Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

HUKUM & TEKNOLOGI


Volume 1: Nomor 1: Desember 2020 / P-ISSN 2715-6761
Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Implementasi Tilang Atas Pelanggaran Batas


Kecepatan Di Jalan Tol Dengan Menggunakan
“Speed Gun” (Studi Kasus Jalan Tol Surabaya –
Mojokerto)
Novaldo Dharma Kusuma1, Yana Indawati 2*
1 Faculty of Law, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Indonesia, E-mail: thisthose77@gmail.com
2
Faculty of Law, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Indonesia, E-mail: yanaindawati79@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi tilang atas pelanggaran batas
kecepatan dengan menggunakan “Speed Gun” yang berlaku di ruas jalan Tol Surabaya – Mojokerto atau
SUMO. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Sumber data yang diperoleh
melalui wawancara kepada narasumber yang bertujuan untuk menemukan jawaban atas permasalahan
yang dibahas oleh penulis. Pokok permasalahan yang penulis bahas adalah proses pelaksanaan, kendala
hingga upaya penerapan tilang dengan “Speed Gun” di jalan Tol Surabaya – Mojokerto. Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan “Speed Gun” oleh petugas Satlantas PJR Tol Warugunung sebagai
alat pendukung pelaksanaan tilang terkait batas kecepatan di ruas jalan Tol Surabaya – Mojokerto guna
meminimalisir angka kecelakaan lalu – lintas yang terjadi di ruas jalan Tol tersebut.
Kata Kunci : Tilang, Speed Gun, Jalan Tol
I. Pendahuluan

Tata cara masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas dapat dikatakan kurang baik.
Penggunaan jalan raya dalam berlalu lintas adalah gambaran dari budaya masyarakat
Indonesia. Kesantunan masyarakat dalam berlalu lintas yang dilakukan adalah cerminan
dan gambaran kepribadian diri yang sekaligus menggambarkan budaya bangsa. Jika
dalam berlalu lintas masyarakat Indonesia masih kurang baik maka juga kepribadian
masyarakat juga kurang baik dan keburukan ini menggambarkan buruknya budaya
bangsa. Salah satu gambaran perilaku berlalu lintas yang kurang baik adalah banyaknya
pelanggaran terhadap norma dan kesantunan masyarakat berlalu lintas yang
ditunjukkan oleh perilaku saat berada di jalan raya yang tidak aman dan mengabaikan
sopan santun menggunakan jalan raya. Dari cara berlalu lintas tersebut akan
mengakibatkan peningkatan korban kecelakaan lalu lintas meningkat seiring dengan
banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam lalu lintas di Indonesia.

*Corresponding Author
Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.363 – 368/ all| 364

Kurang disiplin dalam berlalu lintas, pada awalnya memunculkan pelanggaran-


pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas. Jalan tol adalah jalan bebas hambatan yang
kepada pemakai jalan tersebut diharuskan kewajiban membayar untuk melewati jalan
yang dilalui dan merupakan jalan alternatif selain jalan umum yang telah ada. Jalan tol
dibangun dengan maksud untuk mewujudkan percepatan jaringan jalan yang bertujuan
meringankan beban pemerintah negara Indonesia. Sasaran pelayanan jasa jalan tol
terhadap pemakai jasa yaitu keamanan, kenyamanan dan juga kelancaran.

Faktor pelanggaran lalu lintas tidak hanya dari manusia saja, ada faktor-faktor lain yang
juga menjadi penyebabnya seperti faktor sarana dan faktor keadaan alam juga sangat
mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalu lintas adalah masalah penyebab sebagian
besar kecelakaan lalu lintas, tetapi faktor yang utama karena faktor masyarakat sebagai
pengguna jalan yang tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas. 1

Pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Jalan Tol sangat sering terjadi khususnya di Jalan
Tol Surabaya – Mojokerto dikarenakan tidak sedikit pengguna jalan raya maupun
pengguna jalan khusus (Tol) yang tidak menaati peraturan lalu lintas yang ada yaitu yang
paling sering dilanggar di jalan Tol yaitu mengenai batas kecepatan. Kecepatan yang
telah ditentukan dalam Jalan Tol yaitu 60 km/j untuk kecepatan minimal dan untuk
kecepatan maksimal yaitu 100 km/j, jika melebihi atau kurang dari kecepatan tersebut,
maka pihak Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Warugunung berhak menindak pelanggar
dengan menggunakan alat bantu berupa “Speed Gun” serta melakukan kegiatan yang
disebut dengan OSLO (Over Speed Law Enforcement) atau operasi terkait batas
kecepatan.

II. Metode

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan
kontruksi yang dilakukan dengan metode tertentu, bersifat sistematis dan konsisten
untuk mengungkapkan kebenaran.

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Empiris atau Yuridis-Empiris, yaitu
hasil dari pengumpulan dan penemuan data serta informasi melalui studi lapangan di
Patroli Jalan Raya Jalan Tol Surabaya-Mojokerto Jawa Timur yang merupakan sasaran

1 Soedjono Soekamto, 1976, Penanggulangan Kejahatan, Bandung, Alumni, hlm .93


Implementasi Tilang Atas Pelanggaran Batas Kecepatan Di Jalan Tol Dengan Menggunakan “Speed Gun”
(Studi Kasus Jalan Tol Surabaya – Mojokerto)
365| Novaldo Dharma Kusuma, Yana Indawati

dan objek penelitian yang dipergunakan dalam menjawab permasalahan pada penelitian
ini, kemudian dilakukan pengujian pada fakta akurat yang terdapat dalam masyarakat.

III. Hasil dan Analisis

Penggunaan “Speed Gun” di Indonesia khususnya pada ruas Jalan Tol Surabaya –
Mojokerto sudah sesuai alur tata cara pelaksanaan serta sesuai arahan, hal ini dapat
dilihat dari tatacara penggunaan yang sudah benar lalu kesiapan para petugas Satlantas
PJR Tol Warugunung dalam menetapkan wilayah, melihat titik – titik yang sekiranya
sering menjadi lokasi dimana para pengguna jalan Tol memacu kendaraan lebih atau
kurang dari batas kecepatan yang sudah ditentukan juga memilih waktu yang tepat
untuk melakukan operasi terkait “Over Speed Law Enforcement” atau OSLO yaitu
tentang batas kecepatan menggunakan “Speed Gun” untuk melakukan penindakan tilang
terhadap para pelanggar batas kecepatan di jalan Tol khususnya ruas jalan Tol Surabaya
– Mojokerto di mana setiap bulan terhitung dari bulan Agustus hingga bulan Oktober
2019 para pelanggar yang terjaring terus meningkat jumlahnya. Selain batas kecepatan,
anggota tim Satlantas PJR Tol Warugunung juga menindak pengguna jalan Tol lainnya
yang melanggar ketentuan – ketentuan yang sudah ditetapkan seperti ketentuan batas
muatan, tidak menggunakan sabuk pengaman, terlalu sering mengambil jalur kanan.
Sanksi yang diterima oleh para pelanggar tersebut langsung membayar ditempat sesuai
dengan aturan yang tertera dalam Undang – Undang.2

Terdapat kendala – kendala yang dialami oleh petugas Satlantas Patroli Jalan Raya Tol
Warugunung, yakni terdapat 5 kendala yaknikondisi cuaca yang kurang bagus, kartu
perdana yang digunakan kurang bagus, pelanggar yang bersikap kurang kooperatif,
komponen ”Speed Gun” yang bermasalah, dan anggota yang kurang saat hendak
melaksanakan kegiatan operasi terkait batas kecepatan tersebut. Untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut ada beberapa upaya yang dilakukan oleh petugas Satlantas
Patroli Jalan Raya Tol Warugunung yaitu memilih kondisi cuaca yang pas saat akan
melaksanakan kegiatan operasi terkait batas kecepatan, memilih kartu perdana yang
bagus agar saat melakukan pengiriman foto kepada petugas lainnya berjalan dengan

2Wawancara dengan Briptu Fahrudin Anggota Satlantas PJR Tol Warugunung tanggal 22 Oktober 2019
Pukul 08.35 WIB
Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.363 – 368/ all| 366

lancar, menjelaskan secara baik – baik kepada pelanggar yang terjaring operasi agar
pelanggar tersebut bisa menerima kesalahannya dan agar petugas dapat menindak
pelanggar tersebut, pemeriksaan komponen ”Speed Gun” secara berkala yang terdiri dari
pengecekan sensor kecepatan, pengecekan kamera DSLR, serta pengecekan handphone
agar berfungsi secara maksimal, kemudian menunda kegiatan operasi penindakan
tilang saat petugas Satlantas Patroli Jalan Raya Tol Warugunung kekurangan anggota
dikarenakan ada hal yang lebih penting.

IV. Kesimpulan

Implementasi tilang atas pelanggaran batas kecepatan di jalan tol dengan menggunakan
“Speed Gun” (studi kasus jalan Tol Surabaya – Mojokerto) Mengacu pada Undang-
Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 287 ayat (1) Jo. Ayat (5) dan Juga pasal 272 ayat (1) dan
(2) yang sudah menjelaskan bahwa penggunaan alat elektronik dapat digunakan agar
mendukung sarana untuk melakukan penindakan tilang. Dalam pelaksanaan
penindakan terkait batas jecepatan di jalan Tol Surabaya – Mojokerto, petugas Satlantas
PJR Tol Warugunung sudah menjalankan sesuai dengan Undang – Undang dan
ketentuan yang berlaku yakni menggunakan alat ”Speed Gun” sebagai saran untuk
menindak pengendara yang melebihi batas kecepatan. Selain batas kecepatan, petugas
juga menindak pelanggar yang lain seperti batas muatan, dan terlalu sering mengambil
lajur kanan. Saat melaksanakan penindakan, Satlantas PJR Tol Warugunung
membentuk sebuah tim yang dibagi sesuai dengan tugasnya masing masing seperti tim
penembak ”Speed Gun”, tim penghenti kendaraan pelanggar, dan tim penindak pelanggar.
Saat melakukan penindakan, para pelanggar akan dijatuhi hukuman sesuai dengan
aturan yang berlaku dan dikenai denda serta penahanan Surat izin mengemudi yang
dimiliki pelanggar, surat izin tersebut dapat diambil setelah pelanggar mengakui
kesalahan dan membayar denda sesuai aturan yang berlaku.

Kendala-kendala yang timbul serta upaya mengatasi kendala dari implementasi tilang
atas pelanggaran batas kecepatan di Jalan Tol dengan menggunakan ”Speed Gun” yaitu
pemilihan waktu serta cuaca yang pas saat akan melakukan penindakan, pemilihan
waktu yang pas serta melihat kondisi cuaca menjadi faktor utama dalam pelaksanaan
tilang dengan menggunakan “Speed Gun”, kendala selanjutnya yaitu pemilihan kartu
perdana yang bagus agar pengiriman hasil foto dari alat “Speed Gun” kepada petugas
Implementasi Tilang Atas Pelanggaran Batas Kecepatan Di Jalan Tol Dengan Menggunakan “Speed Gun”
(Studi Kasus Jalan Tol Surabaya – Mojokerto)
367| Novaldo Dharma Kusuma, Yana Indawati

penindak di gerbang Tol menjadi lancar tanpa hambatan, selanjutnya yaitu pelanggar
yang membantah dan bersikap tidak kooperatif saat ditindak, tidak jarang pelanggar
yang bersikap tidak kooperatif atau menolak untuk ditindak walaupun sudah diberi
bukti berupa foto kendaraan pelanggar dengan alasan bermacam – macam, petugas
Satlantas kemudian menjelaskan baik – baik kepada pelanggar agar pelanggar menerima
serta setuju untuk ditindak dan memberi arahan kepada pelanggar agar tidak
mengulangi kesalahannya, selanjutnya yaitu permasalahan terkait komponen dari alat
“Speed Gun” yang terkadang mengalami kendala baik itu dari sensor kecepatan, kamera
DSLR yang digunakan untuk mengambil gambar atau memfoto kendaraan pelanggar,
serta juga handphone yang tidak bisa mengirim hasil foto kepada petugas yang lain yang
bertugas untuk menindak, petugas satlantas akan melakukan perawatan kepada
komponen “Speed Gun” agar tidak mengalami kendala saat melakukan kegiatan
penindakan, selanjutnya yaitu anggota yang kurang saat hendak melakukan kegiatan
penindakan dikarenakan alasan yang lebih penting, petugas akan menunda kegiatan
penindakan tersebut.
Ucapan Terima Kasih
1. Bapak Dr. H. Sutrisno, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum dan sekaligus
Dosen Wali di Fakultas Hukum UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Mas Anienda Tien F, S.H., M.H selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Nurjanti Takarini, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Fauzul Aliwarman, S.HI., M.Hum Wakil Dekan III Fakultas Hukum UPN
“Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Eko Wahyudi, S.H., M.H., selaku Koordinator Program Studi Fakultas
Hukum UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Yana Indawati, S.H., M.Kn., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
7. Bapak atau Ibu Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Hukum Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Surabaya yang telah banyak membantu selama menempuh
pendidikan ini.
8. Bapak dan Ibu tim penguji skripsi yang telah memberikan evaluasi, kritik dan saran
yang penting untuk penulis kedepannya.
9. Bagian Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi.
10. Orang Tua dan Keluarga Besar Penulis yang telah mendukung dan mendoakan
kelancaran dalam penulisan penelitian ini.
11. Teman-Teman seperbimbingan yang telah saling membantu dan mengingatkan.
12. Teman-teman Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Verteran”
Jawa Timur Angkatan 2016.
Prosiding Seminar Nasional Hukum & Teknologi [2020/ Volume 1/Nomor 1/ pp.363 – 368/ all| 368

13. Teman-teman TIM LANANG GENTELE yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya.
14. Warkop Cak Jum yang telah banyak membantu dalam segala hal demi
terselesaikannya Skripsi ini.
15. Alfira Kusumahayu yang telah banyak memberikan dukungan, doa, motivasi,
semangat serta hal-hal lain yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
References
Buku:
Soedjono Soekamto (197). Penanggulangan Kejahatan, Bandung: Alumni.
Perundang-undangan:
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Wawancara:
Wawancara dengan Briptu Fahrudin Anggota Satlantas PJR Tol Warugunung tanggal
22 Oktober 2019 Pukul 08.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai