Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEARIFAN LOKAL “SALAMA LOKO “

DOSEN PENGAMPU:

DI SUSUN OLEH:

Nama : Wiwi Anggriani

NIM :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) YAPIS DOMPU

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Dompu, 30 Juni 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB 1.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

1.1 Definisi Salama Loko Khas Bima...........................................................................5

2.1 Sejarah tradisi Salama loko khas Bima...................................................................6

3.1 Jenis Jenis TRadisi Salama Loko.............................................................................7

4.1 Karakteristik Tradisi Salama Loko..........................................................................8

5.1 Cara Masyarakat Bima Mempertahankan Budayanya.............................................9

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

A. Kesimpulan..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang makalah dengan judul "Tradisi Salama Loko Khas Bima" adalah untuk
menggali dan mengungkap kekayaan budaya serta keunikan tradisi yang dimiliki oleh suku
Bima. Suku Bima merupakan salah satu kelompok etnis di Indonesia yang memiliki warisan
budaya yang kaya dan beragam.

Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan tradisi Salama Loko kepada pembaca,
menjelaskan asal-usul, karakteristik, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selain itu,
makalah ini juga akan membahas pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi ini dalam
konteks perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat modern.

Dalam latar belakang makalah ini, akan diuraikan sejarah tradisi Salama Loko, bagaimana
tradisi ini berkembang dari masa lampau, serta peran dan signifikansi tradisi ini dalam
kehidupan masyarakat Bima. Hal ini akan membantu membangun pemahaman yang lebih
baik tentang latar belakang dan konteks budaya di mana tradisi Salama Loko berada.

Selain itu, latar belakang makalah ini juga akan menyoroti betapa pentingnya menjaga
keberlanjutan tradisi ini di tengah tantangan dan perubahan zaman. Faktor-faktor seperti
urbanisasi, modernisasi, dan pergeseran nilai-nilai sosial dapat mempengaruhi pelaksanaan
tradisi Salama Loko, sehingga upaya pelestarian dan peran generasi muda dalam
mempertahankan tradisi ini akan dibahas dalam makalah ini.

Makalah dengan judul "Tradisi Salama Loko Khas Bima" akan menjadi wadah untuk
mempelajari dan menghargai warisan budaya suku Bima, sekaligus mengajak pembaca untuk
menjaga dan menghormati tradisi yang menjadi bagian penting dari identitas budaya suku
Bima.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi Tradisi Salama Loko Khas Bima
2. Sejarah Tradisi Salama Loko Khas Bima
3. Jenis Jenis Tradisi Salama Loko
4. Karakteristik Tradisi Salama Loko
5. Bagai mana Masyrakat Mempertahankan Tradisinya

BAB II

PEMBAHASAN
C. Definisi Salama Loko Khas Bima
Tradisi Salama Loko merupakan warisan budaya khas dari suku Bima, yang merupakan salah
satu suku di Indonesia. Salama Loko adalah sebuah upacara adat yang dilakukan oleh
masyarakat Bima untuk memperingati peristiwa penting, seperti pernikahan, kelahiran, atau
kematian anggota keluarga yang terhormat.

Dalam tradisi Salama Loko, terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan secara turun-
temurun. Pertama, ada prosesi pembersihan dan penyiapan tempat yang disebut dengan
"Tanggi Mbeleka". Kemudian, dilakukan ritual adat yang melibatkan para sesepuh atau tokoh
adat sebagai pemimpin upacara.

Selanjutnya, ada pertunjukan seni tradisional seperti tarian dan musik yang disebut "Gendang
Salama". Biasanya, para penari mengenakan pakaian adat lengkap dengan hiasan kepala dan
perlengkapan tradisional lainnya. Musik yang dimainkan menggunakan alat musik tradisional
seperti gendang, gong, dan rebana.

Upacara Salama Loko juga melibatkan seluruh masyarakat Bima. Mereka berkumpul untuk
bersama-sama memanjatkan doa-doa dan mendoakan keberkahan serta keselamatan bagi
keluarga yang mengadakan acara tersebut. Setelah itu, dilakukan prosesi penutup yang
biasanya diikuti dengan pemberian makanan dan minuman kepada tamu undangan.

Tradisi Salama Loko merupakan bagian penting dari identitas budaya suku Bima dan
dijalankan dengan penuh penghormatan terhadap leluhur dan adat istiadat mereka.

Tradisi Salama Loko adalah sebuah ritual adat khas suku Bima, yang merupakan kelompok
etnis di Indonesia. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan
untuk memperingati peristiwa penting seperti pernikahan, kelahiran, atau kematian anggota
keluarga yang terhormat.

Salama Loko melibatkan serangkaian kegiatan yang diatur secara turun-temurun. Upacara
dimulai dengan persiapan tempat yang disebut "Tanggi Mbeleka". Kemudian, dilakukan
ritual adat yang dipimpin oleh tokoh adat atau sesepuh.

