DAFTAR ISI
Contents
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................5
PENUTUP .............................................................................................................................................51
Gambar. 1 Tata Kelola Interoperabilitas sesuai EIF (sumber: EIF Brochure) ........................26
Gambar. 2 Tata Kelola Pelayanan Publik Yang Terintegrasi (sumber: EIF Brochure) .........29
Gambar. 7 Pilar Tata Kelola sesuai DAMABOK Versi 2 (sumber:DAMABOK V2) ................44
Gambar. 8 Penerapan Elemen Pengaruh DAMABOK Versi 2 di dalam Tata Kelola SDI ...46
Gambar. 9 Kaitan antara Prinsip SDI dengan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2 ........47
Gambar. 10 Penerapan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2 dalam Tata Kelola SDI .....48
Satu Data Indonesia (SDI) merupakan kebijakan Tata Kelola Data Pemerintah
yang bertujuan untuk mendukung ketersediaan data yang akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses dan dibagi
pakaikan antar Instansi Pemerintah demi mendukung perencanaan, pemantauan,
dan evaluasi pembangunan. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden
no. 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dan diharapkan dapat
memperbaiki tata kelola data yang menguatkan Sistem Statistik Nasional, Sistem
Informasi Geospasial, serta Sistem Keuangan Negara untuk sesuai dengan
amanat UU Nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik, UU Nomor 4 tahun 2011
tentang Informasi Geospasial, UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Dalam implementasinya, kebijakan Satu Data Indonesia melibatkan peran
Kementerian, Lembaga, dan Instansi dari Pusat hingga Daerah.
Mandat Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
mensyaratkan bahwa data harus memiliki empat prinsip utama yaitu (1) Standar
Data, (2) Metadata, (3) Interoperabilitas, dan (4) Kode Referensi / Data Induk.
Perpres 39/2019 telah mengatur bahwa ada 3 (tiga) Pembina Data yaitu Pembina
Data Statistik, Pembina Data Geospasial, dan Pembina Data Keuangan Negara.
Masing – masing Pembina Data bertanggungjawab untuk membuat format
Standar Data, Metadata, dan Kode Referensi yang digunakan dalam
penyelenggaraan Satu Data Indonesia.
Program Satu Data Indonesia (SDI) adalah merupakan sebuah program yang
memiliki arti yang sangat strategis dalam rangka penerapan tata Kelola data bagi
pemerintah. SDI hadir untuk mempercepat proses perbaikan tata kelola data
tersebut dengan dibekali landasan regulasi salahsatunya Perpres 39/2019
tentang Satu Data Indonesia, di mana di dalamnya terdapat Prinsip-prinsip SDI
yang harus dijalankan oleh seluruh Kementerian, Lembaga dan Pemerintah
Daerah.
1. Tersusunnya kajian atas analisa terkait Visi Satu Data Indonesia dalam
mendukung Renbang, KSP, SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik) dan isu strategis lainnya selama tiga tahun kedepan sebagai
dasar penyusunan Rencana Aksi dan Rencana Strategi Satu Data
Indonesia hingga tahun 2024;
2. Tersusunnya naskah Kajian Peran Strategis Satu Data Indonesia hingga
tahun 2024 hingga tahun 2024;
3. Tercapainya target waktu penyelesaian mandat penugasan Sekretariat
Satu Data Indonesia.
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan Kajian Peran Strategis Satu
Data adalah:
Data dengan integritas tinggi lahir dari tatakelola data yang terpadu, bukan dari
data yang berserakan di berbagai kementerian, lembaga, unit teknis atau
individu. Data dengan integritas tinggi adalah buah dari koordinasi yang baik
Dengan melihat kepada arti strategis dari pentingnya data dengan integritas
yang tinggi maka perlu dilakukan sebuah inisiatif untuk menyatukan seluruh data
pemerintah baik data statistic, geospasial maupun data administrtaif lainnya
dalam satu kerangka tata kelola Satu Data Indonesia. Kunci keberhasilan dari
inisiatif ini adalah terbentuknya ekosistem data pemerintah dalam suatu tatanan
tata Kelola yang baik dengan berdasarkan kepada semangat kolaborasi dan
interoperabilitas yang lengkap tidak hanya berfokus pada teknologi namun juga
meliputi regulasi, organisasi dan semantic.
Inisiatif Satu Data Indonesia juga dilaksanakan untuk memenuhi mandat dalam
UU No. 25 tentang SPPN yang menyatakan bahwa perencanaan pembangunan
harus disusun atas data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengaturan terkait SDI pun kemudian tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor
39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (Perpres Satu Data). Berdasarkan
Perpres tentang SDI ini, Kementerian PPN/Bappenas menentukan target-target
capaian program dan kegiatan terkait data dan informasi yang sejalan dengan
implementasi SPBE, antara lain:
1. Pandemi Covid -19 telah menyadarkan kita akan perlunya data berkualitas
yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat cepat
dalam rangka penanggunalangan bencana wabah Covid-19;
2. Risiko kebencanaan yang melanda Indonesia membutuhkan integrasi data
dengan akurasi dan kualitas data yang baik, dalam rangka mendukung
penanganan dan pemulihan paska bencana sekaligus mengurangi risiko
penyalah gunaan bantuan dan arahan penanggulangan pada lokasi yang
lebih tepat;
3. Tuntutan peningkatan transparansi dan akuntabilitas pemerintah telah
mendorong tersedianya data dan informasi pembangunan yang terbuka
dan memiliki akuntabilitas data yang dapat dipertanggung jawabkan;
4. Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat telah
mendorong proses digitalisasi layanan kepada publik di mana tuntutan
peningkatan kualitas layanan yang didukung dengan data yang akuntabel
akan menjadi peluang terbaik dalam rangka pemanfaatan
penyelenggaraan Satu Data Indonesia;
5. Pembangunan Berkelanjutan, yang menjaga keberlanjutan kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup, serta
meningkatkan pembangunan yang inklusif dan pelaksanaan tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi
ke generasi berikutnya;
6. Bantuan Pemerintah yang membutuhkan integrasi data diantara
kementerian dan Lembaga pemerintah pusat serta pemerintah daerah
yang seringkali menghadapi permasalahan dalam prosesnya;
1. Skala Tata Kelola, yaitu lingkup skala pengelolaan data yang sangat
besar meliputi Kementerian, Lembaga Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah baik Provinsi, Kabupaten dan Kota;
2. Skala Substansi Data, yaitu tingkat kompleksitas data baik dari sisi
keragaman data, substansi teknis maupun proses bisnisnya;
3. Sosialisasi, yaitu lingkup cakupan sosialisasi kebijakan yang sangat luas
dari instansi pemerintah di tingkat pusat hingga ke daerah;
4. Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan, banyak dan beragamnya
peraturan yang saling tumpeng tindih terkait pengelolaan data
pemerintah, dan mengakibatkan saling terhambatnya proses integrasi
data akibat satu peraturan yang bertentangan dengan peraturan
lainnya;
5. Infrastruktur dan Aplikasi, yaitu kondisi infrastruktur yang beragam di
seluruh wilayah Indonesia, dan keberagaman aplikasi yang dimiliki oleh
Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah;
6. Sumber Daya Manusia, yaitu beragamnya tingkat kompetensi SDM baik
di pusat dan daerah yang secara langsung akan membawa dampak
kepada keberhasilan penerapan Satu Data Indonesia.
Tujuan dari kegiatan penerapan Satu Data Indonesia adalah untuk mewujudkan
Satu Data Indonesia sebagai Single Source of Truth yang mendukung
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian pembangunan berkelanjutan.
Adapun pilar tujuan strategis yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:
Visi Satu Data Indonesia diformulasi dari maksud dan tujuan penerapan Satu Data
Indonesia hingga menjadi sebuah Visi Satu Data Indonesia yaitu:
Visi Satu Data Indonesia dapat dijabarkan menjadi cita-cita pengembangan Satu
Data Indonesia sebagai perwujudan dari arti “Satu Data yang Berkualitas” yang
terdiri atas:
Adapun Misi Satu Data Indonesia adalah penjabaran Visi dan Cita-Cita Satu Data
Indonesia untuk menjadi langkah-langkah praktis yang dapat dijalankan dan
menjadi acuan dalam menentukan langkah-langkah pencapaian cita-cita Satu
Data Indonesia sesuai Visi Satu Data Indonesia.
Tujuan strategis yang ingin dicapai dari Visi dan Misi Satu Data Indonesia kembali
kepada Tujuan Penerapan Satu Data sesuai Perpres no. 39 tahun 2019 yang juga
menjadi dasar filsafat Visi dan Misi Satu Data Indonesia, tujuan tersebut adalah:
Dengan demikian mulai terbentuk benang merah rencana strategis antara Visi,
Misi dan Tujuan Satu Data Indonesia.
