Anda di halaman 1dari 97

Halaman |1

DAFTAR ISI

Contents

I. PENDAHULUAN ................................................................ 7

1.1. Latar Belakang ................................................................... 7

1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................. 8

1.3. Sasaran Kegiatan ............................................................... 9

1.4. Dasar Hukum ..................................................................... 9

II. KERANGKA PIKIR SATU DATA INDONESIA ....................... 11

2.1. Arti Penting Satu Data Indonesia ......................................... 11

2.2. Kerangka Regulasi Satu Data Indonesia ................................ 12

2.3. Prinsip Satu Data Indonesia................................................ 14

2.3.1. Standar Data .............................................................. 17

2.3.2. Metadata ................................................................... 23

2.3.3. Interoperabilitas ......................................................... 26

2.3.4. Kode Referensi ........................................................... 27

2.3.5. Klasifikasi Statistik ...................................................... 29

2.4. Penyelenggara Satu Data Indonesia ..................................... 34

2.3.4. Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Pusat ............ 36

Halaman |2
2.3.5. Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Daerah .......... 55

2.5. Penyelenggaraan Satu Data Indonesia ................................. 61

2.3.6. Perencanaan Data ....................................................... 63

2.3.7. Pengumpulan Data ...................................................... 66

2.3.8. Pemeriksaan Data ....................................................... 66

2.3.9. Penyebarluasan Data ................................................... 67

III. RENCANA STRATEGIS SATU DATA INDONESIA ................. 69

3.1. Visi, Misi dan Tujuan Satu Data Indonesia ............................. 69

2.3.10. Visi Satu Data Indonesia ............................................ 69

2.3.11. Misi Satu Data Indonesia ........................................... 70

2.3.12. Tujuan Satu Data Indonesia ....................................... 72

3.2. Rencana Pentahapan Penerapan Satu Data Indonesia ............. 74

3.3. Kondisi Saat ini dan Harapan Pencapaian .............................. 77

IV. PETA JALAN SATU DATA INDONESIA .............................. 80

4.1. Gambaran Umum Peta Jalan Satu Data Indonesia .................. 80

4.2. Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024 ........................... 86

4.3. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2022.................. 89

4.4. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2023.................. 91

Halaman |3
4.5. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2023-2024.................. 94

V. PENUTUP ................................................................... 97

Halaman |4
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 Ilustrasi Penyelenggara Satu Data Indonesia (sumber:


Presentasi Sosialisasi Satu Data Indonesia) ............................. 34

Gambar. 2 Gambaran Umum Proses Bisnis Satu Data Indonesia . 61

Gambar. 3, Uraian Proses Satu Data Indonesia sesuai GSBPM


(Sumber: Presentasi Sosialisasi SDI) ...................................... 62

Gambar. 4 Tahapan Penerapan Satu Data Indonesia ................ 76

Gambar. 5 Uraian Pentahapan Sesuai Kajian Rencana Strategis .. 81

Halaman |5
DAFTAR TABEL

Table 1 Cakupan Peta Jalan Permasing-masing Bidang............... 85

Table 2 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024 ....... 88

Table 3 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2022 ....... 91

Table 4 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2023 ....... 93

Table 5 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2023-2024 ....... 96

Halaman |6
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Satu Data Indonesia (SDI) merupakan kebijakan tata kelola data


pemerintah yang bertujuan untuk mendukung ketersediaan data
yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan serta
mudah diakses dan dibagi pakaikan antar instansi pemerintah demi
mendukung perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan.
Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden no. 39 tahun 2019
tentang Satu Data Indonesia dan diharapkan dapat memperbaiki tata
kelola data yang menguatkan Sistem Statistik Nasional, Sistem
Informasi Geospasial, serta Sistem Keuangan Negara untuk sesuai
dengan amanat UU Nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik, UU
Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, UU 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Dalam implementasinya, kebijakan
Satu Data Indonesia melibatkan peran kementerian, lembaga, dan
instansi dari pusat hingga daerah.

Mandat Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data


Indonesia mensyaratkan bahwa data harus memiliki empat prinsip
utama yaitu (1) Standar Data, (2) Metadata, (3) Interoperabilitas,
dan (4) Kode Referensi / Data Induk. Perpres 39/2019 telah
mengatur bahwa ada 3 (tiga) Pembina Data yaitu Pembina Data
Statistik, Pembina Data Geospasial, dan Pembina Data Keuangan
Negara. Masing – masing Pembina Data bertanggungjawab untuk
membuat format Standar Data, Metadata, dan Kode Referensi yang
digunakan dalam penyelenggaraan Satu Data Indonesia.

Halaman |7
Program Satu Data Indonesia (SDI) adalah merupakan sebuah
program yang memiliki arti yang sangat strategis dalam rangka
penerapan tata Kelola data bagi pemerintah. SDI hadir untuk
mempercepat proses perbaikan tata kelola data tersebut dengan
dibekali landasan regulasi salahsatunya Perpres 39/2019 tentang
Satu Data Indonesia, di mana di dalamnya terdapat Prinsip-prinsip
SDI yang harus dijalankan oleh seluruh Kementerian, Lembaga dan
Pemerintah Daerah.

Dalam perjalanannya SDI harus memiliki sebuah peta jalan yang


menjelaskan mengenai alur langkah yang akan dicapai berdasarkan
kepada rencana strategis dan cetak biru SDI. Dokumen ini perlu
disusun melalui sebuah kajian agar dapat memberikan bahan
masukan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam proses
penyusunan Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2024.

Menimbang berbagai hal tersebut diatas, dipandang perlu bagi


Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat pusat untuk menyusun
Kajian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2024 maka dibutuhkan
penyusunan naskah Kajian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-
2024, dimana ini dipandang perlu bagi bagi Sekretariat Satu Data
Indonesia untuk menyelenggarakan dukungan dalam bentuk
pengadaan jasa konsultan agar dapat tercapai target waktu
penyelesaian mandat penugasan Sekretariat Satu Data Indonesia.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kegiatan pengadaan ini adalah untuk


mendapatkan Konsultan Penunjukan Langsung untuk Penyusunan
Kajian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2024 untuk Tahun
Anggaran 2021. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk

Halaman |8
mendapatkan konsultan yang mampu membantu tugas
kesekretariatan dalam rangka Penyusunan Peta Jalan Satu Data
Indonesia 2022-2024.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Tersusunnya Kajian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2024


2. Tersusunnya Naskah Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2024
3. Tercapainya target waktu penyelesaian mandat penugasan
Sekretariat Satu Data Indonesia

1.3. Sasaran Kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan Kajian Peta


Jalan Satu Data adalah:

1. Mendukung pencapaian Sasaran Strategis Satu Data Indonesia


melalui penjabaran tahapan strategis dalam sebuah peta jalan.
2. Sebagai bahan dalam rangka penyusunan Peta Jalan Satu Data
Indonesia sebagai penjabaran teknis dari Rencana Strategis Satu
Data Indonesia
3. Menjadi acuan dalam Penyusunan Rencana Aksi dan Rencana
Tahunan Penerapan Satu Data Indonesia agar kesinambungan proses
pengembangan dan penerapan Satu Data Indonesia dapat
dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun.

1.4. Dasar Hukum

1. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2021 tentang Kebijakan Satu


Peta;

Halaman |9
2. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data
Indonesia;
3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2019 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik;
4. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan
Informasi Geospasial Nasional;
5. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 11 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis KemenPPN/Bappenas;
6. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 16 Tahun 2020
tentang Manajemen Data SPBE;
7. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 17 Tahun 2020
tentang Pengelolaan Portal Satu Data Indonesia;
8. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 18 Tahun 2020
tentang Tata Kerja Penyelenggaraan Satu Data Indonesia Tingkat
Pusat.

Halaman | 10
II. KERANGKA PIKIR SATU DATA
INDONESIA

2.1. Arti Penting Satu Data Indonesia

Data saat ini telah menjadi kekayaan baru yang sangat berharga.
Pentingnya pengelolaan data, khususnya data pembangunan menjadi
salah satu perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah. Terkait
pengelolaan data di lingkup pemerintah, telah terbit Peraturan
Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Kebijakan mengenai Satu Data Indonesia tersebut dilatarbelakangi
oleh kebutuhan pemerintah atas data sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, serta pengendalian pembangunan di
Indonesia. Kebutuhan pemerintah atas data sebagai dasar
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan yang diamanatkan dalam kebijakan Satu Data
Indonesia merupakan terobosan penting untuk mewujudkan
perbaikan tata kelola data.

Data yang valid merupakan salah satu kunci pembangunan nasional.


Data yang valid sangat dibutuhkan dalam menyusun perencanaan,
anggaran, bahkan membuat kebijakan, sehingga eksekusi dari
kebijakan tersebut memperoleh hasil yang positif. Pengambilan
keputusan penting tidak boleh dilakukan tanpa adanya data. Terlebih
jika keputusan penting tersebut diambil hanya berdasarkan asumsi
atau perkiraan semata, sehingga sangat berisiko tinggi. Oleh karena
itu, sudah sepantasnya semua pihak ikut mendukung pelaksanaan
Satu Data Indonesia, baik itu pemerintah pusat hingga daerah, guna
mewujudkan pembangunan nasional yang lebih baik di masa depan.

Halaman | 11
Perpres tersebut menjadi pondasi bagi pelaksanaan tata kelola data
di Instansi Pusat maupun Daerah untuk menghasilkan data yang
berkualitas. Kebijakan Satu Data Indonesia nantinya diharapkan
dapat memberikan acuan pelaksanaan dan pedoman bagi pemangku
kepentingan, mewujudkan ketersediaan data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah, mendorong
keterbukaan dan transparansi data, serta mendukung Sistem
Statistik Nasional (SSN).

Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data pemerintah


untuk menghasilkan data-data yang akurat, mutakhir, terpadu,
dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah melalui
pemenuhan prinsip Standar Data, Metadata, Interoperabilitas Data,
dan menggunakan Kode Referensi dan Data Induk.

2.2. Kerangka Regulasi Satu Data Indonesia

Penerbitan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu


Data Indonesia adalah sebuah titik puncak pertama dari serangkaian
inisiatif Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka menjawab
tantangan atas kebutuhan akan data yang dapat dipercaya dan
menjadi sumber prima kebenaran (Single Source of Truth). Langkah-
langkah yang telah dilakukan belum dapat dituangkan menjadi
sebuah regulasi yang memiliki sifat mengikat dan berkekuatan
hukum tetap.

Langkah Satu Data Indonesia dimulai dengan langkah penyusunan


dan penerbitan Cetak Biru Satu Data untuk Pembangunan
Berkelanjutan dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan

Halaman | 12
Pengendalian Pembangunan (UKP4) di tahun 2014 namun Cetak Biru
Satu Data ini tidak sempat diterbitkan dalam sebuah peraturan
perundangan yang memiliki sifat mengingkat seluruh Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah. Barulah pada tahun 2019
diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu
Data Indonesia sebagai perwujudan dari inisiatif cetak biru Satu
Data.

Penerbitan PerPres 39/2019 adalah sebuah langkah terkait dengan


upaya Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan Transformasi
Tata Kelola Pemerintahan melalui pemanfaatan Teknologi Digital
dalam program Transformasi Digital. Langkah – langkah pemerintah
ini dituangkan dalam beberapa peraturan presiden yaitu:

1. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana


Pita Lebar Indonesia;
2. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik.
Disamping tentunya peraturan perudangan lain yang terkait dengan
Informasi Statistik, Informasi Geospasial, Informasi Keuangan dan
Pengelolaan Data Pemerintah.

Halaman | 13
2.3. Prinsip Satu Data Indonesia

Prinsip Satu Data Indonesia adalah prinsip pemandu dalam


penerapan Satu Data Indonesia. Dengan demikian penerapan Prinsip
Satu Data akan menentukan apakah suatu data telah memenuhi
prasyarat sebagai Satu Data Indonesia. Hal ini menjadi sangat
penting di mana Prinsip Satu Data juga akan menjadi tolok ukur
keberhasilan para Walidata baik di kementerian, Lembaga maupun
Pemerintah dalam menerapkan aturan Perpres No.39/2019 tentang
Satu Data Indonesia.

Prinsip-prinsip Satu Data Indonesia harus dilakukan berdasarkan


prinsip sebagai berikut:

1. Memenuhi Standar Data


Standar Data adalah standar yang mendasari data tertentu
yang terdiri dari lima komponen yaitu konsep, definisi,
klasifikasi, ukuran dan satuan. Sedangkan Standar Data
Statistik adalah Standar Data yang mendasari data statistik.

