Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fatimatus Zahroh

NIM : 041511333125
Jurusan : Akuntansi (FEB)
Kelompok : E1
LO : Amalia
Review film “ Sang Kyai “
Film yang berjudul Sang Kyai menceritakan tentang peran seorang kyai besar yang
bernama KH. Hasyim Asy’ari dalam membangun kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
sesuai dengan akidah islam. Sebuah pesantren yang bernama Tebuireng adalah salah satu
pesantren yang dimilikinya, pesantren ini memiliki banyak santri. Kyai Hasyim Asy’ari
mempunyai seorang putera yang membantunya dalam uapaya untuk membangun kehidupan
yang rukun, aman, kompak, dan tentram, beliau bernama Wahid Hasyim.Wahid Hasyim
sangat pemberani dan mempunyai pengetahuan yang cukup luas tentang dunia luar sehingga
dia menjadi wakil dari ayahnya ketika membuat keputusan.

Jepang masih menjajah Indonesia, pengeboman atau penghancuran wilayah-wilayah


Indonesia seperti Pakalongan, Ngawi, Purwokerto dilakukan secara bertahap oleh pihak
Jepang. Sampailah Jepang ke daerah Jombang, pihak Jepang mendatangi pesantren Tebuireng
dengan tujuan untuk menangkap Kyai Hasym Asy’ari. Alasan penangkapan ini yaitu adanya
pemberontakan dari masyarakat di Pabrik Cukir dan Jepang mengira bahwa Kyai lah yang
memprovokator masyarakat untuk memberontak. Para santri Tebuireng tidak mengizinkan
tentara Jepang untuk membawa kyai, dan sempat ada perlawanan dari mereka. Perlawanan
tersebut berhenti karena tentara Jepang mengancam akan membakar para santri apabila Kyai
Hasyim Asy’ari tidak ikut dengan mereka, berdasarkan pertimbangan itu kyai menyetujui
untuk ikut dengan tentara Jepang dengan ditemani oleh salah satu santri dari Tebuireng.
Setibanya di gedung perdiaman Jepang Kyai diperintahkan untuk mentadatangani sebuah
dokumen yang berisi tentang masalah pemberontakan Pabrik Cukir dan pembatalan
pengoperasian sekere. Perintah tersebut ditolak oleh Kyai karena ia merasa tidak terlibat
dalam masalah pemberontakan itu, penolakan ini membuat komandan tentara Jepang marah
dan ia memerintahkan anak buahnya untuk memenjarakan dan menyiksa Kyai Hasyim
Asy’ri. Pada saat yang bersamaan seorang santri dari Tebuireng yang bernama Hamid mati
terbunuh oleh tentara Jepang karena mengaku bahwa Ia adalah santri Tebuireng
Melihat penyiksaan terhadap kyai dan kondisi yang semakin memburuk , putera Kyai,
Wahid Hasyim mencari cara untuk membebaskan ayahnya. Wahid Asy’ari dan KH Wahhab
Abdullah mendatangi A. Hamid Ono,ia adalah seorang muslim yang bekerja kepada Jepang.
Mereka meminta Hamid Ono untuk berbicara kepada Saikosikan tentang penawaran untuk
bekerjasama dengan Jepang. Kerjasama dengan Jepang tersebut adalah pura-pura semata
untuk bisa membebaskan Kyai Hasym Asy’ri dan para kyai lainnya yang ditahan oleh Jepang.
Rencana tersebut berjalan dengan lancar, semua Kyai dibebaskan oleh pihak Jepang dan
Jepang mengadakan pelatihan untuk para Kyai agar mereka loyal kepada pemerintahan
Jepang. Setelah pelepasan para Kyai selesai,sekutu meminta Kyai Hasyim Asy’ari untuk
melakukan propaganda Khutbah disetiap masjid. Isi Propaganda tersebut yaitu meyuruh
masyarakat untuk meningkatkan hasil bumi. Semua masyarakat dipekerjakan secara rodi oleh
pihak Jepang agar mereka mendapatkan hasil bumi yang lebih banyak dari masyarakat. Tidak
lama kemudian masyarakat merasa tidak tahan dengan tindakan Jepang yang semakin hari
semakin sewenang-wenang dan terjadilah pemberontakan. Pemberontakan ini mengakibatkan
salah satu Kyai yang bernama KH Zainal Mustofa di eksekusi hukum mati di Ancol karena
diduga sebagai provokator pemberontakan propaganda tersebut.

