struktur berikut dari anterior ke posterior, kiasma
optik, tuber cinereum, infundibulum, dan badan mammillary.6
Kiasma optik adalah berkas serabut saraf yang mendatar yang
terletak pada pertemuan dinding anterior dan lantai ventrikel ketiga.
Permukaan superior melekat pada lamina terminalis, dan di bagian inferior
berhubungan dengan hipofisis serebri, yang dipisahkan oleh diafragma
sellae, anterolateral sudut nervus optikus, dan sudut posterolateral
bersambung dengan traktus optikus. Sebuah resesus kecil, resesus
optikus dari ventrikel ketiga, terletak pada permukaan superiornya. Serat
yang berasal dari hemiretina nasal dari setiap retina melintasi bidang
median di kiasma untuk memasuki saluran optik dari sisi yang
berlawanan.6
12

Gambar 5. Batang Otak


(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

2.1.6. Otak Tengah


Otak tengah (mesensefalon) adalah bagian atas dan terpendek dari
batang otak. Panjangnya sekitar 2,5 cm dan lebar 2,5 cm, menghubungkan
otak belakang dengan otak depan. Rongganya akuaduktus Sylvius
menghubungkan ventrikel ketiga dengan ventrikel keempat. Otak tengah
melewati takik tentorial. Hal ini terkait di setiap sisi ke saluran optik, gyrus
parahippocampal, arteri serebral posterior, dan vena basal. Anterior ke
struktur interpedunkularis, yaitu: badan mammillary, dan tuber cinereum.
Posterior ke splenium corpus callosum, vena serebral besar, pineal body
dan ujung posterior talamus kanan dan kiri. Otak tengah seperti bagian lain
dari batang otak terdiri dari materi abu-abu dan putih.7
Materi abu-abu pusat pada tingkat kolikukus superior berisi dua
nukleus, yaitu nukleus nervus okulomotor dan nukleus mesensefalik.
Nukleus okulomotor terletak di bagian ventromedial. Inti dari dua sisi
melebur bersama membentuk kompleks tunggal yang memiliki garis
segitiga. Inti okulomotor dibatasi lateral oleh fasikulus longitudinal medial.
Nukleus Edinger-Westphal yang mensuplai sfingter pupil dan otot siliaris,
13

membentuk bagian dari nukleus oculomotor dan terletak di dorsal dua


pertiga rostral nukleus oculomotor utama. Serabut-serabut nervus
oculomotorius yang muncul di bagian ventral melalui tegmentum yang
memotong nukleus merah dan bagian medial substantia nigra, dan muncul
di bagian posterior fossa interpedunkularis melalui sulkus pada aspek
medial krus serebri. Nukleus mesensefalik menempati posisi yang sama
seperti di bagian bawah otak tengah. Koliklulus superior adalah massa
pipih yang terbentuk dari tujuh lamina materi putih dan materi abu-abu
yang konsentris secara bergantian. Kolikulus superior menerima serat
aferen dari retina (terutama kontralateral) melalui badan genikulatum
lateral dan brachium superior, medula spinalis melalui spinotektaltraktus,
korteks visual frontal dan oksipital (gerakan mata konjugasi), dan kolikulus
inferior. Serabut eferen dari kolikulus superior membentuk traktus
tektospinalis dan tektobulbar, yang mungkin bertanggung jawab atas
gerakan refleks mata, kepala, dan leher sebagai respons terhadap
rangsangan visual.7
Materi abu-abu pusat pada tingkat kolikukus inferior di sekitar
akuaduktus serebral berisi dua nukleus, yaitu nukleus nervus troklearis dan
nukleus mesensefalik dari nervus trigeminal. Nukleus nervus troklearis
terletak dekat dengan bidang median tepat di belakang fasciculus
mediallongitudinal (MLF). Serabut-serabut nervus troklearis yang baru
muncul berjalan secara lateral dan posterior di sekitar substansia grisea
sentralis dan meninggalkan otak tengah tepat di bawah kolikulus inferior.7

2.1.7. Pons
Ditemukan di batang otak, pons menghubungkan medula oblongata
dan talamus. Terdiri dari saluran yang bertanggung jawab untuk
menyampaikan impuls dari korteks motorik ke serebelum, medula, dan
talamus. Di perbatasan inferior pons, berlawanan dengan ujung atas
piramida terdapat nervus abdusen (CN VI).6,7
14

2.1.8. Medula oblongata


Medula oblongata berada di bagian bawah batang otak, di mana
sumsum tulang belakang bertemu dengan foramen magnum tengkorak. Ini
bertanggung jawab untuk fungsi otonom, beberapa di antaranya sangat
penting untuk kelangsungan hidup. Medula oblongata memonitor sistem
pernapasan tubuh menggunakan kemoreseptor. Reseptor ini mampu
mendeteksi perubahan kimia darah. Misalnya, jika darah terlalu asam,
medula oblongata akan meningkatkan laju pernapasan yang
memungkinkan lebih banyak oksigen untuk mencapai darah.Ini juga
merupakan pusat kardiovaskular dan vasomotor. Medula oblongata dapat
mengatur tekanan darah, denyut nadi, dan kontraksi jantung berdasarkan
kebutuhan tubuh. Terakhir mengontrol refleks seperti muntah, menelan,
batuk, dan bersin.6

2.1.9. Serebelum
Serebelum juga dikenal sebagai otak kecil, bertanggung jawab atas
gerakan sukarela yang halus dan terkoordinasi. Terbagi menjadi tiga lobus,
yaitu lobus anterior, lobus posterior, dan lobus flocculonodular. Otak kecil
menggunakan sel purkinje dan batang otak kecil untuk berkomunikasi
dengan bagian lain dari otak. Pedunkulus serebelum superior terdiri dari
materi putih yang menghubungkan serebelum ke otak tengah dan
memungkinkan koordinasi di lengan dan kaki. Pedunkulus serebelar inferior
menghubungkan medula dan serebelum menggunakan proprioseptor untuk
menjaga keseimbangan dan postur. Batang serebelar tengah digunakan
sebagai metode komunikasi satu arah dari pons ke otak kecil. Serebelum
terus berkomunikasi dengan korteks serebral, mengambil instruksi tingkat
tinggi tentang niat otak, memprosesnya melalui korteks serebelum,
kemudian mengirim pesan ke korteks motorik serebral untuk membuat
kontraksi otot sukarela. Kontraksi ini dihitung untuk menentukan gaya, arah,
dan momentum yang diperlukan untuk memastikan setiap kontraksi lancar
dan terkoordinasi.6
15

2.1.10. Sistem limbik


Sistem limbik terdiri dari korteks piriform, hipokampus, inti septum,
amigdala, nukleus accumbens, hipotalamus, dan nukleus anterior talamus.
Saluran forniks dan serat menghubungkan bagian sistem limbik yang
memungkinkan mereka untuk mengontrol emosi, memori, dan motivasi.
Hipotalamus menerima sebagian besar keluaran limbik, yang menjelaskan
penyakit psikosomatik, di mana stresor emosional menyebabkan gejala
somatik. Nukleus septum, amigdala, dan nukleus accumbens ditemukan di
area subkortikal dan masing-masing bertanggung jawab atas kesenangan,
pemrosesan emosional, dan kecanduan. Sistem limbik (korteks cingulate
dan parahippocampus) yang memainkan peran penting dalam memori
visual dan emosi yang dipicu secara visual.1,6,8

Gambar 6. Sistem Limbik


(Dikutip dari Ehsan Lotfi, Saeed Setayeshi, Saeed Taimory. A Neural Basis
Computational Model of Emotional Brain for Online Visual Object Recognition.
Appl Artif Intell. 2014. 814–834.)
16

2.1.11. Formasi retikuler


Formasi retikuler adalah jaringan luas jalur yang mengandung
neuron yang dimulai di batang otak dan berjalan dari bagian atas otak
tengah ke medula oblongata. Jalur ini memiliki proyeksi neuron retikuler
yang mempengaruhi korteks serebral, otak kecil, talamus, hipotalamus, dan
sumsum tulang belakang. Formasi reticular mengontrol tingkat kesadaran
tubuh melalui sistem aktivasi reticular (RAS). Akson sensorik, ditemukan
dalam impuls visual, pendengaran, dan sensorik, mengaktifkan neuron
RAS di batang otak. Neuron ini kemudian menyampaikan informasi ke
talamus dan otak besar. Stimulasi terus menerus dari neuron RAS
menyebabkan otak besar tetap dalam keadaan terangsang, memberikan
perasaan kewaspadaan. Namun, RAS dapat menyaring rangsangan yang
berulang dan lemah, mencegah otak merespons informasi yang tidak
penting, serta kelebihan beban sensorik.1

2.1.12. Sumsum tulang belakang


Sumsum tulang belakang yang tepat memanjang dari foramen
magnum tengkorak ke vertebra lumbalis pertama atau kedua. Ini
menciptakan jalur dua arah antara otak dan tubuh dan terbagi menjadi
empat wilayah serviks, toraks, lumbar, dan sakral. Daerah ini kemudian
dipecah menjadi 31 segmen dengan 31 pasang saraf tulang belakang. Ada
8 saraf serviks, 12 saraf toraks, 5 saraf lumbar, 5 saraf sakral, dan 1 saraf
coccygeal. Setiap saraf keluar dari kolom vertebral melewati foramen
intervertebralis dan ke lokasi yang ditentukan di dalam tubuh. Karena
pembesaran serviks dan lumbar, sumsum tulang belakang berbeda
lebarnya di seluruh strukturnya. Pembesaran serviks terjadi pada C3
hingga T1, dan pembesaran lumbal terjadi pada L1 hingga S2. Materi putih
hadir di bagian luar sumsum tulang belakang, dengan materi abu-abu
terletak di intinya dan cairan serebrospinal di kanal pusat. Komisura
abu-abu, dorsal horn, lateral, dan perut semuanya terdiri dari materi
abu-abu. Komisura abu-abu mengelilingi kanal pusat. Dorsal horn terbuat
17

dari interneuron, sedangkan ventral horn adalah neuron motorik somatik.


Neuron aferen di akar dorsal membawa impuls dari reseptor sensorik tubuh
ke sumsum tulang belakang, di mana informasi mulai diproses. Ventral horn
mengandung neuron motorik eferen, yang mengontrol perifer tubuh. Akson
neuron motorik ditemukan di otot rangka dan otot polos tubuh untuk
mengatur refleks involunter dan volunter.
Sumsum tulang belakang berakhir dalam struktur berbentuk
kerucut yang disebut conus medullaris dan didukung ke ujung tulang ekor
oleh filum terminale. Ligamen ditemukan di seluruh tulang belakang,
mengamankan sumsum tulang belakang dari atas ke bawah. Informasi
sensorik berjalan dari tubuh ke sumsum tulang belakang sebelum
mencapai otak. Informasi ini naik ke atas menggunakan neuron orde
pertama, kedua, dan ketiga. Neuron orde pertama menerima impuls dari
kulit dan proprioseptor dan mengirimkannya ke sumsum tulang belakang.
Mereka kemudian bersinaps dengan neuron orde kedua. Neuron orde
kedua hidup di kornu dorsalis dan mengirimkan impuls ke talamus dan
serebelum. Terakhir, neuron tingkat ketiga mengambil impuls ini di talamus
dan menyampaikannya ke bagian somatosensori otak besar. Sensasi
somatosensori adalah tekanan, nyeri, suhu, dan indra tubuh. Jalur menurun
mengirimkan sinyal motorik dari otak ke neuron motorik bawah. Neuron
eferen ini kemudian menghasilkan gerakan otot.1
18

2.2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Pusat terkait Penglihatan


Sistem visual bertanggung jawab untuk memproses gambar yang
terbentuk dari cahaya yang mengenai retina. Gambar visual ditransfer dari
retina ke korteks serebral melalui jalur visual sentral. Sepanjang jalan,
gambar didistribusikan ke berbagai bagian sistem saraf pusat (SSP). Ini
terdiri dari sistem relai saraf yang dimulai di mata, berjalan di nervus optikus
dan saluran ke nukleus genikulatum lateral (LGN) talamus dan akhirnya ke
korteks visual. 9

Gambar 7. Anatomi Mata


(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)
19

Tabel 3. Sistem Pengelihatan


Bagian Deskripsi Sambungan Fungsi

Mata ⚫ Terdiri dari tiga lapisan: ⚫ Retina terdiri dari ⚫ Struktur mata
1. Luar: Sklera dan sepuluh lapisan memfokuskan cahaya
kornea ⚫ Impuls pada retina,
2. Tengah: Koroid, iris, dihantarkan dari khususnya pusat
dan badan silia superfisial ke ⚫ Impuls dari
3. Bagian dalam: Retina dalam fotoreseptor dikirim
ke sel ganglion, yang
membentuk nervus
optikus

Retina ⚫ Terdiri dari lima jenis sel, ⚫ Fotoreseptor ⚫ Menerima gambar


dari superfisial ke dalam: dirangsang, terfokus dari kornea
1. Fotoreseptor mengirimkan dan lensa, yang
2. Sel bipolar Sel impuls yang memulai impuls yang
akhirnya ditransmisikan ke
3. Horizontal Sel
merangsang sel nervus optikus
4. Amakrin Sel
ganglion yang
5. Ganglion membentuk saraf
⚫ Optik disk (papila): optik
Medial ke fovea, titik
buta; mengandung
akson dari sel ganglion
⚫ Macula lutea: Area
berpigmen kuning di
sekitar fovea centralis;
area ketajaman visual
tertinggi; hanya berisi
kerucut
(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy.Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)
20

Gambar 8. Jalur visual tampak anterior dan posterior


(Dikutip dari Cantor LB., et al. Neuro-Ophthalmic Anatomy. Dalam: American
Academy of Ophthalmology. Basic Clinical Science Course Section 5:
Neuro-Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.
2020-2021.)

