Anda di halaman 1dari 51

1 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA

DAFTAR ISI

Contents

PENDAHULUAN ...................................................................................................................................5

Latar Belakang ..................................................................................................................................5

Maksud dan Tujuan ........................................................................................................................7

Sasaran Kegiatan .............................................................................................................................7

Dasar Hukum ....................................................................................................................................8

LANDASAN RENCANA STRATEGIS .................................................................................................9

Kondisi Umum ..................................................................................................................................9

Potensi dan Permasalahan ..........................................................................................................12

Potensi Internal Satu Data Indonesia ...................................................................................12

Potensi Ekternal Satu Data Indonesia ...................................................................................15

Permasalahan Satu Data Indonesia ......................................................................................16

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SATU DATA INDONESIA ................................................19

Visi Satu Data Indonesia ..............................................................................................................19

Misi Satu Data Indonesia .............................................................................................................20

Tujuan Satu Data Indonesia ........................................................................................................22

Sasaran Satu Data Indonesia ......................................................................................................23

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................................................................................33

Arah Kebijakan Satu Data Indonesia .........................................................................................33

2 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Strategi Penerapan Satu Data Indonesia .................................................................................36

KERANGKA PIKIR DAN PENTAHAPAN .........................................................................................41

Kerangka Pikir Satu Data Indonesia ..........................................................................................41

Kerangka Pikir Manajemen Data ...............................................................................................42

Tahapan Penerapan 2021-2024 .................................................................................................49

PENUTUP .............................................................................................................................................51

3 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar. 1 Tata Kelola Interoperabilitas sesuai EIF (sumber: EIF Brochure) ........................26

Gambar. 2 Tata Kelola Pelayanan Publik Yang Terintegrasi (sumber: EIF Brochure) .........29

Gambar. 3. Model Konseptual EIF (sumber: EIF Brochure) ......................................................31

Gambar. 4 Penerapan Konsep EIF dalam kelembagaan SDI ...................................................32

Gambar. 5 Kerangka Pikir Penerapan Satu Data Indonesia ....................................................41

Gambar. 6 Urutan Tahapan Penyusunan Program Kerja .........................................................42

Gambar. 7 Pilar Tata Kelola sesuai DAMABOK Versi 2 (sumber:DAMABOK V2) ................44

Gambar. 8 Penerapan Elemen Pengaruh DAMABOK Versi 2 di dalam Tata Kelola SDI ...46

Gambar. 9 Kaitan antara Prinsip SDI dengan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2 ........47

Gambar. 10 Penerapan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2 dalam Tata Kelola SDI .....48

Gambar. 11 Tahapan Penerapan Satu Data Indonesia .............................................................50

4 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Satu Data Indonesia (SDI) merupakan kebijakan Tata Kelola Data Pemerintah
yang bertujuan untuk mendukung ketersediaan data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses dan dibagi
pakaikan antar Instansi Pemerintah demi mendukung perencanaan, pemantauan,
dan evaluasi pembangunan. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden
no. 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dan diharapkan dapat
memperbaiki tata kelola data yang menguatkan Sistem Statistik Nasional, Sistem
Informasi Geospasial, serta Sistem Keuangan Negara untuk sesuai dengan
amanat UU Nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik, UU Nomor 4 tahun 2011
tentang Informasi Geospasial, UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Dalam implementasinya, kebijakan Satu Data Indonesia melibatkan peran
Kementerian, Lembaga, dan Instansi dari Pusat hingga Daerah.

Mandat Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
mensyaratkan bahwa data harus memiliki empat prinsip utama yaitu (1) Standar
Data, (2) Metadata, (3) Interoperabilitas, dan (4) Kode Referensi / Data Induk.
Perpres 39/2019 telah mengatur bahwa ada 3 (tiga) Pembina Data yaitu Pembina
Data Statistik, Pembina Data Geospasial, dan Pembina Data Keuangan Negara.
Masing – masing Pembina Data bertanggungjawab untuk membuat format
Standar Data, Metadata, dan Kode Referensi yang digunakan dalam
penyelenggaraan Satu Data Indonesia.

Sedangkan, dalam rangka mengelola aktivitas operasional Satu Data Indonesia,


Perpres 39 tahun 2019 menetapkan pada pasal 17, bahwa Dewan Pengarah dan
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat dalam pelaksanaan tugasnya dibantu
oleh Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat pusat. Sekretariat Satu Data
Indonesia tingkat pusat memiliki tugas: (a). memberikan dukungan dan

5 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


pelayanan teknis operasional dan administratif kepada Dewan Pengarah dan
Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat; dan (b). melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Dewan Pengarah dan Forum Satu Data Indonesia tingkat pusat.
Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat pusat ini bersifat ex-officio, yang secara
fungsional dilaksanakan oleh salah satu unit kerja di lingkungan kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang Perencanaan
Pembangunan Nasional.

Program Satu Data Indonesia (SDI) adalah merupakan sebuah program yang
memiliki arti yang sangat strategis dalam rangka penerapan tata Kelola data bagi
pemerintah. SDI hadir untuk mempercepat proses perbaikan tata kelola data
tersebut dengan dibekali landasan regulasi salahsatunya Perpres 39/2019
tentang Satu Data Indonesia, di mana di dalamnya terdapat Prinsip-prinsip SDI
yang harus dijalankan oleh seluruh Kementerian, Lembaga dan Pemerintah
Daerah.

Dalam perjalanannya SDI harus memiliki peran strategis dalam mendukung


pembangunan berkelanjutan di mana peran tersebut harus dapat diuraikan
dalam sebuah Dokumen Rencana Strategis dan menjelaskan strategi yang akan
diterapkan dalam penerapan SDI. Menimbang berbagai hal tersebut diatas,
dipandang perlu bagi Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat pusat untuk
menyusun Rencana Strategis Satu Data Indonesia hingga tahun 2024 maka
dibutuhkan penyusunan Kegiatan Kajian Peran Strategis Satu Data Indonesia
hingga tahun 2024, dimana ini dipandang perlu bagi bagi Sekretariat Satu Data
Indonesia untuk menyelenggarakan dukungan dalam bentuk pengadaan jasa
konsultan agar dapat tercapai target waktu penyelesaian mandat penugasan
Sekretariat Satu Data Indonesia.

6 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kegiatan pengadaan ini adalah untuk mendapatkan


Konsultan Penunjukan Langsung untuk Penyusunan Kajian Peran Strategis Satu
Data Indonesia hingga tahun 2024 dalam rangka pelaksanaan kegiatan Satu Data
Indonesia untuk Tahun Anggaran 2021. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah
untuk mendapatkan konsultan yang mampu membantu tugas kesekretariatan
dalam rangka Penyusunan Kajian Peran Strategis Satu Data Indonesia hingga
tahun 2024.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Tersusunnya kajian atas analisa terkait Visi Satu Data Indonesia dalam
mendukung Renbang, KSP, SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik) dan isu strategis lainnya selama tiga tahun kedepan sebagai
dasar penyusunan Rencana Aksi dan Rencana Strategi Satu Data
Indonesia hingga tahun 2024;
2. Tersusunnya naskah Kajian Peran Strategis Satu Data Indonesia hingga
tahun 2024 hingga tahun 2024;
3. Tercapainya target waktu penyelesaian mandat penugasan Sekretariat
Satu Data Indonesia.

1.3. Sasaran Kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan Kajian Peran Strategis Satu
Data adalah:

1. Mendukung pencapaian Sasaran Strategis Satu Data Indonesia yaitu


terselenggaranya Tata Kelola Data Pemerintah Negara Republik
Indonesia yang menghasilkan data berkualitas untuk mendukung
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan yang Berkualitas;

7 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


2. Sebagai bahan dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Satu Data
Indonesia sebagai penjabaran teknis dari Rencana Strategis
KemenPPN/Bappenas terkait Satu Data Indonesia;
3. Menjadi acuan dalam Penyusunan Rencana Kerja Penerapan Satu Data
Indonesia agar kesinambungan proses pengembangan dan penerapan
Satu Data Indonesia dapat dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke
tahun.