Sasaran strategis yang ingin dicapai dengan penerapan kebijakan Satu Data
Indonesia adalah terbangunnya sebuah Ekosistem Satu Data Indonesia yang
berlandaskan kepada semangat kolaborasi dan interoperabilitas secara
menyeluruh dengan berfokus pada :
Penjelasan atas sasaran Satu Data Indonesia mengambil intisari dari pengalaman
Badan Informasi Geospasial dalam pengembangan Jaringan Informasi
Geospasial Nasional sebagai salah satu cikal bakal pengembangan Satu Data
Indonesia dan interoperabilitas data sebagai inti dari semangat saling berbagi
pakai dalam penerapan prinsip satu data.
Definsi dari kata interoperabilitas dalam PerPres no.39/2019 pasal 1 ayat (1) yaitu
“Interoperabilitas Data adalah kemampuan Data untuk berkomunikasi dan
dibagipakaikan antar sistem elektronik yang saling berinteraksi.”
Namun kita dapat melihat dari perspektif lain, di mana akan kita temui penerapan
interoperabilitas pada lingkup yang lebih luas. North Atlantic Treaty Organization
(NATO) telah mengembangkan konsep interoperabilitas pada tatanan yang lebih
luas dan telah di adopsi oleh Uni Eropa ( European Union) sebagai konsep
interoperabilitas dengan definisi “interoperabilitas & portabilitas adalah
kemampuan organisasi untuk berinteraksi menuju tujuan yang saling
menguntungkan, yang melibatkan berbagi informasi dan pengetahuan antara
organisasi-organisasi ini, melalui proses bisnis yang mereka dukung, melalui
pertukaran data antara sistem TIK mereka.” Hal ini telah mereka tuangkan ke
dalam sebuah kebijakan yang disebut dengan European Interoperability
Framework.
EIF dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja umum yang berlaku untuk semua
administrasi publik di Uni Eropa. Kerangka kerja Ini menjabarkan kondisi dasar
untuk mencapai interoperabilitas, bertindak sebagai denominator umum untuk
inisiatif yang relevan di semua tingkatan termasuk Eropa, nasional, regional dan
lokal, merangkul administrasi publik, warga negara dan bisnis.
Bagaimana EIF dapat menjadi acuan bagi Satu Data Indonesia? Dengan
mengambil sudut pandang yang lebih luas, konsep interoperabilitas dalam EIF
dapat menjadi acuan dalam penerapan SDI dengan mengedepankan unsur
koordinasi dan kolaborasi dan berpatokan kepada konsep interoperabilitas pada
empat unsur yaitu regulasi, kelembagaan, semantic dan teknologi.
Dengan pembagian peran sesuai dengan konsep EIF dapat digambarkan peran
masing-masing Lembaga sebagai berikut:
Dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Satu Data Indonesia maka dirumuskan
arah kebijakan dan strategi Satu Data Indonesia. Renstra Satu Data Indonesia
tahun 2020-2024 mencakup 7 (Tujuh) arah kebijakan yang dikategorikan
berdasar hubungan antara tugas dan fungsi dari Satu Data Indonesia. Ke tujuh
arah kebijakan tersebut adalah
1. Kebijakan Regulasi
Kebijakan regulasi yang akan diterapkan dalam rangka penerapan
Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal dalam
Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat pusat
dan daerah terkait regulasi meliputi:
a. Tingkat Pusat
• Peraturan Menteri PPN/Bappenas selaku Koordinator
Dewan Pengarah
• Peraturan Menteri
• Peraturan Kepala Badan
b. Tingkat Daerah
• Peraturan Gubernur
• Peraturan Bupati/Walikota
2. Kebijakan Kelembagaan
Kebijakan Kelembagaan yang akan diterapkan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal
dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat
pusat dan daerah terkait kelembagaan meliputi:
5. Kebijakan Kolaborasi
Kebijakan Kolaborasi yang akan diterapkan dalam rangka
penerapan Satu Data Indonesia akan mengacu kepada pasal-pasal
dalam Perpres no.39/2019 tentang Satu Data Indonesia pada tingkat
pusat dan daerah terkait Kolaborasi meliputi
a. Penetapan Daftar Data
b. Penetapan Rencana Aksi
c. Integrasi Data
Seluruh kegiatan dalam rangka penerapan Satu Data Indonesia akan bergerak
dalam kerangka pikir sebagaimana dijelaskan dalam gambar berikut ini:
Dalam tahapan penyusunan program kerja tahunan akan terkait secara langsung
dengan dokumen Satu Data Indonesia lain yang terkait dengan perencanaan dan
desain dengan urutan sebagaimana disajikan dalam gambar berikut ini :
Dalam rangka menjamin akuntabilitas tata Kelola Satu Data Indonesia maka Satu
Data Indonesia mengadopsi standar tata Kelola yang telah diterapkan oleh
organisasi pemerintah diseluruh dunia. Adopsi atas standar yang telah ada
menjamin kesiapan pelaksanaan penerapan inisiatif Satu Data Indonesia,
meskipun dalam pelaksanaannya terdapat modifikasi dan adopsi hanya kepada
konsep dan aturan yang bersifat essensial dalam rangka penerapan Satu Data
Indonesia. Pengadopsian dilakukan dengan mengambil butir-butir konsep yang
relevan dengan kondisi penerapan Satu Data Indonesia dan menghasilkan
Body Of Knowledge, atau disingkat BOK, adalah sekumpulan konsep dan praktis
pada suatu areayang dirangkum terutama untuk mendukung suatu profesi pada
area tersebut. Data Management Body of Knowledge (DMBOK) adalah kumpulan
konsep dan praktis pada area manajemen data yang diinisiatif dan dikelola oleh
DAMA (Data Management Association), suatu asosiasi nirlaba dimana berkumpul
profesional-profesional dalam bidang data. DMBOK dan DAMA dapat disamakan
sebagaimana halnya Project Management Body of Knowledge (PMBOK) yang
dikelola oleh PMI (Project Management Institute), Software Engineering Body of
Knowledge (SWEBOK) yang dikelola oleh IEEE, dan Business Analysis Body of
Knowledge (BABOK).