2.2.1. Retina
Lapisan retina bagian dalam berlapis berkembang sebagai
hasil dari diensefalon dan memiliki lima jenis sel di dalamnya. Sepuluh
lapisan retina dari superfisial ke dalam adalah:

1. Retinal Pigment Epithelium

Retinal Pigment Epithelium (RPE) adalah selapis sel-sel hexagonal


yang tersebar dari diskus nervus optikus sampai ke ora serrata dimana
lapisan ini berbatasan dengan epitel non pigmen dari badan siliar.
Strukturnya disesuaikan dengan fungsinya, yaitu dalam metabolisme
vitamin A, menyeimbangkan sawar darah retina bagian luar,
fagositosis segmen luar fotoreseptor, pertukaran panas, membentuk
lamina basalis, produksi matriks polisakarida yang mengelilingi
segmen luar dan berperan dalam transport aktif materi-materi yang
masuk dan keluar dari RPE.10,11
21

Gambar 9. Lapisan Retina


(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

2. Lapisan fotoreseptor
Lapisan sel-sel fotoreseptor retina adalah transduser sensorik untuk
sistem visual. Mereka mengubah energi elektromagnetik menjadi
sinyal saraf. Fotoreseptor mengandung pigmen visual yang menyerap
foton cahaya, dengan memulai proses fototransduksi. Pigmen ini
menyerap dalam kisaran panjang gelombang elektromagnetik yang
melewati kornea dan lensa, umumnya antara 400 dan 700 nm. Dua
jenis fotoreseptor adalah batang dan kerucut.12
3. Membran limitans eksterna.
Membran limitan eksterna bukanlah membran sejati tetapi terdiri dari
zonula adherens junctions antara sel fotoreseptor dan antara
fotoreseptor dan sel muller pada tingkat segmen dalam. Pada
mikroskop cahaya, yang disebut membran muncul sebagai
serangkaian garis putus-putus, menyerupai lembaran berfenestrasi
yang dilalui oleh proses batang dan kerucut. Pita zonula yang melekat
ini memiliki potensi untuk bertindak sebagai penghalang metabolik
yang membatasi lewatnya beberapa molekul besar.10
22

4. Lapisan inti luar


Merupakan lapisan yang ditempati oleh nukleus dan badan sel rod dan
sel cone. Di daerah parafovea lapisan ini mengandung 8-10 lapisan
nucleus terutama dimiliki oleh sel cone.12
5. Lapisan pleksiform luar
Lapisan pleksiformis luar mengandung sinapsis antara rod spherules
dan pedikel sel cone dengan dendrit dari sel bipolar dan prosesus sel
horizontal.Lapisan ini menandai tautan dari organ-organ akhir
penglihatan dan neuron orde pertama di retina. Lapisan ini paling tebal
di makula (51 µm) dan sebagian besar terdiri atas serabut oblik yang
menyimpang dari fovea dan juga dikenal sebagai lapisan henle.13,14
6. Lapisan inti dalam
Lapisan nuklear dalam terdiri atas sel bipolar, sel horizontal, dan sel
amakrin. Sel horizontal berada pada bagian distal dari lapisan nuklear
dalam, sementara sel amakrin terletak di bagian paling proksimal.
Nukleus sel bipolar terletak pada bagian intermediate luar dan
intermediate dalam dari lapisan ini.10,15
7. Lapisan pleksiform dalam
Sinaps pada lapisan pleksiform dalam jauh lebih kompleks dibanding
dengan lapisan pleksiform luar. Ketebalannya bervariasi antara 18 dan
36 µm dan tidak terdapat pada daerah foveola. Terminal sel bipolar
dan dendrit dari sel amakrin dan sel ganglion saling berhubungan pada
level yang berbeda di lapisan pleksiform dalam.10,11
8. Lapisan sel ganglion
Lapisan ini berisi badan sel dari sel-sel ganglion, jumlah sel ganglion
ditemukan sekitar 0,7-1,5 juta pada retina orang muda, di lapisan ini
juga terdapat sel amakrin, didaerah perifer retina hanya terdapat 1
baris sel-sel ganglion tetapi didalam makula terdapat 10 baris sel-sel
ganglion, dengan konsentrasi tertinggi didaerah parafovea.
Masing-masing sel ganglion menerima sinaps melalui dendritnya
23

didaerah pleksiform dalam dan mengirimkan akson ke lapisan serat


saraf.10,11
9. Lapisan serat saraf
Lapisan ini terdiri dari akson sel-sel ganglion, yang berasal dari
seluruh bagian retina kemudian menuju ke diskus optik untuk
membentuk nervus optikus. Kumpulan akson ini akan dikelilingi oleh
muller dan astroglial. Lapisan ini paling tebal di daerah diskus optik,
yaitu sekitar 20-30 µm dan paling tipis di perifer. Selain akson sel
ganglion (serabut saraf sentripetal), lapisan ini juga mengandung
sebagai berikut:
• Centrifugal nerve fibres lebih tebal daripada centripetal nerve fibres.
• Prosesus sel muller berhubungan dengan akson sel ganglion.
• Sel-sel neuroglial yang ada di nerve fibre layer dikategorikan
sebagai makroglia dan mikroglia.11
10. Membran limitans Interna
Lapisan ini bukan merupakan membran sepenuhnya. Lapisan ini
dibentuk oleh endfootplate sel muller dan perlekatan dengan lamina
basalis. Tebalnya sekitar 1-2 µm. Membran ini bersatu dengan fibril
kolagen vitreus. Membran limitan interna terutama terdiri dari
membran basalis positif pewarnaan Periodic Acid-Schiff (PAS), tidak
seperti membran limitan eksterna. Membran limitan interna terdiri dari
empat elemen:
• Fibril kolagen
• Proteoglikan (umumnya asam hialuronat) dari vitreous
• Membran basalis
• Membran plasma dari sel muller dan mungkin sel glial lain dari
retina.10,11
24

Tabel 4. Sel Fotoreseptor


Jenis Sel Deskripsi Koneksi Fungsi
Fotoreseptor ⚫ Dua jenis: Batang Sinaps pada sel ⚫ Batang: Memberikan gambar

dan kerucut bipolar dan dengan ketajaman rendah;


horizontal monokromatik
⚫ Terdiri dari badan
sel dan sinaptik ⚫ Kerucut: Memberikan gambar
terminal; dengan ketajaman visual yang
menanggapi tinggi; penglihatan warna;
cahaya membutuhkan banyak cahaya

⚫ Glutamat adalah ⚫ Keduanya mengubah


neurotransmitter rangsangan dari cahaya
menjadi impuls saraf
Bipolar ⚫ Menerima impuls Mengakhiri sel ⚫ Menyediakan jalur dari
dari fotoreseptor ganglion fotoreseptor ke sel ganglion

⚫ Terletak di antara
lapisan
pleksiform dalam
dan luar

⚫ Glutamat adalah
neurotransmitter

Amakrin ⚫ Terletak di antara Bersinaps pada ⚫ Menghambat sel ganglion


bagian dalam sel ganglion di
lapisan nukleus lapisan pleksiform
dan lapisan luar
pleksiform luar

⚫ Asamaminobutirt
(GABA),
dopamin, dan
asetilkolin
bertindak sebagai
neurotransmiter
Horizontal ⚫ Terletak di Sinaps pada sel ⚫ Memodifikasi respon sel
nukleus dan bipolar bipolar
pleksiform ⚫ Peran dalam diferensiasi
lapisan warna
25

⚫ GABA adalah ⚫ Bertanggung jawab untuk


neurotransmitter penghambatan lateral
fotoreseptor

Ganglion ⚫ Satu-satunya Akson melanjutkan ⚫ Dipengaruhi oleh sel bipolar

sumber output kiasma optik dan horizontal

dari retina, sebagai nervus

bertindak sebagai optikus


aferen urutan
ketiga

⚫ Glutamat adalah
neurotransmitter
⚫ Akson
meninggalkan
retina sebagai
nervus optikus
(Nervus Kranial
=CN II)
(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

Sel ganglion membentuk nervus optikus /nervus kranial (CN) II yang


memproyeksikan ke:

⚫ Talamus (LGN)

⚫ Kolikulus superior (SC): untuk memediasi refleks visual dan untuk peta
visual dinamis lingkungan

⚫ Hipotalamus (nukleus suprakiasmatik): untuk memediasi ritme sirkadian

⚫ Nukleus pretektal: Peran dalam memediasi respons perilaku terhadap


cahaya: refleks cahaya pupil, refleks optokinetik refleks akomodasi, dan
ritme sirkadian. Inhibisi lateral adalah properti dari neuron yang diaktifkan
untuk menghambat eksitasi neuron di dekatnya, sehingga memberikan
peningkatan diskriminasi dari neuron yang tereksitasi.9
26

Tabel 5. Sistem Visual


Bagian Deskripsi Koneksi
Nervus optikus ⚫ Sebenarnya saluran mielin ⚫ Akson sel ganglion keluar dari
(CN II) diensefalon mata pada diskus optikus dan
⚫ Berinvestasi dengan berjalan ke kiasma optik
arachnoid, pia, dan ruang ⚫ Mengirimkan impuls dari retina
subarachnoid ke kiasma optik
Kiasma optik ⚫ Impuls dari nasal retina ⚫ Menerima input dari CN II; serat
melintasi garis tengah untuk nasal retina menyilang dan
bergabung dengan impuls dari meninggalkan posterior sebagai
retina temporal mata traktus optikus
kontralateral; dengan
demikian, informasi visual dari
bidang visual kiri kedua mata
berjalan ke sisi kanan jalur
visual dan sebaliknya
⚫ Terletak tepat di atas hipofisis
Traktus Optik ⚫ Menyampaikan informasi ⚫ Menghubungkan kiasma optik
lapangan pandang yang ke LGN talamus
sesuai dari setiap mata ke
posterior; Memiliki serabut dari
hemiretina temporal ipsilateral
dan nasal hemiretina
kontralateral
Nukleus ⚫ Bagian dari aspek posterior ⚫ Serabut berjalan ke lobus
Genikulatum talamus oksipitalis sebagai traktus
Lateral ⚫ Terdiri dari enam lapisan, geniculocalcarine atau radiasi
dipisahkan oleh bidang visual optik
yang terkait: ⚫ Serabut lapang pandang inferior
⚫ Hemiretina temporal ipsilateral berakhir di superior tepi sulkus
(lapisan 2, 3, dan 5) kalkarina, serat bidang visual
⚫ Hemiretina nasal kontralateral superior berakhir di tepi inferior
(lapisan 1, 4, dan 6) sulkus kalkarina
⚫ Dan/atau diidentifikasi
berdasarkan ukuran sel:
⚫ Lapisan magnoselular (lapisan
27

1 dan 2): Bertanggung jawab


untuk menyampaikan
informasi kontras dan
pergerakan
⚫ Lapisan parvoselular (lapisan
3–6) : Bertanggung jawab
untuk menyampaikan
informasi warna dan bentuk
⚫ Sebagai bagian retrolenticular ⚫ Mengirim impuls dari LGN ke
Radiasi optik
dari kapsul internal korteks oksipital primer
⚫ Serat memanjang secara ⚫ Radiasi optik kiri membawa
inferomedial ke dalam lobus semua informasi dari bidang
temporal dikenal sebagai visual kanan kedua mata dan
Meyer’s loop sebaliknya
Korteks visual ⚫ Area kortikal (17) sepanjang ⚫ Korteks visual primer menyortir
primer sulkus kalkarina dari lobus dan mengirimkan informasi ke
oksipital area kortikal lainnya: Korteks
⚫ Informasi visual dibalik dan asosiasi visual (18 dan 19)
dibalik saat mencapai area 17 ⚫ Memiliki organisasi retinotopik:
⚫ Informasi dari bidang visual ⚫ Bagian tengah retina diwakili
inferior berakhir di superior paling posterior dan menempati
sulkus kalkarina pada girus korteks visual dalam jumlah
cuneate; informasi dari lapang yang tidak proporsional
pandang superior berakhir di ⚫ Lebih banyak bagian perifer
inferior sulkus kalkarina pada diwakili lebih anterior
gyrus lingualis
(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

Jalur visual aferen dimulai di dalam retina. Tidak adanya reseptor retina di
atas optic nerve head (ONH) menyebabkan skotoma fisiologis (blind spot),
terletak kira-kira 17° dari fovea dan berukuran kira-kira 5° kali 7°. Fovea
(sekitar 1,5 mm, atau 1 diameter diskus) terletak sekitar 4 mm (atau 2,5
diameter diskus) dari dan 0,8 mm lebih rendah dari ONH. RPE bersentuhan
langsung dengan sel fotoreseptor retina. Antara lapisan retina luar dan
dalam, sinyal retina yang dihasilkan dalam sel batang dan kerucut diproses
28

terutama melalui sel bipolar yang bersinaps pada sel ganglion retina (RGC).
Sebuah subset dari RGC yang mengandung melanopsin, yang dikenal
sebagai sel ganglion retina fotosensitif intrinsik (ipRGC), melayani fungsi
tergantung cahaya terutama nonvisual seperti refleks cahaya pupil. Sel
horizontal, amakrin, dan interplexiform memungkinkan pemrosesan sinyal
di dalam lapisan retina. Sel pendukung glial, sel muller dan astrosit
memainkan peran metabolik yang penting. Rasio sel fotoreseptor terhadap
RGC bervariasi tergantung pada wilayah retina. Rasio tertinggi di perifer
(lebih dari 1000:1) dan terendah di fovea (di mana RGC dapat menerima
sinyal dari 1 kerucut tunggal). Karena peningkatan densitas sentral RGC
(69% dalam 30° sentral), sel bipolar foveal dan RGC dipindahkan secara
radial dari fovea, dengan sel bipolar menerima input melalui akson kerucut
panjang yang membentuk lapisan Henle. Sifat radial dari lapisan Henle
bertanggung jawab atas akumulasi cairan di makula dalam pola berbentuk
bintang. Ciri anatomi penting lainnya dari retina adalah lokasi ONH dan
awal dari nervus optikus nasal ke fovea. Jadi, meskipun serat sel ganglion
yang berasal dari nasal retina dapat berjalan tanpa gangguan langsung ke
ONH, serat yang berasal dari retina temporal harus menghindari makula
dengan memisahkan secara anatomis untuk memasuki ONH baik di kutub
superior atau inferior. Anatomi unik ini berarti bahwa beberapa serat nasal
(nasal di dalam makula) memasuki ONH pada sisi temporalnya (bundel
papillomakular). Hilangnya fokus lapisan serat saraf dapat muncul sebagai
alur atau celah atau sebagai refleksi yang paralel dengan arteriol retina di
mana membran pembatas internal menutupi pembuluh darah. Hilangnya
lapisan serat saraf secara difus seringkali lebih sulit dideteksi dan membuat
pembuluh darah retina menjadi lega.4

2.2.2. Nervus optikus


29

Nervus optikus (CN II) merupakan saluran mielin diensefalon dan


dimulai secara anatomis di optic nerve head (ONH) tetapi secara fisiologis
dan fungsional di dalam lapisan RGC yang menutupi seluruh retina.
Panjangnya 5 sampai 6 cm dan dapat dibagi menjadi empat segmen
berdasarkan lokasi, yaitu intraokular (0,7-1 mm), intraorbital (25-30mm),
intrakanalicular (4-10 mm), dan intrakranial (3-16 mm).3

Gambar 10. Nervus Optikus


(Dikutip dari Skuta GL, et al. Fundamentals and Principles of Ophtalmology. San
Fransisco: American Academy of Ophtalmology. Basic Clinical Science Course
Section 2. 2020-2021.)

Bagian pertama nervus optikus, mewakili pertemuan sekitar 1,0-1,2


juta akson RGC, melintasi sklera melalui lamina cribrosa, yang berisi sekitar
200-300 saluran. Transpor aksonal baik anterograde maupun retrograde
molekul, organel subselular, dan produk metabolisme terjadi di sepanjang
saraf optik dan merupakan sistem yang bergantung pada energi yang
membutuhkan oksigen konsentrasi tinggi. Sistem transpor aksonal
anterograde dapat dibagi lagi menjadi kecepatan lambat, sedang, dan
cepat. Sistem transportasi aksonal sensitif terhadap proses iskemik,
inflamasi, dan kompresi. Tepat di posterior sklera, nervus optikus
30

memperoleh selubung dural yang berdekatan dengan periorbita kanal optik


dan membran arachnoid yang mendukung dan melindungi akson dan
berdekatan dengan arachnoid dari ruang intrakranial subdural melalui kanal
optik. Susunan ini memungkinkan sirkulasi bebas cairan serebrospinal di
sekitar nervus optikus sampai ke ONH. Tepat di posterior lamina cribrosa,
nervus optikus juga memperoleh lapisan mielin, yang meningkatkan
diameternya menjadi sekitar 3 mm (6 mm termasuk selubung nervus
optikus) dari 1,5 mm ONH. Investasi mielin adalah bagian dari membran
oligodendrosit yang bergabung dengan saraf posterior ke sklera. Nervus
optikus intraorbital meluas sekitar 30 mm ke kanal optik. Panjang ekstra
nervus optikus intraorbital memungkinkan rotasi bola mata tanpa hambatan
serta pergeseran aksial di dalam orbit. Arteri retina sentralis dan vena retina
sentralis berjalan dalam 10-12 mm anterior nervus optikus. CRA hanya
mensuplai sebagian kecil dari sirkulasi nervus optikus dan sebagian besar
suplai darah berasal dari cabang pial meningen di sekitarnya, yang
selanjutnya disuplai oleh cabang kecil arteri oftalmika. Sebuah representasi
topografi perkiraan dipertahankan dalam nervus optikus. Representasi
retina perifer ditemukan lebih perifer, dan berkas papilomakular berjalan
secara temporal dan semakin sentral di dalam saraf. Saat nervus optikus
memasuki kanal optik, selubung duralnya menyatu dengan periorbita. Itu
juga dikelilingi oleh anulus Zinn, yang berfungsi sebagai asal dari 4 otot
rektus dan otot miring superior. Di dalam kanalis, nervus optikus disertai
oleh arteri oftalmika di inferior dan dipisahkan dari fisura orbitalis superior
oleh strut optikus (aspek lateral sayap minor sphenoid) yang berakhir di
superior sebagai klinoid anterior. Secara medial, nervus optikus dipisahkan
dari sinus sphenoid oleh tulang yang mungkin tipis atau pecah. Kanalis
optikus biasanya berukuran panjang sekitar 8-10 mm dan lebar 5-7 mm
tetapi dapat memanjang dan menyempit oleh proses yang menyebabkan
penebalan tulang (misalnya, displasia fibrosa, meningioma intraoseus).
Kanal berjalan superior dan medial. Pada jalur intrakranialnya, nervus
optikus berjalan di bawah lipatan dura (ligamentum falsiformis) yang
31

mungkin mengenai saraf, terutama jika diangkat oleh lesi yang timbul dari
tulang sphenoid (tuberculum) atau sella. Setelah menjadi intrakranial,
nervus optikus tidak lagi memiliki selubung. Loop anterior arteri karotis
biasanya terletak tepat di bawah dan temporal saraf, dan arteri serebral
anterior proksimal melewati saraf. Gyrus rectus, bagian paling inferior dari
lobus frontal, terletak di atas dan sejajar dengan nervus optikus. Bagian
intrakranial dari nervus optikus berlanjut ke kiasma optik.3,4,10

2.2.3. Kiasma Optik


Kiasma optik berukuran lebar kira-kira 12 mm, panjang 8 mm pada
arah anteroposterior, dan tebal 4 mm. Ini cenderung pada hampir 45 ° dan
disuplai oleh cabang arteri kecil dari arteri cerebral anterior proksimal dan
arteri komunikans anterior. Kiasma optik terletak tepat di anterior
hipotalamus dan ventrikel ketiga anterior (merupakan bagian dari dinding
anteriornya dan menyebabkan invaginasi) dan kira-kira 10 mm di atas sella.
Lokasi pasti kiasma sehubungan dengan sella bervariasi tetapi biasanya
langsung di superior. Di dalam kiasma, serat yang berasal dari nasal retina
(sekitar 53% dari total serat) menyeberang ke sisi yang berlawanan untuk
bergabung dengan serat kontralateral yang sesuai. Serabut inferior (yang
berada di bawah bidang visual superior) adalah yang pertama bersilangan.
Loop anterior serat ke dalam nervus optikus kontralateral mungkin
merupakan artefak pada monyet, tetapi tidak harus pada manusia. Serabut
makula cenderung menyilang ke posterior di dalam kiasma.4

2.2.4. Traktus Optik


Serabut yang keluar dari kiasma berjalan melingkar di sekitar
diensefalon lateral hipotalamus dan berkontak dengan sisterna ambien.
Tepat sebelum LGN, serat yang terlibat dalam jalur pupil keluar ke inti
pretektal, serat lain keluar ke lapisan superfisial kolikulus superior (SC)
melalui brachium SC. Serabut ini, yang berasal dari ipRGC, kemungkinan
merupakan satu-satunya sumber input pupillomotor dari retina ke otak
32

tengah. RGC juga memproyeksikan ke nukleus suprakiasmatik


hipotalamus yang mungkin bertanggung jawab atas ritme diurnal yang
diinduksi cahaya. Sebagian besar akson yang berasal dari sel ganglion
retina berakhir di dalam LGN. LGN terletak di talamus posterior di bawah
dan lateral pulvinar dan di atas reses lateral dari tangki ambien. LGN adalah
struktur berbentuk jamur berpuncak yang terbagi menjadi 6 tingkat. 4
tingkat superior adalah ujung akson sel-P, yang merupakan sel ganglion
dengan bidang reseptif yang lebih kecil dan bertanggung jawab untuk
memediasi resolusi spasial maksimal dan persepsi warna. 2 lapisan inferior
menerima masukan dari serat sel M, yang merupakan sel ganglion dengan
bidang reseptif yang lebih besar, mereka lebih sensitif terhadap deteksi
gerakan. Akson yang berasal dari mata kontralateral berakhir di lapisan 1,
4, dan 6 LGN dan serat ipsilateral menginervasi lapisan 2, 3, dan 5. Saat
serat mendekati LGN, serat superior bergerak ke superomedial dan serat
inferior berayun ke inferolateral. Secara keseluruhan, representasi retina
berputar hampir 90°, dengan serat superior bergerak ke medial dan serat
inferior ke lateral. Serabut makula cenderung bergerak secara
superolateral. Jalur kortikal dan subkortikal dapat memodulasi aktivitas di
LGN. Selain itu, korteks, SC, dan inti pretektal memproyeksikan kembali ke
LGN.4

2.2.5. Nukleus Genikulatum Lateral (LGN)


Nukleus genikulatum lateral (LGN) terletak pada aspek dorsolateral
talamus dan menyerupai kerucut asimetris, yang puncaknya membulat
berorientasi ke lateral. Sebagian besar serat dari saluran optik bersinaps di
LGN ipsilateral, jumlah sel dalam LGN sangat besar dengan rasio 1:1
terhadap input sel ganglion. Ada organisasi retinotopik di LGN dengan
penglihatan macular diwakili dalam hilum (bagian tengah), bidang superior
diwakili dalam puncak lateral, dan bidang inferior diwakili dalam puncak
medial. LGN diatur dalam enam lapisan neuron, dan masing-masing
memiliki input pada satu mata. Akson sel ganglion dari mata ipsilateral
33

(temporo retina) bersinaps di lapisan 2,3 dan 5, sedangkan akson dari mata
kontralateral (nasal retina) bersinaps di lapisan 1,4, dan 6. Lapisan 1 dan 2
mengandung neuron yang besar (lapisan magnoseluler) yang menerima
input sel ganglion parasol, lapisan 3-6 mengandung neuron yang kecil
(parvoseluler) dan menerima input sel ganglion yang pendek. Pasokan
darah ke LGN dipisahkan dan datang melalui arteri koroidal anterior dan
posterior. Arteri koroid anterior adalah cabang proksimal dari arteri karotis
interna dan memasok ke ujung medial dan lateral LGN. Arteri koroid
posterior berasal dari arteri serebral posterior dan memasok darah ke hilus
LGN. Serabut yang berasal dari sel-sel badan genikulatum lateral
membentuk traktus genikulokalkarina atau radiasi optik. Serabut ini
melewati bagian retrolentiform kapsul internal.7,13,16,17,22

Gambar 11. Nukleus Genikulatum Lateral


(Dikutip dari Liu A, Sanguino L. Right lateral geniculate nucleus infarct presenting
as a left monocular temporal hemianopia. Clin Case Rep. 2019.)

2.2.6. Radiasi Optik


34

Urutan kedua dari neuron-neuron yang berasal dari sel-sel nukleus


genikulatum lateral membentuk traktus genikulokalkarina, pertama serat ini
melewati bagian retrolentiform dari kapsul internal, kemudian mereka
menyebar untuk membentuk radiasi optik yang memanjang dari LGN ke
korteks striata (sulkus kalkarina) yang berakhir di korteks visual (area 17,
18 dan 19) dari lobus oksipital. Neuron-neuron ini dikelompokan menjadi
dua bundle utama, radiasi optik temporal yang mengambil arah anterior
melalui kutub temporal disebut loop mayer, sebelum berputar kearah
posterior dan radiasi parietal. Pengaturan retinotopik dipertahankan, radiasi
temporal mewakili bidang superior kontralateral dan radiasi parietal
mewakili bidang inferior kontralateral. Berjalan ke depan dan kemudian ke
lateral melalui area Wernicke sebagai tangkai optik, anterior ke ventrikel
lateral dan melintasi bagian retrolenticular kapsul internal di belakang serat
sensorik dan medial ke saluran pendengaran. Serabut-serabut menyebar
ke luar membentuk lamina optik meduler. 7,16

2.2.7. Korteks Visual

Gambar 12. Korteks Visual


(Dikutip dari Remington L.A. Clinical Anatomy And Physiology of the Visual
System. Edisi ke-3. Missouri : Elsevier Buttewort Heinemann. 2012.)