1.4. Dasar Hukum

1. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2021 tentang Kebijakan Satu Peta;


2. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia;
3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2019 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik;
4. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 11 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis KemenPPN/Bappenas;
5. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 16 Tahun 2020
tentang Manajemen Data SPBE;
6. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 17 Tahun 2020
tentang Pengelolaan Portal Satu Data Indonesia;
7. Peraturan Menteri PPN / Kepala Bappenas Nomor 18 Tahun 2020
tentang Tata Kerja Penyelenggaraan Satu Data Indonesia Tingkat Pusat.

8 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


II. LANDASAN RENCANA STRATEGIS

2.1. Kondisi Umum

Dalam rangka melaksanakan tugas untuk merancang dan mengelola program-


program pembangunan akan menjadi mustahil apabila kita tak bisa mengukur
capaian atau kemajuan pembangunan itu sendiri. Tahap-tahap pengelolaan
pembangunan, seperti perencanaan, penganggaran, implementasi,
pengendalian dan evaluasi, menjadi tidak tepat sasaran dan tepat guna manakala
kemajuan mereka tidak bisa ditakar secara benar. Dengan latar ini, data berperan
teramat penting. Data akurat, mutakhir, lengkap, dan terbuka sehingga dapat
diakses luas merupakan prasyarat bagi pengelolaan pembangunan yang
bermutu dan bagi pelibatan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan yang
partisipatif.

Untuk menjawab tantangan-tantangan Pembangunan Berkelanjutan diperlukan


data dengan integritas tinggi baik berupa data statistik, geospasial, dan
administratif. Data dengan integritas tinggi memungkinkan kita menghasilkan
informasi pembangunan yang lebih akurat. Tantangan-tantangan Pembangunan
Berkelanjutan perlu dijawab dengan data yang konsisten sebagai hasil dari proses
yang menggunakan standar, defnisi, klasifkasi, satuan, dan asumsi yang sama
serta riwayat data yang terstandar. Data yang objektif menggambarkan kondisi
sebenarnya yang diwakili data tersebut karena patuh pada metodologi kegiatan
statistik dan produksi informasi geospasial yang benar. Data yang tepat waktu
dan selalu dimutakhirkan agar mampu memotret kondisi pembangunan terkini.
Tak kalah penting, data dapat diakses masyarakat luas dengan mudah dan secara
cuma-cuma.

Data dengan integritas tinggi lahir dari tatakelola data yang terpadu, bukan dari
data yang berserakan di berbagai kementerian, lembaga, unit teknis atau
individu. Data dengan integritas tinggi adalah buah dari koordinasi yang baik

9 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


antar produsen data dan pengguna data, atau sesama produsen dan pengguna
data. Data berintegritas lahir dari proses koordinasi, baik antar maupun intra
kementerian dan lembaga pemerintah, di mana pusat-pusat data dan informasi
masing-masing memainkan peran penting dan kuat sebagai penunjang
keseluruhan kegiatan kementerian dan lembaga. Dengan koordinasi semacam
itu, perpaduan yang pas antara sisi substansi data (apa isi dan untuk apa data
tersebut) dan sisi metodologi data (bagaimana data tersebut dihasilkan) mungkin
terwujud dan pada gilirannya bermuara pada data pembangunan berkelanjutan
yang handal dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan melihat kepada arti strategis dari pentingnya data dengan integritas
yang tinggi maka perlu dilakukan sebuah inisiatif untuk menyatukan seluruh data
pemerintah baik data statistic, geospasial maupun data administrtaif lainnya
dalam satu kerangka tata kelola Satu Data Indonesia. Kunci keberhasilan dari
inisiatif ini adalah terbentuknya ekosistem data pemerintah dalam suatu tatanan
tata Kelola yang baik dengan berdasarkan kepada semangat kolaborasi dan
interoperabilitas yang lengkap tidak hanya berfokus pada teknologi namun juga
meliputi regulasi, organisasi dan semantic.

Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik


dan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (SDI)
maka Kementerian PPN/Bappenas berperan sebagai Ketua Dewan Pengarah,
Koordinator Forum Satu Data Indonesia dan sekaligus pengelola Sekretariat Satu
Data Indonesia. Secara khusus, Kementerian PPN/Bappenas bertugas
menetapkan Data Prioritas dan Rencana Aksi Satu Data Indonesia.

Satu Data adalah sebuah inisiatif pemerintah Indonesia untuk mendorong


pengambilan kebijakan berdasarkan data. Sementara Satu Data Indonesia adalah
kebijakan tata kelola Data pemerintah untuk menghasilkan Data yang akurat,
mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagi pakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah melalui pemenuhan

10 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Standar Data, Metadata, Interoperabilitas Data, dan menggunakan Kode
Referensi dan Data Induk

Inisiatif Satu Data Indonesia juga dilaksanakan untuk memenuhi mandat dalam
UU No. 25 tentang SPPN yang menyatakan bahwa perencanaan pembangunan
harus disusun atas data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengaturan terkait SDI pun kemudian tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor
39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (Perpres Satu Data). Berdasarkan
Perpres tentang SDI ini, Kementerian PPN/Bappenas menentukan target-target
capaian program dan kegiatan terkait data dan informasi yang sejalan dengan
implementasi SPBE, antara lain:

1. Penyusunan arsitektur SPBE Nasional Domain Data dan Informasi;


2. Koordinasi Penyelenggaraan Tata Kelola Data dan Informasi Antar
instansi Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
3. Koordinasi dan Konsultasi Penerapan Manajemen Data SPBE;
4. Penyusunan Pedoman Manajemen Data SPBE;
5. Portal Pelayanan Administrasi Pemerintahan yang Terintegrasi; dan
6. Pembangunan Portal Data Nasional.

Selama 5 (lima) tahun ke depan, SDI akan dioptimalisasikan pelaksanaannya guna


mengelola dan mengoordinasikan pembinaan data dan informasi perencanaan
yang lebih akurat untuk mendukung proses penyusunan dan pelaksanaan
rencana pembangunan secara efektif. Pada tahap awal, kebijakan SDI akan
dirumuskan dengan melibatkan Pembina Data utama dan seluruh Walidata K/L
dan Daerah. Tahap selanjutnya akan fokus pada implementasi kebijakan Satu
Data Indonesia yang didukung oleh Sarana dan Prasarana TIK (Teknologi
Informasi Komunikasi), sistem data dan informasi yang terintegrasi, dan
ekosistem Data dan Informasi yang berkualitas.

Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi perumusan standar dan


prosedur pengelolaan data dan informasi, percepatan interkoneksi dan integrasi

11 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


sarana dan prasarana TIK antara K/L dan daerah, pengembangan perangkat
analisa dan informasi serta Decision Support System (DSS) dalam program
prioritas strategis, didukung oleh Capacity Building/Bimbingan Teknis,
Knowledge Sharing/Sosialisasi, dan pengembangan inovasi yang melibatkan
masyarakat luas.

Di dalam Kementerian PPN/Bappenas, Satu Data akan dikoordinasikan oleh Staf


Ahli Bidang Pemerataan dan Kewilayahan, koordinasi kesekretariatan
dilaksanakan oleh Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian
Pembangunan, dan wali data diampu oleh Sekretariat Kementerian
PPN/Sekretaris Utama Bappenas. Koordinasi dilakukan dengan K/L terkait
sebagai pembina tingkat pusat meliputi: Kementerian PAN-RB, Kementerian
Komunikasi dan Informasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan,
Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan Informasi Geospasial (BIG); serta
berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah sebagai pelaksana satu data di tingkat
daerah, dalam hal ini adalah instansi yang mengurus perencanaan pembangunan
di daerah.

2.2. Potensi dan Permasalahan

Dengan melihat kepada substansi Perpres no.39/2019 tentang Satu Data


Indonesia, terdapat potensi-potensi yang berpeluang menjadi kekuatan Satu
Data Indonesia. Potensi sebagaimana dimaksud terdiri dari potensi internal yaitu
Kementerian PPN/Bappenas dan Potensi Eksternal yaitu Kebutuhan Pasar,
Perkembangan Teknologi dan Dukungan Kelembagaan.

