02-Kajian Peta Jalan Satu Data Indonesia-REV2
02-Kajian Peta Jalan Satu Data Indonesia-REV2
DAFTAR ISI
Contents
I. PENDAHULUAN ................................................................ 7
Halaman |2
2.3.5. Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Daerah .......... 55
Halaman |3
4.5. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2023-2024.................. 94
V. PENUTUP ................................................................... 97
Halaman |4
DAFTAR GAMBAR
Halaman |5
DAFTAR TABEL
Halaman |6
I. PENDAHULUAN
Halaman |7
Program Satu Data Indonesia (SDI) adalah merupakan sebuah
program yang memiliki arti yang sangat strategis dalam rangka
penerapan tata Kelola data bagi pemerintah. SDI hadir untuk
mempercepat proses perbaikan tata kelola data tersebut dengan
dibekali landasan regulasi salahsatunya Perpres 39/2019 tentang
Satu Data Indonesia, di mana di dalamnya terdapat Prinsip-prinsip
SDI yang harus dijalankan oleh seluruh Kementerian, Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
Halaman |8
mendapatkan konsultan yang mampu membantu tugas
kesekretariatan dalam rangka Penyusunan Peta Jalan Satu Data
Indonesia 2022-2024.
Halaman |9
2. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data
Indonesia;
3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2019 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik;
4. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan
Informasi Geospasial Nasional;
5. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 11 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis KemenPPN/Bappenas;
6. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 16 Tahun 2020
tentang Manajemen Data SPBE;
7. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 17 Tahun 2020
tentang Pengelolaan Portal Satu Data Indonesia;
8. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 18 Tahun 2020
tentang Tata Kerja Penyelenggaraan Satu Data Indonesia Tingkat
Pusat.
Halaman | 10
II. KERANGKA PIKIR SATU DATA
INDONESIA
Data saat ini telah menjadi kekayaan baru yang sangat berharga.
Pentingnya pengelolaan data, khususnya data pembangunan menjadi
salah satu perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah. Terkait
pengelolaan data di lingkup pemerintah, telah terbit Peraturan
Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Kebijakan mengenai Satu Data Indonesia tersebut dilatarbelakangi
oleh kebutuhan pemerintah atas data sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, serta pengendalian pembangunan di
Indonesia. Kebutuhan pemerintah atas data sebagai dasar
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan yang diamanatkan dalam kebijakan Satu Data
Indonesia merupakan terobosan penting untuk mewujudkan
perbaikan tata kelola data.
Halaman | 11
Perpres tersebut menjadi pondasi bagi pelaksanaan tata kelola data
di Instansi Pusat maupun Daerah untuk menghasilkan data yang
berkualitas. Kebijakan Satu Data Indonesia nantinya diharapkan
dapat memberikan acuan pelaksanaan dan pedoman bagi pemangku
kepentingan, mewujudkan ketersediaan data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah, mendorong
keterbukaan dan transparansi data, serta mendukung Sistem
Statistik Nasional (SSN).
Halaman | 12
Pengendalian Pembangunan (UKP4) di tahun 2014 namun Cetak Biru
Satu Data ini tidak sempat diterbitkan dalam sebuah peraturan
perundangan yang memiliki sifat mengingkat seluruh Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah. Barulah pada tahun 2019
diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu
Data Indonesia sebagai perwujudan dari inisiatif cetak biru Satu
Data.
Halaman | 13
2.3. Prinsip Satu Data Indonesia
2. Memiliki Metadata
Metadata memiliki struktur yang berbeda-beda tergantung
data yang akan dideskripsikan. Struktur dan format baku
metadata statistik diatur dalam Peraturan BPS Nomor 5 Tahun
2020 tentang Petunjuk Teknis Metadata Statistik. Metadata
statistik terbagi menjadi tiga yaitu metadata kegiatan,
metadata variabel, dan metadata indikator. Metadata kegiatan
statistik adalah sekumpulan atribut informasi yang
memberikan gambaran/dokumentasi dari penyelenggaraan
kegiatan statistic
Halaman | 14
3. Memenuhi Kaidah Interoperabilitas Data
Interoperabilitas data adalah kemampuan data untuk
dibagipakaikan antar sistem elektronik yang saling
berinteraksi. Agar dapat dibagipakaikan antar sistem
elektronik, data harus:
Halaman | 15
Kode referensi dan/atau data induk yang digunakan adalah
yang telah disepakati dalam Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat dengan memastikan:
Halaman | 16
2.3.1. Standar Data
Halaman | 17
dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Koheren, artinya pengembangan standar sejalan dengan
standar internasional untuk menjamin keterbandingan
data secara internasional.
6. Berdimensi pembangunan, artinya memperhatikan
kepentingan publik dan kepentingan nasional.
a. Konsep
Suatu konsep mempunyai berbagai dimensi atau aspek
yang merupakan karakteristik umum, dimana masing-
masing dimensi dapat digambarkan ke dalam satu atau
lebih indikator yang terukur; satu atau lebih indikator
dapat merefleksikan variabel, satu atau lebih variabel
menggambarkan dimensi, serta satu atau lebih dimensi
menggambarkan sebuah konsep. Konsep dapat
dituangkan ke dalam satu kata tunggal, gabungan
beberapa kata (frase) ataupun suatu kalimat lengkap.
