Anda di halaman 1dari 15

STUDI TENTANG EFEKTIVITAS ALAT PENGENDALI KECEPATAN

PADA KAWASAN ZOSS DI KOTA PONTIANAK


Muhammad Farizaldin1), Syafaruddin AS2), Rudi S. Suyono2)
muhammad.farizaldin@yahoo.co.id

Abstract
rumble strip is a warning device is physically allocated to the driver of the vehicle in order to
further enhance alertness. From the results of the analysis, it is known that the effectiveness of the
band wrapping on the ZoSS area at the location of the primary collector road function (the location of
Tanjung Raya 2 and Hasanuddin roads) and the secondary collector (Jendral Urip and Merdeka
roads) affect the 0.00% effectiveness percentage especially for Tanjung Raya 2 roads, while the
effective speed control for the secondary collector Road function is in the range of 40.00%. in the
schools studied there were schools that were not equipped with school signs, as well as signs that were
blocked by trees. speed data retrieval using a speed gun. The solution to improve the effectiveness of
the band wrapping is the design and arrangement of rumble strips that need to be updated and added
facilities that support the performance of rumble strips in the form of adding a minimum height of 2 cm
with a distance of 100 cm, sowing additional facilities in the form of warning lights, and adding
special markers red and markers are prohibited from parking.

Key words: rumble strips in the School Area

1. PENDAHULUAN transportasi sangat erat hubungannya


1.1 Latar Belakang dengan kebijakan ekonomi dan sosial
Seiring dengan perkembangan secara luas (Edward K. Morlok, 1984:7).
peradaban manusia, maka perkembangan Banyak sekolah dasar yang
kebutuhan hidup juga ikut berkembang. terletak di pinggir jalan baik berupa jalan
Perkembangan itu ditunjukkan dengan nasional, jalan propinsi, atau jalan
pesatnya pertumbuhan pembangunan di kabupaten dengan karakteristik volume
segala aspek. Sesuai dengan tujuan lalu lintas besar dan kecepatan
pembangunan harus bisa dinikmati tinggi.Sekolah yang berada di tepi jalan
seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena raya dengan lalu lintas yang tinggi akan
itu, untuk menunjang pesatnya sangat membahayakan keselamatan anak-
pertumbuhan pembangunan dibutuhkan anak. Dengan kondisi ini dan
prasarana yang baik, salah satunya adalah meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan
prasarana transportasi. Transportasi raya yang melibatkan anakanak sekolah
merupakan penghubung dari infrastruktur maka digagaslah program Zona Selamat
setiap daerah, baik daerah perkotaan Sekolah (ZoSS) yang dirancang untuk
maupun pedesaan, maka perencanaan meningkatkan keselamatan lalu lintas.