2.2.1. Potensi Internal Satu Data Indonesia


Kementerian PPN/Bappenas mempunyai beragam potensi yang dapat menjadi
faktor penguat dalam menjalankan fungsinya antara lain:

1. Peraturan Presiden No. 68 Tahun 2019 telah mempertegas posisi


Kementerian PPN/Bappenas sebagai koordinator seluruh

12 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Kementerian/Lembaga dan daerah dalam perencanaan dan
pembangunan nasional serta memberikan pemikiran strategis
pembangunan kepada Presiden;
2. Kementerian PPN/Bappenas sebagai lembaga pemerintah dengan tugas
dan fungsi perumusan perencanaan pembangunan, mempunyai sumber
daya manusia yang mampu dengan cepat menanggapi perubahan
lingkungan strategis pembangunan yang semakin kompleks dan tidak
terprediksi termasuk dampak bencana alam dan non-alam (seperti
pandemi penyakit menular Covid-19) diantaranya dengan: (i) bertindak
sebagai pemberi informasi dan rekomendasi hasil pembangunan kepada
Presiden dan pihak terkait dalam pemerintahan; dan (ii) memberikan
sistem peringatan dini atas isu-isu strategis nasional yang membutuhkan
penyelesaian secara cepat dan tepat;
3. Kementerian PPN/Bappenas memiliki jaringan koordinasi luas baik dengan
mitra kerja dalam negeri (pemerintah pusat, daerah, dunia usaha,
masyarakat sipil, media, dan perguruan tinggi) maupun dengan mitra
pembangunan internasional sehingga berpotensi menjadi lembaga think
tank pemerintah yang menghasilkan analisis dan kajian yang dapat
digunakan untuk penyusunan perencanaan berbasis fakta (evidence-
based planning) serta menghasilkan kebijakan inovatif dan terobosan
dalam tahap pembangunan selanjutnya;
4. Kementerian PPN/Bappenas sebagai penyeimbang dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. Hal ini dimungkinkan dengan adanya fungsi
pengendalian pembangunan sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Sehingga pemantauan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan nasional dapat
dilakukan secara berkala yang hasilnya dapat menjadi masukan bagi
penyempurnaan sasaran dan pelaksanaan pembangunan agar
perencanaan pembangunan dapat diwujudkan secara efektif dan efisien;

13 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


5. Kementerian PPN/Bappenas merupakah salah satu Kementerian/Lembaga
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada
Presiden sehingga memiliki akses komunikasi dan koordinasi secara
langsung kepada Presiden;
6. Kementerian PPN/Bappenas telah diamanatkan oleh Presiden pada Pidato
Pelantikan Presiden menjadi clearing house perencanaan yaitu untuk
memastikan seluruh usulan kementerian/lembaga dalam rangka
pembangunan nasional termasuk prioritas nasional untuk menjamin
ketepatan sasaran pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional;
7. Kebijakan penyederhanaan struktur birokrasi berpotensi menjadikan
Kementerian PPN/Bappenas lebih efisien dan efektif dalam menjalankan
fungsinya. Sejalan dengan itu, keberadaan Jabatan Fungsional Perencana
berpotensi memperkuat peran Kementerian PPN/Bappenas sebagai think-
tank melalui penyusunan perencanaan pembangunan berdasarkan
penelitian (research-based policy);
8. Kompetensi dan kemampuan pegawai Kementerian PPN/Bappenas dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya guna menghasilkan rencana
pembangunan nasional yang berkualitas, sinergis dan kredibel telah cukup
memadai;
9. Pengalaman dan kompetensi Bappenas dalam mengelola program
pengembangan SDM Pembangunan Nasional sejak pembentukan
Overseas Training Offices (OTO) melalui penyelenggaraan Pendidikan dan
pelatihan serta pengelolaan beasiswa di dalam dan luar negeri;
10. Kemampuan Kementerian PPN/Bappenas dalam mengoordinasikan
peningkatan kualitas pengelolaan Data dan Informasi pembangunan
melalui inisiatif Satu Data Indonesia, yang membuka akses data dan
informasi pembangunan bagi seluruh K/L dan Daerah serta menjadi
referensi bagi dunia usaha, akademik, dan masyarakat luas.

14 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


2.2.2. Potensi Eksternal Satu Data Indonesia
Kebutuhan akan kualitas data yang baik dalam rangka mendukung proses
pengambilan keputusan berperan besar dalam menentukan peran strategis Satu
Data Indonesia, selain beragam potensi eksternal yang dapat menjadi faktor
penguat dalam penerapan Satu Data Indonesia, Potensi tersebut antara lain:

1. Pandemi Covid -19 telah menyadarkan kita akan perlunya data berkualitas
yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat cepat
dalam rangka penanggunalangan bencana wabah Covid-19;
2. Risiko kebencanaan yang melanda Indonesia membutuhkan integrasi data
dengan akurasi dan kualitas data yang baik, dalam rangka mendukung
penanganan dan pemulihan paska bencana sekaligus mengurangi risiko
penyalah gunaan bantuan dan arahan penanggulangan pada lokasi yang
lebih tepat;
3. Tuntutan peningkatan transparansi dan akuntabilitas pemerintah telah
mendorong tersedianya data dan informasi pembangunan yang terbuka
dan memiliki akuntabilitas data yang dapat dipertanggung jawabkan;
4. Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat telah
mendorong proses digitalisasi layanan kepada publik di mana tuntutan
peningkatan kualitas layanan yang didukung dengan data yang akuntabel
akan menjadi peluang terbaik dalam rangka pemanfaatan
penyelenggaraan Satu Data Indonesia;
5. Pembangunan Berkelanjutan, yang menjaga keberlanjutan kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup, serta
meningkatkan pembangunan yang inklusif dan pelaksanaan tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi
ke generasi berikutnya;
6. Bantuan Pemerintah yang membutuhkan integrasi data diantara
kementerian dan Lembaga pemerintah pusat serta pemerintah daerah
yang seringkali menghadapi permasalahan dalam prosesnya;

15 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


7. Pengembangan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional
yang membutuhkan dukungan kesatuan data sebagai sebuah layanan;
8. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Kementerian PPN/Bappenas
turut berperan dalam pengembangan Arsitektur SPBE Nasional yang
bertujuan untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan integrasi
Proses Bisnis, data dan informasi, Infrastruktur SPBE, Aplikasi SPBE, dan
Keamanan SPBE untuk menghasilkan Layanan SPBE yang terpadu secara
nasional;
9. Revolusi industri 4.0, yang memberikan tantangan dan peluang bagi
perkembangan perekonomian ke depan. Di satu sisi, digitalisasi,
otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam aktivitas ekonomi
akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern,
serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen;
10. Perkembangan teknologi Big Data sebagai bahan analisa pembanding
yang diharapkan dapat memberikan alternatif sumber informasi dalam
rangka mendukung perencanaan pemerintah.

2.2.3. Permasalahan Satu Data Indonesia


Adapun dari sisi permasalahan beberapa hal yang berpotensi menjadi kendala
dan tantangan yang harus dijawab oleh Satu Data Indonesia. Tantangan dan
kendala yang dihadapi dalam upaya mengintegrasikan seluruh sumber daya data
dan informasi yang tersebar di seluruh Kementerian, Lembaga dan Pemerintah
Daerah tidak hanya berwujud kendala yang bersifat teknis namun juga kendala
yang bersifat non teknis. Kendala yang harus dihadapi diantara teknis dan non
teknis diantaranya:

16 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Kendala Teknis

• Kondisi Kinerja Layanan Infrastruktur yang tidak merata di


seluruh wilayah Indonesia;
• Variasi Aplikasi dengan struktur dan format data yang beragam
di Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah;
• Beragamnya referensi dan standar data yang diterapkan;
• Metodologi tata kelola data yang belum terstandar;
• Tidak adanya dokumentasi arsitektur enterprise pemerintah
yang dapat menggambarkan secara formal arsitektur proses,
data, aplikasi dan teknologi yang menyertai.

Kendala Non Teknis

• Tidak adanya Budaya kesadaran akan data (Data Awareness


Culture) di setiap aparatur dan organisasi pemerintah bahkan di
masyarakat;
• Kurangnya kesadaran dan inisiatif dari tingkat pimpinan (Data
Awareness Leadership) yang mendorong kesadaran akan data
yang berkualitas;
• Kurangnya Regulasi yang diterbitkan dalam mendukung
harmonisasi dan penyatuan data dalam rangka mendorong
pemanfaatan data melalui upaya bagipakai (Shareable);
• Adanya ego sektoral diantara instansi di pusat dan daerah yang
seringkali dilandasi oleh tidak adanya kepercayaan akan
keamanan data, tujuan pemanfaatan data dan tanggung jawab
atas ketersebaran data itu sendiri.