2. Memiliki Metadata
Metadata memiliki struktur yang berbeda-beda tergantung
data yang akan dideskripsikan. Struktur dan format baku
metadata statistik diatur dalam Peraturan BPS Nomor 5 Tahun
2020 tentang Petunjuk Teknis Metadata Statistik. Metadata
statistik terbagi menjadi tiga yaitu metadata kegiatan,
metadata variabel, dan metadata indikator. Metadata kegiatan
statistik adalah sekumpulan atribut informasi yang
memberikan gambaran/dokumentasi dari penyelenggaraan
kegiatan statistic

Halaman | 14
3. Memenuhi Kaidah Interoperabilitas Data
Interoperabilitas data adalah kemampuan data untuk
dibagipakaikan antar sistem elektronik yang saling
berinteraksi. Agar dapat dibagipakaikan antar sistem
elektronik, data harus:

• Konsisten dalam sintak/bentuk, struktur/skema/komposisi


penyajian, dan semantik/artikulasi keterbacaan;
• Disimpan dalam format terbuka yang mudah dibaca sistem
elektronik;
• Dapat diunduh, dicetak, dan/atau dibagipakaikan ulang oleh
pengguna data.

4. Menggunakan Kode Referensi dan/atau Data Induk


Kode Referensi adalah tanda berisi karakter yang mengandung
atau menggambarkan makna, maksud, atau norma tertentu
sebagai rujukan identitas Data yang bersifat unik. Sedangkan
data induk adalah data yang merepresentasikan objek dalam
proses bisnis pemerintah yang telah disepakati untuk
digunakan bersama sesuai dengan ketentuan berdasarkan
peraturan presden mengenai Satu Data Indonesia, seperti peta
dasar Rupa Bumi Indonesia, data induk penduduk, data induk
kepegawaian, data induk lainnya. Kode referensi dan/atau data
induk dibahas dalam Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat.
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat menyepakati:

• Kode referensi dan/atau data induk; dan


• Instansi Pusat yang unit kerjanya menjadi Walidata atas
Kode Referensi dan/atau Data Induk tersebut.

Halaman | 15
Kode referensi dan/atau data induk yang digunakan adalah
yang telah disepakati dalam Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat dengan memastikan:

• Kesesuaian dengan struktur dan format baku yang


ditentukan;
• Kesesuaian dengan Daftar Data tahun berikutnya sehingga
dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan data yang
akurat, mutakhir dan dapat dibagipakaikan;
• Tidak terjadi duplikasi

Untuk lebih memudahkan pemahaman atas Standar Data dan


Metadata, perlu kiranya kita melihat jenis-jenis data yang saat ini
menjadi lingkup tata Kelola Satu Data Indonesia yaitu:

1. Data Statistik adalah Data berupa angka tentang karakteristik


atau ciri khusus suatu populasi yang diperoleh dengan cara
pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis.
2. Data Geospasial adalah Data tentang lokasi geografis,
dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam
dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di
atas permukaan bumi.
3. Data Keuangan Negara adalah Data yang disusun oleh
Pemerintah berdasarkan sistem akuntansi pemerintah yang
mencakup semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Halaman | 16
2.3.1. Standar Data

Standar Data didefinisikan sebagai standar yang mendasari data


tertentu yang meliputi konsep, definisi, cakupan, klasifikasi, ukuran,
satuan dan asumsi. Penggunaan satu standar data yang sama
berlaku untuk data yang kegiatan statistiknya atau produksi
informasi geospasialnya memiliki tujuan yang sama, baik secara
konseptual maupun operasional. Sedangkan data yang tujuan
produksinya memiliki tujuan berbeda dapat memiliki standar yang
berbeda.

Standardisasi data adalah proses untuk membawa data ke dalam


format umum yang memungkinkan untuk perbandingan data,
analisis lintas sektor yang bersifat kolaboratif, dan berbagi pakai data
itu sendiri. Dalam proses standardisasi, penetapan standar harus
memenuhi azas yaitu:

1. Keterbukaan, artinya terbuka bagi semua Instansi Pusat


dan Daerah yang berkepentingan dapat berpartisipasi
dalam pengembangan standar.
2. Transparansi, artinya transparan agar semua Instansi
Pusat dan Daerah yang berkepentingan dapat mengikuti
dan mudah memperoleh semua informasi yang berkaitan
dengan pengembangan standar.
3. Konsensus dan Ketakberpihakan, artinya tidak memihak
dan konsensus dimana semua Instansi Pusat dan Daerah
dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan
secara adil.
4. Efektif and Relevan, artinya agar dapat memfasilitasi dan
memperhatikan kebutuhan Instansi Pusat dan Daerah

Halaman | 17
dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Koheren, artinya pengembangan standar sejalan dengan
standar internasional untuk menjamin keterbandingan
data secara internasional.
6. Berdimensi pembangunan, artinya memperhatikan
kepentingan publik dan kepentingan nasional.

Standardisasi data menggunakan standar data sebagai acuan.


Standar data terdiri atas lima komponen yaitu konsep, definisi,
klasifikasi, ukuran; dan satuan.

a. Konsep
Suatu konsep mempunyai berbagai dimensi atau aspek
yang merupakan karakteristik umum, dimana masing-
masing dimensi dapat digambarkan ke dalam satu atau
lebih indikator yang terukur; satu atau lebih indikator
dapat merefleksikan variabel, satu atau lebih variabel
menggambarkan dimensi, serta satu atau lebih dimensi
menggambarkan sebuah konsep. Konsep dapat
dituangkan ke dalam satu kata tunggal, gabungan
beberapa kata (frase) ataupun suatu kalimat lengkap.
Konsep adalah hal yang paling dasar dalam
penyelenggaraan kegiatan statistik. Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu
Data Indonesia mendefinisikan konsep sebagai ide yang
mendasari data dan tujuan data tersebut diproduksi.

Halaman | 18
b. Definisi
Konsep yang telah diidentifikasi kemudian didefinisikan.
Definisi merupakan penjelasan tentang data yang
memberi batas atau membedakan secara jelas arti dan
cakupan data tertentu dengan data yang lain. Definisi
yang standar merupakan hal yang sangat penting bagi
kegiatan statistik. Pendefinisian yang baik mampu
memastikan data yang terkumpul sesuai dengan tujuan
data yang ingin diperoleh serta memudahkan operasional
di lapangan.

c. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan penggolongan data secara
sistematis ke dalam kelompok atau kategori berdasarkan
kriteria yang ditetapkan oleh pembina data statistik atau
dibakukan secara luas. Klasifikasi statistik terdiri dari
struktur yang konsisten dan saling berhubungan,
didasarkan pada konsep, definisi, prinsip, dan tata cara
pengklasifikasian yang telah disepakati secara
internasional dan /atau melalui forum resmi lainnya.
Klasifikasi statistik digunakan sebagai acuan standar dan
alat koordinasi, integrasi, sinkronisasi penyelenggaraan
statistik. Selain itu klasifikasi statistik juga menyediakan
kerangka kerja yang komprehensif, dalam format yang
didesain untuk penyelenggaraan statistik, serta
perencanaan dan evaluasi kebijakan.

d. Ukuran
Ukuran merupakan unit yang digunakan dalam
pengukuran jumlah, kadar, atau cakupan. Ukuran juga

Halaman | 19
erat kaitannya dengan bentuk data saat data disajikan
apakah dalam skala interval dan rasio, seperti frekuensi,
jumlah, persentase, rata-rata, dan lain sebagainya.

e. Satuan
Satuan merupakan besaran tertentu dalam data yang
digunakan sebagai standar untuk mengukur atau
menakar sebagai sebuah keseluruhan. Satuan dapat
digolongkan menjadi satuan baku yang disepakati secara
internasional seperti meter, gram, liter dan lain-lain,
ataupun satuan tidak baku yang bersifat lokal misalnya
jengkal, bata, ulas, yang dapat dikonversi ke dalam
satuan internasional.

Manfaat menggunakan standar data, terutama yang mengacu pada


standar internasional adalah bahwa standar tersebut sudah
berdasarkan praktik terbaik di banyak Negara. Selain itu penggunaan
standar data statistik membuat statistik yang dihasilkan dapat
dibandingkan secara nasional dan internasional antar periode waktu.
Dampak Positif penerapan Satu Standar Data adalah:

1. Meningkatkan integritas dataset yang dirilis oleh


pemerintah melalui standardisasi penyelenggaraan data
pemerintah dalam hal penetapan konsep, definisi,
klasifikasi, ukuran, aturan dan asumsi,
2. Memperbaiki alur koordinasi dan komunikasi antar
Pembina Data selaku Badan Pemerintah yang memiliki
kewenangan untuk melakukan pembinaan bagi
pengembangan dan pembakuan Standar Data dengan
Walidata dan Produsen data di setiap Instansi
Pemerintah, dan

Halaman | 20
3. Menghindari terjadinya multi standar penyelenggaraan
data rilis pemerintah melalui mekanisme harmonisasi
data antar instansi pemerintah, penentuan ownership
(kepemilikan) pada setiap rilis dataset, dan penetapan
kode referensi pada data.

Dalam penerapannya Standar Data Satu Data Indonesia akan terdiri


dari setidaknya tiga jenis yaitu:

1. Standar Data Statistik


Standar Data Statistik adalah standar yang mendasari
Data Statistik, Penanggung Jawab Pengelolaan Standar
Data Statistik adalah Badan Pusat Statistik sebagai
Pembina Data Statistik. Saat ini regulasi Standar Data
Statistik merujuk kepada Perban (BPS) No.4/2020 tentang
Standar Data Statistik. BPS telah menyediakan dukungan
berupan bimbingan teknis dan aplikasi online yang
membantu dalam pencarian kode klasifikasi.

2. Standar Data Geopasial


Standar Data Spasial adalah standar yang mendasari Data
Spasial, Penanggung Jawab Pengelolaan Standar Data
Spasial adalah Badan Informasi Geospasial sebagai
Pembina Data Spasial. Saat ini Standar Data Spasial
merujuk kepada Standar Nasional Indonesia SNI ISO
19131 sebagai panduan standar data Spasial. BIG juga
memiliki dukungan layanan bimbingan teknis dan Katalog
Unsur Geospasial Indonesia (KUGI) sebagai sarana alat
bantu dalam penerapan standar data dan metadata
spasial.

Halaman | 21
3. Standar Data Keuangan
Standar Data Keuangan adalah standar yang mendasari
Data Keuangan, Penanggung Jawab Pengelolaan Standar
Data Keuangan adalah Kementerian Keuangan sebagai
Pembina Data Keuangan Negara. Standar data keuangan
saat ini mengacu kepada Pedoman Umum Standar
Akuntansi Pemerintahan (PuSAP) terkini dengan Bagan
Akun Standar sebagai standar format laporan keuangan
pemerintahan. Kementerian keuangan dan Kementerian
Dalam negeri tengah menyusun standar data keuangan
pemerintah daerah sebagai dasar dalam harmonisasi
pelaporan keuangan pemerintah daerah dan pemerintah
pusat.

Selain Data Statistik dan Data Geospasial, Standar Data dapat


disesuaikan standarnya berdasarkan karakteristik atau ciri khusus
Data yang distandarkan tersebut. Standar Data untuk Data selain
Data Statistik dan Data Geospasial ditetapkan oleh Pembina Data
lainnya tingkat pusat. Pembina Data lainnya tingkat pusat Standar
Data yang berlaku lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah
ditetapkan oleh Pembina Data tingkat pusat. Standar Data Keuangan
adalah contoh penerapan regulasi ini.

Struktur yang baku dan format yang baku untuk Data yang berlaku
lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah ditetapkan oleh
Pembina Data tingkat pusat. Menteri atau kepala Instansi Pusat dapat
menetapkan struktur yang baku dan format yang baku untuk Data
yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi
sesuai dengan tugas dan fungsinya, sepanjang ditetapkan

Halaman | 22
berdasarkan struktur yang baku dan format yang baku yang telah
ditetapkan oleh Pembina Data tingkat pusat.

Menteri atau kepala Instansi Pusat dapat menetapkan Standar Data


untuk Data yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan instansi sesuai dengan tugas dan fungsinya, sepanjang
ditetapkan berdasarkan Standar Data yang telah ditetapkan oleh
Pembina Data tingkat pusat.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Data diatur dalam


Peraturan Menteri, Peraturan Lembaga, atau Peraturan Badan, sesuai
dengan kewenangan selaku Pembina Data tingkat pusat.merupakan
salah satu Instansi Pusat yang diberi kewenangan melakukan
pembinaan terkait Data sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 39 Tahun 2019, selain badan yang melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik atau badan yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial.

Uraian lengkap atas Standar Data akan Dijelaskan dalam Petunjuk


Teknis SDI mengenai Standar Data, Metadata dan Kode
Referensi/Data Induk.

2.3.2. Metadata

Metadata adalah informasi dalam bentuk struktur dan format yang


baku untuk menggambarkan data, menjelaskan data, serta
memudahkan pencarian, penggunaan, dan pengelolaan informasi
data. Data yang dihasilkan oleh Produsen Data harus dilengkapi
dengan Metadata. Informasi dalam Metadata harus mengikuti
struktur yang baku dan format yang baku. Struktur yang baku

Halaman | 23
sebagaimana dimaksud merujuk pada bagian informasi tentang Data
yang harus dicakup dalam Metadata. Format yang baku merujuk
pada spesifikasi atau standar teknis dari Metadata.

Struktur yang baku dan format yang baku untuk Metadata yang
berlaku lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah ditetapkan
oleh Pembina Data tingkat pusat. Menteri atau kepala Instansi Pusat
dapat menetapkan struktur yang baku dan format yang baku untuk
Data yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
instansi sesuai dengan tugas dan fungsinya, sepanjang ditetapkan
berdasarkan struktur yang baku dan format yang baku yang telah
ditetapkan oleh Pembina Data tingkat pusat.

Metadata yang didokumentasikan dengan baik akan bermanfaat bagi


banyak pihak, yaitu:

1. Pembina data
Metadata dapat menjadi alat bagi pengukururan tingkat
kematangan penyelenggaraan statistik. Dengan adanya
ukuran tersebut, pembina data dapat menentukan
program pembinaan statistik yang tepat sasaran sesuai
dengan tingkat kebutuhan.

2. Produsen data
Metadata dapat menghindari duplikasi kegiatan,
meningkatkan efisiensi anggaran, serta peningkatan nilai
organisasi karena tatakelola informasi yang baik.

3. Walidata
Metadata dapat memudahkan memahami dan pengelolaan
data dan informasi sebagai investasi organisasi,

Halaman | 24
dokumentasi tahapan pengolahan data, pengendalian
mutu, definisi, penggunaan data, keterbatasan, dan
sebagainya. Metadata juga dapat mencegah kesalahan
dalam penyampaian data.

4. Pengguna data
Metadata dapat memudahkan memahami data serta
mempermudah penggunaan dan interpretasi data

Dalam penerapannya Metadata Baku Satu Data Indonesia akan


terdiri dari setidaknya tiga jenis yaitu

1. Metadata Statistik
Metadata Statistik adalah standar yang mendasari
metadata Statistik, Penanggung Jawab Pengelolaan
metdata Statistik adalah Badan Pusat Statistik sebagai
Pembina Data Statistik. Saat ini regulasi Standar Data
Statistik merujuk kepada Perban (BPS) No.5/2020 tentang
Metadata Statistik. BPS juga memiliki layanan SIRUSA
pada laman web BPS yang akan membantu para walidata
sebagai acuan dalam penyusunan metadata statistic

2. Metadata Geospasial
Metadata Spasial adalah standar yang mendasari
metadata Spasial, Penanggung Jawab Pengelolaan
metadata Spasial adalah Badan Informasi Geospasial
sebagai Pembina Data Spasial. Saat ini Standar Data
Spasial merujuk kepada Standar Nasional Indonesia SNI
ISO 19115:2012 sebagai panduan standar data Spasial.
BIG juga memiliki dukungan layanan bimbingan teknis dan
Katalog Unsur Geospasial Indonesia (KUGI) sebagai

Halaman | 25
sarana alat bantu dalam penerapan standar data dan
metadata spasial.

3. Metadata Keuangan
Metadata Keuangan adalah standar yang mendasari
metadata Keuangan, Penanggung Jawab Pengelolaan
metadata Data Keuangan adalah Kementerian Keuangan
sebagai Pembina Data Keuangan Negara. Saat ini
metadata keuangan negara masih dalam proses
penyusunan dan koordinasi dengan kemendagri dalam
penyusunan metadata keuangan pemerintah daerah.

Uraian lengkap atas Metadata akan dijelaskan dalam Petunjuk Teknis


SDI mengenai Standar Data, Metadata dan Kode Referensi/Data
Induk.

2.3.3. Interoperabilitas

Data yang dihasilkan oleh Produsen Data harus memenuhi kaidah


Interoperabilitas Data. Untuk memenuhi kaidah Interoperabilitas
Data maka Data harus:

1. Konsisten dalam sintak/bentuk, struktur/skema/komposisi


penyajian, dan semantic/artikulasi keterbacaan; dan
2. Disimpan dalam format terbuka yang dapat dibaca sistem
elektronik.

Halaman | 26
Ketentuan lebih lanjut mengenai Interoperabilitas Data diatur dengan
Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang komunikasi dan informatika. Saat ini Kementerian Komunikasi
dan Informatika tengah menyusun peraturan menteri kominfo
mengenai interoperbilitas data.

2.3.4. Kode Referensi

Kode referensi adalah tanda berisi karakter yang mengandung atau


menggambarkan makna, maksud, atau norma tertentu sebagai
rujukan identitas data yang bersifat unik. Point penting mengenai
kode referensi adalah:

• Sesuai dengan struktur dan format baku yang telah


ditentukan; termasuk aturan yang jelas mengenai
perubahan/pemecahan/ update kode;
• Memiliki kesesuaian dengan kode referensi sebelumnya
dan/atau kode referensi lainnya sehingga dapat dijadikan
acuan untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir
dan dapat dibagipakaikan;
• Tidak terjadi duplikasi.

Data yang dihasilkan oleh Produsen Data harus menggunakan Kode


Referensi dan/atau Data Induk. Kode Referensi dan/atau Data Induk
dibahas dalam Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat. Dalam
pembahasan Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat menyepakati:

1. Kode Referensi dan/atau Data Induk; dan


2. Instansi Pusat yang unit kerjanya menjadi Walidata atas
Kode Referensi dan/atau Data Induk tersebut.

Halaman | 27
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat menyampaikan hasil
pembahasan kepada Pembina Data untuk ditetapkan. Dewan
Pengarah menetapkan Kode Referensi dan/atau Data Induk serta
Instansi Pusat yang unit kerjanya menjadi Walidata atas Kode
Referensi dan/atau Data Induk dalam hal:

1. Data yang Pembina Datanya belum ditetapkan; atau


2. Forum Satu Data tidak mencapai kesepakatan terhadap
Kode Referensi dan/atau Data Induk serta Walidata atas
Kode Referensi dan/atau Data Induk

Walidata atas Kode Referensi dan/atau Data Induk menyebarluaskan


Kode Referensi dan/atau Data Induk dalam Portal Satu Data
Indonesia.

Kode Referensi yang berasal dari Data Induk memberikan contoh


gambaran mengenai bagaimana kode referensi dapat diterapkan
sebagai acuan diantara ekosistem data untuk menunjukan kesatuan
data yang utuh.

1. Data Induk adalah Data yang merepresentasikan objek


dalam proses bisnis pemerintah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini untuk
digunakan bersama.
2. Untuk setiap obyek data dalam sebuah data induk akan
diberikan sebuah kode sebagai primary key yang
memudahkan pengindeksan sekaligus memudahkan
pengguna dalam pencarian data

Halaman | 28
3. Kode ini juga menjadi kode referensi yang mengaitkan
sebuah entitas dengan atribut-atribut data yang menjadi
pelengkap informasi mengenai keadaan sebuah entitas
4. Pembina Data Kode Referensi adalah :

o BIG untuk data spasial


o BPS untuk data non spasial;
5. Walidata Kode Referensi dari Data Induk adalah instansi
pemilik dan pengelola data intuk tersebut.
6. Contoh Kode Referensi yang berasal dari Data Induk adalah
namun tidak terbatas kepada:
o Nomor Induk Kependudukan berasal dari Data Induk
Kependudukan
o Nomor Induk Siswa berasal dari Data Induk
Pendidikan
o Nomor Fasilitas Pelayanan Kesehatan berasal dari
Data Induk Kesehatan
o Nomor Induk Pegawai berasal dari Data Induk
Kepegwaian Negara

2.3.5. Klasifikasi Statistik

Informasi/data statistik sangat beragam jenisnya dan dapat


diperoleh melalui kegiatan sensus, survei atau pencatatan
administrasi. Di antara berbagai jenis informasi/data statistik,
terdapat beberapa variabel yang cakupannya sangat luas dan
beragam. Untuk keperluan pengolahan, analisis dan penyajian
informasi/data statistik perlu dilakukan pengkodean. Pengkodean
biasanya disusun dalam bentuk yang sistematis dengan aturan
tertentu yang dapat digunakan sebagai sistem klasifikasi dan
agregasi dari informasi yang dikumpulkan :

Halaman | 29
Pengertian Dasar Klasifikasi Statistik

1. Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam


kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar
yang ditetapkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
ke-2)
2. Klasifikasi adalah mengelompokkan atau mengatur
secara sistematis sekaligus memberi arti informasi yang
berguna untuk menentukan/menetapkan kesesuaian
gagasan, peristiwa, barang atau orang. (Eivind Hoffman,
ILO, Mary Chamie; UN Statistics Divisions, 1999)
3. Klasifikasi statistik adalah klasifikasi yang memiliki
satu set kategori diskrit yang dimaksudkan untuk
menyatakan variabel khusus yang dicatat dalam suatu
survei maupun dokumen administrasi dan digunakan
untuk menghasilkan dan menyajikan data.

Jenis - Jenis Klasifikasi Statistik adalah:

1. Klasifikasi Rujukan, merupakan klasifikasi yang


disusun sebagai hasil kesepakatan internasional yang
disetujui oleh United Nations Statistical Commission atau
lembaga antar pemerintahan yang kompeten lainnya,
seperti International Labour Organization (ILO),
Internationel Monetary Fund (IMF), United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO), World Health Organization (WHO), atau
World Custom Organization (WCO) bergantung pada
bidang masing-masing. Klasifikasi rujukan dicapai atas
dukungan bersama dan persetujuan resmi serta disetujui

Halaman | 30
dan direkomendasikan sebagai acuan dalam penyiapan
klasifikasi. Klasifikasi rujukan mungkin digunakan
sebagai model untuk mengembangkan atau merevisi
klasifikasi lainnya, baik berkaitan dengan strukturnya
maupun karakter serta definisi kategorinya.
2. Klasifikasi Turunan, merupakan klasifikasi yang
disusun didasarkan pada klasifikasi rujukan. Klasifikasi
turunan mungkin dipersiapkan dengam mengadopsi
struktur dan kategori dari klasifikasi rujukan, dan
mungkin disediakan rincian tambahan disamping yang
disediakan oleh klasifikasi rujukan, atau mungkin
disiapkan dengan menyusun ulang atau mengagregasi
rincian dari satu atau lebih klasifikasi rujukan. Klasifikasi
turunan sering disesuaikan untuk digunakan pada
tingkatan nasional atau multinasional.
3. Klasifikasi Relasi, merupakan klasifikasi yang disusun
dengan sebagian merujuk pada klasifikasi referensinya
atau yang hanya pada tingkatan tertentu dihubungkan
dengan struktur klasifikasi referensinya

Pembina Data Statistik dalam hal ini Badan Pusat Statistik adalah
pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan klasifikasi statistik
dan berkerja sama dengan instansi terkait dalam rangka pengelolaan
klasifikasi statistik. Peran BPS selaku penanggung jawab dan
pengelola klasifikasi statistik dituangkan dalam Undang – Undang
Statistik.

Halaman | 31
Klasifikasi Statistik disajikan dalam bentuk kode, Kode dalam
Klasifikasi Statistik menjadi salah satu kode referensi dalam Standar
Data Statistik.

Saat ini terdapat beberapa Klasifikasi yang telah ditetapkan oleh BPS
yaitu:

• KLUI : Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia


• KBLI : Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
• KKI : Klasifikasi Komoditi Indonesia
• KBHPI : Klasifikasi Baku Hasil Produksi Indonesia
• KBKI : Klasifikasi Baku Komoditas Indonesia
• KBPRTI : Klasifikasi Baku Pengeluaran Rumah tangga
Indonesia
• KBPPI : Klasifikasi Baku Pengeluaran Pemerintah
Indonesia
• KJI : Klasifikasi Jabatan Indonesia
• KBJI : Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia
• KPI : Klasifikasi Pendidikan Indonesia

Masih terdapat beberapa Klasifikasi yang masih dalam proses adopsi


menjadi Klasifikasi yang akan ditetapkan oleh BPS.

Adapun untuk Data Geospasial, klasifikasi data terdapat dalam


Katalog Unsur Geografi Indonesia (KUGI) adalah pemberian kode dan
struktur kode, penetapan tipe, operasi, atribut, asosiasi, dan aturan-
aturan pendokumentasian atas unsur yang direpresentasikan dalam
data geografis sesuai dengan Peraturan BIG Nomor 12 Tahun 2013,
yang disusun berdasarkan SNI ISO 19110.

Halaman | 32
Halaman | 33
2.4. Penyelenggara Satu Data Indonesia

Kebijakan Satu Data Indonesia (SDI) dimaksudkan untuk mengatur


penyelenggaraan tata kelola data yang dihasilkan oleh Instansi Pusat
dan Instansi Daerah dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pengendalian pembangunan. Dalam pelaksanaanya
penyelenggaraan Satu Data Indonesia terbagi menjadi:

1. Penyelenggaraan Satu Data Indonesia Tingkat Pusat

2. Penyelenggaraan Satu Data Indonesia Tingkat Daerah

Meskipun terlihat terpisah namun Penyelenggaraan Satu Data


Indonesia baik di tingkat Pusat maupun Daerah adalah satu
penyelenggaraan yang tidak terpisahkan dan terhubung dalam satu
alur.