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
1
Zona Selamat Sekolah adalah program berkendaraan bagi pengguna jalan di jalan
inovatif yang dirancang untuk ruas jalan raya, yang penerapannya untuk membatasi
di area sekolah yang memiliki lalu lintas kecepatan berkendaraan sering dipakai
pejalan kaki anak sekolah cukup tinggi rambu-rambu batas kecepatan dan rumble
dan rentan terhadap kecelakaan lalu strips.
lintas.Kendaraan yang berada di ZoSS
harus dengan kecepatan rendah untuk 1.2 Perumusan Masalah
memberikan waktu reaksi yang lebih lama a. Fungsi pita penggaduh tidak
untuk mengantisipasi gerakan anak sesuai dengan fungsi awalnya
sekolah yang bersifat spontan dan tak yaitu sebagai pemberi peringatan
terduga yang beresikomenimbulkan pada pengendara untuk
kecelakaan (SK Dirjen Hubdat, 2006). menurunkan kecepatan saat
Transportasi yang tertib, lancar, berkendara.
aman, nyaman dan efisien merupakan b. Rambu yang ada kurang berfungsi
pilihan yang ditetapkan dalam secara optimal untuk
pengembangan sistem transfortasi. memperingatkan pengemudi
Pengembangan transfortasi juga bahwa di daerah tersebut terdapat
mengemban misi bahwa harus mampu sekolah.
mengurangi kemacetan, kecelakaan dan c. Banyaknya perilaku pengemudi
mampu mengurangi gangguan lalu lintas yang tidak menghiraukan adanya
serta mampu mempertahankan kualitas. alat pegendali kecepatan terutam
Keadaan ini harus diimbangi dengan dikawasa sekolah yang terdapat
penyediaan sarana dan prasarana banyak anak-anak , sehingga
transportasi yang memadai. Transportasi mengancam keselamatan dirinya
juga menunjukkan hubungan yang sangat maupun pengguna fasilitas yang
erat dengan gaya hidup, jangkauan, dan lain
lokasi dari aktifitas produksi dan hiburan, d. Potensi kecelakaan yang
barang – barang serta pelayanan yang diakibatkan oleh pengendara yang
tersedia untuk konsumsi (Edward K. menghindari pita penggaduh dan
Morlok, 1984:33). juga pengereman secara
Dalam kenyataannya aspek mendadak saat akan melintasi pita
kecepatan kendaraan yang ada di jalan penggaduh.
juga dipengaruhi banyak faktor, antara
lain : faktor kondisi jalan setempat, faktor 1.3 Tujuan Penelitian
jenis dan tipe kendaraan serta faktor a. Mengidentifikasi kelengkapan
karakteristik pola perilaku berkendaraan fasilitas jalan pada kawasan
pengguna jalan itu sendiri. Pemerintah, penerapan ZoSS yang ada di
dalam hal ini Departemen Perhubungan fungsi jalan kolektor primer dan
selaku penanggung jawab penyelenggara kolektor skunder.
transportasi, sudah mengeluarkan berbagai b. Mengetahui efektivitas pengaruh
kebijakan untuk membuat proses adanya pita penggaduh (rumble
transportasi dapat berjalan sebagaimana strips) di sekitar kawasan sekolah
mestinya. Salah satu dari kebijakan terhadap kecepatan kendaraan lalu
tersebut adalah batas kecepatan lintas.

2
1.4 Manfaat Penelitian e. Hanya kecepatan pada saat tidak ada
a. Dari hasil penelitian ini akan hambatan
diperoleh tingkat efektivitas dari pita
penggaduh di kawasan ZoSS yang ada 2. TINJAUAN PUSTAKA
di Kota Pontianak khususnya yang 2.1 Pengertian
ada di fungsi jalan kolektor primer Menurut Keputusan Menteri
dan sekunder. Perhubungan No. 3 Tahun 1994, pita
b. Bagi Pemerintahan hasil studi ini penggaduh ( rumble Strips ) adalah
dapat digunakan sebagai acuan dalam kelengkapan tambahan pada jalan yang
penentuan kebijakan perbaikan dan berfungsi untuk membuat pengemudi
pengembangkan infrastruktur jalan lebih meningkatkan kewaspadaan. Pita
pada ZoSS yang ada di Kota penggaduh dapat berupa suatu marka jalan
Pontianak. atau bahan lain yang dipasang melintang
c. Dalam dunia ilmu pengetahuan hasil jalur lalu lintas yang menonjol di atas
dari penelitian ini merupakan badan jalan dengan ketebalan maksimum
sumbangan kecil ilmu pengetahuan 4 cm. Rumble Strips mengadopsi suatu
dalam mengatasi masalah infrastruktur prinsip dengan menggunakan tanda
jalan pada kawasan perkotaan berupa suara gaduh untuk
Pontianak. memperingkatkan pengemudi untuk
mengurangi kecepatan pada suatu
1.5 Pembatasan Masalah persimpangan yang berbahaya ( Overseas
a. Mengidentifikasi tingkat efektivitas Development administration (ODA),
penggunaan pita penggaduh pada 1991, Englad ).
kawasan ZoSS dilokasi jalan yang
berfungsi sebagai jalan kolektor 2.1.1 Jalan Raya
primer sekolah yang ditinjau SD 03 Jalan Raya adalah suatu lintasan
di jalan Tanjung Raya 2 dan SMP 5 yang bermanfaat untuk melewatkan lalu
di jalan Hasanuddin, sedangkan lintas dari suatu tempat ke tempat yang
untuk sekolah yang terdapat di fungsi lain. Jalan raya sebagai sarana
jalan kolektor sekunder yang ditinjau perhubungan, sehingga lalu lintas harus
adalah sekolah SMP 1 jalan Jendral lancar dan aman memenuhi syarat teknis
Urip dan sekolah BAWARI jalan dan ekonomis sesuai fungsi, volume, dan
Merdeka. sifat-sifat lalu lintas.
b. Lokasi studi dilakukan di Kota
Pontianak tepatnya di Sekolah 2.1.1.1 Fungsi Jalan
BAWARI (Jl. Merdeka Barat) – SMP Jalan merupakan suatu kesatuan
1(Jl.jendral urip) – SD 3 (Jl. Tanjung sistem jaringan jalan yang mengikat dan
Raya 2)- SMP 5 (Jl. Hasanuddin) menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan
c. Hanya menghitung kecepatan dengan wilayah yang berada dalam
kendaraan dan kecepatan rata – rata. pengaruh pelayanannya dalam satu
d. Dalam penelitian tidak hubungan hirarki. Fungsi jalan dapat
memperhitungkan faktor cuaca, dikelompokkan, antara lain :
hambatan samping dan kemacetan. a. Jalan arteri adalah jalan yang
melayani angkutan utama dengan

3
ciri-ciri perjalanan jarak jauh, tempat dibagi dengan lama waktu bagi 10
kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah kendaraan untuk menyelesaikan
jalan masuk dibatasi secara efisien. perjalanan antara dua tempat tersebut,
b. Jalan kolektor adalah jalan yang dengan lama waktu ini mencakup setiap
melayani angkutan pengumpulan / waktu berhenti yang ditimbulakan oleh
pembagian dengan ciri-ciri hambatan ( penundaan ) lalu lintas.
perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan 2.3 Rambu
masuk dibatasi. Adalah bagian dari
c. Jalan lokal adalah jalan yang perlengkapan jalan yang
melayani angkutan setempat dengan memuat lambang, huruf, angka, kalimat
ciri-ciri perjalanan jarak dekat, dan/atau perpaduan di antaranya, yang
kecepatan rata-rata rendah, dan digunakan untuk memberikan peringatan,
jumlah jalan masuk tidak dibatasi larangan, perintah dan petunjuk bagi
pemakai jalan. Rambu lalu lintas diatur
2.2 Kecepatan menurut Peraturan Menteri Perhubungan
Menurut Tamin ( 1992 ), Nomor 13 tahun 2014.
Kecepatan ( Speed ) lalu lintas adalah
jarak yang dapat ditempuh dalam satu 2.3.1 Bahan Rambu
satuan waktu tertentu, biasa dinyatakan Bahan rambu yang digunakan
dalam satuan km/jam. Menurut F.D.Hobbs adalah plat alumunium standar.[Peraturan
( 1979 ), Kecepatan ( Speed ) adalah laju Menteri Perhubungan No. PM. 13 Tahun
perjalanan yang dinyatakan dalam km/jam 2014 tentang Rambu-rambu lalu lintas di
dan umumnya di bagi menjadi 3 (tiga) jalan.
jenis, yaitu :
2.4 Pita Penggaduh (rumble Strips)
a. Kecepatan Setempat ( spot speed ) Pita penggaduh (rumble strips)
Adalah kecepatan kendaraan pada suatu adalah kelengkapan tambahan pada jalan
saat diukur dari suatu tempat yang yang berfungsi untuk membuat
ditentukan. pengemudi lebih meningkatkan
kewaspadaan. Pita penggaduh dapat
b. Kecepatan Bergerak ( running speed ) berupa suatu marka jalan atau bahan lain
Adalah kecepatan kendaraan rata – rata yang dipasang melintang jalur lalu lintas
pada suatu jalur pada saat kendaraan dengan ketebalan maksimum 4 cm.
bergerak dan didapat dengan membagi (Keputusan Menteri Perhubungan No. 3
panjang jalur dibagi dengan lama waktu Tahun 1994)
kendaraan bergerak menempuh jalur
tersebut. 2.4.1 Bentuk Dan Ukuran
Bentuk dan ukuran pita penggaduh
diatur dalam 2 (dua) aturan yaitu
c. Kecepatan Perjalanan ( journey speed ) “Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
Adalah kecepatan efektif kendaraan yang 3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali
sedang dalam perjalanan antara dua dan Pengaman Pemakai Jalan” dan
tempat, dan merupakan jarak antara dua “Dirjen Prasana Wilayah, Pedoman

4
Perencanaan Fasilitas Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan” Pita
Kecepatan Lalu Lintas”. Dan menurut penggaduh dapat berupa suatu marka jalan
“Keputusan Menteri Perhubungan Nomor atau bahan lain yang dipasang melintang
3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali jalur lalu lintas

Gambar 1. Detil Pita Penggaduh (Surat Dirjen Perhubungan Darat No.


AJ.003/5/9/DRJD/2011)

Gambar 2. Tampak Atas Pita Penggaduh (Surat Dirjen Perhubungan Darat No.
AJ.003/5/9/DRJD/2011)

3. METODOLOGI Adapun data sekunder berupa :


Pada penelitian ini pengumpulan a. Peraturan dan undang-undang
data dilakukan dengan mengumpulkan yang mengatur alat pengendali
data primer dan data sekunder. Adapun kecepatan lalu lintas
data primer antara lain : b. Literature-literatur yang
a. Bentuk dan ukuran pita berhubungan dengan penelitian
penggaduh
b. Kecepatan kendaraan 3.1 Metodologi Pengamatan
c. Data geometric jalan Sebelum dilaksanakan
d. Kelengkapan fasilitas pengambilan data secara lengkap,
pendukung dilaksanakan survey pendahuluan yang
e. Volume lalu lintas bertujuan :
a. Menetapkan lokasi dan bentuk
pita penggaduh
b. Menguji bentuk formulir
survey yang telah disiapkan

5
apakah memenuhi syarat dan Σ( − )
dapat digunakan. =
−1
c. Menentukan ukuran sampel ;
Pengambilan sampel bertujuan S ( )
untuk memperoleh keterangan = 0,05
mengenai populasi dengan −
mengamati hanya sebagian
saja dari populasi tersebut. S ( )( )
Menurut Walpole (1995),
=
hamparan (distribusi) normal
rata-rata umumnya cukup baik
n ≥ 30, terlepas dari bentuk Besarnya jumlah sampel (n)
populasi. Bila n ≥ 30, =
distribusinya hanya akan baik (S ( ))
bila populasinya tidak jauh
berbeda dari normal. Bila
populasinya diketahui normal,
maka distribusi normal dan 3.2 Teknik Pengambilan Data
ukuran sampelnya tidak Area 1 :dipergunakan untuk
menjadi soal. mencatat waktu / kecepatan
kendaraan sebelum melintasi
Tabel 1. Tabel Data Kecepatan pita penggaduh (pada area ini
Ringan (Km/Jam) Untuk kecepatankendaraan dianggap
Mencari Jumlah Sampel normal);

No. X Xrata- (Xrata- Area 2 :dipergunakan untuk mencatat


rata – X rata – waktu / kecepatan
X)2 kendaraan pada saat melintasi
1 pita penggaduh.

Area 3 :dipergunakan untuk mencatat


waktu / kecepatan pada saat
Dari data tersebut di atas dicari kendaraan setelah melintasi
variannya (S2). pita penggaduh.

6
Gambar 3 Metode Pelaksanaan

3.3 Speed Gun 4. PEMBAHASAN


Lokasi yang diteliti merupakan
bagian dari fungsi jalan kolektor
primer dan sekunder sebagai
perbandingan. Lokasi alat pengendali
kecepatan pada fungsi jalan kolektor
primer :

Gambar 4. Alat Pengukur Kecepatan


Speed Gun

Speed Gun adalah salah alat


yang membantu mengetahui kecepatan
benda yang meluncur /bergerak seperti
mobil, motor, kapal, bola, dll.
Didukung dengan technology digital
DSP (digital speed technology) yang
menjamin tingkat akurasi yang tinggi. Gambar 5. Lokasi Tanjung Raya 2
Cara penggunaan sangat mudah, yaitu
tinggal mengarhkan alat ini ke objek
yang akan diukur kecepatannya.
Kecepatan akan langsung terlihat pada
layar LCD. Pada speed gun ini terdapat
2 pilihan satuan kecepatan mile per
hour (mph) dan km per hour (kph).

Gambar 6. Lokasi Jalan Hasanuddin

7
Lokasi alat pengendali kecepatan pada
fungsi jalan kolektor Sekunder :

Gambar 8. Lokasi Jalan Merdeka


Gambar 7. Lokasi Jalan Jendral Urip

Tabel 1. Pengamatan Pita Penggaduh Pada Fungsi Jalan Kolektor Primer

No Lokasi Lebar Jarak Antara Lebar tinggi Panjang Jumlah


Jalan Pita Penggaduh (m) (m) (m)
(m)
1 Jl.Tanjung Raya 2 8.7 70 cm 30 0.9 8.4 5
2 Jl. Hasanudin 8.6 70 cm 25 0.8 8.4 5

Tabel 2. Pengamatan Pita Penggaduh Pada Fungsi Jalan Kolektor Sekunder


No Lokasi Lebar Jarak Antara Lebar tinggi Panjang Jumlah
Jalan (m) Pita Penggaduh (m) (m) (m)
3 Jl. Jendral Urip 9.7 78 cm 25 0.8 9.47 5
4 Jl. Merdeka 8.8 77 cm 25 0.5 8.55 5

8
Mencari Jumlah Sample Sebenarnya 32 58 -21.40 457.9600
Nama Sekolah : Sekolah BAWARI 33 30 6.60 43.5600
Alamat : Jalan Merdeka-sungai jawi 34 34 2.60 6.7600
35 35 1.60 2.5600
Tabel 3. Penghitungan Sample
36 47 -10.40 108.1600
No. X Xrata-rata (Xrata-rata - 37 33 3.60 12.9600
-X X)2 38 30 6.60 43.5600
1 38 -1.40 1.9600 39 41 -4.40 19.3600
2 34 2.60 6.7600 40 42 -5.40 29.1600
3 48 -11.40 129.9600 41 29 7.60 57.7600
4 30 6.60 43.5600 42 50 -13.40 179.5600
5 44 -7.40 54.7600 43 30 6.60 43.5600
6 39 -2.40 5.7600 44 45 -8.40 70.5600
7 38 -1.40 1.9600 45 34 2.60 6.7600
8 34 2.60 6.7600 46 34 2.60 6.7600
9 34 2.60 6.7600 47 40 -3.40 11.5600
10 34 2.60 6.7600 48 36 0.60 0.3600
11 30 6.60 43.5600 49 36 0.60 0.3600
12 33 3.60 12.9600 50 30 6.60 43.5600
13 39 -2.40 5.7600 51 29 7.60 57.7600
14 41 -4.40 19.3600 52 38 -1.40 1.9600
15 30 6.60 43.5600 53 38 -1.40 1.9600
16 33 3.60 12.9600 54 30 6.60 43.5600
17 38 -1.40 1.9600 55 31 5.60 31.3600
18 41 -4.40 19.3600 56 39 -2.40 5.7600
19 43 -6.40 40.9600 57 39 -2.40 5.7600
20 32 4.60 21.1600 58 35 1.60 2.5600
21 34 2.60 6.7600 59 37 -0.40 0.1600
22 35 1.60 2.5600 60 30 6.60 43.5600
23 45 -8.40 70.5600 rata 36.60 1966.4000
24 37 -0.40 0.1600 rata
25 42 -5.40 29.1600
26 33 3.60 12.9600
27 38 -1.40 1.9600
28 36 0.60 0.3600
29 34 2.60 6.7600
30 34 2.60 6.7600
31 35 1.60 2.5600

9
Sc = 0.05 x 36.60
= 1.83
1.83/
Sc(x) = 1.96
= 0.933673
n = 33.32881
(0.933673)2
= 38.23
S2 = 1966.4 maka di genapkan menjadi 40 sample
60-1
= 33.32881

Tabel 4. Jumlah Sample Pada Fungsi Jalan Kolektor Primer dan Sekunder

No Lokasi Jumlah Keterangan


1 Jl. Tanjung Raya 2 35 Arah Desa Kapur
40 Tanjung Raya 1
2 Jl. Hasanudin 30 Arah Pelabuhan
20 Arah Kakap
3 Jl. Jendral Urip 30 Arah Bundaran
20 Arah Tanjung Pura
4 Jl. Merdeka 20 Arah Bundaran
40 Arah Sungai Jawi

Table 5 Penurunan Kenaikan Kecepatan Pada Jalan Jendral Urip- Tanjung Pura

No. Jenis Kec. 1 Kec. 2 Kec. 3 Penurunan / Kenaikan


Kendaraan Kecepatan
(km/jam) (km/jam) (km/jam) Kec.1 - Kec.1 - Kec.2 -
Kec.2 Kec.3 Kec.3
1 Sepeda 29.60 25.85 30.30 -12.67 -2.36 14.69
Motor

10
Dari tabel di atas pada jalan hambatan setelah kawasan zebra xross
Jendral Urip terlihat bahwa kecepatan (area penyebrangan), akan tetapi
sepeda motor juga mengalami kecepatan rata- rata kendaraan
penurunan pada area 2 (dua) atau area melebihi kecepatan yang ditetapkan
Pita Penggaduh, kemudian meningkat pada rambu batas kecepatan maksimal
pada area 3 (tiga) atau area setelah pada kawasan pita penggaduh di
zebra cross (area penyebrangan). Hal sekolah tersebut yaitu 25 km.
ini disebabkan karena tidak adanya

40
Kecepatan Km/Jam

30

20

10

0
0 Area 1 20 Area 2 40 Area 3 60
Pembagian Area

Gambar 9. Kecepatan Kendaraan di Masing-masing Area Jalan Jendral Urip

Tabel 6. Tingkat Efektivitas Pita Penggaduh pada fungsi jalan kolektor primer

No. Lokasi Batas Jumlah Presentase Keefektifitas


Kecepatan Sample area pita Area pita
Akhir penggaduh penggaduh
2a 2b
1 Jl Tanjung 20 Km/Jam 35 0.00% 0.00%
Raya 2
20 Km/Jam 40 0.00% 0.00%
2 Jl. 25 Km/Jam 30 23.33% 36.67%
Hasanudin
25 Km/Jam 20 55.00%

11
Dari hasil Tabel 6 dapat dilihat jalan tanjung raya 2, tetapi pada
bahwa penerapan pita penggaduh pada kawasan ZoSS pada lokasi jalan
kawasan ZoSS pada fungsi jalan Hasanuddin menuju arah
kolektor primer yang pita kakap,efektivitasnya cendrung lebih
penggaduhnya terbagi menjadi 2 (dua) tinggi, karna pada lokasi ini
kelompok tidak berpengaruh pada pemasangan pita penggaduhnya hanya
kendaraan, hal ini bisa dilihat dari 1 (satu) kelompok.
persentase efektifvitas terutama pada

Tabel 7. Tingkat Efektivitas Pita Penggaduh pada fungsi jalan kolektor sekunder
No. Lokasi Batas Jumlah Presentase Keefektifitas
Kecepatan Sample area 2 pita penggaduh
Akhir

1 Jl. Jendral 25 Km/Jam 30 40.00%


Urip
25 Km/Jam 20 40.00%
2 Jl. Merdeka 25 Km/Jam 20 20.00%
25 Km/Jam 40 37.5%
menandakan kurangnya fasiltas
pendukung yang dapat membantu
Dari hasil Tabel 7 dapat dilihat kinerja pita penggaduh.
bahwa penerapan pita penggaduh pada
kawasan ZoSS pada fungsi jalan
kolektor sekunder yang pita penggaduh
yang terpasang 1 (satu) kelompok lebih 5. KESIMPULAN DAN SARAN
bepengaruh dibandingkan pemasangan 5.1 Kesimpulan
2 (dua) kelompok pada lokasi jalan a. Berdasarkan observasi dilokasi
kolektor primer. Hal ini dapat dilihat penelitian kelengkapan
dari persentase efektivitas pita fasilitas jalan pada kawasan
penggduh. Pada area sekolah yang penerapan ZoSS :
berada di jalan yang berfungsi sebagai b. Sebagian lokasi penelitian
jalan kolektor skunder seluruh pita tidak terdapat rambu petunjuk
penggaduh berfungsi, tetapi kurang sekolah.
maksimal dapat dilihat pada table c. Letak rambu sebagian tak
persentase tidak ada yang 0%, tidak terlihat oleh pengendara, pada
seperti pada kawasan sekolah di lokasi lokasi penelitian letak rambu
kolektor primer tanjung raya 2. Hal ini terhalang oleh pohon dan
tertutup daun.hal ini bisa

12
berpengaruh pada kinerja alat kelompok pita penggaduh pada
pengendali kecepatan. kawasan Tanjung Raya 2
d. Pada beberapa kawasan ZoSS persentase pada area pita
tidak dilengkapi dengan penggaduh 0.00% dan
fasilitas kelengkapan jalan kawasan Hasanuddin menuju
yang membantu kinerja Pita pelabuhan hanya 23.33 %.
Penggaduh dalam Sedangkan penerapan pita
mengendalikan kecepatan penggaduh dengan hanya 1
kendaraan seperti Lampu kelompok persentase efektif
Peringatan. lebih tinggi terutama pada
e. Di lokasi penelitian kawasan Jendral Urip 40%, Hasanuddin
ZoSS yang diteliti tidak menuju kakap 55%.
dilengkapi dengan Marka i. Penerapan pita penggaduh
Larangan Berhenti dan marka dengan tinggi diwabah 1 cm
khusus. kurang efektif sehingga tidak
f. Dari hasil penelitian tingkat terlalu berdampak pada
efektivitas penerapan pita kecepatan kendaraan yang
penggaduh di kawasan ZoSS melintasi lokasi tersebut.
didapat : sehingga efek kejut / getaran
g. Pita penggaduh yang terpasang dan goncangan yang dialami
di lokasi penelitian belum setiap kendaraan yang melintas
maksimal, terlihat dari diatas pita penggaduh juga
persentase penurunan pada kecil. Kondisi inilah yang
area pita penggaduh pada tiap menyebabkan para pengendara
lokasi dapat dilihat pada Tabel tidak mengurangi kecepatan
6 dan 7. hampir semua lokasi kendaraannya.
penelitian tingkat efektifitas
berada dibawah 50%.
i. Penataan pita penggaduh pada 5.2 Saran
fungsi jalan kolektor primer a. Perletakan rambu harus
tidak cocok dengan diperhatikan, agar pengendara
menggunak penataan 2 (dua) kendaraan dapat melihat
kelompok rambu rambu yang terpasang.
h. Penataan pita penggaduh yang b. Pada lokasi penelitian perlu
memiliki 2 kelompok tidak penambahan fasilitas tambahan
lebih baik dibandingkan 1 berupa lampu peringatan dan
kelompok. Hal ini bisa dilihat marka dilarang berhenti. Untuk
dari data tingkat efektivitas meningkatkan kewaspadaan
pita penggaduh, dimana pengemudi dan untuk
kawasan yang memiliki 2 menghindari dampak

13
kemacetan terutama dikawasan Daftar Pustaka
area sekolah. Departemen Perhubungan. 1994.
c. Perlu penambahan marka jalan Keputusan Menteri
khusus bewarna merap pada Perhubungan Nomor 3 Tahun
kawasan ZoSS agar pengemudi 1994 Tentang Alat Pengendali
lebih berhati-hati dan waspada. dan Pengaman Pemakai Jalan.
d. Perlunya penambahan bentuk Jakarta
dan ukuran pada penerapan
pita penggaduh agar lebih Departemen Perhubungan. 2014.
efektif, sehingga pengguna Peraturan Menteri
fasilitas jalan terutama agar Perhubungan Nomor. PM. 13
anak-anak dikawasan sekolah Tahun 2014 Tentang Rambu-
merasa aman. Rambu Lalu Lintas.
e. Penerapan pita penggaduh
lebih baik dipasang dengan Departemen Perhubungan. 2014.
hanya 1 (satu) kelompok. Peraturan Menteri
f. pada fungsi jalan kolektor Perhubungan Nomor. PM. 34
primer boleh diterapkan cara Tahun 2014 Tentang Marka
pemasangan pita penggaduh Jalan.
yang terpasang pada fungsi
jalan kolektor skunder dengan Departemen Perhubungan. 2011. Surat
menggunakan 1(satu) Dirjen Perhubungan Darat
kelompok pita penggaduh. Nomor AJ.003/5/9/DRJD/2011
g. Perlu diadakannya sosialisasi tanggal 21 juni 2011 Tentang
kepada siswa dan pengguna Spesifikasi Pita Penggaduh
jalan yang melibatkan intasi
terkait berupa tata cara berlalu Dinas Pekerjaan Umum. 2004.
lintas yang beskeselamatan Pedoman Perencanaan
pada ZoSS, pengenalan dan Fasilitas Pengendali Kecepatan
pemahaman fasilitas Lalu Lintas. Jakarta.
perlengkapan jalan pada
kawasan ZoSS sejak dini. Agar Derry Ermansyah., 2016., Studi Alat
pengguna jalan lebih mengerti Pengendali Kecepatan Pada
dan patuh pada saat melintasi Kawasan ZoSS di Kota
kawasan yang terdapat fasilitas Pontianak
perlengkapan jalan.

14
Effendy Judy Arianto. 2005. Analisis Menteri Perhubungan. 2015.
Pengaruh Speed Humps Peraturan Menteri
Terhadap Kecepatan. Perhubungan Republik
Universitas Diponegoro Indonesia, Nomor PM 111
Semarang. Tahun 2015 Tentang Cara
Penetapan Batas Kecepatan.
Transport Research Laboratory (TRL),
Overseas Development Ofyar Z Tamin (1992), Perencanaan
Administration (ODA), 1991, dan Pemodelan Transportasi,
England, Towards Safer Roads contoh soal dan aplikasi, edisi
in Developing Countries, kesatu, Penerbit ITB.
Edition, pp 162.
Peraturan Direktur Jendral
Fajar Ahmad. 2005. Pengaruh Rumble Perhubungan Darat. Petunjuk
Strips Terhadap Perilaku Teknis Perlengkapan Jalan.
Pengemudi Di Perlintasan
Kereta Api. Universitas Peraturan Daerah Kota Pontianak
Diponegoro Semarang. Nomor 2 Tahun 2013. Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
F.D. Hobbs (1979), Perencanaan dan Kota Pontianak Tahun 2013-
Teknik Lalu Lintas, edisi kedua, 2033
terjemahan Ir. Suprapto TM,
MSc, Ir. Waldijono, Gajah Mada Yulfriwini, MT. 2016. Analisis
University Press. Kecepatan Kendaraan Melewati
Rumble Strips (Pada
Morlok (1984), Pengantar Teknik dan Perlintasan Kereta Api Jalan
Perencanaan Transportasi, Sultan Agung-Bandar
Penerbit Erlanggga. Lampung)

15

Anda mungkin juga menyukai