17 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Faktor-faktor yang menjadi tantangan tersendiri bagi penerapan Satu Data
Indonesia meliputi faktor-faktor:

1. Skala Tata Kelola, yaitu lingkup skala pengelolaan data yang sangat
besar meliputi Kementerian, Lembaga Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah baik Provinsi, Kabupaten dan Kota;
2. Skala Substansi Data, yaitu tingkat kompleksitas data baik dari sisi
keragaman data, substansi teknis maupun proses bisnisnya;
3. Sosialisasi, yaitu lingkup cakupan sosialisasi kebijakan yang sangat luas
dari instansi pemerintah di tingkat pusat hingga ke daerah;
4. Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan, banyak dan beragamnya
peraturan yang saling tumpeng tindih terkait pengelolaan data
pemerintah, dan mengakibatkan saling terhambatnya proses integrasi
data akibat satu peraturan yang bertentangan dengan peraturan
lainnya;
5. Infrastruktur dan Aplikasi, yaitu kondisi infrastruktur yang beragam di
seluruh wilayah Indonesia, dan keberagaman aplikasi yang dimiliki oleh
Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah;
6. Sumber Daya Manusia, yaitu beragamnya tingkat kompetensi SDM baik
di pusat dan daerah yang secara langsung akan membawa dampak
kepada keberhasilan penerapan Satu Data Indonesia.

18 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


III. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SATU DATA
INDONESIA

3.1. Visi Satu Data Indonesia

Satu Data Indonesia dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan Tata Kelola


Data yang dihasilkan oleh Instansi Pusat dan Instansi Daerah untuk mendukung
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan.

Tujuan dari kegiatan penerapan Satu Data Indonesia adalah untuk mewujudkan
Satu Data Indonesia sebagai Single Source of Truth yang mendukung
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian pembangunan berkelanjutan.

Adapun pilar tujuan strategis yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:

1. Tersedianya acuan pelaksanaan dan pedoman bagi Instansi Pusat dan


instansi Daerah dalam rangka penyelenggaraan tata kelola Data untuk
mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan;
2. Terwujudnya ketersediaan Data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagipakaikan
antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan;
3. Terwujudnya keterbukaan dan transparansi Data sehingga tercipta
perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan yang berbasis
pada Data; dan
4. Terwujudnya sistem statistik nasional yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

Visi Satu Data Indonesia diformulasi dari maksud dan tujuan penerapan Satu Data
Indonesia hingga menjadi sebuah Visi Satu Data Indonesia yaitu:

19 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


“Mewujudkan sistem tata kelola satu data yang berkualitas untuk
pembangunan kemakmuran bangsa.”

Visi Satu Data Indonesia dapat dijabarkan menjadi cita-cita pengembangan Satu
Data Indonesia sebagai perwujudan dari arti “Satu Data yang Berkualitas” yang
terdiri atas:

1. Mewujudkan ketersediaan dan kecukupan data untuk kebutuhan


pembangunan;
2. Mewujudkan ketepatan (akurasi) data yang diselenggarakan pemerintah
terhadap kondisi riil;
3. Mewujudkan data pemerintah yang muktahir dan secara konsisten
dimuktahirkan;
4. Mewujudkan konsistensi dan keterpaduan data yang diselenggarakan
dalam dan antar instansi pemerintah;
5. Mewujudkan penyelenggara dan penyelenggaraan Satu Data Indonesia
sesuai tata kelola pemerintahan yang baik;
6. Mewujudkan manajemen akses dan bagipakai yang mudah, cepat, aman,
dan berkeadilan;
7. Mewujudkan kebermanfaatan data sebagai dasar bagi pembangunan,
kebijakan, dan pengambilan keputusan.

3.2. Misi Satu Data Indonesia

Adapun Misi Satu Data Indonesia adalah penjabaran Visi dan Cita-Cita Satu Data
Indonesia untuk menjadi langkah-langkah praktis yang dapat dijalankan dan
menjadi acuan dalam menentukan langkah-langkah pencapaian cita-cita Satu
Data Indonesia sesuai Visi Satu Data Indonesia.

20 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Misi Satu Data Indonesia sebagai langkah pencapaian Visi Satu Data adalah:

1. Menata dan memperkuat ekosistem regulasi dan kelembagaan


penyelenggaraan Satu Data serta Forum Satu Data yang harmonis,
efisien, dan sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik;
2. Membangun tata kelola dan standar kualitas perencanaan,
pengumpulan, dan pemeriksaan data yang ilmiah, adaptif, kolaboratif,
berkesinambungan, dan berorientasi pada kebutuhan;
3. Menerapkan prinsip-prinsip Satu Data dan mengembangkannya sesuai
dengan karakteristik proses dan kebutuhan data dalam pembangunan;
4. Menyediakan dan mengelola Portal Satu Data Indonesia sebagai
platform kolaborasi penyelenggaraan Satu Data dan pusat
interoperabilitas data bagi penyelenggara Satu Data dan pengguna
Data;
5. Menerapkan manajemen akses, penyebarluasan, dan pembagipakaian
data yang mudah, aman, proporsional, dan sesuai dengan kepentingan
pembangunan;
6. Memperkuat kapasitas organisasi dan sumber daya manusia
penyelenggara Satu Data serta meningkatkan literasi publik mengenai
data pemerintah;
7. Mendorong skema dan praktik pemanfaatan data dalam mendukung
kebijakan dan pembangunan.

21 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


3.3. Tujuan Satu Data Indonesia

Tujuan strategis yang ingin dicapai dari Visi dan Misi Satu Data Indonesia kembali
kepada Tujuan Penerapan Satu Data sesuai Perpres no. 39 tahun 2019 yang juga
menjadi dasar filsafat Visi dan Misi Satu Data Indonesia, tujuan tersebut adalah:

1. Tersedianya acuan pelaksanaan dan pedoman bagi Instansi Pusat dan


instansi Daerah dalam rangka penyelenggaraan tata kelola Data untuk
mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan;
2. Terwujudnya ketersediaan Data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagipakaikan
antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan;
3. Terwujudnya keterbukaan dan transparansi Data sehingga tercipta
perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan yang berbasis
pada Data; dan
4. Terwujudnya sistem statistik nasional yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Dengan demikian mulai terbentuk benang merah rencana strategis antara Visi,
Misi dan Tujuan Satu Data Indonesia.

22 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


3.4. Sasaran Satu Data Indonesia

Sasaran strategis yang ingin dicapai dengan penerapan kebijakan Satu Data
Indonesia adalah terbangunnya sebuah Ekosistem Satu Data Indonesia yang
berlandaskan kepada semangat kolaborasi dan interoperabilitas secara
menyeluruh dengan berfokus pada :

1. Sasaran Strategis Regulasi, yaitu dukungan regulasi terhadap


penerapan Satu Data Indonesia dengan meminimalisir hambatan
regulasi terhadap penerapan Satu Data Indonesia. Termasuk dalam
Sasaran ini adalah perkuatan legal dari Penyelenggaraan Satu Data
Indonesia itu sendiri;
2. Sasaran Strategis Kelembagaan, yaitu keterbukaan organisasi dalam
setiap instansi baik Kementerian, Lembaga maupun Pemerintah Daerah
untuk bekerja sama dalam mewujudkan Satu Data Indonesia, dengan
menghilangkan ego sectoral dan kendala birokrasi, termasuk dalam
sasaran ini adalah pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai
aparatur yang melaksanakan tugas layanan dalam organisasi
penyelenggara Satu Data Indonesia;
3. Sasaran Strategis Standar, yaitu standarisasi atas data dan metadata
yang menjadi acuan dari setiap data. Termasuk dalam sasaran ini adalah
Standar dari Data dan Metadata yang bersifat baku, Penetapan Kode
Referensi dan Klasifikasi serta Data Referensi dan Data Induk.;
4. Sasaran Strategis Teknologi, yaitu, interoperabilitas dari sisi teknologi
dengan menghilangkan hambatan teknologi yang bersifat tertutup dan
mendorong pemanfaatan teknologi yang terbuka baik secara desain,
teknologi, format data maupun hak cipta. Termasuk dalam sasaran ini
adalah perkuatan platform Satu Data Indonesia dalam memberikan
fungsi layanan Satu Data; dan

23 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


5. Sasaran Strategis Sumberdaya Manusia, yaitu, pengembangan
kompetensi dan ketersediaan sumberdaya manusia baik dipusat
maupun daerah untuk mengemban tugas pengelolaan dan penyediaan
layanan Satu Data Indonesia.

Penjelasan atas sasaran Satu Data Indonesia mengambil intisari dari pengalaman
Badan Informasi Geospasial dalam pengembangan Jaringan Informasi
Geospasial Nasional sebagai salah satu cikal bakal pengembangan Satu Data
Indonesia dan interoperabilitas data sebagai inti dari semangat saling berbagi
pakai dalam penerapan prinsip satu data.

Definsi dari kata interoperabilitas dalam PerPres no.39/2019 pasal 1 ayat (1) yaitu
“Interoperabilitas Data adalah kemampuan Data untuk berkomunikasi dan
dibagipakaikan antar sistem elektronik yang saling berinteraksi.”

Memberikan definisi atas prinsip interoperabilitas untuk setiap data dalam


lingkup tata Kelola Satu Data Indonesia. Hal ini juga berarti pengembangan Satu
Data Indonesia akan berorientasi pada perubahan system layanan publik di mana
data yang dikelola akan berorientasi pada arsitektur berbasis layanan ( Service
Oriented Architecture) di mana arsitektur ini memiliki karakterisktik berupa

• Manageable, mudah untuk dikelola


• Less Redundancies, tidak memiliki banyak redundansi baik data
maupun system
• No Duplication, satu data untuk multi manfaat dan tidak ada
duplikasi
• Reuseablity, dapat dipergunakaan Kembali
• Maximum Scurity, keamanan pada tingkat yang tinggi.

Definisi ini memberikan batasan jelas tentang interoperabilitas sehingga


memberikan tanggung jawab kepada instansi yang berwenang dalam bidang

24 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


teknologi informasi dan komunikasi untuk menetapkan standar interoperabilitas
bagi setiap data dalam lingkup tata Kelola Satu Data Indonesia.

Namun kita dapat melihat dari perspektif lain, di mana akan kita temui penerapan
interoperabilitas pada lingkup yang lebih luas. North Atlantic Treaty Organization
(NATO) telah mengembangkan konsep interoperabilitas pada tatanan yang lebih
luas dan telah di adopsi oleh Uni Eropa ( European Union) sebagai konsep
interoperabilitas dengan definisi “interoperabilitas & portabilitas adalah
kemampuan organisasi untuk berinteraksi menuju tujuan yang saling
menguntungkan, yang melibatkan berbagi informasi dan pengetahuan antara
organisasi-organisasi ini, melalui proses bisnis yang mereka dukung, melalui
pertukaran data antara sistem TIK mereka.” Hal ini telah mereka tuangkan ke
dalam sebuah kebijakan yang disebut dengan European Interoperability
Framework.

Kerangka kerja interoperabilitas Eropa (European interoperability framework/EIF)


adalah pendekatan yang disepakati bersama untuk penyampaian layanan publik
Eropa dengan cara yang dapat dioperasikan. Kerangka kerja Ini mendefinisikan
pedoman interoperabilitas dasar dalam bentuk prinsip umum, model dan
rekomendasi.

Kurangnya interoperabilitas merupakan hambatan utama untuk kemajuan di


pasar tunggal digital. Menggunakan EIF untuk mengarahkan inisiatif
interoperabilitas Eropa berkontribusi pada lingkungan interoperabilitas Eropa
yang koheren, dan memfasilitasi penyampaian layanan yang bekerja bersama, di
dalam dan di seluruh organisasi atau domain.

EIF dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja umum yang berlaku untuk semua
administrasi publik di Uni Eropa. Kerangka kerja Ini menjabarkan kondisi dasar
untuk mencapai interoperabilitas, bertindak sebagai denominator umum untuk
inisiatif yang relevan di semua tingkatan termasuk Eropa, nasional, regional dan
lokal, merangkul administrasi publik, warga negara dan bisnis.

25 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Tata kelola interoperabilitas (Interoperability governance) mengacu pada
keputusan tentang kerangka kerja interoperabilitas, pengaturan kelembagaan,
struktur organisasi, peran dan tanggung jawab, kebijakan, perjanjian, dan aspek
lain untuk memastikan dan memantau interoperabilitas di tingkat nasional dan
Uni Eropa

Gambar. 1 Tata Kelola Interoperabilitas sesuai EIF (sumber: EIF Brochure)

1. Interoperabilitas hukum (Legal interoperability)

Setiap administrasi publik yang berkontribusi pada penyediaan layanan


publik Eropa bekerja dalam kerangka hukum nasionalnya sendiri.
Interoperabilitas hukum adalah tentang memastikan bahwa organisasi
yang beroperasi di bawah kerangka hukum, kebijakan, dan strategi
yang berbeda dapat bekerja sama. Ini mungkin mengharuskan undang-
undang tidak menghalangi pembentukan layanan publik Eropa di
dalam dan di antara Negara-negara Anggota dan bahwa ada
kesepakatan yang jelas tentang bagaimana menangani perbedaan

26 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


undang-undang lintas batas, termasuk opsi untuk memberlakukan
undang-undang baru.

2. Interoperabilitas organisasi (Organisational interoperability)

Hal ini mengacu pada cara administrasi publik menyelaraskan proses


bisnis, tanggung jawab, dan harapan mereka untuk mencapai
kesepakatan Bersama dan tujuan yang saling menguntungkan. Dalam
praktiknya, interoperabilitas organisasi berarti mendokumentasikan
dan mengintegrasikan atau menyelaraskan proses bisnis dan
pertukaran informasi yang relevan. Interoperabilitas organisasi juga
bertujuan untuk memenuhi persyaratan komunitas pengguna dengan
membuat layanan tersedia, mudah diidentifikasi, dapat diakses, dan
berfokus pada pengguna.

3. Interoperabilitas semantic (Semantic interoperability)

Interoperabilitas semantik memastikan bahwa format dan makna yang


tepat dari data dan informasi yang dipertukarkan dipertahankan dan
dipahami selama pertukaran antar pihak, dengan kata lain 'apa yang
dikirim adalah apa yang dipahami'. Dalam EIF, interoperabilitas
semantik mencakup aspek semantik dan sintaksis:

• Aspek semantik mengacu pada makna elemen data dan


hubungan di antara mereka. Ini termasuk mengembangkan kosa
kata dan skema untuk menggambarkan pertukaran data, dan
memastikan bahwa elemen data dipahami dengan cara yang
sama oleh semua pihak yang berkomunikasi;
• Aspek sintaksis mengacu pada penggambaran format yang tepat
dari informasi yang akan dipertukarkan dalam hal tata bahasa
dan format.

27 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Sebuah titik awal untuk meningkatkan interoperabilitas semantik
adalah untuk melihat data dan informasi sebagai aset publik yang
berharga.

4. Interoperabilitas teknis (Technical interoperability)

Hal Ini mencakup aplikasi dan infrastruktur yang menghubungkan


sistem dan layanan. Aspek interoperabilitas teknis meliputi spesifikasi
antarmuka, layanan interkoneksi, layanan integrasi data, presentasi dan
pertukaran data, dan protokol komunikasi yang aman.

Model Konseptual Untuk Pelayanan Publik Yang Terintegrasi (conceptual model


for integrated public services) adalah Model konseptual yang mempromosikan
gagasan interoperabilitas dengan desain. Hal ini berarti bahwa agar layanan
publik dapat dioperasikan, mereka harus dirancang sesuai dengan model yang
diusulkan dan dengan mempertimbangkan persyaratan interoperabilitas dan
penggunaan kembali tertentu.

Model mempromosikan reusability sebagai driver untuk interoperabilitas,


mengakui bahwa layanan publik harus menggunakan kembali informasi dan
layanan yang sudah ada dan mungkin tersedia dari berbagai sumber di dalam
atau di luar batas-batas organisasi administrasi publik. Informasi dan layanan
harus dapat diperoleh kembali dan tersedia dalam format yang dapat
dioperasikan.

Komponen dasar model konseptual disajikan di bawah ini.