Konsep adalah hal yang paling dasar dalam
penyelenggaraan kegiatan statistik. Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu
Data Indonesia mendefinisikan konsep sebagai ide yang
mendasari data dan tujuan data tersebut diproduksi.
Halaman | 18
b. Definisi
Konsep yang telah diidentifikasi kemudian didefinisikan.
Definisi merupakan penjelasan tentang data yang
memberi batas atau membedakan secara jelas arti dan
cakupan data tertentu dengan data yang lain. Definisi
yang standar merupakan hal yang sangat penting bagi
kegiatan statistik. Pendefinisian yang baik mampu
memastikan data yang terkumpul sesuai dengan tujuan
data yang ingin diperoleh serta memudahkan operasional
di lapangan.
c. Klasifikasi
Klasifikasi merupakan penggolongan data secara
sistematis ke dalam kelompok atau kategori berdasarkan
kriteria yang ditetapkan oleh pembina data statistik atau
dibakukan secara luas. Klasifikasi statistik terdiri dari
struktur yang konsisten dan saling berhubungan,
didasarkan pada konsep, definisi, prinsip, dan tata cara
pengklasifikasian yang telah disepakati secara
internasional dan /atau melalui forum resmi lainnya.
Klasifikasi statistik digunakan sebagai acuan standar dan
alat koordinasi, integrasi, sinkronisasi penyelenggaraan
statistik. Selain itu klasifikasi statistik juga menyediakan
kerangka kerja yang komprehensif, dalam format yang
didesain untuk penyelenggaraan statistik, serta
perencanaan dan evaluasi kebijakan.
d. Ukuran
Ukuran merupakan unit yang digunakan dalam
pengukuran jumlah, kadar, atau cakupan. Ukuran juga
Halaman | 19
erat kaitannya dengan bentuk data saat data disajikan
apakah dalam skala interval dan rasio, seperti frekuensi,
jumlah, persentase, rata-rata, dan lain sebagainya.
e. Satuan
Satuan merupakan besaran tertentu dalam data yang
digunakan sebagai standar untuk mengukur atau
menakar sebagai sebuah keseluruhan. Satuan dapat
digolongkan menjadi satuan baku yang disepakati secara
internasional seperti meter, gram, liter dan lain-lain,
ataupun satuan tidak baku yang bersifat lokal misalnya
jengkal, bata, ulas, yang dapat dikonversi ke dalam
satuan internasional.
Halaman | 20
3. Menghindari terjadinya multi standar penyelenggaraan
data rilis pemerintah melalui mekanisme harmonisasi
data antar instansi pemerintah, penentuan ownership
(kepemilikan) pada setiap rilis dataset, dan penetapan
kode referensi pada data.
Halaman | 21
3. Standar Data Keuangan
Standar Data Keuangan adalah standar yang mendasari
Data Keuangan, Penanggung Jawab Pengelolaan Standar
Data Keuangan adalah Kementerian Keuangan sebagai
Pembina Data Keuangan Negara. Standar data keuangan
saat ini mengacu kepada Pedoman Umum Standar
Akuntansi Pemerintahan (PuSAP) terkini dengan Bagan
Akun Standar sebagai standar format laporan keuangan
pemerintahan. Kementerian keuangan dan Kementerian
Dalam negeri tengah menyusun standar data keuangan
pemerintah daerah sebagai dasar dalam harmonisasi
pelaporan keuangan pemerintah daerah dan pemerintah
pusat.
Struktur yang baku dan format yang baku untuk Data yang berlaku
lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah ditetapkan oleh
Pembina Data tingkat pusat. Menteri atau kepala Instansi Pusat dapat
menetapkan struktur yang baku dan format yang baku untuk Data
yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi
sesuai dengan tugas dan fungsinya, sepanjang ditetapkan
Halaman | 22
berdasarkan struktur yang baku dan format yang baku yang telah
ditetapkan oleh Pembina Data tingkat pusat.
2.3.2. Metadata
Halaman | 23
sebagaimana dimaksud merujuk pada bagian informasi tentang Data
yang harus dicakup dalam Metadata. Format yang baku merujuk
pada spesifikasi atau standar teknis dari Metadata.
Struktur yang baku dan format yang baku untuk Metadata yang
berlaku lintas Instansi Pusat dan/atau Instansi Daerah ditetapkan
oleh Pembina Data tingkat pusat. Menteri atau kepala Instansi Pusat
dapat menetapkan struktur yang baku dan format yang baku untuk
Data yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
instansi sesuai dengan tugas dan fungsinya, sepanjang ditetapkan
berdasarkan struktur yang baku dan format yang baku yang telah
ditetapkan oleh Pembina Data tingkat pusat.
1. Pembina data
Metadata dapat menjadi alat bagi pengukururan tingkat
kematangan penyelenggaraan statistik. Dengan adanya
ukuran tersebut, pembina data dapat menentukan
program pembinaan statistik yang tepat sasaran sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
2. Produsen data
Metadata dapat menghindari duplikasi kegiatan,
meningkatkan efisiensi anggaran, serta peningkatan nilai
organisasi karena tatakelola informasi yang baik.