Setelah sinaps di LGN, akson berjalan ke posterior sebagai radiasi


optik untuk berakhir di korteks visual primer (kalkarina) di lobus oksipital.
Serabut-serabut yang paling inferior pertama berjalan ke anterior,
35

kemudian ke lateral dan posterior melingkari kornu temporal dari ventrikel


lateral. Lebih superior, serabut berjalan ke posterior melalui substansia alba
dalam lobus parietal. Serabut makula (pusat) berjalan secara lateral,
dengan serabut perifer lebih terkonsentrasi pada aspek superior dan
inferior dari radiasi. Korteks visual primer (dikenal sebagai V1, korteks lurik,
atau area brodmann 17) tersusun di sepanjang fisura kalkarina horizontal,
yang membagi permukaan medial lobus oksipital. Serat radiasi optik
berakhir di lapisan keempat dari 6 lapisan korteks visual primer. Serabut
makula berakhir lebih posterior. Serabut dari bidang visual paling lateral
(sabit temporal) (hanya berasal dari mata kontralateral) berakhir paling
anterior. Korteks sangat terbebani dengan aktivitas retina sentral, dengan
50% -60% korteks merespons aktivitas di dalam 10° pusat dan kira-kira
80% korteks ditujukan untuk aktivitas makula (dalam 30°). Bagian superior
korteks terus menerima informasi dari bidang visual inferior dalam distribusi
retinotopik. Selain itu, bagian anteromedial korteks lurik mewakili bidang
visual temporal jauh monokular mata kontralateral (sabit temporal). Korteks
parastriata (juga disebut V2, atau area Brodmann 18) bersebelahan dengan
korteks visual primer dan menerima inputnya dari V1. Area V3 terletak
terutama di lobus parietal posterior dan juga menerima input langsung dari
V1. Area V3 tidak memiliki gambaran histologis yang tajam dari V2 dan
mengirimkan informasi eferen ke ganglia basalis (pulvinar) dan otak tengah.
Sel-sel di area ini dianggap mampu merespons lebih dari satu dimensi
stimulus, menunjukkan bahwa integrasi visual terjadi di wilayah ini. Area
V4, yang terletak di dalam lingual dan fusiform gyrus, tampaknya sangat
sensitif terhadap warna. Kerusakan pada area ini mungkin bertanggung
jawab untuk sebagian besar kasus achromatopsia serebral. Anterior dan
lateral area V4, V5 (posterior dan di dalam sulkus temporal superior dan
girus subangularis) sangat sensitif terhadap gerakan dan arah. Materi putih
yang mendasarinya sangat bermielin. Area V5 yang sesuai dengan regio
visual temporal medial, menerima input ipsilateral dari V1 dan input
langsung dari lapisan sel-M LGN. Neuron di daerah ini mengkodekan
36

kecepatan dan arah rangsangan bergerak. Area sensorik ini kemungkinan


merupakan asal gerakan pengejaran dan dengan demikian
menghubungkan jalur aferen dan eferen. Bidang reseptif V5 lebih besar dari
V1. SC menerima input aferen baik secara langsung dari jalur visual
anterior dan secara tidak langsung dari korteks kalkarina. Lapisan
superfisial berisi peta retinotopik yang menutupi lapisan yang lebih dalam,
yang terutama berkaitan dengan generasi sakadik.4

2.2.8. Fisiologi Penglihatan


Sistem visual terdiri dari dua jalur paralel utama: 1. jalur optik dan 2. jalur
refleks pupil.18

Gambar 13. Jalur Visual


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.)

1. Jalur optik
37

Komponen optik mata yang berperan sebagai media refraksi adalah


kornea, humor akuos, lensa, dan badan vitreus. Cahaya yang masuk ke
dalam mata mengalami pembiasan melewati media refraksi pada aksis
visual, lalu ditangkap oleh sel fotoreseptor retina. Aksis visual merupakan
garis yang menghubungkan antara fovea sentralis retina dengan bagian
anterior dari kornea, sedangkan aksis optik adalah garis yang
menghubungkan antara poros anterior dengan poros posterior. Apeks
pada permukaan anterior kornea memberikan kekuatan refraksi terbesar.
Permukaan kornea memiliki kelengkungan 7,7 mm pada bagian anterior
dan 6,9 mm pada bagian posterior. Pertemuan antara udara dan air mata
pada permukaan kornea membentuk kekuatan lensa positif 43 dioptri dan
merupakan elemen media refraksi utama pada mata.Kekuatan refraksi
lensa memiliki kekuatan mencapai 20 dioptri dengan indeks refraksi 1,36
pada bagian perifer dan 1,4 pada bagian sentral.2,4,10
Lensa mata berakomodasi melalui kontraksi otot siliaris yang
melepaskan regangan zonula sehingga lensa membulat ketika melihat
objek dekat. Otot siliaris akan relaksasi dan lensa mendatar untuk
penglihatan jauh. Badan vitreus adalah gel transparan dengan kandungan
air 98% dan indeks refraksi 1,33 yang sama dengan indeks refraksi pada
humor akuos. Vitreus meneruskan cahaya yang ditangkap menuju retina,
serta sebagai tempat penyimpanan substansi kimia yang berperan dalam
metabolisme retina.4,10
Retina memiliki dua tipe sel fotoreseptor, yaitu sel kerucut dan sel
batang. Fotoreseptor sel batang dan sel kerucut memiliki perbedaan
morfologi, pigmen, dan distribusi pada retina. Masing-masing sel
fotoreseptor tersusun atas segmen luar, segmen dalam, dan badan sel.
Bentuk segmen luar fotoreseptor kerucut meruncing, sedangkan
fotoreseptor sel batang tidak meruncing. Segmen luar tersusun atas
600-1000 diskus yang mengandung fotopigmen, enzim, dan protein
yang terlibat dalam fototransduksi, yaitu opsin, rodopsin, transdusin,
phosphodiesterase (PDE), dan kromofor 11-cis-retinal.3
38

Fototransduksi merupakan proses penangkapan cahaya oleh


fotoreseptor retina untuk diubah menjadi impuls saraf. Foton yang diterima
menyebabkan perubahan konformasional pada fotopigmen, memicu
terjadinya kaskade reaksi kimia yang mengubah energi elektromagnetik
menjadi stimulus elektrik. Fotoreseptor sel kerucut sensitif terhadap
cahaya terang, terutama pada siang hari (fotopik). Fotoreseptor sel batang
sensitif terhadap cahaya redup (skotopik). Proses fototransduksi terjadi di
membran diskus segmen luar sel fotoreseptor.4,8,10
Penangkapan cahaya oleh rodopsin pada segmen luar fotoreseptor
menyebabkan isomerasi ikatan ganda 11-cis-retinal menjadi
all-trans-retinal sehingga molekul opsin akan mengalami perubahan
konfigurasi menjadi fase aktif, yaitu metarodopsin II. Rodopsin aktif akan
memulai reaksi yang memberikan aliran masuk kation ke segmen luar sel
batang, melalui kanal cyclic guanosine monophosphate (cGMP). Rodopsin
akan mengaktifkan molekul kedua yaitu transdusin. Satu molekul rodopsin
dapat mengaktifkan hingga 100 transdusin. Transdusin yang telah aktif
akan memberikan sinyal pada protein ketiga, yaitu rod phosphodiesterase
(rod PDE). Rod PDE akan menyebabkan terjadinya hidrolisis cGMP
menjadi 5’noncyclic-GMP.8,10
Penurunan cGMP menyebabkan kanal ion tertutup dan menghentikan
aliran masuk Na+ dan Ca2+ sehingga sel fotoreseptor mengalami
hiperpolarisasi. Hiperpolarisasi sel fotoreseptor menyebabkan pelepasan
glutamat terhenti dari terminal sinaps. Penurunan kadar glutamat memicu
sel bipolar-off hiperpolarisasi dan sel bipolar-on depolarisasi. Seluruh sel
batang akan bersinaps dengan sel bipolar-on. Sel kerucut akan bersinaps
dengan sel bipolar-off dan sel bipolar-on. Sel bipolar akan meneruskan
impuls saraf menuju sel ganglion retina.2,15
Nervus Optikus adalah bagian sistem saraf pusat yang mengirimkan
informasi visual dari mata ke otak. Nervus optikus terdiri dari akson sel
ganglion retina (RGC). Akson RGC berjalan di sepanjang lapisan serat
saraf retina (RNFL) untuk masuk ke diskus optikus terus melalui
39

intraorbital, intrakanalicular, dan bagian intrakranial dari nervus optikus


melewati kiasma optik, traktus optik, nukleus genikulatum lateral, radiasi
optik hingga korteks visual. Korteks visual terdiri dari area korteks visual
primer dan sekunder. Area lain yang berhubungan dengan penglihatan
adalah area korteks frontal.10
Sel ganglion retina menerima impuls saraf dari sel bipolar, kemudian
sebanyak 1,2 juta serabut saraf sel ganglion bersatu menuju diskus optik
dan melewati lamina kribosa memasuki rongga orbita. Serabut saraf
bagian nasal retina tersusun dalam pola radial sederhana. Serabut saraf
bagian temporal membentuk berkas papilomakular yang menuju langsung
ke diskus. Serabut paling medial merupakan serabut retina bagian nasal,
sedangkan area lateral mewakili serabut temporal. Serabut makula yang
menyusun sepertiga dari serabut nervus optikus, terletak pada bagian
lateral. Serabut retina nasal berdekusasi pada kiasma optik dan memasuki
traktus optik kontralateral. Serabut saraf akan sedikit melengkung pada
area knee of Wilbrand sebelum berdekusasi ke kontralateral. Serabut
saraf retina temporal memasuki traktus optik secara ipsilateral.8,10,16
Akson sel ganglion retina mencapai neuron LGN melalui nervus
optikus, kiasma optik, kemudian traktus optik. Nukleus genikulatum lateral
terletak di talamus posterolateral dorsal. LGN menerima input binokular
dari nervus optikus melalui saluran optik dan diproyeksikan ke korteks
visual primer. Setiap nukleus pretektal (di otak tengah dorsal) menerima
proyeksi nervus optikus bilateral. Nukleus genikulatum lateral terdiri dari
enam lapisan. Empat lapis bagian superior merupakan terminal dari akson
neuron parvoselular, sedangkan dua lapis bagian inferior merupakan
terminal dari akson neuron magnoselular. Jalur magnoselular berkaitan
dengan persepsi gerak dan kedalaman. Jalur parvoselular berhubungan
dengan fungsi spasial dan persepsi warna. Serabut saraf retina bagian
perifer akan berakhir di bagian anterior. Serabut saraf kuadran atas retina
berakhir di sisi medial. Serabut saraf kuadran macula berakhir di tengah
dan posterior nukleus. Akson yang berasal dari serabut saraf kontralateral
40

akan berakhir di lapisan ke-1, 4, dan 6, sedangkan akson yang berasal


dari serabut saraf ipsilateral akan berterminasi pada lapisan ke-2, 3, dan 5.
Impuls saraf kemudian akan diteruskan melalui radiasi optik menuju
korteks area visual primer.8,10

Gambar 14. Jalur Proses Visual Paralel pada Manusia


(Dikutip dari Skuta GL, et al. Fundamentals and Principles of Ophtalmology.
San Fransisco: American Academy of Ophtalmology. Basic Clinical Science
Course Section 2. 2020-2021.)

Korteks visual terbagi menjadi area visual primer (Broadmann’s area


17) dan area visual sekunder (Broadmann’s area 18 dan 19). Area visual
primer terletak di bagian superior dan inferior sulkus kalkarin korteks
oksipital, memanjang ke anterior hingga sulkus parieto-oksipital. Korteks
visual primer (V1) menerima informasi visual dari saluran magnoseluler,
parvoseluler, dan konioseluler terpisah dari nukleus genikulatum lateral
(LGN). Setiap sisi area visual primer menerima serabut aferen dari bagian
temporal sisi ipsilateral dan bagian nasal sisi kontralateral. Lapang
pandang kanan direpresentasikan pada hemisfer serebral kiri, dan lapang
pandang kiri pada hemisfer serebral kanan. Serabut saraf dari retina
kuadran superior yang merepresentasikan lapang pandang inferior menuju
ke superior sulkus kalkarin. Serabut saraf dari retina kuadran inferior yang
merepresentasikan lapang pandang superior, menuju ke inferior sulkus
41

kalkarin. Bagian posterior area visual primer merepresentasikan bagian


makula lutea.8,10
Area visual sekunder (broadmann area 18) terletak berdekatan
dengan area visual primer. Area ini tidak memiliki striata dan secara
histologis menunjukkan enam lapisan. Area asosiasi sekunder menerima
impuls saraf dari area visual primer (V1) dan nukleus genikulatum lateral.
Fungsi area visual sekunder adalah menghubungkan dan menganalisis
informasi visual yang diterima oleh area visual primer. Informasi yang
dianalisis memungkinkan individu untuk mengenali dan mengapresiasikan
apa yang dilihat, seperti warna, bentuk, pergerakan, dan disparitas
binokular. Area visual sekunder meliputi area visual 2 (V2), area visual 3
(V3), area visual 4 (V4), dan area temporal tengah atau disebut juga area
visual 5 (V5). Area V2 menerima informasi dari area visual primer V1 dan
mengatur informasi ke area visual sekunder lainnya. Informasi visual akan
diproyeksikan ke dua jalur yaitu jalur ventral (what pathway) dan jalur
dorsal (where pathway). Jalur ventral membawa informasi bentuk, warna,
dan pengenalan objek melalui V4 menuju korteks temporal. Jalur dorsal
membawa informasi arah dan pergerakan melalui V3 dan V5 menuju
korteks parietal. Area pada V5 terdiri dari neuron selektif yang berorientasi
pada arah dan kecepatan pergerakan objek, disparitas binokuler, serta
kontras gerak. Area V3 terlibat dalam pengenalan informasi warna,
orientasi, pergerakan, dan sterosepsis. Area V4 terlibat dalam pengenalan
objek dan sensitivitas warna.8,10,13
Pemrosesan visual melibatkan gerakan mata konjugasi yang cepat
dan lambat. Sakadik adalah gerakan cepat seperti langkah yang
membawa objek ke retina. Kecepatan gerakan mata sakadik terlalu cepat
bagi sistem visual untuk menyampaikan informasi yang diterimanya,
sehingga SSP menghitung ukuran gerakan terlebih dahulu dan
memulainya secara refleks. Gerakan pelacakan yang halus dan lambat
memungkinkan gambar tetap berada di fovea sentralis.9
42

Gambar 15. Lesi Jalur Visual

(Dikutip dari Cantor LB., et al. Neuro-Ophthalmic Anatomy. Dalam:American


Academy of Ophthalmology. Basic Clinical Science Course Section 5:
Neuro-Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.
2020-2021.)

2. Jalur refleks pupil.


Sistem parasimpatis menyempitkan pupil untuk melindungi dirinya
sendiri ketika intensitas cahaya meningkat ke tingkat yang tidak nyaman
dengan cara mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Nervus
optikus mengarahkan ekstremitas aferen dari jalur refleks. Cahaya
merangsang sel ganglion retina. Impuls berjalan melalui nervus optikus
(CN II), yang diproyeksikan secara bilateral ke nukleus pretektal di otak
tengah, dan kemudian memproyeksikan ke nukleus Edinger-Westphal.
Ekstremitas eferen diarahkan oleh nervus okulomotor (CN III). Nukleus
Edinger-Westphal (parasimpatis preganglionik) meneruskan ke ganglion
siliaris (simpatis pascaganglion) melalui nervus okulomotor, yang
kemudian mengarahkan otot sfingter pupil melengkapi lengkung refleks
miotik pupil. Satu hal menarik untuk dicatat di sini adalah bahwa nukleus
43

pretektal memasok nukleus Edinger-Westphal secara bilateral. Karenanya,


cahaya yang bersinar di satu mata menyebabkan penyempitan pupil
ipsilateral dan kontralateral. Ini dikenal sebagai refleks cahaya
konsensual.18

Gambar 16. Jalur Refleks Pupil


(Dikutip dari Singh Vishram. Textbook Of Clinical Neuroanatomy. Edisi ke-4.
Elsevier India. 2020.)

Sistem simpatik mengatur respon fight-or-flight. Dalam kasus


penglihatan, midriasis dan elevasi kelopak mata adalah dua respons
utama. Berasal dari hipotalamus, mengirimkan serat ke sumsum tulang
belakang leher untuk bersinaps di sumsum tulang belakang toraks atas
melalui batang otak. Neuron orde kedua kemudian keluar dari medula
spinalis, masuk ke ganglia torakalis dan berjalan ke superior sampai
mencapai ganglion servikal superior, di mana mereka kembali bersinaps.
Neuron orde ketiga membentuk kisi-kisi di sekitar arteri karotis interna,
membentuk saraf siliaris panjang saat memasuki tengkorak, dan akhirnya
44

masuk ke mata untuk mempersarafi dilator pupil dan otot muller, yang
membantu levator palpebra superioris untuk mengangkat kelopak mata.18

Gambar 17. Lesi Pada Pupil


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.)

Tabel 6. Gerakan Bola Mata


45

Aksi atau Deskripsi Fungsi


Struktur
Gerakan sakadik ⚫ Gerakan Cepat ⚫ Membawa objek yang menarik ke retina
seperti langkah ⚫ Kecepatan terlalu besar untuk sistem
⚫ Diprakarsai oleh visual, sehingga SSP menghitung ukuran
bidang mata gerakan di muka dan menekan persepsi
depan: bagian dari penglihatan selama gerakan
korteks prefrontal
dan kolikulus
superior
Sistem Pelacakan lambat, Memungkinkan gambar tetap berada di
Pengejaran didorong oleh korteks fovea sentralis
Korteks asosiasi Area Brodmann 18, ⚫ Memberikan makna yang terkait dengan
visual 19, 20, dan 37 penglihatan
⚫ informasi "where" ke korteks
parieto-oksipital dan memproyeksikan
informasi "what" ke korteks
oksipitotemporal
⚫ Memisahkan informasi visual yang
kompleks menjadi dua aliran:
1. Dorsal: Where
2. Ventral: What

(Dikutip dari Gould, Douglas J. Lippincott's Pocket Neuroanatomy. Philadelphia:


Lippincott Williams & Wilkins. 2014.)

2.2.9. Peran Sistem Limbik dalam Proses Penglihatan


Sistem limbik bertanggung jawab atas rangsangan emosional dan
mencakup komponen utama berikut: amigdala, korteks orbitofrontal (OFC),
talamus, korteks sensorik, hipotalamus, hipokampus, korteks visual (VC),
korteks parietal, korteks orbitofrontal, korteks prefrontal lateral dan medial
(PFC), insula anterior (AI) dan korteks cingulate anterior (ACC). Otak
mentransfer informasi tentang rangsangan visual emosional ke memori
permanen dengan cepat. Dua fungsi kognitif terkait, tanggung jawab
emosional dan memori jangka panjang, memainkan peran penting dalam
46

VOR manusia. Aktivitas amigdala meningkat selama pengenalan gambar


emosional, dan aktivitas temporal inferior (IT) meningkat selama
pengenalan gambar saraf dan emosional. Amigdala, yang dikenal sebagai
memori permanen, melibatkan proses melupakan, pengkondisian rasa
takut, dan respons emosional, dan sebagai komponen sistem limbik
berinteraksi dengan komponen lain berikut: OFC, talamus, korteks
sensorik, hipotalamus, dan hippocampus. Ada koneksi masif antara
komponen area limbik. Amigdala dan OFC menerima koneksi dari area
korteks sensorik, termasuk korteks IT. Amigdala juga menerima informasi
visual dari talamus dan memiliki proyeksi ke korteks visual. Informasi visual
mengikuti dari V1 ke IT di area korteks sensorik. Akhirnya, amigdala
menerima informasi dari IT dan dari talamus. Sementara IT
memproyeksikan ke amigdala, amigdala memproyeksikan kembali ke VC
sepanjang aliran ventral dari korteks visual primer (V1) ke area temporal
inferior, anterior temporal inferior input visual dari retina dikirim sebagian
besar ke V1 melalui LGN, dan menyebar ke area IT di mana pengenalan
tingkat objek dapat terjadi, dan umpan balik dari V1 ke LGN juga terjadi,
LGN juga secara ringan memproyeksikan langsung ke IT serta V2, V4, dan
MT. Dari IT aliran visual ventral membelah dan menyebar ke beberapa
daerah, termasuk korteks parietal, OFC lateral (lOFC) dan bidang mata
frontal (FEF) di PFC. TE dan pada tingkat lebih rendah posterior IT juga
memproyeksikan ke vlPFC. LOFC menerima rangsangan visual dari IT dan
area sensorik lainnya, dengan proyeksi visual terkuat dari TE kemungkinan
di atas fasciculus uncinate (UF). LOFC diyakini lebih aktif saat memproses
rangsangan rasa takut, sedangkan OFC medial (mOFC) lebih aktif saat
memproses kesenangan. Korteks parietal menerima informasi visual dari
IT, dengan proyeksi kuat dari TEO ke korteks intraparietal lateral (LIP) di
sulkus intraparietal (IPS). Fasciculus longitudinal superior (SLF)
menghubungkan korteks parietal dan pre-frontal secara dua arah dengan
saluran I, II, dan III. Saluran II mungkin paling relevan untuk kesadaran
spasial, meneruskan informasi visual ke mPFC dan memori kerja di dlPFC,
47

serta lebih lateral ke vlPFC. Untuk mencapai persepsi visual sadar, sinyal
visual disebarkan melalui korteks parietal melalui jaringan frontoparietal,
yang dianggap bertindak sebagai gerbang perhatian ke PFC. Insula
anterior (AI) dapat didekomposisi menjadi regio agranular ventral anterior
(Ia), disgranular dorsal anterior (Id), sedangkan insula posterior berisi regio
granular posterior (Ig). AI memiliki proyeksi kuat ke LA, B dan Ce amigdala.
AI memproyeksikan ke bagian ventromedial striatum ventral, sedangkan
insula posterior memproyeksikan ke striatum dorsolateral. AI juga
menerima masukan dari nukleus ventral medial (mediodorsal) talamus.20,21

Gambar 18. Otak yang Terlibat Dalam Pemrosesan Rasa Takut


(Dikutip dari Silverstein DN, Ingvar M. A multi-pathway hypothesis for human
visual fear signaling. Front Syst Neurosci. 2015.)

2.3. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Pusat terkait Gerak Bola Mata
48

2.3.1. Otot Ekstraokular


Terdapat tujuh otot ekstraokular (Extraocular Muscles= EOM) pada mata
manusia, yaitu 4 otot rektus (lateral, medial, superior dan inferior), 2 otot
oblik, dan muskulus levator palpebra superior.

Gambar 19. Otot Ekstraokular


(Dikutip dari Cantor LB., et al. Neuro-Ophthalmic Anatomy. Dalam:American
Academy of Ophthalmology. Basic Clinical Science Course Section 5:
Neuro-Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.
2020-2021.)

Otot levator palpebra superior tidak termasuk kedalam otot ekstraokular


yang menggerakkan bola mata. Input tonik utama untuk gerak bola
matadisuplai oleh 3 Nervus Kranial III, IV, dan VI yang menginervasi 6 otot
ekstraokular (EOM) yang mengontrol gerakan okular. Selain itu, CN III
menginervasi levator palpebrae superioris dan otot sfingter pupil. Kecuali
otot oblik inferior, persarafan ke masing-masing EOM terjadi pada kira-kira
sepertiga jarak dari apeks. Otot oblik inferior menerima persarafan kira-kira
pada titik tengahnya dari berkas neurovaskular yang berjalan sejajar
dengan aspek lateral otot rektus inferior. Semua 6 EOM menerima
persarafan di permukaan dalam, kecuali oblikus superior, di mana cabang
CN IV berakhir di permukaan atas luar otot.4
49

1. Nervus Okulomotor (Nervus Kranial III)


Nukleus okulomotor terletak di bagian dorsal dalam otak tengah di
bawah akuaduktus yang menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat.
Kompleks inti itu sendiri mewakili kumpulan subnukleus yang memiliki
fungsi spesifik yang dapat diidentifikasi. Serabut yang ditujukan untuk
mempersarafi levator palpebra superioris, rektus medial, rektus inferior,
sfingter pupil, dan otot badan siliaris keluar secara ventral ipsilateral ke
nukleus individu tempat asal serat tersebut. Sebaliknya, serat dari
subnukleus rektus superior, yang terletak di sepanjang garis tengah,
menyilang sebelum keluar dari batang otak untuk menginervasi otot rektus
superior. Di dalam otak tengah, CN III secara topografis diatur menjadi
divisi superior (mensuplai otot rektus superior dan levator palpebra
superioris) dan divisi inferior (mensuplai otot rektus medial dan inferior,
oblik inferior, sfingter pupil, dan otot tubuh siliaris). Fasikulus CN III
melintasi tegmentum otak tengah ventral, melewati dekat dan mungkin
melalui nukleus merah, substansia nigra, dan traktus kortikospinalis di
dalam batang otak. Banyak fasikulus, dengan total sekitar 15.000 serat,
keluar pada permukaan ventral pedunkulus. Meskipun dianggap sebagai
struktur tunggal dalam ruang subarachnoid, seperti halnya di otak tengah,
saraf dan berbagai seratnya diatur secara topografis. Di dalam ruang
subarachnoid, saraf melewati antara SCA di bawah dan PCA di atas. Saraf
berjalan sedikit miring ke tepi tentorial, paralel dan lateral PCoA. Serabut
pupil biasanya ditemukan pada permukaan dorsomedial saraf, di mana
mereka secara anatomis rentan terhadap kompresi. Unkus, yang
merupakan aspek paling medial dari lobus temporal, terletak tepat di atas
tentorium dan bagian subarachnoid dari CN III. Lesi massa supratentorial
unilateral dapat memaksa unkus melalui takik tentorial (herniasi uncal)
untuk menekan CN III ipsilateral. Di tepi belakang dura clivus dan sinus
kavernosus, saraf memasuki kanal dural sendiri tepat di atas CN IV.
Berjalan ke depan di dinding lateral superior sinus kavernosus, saraf
50

memisahkan menjadi 2 divisi, yaitu superior dan inferior. Divisi ini


memasuki orbit melalui fisura orbital superior dalam anulus Zinn. Divisi
superior berjalan ke depan secara intraconal untuk mempersarafi pertama
otot rektus superior dan kemudian otot levator palpebra superioris. Divisi
inferior mengirimkan serabut parasimpatis ke ganglion siliaris di apeks
orbita kira-kira 10 mm di anterior anulus Zinn dan di lateral nervus optikus.
Di dalam ganglion siliaris, serabut-serabut yang menuju sfingter pupil dan
badan siliaris bersinaps. Serabut selanjutnya menyertai cabang yang
menuju otot oblik inferior. Ada kira-kira 9-10 kali lebih banyak serat yang
terkait dengan akomodasi yang mempersarafi badan siliaris daripada serat
yang mencapai otot sfingter pupil. Cabang-cabang CN III yang tersisa di
dalam orbit mempersarafi otot rektus medial dan rektus inferior.4

2. Nervus Troklearis (Nervus Kranial IV)


Nukleus troklearis terletak di dalam materi abu-abu di aspek dorsal otak
tengah kaudal tepat di bawah akuaduktus, berbatasan langsung dengan
nukleus CN III yang lebih rostral. Bagian intra-aksial (fasikulus) CN IV
sangat pendek, berjalan ke dorsal di sekitar grisea periaqueductal untuk
menyeberang di dalam vellum medula anterior tepat di kaudal ke kolikulus
inferior dan di bawah kelenjar pineal. CN IV adalah satu-satunya CN yang
keluar pada permukaan dorsal batang otak dan memiliki jalur intrakranial
terpanjang yang tidak terlindungi (yang mungkin bertanggung jawab atas
seringnya keterlibatannya dalam trauma kepala tertutup). Di dalam ruang
subarachnoid, CN IV (yang mengandung sekitar 2000 serat) berayun di
sekitar otak tengah, menyejajarkan tentorium tepat di bawah tepi tentorial
(di mana ia mudah rusak selama prosedur bedah saraf yang melibatkan
tentorium). CN IV memasuki aspek lateral posterior sinus kavernosus di
bawah insersi tentorial anterior dan di bawah CN III. Ditutupi oleh selubung
variabel, CN IV berjalan ke depan di dalam dinding lateral sinus kavernosa.
Di anterior, CN IV melintasi CN III untuk memasuki fisura orbital superior di
51

luar dan di atas anulus Zinn. CN IV melintasi nervus optikus untuk


memasuki otot oblik superior dalam orbit medial superior.4

3. Nervus Abdusen (Nervus Kranial VI)


Nervus abdusen berasal dari pons dorsal tepat di bawah ventrikel
keempat. Nukleusnya dikelilingi oleh looping fiber (genu) CN VII dan
berbatasan dengan PPRF dan MLF. Nukleus CN VI mengandung
motoneuron primer dan interneuron yang menyeberang ke MLF
kontralateral untuk mencapai nukleus CN III. Dengan demikian, patologi
yang mempengaruhi nukleus CN VI menghasilkan kelumpuhan tatapan
ipsilateral. Akson motorik yang keluar dari nukleus CN VI (sekitar
4000-6000 akson) berjalan ke ventral dan sedikit lateral, medial ke nukleus
olivarius superior, untuk keluar di permukaan ventral pons kaudal. Saat
fasikulus melewati batang otak, mereka terletak berdekatan dengan traktus
spinalis CN V dan melintasi traktus kortikobulbar. Keluar dari batang otak,
saraf berjalan secara rostral di dalam ruang subarachnoid pada permukaan
klivus dari area sudut serebelopontin ke bagian superior posterior fossa
posterior. Saraf menembus dura kira-kira 1 cm di bawah apeks petrosa dan
berjalan di bawah ligamentum petroclinoid (ligamentum Gruber, yang
menghubungkan piramida petrosa ke clinoid posterior) untuk memasuki
kanal Dorello. Di dalam kanal, CN VI berjalan dengan sinus petrosus
inferior. Setelah menjadi ekstradural, saraf berada di dalam sinus
kavernosus (satu-satunya CN dalam substansi sinus kavernosus), di mana
ia berjalan sejajar dengan segmen horizontal arteri karotis dan CN VI.
Bergabung untuk segmen pendek oleh cabang-cabang rantai simpatis yang
terletak di dalam dinding arteri karotis intrapetrous. Mencapai bagian
anterior sinus kavernosa, CN VI melintasi fisura orbital superior melalui
anulus Zinn untuk memasuki permukaan medial otot rektus lateral.4
Jalur umum terakhir yang mempengaruhi posisi mata dalam orbit
adalah banyak elemen jaringan lunak yang terhubung ke bola mata. Selain
EOM, jaringan ini termasuk nervus optikus, kapsul tenon, pembuluh darah,
52

dan konjungtiva anterior. Dari 6 EOM, 4 adalah otot rektus (lateral, medial,
superior, dan inferior), dan 2 adalah oblik (superior dan inferior). Otot rektus
berasal bersama dengan otot levator palpebrae superioris di anulus Zinn,
suatu kondensasi jaringan di sekitar nervus optikus di apeks orbita. Mereka
berjalan ke depan di dalam selubung yang dihubungkan oleh septa
intermuskular untuk menembus kapsul Tenon posterior dan masuk ke
sklera anterior, pada titik-titik yang bervariasi di posterior limbus kornea,
meningkat dari medial melalui inferior dan lateral ke superior (spiral Tillaux).
Otot rektus juga dipertahankan posisinya oleh perlekatan septum ke
periosteum orbital yang bertindak sebagai katrol. 2 otot oblikus berinsersi
pada aspek lateral posterior bola mata. Otot oblikus inferior terletak di
periorbita anteromedial dekat tepi posterior fossa lakrimalis. Otot oblikus
superior yang efektif berasal dari troklearis, struktur seperti katrol yang
terletak di takik di orbit medial superior. Otot oblikus superior berjalan ke
anterior di orbit medial superior ke troklearis, tempat tendonnya
membalikkan arah kerjanya. EOM memiliki massa dan penampang yang
bervariasi, oblik inferior adalah yang tertipis, dan rektus medial adalah yang
terbesar. Jadi, dengan persarafan tonik normal, rektus medial yang agak
kuat mengurangi divergen phoria. Masing-masing otot lainnya memiliki
fungsi primer, sekunder, dan tersier yang bervariasi tergantung pada posisi
pandangan.4

Tabel 7. Fungsi Otot Ekstraokular dan Inervasi


53

Otot Primer Sekunder Inervasi Antagonis Sinergis

Rektus Abduksi - N. Abdusen Rektus Medial Oblik superior


Lateral (CNVI) dan inferior

Rektus Adduksi - N. Okulomotor Rektur Lateral Rektus superior


Medial (CNIII, dan inferior
Divisi Inferior)
Rektus Elevasi Intorsi N. Okulomotor Rektus Inferior Rektus medial
Superior Adduksi (CNIII, Divisi dan inferior
Superior) Oblik superior
Rektus Depresi Ekstorsi N. Okulomotor Rektus Superior Rektus medial
Inferior Adduksi (CNIII, Divisi dan superior
inferior) Oblik inferior
dan rektus
superior
Oblik Intorsi Depresi N. Troklearis Oblik inferior Rektus Inferior
Superior Abduksi (CNIV) Rektus lateral
dan Oblik
Inferior
Oblik Ekstorsi Elevasi N. Okulomotor Oblik superior Rektus Superior
Inferior Abduksi (CNIII, Divisi Rektus Medial
Inferior) dan oblik
superior
(Dikutip dari Levin LA., et al. Adler's physiology of the eye. Edisi ke-11. London:
Elsevier. 2011. 380- 401p.)

2.3.2. Jalur Supranuklear dan Infranuklear


54

Jalur anatomi, yang terbentang dari pusat kortikal otak ke nukleus


nervus kranial, disebut jalur supranuklear. Dari nukleus nervus kranial ke
otot okular terdapat jalur infranuklear. Pada saraf tepi, saraf dimulai dari
otak dan mencapai sel tanduk anterior di sumsum tulang belakang, neuron
motorik atas. Dari sel tanduk anterior sumsum tulang belakang, saraf
bergerak ke otot perifer adalah neuron motorik bawah. Jika ada penyakit
neuron motorik bawah, ekstremitasnya lembek dan jika ada penyakit
neuron motorik atas, ekstremitasnya kejang. Nukleus nervus kranial seperti
inti saraf perifer. Dari korteks otak, saraf meluas ke nukleus nervus kranial,
dan ini adalah jalur neuron motorik atas (UMN). Dari nukleus nervus
kranial, saraf meluas ke otot mata, dan ini adalah jalur neuron motorik
bawah (LMN).21 Jalur supranuklear meliputi:
⚫ Korteks parietal dan frontal regio premotor dan motor.
⚫ Serebelum
⚫ Ganglia basal (BG)
⚫ Kolikulus superior (SC)
⚫ Talamus
⚫ Pusat batang otak (paramedian pontine reticular formation (PPRF),
neural integrators, dan vestibular nuclei)
Sedangkan jalur infranuklear meliputi:
⚫ Ocular motor nuclei
⚫ Segmen intramedular nervus motorik okuler
⚫ Segmen perifer nervus motorik okuler
⚫ Neuromuscular junction
⚫ Otot ekstraokular
Jalur supranuklear untuk sakadik dan pengejaran yang mulus
mencapai jaringan saraf batang otak (melalui SC dan BG), yang
memungkinkan gerakan mata konjugasi. Daftar struktur anatomi utama
berikut jalur koordinasi gerakan mata konjugasi.4
55

⚫ Rostral interstitial nucleus of the medial longitudinal fasciculus (riMLF):


excitatory burst neuron yang menghasilkan sakadik vertikal dan
torsional
⚫ Nukleus interstisial Cajal (INC): inhibitory burst neuron untuk sakadik
vertikal dan integrator saraf untuk tatapan vertikal dan torsional
⚫ Area di riMLF dan INC: inhibitory burst neuron untuk sakadik vertikal
dan torsional
⚫ Komisura posterior (PC): memproyeksikan akson dari INC ke inti
kontralateral nervus III, IV, dan VI dan INC
⚫ Fasikulus longitudinal medial (MLF): jalur utama untuk menyampaikan
sinyal di dalam batang otak
⚫ Dorsolateral pontine nuclei (DLPN): neuron untuk pengejaran halus
⚫ Nukleus prepositus hypoglossi (NPH): integrator saraf untuk
pandangan horizontal
⚫ Pontine paramedian reticular formation (PPRF): excitatory burst neuron
yang menghasilkan sakadik horizontal dan inhibitory burst neuron
untuk sakadik horizontal
⚫ CN III, IV, dan VI: neuron yang memproyeksikan langsung ke EOM
⚫ Nukleus vestibular (CN VIII): neuron yang memproyeksikan ke sakadik
generator dan CN motorik okular.
Secara umum, otak tengah bertanggung jawab atas gerakan mata
vertikal dan pons untuk gerakan mata horizontal. Sakadik vertikal dan
torsional dihasilkan dari excitatory burst neuron riMLF di dalam otak
tengah. Sebaliknya, jalur untuk vestibular vertikal dan pengejaran halus
vertikal naik dari medula dan pons ke otak tengah melalui MLF. Sakadik
horizontal dihasilkan dari excitatory burst neuron di dalam PPRF, dan
gerakan mata pengejaran halus horizontal muncul dari nukleus CN VI,
yang menerima masukan dari vestibulocerebellum. Pandangan vertikal
dikendalikan melalui otak tengah.4
Pusat pandangan utama terletak di riMLF. Area ini menerima masukan
dari inti vestibular medial dan superior melalui MLF dan koneksi
56