Referensi yang diterbitkan oleh pengelola Body of Knowledge itu sendiri biasanya
berjudul semacam Pada tahun 2009, DAMA berhasil mempublikasikan suatu
DAMA-DMBOK Guide yang mengetengahkan secara padat konsep-konsep
terkait tujuan, fungsi dan aktivitas, deliverable utama, peran, prinsip, teknologi,
serta isu-isu organisasi/kultural dalam bidang manajemen data. Pengambaran
Konsep dari DAMABOK Versi 2 sebagaimana disajikan dalam gambar sebagai
berikut:
Penerapan pilar Elemen Pengaruh DAMABOK Versi 2 di dalam tata Kelola Satu
Data Indonesia diwujudkan dalam dua pokok bahasan yaitu.
Prinsip Pemandu juga merupakan Prinsip Satu Data Indonesia, terdiri atas :
Prinsip pemandu ini akan menjadi sebuah acuan dalam rangka penyelenggaraan
tata Kelola Satu Data Indonesia dan dijabarkan secara lebih teknis dalam
petunjuk-petunjuk teknis yang akan mengatur unsur-unsur sebagaimana
dijelaskan dalam ilustrasi berikut ini:
Gambar. 9 Kaitan antara Prinsip SDI dengan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2
Gambar. 10 Penerapan Prinsip Tata Kelola DAMABOK versi 2 dalam Tata Kelola SDI
Dengan demikian dapat dijelaskan bagaimana Tata Kelola Satu Data Indonesia
disusun dengan mengacu kepada standar internasional yang telah diakui
sehingga diharapkan tata Kelola Satu Data Indonesia memiliki akuntabilitas yang
dapat diandalkan guna mewujudkan Satu Data Indonesia sebagai “ Single
Source of Truth”.
Tahun 2021 adalah tahun di mana landasan penerapan SDI telah diperkuat
dengan peningkatan fitur konten dan layanan portal, penetapan tata kelola
dan perencanaan data yang lebih baik serta konsolidasi penerapan SDI di
K/L/D dengan meningkatkan komunikasi dengan Pembina data dan para
Walidata. Kemudian sosialisasi terkait Kebijakan/Regulasi, Penguatan
Kelembagaan, Business Process & Model.
Tahun 2023 adalah tahun perluasan konten dan layanan SDI untuk lebih
memperkaya fitur dan konten data dengan memperluas cakupan integrasi
dan koneksi data serta metadata dan menyiapkan landasan tata Kelola big
data pemerintah dan penerapan Artificial Intelligence dalam mendukung
peran SDI
Tahun 2024 adalah tahun optimalisasi peran SDI agar benar-benar dapat
memberikan manfaat sebagai sumber data pemerintah yang terpercaya
dan dapat diandalkan sebagai acuan dalam rangka Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan nasional.
Penyusunan Tahapan Peta Jalan Satu Data Indonesia ini berkaitan erat dengan
lini masa perencanaan dan pelaksanaan pembangunan hingga tahun 2024
dengan penjelasan dalam gambar sebagai berikut:
Dokumen Peran Strategis Satu Data Indonesia ini adalah merupakan dokumen
kajian yang akan dijadikan sebagai bahan pembahasan dalam Sekretariat Satu
Data Indonesia.