3. Walidata
Metadata dapat memudahkan memahami dan pengelolaan
data dan informasi sebagai investasi organisasi,
Halaman | 24
dokumentasi tahapan pengolahan data, pengendalian
mutu, definisi, penggunaan data, keterbatasan, dan
sebagainya. Metadata juga dapat mencegah kesalahan
dalam penyampaian data.
4. Pengguna data
Metadata dapat memudahkan memahami data serta
mempermudah penggunaan dan interpretasi data
1. Metadata Statistik
Metadata Statistik adalah standar yang mendasari
metadata Statistik, Penanggung Jawab Pengelolaan
metdata Statistik adalah Badan Pusat Statistik sebagai
Pembina Data Statistik. Saat ini regulasi Standar Data
Statistik merujuk kepada Perban (BPS) No.5/2020 tentang
Metadata Statistik. BPS juga memiliki layanan SIRUSA
pada laman web BPS yang akan membantu para walidata
sebagai acuan dalam penyusunan metadata statistic
2. Metadata Geospasial
Metadata Spasial adalah standar yang mendasari
metadata Spasial, Penanggung Jawab Pengelolaan
metadata Spasial adalah Badan Informasi Geospasial
sebagai Pembina Data Spasial. Saat ini Standar Data
Spasial merujuk kepada Standar Nasional Indonesia SNI
ISO 19115:2012 sebagai panduan standar data Spasial.
BIG juga memiliki dukungan layanan bimbingan teknis dan
Katalog Unsur Geospasial Indonesia (KUGI) sebagai
Halaman | 25
sarana alat bantu dalam penerapan standar data dan
metadata spasial.
3. Metadata Keuangan
Metadata Keuangan adalah standar yang mendasari
metadata Keuangan, Penanggung Jawab Pengelolaan
metadata Data Keuangan adalah Kementerian Keuangan
sebagai Pembina Data Keuangan Negara. Saat ini
metadata keuangan negara masih dalam proses
penyusunan dan koordinasi dengan kemendagri dalam
penyusunan metadata keuangan pemerintah daerah.
2.3.3. Interoperabilitas
Halaman | 26
Ketentuan lebih lanjut mengenai Interoperabilitas Data diatur dengan
Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang komunikasi dan informatika. Saat ini Kementerian Komunikasi
dan Informatika tengah menyusun peraturan menteri kominfo
mengenai interoperbilitas data.
Halaman | 27
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat menyampaikan hasil
pembahasan kepada Pembina Data untuk ditetapkan. Dewan
Pengarah menetapkan Kode Referensi dan/atau Data Induk serta
Instansi Pusat yang unit kerjanya menjadi Walidata atas Kode
Referensi dan/atau Data Induk dalam hal:
Halaman | 28
3. Kode ini juga menjadi kode referensi yang mengaitkan
sebuah entitas dengan atribut-atribut data yang menjadi
pelengkap informasi mengenai keadaan sebuah entitas
4. Pembina Data Kode Referensi adalah :
Halaman | 29
Pengertian Dasar Klasifikasi Statistik
Halaman | 30
dan direkomendasikan sebagai acuan dalam penyiapan
klasifikasi. Klasifikasi rujukan mungkin digunakan
sebagai model untuk mengembangkan atau merevisi
klasifikasi lainnya, baik berkaitan dengan strukturnya
maupun karakter serta definisi kategorinya.
2. Klasifikasi Turunan, merupakan klasifikasi yang
disusun didasarkan pada klasifikasi rujukan. Klasifikasi
turunan mungkin dipersiapkan dengam mengadopsi
struktur dan kategori dari klasifikasi rujukan, dan
mungkin disediakan rincian tambahan disamping yang
disediakan oleh klasifikasi rujukan, atau mungkin
disiapkan dengan menyusun ulang atau mengagregasi
rincian dari satu atau lebih klasifikasi rujukan. Klasifikasi
turunan sering disesuaikan untuk digunakan pada
tingkatan nasional atau multinasional.
3. Klasifikasi Relasi, merupakan klasifikasi yang disusun
dengan sebagian merujuk pada klasifikasi referensinya
atau yang hanya pada tingkatan tertentu dihubungkan
dengan struktur klasifikasi referensinya
Pembina Data Statistik dalam hal ini Badan Pusat Statistik adalah
pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan klasifikasi statistik
dan berkerja sama dengan instansi terkait dalam rangka pengelolaan
klasifikasi statistik. Peran BPS selaku penanggung jawab dan
pengelola klasifikasi statistik dituangkan dalam Undang – Undang
Statistik.
Halaman | 31
Klasifikasi Statistik disajikan dalam bentuk kode, Kode dalam
Klasifikasi Statistik menjadi salah satu kode referensi dalam Standar
Data Statistik.
Saat ini terdapat beberapa Klasifikasi yang telah ditetapkan oleh BPS
yaitu:
Halaman | 32
Halaman | 33
2.4. Penyelenggara Satu Data Indonesia
Halaman | 34
Adapun instansi selaku penyelenggara Satu Data Indonesia juga
dikelompokkan menjadi dua kelompok yang saling terhubung yaitu :
Halaman | 35
mempertimbangkan kaidah tata kelola pemerintahan yang baik.
Komunikasi dan koordinasi antar Forum Satu Data Instansi Pusat
atau daerah difasilitasi oleh Sekretariat Satu Data tingkat pusat
dengan mempertimbangkan kaidah tata kelola pemerintahan yang
baik.
1. Dewan Pengarah;
2. Pembina Data tingkat pusat;
3. Walidata tingkat pusat; dan
4. Produsen Data tingkat pusat.
Halaman | 36
pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara,
kesekretariatan lembaga nonstruktural, dan lembaga pemerintah
lainnya:
1. Dewan Pengarah
Dewan Pengarah adalah sebuah forum terbatas pada
tingkat kementerian yang bertugas memberikan arahan
pelaksanaan Satu Data Indonesia. Dewan Pengarah
dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden.
Halaman | 37
6. Kepala Badan yang melaksanakan tugas
Pemerintahan Di Bidang Informasi Geospasial.
Halaman | 38
Dalam melaksanakan tugas mengoordinasikan dan
menetapkan kebijakan Satu Data Indonesia, Dewan
Pengarah menyelenggarakan fungsi:
Halaman | 39
a. Pengoordinasian pelaksanaan Satu Data Indonesia
pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah;
b. Pengoordinasian penyusunan peraturan Menteri,
peraturan lembaga atau peraturan badan sesuai
dengan kewenangan anggota Dewan Pengarah
mengenai implementasi Satu Data Indonesia
tingkat daerah; dan
c. Pemberian arahan untuk penyelenggaraan Forum
Satu Data Indonesia tingkat pusat guna
berkoordinasi dengan Pembina Data dan Walidata
dari masing-masing Instansi Pusat dan Instansi
Daerah.
Halaman | 40
Dalam melaksanakan tugas memberikan penyelesaian
permasalahan dan hambatan pelaksanaan Satu Data
Indonesia, Dewan Pengarah menyelenggarakan fungsi:
Halaman | 41
a. menetapkan Standar Data yang berlaku lintas Instansi
Pusat dan/atau Instansi Daerah;
b. menetapkan struktur yang baku dan format yang baku
dari Metadata yang berlaku lintas Instansi Pusat
dan/atau Instansi Daerah;
c. memberikan rekomendasi dalam proses perencanaan
pengumpulan Data;
d. melakukan pemeriksaan ulang terhadap Data
Prioritas; dan
e. melakukan pembinaan penyelenggaraan Satu Data
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Halaman | 42
Untuk Data lainnya, penetapan Pembina Data untuk suatu Data
lainnya dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
Halaman | 43
Setiap Instansi Pusat hanya memiliki 1 (satu) unit
kerja yang melaksanakan tugas Walidata. Ketentuan
lebih lanjut mengenai penugasan unit kerja yang
melaksanakan tugas Walidata dan tata kerja Walidata
diatur dalam Peraturan Menteri, Peraturan Lembaga,
Peraturan Badan, atau peraturan kepala Instansi
Pusat lainnya.
Halaman | 44
b. Menyampaikan usulan pembatasan akses Data
kepada Forum Satu Data tingkat pusat bersama
Walidata tingkat pusat
Halaman | 45
5. Calon Pembina Data lainnya;
6. Pembatasan akses Data tertentu; dan
7. Penyelesaian permasalahan dan hambatan
• Arsitektur SPBE;
• Kesepakatan Forum Satu Data Indonesia
tingkat pusat; dan/atau
• Rekomendasi Pembina Data.
Halaman | 46
1. Mendukung prioritas pembangunan dan
prioritas Presiden dalam rencana pembangunan
jangka menengah nasional dan/atau rencana
kerja pemerintah; dan
2. Mendukung pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan; dan/atau
3. Memenuhi kebutuhan mendesak atau sesuai
dengan arahan Presiden.
4. Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat menyampaikan daftar Data Prioritas
kepada Dewan Pengarah.
Halaman | 47
Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat menyampaikan hasil kesepakatan rencana
aksi Satu Data Indonesia kepada Menteri.
Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat
pusat memantau pencapaian rencana aksi Satu
Data Indonesia untuk dilaporkan kepada Dewan
Pengarah paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun. Koordinator Forum Satu Data Indonesia
tingkat pusat mengusulkan pemberian insentif dan
disinsentif pencapaian rencana aksi Satu Data
Indonesia kepada Dewan Pengarah.
Halaman | 48
Indonesia tidak mencapai kesepakatan mengenai
Kode Referensi dan/atau Data Induk, Koordinator
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
menyampaikan hasil pembahasan kepada Dewan
Pengarah untuk dimintakan penetapan.
Halaman | 49
Pembatasan akses Data tertentu, dilaksanakan
berdasarkan usulan dari Produsen Data dan
Walidata. Pembatasan akses Data tertentu
dilaksanakan dengan mempertimbangkan
ketentuan perundang-undangan. Koordinator
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
menyampaikan hasil pembahasan mengenai
pembatasan akses Data kepada Dewan Pengarah.
Menteri menetapkan Data yang dibatasi aksesnya.
Halaman | 50
pembahasan yang bersifat tematik paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun melalui pemberitahuan tertulis kepada Koordinator
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat. Dukungan pelaksanaan
teknis penyelenggaraan Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat
Sekretariat. Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat dapat
menyertakan:
Halaman | 51
implementasi prinsip Satu Data Indonesia di dalam Forum
Satu Data Indonesia tingkat pusat;
c. Ketersediaan data sesuai dengan daftar Data dan Data
Prioritas yang sudah ditentukan;
d. Memastikan kelengkapan data sesuai dengan daftar Data
dan Data prioritas yang sudah ditentukan;
e. Mendukung kesiapan arsitektur dan informasi SPBE;
f. Memantau penyelenggaraan Satu Data Indonesia oleh
Walidata Instansi Pusat dan Instansi Daerah;
g. Pengusulan pemberian insentif dan disinsentif terhadap
penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat pusat dan
tingkat daerah; dan
h. Menyusun laporan pelaksanaan tugas paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun kepada Forum Satu Data
Indonesia tingkat pusat.
Komposisi bidang kelompok kerja diisi oleh pejabat yang berasal dari:
Halaman | 52
a. Instansi Pusat anggota Dewan Pengarah;
b. Pembina Data tingkat pusat; dan/atau
c. Instansi Pusat lainnya yang tidak bukan anggota Dewan
Pengarah atau Pembina Data tingkat pusat yang diangkat
oleh Koordinator Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat.
1. Koordinator;
2. Wakil Koordinator;
3. Sekretaris; dan
4. Perangkat lainnya.
Halaman | 53
b. Melakukan pengawasan tugas dan fungsi Sekretariat Satu Data
Indonesia tingkat pusat.
Wakil koordinator merupakan pejabat tinggi madya atau pejabat
tinggi pratama yang mempunyai tugas membantu Koordinator dalam
mengkoordinasikan Sekretariat.
Halaman | 54
1. Tugas dan fungsi Sekretariat yang berkaitan dengan
kewenangan dan/atau melibatkan unit kerja tertentu di
lingkungan Kementerian, dilaksanakan dengan koordinasi atau
korespondensi tertulis dari Sekretariat kepada unit kerja
terkait.
2. Sekretariat dapat memberikan dukungan terkait
penyelenggaraan Satu Data Indonesia kepada unit tertentu
pada Kementerian dan/atau Instansi Pusat dan Instansi daerah
dengan didahului pemberitahuan tertulis.
3. Koordinator Sektretariat dapat mengambil kebijakan dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, dengan
mengutamakan prinsip koordinasi dan sinergi dengan
penyelenggara Satu Data Indonesia tingkat Pusat.
4. Pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi unsur-unsur Dewan
Pengarah Satu Data Indonesia, Forum Satu Data Indonesia dan
Sekretariat dilaksanakan secara berjenjang.
Halaman | 55
2. Walidata tingkat daerah;
3. Walidata pendukung; dan
4. Produsen Data tingkat daerah
Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Daerah adalah
merupakan bagian utuh dari penyelenggaraan Satu Data Indonesia
sesuai PerPres No.39/2019 dan setiap Pemerintah Daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten dan Kota adalah bagian dari ekosistem
Satu Data Indonesia secara nasional
Halaman | 56
a. Memeriksa kesesuaian Data yang disampaikan oleh
Produsen Data tingkat daerah sesuai dengan prinsip Satu
Data Indonesia;
b. Menyebarluaskan Data dan Metadata di portal Satu Data
Indonesia; dan
c. Membantu Pembina Data tingkat daerah dalam membina
Produsen Data tingkat daerah.
Halaman | 57
Ketentuan lebih lanjut mengenai Produsen Data tingkat
daerah diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.
Halaman | 58
tugas pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
daerah kabupaten/kota.
Halaman | 59
tingkat daerah terdiri atas Sekretariat Satu Data Indonesia
tingkat provinsi dan Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat
kabupaten/kota. Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat
daerah mempunyai tugas:
Halaman | 60
2.5. Penyelenggaraan Satu Data Indonesia
Halaman | 61
konsep Generic Statistical Business Process Model (GSBPM) yang
diadopsi dengan penyesuaian sebagai Proses Bisnis Satu Data
Indonesia dapat dijelaskan urutan Proses Bisnis Satu Data Indonesia
sebagai berikut:
a. Perencanaan Data;
b. Pengumpulan Data;
c. Pemeriksaan Data; dan
d. Penyebarluasan Data.
Gambar. 3, Uraian Proses Satu Data Indonesia sesuai GSBPM (Sumber: Presentasi
Sosialisasi SDI)
Halaman | 62
2.3.6. Perencanaan Data
Halaman | 63
Daftar Data yang akan dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar
dalam perencanaan dan penganggaran bagi Instansi Pusat dan
Instansi Daerah.
Halaman | 64
c. Kegiatan terkait pengumpulan data;
d. Kegiatan terkait pemeriksaan data;
e. Kegiatan terkait penyebarluasan data; dan/atau
f. Kegiatan lain yang mendukung tercapainya data yang sesuai
dengan prinsip satu data indonesia.
Data Prioritas dan rencana aksi Satu Data Indonesia ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional. Penetapan Data Prioritas dan
rencana aksi Satu Data Indonesia untuk tahun berjalan paling lambat
ditetapkan pada bulan pertama tahun tersebut.
Halaman | 65
Pencapaian rencana aksi Satu Data Indonesia dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan pemberian insentif dan disinsentif
kepada Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai
insentif dan disinsentif diatur dalam Peraturan Menteri atau Peraturan
Badan, sesuai dengan kewenangan selaku anggota Dewan Pengarah.
a. Standar data;
b. Daftar data yang telah ditentukan dalam forum satu data
indoncsia; dan
c. Jadwal pemutakhiran data atau rilis data.
Data yang dikumpulkan oleh Produsen Data disertai dengan
Metadata. Data yang telah dikumpulkan oleh Produsen Data
disampaikan kepada Walidata.
Halaman | 66
Produsen Data memperbaiki Data sesuai hasil pemeriksaan. Data
Prioritas yang dihasilkan oleh Produsen Data diperiksa kesesuaiannya
dengan prinsip Satu Data Indonesia oleh Walidata. Hasil pemeriksaan
Data Prioritas, diperiksa kembali oleh Pembina Data. Dalam hal Data
Prioritas yang disampaikan oleh Produsen Data belum sesuai dengan
prinsip Satu Data Indonesia, Pembina Data mengembalikan Data
tersebut kepada Walidata. Walidata menyampaikan hasil
pemeriksaan Pembina Data kepada Produsen Data. Produsen Data
memperbaiki Data sesuai hasil pemeriksaan
a. Kode Referensi;
b. Data Induk;
c. Data;
d. Metadata;
e. Data Prioritas; dan
f. jadwal rilis dan/atau pemutakhiran Data.
Halaman | 67
pembangunan nasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai Portal Satu
Data Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional. Instansi Pusat dan Instansi Daerah
menyediakan akses Data kepada Pengguna Data.
Halaman | 68
III. RENCANA STRATEGIS SATU DATA
INDONESIA
Adapun pilar tujuan strategis yang ingin dicapai dalam kegiatan ini
adalah:
Halaman | 69
3. Terwujudnya keterbukaan dan transparansi Data sehingga
tercipta perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan
yang berbasis pada Data; dan
4. Terwujudnya sistem statistik nasional yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Adapun Misi Satu Data Indonesia adalah penjabaran Visi dan Cita-
Cita Satu Data Indonesia untuk menjadi langkah-langkah praktis
yang dapat dijalankan dan menjadi acuan dalam menentukan
langkah-langkah pencapaian cita-cita Satu Data Indonesia sesuai Visi
Satu Data Indonesia.
Misi Satu Data Indonesia sebagai langkah pencapaian Visi Satu Data
adalah:
Halaman | 70
3. Menerapkan prinsip-prinsip Satu Data dan mengembangkannya
sesuai dengan karakteristik proses dan kebutuhan data dalam
pembangunan
4. Menyediakan dan mengelola Portal Satu Data Indonesia sebagai
platform kolaborasi penyelenggaraan Satu Data dan pusat
interoperabilitas data bagi penyelenggara Satu Data dan
pengguna Data
5. Menerapkan manajemen akses, penyebarluasan, dan
pembagipakaian data yang mudah, aman, proporsional, dan
sesuai dengan kepentingan pembangunan
6. Memperkuat kapasitas organisasi dan sumber daya manusia
penyelenggara Satu Data serta meningkatkan literasi publik
mengenai data pemerintah
7. Mendorong skema dan praktik pemanfaatan data dalam
mendukung kebijakan dan pembangunan
Halaman | 71
Satu Data Indonesia, dengan menghilangkan ego sectoral dan
kendala birokrasi, termasuk dalam sasaran ini adalah
pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai aparatur yang
melaksanakan tugas layanan dalam organisasi penyelenggara
Satu Data Indonesia
3. Ruang Lingkup Standar, yaitu standarisasi atas data dan
metadata yang menjadi acuan dari setiap data. Termasuk
dalam sasaran ini adalah Standar dari Data dan Metadata yang
bersifat baku, Penetapan Kode Referensi dan Klasifikasi serta
Data Referensi dan Data Induk.
4. Ruang Lingkup Teknologi, yaitu, interoperabilitas dari sisi
teknologi dengan menghilangkan hambatan teknologi yang
bersifat tertutup dan mendorong pemanfaatan teknologi yang
terbuka baik secara desain, teknologi, format data maupun hak
cipta. Termasuk dalam sasaran ini adalah perkuatan platform
Satu Data Indonesia dalam memberikan fungsi layanan Satu
Data; dan
5. Ruang Lingkup Sumberdaya Manusia, yaitu, pengembangan
kompetensi dan ketersediaan sumberdaya manusia baik
dipusat maupun daerah untuk mengemban tugas pengelolaan
dan penyediaan layanan Satu Data Indonesia.
Tujuan strategis yang ingin dicapai dari Visi dan Misi Satu Data
Indonesia Kembali kepada Tujuan Penerapan Satu Data sesuai
Perpres no. 39 tahun 2019 uang juga menjadi dasar filsafat Visi dan
Misi Satu Data Indonesia, tujuan tersebut adalah:
Halaman | 72
1. Tersedianya acuan pelaksanaan dan pedoman bagi Instansi
Pusat dan instansi Daerah dalam rangka penyelenggaraan tata
kelola Data untuk mendukung perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengendalian pembangunan;
2. Terwujudnya ketersediaan Data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses
dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah
sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan;
3. Terwujudnya keterbukaan dan transparansi Data sehingga
tercipta perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan
yang berbasis pada Data; dan
4. Terwujudnya sistem statistik nasional yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Halaman | 73
3.2. Rencana Pentahapan Penerapan Satu Data Indonesia
Halaman | 74
landasan tata Kelola big data pemerintah dan penerapan Artificial
Intelligence dalam mendukung peran SDI
Halaman | 75
Gambar. 4 Tahapan Penerapan Satu Data Indonesia
Halaman | 76
3.3. Kondisi Saat ini dan Harapan Pencapaian
Halaman | 77
• Kurangnya kesadaran dan inisiatif dari tingkat pimpinan
(Data Awareness Leadership) yang mendorong
kesadaran akan data yang berkualitas;
• Kurangnya Regulasi yang diterbitkan dalam mendukung
harmonisasi dan penyatuan data dalam rangka
mendorong pemanfaatan data melalui upaya bagipakai
(Shareable).
• Adanya ego sectoral diantara instansi di pusat dan
daerah yang seringkali dilandasi oleh tidak adanya
kepercayaan akan keamanan data, tujuan pemanfaatan
data dan tanggung jawab atas ketersebaran data itu
sendiri.
Halaman | 78
• Terbangunnya Budaya kesadaran akan data (Data
Awareness Culture) di setiap aparatur dan organisasi
pemerintah bahkan di masyarakat;
• Meningkatnya kesadaran dan inisiatif dari tingkat
pimpinan (Data Awareness Leadership) yang mendorong
kesadaran akan data yang berkualitas;
• Tersedianya Regulasi yang diterbitkan dalam mendukung
harmonisasi dan penyatuan data dalam rangka
mendorong pemanfaatan data melalui upaya bagipakai
(Shareable).
• Dapat dihilangkannya ego sectoral diantara instansi di
pusat dan daerah dan berganti dengan semangat
kolaborasi antar instansi pemerintah baik ditingkat pusat
maupun daerah.
Halaman | 79
IV. PETA JALAN SATU DATA INDONESIA
Halaman | 80
Gambar. 5 Uraian Pentahapan Sesuai Kajian Rencana Strategis
Halaman | 81
Peta Jalan sebagaimana dimaksud juga menjadi acuan dalam
penyusunan rencana aksi untuk setiap tahapannya, meskipun masih
dimungkinkan untuk terjadinya perubahan sebagai deviasi dari
tahapan sebagaimana dijelaskan dalam peta jalan sebagai upaya
mengakomodir dinamika perkembangan implementasi Satu Data
Indonesia selama tidak mengakibatkan perubahan signifikan pada
arah pencapaian sasaran strategis dan bidang focus Peta Jalan Satu
Data Indonesia.
Peta Jalan Satu Data Indonesia akan terbagi menjadi 6 bidang focus
sebagai pelaksanaan focus arah pencapaian sasaran strategis Satu
Data Indonesia dan akan terdiri dari :
Halaman | 82
5 Sasaran Strategis Sumberdaya Peta Jalan Tata Kelola (Peta
Manusia Jalan Sumberdaya Manusia
berbasis Kompetensi &
Sertifikasi )
Peta Jalan Pendukung Pencapaian Sasaran Strategis
Peta Jalan Peta Jalan
Komunikasi Berkarakter
Peta Jalan Peta Jalan
Kesekretariatan
Adapun uraian atas cakupan bidang focus Peta Jalan Satu Data
Indonesia disajikan dalam table berikut ini:
Halaman | 83
No Bidang Fokus Cakupan Peta Jalan
• Penerapan Tata Kelola Data
Nasional;
• Penyusunan Arsitektur Data
Nasional;
• Manajemen Forum Satu Data;
• Penyusunan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan;
• Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan.
3 Peta Jalan Prinsip • Penetapan Standar Data dan
Satu Data Metadata;
• Pembentukan Katalog Data
Nasional;
• Penetapan Kode Referensi dan Data
Induk;
• Pemenuhan Kualitas Data;
• Pemenuhan Permintaan Data;
• Penyusunan Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Pembangunan Platform Portal Satu
Data;
• Pembangunan Sistem Manajemen
Data;
• Pembangunan Sistem Manajemen
Tata Kelola;
• Pembangunan Case Management;
• Pembangunan Learning
Management;
Halaman | 84
No Bidang Fokus Cakupan Peta Jalan
• Pembangunan Sistem Layanan Satu
Data;
• Penyusunan Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Dukungan Integrasi Data;
• Dukungan Teknis Sistem Informasi.
5 Peta Jalan • Pengembangan Brand Awareness;
Komunikasi • Pembangunan Budaya Data ;
• Pembangunan ASN Berkarakter
AKHLAK;
• Layanan Bimbingan Teknis;
• Layanan Sosialisasi dan Asistensi;
• Layanan Dukungan Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan;
• Dukungan Personel;
• Dukungan Kesekretariatan;
• Pembinaan Sekretariat Data Tingkat
Daerah.
Halaman | 85
4.2. Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024
Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024 adalah Peta Jalan Satu
Data Indonesia yang menggambarkan Urutan Peta Jalan untuk Setiap
Bidang Fokus secara berurutan mulai dari Tahun 2022 hingga tahun
2024. Adapun Sasaran Peta Jalan 2021-2022 untuk masing-masing
bidang disajikan dalam table berikut ini
Halaman | 86
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2024
• Tersusunnya Arsitektur Data
Nasional sebagai bagian dari EA
SPBE;
• Terkelolannya Forum Satu Data
Indonesia sebagai pusat layanan
Satu Data Indonesia;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Pelaksanaan secara
berkesinambungan;
• Terintegrasinya Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan dengan BPS,
BIG dan MenPANRB.
3 Peta Jalan Prinsip • Tersedianya Standar Data dan
Satu Data Metadata;
• Terbentuknya Katalog Data
Nasional;
• Terkelolanya Kode Referensi dan
Data Induk;
• Terpenuhinya Kualitas Data;
• Terpenuhinya Permintaan Data;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Terbangunnya Platform Portal Satu
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Tata Kelola;
Halaman | 87
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2024
• Terbangunnya Case Management;
• Terbangunnya Learning
Management;
• Terbangunnya Sistem Layanan Satu
Data;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data
• Terlaksananya Dukungan Teknis
Sistem Informasi.
;5 Peta Jalan • Terbangunnya Brand Awareness;
Komunikasi • Terbangunnya Budaya Data;
• Tersedianya Layanan Bimbingan
Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan
Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang
Akuntabel;
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan
Sekretariat Data Tingkat Daerah.
Table 2 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2024
Halaman | 88
4.3. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2022
Halaman | 89
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2022
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Tata Kelola (e-Governance SDI);
• Terbangunnya Case Management;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data
• Terbentuknya Rencana Kolaborasi /
Pembangunan Fasilitas Infrastruktur
Teknologi Informasi & Komunikasi
SDI.
5 Peta Jalan • Tersedianya Layanan Bimbingan
Komunikasi Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan
Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang
Akuntabel;
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan
Sekretariat Data Tingkat Daerah;
• Tersedianya Sumberdaya Manusia
ber-AKHLAK ber-Kompetensi ber-
Halaman | 90
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2021-2022
Sertifikasi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah.
Table 3 Sasaran Peta Jalan Satu Data Indonesia 2021-2022
Halaman | 91
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2022-2023
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Pelaksanaan secara
berkesinambungan;
• Terintegrasinya Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan dengan BPS,
BIG dan MenPANRB.
3 Peta Jalan Prinsip • Terkumpulnya Daftar Data Seluruh
Satu Data Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Terinventarisasinya Kode Referensi
pada K/L/D;
• Terkelolanya Metadata pada Daftar
Data K/L/D yang terkumpul;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Terbangunnya Sistem Manajemen
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen
Tata Kelola;
• Terbangunnya Case Management;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data;
• Terbangunnya Fasilitas
Infrastruktur; Teknologi Informasi &
Komunikasi SDI.
Halaman | 92
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2022-2023
5 Peta Jalan • Tersedianya Layanan Bimbingan
Komunikasi Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan
Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang
Akuntabel;
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan
Sekretariat Data Tingkat Daerah;
• Tersedianya Sumberdaya Manusia
ber-AKHLAK ber-Kompetensi ber-
Sertifikasi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah.
Halaman | 93
4.5. Uraian Peta Jalan Satu Data Indonesia 2023-2024
Halaman | 94
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2023-2024
3 Peta Jalan Prinsip • Terkumpulnya Daftar Data Seluruh
Satu Data Kementerian /Lembaga /Pemerintah
Daerah;
• Terinventarisasinya Kode Referensi
pada K/L/D;
• Terkelolanya Metadata pada Daftar
Data K/L/D yang terkumpul;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Perencanaan Data.
4 Peta Jalan Teknologi • Terbangunnya Sistem Manajemen
Data;
• Terbangunnya Sistem Manajemen Tata
Kelola;
• Terbangunnya Case Management;
• Tersusunnya Petunjuk Teknis
Teknologi;
• Terlaksananya Dukungan Integrasi
Data;
• Terawat dan tertingkatkannya Fasilitas
Infrastruktur Teknologi Informasi &
Komunikasi SDI.
5 Peta Jalan • Tersedianya Layanan Bimbingan
Komunikasi Teknis;
• Tersedianya Layanan Sosialisasi dan
Asistensi;
• Tersedianya Layanan Dukungan Teknis.
6 Peta Jalan • Dukungan Administrasi yang handal;
Kesekretariatan • Dukungan Keuangan yang Akuntabel;
Halaman | 95
No Bidang Fokus Sasaran Peta Jalan 2023-2024
• Dukungan Personel yang
berkompetensi;
• Dukungan Kesekretariatan yang
handal;
• Terlaksananya Pembinaan Sekretariat
Data Tingkat Daerah;
• Tersedianya Sumberdaya Manusia ber-
AKHLAK ber-Kompetensi ber-
Sertifikasi di setiap Kementerian
/Lembaga /Pemerintah Daerah.
Halaman | 96
V. PENUTUP
Halaman | 97