Jepang khawatir masyarakat di Jombang Khususnya santri Tebuireng melakukan


pemberontakan lagi, sehingga Kyai Hasyim Asy’ari di panggil dan diperintahkan untuk
menjadi pemimpin dari Masyumi dan Shumubu. Keputusan pihak Jepang untuk menggabungkan
Masyumi dan Shumubu dengan alasan agar mereka dapat mengontrol islam dengan mudah . Tidak
lama kemudian sebuah surat di kirim ke pesantren Tebuireng, surat tersebut dikirim oleh
Mohammad Alamin al husaini yang menjabat sebagai ketua kongres muslim sedunia disurat itu
dikatakan bahwa ia menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia, mendengar hal itu para santri dan
masyarakat sangat senang dan semangat mereka untuk memerdekakan Indonesia semakin berkobar.
Pada tanggal 11 Agustus Jepang menyerah kepada sekutu dan momen ini di manfaatkan oleh santri
Tebuireng untuk melawan da menghancurkan Jepang, akhirnya Jepang takluk dan mengalami
kekalahan.

Setelah Indonesia bebas dari penjajahan Jepang. Datanglah Inggris untuk menggantikan
posisi Jepang. Inggris menyebar pamphlet-pamflet yang berisi bahwa masyarakat Indonesia harus
menyerahkan senjata rampasan yang mereka peroleh dari Jepang. Gertakan tersbut tidak membuat
masyarakat takut, malah sebaliknya semangat para pemuda Indonesia semakin berkobar. Hal ini
dapat dilihat dari adanya pidato Bung Tomo yang mengajak para pemuda Surabaya dan Pemuda
Indonesia lainnya untuk melawan para penjajah Inggris. Para santri se Jawa timur bergabung untuk
melawan Inggris .Akhirnya Surabaya tidak berhasil diselamatkan oleh Inggris. Atas kekalahan itu
pihak Inggris mendatangi Gedung Lindentesevt dan internatio dengan tujuan untuk memberitahukan
bahwa mereka akan memutuskan untuk melakukan genjatan senjata. Akan tetapi janji itu di ingkari
oleh Inggris, mereka membawa bom dan mengebom pemuda-pemuda yang saat itu berada di
gedung Lindentesevt, kejadian ini memakan banyak korban di dua belah pihak.

Akhir dari cerita ini yaitu dengan wafatnya Kyai Hasym Asy’ri yang menyebabkan semua
santri di Tebuireng sudah tidak mempunyai pembesar lagi. Para santri meninggalkan pesantren
Tebuireng danpesantren ini dibakar oleh sekutu.

PESAN :

Berdasarkan film ini patutlah kita memberikan apresiasi kepada para Kyai dan para santri yang rela
berkorban sampai titik darah penghabisan untuk membela tanah airnya. Sebagai warga Indonesia,
kita saat ini dapat hidup dengan aman, tentram dan merdeka karena jerih payah para pahlawan.
Maka kita wajib meneruskan perjuangan para pahlawan agar mereka merasa bangga dan tidak sia-sia
karena sudah mengorabankan dirinya untuk kemerdekaan Indonesia. Ingatlah pesan agama yang ada
di dalam film ini. KH Hasym Asy’ri mengatakan bahwa membela tanah air hukumnya adalah fardu
a’in dan membunuh para penjajah yang keji dan orang-orang yang menjadi kaki tangan mereka
diwajibkan dalam islam. Di akhir film ini ada sebuah pesan dari KH Hasym Asy’ri yang berbunyi “
Orang yang melawan penjajah adalah pahlawan, tidak ada yang lebih berjasa dari mereka. Jika
orang-orang tidak mengenang jasa mereka tidak mengapa karena Allah SWT. menjanjikan tempat
yang sebaik-baiknya bagi para Syuhada. “

Anda mungkin juga menyukai