Gambar. 1 Ilustrasi Penyelenggara Satu Data Indonesia (sumber: Presentasi Sosialisasi


Satu Data Indonesia)

Halaman | 34
Adapun instansi selaku penyelenggara Satu Data Indonesia juga
dikelompokkan menjadi dua kelompok yang saling terhubung yaitu :

1. Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Pusat


2. Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Daerah

Seluruh instansi baik di tingkat Pusat maupun Daerah terhubung


dalam alur penyelenggaraan Satu Data Indonesia sebagai satu
kesatuan yang utuh.

Dalam penyelenggaraan Satu Data Indonesia tingkat pusat dan


daerah, Forum Satu Data Indonesia berkoordinasi dan berkomunikasi
terkait informasi penyelenggaraan Satu Data Indonesia dengan
Instansi Pusat dan Instansi Daerah. Ketentuan tentang hubungan
dan penyelenggaraan Satu Data Indonesia tingkat pusat dan tingkat
daerah diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dalam negeri.

Ketentuan terkait penyelenggaraan Satu Data Indonesia tingkat


Daerah diatur dalam Peraturan Kepala Darah. Peraturan Kepala
Daerah paling sedikit memuat:

1. penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat Daerah;


2. penyelenggaraan Satu Data Indonesia tingkat Daerah;
3. dukungan anggaran; dan
4. koordinasi/konsultasi dengan Forum Satu Data
Indonesia.

Komunikasi dan koordinasi antar Forum Satu Data tingkat Daerah


difasilitasi oleh Sekretariat Satu Data tingkat daerah dengan

Halaman | 35
mempertimbangkan kaidah tata kelola pemerintahan yang baik.
Komunikasi dan koordinasi antar Forum Satu Data Instansi Pusat
atau daerah difasilitasi oleh Sekretariat Satu Data tingkat pusat
dengan mempertimbangkan kaidah tata kelola pemerintahan yang
baik.

Keterhubungan Forum Sdi Pusat Dengan Daerah disajikan sebagai


berikut:

1. Forum SDI tingkat Pusat dan Forum SDI tingkat Daerah


saling bersinergi dalam penyelenggaraan Satu Data
Indonesia.
2. Forum SDI tingkat Pusat menetapkan arahan dari Dewan
Pengarah yang kemudian didukung oleh Forum SDI
tingkat Daerah.
3. Forum Satu Data Indonesia tingkat Pusat menyepakati
Data Prioritas yang menjadi acuan dalam Forum Satu
Data tingkat Daerah.

2.3.4. Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Pusat

Penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat pusat dilaksanakan oleh:

1. Dewan Pengarah;
2. Pembina Data tingkat pusat;
3. Walidata tingkat pusat; dan
4. Produsen Data tingkat pusat.

Seluruh instansi penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Pusat


adalah Instansi Pusat. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga

Halaman | 36
pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara,
kesekretariatan lembaga nonstruktural, dan lembaga pemerintah
lainnya:

1. Dewan Pengarah
Dewan Pengarah adalah sebuah forum terbatas pada
tingkat kementerian yang bertugas memberikan arahan
pelaksanaan Satu Data Indonesia. Dewan Pengarah
dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden.

Dewan Pengarah terdiri atas:

1. Ketua merangkap sebagai anggota; dan


2. Anggota.
Ketua merangkap anggota, yaitu Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Perencanaan Pembangunan Nasional, dan anggota
terdiri atas:

1. Menteri yang menyelenggarakan urusan


Pemerintahan di bidang Pendayagunaan
Aparatur Negara;
2. Menteri yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan di bidang Komunikasi Dan
Informatika;
3. Menteri yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan Dalam Negeri;
4. Menteri yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan Di Bidang Keuangan;
5. Kepala badan yang belaksanakan tugas
Pemerintahan Di Bidang Kegiatan Statistik; dan

Halaman | 37
6. Kepala Badan yang melaksanakan tugas
Pemerintahan Di Bidang Informasi Geospasial.

Dewan Pengarah mempunyai tugas:

1. Mengoordinasikan dan menetapkan kebijakan


terkait Satu Data Indonesia;
2. Mengoordinasikan pelaksanaan Satu Data
Indonesia;
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
Satu Data Indonesia;
4. Mengoordinasikan penyelesaian permasalahan dan
hambatan pelaksanaan Satu Data Indonesia; dan
5. Menyampaikan laporan penyelenggaraan Satu
Data Indonesia tingkat pusat dan tingkat daerah
kepada Presiden.

Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Dewan Pengarah


menyelenggarakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun. Dewan Pengarah dapat
melibatkan pimpinan Instansi Pusat, pimpinan Instansi
Daerah, atau pimpinan lembaga terkait lainnya. Dewan
Pengarah dapat menerbitkan peraturan menteri,
peraturan lembaga atau peraturan badan sesuai dengan
kewenangannya terkait implementasi teknis kebijakan
Satu Data Indonesia.

Halaman | 38
Dalam melaksanakan tugas mengoordinasikan dan
menetapkan kebijakan Satu Data Indonesia, Dewan
Pengarah menyelenggarakan fungsi:

a. Pemberian rekomendasi penentuan daftar Data

yang akan dikumpulkan pada tahun selanjutnya


dan daftar Data yang akan dijadikan Data
Prioritas;
b. Penetapan Kode Referensi dan/atau Data Induk

serta Instansi Pusat yang unit kerjanya menjadi


Walidata atas Kode Referensi dan/atau Data
Induk; dan
c. Pengoordinasian dan fasilitasi penyampaian hasil

pembahasan Forum Satu Data Indonesia tingkat


pusat terkait usulan mengenai calon Pembina
Data untuk Data lainnya kepada Presiden untuk
ditetapkan

Penetapan Kode Referensi dan/atau Data Induk


dilakukan dalam hal Data yang Pembina Datanya belum
ditetapkan atau Forum Satu Data tidak mencapai
kesepakatan terhadap Kode Referensi dan/atau Data
Induk serta Walidata atas Kode Referensi dan/atau Data
Induk.

Dalam melaksanakan tugas mengoordinasikan


pelaksanaan Satu Data Indonesia di tingkat pusat dan
tingkat daerah, Dewan Pengarah menyelenggarakan
fungsi:

Halaman | 39
a. Pengoordinasian pelaksanaan Satu Data Indonesia
pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah;
b. Pengoordinasian penyusunan peraturan Menteri,
peraturan lembaga atau peraturan badan sesuai
dengan kewenangan anggota Dewan Pengarah
mengenai implementasi Satu Data Indonesia
tingkat daerah; dan
c. Pemberian arahan untuk penyelenggaraan Forum
Satu Data Indonesia tingkat pusat guna
berkoordinasi dengan Pembina Data dan Walidata
dari masing-masing Instansi Pusat dan Instansi
Daerah.

Dalam melaksanakan tugas melakukan pemantauan dan


evaluasi pelaksanaan Satu Data Indonesia, Dewan
Pengarah menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pemantauan dalam kegiatan


perencanaan, pengumpulan, pemeriksaan dan
penyebarluasan Data;
b. pengoordinasian perancangan peraturan Menteri,
peraturan lembaga atau peraturan badan sesuai
dengan kewenangan anggota Dewan Pengarah
mengenai insentif dan disinsetif pencapaian rencana
aksi Satu Data Indonesia; dan
c. penerbitan peringkat kepatuhan Instansi Pusat dan
Instansi Daerah dalam penyelenggaraan Satu Data
Indonesia.

Halaman | 40
Dalam melaksanakan tugas memberikan penyelesaian
permasalahan dan hambatan pelaksanaan Satu Data
Indonesia, Dewan Pengarah menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan forum pengambilan keputusan


terkait penyelesaian permasalahan implementasi Satu
Data Indonesia; dan
b. pemberian keputusan penyelesaian permasalahan dan
hambatan dalam implementasi Satu Data Indonesia
sebagaimana diminta oleh Forum Satu Data Indonesia
tingkat pusat.

Dewan Pengarah melakukan pengambilan keputusan


melalui rapat yang diselenggarakan secara langsung atau
melalui media telekonferensi, video konferensi, atau
sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan
semua anggota saling berinteraksi. Mekanisme
pengambilan keputusan oleh Dewan Pengarah dilakukan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak.

2. Pembina Data Tingkat Pusat


Pembina Data adalah Instansi Pusat yang diberi
kewenangan melakukan pembinaan terkait Data atau
Instansi Daerah yang diberikan penugasan untuk
melakukan pembinaan terkait Data.

Pembina Data tingkat pusat mempunyai tugas:

Halaman | 41
a. menetapkan Standar Data yang berlaku lintas Instansi
Pusat dan/atau Instansi Daerah;
b. menetapkan struktur yang baku dan format yang baku
dari Metadata yang berlaku lintas Instansi Pusat
dan/atau Instansi Daerah;
c. memberikan rekomendasi dalam proses perencanaan
pengumpulan Data;
d. melakukan pemeriksaan ulang terhadap Data
Prioritas; dan
e. melakukan pembinaan penyelenggaraan Satu Data
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Hingga saat ini instansi pusat yang ditunjuk sesuai


peraturan presiden adalah:

1. Untuk Data Statistik tingkat pusat, Pembina Data


Statistik tingkat pusat yaitu badan yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan
statistik.
2. Untuk Data Geospasial tingkat pusat, Pembina Data
Geospasial tingkat pusat yaitu badan yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
informasi geospasial.
3. Untuk Data Keuangan Negara Tingkat Pusat, Pembina
Data Keuangan Negara Tingkat Pusat yaitu
kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan negara.

Halaman | 42
Untuk Data lainnya, penetapan Pembina Data untuk suatu Data
lainnya dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Instansi Pusat mengusulkan calon Pembina Data untuk


Data lainnya dalam Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat;
2. Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat membahas
usulan Instansi Pusat;
3. koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
menyampaikan hasil pembahasan kepada Dewan
Pengarah;
4. Ketua Dewan Pengarah menyampaikan usulan Pembina
Data untuk Data lainnya kepada Presiden untuk
ditetapkan; dan
5. Presiden menetapkan Pembina Data untuk data lainnya

3. Walidata Tingkat Pusat


Walidata adalah unit pada Instansi Pusat dan Instansi
Daerah yang melaksanakan kegiatan pengumpulan,
pemeriksaan, dan pengelolaan Data yang disampaikan oleh
Produsen Data, serta menyebarluaskan Data.

Walidata tingkat pusat mempunyai tugas:

a. Mengumpulkan, memeriksa kesesuaian Data, dan


mengelola Data yang disampaikan oleh Produsen Data
sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia;
b. Menyebarluaskan Data, Metadata, Kode Referensi,
dan Data Induk di Portal Satu Data Indonesia;
c. Membantu Pembina Data dalam membina Produsen
Data.

Halaman | 43
Setiap Instansi Pusat hanya memiliki 1 (satu) unit
kerja yang melaksanakan tugas Walidata. Ketentuan
lebih lanjut mengenai penugasan unit kerja yang
melaksanakan tugas Walidata dan tata kerja Walidata
diatur dalam Peraturan Menteri, Peraturan Lembaga,
Peraturan Badan, atau peraturan kepala Instansi
Pusat lainnya.

4. Produsen Data Tingkat Pusat


Produsen Data adalah unit pada Instansi Pusat dan
Instansi Daerah yang menghasilkan Data berdasarkan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Produsen Data tingkat pusat mempunyai tugas:

a. Memberikan masukan kepada Pembina Data dan


Menteri atau kepala Instansi Pusat mengenai Standar
Data, Metadata, dan Interoperabilitas Data;
b. Menghasilkan Data sesuai dengan prinsip Satu Data
Indonesia; dan/atau
c. Menyampaikan Data dan Metadata kepada Walidata.

Selain itu Produsen Data tingkat Pusat dapat:

a. Menyampaikan usulan daftar Data yang akan


dijadikan Data Prioritas kepada Forum Satu Data
tingkat pusat bersama Walidata tingkat pusat; dan

Halaman | 44
b. Menyampaikan usulan pembatasan akses Data
kepada Forum Satu Data tingkat pusat bersama
Walidata tingkat pusat

5. Forum Satu Data Tingkat Pusat


Forum Satu Data Indonesia tingkat Pusat merupakan sarana
komunikasi dan koordinasi antara Pembina Data tingkat
Pusat dan Walidata tingkat Pusat, untuk melakukan
koordinasi dan komunikasi terkait perencanaan,
pengumpulan, pemeriksaan, dan penyebarluasan data.

Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat terdiri atas:

a. Pembina Data tingkat pusat; dan


b. Walidata tingkat pusat

Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat dikoordinasikan


oleh pimpinan tinggi madya yang berasal dari kemerrterian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional.

Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat mempunyai tugas


penyelenggaraan Satu Data Indonesia melalui kegiatan
komunikasi, koordinasi, dan pengambilan kesepakatan
mengenai:

1. Penentuan daftar Data;


2. Data Prioritas;
3. Rencana aksi Satu Data Indonesia;
4. Kode Referensi dan/atau Data Induk;

Halaman | 45
5. Calon Pembina Data lainnya;
6. Pembatasan akses Data tertentu; dan
7. Penyelesaian permasalahan dan hambatan

Uraian tugas masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

a. Penentuan Daftar Data

Penentuan daftar Data dilakukan berdasarkan


pertimbangan:

• Arsitektur SPBE;
• Kesepakatan Forum Satu Data Indonesia
tingkat pusat; dan/atau
• Rekomendasi Pembina Data.