internuklear lainnya. Area lain di otak tengah rostral, termasuk INC, juga
memodulasi motilitas vertikal. Masukan burst cells mungkin sebagian
datang dari PPRF secara kaudal tetapi juga secara lokal dari dalam riMLF.
INC (integrator saraf untuk tatapan vertikal dan torsional) menerima sinyal
dari riMLF dan dari inti vestibular dan diproyeksikan melalui PC ke
motoneuron dari inti CN III dan CN IV. Aktivitas dari pusat tatapan vertikal
didistribusikan ke inti CN III dan CN IV. Informasi yang terlibat dalam
persilangan upgaze di PC. Kerusakan pada jalur ini menyebabkan sindrom
otak tengah dorsal, gangguan yang mencakup kesulitan menatap vertikal
(paling sering, gangguan supraduksi), deviasi miring, disosiasi pupil
dekat-ringan, retraksi kelopak mata, dan nistagmus konvergensi-retraksi.4
Tatapan horizontal dikoordinasikan melalui nukleus CN VI di pons ekor
dorsal. Nukleus ini menerima input tonik dari kanalis semisirkularis
horizontal kontralateral melalui nukleus vestibular medial dan lateral.
Informasi burst dipasok dari PPRF, yang berbatasan langsung dengan inti
CN VI dan MLF. Burst cells biasanya dihambat oleh neuron omnipause.
Sakadik diperkirakan diprakarsai oleh penghambatan supranuklear sel
omnipause, yang memungkinkan impuls burst cells untuk mengaktifkan
pusat tatapan horizontal dan vertikal. Untuk menghasilkan gerakan
horizontal kedua mata, sinyal untuk meningkatkan tembakan harus
didistribusikan ke otot rektus lateral ipsilateral dan otot rektus medial
kontralateral. Otot rektus lateral disuplai langsung melalui CN VI ipsilateral.
Otot rektus medial kontralateral dirangsang oleh interneuron yang
menyilang di pons dan naik di MLF kontralateral. Oleh karena itu, patologi
yang mempengaruhi MLF kanan akan menghasilkan oftalmoplegia
internuklear defisit adduksi kanan (ipsilateral) dengan upaya pandangan
kiri sering disertai dengan abduksi nistagmus mata kiri (kontralateral) dan
deviasi miring, distribusi infranuklear (nukleus kranial motorik okular dan
saraf) serta informasi supranuklear memerlukan komunikasi internuklear di
dalam batang otak. Jalur yang paling penting dari jalur ini, MLF, berjalan
dalam 2 kolom paralel dari sumsum tulang belakang ke area PC otak
57

tengah yang terletak dorsomedial ke nukleus merah dan rostral ke INC.


Sebagian besar serat yang berkontribusi terhadap MLF berasal dalam inti
vestibular. Penonjolan dari nukleus vestibular superior adalah ipsilateral,
dan proyeksi dari nukleus vestibular medial adalah kontralateral. MLF juga
menerima interneuron yang berasal dari nukleus CN VI kontralateral.
Untuk mempertahankan tatapan eksentrik, input tonik tambahan harus
diberikan pada otot-otot kuk yang menahan mata pada posisinya. Masukan
tambahan ini disediakan dengan mengintegrasikan sinyal kecepatan yang
diberikan oleh aktivitas burst neuron.4

Gambar 20. Internuklear Oftalmoplegia


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.)

Untuk gerakan mata horizontal, integrasi terjadi di NPH, terletak


berdekatan dengan inti vestibular medial di persimpangan pontomedullary,
dengan masukan dari otak kecil. Integrasi saraf untuk gerakan mata
vertikal melibatkan INC selain otak kecil. Patologi yang mempengaruhi
integrator saraf (seringkali metabolik, terkait dengan konsumsi alkohol atau
obat antikonvulsan) mengakibatkan kegagalan untuk mempertahankan
tatapan eksentrik, yang secara klinis dikenali sebagai gaze-evoked
nystagmus.4
58

2.3.3. Sistem Gerak Mata Supranuklear

Ada enam sistem gerakan mata supranuklear terdiri dari:


1. Sistem fiksasi okular
2. Sistem vestibular okular
3. Sistem optokinetik
4. Sistem sakadik
5. Sistem pengejaran halus
6. Sistem vergensi

Gambar 21. Jalur Supranuklear


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.)

1. Sistem Fiksasi Okular


Fiksasi visual normal terdiri dari tiga komponen gerak mini fisiologis
yang tidak tampak secara kasat mata, yaitu: microsaccades, microdrift,
microtremor. Gerakan ini mempertahankan bayangan benda tak bergerak
tetap di fovea saat kepala tidak bergerak. Beberapa area korteks terikat
dalam fiksasi ini. SEF (supplementary eye field) berpartisipasi dalam
memfiksasi mata dalam wilayah tertentu di orbita dan menghambat visual
evoked sakadiks. Beberapa area korteks yang terlibat dalam gerakan
fiksasi ini antara lain area mata lobus parietal (lateral intraparietal area, LIP),
59

V5 (medial temporal=MT) dan V5a (medial temporal superior=MTS), dan


korteks prefrontal dorsolateral. Batang otak termasuk substantia nigra pars
retikulata di ganglia basalis, dan kutub rostral kolikulus superior juga
terlibat dalam gerak fiksasi ini.4

Gambar 22. Pusat Kortikal Kontrol Gerakan Mata Manusia.


(Dikutip dari Cantor LB., et al. Neuro-Ophthalmic Anatomy. Dalam:American
Academy of Ophthalmology. Basic Clinical Science Course Section 5:
Neuro-Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.
2020-2021.)

2. Sistem Vestibular Okular


Output dari inti vestibular memberikan input supranuklear utama ke
dalam motilitas okular dan input tonik utama ke posisi mata. Sistem ini
memiliki salah satu busur terpendek dalam sistem saraf, menghasilkan
respons yang cepat dengan latensi yang sangat pendek. Sel-sel rambut
kanalis semisirkularis mengubah pelepasannya sebagai respons terhadap
gerakan relatif endolimfe. Sinyal dihasilkan oleh perubahan kecepatan
(percepatan kepala) di salah satu dari 3 sumbu. Informasi tersebut
kemudian disampaikan ke inti vestibular (terletak secara lateral di medula
rostral) melalui saraf vestibular inferior dan superior. Sel-sel rambut di
makula akustika utrikulus dan sakulus juga berkontribusi pada saraf
vestibular. Kristal kalsium karbonat di dalam otolit merespons percepatan
linier (yang paling penting, gravitasi) untuk mengarahkan tubuh. Saraf
vestibular dan keluaran labirin membran (saraf koklea) membentuk
60

kompleks CN VIII dan keluar dari tulang petrosus melalui meatus auditori
internal. CN VIII melintasi ruang subarachnoid dalam sudut
cerebellopontine. Di dalam medula, informasi vestibular bersinaps di inti
vestibular medial, lateral, dan superior. Informasi tonik dari kanalis
horizontal melintasi langsung ke pusat pandangan kontralateral di dalam
nukleus CN VI di aspek medial dorsal pons kaudal tepat di bawah ventrikel
keempat. Informasi tonik dari kanalis anterior dan posterior berjalan ke
rostral melalui beberapa koneksi internuklear yang penting untuk
menginervasi pusat pandangan vertikal di otak tengah rostral. Nukleus
vestibular medial dan inferior, serta NPH dan nukleus olivarius inferior,
menonjol ke nodulus (nukleus sentral serebelum) dan uvula ventral. Jalur
ini, yang memproyeksikan kembali ke inti vestibular, bertanggung jawab
atas mekanisme penyimpanan kecepatan yaitu, mekanisme yang
mempertahankan sinyal vestibular di luar keluaran neuron vestibular primer
menuju ke pusat tatapan pontine sisi yang berlawanan yang pada gilirannya
mengirim impuls ke nukleus nervus VI kanan dan nukleus nervus III kiri
adalah jalur supranuklear, kemudian jalur infranuklear mengambil alih ke
rektus lateral kanan dan rektus medial kiri dan mata berbelok ke kanan. Ini
merupakan pengaruh vestibular pada gerakan mata.4
61

Gambar 23. Kompleks inti okulomotor


(Dikutip dari Cantor LB., et al. Neuro-Ophthalmic Anatomy. Dalam:American
Academy of Ophthalmology. Basic Clinical Science Course Section 5:
Neuro-Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.
2020-2021.)

Hubungan utama lainnya dalam sistem motorik okular adalah


vestibulocerebellum. Struktur di area ini, sebagian besar melalui
konjungtiva brachium, bertanggung jawab untuk mengatur perolehan
semua gerakan okular. Keuntungan dapat didefinisikan sebagai output
dibagi dengan input. Misalnya, menjaga mata tetap stabil di ruang angkasa
saat kepala berputar membutuhkan mata untuk bergerak ke arah yang
berlawanan dengan rotasi kepala pada kecepatan dan jarak yang sama, ini
akan dianggap sebagai keuntungan. Serebelum terlibat dalam
penyesuaian lain untuk memungkinkan kompensasi setelah lesi perifer.
Proses penyakit yang secara langsung mempengaruhi serebelum dapat
mempengaruhi refleks vestibular okular.
Informasi salinan eferen (mengenai posisi mata) disuplai langsung dari
jalur motorik okular (mungkin melalui kelompok sel traktus paramedian di
dalam nuklei vestibular), sedangkan kesalahan sinyal aferen tiba di
serebelum melalui serabut panjat dari inferior nukleus olivarius. Masukan
serebelar tambahan termasuk masukan serat berlumut dari inti vestibular
dan NPH. Sel purkinje di dalam paraflocculus keluar selama pengejaran
62

yang mulus. Dorsal vermis mungkin memainkan peran dalam memulai


pengejaran dan sakadik. Nukleus fastigial bertanggung jawab untuk
mengatasi ketidakseimbangan alami dalam input dari kanalis
semisirkularis yang berorientasi vertikal. Dengan demikian, hilangnya
fungsi fastigial dapat dikaitkan dengan perkembangan nistagmus
downbeat, karena ketidakseimbangan informasi vertikal menyebabkan
updrift konstan.4

3. Sistem Optokinetik
Gerakan mata optokinetik (OKN) mempertahankan kecepatan gerakan
mata terhadap kepala selama rotasi dengan frekuensi rendah atau
perpanjangan rotasi. Gerak OKN membantu vestibular okuler (VOR)
angular untuk menjaga mata tetap dalam posisinya selama gerak rotasi
lambat. Sistem optokinetik melengkapi sistem vestibular okuler seperti
rotasi kepala yang terus-menerus ketika mata mencapai batas di orbitnya
atau selama pergerakan mata yang sangat lambat ketika reflek vestibular
okuler kurang responsif. Selama lebih kurang 30 detik, cairan dinamik yang
ada melalui VOR membiarkan kanal semisirkularis mempertahankan neural
output untuk mengkompensasi gerakan kepala berputar (sementara
pergerakan mata yang diinduksi VOR makin berkurang). Kemudian gerak
optokinetik menyediakan output yang terus-menerus untuk mengontrol
posisi mata yang mengurangi efek rotasi persisten. Stimulus visual untuk
OKN berasal dari aliran optik dari retina. Retina mengandung sel ganglion
yang merespon secara eksklusif terhadap gerakan dalam arah atau
orientasi tertentu. Informasi ini melewati nervus optikus, menyilang di
kiasma dan diproyeksikan ke korteks melalui badan genikulatum (LGN)
atau ke otak tengah melalui saluran optik aksesori. Traktus ini memiliki
beberapa inti di daerah pretektal. Sepasang nukleus ini, nukleus saluran
optik (NOT), disetel ke gerakan target horizontal ke sisi ipsilateral. Inti
terminal lateral dan medial (LTN dan MTN) disetel untuk gerakan target
vertikal. Neuron dalam nukleus ini hanya menerima input subkortikal dari
63

mata kontralateral. Mereka memiliki bidang reseptif yang besar dan


menanggapi rangsangan bertekstur besar yang bergerak ke arah tertentu.
Stimulasi NOT kanan dengan gerakan ke kanan menyebabkan gerakan
mengikuti kedua mata ke sisi kanan atau ipsilateral, dan stimulasi serupa
NOT kiri dengan gerakan kiri menyebabkan konjugasi kiri mengikuti
gerakan. Setiap NOT memproyeksikan sinyal melalui olivarius inferior ke
inti vestibular dan mungkin ke flokulus melalui serat panjat dari otak kecil.
NOT memberikan sinyal visual ke nukleus vestibular, dan respon
motoriknya sama dengan sinyal kecepatan yang berasal dari kanalis
semisirkularis.4,23

4. Sistem Sakadik
Sistem sakadik juga dikenal sebagai sistem gerakan mata cepat. Ini
karena sistem sakadik mengontrol gerakan mata yang cepat. Ini adalah
gerakan perintah. Misalnya jika kita berkata, lihat ke kanan, mata menoleh
ke kanan. Ini terjadi dengan cepat dan merupakan gerakan mata yang
cepat. Sistem yang mengontrol jalur perintah ini adalah sistem sakadik.
Sistem sakadik berasal dari lobus frontal otak. Impuls kemudian bergerak
ke sistem mesensefalik sehingga jalur anatomi yang mengikuti gerakan
mata cepat adalah jalur frontomesensefalik. Area korteks yang mengatur
gerakan sakadik adalah Frontal Eye Field (FEF). Selanjutnya sinyal saraf
akan dilanjutkan ke SC dan diproses di formasi retikular pada batang otak,
yang terdiri dari komponen sakadik horizontal di Paramedian Pontine
Reticular Formation (PPRF) dan komponen sakadik vertikal di rostral
interstitial Medial Longitudinal Fasciculus (remailiMLF). Pada sirkuit ini
terdapat sejumlah burst neuron yang menembakkan potensial aksi dalam
frekuensi tinggi untuk menghasilkan gerakan mata yang cepat. Terdapat
dua jenis burst neuron, yaitu excitatory burst neurons (EBN) yang
menyebabkan otot ekstraokular yang akan melakukan gerakan sakadik
berkontraksi dan inhibitory burst neurons (IBN) yang menyebabkan otot
antagonisnya berelaksasi. Aktivitas kedua jenis burst neuron ini diatur oleh
64

omnipause neuron (OPN) yang memiliki aksi inhibisi terhadap EBN dan
IBN. Ketika Anda melihat seseorang menonton pertandingan tenis atau
tenis meja, Anda akan melihat mata bergerak cepat dari satu ujung
lapangan atau meja ke ujung lainnya. Mata terus melesat dari satu ujung
ke ujung lainnya. Ini adalah gerakan mata cepat yang dikendalikan oleh
jalur frontomesensefalik.23

Sakadik Horizontal

Pada gilirannya bisa horizontal atau vertikal. Pada sakadik horizontal,


mata bergerak secara horizontal dan pada sakadik vertikal, mata
bergerak ke atas dan ke bawah. Mari kita sekarang memahami jalur
sakadik horizontal.22

Gambar 24. Sakadik Horizontal


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.)