28 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Gambar. 2 Tata Kelola Pelayanan Publik Yang Terintegrasi (sumber: EIF Brochure)

Struktur model terdiri dari:

• 'Penyampaian layanan terpadu' berdasarkan 'fungsi koordinasi'


untuk menghilangkan kerumitan bagi pengguna akhir;
• Kebijakan pemberian layanan 'tidak ada pintu yang salah', untuk
memberikan opsi dan saluran alternatif untuk pemberian
layanan, sambil mengamankan ketersediaan saluran digital
(digital-by-default);
• Penggunaan kembali data dan layanan untuk mengurangi biaya
dan meningkatkan kualitas layanan dan interoperabilitas;
• Katalog yang menjelaskan layanan yang dapat digunakan
kembali dan aset lainnya untuk meningkatkan kemudahan
ditemukan dan penggunaannya;
• Tata kelola pelayanan publik yang terintegrasi;
• Keamanan dan privasi.

29 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Interoperabilitas merupakan prasyarat untuk memungkinkan komunikasi
elektronik dan pertukaran informasi antara administrasi publik. Ini
menjadikannya juga prasyarat untuk mencapai pasar tunggal digital. Program
interoperabilitas di UE telah berkembang dari waktu ke waktu. Pada awalnya,
mereka prihatin dengan mencapai interoperabilitas dalam domain tertentu,
kemudian dengan menempatkan infrastruktur umum. Baru-baru ini, mereka
mulai membahas interoperabilitas di tingkat semantik. Tata kelola, kompatibilitas
rezim hukum, penyelarasan proses bisnis dan akses yang aman ke sumber data
adalah beberapa masalah yang harus ditangani selanjutnya, untuk menyediakan
layanan publik yang lengkap.

EIF mempromosikan komunikasi elektronik di antara administrasi publik Eropa


dengan menyediakan serangkaian model, prinsip, dan rekomendasi umum. Ini
mengakui dan menekankan fakta bahwa interoperabilitas bukan hanya masalah
TIK, karena memiliki lapisan implikasi mulai dari hukum hingga teknis. Mengatasi
masalah dalam pendekatan holistik di semua lapisan ini dan pada tingkat
administrasi yang berbeda dari lokal hingga UE tetap menjadi tantangan.

EIF mengidentifikasi empat lapisan tantangan interoperabilitas (hukum,


organisasi, semantik dan teknis) pada saat yang sama menunjukkan peran
penting tata kelola untuk memastikan koordinasi kegiatan yang relevan di semua
tingkat dan sektor administrasi.

30 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Gambar. 3. Model Konseptual EIF (sumber: EIF Brochure)

Model konseptual EIF untuk layanan publik mencakup desain, perencanaan,


pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan layanan publik terintegrasi di
semua tingkat pemerintahan dari tingkat lokal hingga UE. Prinsip-prinsip yang
ditetapkan di sini memandu pengambilan keputusan dalam membangun layanan
publik Eropa yang dapat dioperasikan. Selain itu, EIF menawarkan alat praktis
dalam bentuk serangkaian rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti.

Bagaimana EIF dapat menjadi acuan bagi Satu Data Indonesia? Dengan
mengambil sudut pandang yang lebih luas, konsep interoperabilitas dalam EIF
dapat menjadi acuan dalam penerapan SDI dengan mengedepankan unsur
koordinasi dan kolaborasi dan berpatokan kepada konsep interoperabilitas pada
empat unsur yaitu regulasi, kelembagaan, semantic dan teknologi.

Dengan sudut pandang peran kelembagaan, konsep EIF dapat diwujudkan


dengan penetapan fokus peran masing-masing instansi dalam kelembagaan SDI
sebagaimana disajikan dalam ilustrasi sebagai berikut:

31 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Gambar. 4 Penerapan Konsep EIF dalam kelembagaan SDI

Dengan pembagian peran sesuai dengan konsep EIF dapat digambarkan peran
masing-masing Lembaga sebagai berikut:

• Peran Interoperabilitas legal – KemenPPN/Bappenas sebagai


leader
• Peran Interoperabilitas Organisasional – KemenPPN/Bappenas,
KemenPANRB dan Kemendagri
• Peran Interoperabilitias Semantik – BIG, BPS dan Kemenkeu dll
• Peran Interoperabilitas Teknis – Kemenkominfo

32 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


IV. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

4.1. Arah Kebijakan Satu Data Indonesia

Dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Satu Data Indonesia maka dirumuskan
arah kebijakan dan strategi Satu Data Indonesia. Renstra Satu Data Indonesia
tahun 2020-2024 mencakup 7 (Tujuh) arah kebijakan yang dikategorikan
berdasar hubungan antara tugas dan fungsi dari Satu Data Indonesia. Ke tujuh
arah kebijakan tersebut adalah

1. Kebijakan Regulasi
Kebijakan regulasi yang akan diterapkan dalam rangka penerapan
Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal dalam
Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat pusat
dan daerah terkait regulasi meliputi:
a. Tingkat Pusat
• Peraturan Menteri PPN/Bappenas selaku Koordinator
Dewan Pengarah
• Peraturan Menteri
• Peraturan Kepala Badan
b. Tingkat Daerah
• Peraturan Gubernur
• Peraturan Bupati/Walikota

2. Kebijakan Kelembagaan
Kebijakan Kelembagaan yang akan diterapkan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal
dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat
pusat dan daerah terkait kelembagaan meliputi:

33 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


a. Tingkat Pusat
• Dewan Pengarah
• Forum Satu Data Tingkat Pusat
• Pembina Data
• Walidata
• Produsen Data
• Sekretariat Satu Data Tingkat Pusat
b. Tingkat Daerah
• Forum Satu Data Tingkat Daerah
• Pembina Data Tingkat Daerah
• Walidata
• Walidata Pendukung
• Produsen Data
• Sekretariat Satu Data Tingkat Daerah

3. Kebijakan Tata Kelola Data


Kebijakan Tata Kelola Data yang akan diterapkan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal
dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat
pusat dan daerah terkait Tata Kelola Data meliputi:
a. Prinsip Satu Data
a. Standar Data
b. Metadata Baku
c. Kode Referensi / Data Induk
d. Interoperabilitas Data
b. Penyelenggaraan Satu Data
a. Perencanaan Data
b. Pengumpulan Data
c. Pemeriksaan Data
d. Penyebarluasan Data

34 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


4. Kebijakan Teknologi
Kebijakan Tata Kelola Data yang akan diterapkan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal
dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat
pusat dan daerah terkait Tata Kelola Data dan Perpres no.95/2019
tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik meliputi:
a. Portal Data
• Portal Satu Data Indonesia
• Media Lain
b. Infrastruktur Sistem Informasi
• Pusat Data Nasional
• Sistem Penghubung Layanan Pemerintah

5. Kebijakan Kolaborasi
Kebijakan Kolaborasi yang akan diterapkan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal
dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat
pusat dan daerah terkait Kolaborasi meliputi
a. Penetapan Daftar Data
b. Penetapan Rencana Aksi
c. Integrasi Data

6. Kebijakan Akses dan Keamanan


Kebijakan Akses dan Keamanan yang akan diterapkan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal
dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia dan
Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan
pemerintah tentang keamanan data pada tingkat pusat dan daerah
terkait Akses dan Keamanan meliputi:

35 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


1. Akses Informasi
2. Keamanan Data
3. Keamanan Portal

7. Kebijakan Monitoring dan Evaluasi


Kebijakan Monitoring dan Evaluasi yang akan diterapkan dalam
rangka penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada
pasal-pasal dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia
dan kebijakan Pembina data pada tingkat pusat dan daerah terkait
Monitoring dan Evaluasi meliputi
a. Monitoring dan Evaluasi Satu Data Indonesia
b. Indeks Penyelenggaraan Statistik Sektoral Badan Pusat
Statistik
c. Bhuwantala Award Badan Informasi Geospasial

8. Kebijakan Sumberdaya Manusia


Kebijakan pengembangan sumberdaya manusia akan diarahkan
untuk memperkuat kompetensi dan ketersediaan personal certified
yang berperan dalam pengembangan, pengelolaan dan
pemanfaatan Satu Data Indonesia dan terdiri atas
a. Tenaga Ahli dan Operasi Pengembangan Platform Satu Data
b. Tenaga Ahli dan Operasi Pengelolaan Platform Satu Data
c. Data Steward dan Data Scientist