Selanjutnya, ada pertunjukan seni tradisional seperti tarian dan musik yang disebut "Gendang
Salama". Para penari mengenakan pakaian adat dan memainkan alat musik tradisional seperti
gendang, gong, dan rebana.

Tradisi Salama Loko juga melibatkan partisipasi seluruh masyarakat Bima. Mereka
berkumpul untuk bersama-sama memanjatkan doa-doa dan mendoakan keberkahan serta
keselamatan bagi keluarga yang mengadakan acara tersebut. Setelah itu, dilakukan prosesi
penutup yang sering kali diikuti dengan pemberian makanan dan minuman kepada tamu
undangan.

Tradisi Salama Loko memiliki makna mendalam bagi suku Bima sebagai sarana menjaga dan
memperkuat ikatan budaya mereka. Upacara ini mencerminkan kekayaan budaya dan
spiritualitas suku Bima, serta menghormati tradisi leluhur yang telah diwariskan dari generasi
ke generasi.

D. Sejarah tradisi Salama loko khas Bima


Sejarah tradisi Salama Loko khas suku Bima berasal dari masa lampau yang telah
berlangsung secara turun-temurun. Tradisi ini memiliki akar budaya yang dalam dan
diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian integral dari identitas suku Bima.

Salama Loko dipercaya telah ada sejak zaman dahulu di wilayah Bima, yang terletak di Pulau
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Tradisi ini menjadi wujud penghormatan dan
penghargaan terhadap leluhur serta dewa-dewa yang dipercaya oleh suku Bima.

Salama Loko dipraktikkan dalam berbagai peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat
Bima, seperti pernikahan, kelahiran, atau kematian anggota keluarga yang dianggap
terhormat. Tujuannya adalah untuk merayakan momen-momen ini dengan menghormati
tradisi dan melestarikan warisan budaya suku Bima.

Tradisi ini tidak hanya sekadar acara formal, tetapi juga sarana untuk memperkuat ikatan
sosial antaranggota masyarakat Bima. Selama upacara Salama Loko, mereka saling berbagi
kegembiraan, mengungkapkan rasa syukur, dan menguatkan hubungan antargenerasi.

Melalui generasi yang berbeda, tradisi Salama Loko terus berkembang dengan pengaruh dan
adaptasi dari perubahan zaman. Meskipun demikian, inti dan nilai-nilai tradisi ini tetap dijaga
dengan penuh kebanggaan dan rasa hormat terhadap leluhur dan budaya suku Bima.

Sejarah panjang dan konsistensi dalam menjaga tradisi Salama Loko menunjukkan
pentingnya warisan budaya ini bagi suku Bima. Tradisi ini menjadi simbol identitas dan
keberlanjutan budaya mereka, yang dijaga dan dilestarikan agar tetap hidup dan relevan di era
modern.
E. Jenis Jenis TRadisi Salama Loko
Tradisi Salama Loko khas suku Bima memiliki beberapa jenis yang berbeda, tergantung pada
peristiwa atau momen tertentu yang dirayakan. Berikut adalah beberapa jenis tradisi Salama
Loko yang umum dilakukan oleh masyarakat Bima:

1. Salama Loko Pernikahan: Tradisi Salama Loko dilakukan dalam perayaan pernikahan di
suku Bima. Upacara ini melibatkan persiapan tempat, ritual adat, pertunjukan seni tradisional,
doa-doa, dan pemberian makanan kepada tamu undangan. Salama Loko Pernikahan
menghormati dan merayakan ikatan perkawinan yang baru terbentuk dalam masyarakat
Bima.

2. Salama Loko Kelahiran: Tradisi Salama Loko juga dilakukan saat kelahiran seorang anak
di suku Bima. Upacara ini biasanya melibatkan keluarga besar dan kerabat dekat. Tujuannya
adalah untuk memberikan doa-doa serta keberkahan bagi bayi yang baru lahir, serta
memperingati momen istimewa ini dengan menghormati tradisi adat dan leluhur.

3. Salama Loko Kematian: Saat seseorang meninggal di masyarakat Bima, tradisi Salama
Loko juga dilakukan untuk menghormati dan merayakan kehidupan yang telah berakhir.
Upacara ini melibatkan prosesi pembersihan, pemakaman, doa-doa, dan ritual adat sebagai
bentuk penghormatan terakhir bagi orang yang meninggal. Salama Loko Kematian juga
memainkan peran penting dalam proses pemulihan dan penghiburan keluarga yang
ditinggalkan.

4. Salama Loko Adat: Tradisi Salama Loko juga dilakukan dalam konteks adat istiadat atau
peristiwa penting lainnya dalam masyarakat Bima, seperti pelantikan kepala adat atau
pemimpin lokal, perayaan tahun baru, atau peristiwa budaya yang memiliki makna dan nilai
penting bagi suku Bima. Salama Loko Adat memperkuat ikatan budaya dan menghormati
tradisi leluhur.

Setiap jenis tradisi Salama Loko memiliki ciri khasnya sendiri, tetapi semuanya
mencerminkan penghormatan, kebersamaan, dan kepercayaan spiritual suku Bima. Tradisi ini
memainkan peran penting dalam memperkuat identitas budaya mereka dan menjaga
keberlanjutan warisan leluhur..
F. Karakteristik Tradisi Salama Loko
Tradisi Salama Loko khas suku Bima memiliki beberapa karakteristik khusus yang
membedakannya dengan tradisi lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik tradisi Salama
Loko:

1. Kebersamaan: Tradisi Salama Loko melibatkan partisipasi aktif seluruh masyarakat Bima.
Mereka berkumpul bersama-sama untuk merayakan peristiwa penting dan saling memberikan
dukungan serta kebersamaan dalam menjalankan upacara ini.

2. Simbolisme spiritual: Salama Loko mencerminkan keyakinan dan spiritualitas suku Bima.
Upacara ini diisi dengan doa-doa, ungkapan syukur, dan ritual yang bertujuan untuk
menghormati leluhur serta dewa-dewa yang dipercaya memiliki peran penting dalam
kehidupan mereka.

3. Pertunjukan seni tradisional: Tradisi Salama Loko juga melibatkan pertunjukan seni
tradisional seperti tarian dan musik. Para penari mengenakan pakaian adat yang khas,
sementara musik yang dimainkan menggunakan alat musik tradisional seperti gendang, gong,
dan rebana. Pertunjukan ini merupakan ekspresi budaya dan keindahan seni suku Bima.

4. Penghormatan terhadap leluhur: Salama Loko adalah bentuk penghormatan kepada leluhur
dan tradisi warisan yang mereka tinggalkan. Upacara ini dijalankan dengan penuh rasa
hormat terhadap nilai-nilai adat yang diwariskan dari generasi sebelumnya, sehingga menjaga
keberlanjutan dan identitas budaya suku Bima.

5. Keberagaman acara: Tradisi Salama Loko dapat dilakukan dalam berbagai peristiwa
penting seperti pernikahan, kelahiran, atau kematian anggota keluarga yang terhormat.
Meskipun acaranya bervariasi tergantung pada keperluan dan konteks, tetapi inti dari tradisi
ini tetap sama, yaitu menghormati dan merayakan momen-momen istimewa dalam kehidupan
masyarakat Bima.

Karakteristik-karakteristik ini memberikan warna dan keunikan tersendiri pada tradisi Salama
Loko, dan menjadikannya sebagai bagian penting dari identitas budaya suku Bima.

G. Cara Masyarakat Bima Mempertahankan Budayanya


Masyarakat Bima memiliki beberapa cara dalam memertahankan tradisi Salama Loko agar
tetap hidup dan relevan dalam kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang
diambil oleh masyarakat Bima untuk mempertahankan tradisi Salama Loko:
1. Pendidikan dan Pengetahuan Budaya: Masyarakat Bima memberikan perhatian khusus
pada pendidikan dan pengetahuan budaya kepada generasi muda. Mereka mengajarkan nilai-
nilai tradisional, sejarah, serta tata cara pelaksanaan tradisi Salama Loko. Hal ini dilakukan
melalui pembelajaran di rumah, komunitas adat, atau lembaga pendidikan yang
memperkenalkan kekayaan budaya Bima kepada generasi penerus.

2. Partisipasi Aktif Masyarakat: Masyarakat Bima terus terlibat secara aktif dalam
pelaksanaan tradisi Salama Loko. Mereka mengatur dan mengadakan acara adat, seperti
pernikahan, kelahiran, dan kematian, dengan melibatkan semua anggota masyarakat. Hal ini
memastikan bahwa tradisi tersebut terus dilakukan dan dilestarikan sebagai bagian penting
dari kehidupan mereka.

3. Festival Budaya: Masyarakat Bima mengadakan festival budaya sebagai ajang untuk
mempromosikan dan memperkenalkan tradisi Salama Loko kepada masyarakat luas. Festival
ini mencakup pertunjukan seni tradisional, pameran budaya, dan kuliner khas Bima. Dengan
melibatkan partisipasi masyarakat dari berbagai lapisan, festival budaya menjadi sarana untuk
memperkuat kesadaran dan kebanggaan akan warisan budaya mereka.

4. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Lembaga Budaya: Masyarakat Bima bekerja sama
dengan pemerintah daerah dan lembaga budaya untuk mendukung pelestarian tradisi Salama
Loko. Mereka menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan acara, pengembangan program
edukasi budaya, serta pengamanan dan perlindungan terhadap tempat-tempat suci atau situs
yang terkait dengan tradisi tersebut.

5. Inisiatif Swadaya Masyarakat: Masyarakat Bima juga mengambil inisiatif swadaya dalam
mempertahankan tradisi Salama Loko. Mereka membentuk kelompok-kelompok atau
komunitas adat yang secara mandiri mengatur dan melaksanakan tradisi ini. Kelompok-
kelompok ini bekerja sama dalam menjaga kesinambungan tradisi Salama Loko dan
mengadakan kegiatan pembelajaran serta pertunjukan untuk memperkenalkan tradisi ini
kepada masyarakat lebih luas.

Melalui pendidikan, partisipasi aktif, festival budaya, kolaborasi dengan pemerintah, dan
inisiatif swadaya masyarakat, masyarakat Bima berupaya dengan sungguh-sungguh untuk
mempertahankan dan melestarikan tradisi Salama Loko sebagai bagian penting dari identitas
budaya mereka.
Ya, tradisi Salama Loko khas suku Bima masih dipertahankan oleh masyarakat Bima hingga
saat ini. Meskipun terjadi perubahan sosial dan pengaruh dari budaya modern, tradisi ini tetap
dijaga dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Bima sebagai bagian penting dari identitas
budaya mereka.

Masyarakat Bima menyadari pentingnya menjaga warisan budaya mereka, termasuk tradisi
Salama Loko. Upaya dilakukan untuk melestarikan tradisi ini dengan melibatkan generasi
muda, mengajarkan nilai-nilai adat kepada mereka, dan mengadakan pelatihan serta
workshop untuk mempelajari seni dan ritus yang terkait dengan tradisi ini.

Pemerintah daerah dan lembaga budaya juga berperan dalam mendukung pelestarian tradisi
Salama Loko. Mereka mendukung kegiatan budaya, mengadakan festival atau acara
kebudayaan, serta memberikan perhatian dan perlindungan terhadap warisan budaya suku
Bima.

Namun, perlu diingat bahwa setiap komunitas atau kelompok masyarakat di suku Bima
mungkin memiliki tingkat keberlanjutan dan keikutsertaan yang berbeda dalam tradisi
Salama Loko. Faktor-faktor seperti urbanisasi, perubahan nilai-nilai sosial, dan modernisasi
dapat mempengaruhi pelaksanaan tradisi ini.

Meskipun demikian, secara umum, tradisi Salama Loko masih dihargai dan dijaga oleh
masyarakat Bima sebagai bentuk identitas budaya dan warisan yang berharga. Upaya untuk
mempertahankan dan menghidupkan kembali tradisi ini terus dilakukan agar dapat dinikmati
oleh generasi sekarang dan yang akan datang.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tradisi Salama Loko khas suku Bima adalah warisan budaya yang kaya dan bernilai tinggi.
Tradisi ini memainkan peran penting dalam mempertahankan identitas budaya suku Bima
serta menjaga ikatan sosial dan spiritual di antara masyarakatnya. Salama Loko melibatkan
serangkaian kegiatan yang dipenuhi dengan penghormatan, kebersamaan, dan simbolisme
spiritual. Melalui upacara ini, masyarakat Bima memperkuat hubungan dengan leluhur,
dewa-dewa, dan sesama anggota komunitas. Meskipun terjadi perubahan sosial dan budaya,
masyarakat Bima masih berkomitmen untuk mempertahankan tradisi ini, dengan dukungan
pemerintah daerah dan lembaga budaya. Upaya pelestarian dan keikutsertaan generasi muda
dalam tradisi Salama Loko sangat penting untuk menjaga kelangsungan warisan budaya ini di
era modern.

.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, R., & Suhardi. (2016). Tradisi Salama Loko dalam perspektif kearifan lokal
masyarakat Bima. Jurnal Penelitian Pembangunan Daerah, 16(2), 77-86.

Kuswadi, M. (2018). Ritual Salama Loko dalam perkawinan adat masyarakat Bima: Studi
kasus di Desa Pesa, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Jurnal Spirit, 4(2), 134-142.

Said, A. (2015). Salama Loko: upacara adat perayaan lahirnya anak pada masyarakat Bima.
Jurnal Komunikasi Sosial, 16(2), 153-161.

Nurjannah, S., & Hidayati, N. (2017). Pelestarian dan pengembangan tradisi Salama Loko di
Bima. Jurnal Pendidikan Karakter, 7(2), 161-170.

Shabrina, R., & Utama, S. (2020). Strategi pelestarian tradisi Salama Loko sebagai warisan
budaya suku Bima. Jurnal Ilmiah Budaya, 4(2), 111-118.

Anda mungkin juga menyukai