Jika mata harus melihat ke kanan, maka perintah untuk gerakan ini
diberikan oleh lobus frontal kiri di area 8 korteks. Saraf menyeberang ke
65

sisi yang berlawanan dan mencapai pusat tatapan pontine kanan. Dari
sini, saraf lewat ke sisi yang sama (dalam hal ini kanan) nukleus nervus
VI. Dari pontin kanan, saraf pusat tatapan juga berjalan ke nukleus nervus
III yang berlawanan. Dalam hal ini, ini akan menjadi nukleus nervus III kiri.
Semua nukleus nervus kranial terhubung dengan masing-masing lainnya
melalui fasikulus longitudinal medial atau bundel longitudinal medial.
Dengan kata lain dari pusat tatapan pontine kanan, saraf melewati bundel
longitudinal medial ke nukleus nervus kranial III kiri, sampai di sini adalah
jalur supranuklear. Itulah mengapa ini juga disebut jalur
frontomesensefalik. Dari nukleus nervus VI kanan kemudian diteruskan
ke muskulus rektus lateral mata kanan. Dari nukleus saraf III kiri, saraf
berjalan ke otot rektus medial kiri. Ini adalah jalur infranuklear dan kedua
mata bergerak ke kanan. Pada tahap ini, penting untuk memahami sedikit
lebih banyak tentang bundel longitudinal medial. Seperti yang baru saja
dijelaskan, saraf berjalan dari pusat tatapan pontin ke nukleus nervus VI
dan III melalui bundel longitudinal medial. Jika ada lesi pada bundel
longitudinal medial, serat ini dipotong dan tidak akan ada korelasi antara
nervus III dan nervus VI. Hal ini menyebabkan kondisi yang disebut
ophthalmoplegia internuklear.22

Sakadik Vertikal

Jalur untuk sakadik vertikal masih diragukan. Sakadik vertikal


bergantung pada aktivitas bilateral simultan dalam lobus frontal di area 8.
66

Gambar 25. Sakadik Vertikal


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers, 2015.)

Ini berarti bahwa sakadik horizontal dikendalikan secara unilateral


sedangkan sakadik vertikal dikendalikan secara bilateral. Jika seseorang
harus melihat ke atas atau ke bawah, impuls berjalan dari kedua lobus
frontal di area 8. Impuls berjalan melalui ganglia basal ke area pretektal
atau pusat pretektal, ini adalah pusat tatapan vertikal. Dari pusat tatapan
vertikal impuls diteruskan ke nukleus nervus III. Sampai di sini adalah
jalur supranuklear. Jalur infranuklear dimulai dan impuls melewati nervus
kranial III ke otot vertikal dan pasien melihat ke atas atau ke bawah.
Karena fakta bahwa sakadik vertikal memerlukan aktivitas kortikal
bilateral, lesi hemisfer serebri jarang menimbulkan defisit pada sakadik
vertikal. Defisit seperti itu hanya terlihat pada lesi hemisfer masif yang
menghasilkan kerusakan bilateral pada kedua jalur frontomesensefalik.
Gangguan sakadik vertikal jauh lebih umum dengan gangguan otak
tengah.22

5. Sistem Pengejaran Halus


67

Sistem pengejaran halus digunakan ketika mata mengikuti target yang


bergerak dengan mulus dan relatif lambat. Ini mempertahankan hubungan
tetap antara gerakan mata dan target. Karena gerakan pengejaran yang
mulus secara langsung menghubungkan posisi mata dengan posisi target,
gerakan ini juga disebut sebagai gerakan mengikuti atau melacak. Karena
gerakan ini lambat, mereka disebut gerakan mata lambat. Bayangkan
seseorang berjalan dan Anda memperhatikan orang itu. Ketika mata Anda
mengikuti gerakan orang tersebut, mereka akan menggunakan sistem
pengejaran. Jalur untuk sistem pengejaran dimulai dari lobus oksipital dan
karenanya dikenal sebagai jalur oksipitomesensefalik. Ada jalur yang
berbeda untuk pengejaran horizontal dan pengejaran vertikal.22

Jalur Sistem Pengejaran Horizontal


Jika target bergerak ke kanan, langkah pertama yang harus dilakukan
mata adalah memvisualisasikan objek. Jadi jalurnya dimulai dari retina
kedua mata. Impuls melewati nervus optikus, kiasma optik, dan saluran
optik dan mencapai lobus oksipital kanan di area 19. Area ini melayani
gerakan pengejaran. Penting untuk dicatat bahwa area oksipital
memediasi gerakan pengejaran horizontal ke sisi ipsilateral. Dengan kata
lain, lobus oksipital kanan menengahi gerakan pengejaran horizontal ke
kanan.22
Dari lobus oksipital, impuls menuju ke pusat pandangan pontin sisi
yang sama. Dalam hal ini, impuls dari lobus oksipital kanan pergi ke pusat
tatapan pons kanan. Dari sini impuls menuju nukleus nervus VI kanan dan
nukleus nervus III kiri. Sampai di sini adalah jalur supranuklear. Dari
nukleus nervus VI kanan dan nukleus nervus III kiri, impuls melewati jalur
infranuklear ke rektus lateral dan rektus medial.22

Sakadik Korektif
Ketika target bergerak menjauh dari bidang penglihatan mata yang
bergerak perlahan ke sisi itu harus kembali ke posisi semula. Gerakan
68

mata yang cepat melakukan ini, dengan kata lain, sebuah sakadik Ini
adalah sakadik korektif. Jika aliran mobil berjalan di depan penglihatan
kita, maka kita terus mengikuti satu mobil dan ketika keluar dari bidang
penglihatan mata kita akan datang dan terpaku kembali ke mobil di pusat
bidang penglihatan kita. Ini akan dilakukan oleh sakadik korektif.22
Saat impuls dari target yang bergerak ke kanan mencapai lobus
oksipital (area 19) dan objek keluar dari bidang penglihatan, lobus oksipital
mengirimkan impuls ke lobus frontal ipsilateral untuk melakukan sakadik
korektif. Dalam hal ini lobus oksipital kanan mengirimkan impuls ke lobus
frontal kanan (area 8). Ini berarti harus ada komunikasi antara lobus
oksipital dan lobus frontal. Dari lobus oksipitalis kanan impuls diteruskan
ke lobus frontal melalui lobus parietal.22
Dari lobus frontal kanan, impuls kemudian diteruskan ke pusat tatapan
pontin kiri yang selanjutnya mengirimkan impuls ke nukleus nervus VI kiri
dan nukleus nervus III kanan. Ini adalah jalur supranuklear. Kemudian,
jalur infranuklear mengambil alih dan impuls menuju ke masing-masing
rektus lateral dan medial dan mata bergerak ke kiri sebagai gerakan mata
yang cepat. Ini adalah sakadik korektif. Hal ini dapat diilustrasikan dengan
drum optokinetik, yaitu drum dengan garis-garis hitam dan putih. Drum
diputar dan mata terpaku padanya. Ketika garis-garis menjauh dari bidang
penglihatan, sakadik korektif terjadi. Hal ini menyebabkan jenis nistagmus
yang dikenal sebagai nistagmus optokinetik.22

Sistem Pengejaran Vertikal


Gerakan pengejaran vertikal dihasilkan oleh stimulasi bilateral simultan
pada area 19 lobus oksipital. Akson lobus oksipital turun ke daerah
pretektal. Dari daerah pretektal impuls berjalan ke nukleus nervus III.
Sampai disini jalur supranuklear atau UMN. Kemudian dari nukleus nervus
III, diteruskan ke otot vertikal melalui jalur infranuklear. Area pretektal atau
pusat pretektal adalah pusat tatapan vertikal, analog dengan pusat tatapan
pontin, yang merupakan pusat tatapan horizontal.22
69

6. Sistem Vergensi
Peran sistem vergensi adalah untuk menjaga citra target pada titik
yang sesuai (elemen yang sesuai) dari dua retina dengan mengendalikan
sumbu visual mata. Jadi, vergensi digunakan setiap kali target jatuh pada
elemen retina, misalnya jika target digerakkan ke arah mata, mereka harus
berbalik ke arah satu sama lain (konvergen) untuk menjaga target pada
fovea masing-masing mata.

Gambar 26. Sistem Vergensi


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.)

Sebaliknya, saat target dipindahkan lebih jauh, mata harus berbelok


(divergen) sebenarnya, divergensi tidak terjadi di mata kita. Vergensi
dengan demikian merupakan gerakan mata yang diskonjugasi
(nonparalel), berbeda dengan kebanyakan gerakan mata lainnya. yang
konjugat (sejajar). Ada dua jenis vergence, mereka dapat bersifat sukarela
ketika kita memerintahkan mata kita untuk menyatu atau refleks ketika kita
membawa suatu objek atau pita ke arah hidung kita dan mata menyatu
saat terpaku pada objek tersebut. Vergensi sukarela terletak di area 8
lobus frontal. Jika seseorang ingin bertemu maka gerakan perintah dikirim
70

dari area 8. Ini adalah impuls bilateral dan mereka pergi ke area pretektal
melalui ganglia basal. Di sini ada daerah konvergensi. Dari daerah
konvergensi, impuls berjalan bilateral ke nukleus nervus III dan VI. Sampai
di sini adalah jalur supranuklear. Dari nukleus nervus III impuls pergi ke
rektus medial untuk bertemu. Dari nukleus saraf VI impuls penghambatan
menuju ke rektus lateral sehingga mata dapat bertemu.22

Sistem Refleks Nonoptik


Sistem refleks nonoptik mengintegrasikan gerakan mata dan gerakan
tubuh. Pada dasarnya ada tiga sistem dalam hal ini: saluran setengah
lingkaran, reseptor leher, dan otak kecil.22

Gambar 27. Sistem Refleks Nonoptik


(Dikutip dari Agarwal, A., Agarwal, A. Manual of Neuro-Ophthalmology. Edisi ke-2. New
Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. 2015.)

Jika kanal semisirkularis lateral dirangsang, sistem refleks nonoptik


mulai bekerja. Jika kepala diputar ke kiri, kanalis semisirkularis lateral
dirangsang. Jika kita memiringkan kepala ke kiri, mata umumnya harus
tetap melihat lurus ke depan (tujuan akhir dari keseluruhan proses). Agar
mata melihat lurus ke depan saat kita memiringkan kepala ke kiri mata
akan bergerak ke kanan. Anda akan melihat mata anda bergerak ke kanan
71

sehingga anda terus melihat lurus ke depan. Ketika kanalis semisirkularis


dirangsang, impuls menuju ke sisi yang sama (dalam hal ini sisi kiri)
nukleus vestibular. Dari nukleus vestibular kiri, impuls menuju ke pusat
tatapan pontine sisi yang berlawanan yang pada gilirannya mengirim
impuls ke nukleus nervus VI kanan dan nukleus nervus III kiri. Ini adalah
jalur supranuklear. Kemudian jalur infranuklear mengambil alih ke rektus
lateral kanan dan rektus medial kiri dan mata berbelok ke kanan. Ini
merupakan pengaruh vestibular pada gerakan mata . Informasi kontribusi
juga berasal dari organ propioseptif otot leher melalui traktus
spinovestibular. Peran otak kecil tidak begitu jelas. Terdapat traktus
flokulo-okulomotor yang menonjol, yang merupakan satu-satunya
hubungan serebelum langsung dengan nukleus saraf mata. Jalur ini
menghubungkan dengan nukleus nervus III sisi yang berlawanan dan
nukleus nervus VI sisi yang sama (tepat di seberang sambungan kanalis
semisirkularis yang menghubungkan dengan nervus III sisi yang sama dan
nukleus nervus VI sisi yang berlawanan). Dengan demikian mata
cenderung bergerak ke arah yang berlawanan.22

Anda mungkin juga menyukai