Daftar Data, sekurang-kurangnya mencantumkan


Produsen Data untuk masing-masing Data disertai
jadwal rilis dan/atau pemutakhiran Data. Daftar
Data merupakan daftar Data yang akan
dikumpulkan untuk tahun selanjutnya.
Pengumpulan Data dalam Daftar Data dilakukan
dalam rangka menghindari duplikasi.

b. Penentuan Data Prioritas

Penentuan Data Prioritas dilaksanakan


berdasarkan usulan Walidata dan/atau arahan dari
Dewan Pengarah. Penentuan daftar Data yang
menjadi Data Prioritas harus memenuhi kriteria:

Halaman | 46
1. Mendukung prioritas pembangunan dan
prioritas Presiden dalam rencana pembangunan
jangka menengah nasional dan/atau rencana
kerja pemerintah; dan
2. Mendukung pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan; dan/atau
3. Memenuhi kebutuhan mendesak atau sesuai
dengan arahan Presiden.
4. Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat menyampaikan daftar Data Prioritas
kepada Dewan Pengarah.

c. Penentuan Rencana Aksi

Penentuan rencana aksi Satu Data Indonesia


dilaksanakan untuk periode satu tahun berikutnya
berdasarkan usulan Walidata dalam Forum Satu
Data Indonesia tingkat pusat. Penentuan rencana
aksi Satu Data Indonesia mencakup:

1. Pengembangan sumber daya manusia yang


kompeten;
2. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan satu
data indonesia;kegiatan terkait pengumpulan
data;
3. Kegiatan terkait pemeriksaan data;
4. Kegiatan terkait penyebarluasan data; dan/atau
5. Kegiatan lain yang mendukung tercapainya data
yang sesuai dengan prinsip satu data indonesia.

Halaman | 47
Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat menyampaikan hasil kesepakatan rencana
aksi Satu Data Indonesia kepada Menteri.
Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat memantau pencapaian rencana aksi Satu
Data Indonesia untuk dilaporkan kepada Dewan
Pengarah paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun. Koordinator Forum Satu Data Indonesia
tingkat pusat mengusulkan pemberian insentif dan
disinsentif pencapaian rencana aksi Satu Data
Indonesia kepada Dewan Pengarah.

d. Penentuan Kode Referensi dan/atau Data Induk

Penentuan Kode Referensi dan/atau Data Induk


dilaksanakan dengan mempertimbangkan
arsitektur SPBE. Kode Referensi dan/atau Data
Induk dibahas dalam Forum Satu Data Indonesia
tingkat pusat. Dalam pembahasan, Forum Satu
Data Indonesia tingkat pusat menyepakati:

1. Kode Referensi dan/atau Data Induk; dan


2. Instansi Pusat yang unit kerjanya menjadi
Walidata atas Kode Referensi dan/atau Data
Induk tersebut.

Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat


pusat menyampaikan hasil penentuan Kode
Referensi dan/atau Data Induk kepada Pembina
Data untuk ditetapkan. Dalam hal Forum Satu Data

Halaman | 48
Indonesia tidak mencapai kesepakatan mengenai
Kode Referensi dan/atau Data Induk, Koordinator
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
menyampaikan hasil pembahasan kepada Dewan
Pengarah untuk dimintakan penetapan.

e. Penentuan Calon Pembina Data Lainnya

Penentuan calon Pembina Data lainnya,


dilaksanakan berdasarkan usulan dari Instansi
Pusat kepada Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat. Usulan disertai dengan penjelasan tentang:

1. Kebutuhan atau urgensi penetapan data


lainnya selain dari jenis Data Statistik, Data
Geospasial dan Data Keuangan Negara tingkat
pusat;
2. Gambaran atau landasan ilmiah tentang
Standar Data dan Metadata dari jenis data
yang diusulkan; dan
3. Kesiapan teknis Instansi Pusat yang diusulkan
untuk menjadi Pembina Data lainnya.

Koordinator Forum Satu Data Indonesia


menyampaikan hasil penentuan calon Pembina
Data lainnya kepada Dewan Pengarah, untuk
selanjutnya disampaikan kepada Presiden untuk
ditetapkan.

f. Pembatasan Akses Data Tertentu

Halaman | 49
Pembatasan akses Data tertentu, dilaksanakan
berdasarkan usulan dari Produsen Data dan
Walidata. Pembatasan akses Data tertentu
dilaksanakan dengan mempertimbangkan
ketentuan perundang-undangan. Koordinator
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
menyampaikan hasil pembahasan mengenai
pembatasan akses Data kepada Dewan Pengarah.
Menteri menetapkan Data yang dibatasi aksesnya.

g. Penyelesaian Permasalahan dan Hambatan

Penyelesaian permasalahan dan hambatan,


dilaksanakan dalam rangka:

1. penyelesaian permasalahan dan hambatan


pelaksanaan Satu Data Indonesia; atau
2. alternatif penyelesaian permasalahan dan
hambatan pelaksanaan Satu Data Indonesia
untuk disampaikan kepada Dewan Pengarah.
3. Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat menyampaikan hasil pembahasan
mengenai permasalahan dan hambatan terkait
pelaksanaan Satu Data Indonesia kepada
Dewan Pengarah.

Forum Satu Data Indonesia diselenggarakan secara berkala paling


sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Pembina Data tingkat pusat
dan/atau Walidata tingkat pusat dapat mengusulkan
penyelenggaraan Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat dengan

Halaman | 50
pembahasan yang bersifat tematik paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun melalui pemberitahuan tertulis kepada Koordinator
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat. Dukungan pelaksanaan
teknis penyelenggaraan Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
Sekretariat. Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat dapat
menyertakan:

a. Pejabat tinggi madya dari Instansi Pusat yang tergabung


sebagai anggota Dewan Pengarah;
b. Produsen Data tingkat pusat; dan/atau
c. Pihak lain yang terkait, termasuk selain pemerintah.

Pengambilan keputusan Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat


dilakukan melalui musyawarah dan mufakat. Dalam hal tidak
terdapat kesepakatan pada Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat,
maka Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat meminta
keputusan mengenai penyelesaian permasalahan kepada Dewan
Pengarah. Permohonan keputusan yang diajukan kepada Dewan
Pengarah disertai dengan penjelasan dan alternatif penyelesaian.

Dalam melaksanakan tugas, Forum Satu Data Indonesia tingkat


pusat dapat membentuk kelompok kerja. Kelompok kerja dibentuk
untuk mendukung:

a. Pelaksanaan implementasi prinsip Satu Data Indonesia


sesuai arahan Dewan Pengarah dan Pembina Data tingkat
pusat;
b. Koordinasi antara Dewan Pengarah dan Pembina Data
tingkat pusat dengan Instansi Daerah dalam memastikan

Halaman | 51
implementasi prinsip Satu Data Indonesia di dalam Forum
Satu Data Indonesia tingkat pusat;
c. Ketersediaan data sesuai dengan daftar Data dan Data
Prioritas yang sudah ditentukan;
d. Memastikan kelengkapan data sesuai dengan daftar Data
dan Data prioritas yang sudah ditentukan;
e. Mendukung kesiapan arsitektur dan informasi SPBE;
f. Memantau penyelenggaraan Satu Data Indonesia oleh
Walidata Instansi Pusat dan Instansi Daerah;
g. Pengusulan pemberian insentif dan disinsentif terhadap
penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat pusat dan
tingkat daerah; dan
h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun kepada Forum Satu Data
Indonesia tingkat pusat.

Kelompok kerja Forum Satu Data Indonesia ditetapkan oleh Menteri


dari kemerrterian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang perencanaan pembangunan nasional. Kelompok kerja
sebagaimana dimaksud antara lain:

a. Arsitektur data dan informasi;


b. Interoperabilitas data dan portal satu data indonesia;
c. Hubungan daerah dan data kependudukan;
d. Keuangan negara;
e. Data statistik; dan
f. Data geopasial.

Komposisi bidang kelompok kerja diisi oleh pejabat yang berasal dari:

Halaman | 52
a. Instansi Pusat anggota Dewan Pengarah;
b. Pembina Data tingkat pusat; dan/atau
c. Instansi Pusat lainnya yang tidak bukan anggota Dewan
Pengarah atau Pembina Data tingkat pusat yang diangkat
oleh Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat.

6. Sekretariat Satu Data Tingkat Pusat


Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat adalah satuan kerja
yang bertugas sebagai pembantu Dewan Pengarah dan Forum Satu
Data Indonesia baik sebagai fasilitator maupun dalam bidang
administrasi kesekretariatan. Sekretariat bersifat ex-officio, yang
secara fungsional dilaksanakan oleh salah satu unit kerja di
lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional.

Sekretariat terdiri atas:

1. Koordinator;
2. Wakil Koordinator;
3. Sekretaris; dan
4. Perangkat lainnya.

Koordinator Sekretariat merupakan pejabat tinggi madya


Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional. Koordinator Sekretariat
mempunyai tugas:

a. Memimpin, mengoordinasikan, memberikan bimbingan, dan


arahan operasionalisasi Sekretariat sesuai dengan tugas dan
fungsi; dan

Halaman | 53
b. Melakukan pengawasan tugas dan fungsi Sekretariat Satu Data
Indonesia tingkat pusat.
Wakil koordinator merupakan pejabat tinggi madya atau pejabat
tinggi pratama yang mempunyai tugas membantu Koordinator dalam
mengkoordinasikan Sekretariat.

Sekretaris merupakan pejabat tinggi pratama yang mempunyai tugas


memberikan dukungan administratif dan penganggaran Sekretariat,
serta dukungan lain yang ditugaskan oleh Koordinator Forum Satu
Data Indonesia tingkat pusat, Koordinator Sekretariat, dan Wakil
Koordinator Sekretariat.

Perangkat lainnya merupakan pejabat atau pegawai berasal dari


kementerian/lembaga terkait.

Sekretariat dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh Tim


Manajemen Sekretariat yang diangkat oleh Koordinator. Tim
manajemen kesekretariatan antara lain:

1. bidang perencanaan, analisis, dan pemanfaatan data;


2. bidang tata kelola;
3. bidang aplikasi dan teknologi;
4. bidang hukum dan kebijakan publik;
5. bidang komunikasi.

Setiap bidang dalam tim manajemen kesekretariatan dikoordinasikan


oleh manajer bidang. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab bidang
ditetapkan oleh Koordinator Sekretariat SDI tingkat pusat, dengan
uraian tugas sebagai berikut:

Halaman | 54
1. Tugas dan fungsi Sekretariat yang berkaitan dengan
kewenangan dan/atau melibatkan unit kerja tertentu di
lingkungan Kementerian, dilaksanakan dengan koordinasi atau
korespondensi tertulis dari Sekretariat kepada unit kerja
terkait.
2. Sekretariat dapat memberikan dukungan terkait
penyelenggaraan Satu Data Indonesia kepada unit tertentu
pada Kementerian dan/atau Instansi Pusat dan Instansi daerah
dengan didahului pemberitahuan tertulis.
3. Koordinator Sektretariat dapat mengambil kebijakan dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, dengan
mengutamakan prinsip koordinasi dan sinergi dengan
penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat Pusat.
4. Pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi unsur-unsur Dewan
Pengarah Satu Data Indonesia, Forum Satu Data Indonesia dan
Sekretariat dilaksanakan secara berjenjang.

Hubungan tata kerja antara Sekretariat dengan penyelenggara Satu


Data Indonesia tingkat pusat dan/atau unit kerja di Kementerian
ditetapkan lebih lanjut oleh Koordinator Forum Satu Data tingkat
Pusat.

2.3.5. Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Daerah

Penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat daerah terdiri atas


penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat provinsi dan
penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat kabupaten/kota.
‘Penyelenggara Satu Data Indonesia dilaksanakan oleh:

1. Pembina Data tingkat daerah;

Halaman | 55
2. Walidata tingkat daerah;
3. Walidata pendukung; dan
4. Produsen Data tingkat daerah
Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Daerah adalah
merupakan bagian utuh dari penyelenggaraan Satu Data Indonesia
sesuai PerPres No.39/2019 dan setiap Pemerintah Daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten dan Kota adalah bagian dari ekosistem
Satu Data Indonesia secara nasional

1. Pembina Data Tingkat Daerah


Pembina Data tingkat daerah mempunyai tugas:

a. Memberikan rekomendasi dalam proses


perencanaan pengumpulan Data; dan
b. Melakukan pembinaan penyelenggaraan Satu Data
Indonesia tingkat daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Untuk Data Statistik tingkat daerah, Pembina Data


Statistik tingkat daerah yaitu instansi vertikal badan yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik di
provinsi atau kabupaten/kota. Untuk Data Geospasial
tingkat daerah, Pembina Data Geospasial tingkat daerah
yaitu salah satu Instansi Daerah yang diberikan
penugasan sebagai Pengelola Simpul Jaringan
Pemerintah Daerah dalam Jaringan Informasi Geospasial
Nasional.

2. Walidata Tingkat Daerah dan Walidata Pendukung


Walidata tingkat daerah mempunyai tugas:

Halaman | 56
a. Memeriksa kesesuaian Data yang disampaikan oleh
Produsen Data tingkat daerah sesuai dengan prinsip Satu
Data Indonesia;
b. Menyebarluaskan Data dan Metadata di portal Satu Data
Indonesia; dan
c. Membantu Pembina Data tingkat daerah dalam membina
Produsen Data tingkat daerah.

Setiap Pemerintah Daerah hanya memiliki 1 (satu) Instansi


Daerah yang melaksanakan tugas Walidata tingkat daerah.
Walidata tingkat daerah dilaksanakan oleh Instansi Daerah
yang bertugas mengelola dan menyebarluaskan Data.

Walidata tingkat daerah dibantu oleh Walidata pendukung


yang berkedudukan dalam Instansi Daerah, sesuai
penugasan kepala daerah. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Walidata tingkat daerah dan Walidata pendukung diatur
dalam Peraturan Kepala Daerah.

3. Produsen Data Tingkat Daerah


Produsen Data tingkat daerah mempunyai tugas:

a. memberikan masukan kepada Pembina Data tingkat


daerah mehgerr&i Standar Data, Metadata, dan
Interoperabilitas Data;
b. menghasilkan Data sesuai dengan prinsip Satu Data
Indonesia; dan
c. menyampaikan Data beserta Metadata kepada Walidata
tingkat daerah.

Halaman | 57
Ketentuan lebih lanjut mengenai Produsen Data tingkat
daerah diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.

4. Forum Satu Data Indonesia Tingkat Daerah


Forum Satu Data Indonesia tingkat Daerah merupakan
forum komunikasi dan koordinasi antara Pembina Data
tingkat Daerah, Walidata tingkat Daerah, dan Walidata
Pendukung, salah satunya dalam rangka menyelesaikan
permasalahan terkait penyelenggaraan SDI tingkat Daerah.

Pembina Data tingkat daerah, Walidata tingkat daerah, dan


Walidata pendukung berkomunikasi dan berkoordinasi
melalui Forum Satu Data Indonesia tingkat daerah. Forum
Satu Data Indonesia tingkat daerah terdiri atas Forum Satu
Data Indonesia tingkat provinsi dan Forum Satu Data
Indonesia tingkat kabupaten/kota. Forum Satu Data
Indonesia tingkat provinsi dikoordinasikan oleh kepala
badan yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan daerah provinsi.

Forum Satu Data Indonesia tingkat provinsi terdiri atas:

a. Pembina Data tingkat provinsi;


b. Walidata tingkat provinsi;
c. Walidata pendukung provinsi; dan
d. Walidata tingkat kabupaten/kota yang berada di
dalam wilayah provinsi.

Forum Satu Data Indonesia tingkat kabupaten/kota


dikoordinasikan oleh kepala badan yang melaksanakan

Halaman | 58
tugas pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
daerah kabupaten/kota.

Forum Satu Data Indonesia tingkat kabupaten/kota terdiri


atas:

a. Pembina Data tingkat kabupaten/kota;


b. Walidata tingkat kabupaten/kota; dan
c. Walidata pendukung kabupaten/kota.

Forum Satu Data Indonesia tingkat daerah dalam


pelaksanaan tugasnya dapat menyertakan Produsen Data
tingkat daerah dan/atau pihak lain yang terkait, termasuk
selain pemerintah. Forum Satu Data Indonesia tingkat
daerah berkomunikasi dan berkoordinasi dalam rangka
menyelesaikan permasalahan terkait penyelenggaraan Satu
Data Indonesia tingkat daerah.

Forum Satu Data Indonesia tingkat daerah melaksanakan


pertemuan koordinasi secara berkala dalam rangka
melaksanakan tugasnya. Dalam hal terdapat permasalahan
yang timbul dalam pertemuan koordinasi, khususnya pada
saat pengambilan kesepakatan. koordinator Forum Satu
Data Indonesia tingkat daerah meminta arahan kepala
daerah.

5. Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Daerah


Forum Satu Data Indonesia tingkat daerah dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Sekretariat Satu Data
Indonesia tingkat daerah. Sekretariat Satu Data Indonesia

Halaman | 59
tingkat daerah terdiri atas Sekretariat Satu Data Indonesia
tingkat provinsi dan Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat
kabupaten/kota. Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat
daerah mempunyai tugas:

a. Memberikan dukungan dan pelayanan teknis


operasional dan administratif kepada Forum Satu Data
Indonesia tingkat daerah; dan
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Forum
Satu Data Indonesia tingkat daerah.

Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat daerah bersifat ex-


officio, yang secara fungsional dilaksanakan oleh salah satu
unit kerja di lingkungan badan yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan daerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Sekretariat Satu Data
Indonesia tingkat daerah diatur dalam Peraturan Kepala
Daerah.

Halaman | 60
2.5. Penyelenggaraan Satu Data Indonesia

Penyelenggaraaan Satu Data Indonesia adalah sebuah Proses Bisnis


Tata Kelola Data Pemerintah yang terpadu, yang melibatkan seluruh
unsur dan organ Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.
Meskipun secara organisasi penyelenggara Satu Data Indonesia
terdapat penyelenggara pada tingkat pusat dan daerah, namun
dalam proses bisnis penyelenggaraan Satu Data Indonesia, kedua
entitas penyelenggara berada dalam sebuah proses bisnis
Penyelenggaraan Satu Data Indonesia yang terpadu.

Gambar. 2 Gambaran Umum Proses Bisnis Satu Data Indonesia

Penyelenggaraan Satu Data Indonesia tidak hanya menggambarkan


pelaksanaan proses bisnis Satu Data Indonesia, namun juga
menjelaskan keterikatan proses bisnis Satu Data Indonesia dengan
Prinsip Satu Data dan Penyelenggara Satu Data Indonesia serta
Pemanfaatan Data yang dihasilkan dari proses bisnis Satu Data
Indonesia.

Prinsip dan Kelembagaan Penyelenggaraan Satu Data Indonesia telah


kita bahas pada bab pembahasan sebelumnya. Adapun Pemanfaatan
Data yang dihasilkan oleh Satu Data Indonesia adalah sebagai output
dari Proses Bisnis Satu Data Indonesia. Dengan mengacu kepada

Halaman | 61
konsep Generic Statistical Business Process Model (GSBPM) yang
diadopsi dengan penyesuaian sebagai Proses Bisnis Satu Data
Indonesia dapat dijelaskan urutan Proses Bisnis Satu Data Indonesia
sebagai berikut:

a. Perencanaan Data;
b. Pengumpulan Data;
c. Pemeriksaan Data; dan
d. Penyebarluasan Data.

Dengan uraian langkah sebagaimana disajikan dalam gambar berikut


ini:

Gambar. 3, Uraian Proses Satu Data Indonesia sesuai GSBPM (Sumber: Presentasi
Sosialisasi SDI)

Halaman | 62
2.3.6. Perencanaan Data

Instansi Pusat melaksanakan perencanaan Data yang terdiri atas:

a. penentuan daftar Data yang akan dikumpulkan di tahun


selanjutnya;
b. penentuan daftar Data yang dijadikan Data Prioritas; dan/atau
c. penentuan rencana aksi Satu Data Indonesia.

Instansi Daerah melaksanakan perencanaan Data berupa penentuan


daftar Data yang akan dikumpulkan di tahun selanjutnya. Dalam
menyusun daftar Data, instansi Daerah mengacu pada daftar Data
yang telah ditentukan. Penentuan daftar Data yang akan
dikumpulkan di tahun selanjutnva dilakukan dengan menghindari
duplikasi.

Penentuan daftar Data yang akan dikumpulkan ditahun selanjutnya


dilakukan berdasarkan:

a. arsitektur sistem pemerintahan berbasis elektronik sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
sistem pemerintahan berbasis elektronik;
b. kesepakatan Forum Satu Data Indonesia;dan/atau
c. rekomendasi Pembina Data.

Daftar Data yang akan dikumpulkan memuat:

a. Produsen Data untuk masing-masing Data; dan


b. jadwal rilis dan/atau pemutakhiran Data.

Halaman | 63
Daftar Data yang akan dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar
dalam perencanaan dan penganggaran bagi Instansi Pusat dan
Instansi Daerah.

Penentuan daftar Data yang dijadikan Data prioritas dilakukan


berdasarkan:

a. Usulan Walidata tinqkat pusat; dan


b. Arahan dari Dewan Pengarah.

Data yang dapat diusulkan untuk menjadi Data Prioritas harus


memenuhi kriteria:

a. Mendukung prioritas pembangunan dan prioritas Presiden dalam


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan/atau
Rencana Kerja Pemerintah;
b. Mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan;
dan/atau
c. Memenuhi kebutuhan mendesak.
Daftar Data yang menjadi Data Prioritas disepakati dalam Forum
Satu Data Indonesia tingkat pusat. Koordinator Forum Satu Data
Indonesia tingkat pusat menyampaikan daftar Data yang menjadi
Data Prioritas kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.

Rencana program dan kegiatan terkait Satu Data Indonesia


dituangkan dalam rencana aksi Satu Data Indonesia. Rencana aksi
Satu Data Indonesia dapat mencakup:

a. Pengembangan sumber daya manusia yang kompeten;


b. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan satu data indonesia;

Halaman | 64
c. Kegiatan terkait pengumpulan data;
d. Kegiatan terkait pemeriksaan data;
e. Kegiatan terkait penyebarluasan data; dan/atau
f. Kegiatan lain yang mendukung tercapainya data yang sesuai
dengan prinsip satu data indonesia.

Rencana aksi Satu Data Indonesia diusulkan bersama oleh Walidata


melalui Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat. Rencana aksi Satu
Data Indonesia disepakati dalam Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat. Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
mengoordinasikan penyusunan rencana aksi Satu Data Indonesia
untuk disampaikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.

Data Prioritas dan rencana aksi Satu Data Indonesia ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional. Penetapan Data Prioritas dan
rencana aksi Satu Data Indonesia untuk tahun berjalan paling lambat
ditetapkan pada bulan pertama tahun tersebut.

Penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat pusat dan penyelenggara


Satu Data tingkat daerah melaksanakan rencana aksi Satu Data
Indonesia. Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
memantau pencapaian rencana aksi Satu Data Indonesia dan
melaporkan kepada Ketua Dewan Pengarah secara berkala.
Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat daerah memantau
pencapaian rencana aksi Satu Data Indonesia dan melaporkan
kepada kepala daerah secara berkala.

Halaman | 65
Pencapaian rencana aksi Satu Data Indonesia dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan pemberian insentif dan disinsentif
kepada Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai
insentif dan disinsentif diatur dalam Peraturan Menteri atau Peraturan
Badan, sesuai dengan kewenangan selaku anggota Dewan Pengarah.

2.3.7. Pengumpulan Data

Produsen Data melakukan pengumpuian Data sesuai dengan:

a. Standar data;
b. Daftar data yang telah ditentukan dalam forum satu data
indoncsia; dan
c. Jadwal pemutakhiran data atau rilis data.
Data yang dikumpulkan oleh Produsen Data disertai dengan
Metadata. Data yang telah dikumpulkan oleh Produsen Data
disampaikan kepada Walidata.

Penyampaian Data disertai:

a. Data yang telah dikumpulkan;


b. Standar Data yang berlaku untuk Data tersebut; dan
c. Metadata yang melekat pada Data tersebut.

2.3.8. Pemeriksaan Data

Data yang dihasilkan oleh Produsen Data diperiksa kesesuaiannya


dengan prinsip Satu Data Indonesia oleh Walidata. Dalam hal Data
yang disampaikan oleh Produsen Data belum sesuai dengan prinsip
Satu Data Indonesia, Walidata mengembalikan Data tersebut kepada
Produsen Data.

Halaman | 66
Produsen Data memperbaiki Data sesuai hasil pemeriksaan. Data
Prioritas yang dihasilkan oleh Produsen Data diperiksa kesesuaiannya
dengan prinsip Satu Data Indonesia oleh Walidata. Hasil pemeriksaan
Data Prioritas, diperiksa kembali oleh Pembina Data. Dalam hal Data
Prioritas yang disampaikan oleh Produsen Data belum sesuai dengan
prinsip Satu Data Indonesia, Pembina Data mengembalikan Data
tersebut kepada Walidata. Walidata menyampaikan hasil
pemeriksaan Pembina Data kepada Produsen Data. Produsen Data
memperbaiki Data sesuai hasil pemeriksaan

2.3.9. Penyebarluasan Data

Penyebarluasan Data merupakan kegiatan pemberian akses,


pendistribusian, dan pertukaran Data. Penyebarluasan Data
dilakukan oleh Walidata. Penyebarluasan Data dilakukan melalui
Portal Satu Data Indonesia dan media lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Portal Satu Data Inctonesia menyediakan akses:

a. Kode Referensi;
b. Data Induk;
c. Data;
d. Metadata;
e. Data Prioritas; dan
f. jadwal rilis dan/atau pemutakhiran Data.

Portal Satu Data Indonesia dikelola oleh kementerian yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan

Halaman | 67
pembangunan nasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai Portal Satu
Data Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional. Instansi Pusat dan Instansi Daerah
menyediakan akses Data kepada Pengguna Data.

Produsen Data dan Walidata dapat mengajukan pembatasan akses


Data tertentu kepada Forum Satu Data Indonesia. Pembatasan akses
Data dibahas dalam Forum Satu Data Indonesia. Hasil pembahasan
disampaikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional menetapkan Data yang dibatasi
aksesnya.

Halaman | 68
III. RENCANA STRATEGIS SATU DATA
INDONESIA

3.1. Visi, Misi dan Tujuan Satu Data Indonesia

2.3.10. Visi Satu Data Indonesia

Satu Data Indonesia dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan


Tata Kelola Data yang dihasilkan oleh Instansi Pusat dan Instansi
Daerah untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan.

Tujuan dari kegiatan penerapan Satu Data Indonesia adalah untuk


mewujudkan Satu Data Indonesia sebagai Single Source of Truth
yang mendukung perencanaan, pengelolaan dan pengendalian
pembangunan berkelanjutan.

Adapun pilar tujuan strategis yang ingin dicapai dalam kegiatan ini
adalah:

1. Tersedianya acuan pelaksanaan dan pedoman bagi Instansi Pusat


dan instansi Daerah dalam rangka penyelenggaraan tata kelola
Data untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan;
2. Terwujudnya ketersediaan Data yang akurat, mutakhir, terpadu,
dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah sebagai
dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan;

Halaman | 69
3. Terwujudnya keterbukaan dan transparansi Data sehingga
tercipta perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan
yang berbasis pada Data; dan
4. Terwujudnya sistem statistik nasional yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

Visi Satu Data Indonesia diformulasi dari maksud dan tujuan


penerapan Satu Data Indonesia hingga menjadi sebuah Visi Satu
Data Indonesia yaitu :

“Mewujudkan sistem tata kelola satu data yang berkualitas untuk


pembangunan kemakmuran bangsa.”

2.3.11. Misi Satu Data Indonesia

Adapun Misi Satu Data Indonesia adalah penjabaran Visi dan Cita-
Cita Satu Data Indonesia untuk menjadi langkah-langkah praktis
yang dapat dijalankan dan menjadi acuan dalam menentukan
langkah-langkah pencapaian cita-cita Satu Data Indonesia sesuai Visi
Satu Data Indonesia.

Misi Satu Data Indonesia sebagai langkah pencapaian Visi Satu Data
adalah:

1. Menata dan memperkuat ekosistem regulasi dan kelembagaan


penyelenggaraan Satu Data serta Forum Satu Data yang
harmonis, efisien, dan sesuai dengan tata kelola pemerintahan
yang baik;
2. Membangun tata kelola dan standar kualitas perencanaan,
pengumpulan, dan pemeriksaan data yang ilmiah, adaptif,
kolaboratif, berkesinambungan, dan berorientasi pada kebutuhan

Halaman | 70
3. Menerapkan prinsip-prinsip Satu Data dan mengembangkannya
sesuai dengan karakteristik proses dan kebutuhan data dalam
pembangunan
4. Menyediakan dan mengelola Portal Satu Data Indonesia sebagai
platform kolaborasi penyelenggaraan Satu Data dan pusat
interoperabilitas data bagi penyelenggara Satu Data dan
pengguna Data
5. Menerapkan manajemen akses, penyebarluasan, dan
pembagipakaian data yang mudah, aman, proporsional, dan
sesuai dengan kepentingan pembangunan
6. Memperkuat kapasitas organisasi dan sumber daya manusia
penyelenggara Satu Data serta meningkatkan literasi publik
mengenai data pemerintah
7. Mendorong skema dan praktik pemanfaatan data dalam
mendukung kebijakan dan pembangunan

Berdasarkan kepada misi dapat dibentuk menjadi 5 (lima) ruang


lingkup pencapaian visi menjadi sebuah Ekosistem Satu Data
Indonesia yang berlandaskan kepada semangat kolaborasi dan
interoperabilitas secara menyeluruh dengan berfokus pada:

1. Ruang Lingkup Regulasi, yaitu dukungan regulasi terhadap


penerapan Satu Data Indonesia dengan meminimalisir
hambatan regulasi terhadap penerapan Satu Data Indonesia.
Termasuk dalam Sasaran ini adalah perkuatan legal dari
Penyelenggaraan Satu Data Indonesia itu sendiri;
2. Ruang Lingkup Kelembagaan, yaitu keterbukaan organisasi
dalam setiap instansi baik Kementerian, Lembaga maupun
Pemerintah Daerah untuk bekerja sama dalam mewujudkan

Halaman | 71
Satu Data Indonesia, dengan menghilangkan ego sectoral dan
kendala birokrasi, termasuk dalam sasaran ini adalah
pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai aparatur yang
melaksanakan tugas layanan dalam organisasi penyelenggara
Satu Data Indonesia
3. Ruang Lingkup Standar, yaitu standarisasi atas data dan
metadata yang menjadi acuan dari setiap data. Termasuk
dalam sasaran ini adalah Standar dari Data dan Metadata yang
bersifat baku, Penetapan Kode Referensi dan Klasifikasi serta
Data Referensi dan Data Induk.
4. Ruang Lingkup Teknologi, yaitu, interoperabilitas dari sisi
teknologi dengan menghilangkan hambatan teknologi yang
bersifat tertutup dan mendorong pemanfaatan teknologi yang
terbuka baik secara desain, teknologi, format data maupun hak
cipta. Termasuk dalam sasaran ini adalah perkuatan platform
Satu Data Indonesia dalam memberikan fungsi layanan Satu
Data; dan
5. Ruang Lingkup Sumberdaya Manusia, yaitu, pengembangan
kompetensi dan ketersediaan sumberdaya manusia baik
dipusat maupun daerah untuk mengemban tugas pengelolaan
dan penyediaan layanan Satu Data Indonesia.

2.3.12. Tujuan Satu Data Indonesia

Tujuan strategis yang ingin dicapai dari Visi dan Misi Satu Data
Indonesia Kembali kepada Tujuan Penerapan Satu Data sesuai
Perpres no. 39 tahun 2019 uang juga menjadi dasar filsafat Visi dan
Misi Satu Data Indonesia, tujuan tersebut adalah:

Halaman | 72
1. Tersedianya acuan pelaksanaan dan pedoman bagi Instansi
Pusat dan instansi Daerah dalam rangka penyelenggaraan tata
kelola Data untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengendalian pembangunan;
2. Terwujudnya ketersediaan Data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses
dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah
sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan;
3. Terwujudnya keterbukaan dan transparansi Data sehingga
tercipta perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan
yang berbasis pada Data; dan
4. Terwujudnya sistem statistik nasional yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

Dengan demikian mulai terbentuk benang merah rencana strategis


antara Visi, Misi dan Tujuan Satu Data Indonesia yang diwujudkan
dalam tahapan strategis Satu Data Indonesia, untuk kemudian
dijabarkan secara lebih rinci untuk setiap tahapan dalam dokumen
Peta Jalan Satu Data Indonesia.

Halaman | 73
3.2. Rencana Pentahapan Penerapan Satu Data Indonesia

Berdasarkan kepada arahan dalam Rencana Strategis disusunlah


tahapan penerapan Satu Data Indonesia ke dalam satu Peta Jalan
Satu Data Indonesia dengan urutan pentapahan mulai tahun 2021
sebagai berikut:

a. 2021 Perkuatan Landasan Penerapan SDI


Tahun 2021 adalah tahun di mana Landasan Penerapan SDI
telah diperkuat dengan peningkatan fitur konten dan layanan
portal, penetapan tata Kelola dan perencanaan data yang lebih
baik serta konsolidasi penerapan SDI di K/L/D dengan
meningkatkan komunikasi dengan Pembina data dan para
Walidata

b. 2022 Perkuatan Dukungan Penerapan SDI


Tahun 2022 adalah tahun perkuatan dukungan penerapan SDI
melalui:

• Perkuatan Platform SDI


• Penyusunan Katalog Data Nasional
• Peningkatan kemampuan SDM penyelenggara SDI
• Penyempurnaan Pedoman dan Petunjuk Teknis Tata
Kelola
• Perkuatan Tata Kelola Internal Sekretariat Satu Data
Indonesia

c. 2023 Perluasan Konten & Layanan SDI
Tahun 2023 adalah tahun perluasan konten dan layanan SDI untuk
lebih memperkaya fitur dan konten data dengan memperluas
cakupan integrasi dan koneksi data serta metadata dan menyiapkan

Halaman | 74
landasan tata Kelola big data pemerintah dan penerapan Artificial
Intelligence dalam mendukung peran SDI

d. 2024 Optimalisasi Peran SDI


Tahun 2024 adalah tahun optimalisasi peran SDI agar benar-benar
dapat memberikan manfaat sebagai sumber data pemerintah yang
terpercaya dan dapat diandalkan sebagai acuan dalam rangka
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan nasional.

Penyusunan Tahapan Peta Jalan Satu Data Indonesia ini berkaitan


erat dengan lini masa perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
hingga tahun 2024 dengan penjelasan dalam gambar sebagai
berikut:

Halaman | 75
Gambar. 4 Tahapan Penerapan Satu Data Indonesia

Halaman | 76
3.3. Kondisi Saat ini dan Harapan Pencapaian

Dalam memahami penyusunan Peta Jalan sebagai sebuah perjalanan


Satu Data Indonesia maka perlu kiranya kita Menyusun sebuah
penggambaran mengenai kondisi saat ini (As Is Condition) dan
kondisi yang diharapkan dapat dicapai (To Be Condition) sehingga
dapat dilihat bagaimana Peta Jalan Satu Data Indonesia dapat
menjelaskan perjalanan pengembangan (Development Journey) dari
Satu Data Indonesia.

1. Kondisi Saat Ini (As Is Condition)


Tantangan yang harus dihadapi dalam penyediaan data yang
berkualitas bagi perencanaan pembangunan adalah
merupakan kondisi yang saat ini dihadapi oleh Pemerintah
Republik Indonesia yaitu:

• Kondisi Kinerja Layanan Infrastruktur yang tidak merata


di seluruh wilayah Indonesia;
• Variasi Aplikasi dengan struktur dan format data yang
beragam di Kementerian, Lembaga dan Pemerintah
Daerah;
• Beragamnya referensi dan standar data yang diterapkan;
• Metodologi tata kelola data yang belum terstandar;
• Tidak adanya dokumentasi arsitektur enterprise
pemerintah yang dapat menggambarkan secara formal
arsitektur proses, data, aplikasi dan teknologi yang
menyertai.
• Tidak adanya Budaya kesadaran akan data (Data
Awareness Culture) di setiap aparatur dan organisasi
pemerintah bahkan di masyarakat;

Halaman | 77
• Kurangnya kesadaran dan inisiatif dari tingkat pimpinan
(Data Awareness Leadership) yang mendorong
kesadaran akan data yang berkualitas;
• Kurangnya Regulasi yang diterbitkan dalam mendukung
harmonisasi dan penyatuan data dalam rangka
mendorong pemanfaatan data melalui upaya bagipakai
(Shareable).
• Adanya ego sectoral diantara instansi di pusat dan
daerah yang seringkali dilandasi oleh tidak adanya
kepercayaan akan keamanan data, tujuan pemanfaatan
data dan tanggung jawab atas ketersebaran data itu
sendiri.

2. Kondisi yang Diharapkan (To Be Expected Condition)


• Pemerataan layanan infrastruktur di seluruh Indonesia
hingga dapat mencapai daerah terpencil dan pulau
terluar Indonesia;
• Harmonisasi dan Standarisasi aplikasi dan format data
yang dibutuhkan dalam rangka reformasi birokrasi dan
peningkatan pelayanan kepada publik;
• Standarisasi dan Harmonisasi referensi dan standar data
yang diterapkan;
• Standarisasi dan Harmonisasi Metodologi tata kelola
data;
• Tersedianya dokumentasi arsitektur enterprise
pemerintah yang dapat menggambarkan secara formal
arsitektur proses, data, aplikasi dan teknologi yang
menyertai.

Halaman | 78
• Terbangunnya Budaya kesadaran akan data (Data
Awareness Culture) di setiap aparatur dan organisasi
pemerintah bahkan di masyarakat;
• Meningkatnya kesadaran dan inisiatif dari tingkat
pimpinan (Data Awareness Leadership) yang mendorong
kesadaran akan data yang berkualitas;
• Tersedianya Regulasi yang diterbitkan dalam mendukung
harmonisasi dan penyatuan data dalam rangka
mendorong pemanfaatan data melalui upaya bagipakai
(Shareable).
• Dapat dihilangkannya ego sectoral diantara instansi di
pusat dan daerah dan berganti dengan semangat
kolaborasi antar instansi pemerintah baik ditingkat pusat
maupun daerah.

Halaman | 79
IV. PETA JALAN SATU DATA INDONESIA

4.1. Gambaran Umum Peta Jalan Satu Data Indonesia

Peta Jalan Satu Data Indonesia menggambarkan penjabaran


tahapan-tahapan Satu Data Indonesia sebagaimana disajikan dalam
Rencana Strategis 2021-2024 menjadi langkah-langkah rinci yang
akan dicapai secara berkesinambungan dari setiap tahapan guna
mencapai sasaran strategis Satu Data Indonesia.

Fokus tahapan yang akan dilakukan sesuai dengan focus tahapan


sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana strategis sebagaimana
tergambar dalam ilustrasi sebagai berikut:

Halaman | 80
Gambar. 5 Uraian Pentahapan Sesuai Kajian Rencana Strategis

Halaman | 81
Peta Jalan sebagaimana dimaksud juga menjadi acuan dalam
penyusunan rencana aksi untuk setiap tahapannya, meskipun masih
dimungkinkan untuk terjadinya perubahan sebagai deviasi dari
tahapan sebagaimana dijelaskan dalam peta jalan sebagai upaya
mengakomodir dinamika perkembangan implementasi Satu Data
Indonesia selama tidak mengakibatkan perubahan signifikan pada
arah pencapaian sasaran strategis dan bidang focus Peta Jalan Satu
Data Indonesia.

Peta Jalan Satu Data Indonesia akan terbagi menjadi 6 bidang focus
sebagai pelaksanaan focus arah pencapaian sasaran strategis Satu
Data Indonesia dan akan terdiri dari :

1. Peta Jalan Regulasi


2. Peta Jalan Tata Kelola
3. Peta Jalan Prinsip
4. Peta Jalan Teknologi
5. Peta Jalan Peta Jalan Komunikasi
6. Peta Jalan Peta Jalan Kesekretariatan

Kaitan penjabaran antaran Sasaran Strategis dengan bidang focus


peta jalan dapat disajikan dalam uraian sebagai berikut:

No Sasaran Strategis Peta Jalan


1 Sasaran Strategis Regulasi Peta Jalan Regulasi
2 Sasaran Strategis Kelembagaan Peta Jalan Tata Kelola
(Business Process & SOP)
3 Sasaran Strategis Standar Peta Jalan Prinsip
4 Sasaran Strategis Teknologi Peta Jalan Teknologi

Halaman | 82
5 Sasaran Strategis Sumberdaya Peta Jalan Tata Kelola (Peta
Manusia Jalan Sumberdaya Manusia
berbasis Kompetensi &
Sertifikasi )
Peta Jalan Pendukung Pencapaian Sasaran Strategis
Peta Jalan Peta Jalan
Komunikasi Berkarakter
Peta Jalan Peta Jalan
Kesekretariatan

Adapun uraian atas cakupan bidang focus Peta Jalan Satu Data
Indonesia disajikan dalam table berikut ini:

No Bidang Fokus Cakupan Peta Jalan


1 Peta Jalan Regulasi • Penerbitan Peraturan Pelaksana di
setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah;
• Keselarasan Peraturan Pelaksana di
setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah;
• Kepatuhan pada Peraturan
Pelaksana Peraturan Pelaksana di
setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah.
2 Peta Jalan • Pembentukan Kelembagaan Satu
Kelembagaan Data Indonesia;
• Pembentukan Kompetensi
Sumberdaya Manusia;

Halaman | 83
No Bidang Fokus Cakupan Peta Jalan
• Penerapan Tata Kelola Data
Nasional;
• Penyusunan Arsitektur Data
Nasional;
• Manajemen Forum Satu Data;
• Penyusunan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan;
• Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan.
3 Peta Jalan Prinsip • Penetapan Standar Data dan
Satu Data Metadata;
• Pembentukan Katalog Data
Nasional;
• Penetapan Kode Referensi dan Data
Induk;
• Pemenuhan Kualitas Data;
• Pemenuhan Permintaan Data;
• Penyusunan Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Pembangunan Platform Portal Satu
Data;
• Pembangunan Sistem Manajemen
Data;
• Pembangunan Sistem Manajemen
Tata Kelola;
• Pembangunan Case Management;
• Pembangunan Learning
Management;

Halaman | 84
No Bidang Fokus Cakupan Peta Jalan
• Pembangunan Sistem Layanan Satu
Data;
• Penyusunan Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Dukungan Integrasi Data;
• Dukungan Teknis Sistem Informasi.
5 Peta Jalan • Pengembangan Brand Awareness;
Komunikasi • Pembangunan Budaya Data ;
• Pembangunan ASN Berkarakter
AKHLAK;
• Layanan Bimbingan Teknis;
• Layanan Sosialisasi dan Asistensi;
• Layanan Dukungan Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan;
• Dukungan Personel;
• Dukungan Kesekretariatan;
• Pembinaan Sekretariat Data Tingkat
Daerah.

Table 1 Cakupan Peta Jalan Permasing-masing Bidang

Terhadap cakupan peta jalan untuk masing-masing bidang akan


diuraikan menjadi sasaran yang akan dicapai per masing-masing
bidang pertahun tahapan peta jalan sesuai dengan thema tahapan
sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Strategis

Halaman | 85
4.2. Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024

Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024 adalah Peta Jalan Satu
Data Indonesia yang menggambarkan Urutan Peta Jalan untuk Setiap
Bidang Fokus secara berurutan mulai dari Tahun 2022 hingga tahun
2024. Adapun Sasaran Peta Jalan 2021-2022 untuk masing-masing
bidang disajikan dalam table berikut ini

No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2024


1 Peta Jalan Regulasi • Terbitnya Peraturan Pelaksana di
setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah;
• Selarasnya Materi Peraturan
Pelaksana di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah;
• Patuhnya pada Peraturan Pelaksana
di setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah.
2 Peta Jalan Tata Kelola • Terbentuknya Kelembagaan Satu
Data Indonesia di setiap
Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Tersedianya Sumberdaya Manusia
ber-AKHLAK ber-Kompetensi ber-
Sertifikasi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah;
• Terlaksanannya Tata Kelola Data di
setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah;

Halaman | 86
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2024
• Tersusunnya Arsitektur Data
Nasional sebagai bagian dari EA
SPBE;
• Terkelolannya Forum Satu Data
Indonesia sebagai pusat layanan
Satu Data Indonesia;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Pelaksanaan secara
berkesinambungan;
• Terintegrasinya Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan dengan BPS,
BIG dan MenPANRB.
3 Peta Jalan Prinsip • Tersedianya Standar Data dan
Satu Data Metadata;
• Terbentuknya Katalog Data
Nasional;
• Terkelolanya Kode Referensi dan
Data Induk;
• Terpenuhinya Kualitas Data;
• Terpenuhinya Permintaan Data;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Terbangunnya Platform Portal Satu
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Tata Kelola;

Halaman | 87
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2024
• Terbangunnya Case Management;
• Terbangunnya Learning
Management;
• Terbangunnya Sistem Layanan Satu
Data;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data
• Terlaksananya Dukungan Teknis
Sistem Informasi.
;5 Peta Jalan • Terbangunnya Brand Awareness;
Komunikasi • Terbangunnya Budaya Data;
• Tersedianya Layanan Bimbingan
Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan
Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang
Akuntabel;
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan
Sekretariat Data Tingkat Daerah.
Table 2 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024

Halaman | 88
4.3. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2022

Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2022 adalah uraian sasaran


yang akan dicapai sesuai dengan thema pentahapan dalam rencana
strategis yang digambarkan sebagai langkah berkesinambungan
untuk mencapai Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024.

No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2022


1 Peta Jalan Regulasi
• Terbitnya Peraturan Pelaksana Perpres
39/2019 diseluruh Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah.
2 Peta Jalan Tata • Walidata telah ditetapkan di seluruh
Kelola Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Walidata Pendukung telah
ditetapkan di seluruh Pemerintah
Daerah;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Penyelenggaran.
3 Peta Jalan Prinsip • Terkumpulnya Daftar Data Seluruh
Satu Data Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Terinventarisasinya Kode Referensi
pada K/L/D;
• Terkelolanya Metadata pada Daftar
Data K/L/D yang terkumpul;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Terbangunnya Sistem Manajemen
Data (Basisdata);

Halaman | 89
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2022
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Tata Kelola (e-Governance SDI);
• Terbangunnya Case Management;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data
• Terbentuknya Rencana Kolaborasi /
Pembangunan Fasilitas Infrastruktur
Teknologi Informasi & Komunikasi
SDI.
5 Peta Jalan • Tersedianya Layanan Bimbingan
Komunikasi Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan
Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang
Akuntabel;
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan
Sekretariat Data Tingkat Daerah;
• Tersedianya Sumberdaya Manusia
ber-AKHLAK ber-Kompetensi ber-

Halaman | 90
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2022
Sertifikasi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah.
Table 3 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2022

4.4. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2023

Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2023 adalah uraian sasaran


yang akan dicapai sesuai dengan thema pentahapan dalam rencana
strategis yang digambarkan sebagai langkah berkesinambungan
untuk mencapai Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024.

No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2022-2023


1 Peta Jalan Regulasi
• Penyelarasan Peraturan Pelaksana
Perpres 39/2019 diseluruh Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah
2 Peta Jalan Tata • Tersedianya Sumberdaya Manusia
Kelola berkompetensi di setiap
Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Terlaksanannya Tata Kelola Data di
setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah;
• Tersusunnya Arsitektur Data
Nasional sebagai bagian dari EA
SPBE;
• Terkelolannya Forum Satu Data
Indonesia sebagai pusat layanan
Satu Data Indonesia;

Halaman | 91
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2022-2023
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Pelaksanaan secara
berkesinambungan;
• Terintegrasinya Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan dengan BPS,
BIG dan MenPANRB.
3 Peta Jalan Prinsip • Terkumpulnya Daftar Data Seluruh
Satu Data Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Terinventarisasinya Kode Referensi
pada K/L/D;
• Terkelolanya Metadata pada Daftar
Data K/L/D yang terkumpul;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Terbangunnya Sistem Manajemen
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Tata Kelola;
• Terbangunnya Case Management;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data;
• Terbangunnya Fasilitas
Infrastruktur; Teknologi Informasi &
Komunikasi SDI.

Halaman | 92
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2022-2023
5 Peta Jalan • Tersedianya Layanan Bimbingan
Komunikasi Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan
Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang
Akuntabel;
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan
Sekretariat Data Tingkat Daerah;
• Tersedianya Sumberdaya Manusia
ber-AKHLAK ber-Kompetensi ber-
Sertifikasi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah.

Table 4 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2022-2023

Halaman | 93
4.5. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2023-2024

Peta Jalan Satu Data Indonesia 2023-2024 adalah uraian sasaran


yang akan dicapai sesuai dengan thema pentahapan dalam rencana
strategis yang digambarkan sebagai langkah berkesinambungan
untuk mencapai Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024.

No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2023-2024


1 Peta Jalan Regulasi
• Penyelarasan Peraturan Pelaksana Perpres
39/2019 diseluruh Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah.
2 Peta Jalan Tata • Tersedianya Sumberdaya Manusia
Kelola berkompetensi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah;
• Terlaksanannya Tata Kelola Data di
setiap Kementerian /Lembaga
/Pemerintah Daerah;
• Tersusunnya Arsitektur Data Nasional
sebagai bagian dari EA SPBE;
• Terkelolanya Forum Satu Data
Indonesia sebagai pusat layanan Satu
Data Indonesia;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Pelaksanaan secara
berkesinambungan;
• Terintegrasinya Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan dengan BPS, BIG dan
MenPANRB.

Halaman | 94
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2023-2024
3 Peta Jalan Prinsip • Terkumpulnya Daftar Data Seluruh
Satu Data Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Terinventarisasinya Kode Referensi
pada K/L/D;
• Terkelolanya Metadata pada Daftar
Data K/L/D yang terkumpul;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Terbangunnya Sistem Manajemen
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen Tata
Kelola;
• Terbangunnya Case Management;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data;
• Terawat dan tertingkatkannya Fasilitas
Infrastruktur Teknologi Informasi &
Komunikasi SDI.
5 Peta Jalan • Tersedianya Layanan Bimbingan
Komunikasi Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang Akuntabel;

Halaman | 95
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2023-2024
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan Sekretariat
Data Tingkat Daerah;
• Tersedianya Sumberdaya Manusia ber-
AKHLAK ber-Kompetensi ber-
Sertifikasi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah.

Table 5 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2023-2024

Halaman | 96
V. PENUTUP

Dokumen Kajian Peta Jalan Satu Data Indonesia ini adalah


merupakan dokumen kajian yang akan dijadikan sebagai bahan
pembahasan dalam Sekretariat Satu Data Indonesia.

Dokumen Peta Jalan resmi adalah merupakan Rencana Peta Jalan


yang sudah dibahas dan disepakati dalam pembahasan internal di
Sekretariat Satu Data Indonesia dan telah dikaji ulang melalui sebuah
naskah akademik yang memberikan nilai intelektual pada naskah
Peta Jalan Satu Data Indonesia.

Halaman | 97

Anda mungkin juga menyukai