4.2. Strategi Penerapan Satu Data Indonesia

Adapun Strategi yang akan diterapkan dalam rangka pelaksanaan kebijakan-


kebijakan Satu Data Indonesia akan terdiri dari :

36 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


1. Strategi Regulasi, akan dilakukan dengan :
a. Melakukan sosialisasi kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah akan perlunya peraturan pelaksanaan
penerapan Satu Data Indonesia
b. Menyiapkan petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia bidang Regulasi
c. Menyiapkan team asistensi regulasi dan kebijakan public yang
secara khusus menangani bantuan penyusunan draft regulasi pada
tingkat Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah;
d. Menyiapkan Template Regulasi sebagai dukungan bahan acuan
penyusunan regulasi kepada Kementerian/Lembaga dan
pemerintah daerah;
e. Berkoordinasi dengan Kemenkumham dan Biro Hukum Kemendagri
untuk memberikan bantuan pada tahapan harmonisasi
f. Melakukan pemantauan atas penyusunan rancangan regulasi untuk
mencegah penyusunan regulasi yang tidak sejalan dengan
kebijakan Perpres no.39/2019

2. Strategi Kelembagaan akan dilakukan dengan:


a. Melakukan sosialisasi kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah akan perlunya pembentukan kelembagaan Satu
Data Indonesia dalam rangka penerapan Satu Data Indonesia
b. Menyiapkan petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia bidang Kelembagaan
c. Menyiapkan team asistensi tata Kelola yang memberikan bantuan
teknis dalam pembentukan kelembagaan, penyusunan petunjuk
teknis dan aktivasi forum satu data baik di tingkat
kementerian/Lembaga maupun pemerintah daerah
d. Mempersiapkan layanan Case Management untuk mendukung
peran Forum Satu Data dalam menyelesaikan tugas pokoknya

37 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


termasuk penyelesaian kasus sengketa data diantara walidata dan
antara walidata dengan Pembina data

3. Strategi Tata Kelola Data akan dilakukan dengan:


a. Melakukan sosialisasi kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah akan perlunya penyelenggaraan Satu Data
Indonesia dalam rangka penerapan Satu Data Indonesia
b. Menyiapkan petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia bidang perencanaan data,
pengumpulan, pemeriksaan dan penyebarluasan data
c. Menyiapkan Template daftar data untuk mendukung proses
perencanaan data kepada Kementerian/Lembaga dan pemerintah
daerah;
d. Menyiapkan team asistensi perencanaan data yang memberikan
bantuan teknis dalam perencanaan data, pengumpulan,
pemeriksaan dan penyebarluasan data baik di tingkat
kementerian/Lembaga maupun pemerintah daerah
e. Menyiapkan Solusi Sistem Manajemen Data Nasional untuk
mendukung pembentukan Katalog Data Nasional

4. Strategi Teknologi akan dilakukan dengan:


a. Melakukan sosialisasi kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah akan perlunya portal data yang terhubung
dengan portal Satu Data Indonesia dalam rangka penerapan Satu
Data Indonesia
b. Menyiapkan petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia bidang teknologi informasi yang
dapat membantu walidata dalam melaksanakan tugas perencanaan
data, pengumpulan, pemeriksaan dan penyebarluasan data

38 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


c. Menyiapkan team asistensi teknologi yang secara khusus
menangani bantuan pengembangan portal, integrasi portal dan
pengelolaan portal data pada tingkat Kementerian/Lembaga dan
pemerintah daerah;
d. Menyiapkan dukungan infrastruktur bekerja sama dengan
Kementerian Komunikai dan informatika sebagai layanan kepada
Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah;
e. Menyiapkan aplikasi portal satu data yang dapat disebarluaskan
untuk dimanfaatkan oleh kementerian/Lembaga dan pemerintah
daerah

5. Strategi Kolaborasi akan dilakukan dengan:


a. Melakukan sosialisasi kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah akan perlunya kolaborasi antar instansi dalam
forum Satu Data Indonesia dalam rangka penerapan Satu Data
Indonesia
b. Menyiapkan team asistensi yang membantu pelaksanaan forum
satu data untuk Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah;
c. Menyiapkan petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia untuk pelaksaan Forum Satu Data
baik ditingkat pusat maupun Daerah

6. Strategi Akses dan Keamanan akan dilakukan dengan:


a. Melakukan sosialisasi kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah akan manajemen akses dan keamanan data
dalam portal Satu Data Indonesia dalam rangka penerapan Satu
Data Indonesia
b. Menyiapkan team asistensi keamanan data untuk mendukung
penerapan system keamanan data pada Kementerian/Lembaga dan
pemerintah daerah;

39 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


c. Menyiapkan petunjuk teknis yang diperlukan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia untuk keamanan data baik
ditingkat pusat maupun Daerah
d. Melaksanakan audit keamanan data untuk portal satu data
e. Bekerjasama dnegan Badan Siber dan Sandi Negara untuk
meningkatkan keamanan data pada portal satu Data
f. Bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi dalam
rangka peningkatan keamanan data pada tingkatan infrastruktur
sistem;

7. Strategi Monitoring dan Evaluasi akan dilakukan dengan:


a. Menyiapkan konsep dan rencana monitoring dan evaluasi
penerapan Satu Data Indonesia
b. Menyiapkan team yang berfokus pada monitoring dan evaluasi
penerapan Satu Data Indonesia pada tingkat Kementerian/Lembaga
dan pemerintah daerah;
c. Bekerjasama dengan Pembina data untuk mensinergikan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan Satu Data
Indonesia;

8. Strategi Sumberdaya Manusia akan dilakukan dengan:


a. Menyiapkan konsep dan rencana pengembangan sumberdaya
manusia Satu Data Indonesia
b. Menyiapkan team yang berfokus pada pengembangan sumberdaya
manusia pada tingkat Kementerian/Lembaga dan pemerintah
daerah;
c. Bekerjasama dengan Pembina data untuk mensinergikan
pelaksanaan pengembangan kompetensi sumberdaya manusia
Satu Data Indonesia;

40 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


V. KERANGKA PIKIR DAN PENTAHAPAN

5.1. Kerangka Pikir Satu Data Indonesia

Seluruh kegiatan dalam rangka penerapan Satu Data Indonesia akan bergerak
dalam kerangka pikir sebagaimana dijelaskan dalam gambar berikut ini:

Gambar. 5 Kerangka Pikir Penerapan Satu Data Indonesia

41 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Dengan menggunakan kerangka berpikir bahwa tujuan akhir dari penerapan Satu
Data Indonesia adalah mendorong pemanfaatan data dalam rangka menetapkan
agenda pembangunan, menjelaskan indicator pembangunan dan sebagai dasar
keputusan yang penting atau mendesak maka tata kerja penerapan Satu Data
Indonesia akan bergerak dalam koridor yang terarah menuju pencapaian visi dan
misi Satu Data Indonesia.

Dalam tahapan penyusunan program kerja tahunan akan terkait secara langsung
dengan dokumen Satu Data Indonesia lain yang terkait dengan perencanaan dan
desain dengan urutan sebagaimana disajikan dalam gambar berikut ini :

Gambar. 6 Urutan Tahapan Penyusunan Program Kerja

5.2. Kerangka Pikir Manajemen Data

Dalam rangka menjamin akuntabilitas tata Kelola Satu Data Indonesia maka Satu
Data Indonesia mengadopsi standar tata Kelola yang telah diterapkan oleh
organisasi pemerintah diseluruh dunia. Adopsi atas standar yang telah ada
menjamin kesiapan pelaksanaan penerapan inisiatif Satu Data Indonesia,
meskipun dalam pelaksanaannya terdapat modifikasi dan adopsi hanya kepada
konsep dan aturan yang bersifat essensial dalam rangka penerapan Satu Data
Indonesia. Pengadopsian dilakukan dengan mengambil butir-butir konsep yang
relevan dengan kondisi penerapan Satu Data Indonesia dan menghasilkan

42 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


kerangka konsep tata Kelola Satu Data Indonesia dalam Prinsip, Kelembagaan
dan Penyelenggaraan.

