Anda di halaman 1dari 2

NATAL: KELAHIRAN BARU PASCA COVID

Pandemi Covid-19 membawa perubahan signifikan dalam kehidupan keseharian kita.

Pengaruhnya menyentuh begitu banyak sektor, termasuk dalam dinamika religiusitas. Karena

itulah tahun ini, bagi umat Kristiani, peringatan kelahiran Yesus Kristus bakal dirayakan

secara berbeda. Tentu jangan dibandingkan dengan kemeriahan pada saat sebelum virus

korona baru menyerang. Sekitar dua ribu tahun lalu Yesus juga dilahirkan dalam suasana

keprihatinan. Dia lahir di kandang domba di Betlehem, tanah Palestina. Lahir dengan status

rakyat biasa, perjalanan kehidupannya kemudian ternyata memberi pengaruh luar biasa.

Pengaruh itu merefleksikan penyertaan Tuhan dalam keseharian kehidupan masyarakat.

Keyakinan itu juga jangan luruh saat dunia menghadapi bencana kesehatan seperti saat ini.

Bencana itu tidak hanya mengoyak banyak tatanan yang dianggap sudah baku, tetapi juga

menimbulkan banyak korban. Tidak sedikit orang yang kemudian meninggal dunia setelah

sebelumnya terinfeksi virus Covid-19. Mitigasi terhadap serangan virus tersebut

memunculkan kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat. Efeknya tidak sedikit orang

yang pendapatannya berkurang. Bahkan banyak juga yang pendapatannya habis karena

kehilangan pekerjaan.

Kondisi seperti itu tidak hanya memunculkan efek ekonomi, tetapi juga psikis.

Dampak krisis memang luar biasa, yang penyelesaiannya membutuhkan keterlibatan personal

dan kolektif. Selain bertindak secara fisik, kita juga harus menyerahkan diri kepada Tuhan.

Lewat peringatan Natal kita disadarkan pada keagungan Tuhan, yang akan selalu menolong

kita. Pertolongan lewat kehadiran Yesus, misalnya, mewujud dalam seruan cinta kasih.

Semangat tersebut makin menemukan aksentuasinya dalam kondisi krisis, bahkan ketika

bencana kesehatan mulai menemukan titik balik dengan vaksinasi yang sudah dimulai di

beberapa negara. Indonesia juga sudah menjadwalkan program tersebut. Prosesnya akan

dimulai pada bulan depan, melibatkan lebih dari 20 ribu vaksinator. Vaksinasi bagai cahaya

1|Page
di ujung terowongan. Namun, pemenuhan kebutuhan vaksin menjadi tantangan yang tidak

ringan. Distribusi vaksin seakan merupakan ujian pada umat manusia untuk tidak hanya

terikat pada identitas kenegaraan. Negara-negara maju dikabarkan bersemangat menumpuk

stok demi kepentingan warganya. Keinginan itu bisa dilakukan karena produsen vaksin relatif

terkonsentrasi di negara-negara maju. Risiko ketidakadilan dalam distribusi vaksin

antarnegara perlu dicegah.

Pandemi memang menjadi ujian baru, karena kita disadarkan akan kerapuhan, baik itu

secara personal maupun kolektif. Ego bisa muncul dalam banyak bentuk, termasuk berbalut

identitas-identitas komunal. Penanganan pandemi Covid-19 menuntut kita untuk bersatu.

Yesus menyerukan cinta kepada sesama, sesuatu yang saat ini begitu dibutuhkan. Dengan

kebersamaan akan muncul sinergi, sebagai kekuatan mengatasi pandemi Covid-19 dan

persoalan- persoalan lainnya. Selamat merayakan Natal.

By: Yohan Kowan

2|Page

Anda mungkin juga menyukai