Body Of Knowledge, atau disingkat BOK, adalah sekumpulan konsep dan praktis
pada suatu areayang dirangkum terutama untuk mendukung suatu profesi pada
area tersebut. Data Management Body of Knowledge (DMBOK) adalah kumpulan
konsep dan praktis pada area manajemen data yang diinisiatif dan dikelola oleh
DAMA (Data Management Association), suatu asosiasi nirlaba dimana berkumpul
profesional-profesional dalam bidang data. DMBOK dan DAMA dapat disamakan
sebagaimana halnya Project Management Body of Knowledge (PMBOK) yang
dikelola oleh PMI (Project Management Institute), Software Engineering Body of
Knowledge (SWEBOK) yang dikelola oleh IEEE, dan Business Analysis Body of
Knowledge (BABOK).

Referensi yang diterbitkan oleh pengelola Body of Knowledge itu sendiri biasanya
berjudul semacam Pada tahun 2009, DAMA berhasil mempublikasikan suatu
DAMA-DMBOK Guide yang mengetengahkan secara padat konsep-konsep
terkait tujuan, fungsi dan aktivitas, deliverable utama, peran, prinsip, teknologi,
serta isu-isu organisasi/kultural dalam bidang manajemen data. Pengambaran
Konsep dari DAMABOK Versi 2 sebagaimana disajikan dalam gambar sebagai
berikut:

43 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Gambar. 7 Pilar Tata Kelola sesuai DAMABOK Versi 2 (sumber:DAMABOK V2)

Data Management Book of Knowledge versi 2 menggambarkan elemen-elemen


yang mempengaruhi tata Kelola dan manajemen data dalam ilustrasi yang
disebut sebagai elemen-elemen pengaruh di mana di dalamnya terdapat
beberapa factor yang meliputi:

• PEOPLE – Manusia sebagai pengelola data


• PROCESS – Proses pengelolaan data
• TECHONOLOGY – Teknologi Pengolah Data

Ketiga factor tersebut dibagi Kembali ke dalam factor-faktor berpengaruh


secara lebih detil dengan uraian sebagai berikut:

• PEOPLE – Terdiri atas factor Organisasi dan Budaya serta Peran


dan Tanggung Jawa
• PROCESS – Terdiri atas Aktivitas serta Praktik dan Teknik
• TECHNOLOGY – Terdiri atas Alat Bantu dan Keluaran

44 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Sedangkan dalam ilustrasi Tata Kelola dan Manajemen Data digambarkan
unsur-unsur yang berperan dalam mendukung tatakelola dan manajemen data
meliputi:

• Data Architecture – Sebagai penggambaran atas arsitektur dan


model data
• Data Modeling & Design – Sebagai sarana permodelan dan
desain data
• Data Storage & Operastion – Pengelolaan aktivitas operasi
transaksi dan penyimpanan data
• Data Security – Keamanan Data
• Data Integration & Interoperability – Integrasi dan
Interoperabilitas data
• Document & Content – Dokumentasi dan wujud dari data
dalam beragam format
• Reference & Master Data – Kode Referensi dan Data Induk
• Data Warehousing & Business Intelligence – Gudang Data dan
intelijen Bisnis
• Metadata – Data mengenai data
• Data Quality – Kualitas Data

45 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Gambar. 8 Penerapan Elemen Pengaruh DAMABOK Versi 2 di dalam Tata Kelola SDI

Penerapan pilar Elemen Pengaruh DAMABOK Versi 2 di dalam tata Kelola Satu
Data Indonesia diwujudkan dalam dua pokok bahasan yaitu.

1. Cakupan Tujuan, yang meliputi

• Visi dan Misi


• Kebermafaatan
• Tujuan Strategis
• Tujuan Khusus
• Penerapan Prinsip Pemandu

2. Cakupan Elemen Pengaruh yang meliputi

• Kelembagaan dan Budaya


• Penyelenggaraan Kegiatan
• Pengadaan Teknologi
• Pengaturan Peran dan Tanggung Jawab
• Implementasi dan Pendampingan

46 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Prinsip pemandu sebagaimana dimaksud adalah prinsip – prinsip yang menjadi
sebuah acuan utama apakah tata Kelola data di dalam sebuah instansi sudah
memenuhi syarat-syarat tata Kelola data sebagaimana di maksud dalam PerPres
No.39/2019.

Prinsip Pemandu juga merupakan Prinsip Satu Data Indonesia, terdiri atas :

1. Satu Standar Data


2. Satu Metadata
3. Interoperabilitas
4. Satu Kode Referensi / Data Induk

Prinsip pemandu ini akan menjadi sebuah acuan dalam rangka penyelenggaraan
tata Kelola Satu Data Indonesia dan dijabarkan secara lebih teknis dalam
petunjuk-petunjuk teknis yang akan mengatur unsur-unsur sebagaimana
dijelaskan dalam ilustrasi berikut ini:

Gambar. 9 Kaitan antara Prinsip SDI dengan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2

47 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


Prinsip Pemandu akan memberikan arahan dalam menyusun Tata Kelola Satu
Data Indonesia dengan mengadopsi model tata Kelola dan manajemen data
pada Data Management Body of Knowledge versi 2 dengan penjabaran tata
Kelola yang akan diterbitkan sebagaimana disajikan dalam ilustrasi berikut ini:

Gambar. 10 Penerapan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2 dalam Tata Kelola SDI

Dengan demikian dapat dijelaskan bagaimana Tata Kelola Satu Data Indonesia
disusun dengan mengacu kepada standar internasional yang telah diakui
sehingga diharapkan tata Kelola Satu Data Indonesia memiliki akuntabilitas yang
dapat diandalkan guna mewujudkan Satu Data Indonesia sebagai “ Single
Source of Truth”.

48 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


5.3. Tahapan Penerapan 2021-2024

Berdasarkan kepada arahan dalam Rencana Strategis disusunlah tahapan


penerapan Satu Data Indonesia ke dalam satu Peta Jalan Satu Data Indonesia
dengan urutan pentapahan mulai tahun 2021 sebagai berikut:

1. 2021 Perkuatan Landasan Penerapan SDI

Tahun 2021 adalah tahun di mana landasan penerapan SDI telah diperkuat
dengan peningkatan fitur konten dan layanan portal, penetapan tata kelola
dan perencanaan data yang lebih baik serta konsolidasi penerapan SDI di
K/L/D dengan meningkatkan komunikasi dengan Pembina data dan para
Walidata. Kemudian sosialisasi terkait Kebijakan/Regulasi, Penguatan
Kelembagaan, Business Process & Model.

2. 2022 Perkuatan Dukungan Penerapan SDI

Tahun 2022 adalah tahun perkuatan dukungan penerapan SDI melalui

• Perkuatan Platform SDI


• Penyusunan Katalog Data Nasional dan Metadata
• Peningkatan kemampuan SDM penyelenggara SDI
• Penyempurnaan Pedoman dan Petunjuk Teknis Tata Kelola
• Perkuatan Tata Kelola Internal Sekretariat Satu Data Indonesia

3. 2023 Perluasan Konten & Layanan SDI

Tahun 2023 adalah tahun perluasan konten dan layanan SDI untuk lebih
memperkaya fitur dan konten data dengan memperluas cakupan integrasi
dan koneksi data serta metadata dan menyiapkan landasan tata Kelola big
data pemerintah dan penerapan Artificial Intelligence dalam mendukung
peran SDI

49 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


4. 2024 Optimalisasi Peran SDI

Tahun 2024 adalah tahun optimalisasi peran SDI agar benar-benar dapat
memberikan manfaat sebagai sumber data pemerintah yang terpercaya
dan dapat diandalkan sebagai acuan dalam rangka Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan nasional.

Penyusunan Tahapan Peta Jalan Satu Data Indonesia ini berkaitan erat dengan
lini masa perencanaan dan pelaksanaan pembangunan hingga tahun 2024
dengan penjelasan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar. 11 Tahapan Penerapan Satu Data Indonesia

50 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA


VI. PENUTUP

Dokumen Peran Strategis Satu Data Indonesia ini adalah merupakan dokumen
kajian yang akan dijadikan sebagai bahan pembahasan dalam Sekretariat Satu
Data Indonesia.

Dokumen Rencana Strategis resmi adalah merupakan Rencana Strategis yang


sudah dibahas dan disepakati dalam pembahasan internal di Sekretariat Satu
Data Indonesia dan telah dikaji ulang melalui sebuah naskah akademik yang
memberikan nilai intelektual pada naskah Rencana Strategi Satu Data Indonesia.

51 | Kajian Peran Strategis – SATU DATA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai