Anda di halaman 1dari 57

FINAL TEST Halaman : 1 - 50

B2 No. Urut/Absen : 02

BAHASA ARAB

OLEH:

Siti Sarah

SMA NEGERI 02 MAKASSAR

DOSEN

Prof. Dr. H. Syarifuddin Ondeng

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menjadikan umat Islam
sebagai umat terbaik yang dibedakan dari makhluk lainnya, yang memerintahkan
kepada kebaikan, bertaqwa kepada-Nya serta melarang berbuat kemungkaran.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
tidak berbicara dari hawa nafsu, semua pembicaraannya didasarkan atas wahyu
yang diturunkan kepadanya, keselamatan juga semoga dilimpahkan kepada
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Berkat rahmat Allah yang telah diberikan kepada penulis, makalah ini yang
bertemakan Pembagian Kata dalam Bahasa Arab dapat penulis selesaikan,
sekalipun di dalamnya masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan karena hanya
itulah batas kemampuan penulis dan karya ini tidak dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan-bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena ituucapan terima kasih
yang tak ternilai penulis haturkan kepada pihak yang telah membantu baik secara
moril maupun materil.

Dan untuk yang terakhir kalinya penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis yang masih dalam proses belajar dan untuk orang lain
secara umum agar dapat lebih memahami terkait pembagian kata dalam bahasa
arab.

Makassar, 14 November 2022

1
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 7

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................... 8

2.1 Istilah Huruf, Kalimat, dan Jumlah Dalam Bahasa Arab........................... 8

2.2 Pembagian Kata Dalam Bahasa Arab................................................10

2.2.1 Kata Benda (Isim).........................................................................10

2.2.2 Kata Kerja (Fi’il)................................................................................. 13

2.2.3 Kata Bantu (Harf)................................................................................ 15

2.3 Pembagian Isim.......................................................................................... 18

2.3.1 Isim Berdasarkan Jenisnya.................................................................. 19

2.3.2 Isim Berdasarkan Bilangannya........................................................... 20

2.3.3 Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)... 22

2.3.4 Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya....................... 26

2.4 Pengertian Kata Serapan............................................................................. 27

2.5 Pola Penyerapan Bahasa Arab Ke Bahasa Indonesia................................. 29

2
2.6 Daftar Kosa Kata Bahasa Indonesia Yang Diserap Dari Bahasa Arab....... 30

2.6.1 Kosa Kata Bahasa Arab Dalam Rumah.............................................. 32

2.6.2 Kota Kata Bahasa Arab Sehari-Hari................................................... 35

2.6.3 Kota Kata Bahasa Arab Tentang Sayuran........................................... 38

2.6.4 Kota Kata Bahasa Arab Di Sekolah.................................................... 38

2.7 Pengertiaan Naat dan Man’ut..................................................................... 41

2.8 Isim Man’fat............................................................................................... 43

2.9 Tabi / Tawabi.............................................................................................. 44

2.10 Faidah-Faidah Na’at Sebagai Penyempurna Faidah, yang Masyhur........ 46

BAB 3 PENUTUP............................................................................................ 52

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 52

3.2 Saran........................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 54

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki banyak


keistimewaan dan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya. Tidak
ada seorangpun yang meragukan kontribusi bahasa Arab bagi pengembangan ilmu
keislaman khususnya dalam memahami isi al-Quran, hadis dan kitab-kitab
berbahasa Arab.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor didunia yang memiliki
penutur yang sangat besar. Sejak bahasa Arab yang tertuang dalam al-Qur’an
didengungkan hingga kini, semua pengamat baik Barat maupun orang muslim
Arab menganggapnya sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan
keelokan linguistik yang tertinggi yang tiada taranya (the supreme standard of
linguistic excellence and beauty).

Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang sangat besar
bagi kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun maupun non Arab.
Hal ini menjadi wajar karena al-Qur’an merupakan kitab suci dan tuntunan bagi
kaum muslimin. Disamping itu, juga menjadi bahasa hadith dan kitab-kitab yang
membahas ilmu-ilmu agama islam. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa
bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa
orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak sedikit penutur bahasa ini yang
bukan pemeluk agama Islam.

Bahasa Arab dan al-Quran bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Mempelajari bahasa Arab adalah
syarat wajib untuk menguasai isi al-Quran, bukan hanya al-Quran bahkan untuk
mengerti hadis serta kitab-kitab para ulama membutuhkan kemampuan berbahasa

4
Arab. Hal tersebut dapat menjadi alasan bahwah umat Islam ditekankan untuk
mempelajari bahasa Arab sehingga dalam memahami al-Quran dan hadis menjadi
mudah.

Menurut Abdul Mu’in bahasa Arab dipelajari karena dua alasan. Pertama
karena ia bahasa komunikasi yang harus dipelajari apabila ingin bergaul dengan
pemakai bahasa tersebut. Kedua karena ia bahasa agama yang mengharuskan
pemelukanya mempelajari bahasa Arab untuk kesempurnaan amal ibadahnya,
sebab kitab sucinya berbahasa Arab.

Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-


pengertian abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation
(pembentukan kata turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi justru karena kakayaan makna dan
kesaksamaannya. Makalah ini mencoba untuk mengelaborasi salah satu dasar
dalam penguasaan bahasa Arab yaitu kalimat dan pembagiannya.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu


berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
pemakai dan penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah
masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks
(imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal
dengan Unsur Serapan.

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata


dari bahasa lain, seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata
dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih
dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa
Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata
sepeerti itulah yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan. Satu bentuk
perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh.

5
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah
banyak menyerap unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing
yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa
Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-
unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Unsur-unsur asing ini telah
menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa
Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan
dengan perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata
yang diserap secara utuh tanpa mengalami perubahan dan penyesuaian. Dan ada
kosa kata yang diserap dengan mengalami penyesuaian-penyesuaian.

Salah satu bahasa asing yang turut memperkaya khazanah bahasa


Indonesia adalah bahasa Arab. Banyak kata yang berasal dari bahasa itu yang
sudah tidak kita kenali lagi sebagai bahasa asing. Kenyataan itu tidak dapat
disangkal karena banyak kata bahasa Arab yang berintegrasi begitu kuat di dalam
bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Istilah Huruf, Kalimat, dan Jumlah Dalam Bahasa Arab?


2. Bagaimanakah Pembagian Kata dalam Bahasa Arab?
3. Bagaimanakah Pembagian Isim Berdasarkan Jenisnya?
4. Bagaimanakah Pembagian Isim Berdasarkan Bilangannya?
5. Bagaimanakah Pembagian Isim Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak
Terdefinisi (Umum)?
6. Bagaimanakah Pembagian Isim Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (Tanda)
Akhirannya?
7. Apakah Pengertian Dari Kata Serapan?
8. Bagaimanakah Pola Penyerapan Bahasa Arab Ke Bahasa Indonesia?
9. Apa Sajakah Kosa Kata Bahasa Indonesia Yang Diserap Dari Bahasa Arab?

6
10. Apa Pengertian Dari Naat Dan Man’ut?
11. Apa Pengertian Dari Isim Man’fat?
12. Apa Pengertian Dari Tabi / Tawabi?
13. Bagaimanakah Faidah Na’at Sebagai Penyempurnaan Faidah, Yang Masyhur?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Istilah Huruf, Kalimat, dan Jumlah Dalam Bahasa Arab.
2. Untuk Mengetahui Pembagian Kata dalam Bahasa Arab.
3. Untuk Mengetahui Pembagian Isim Berdasarkan Jenisnya.
4. Untuk Mengetahui Pembagian Isim Berdasarkan Bilangannya.
5. Untuk Mengetahui Pembagian Isim Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau
Tidak Terdefinisi (Umum).
6. Untuk Mengetahui Pembagian Isim Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal
(Tanda) Akhirannya.
7. Untuk Mengetahui Kata Serapan.
8. Untuk Mengetahui Bahasa Arab Ke Bahasa Indonesia.
9. Untuk Mengetahui Kosa Kata Bahasa Indonesia Yang Diserap Dari Bahasa
Arab.
10. Untuk Mengetahui Naat Dan Man’ut.
11. Untuk Mengetahui Isim Man’fat
12. Untuk Mengetahui Tabi / Tawabi
13. Untuk Mengetahui Faidah Na’at Sebagai Penyempurnaan Faidah, Yang
Masyhur.

7
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Istilah Huruf, Kalimat, dan Jumlah Dalam Bahasa Arab

Dalam kitab kaidah bahasa Arab yang berjudul  Al-Muyassar fi


‘Ilmin-Nahwi karya Ustadz Aceng Zakaria hafizhahullah, dipaparkan
secara singkat perbedaan antara ketiganya. Tepatnya di halaman
pertama kitab tersebut dijabarkan sebagai berikut:

G‫ة‬G‫م‬G‫ل‬G‫ك‬G‫ل‬G‫ ا‬G‫ه‬G‫ن‬G‫ م‬G‫ب‬G‫ك‬G‫ر‬G‫ت‬G‫ ي‬G‫ا‬G‫ م‬G‫و‬G‫ ه‬G‫ف‬G‫ر‬G‫ح‬G‫ل‬G‫ا‬

G‫ى‬G‫ن‬G‫ع‬G‫ م‬G‫ه‬G‫ ل‬G‫ظ‬G‫ف‬G‫ ل‬G‫ي‬G‫ ه‬G‫ة‬G‫م‬G‫ل‬G‫ك‬G‫ل‬G‫ا‬

G‫ا‬G‫م‬G‫ال‬G‫ ك‬G‫ا‬G‫ض‬G‫ي‬G‫ ا‬G‫ى‬G‫م‬G‫س‬G‫ ت‬G‫ و‬G‫ ة‬G‫ ّم‬G‫ا‬G‫ ت‬G‫ة‬G‫د‬G‫ئ‬G‫ا‬G‫ ف‬G‫د‬G‫ي‬G‫ف‬G‫ ي‬G‫ى‬G‫ذ‬G‫ل‬G‫ ا‬G‫ب‬G‫ي‬G‫ك‬G‫ر‬G‫ت‬G‫ل‬G‫ ا‬G‫ي‬G‫ ه‬G‫ة‬G‫د‬G‫ي‬G‫ف‬G‫م‬G‫ل‬G‫ ا‬G‫ة‬G‫ل‬G‫م‬G‫ج‬G‫ل‬G‫ا‬

Artinya:

“Huruf adalah sesuatu yang bila disusun akan menghasilkan kalimat.


Kalimat adalah lafadz yang mengandung arti. Jumlah mufidah atau
biasa disebut jumlah adalah susunan yang berfaidah sempurna
(kalam).”

Dari pengertian di atas, berikut analisis mengenai padanan ketiganya


dengan bahasa Indonesia.:

8
Pertama, mengenai huruf. Istilah huruf dalam  bahasa  Arab sama
dengan huruf dalam bahasa Indonesia. Bila di bahasa Arab dikenal
dengan huruf hijaiyyah (alif, ba, ta, dst), sedangkan di bahasa
Indonesia dikenal dengan alfabet (a, b, c, dst). Bedanya, huruf dalam
bahasa Arab tidak hanya terdiri dari  huruf  mabani/hijaiy atau yang kita
sebut hijaiyyah, tapi juga terdapat yang disebut huruf  ma’ani, yaitu
huruf yang memiliki arti. Misalnya huruf G‫ب‬  , yang memiliki arti
“dengan”. Adapun di bahasa Indonesia tidak ada jenis huruf seperti ini.

Istilah kalimat dalam bahasa Arab tidak sama dengan kalimat dalam
bahasa Indonesia. Istilah kalimat sepadan dengan kata dalam bahasa
Indonesia. Artinya, apa yang disebut kalimat dalam merupakan apa
yang disebut kata dalam bahasa Indonesia. Sama seperti bahasa
Indonesia yang jenis katanya terdapat kata benda, kata kerja, dan kata
sambung. Maka di bahasa Arab, istilah kata benda disebut kalimat
isim; istilah kata kerja disebut kalimat fiil; dan istilah kata sambung
disebut kalimat huruf. Sama pula dalam bahasa Inggris yang kita kenal
dengan istilah noun, verb, dan conjunction . Contoh kalimat isim adalah
ٌ G‫ ْي‬Gَ‫ ب‬yang artinya sebuah rumah. Contoh kalimat fiil adalah G‫ب‬
G‫ت‬ َ Gَ‫ ت‬G‫ َك‬yang
artinya telah menulis. Dan contoh untuk kalimat huruf adalah G‫ن‬Gْ G‫ ِم‬yang
artinya dari.

Terakhir, istilah jumlah dalam bahasa Arab, maka yang dimaksud


dalam bahasa Indonesia adalah kalimat atau kalimat sempurna.
Sehingga jelaslah di sini bahwa istilah kalimat tidaklah sama dengan
istilah kalimat dalam bahasa Indonesia. Kalimat dalam bahasa Arab
adalah kata dalam bahasa Indonesia. Sedangkan kalimat dalam bahasa
Indonesia adalah jumlah dalam bahasa Arab. Adapun contoh jumlah
adalah sebagai berikut.

ِّ G‫ ِس‬G‫ر‬Gْ G‫ ُك‬G‫ ْل‬G‫ ا‬G‫ ى‬Gَ‫ ل‬G‫ َع‬G‫س‬


G‫ي‬ Gُ Gِ‫ ل‬G‫ج‬Gْ Gَ‫ ي‬G‫ ٌّي‬Gِ‫ ل‬G‫َع‬

9
“Ali sedang duduk di atas kursi”

Berikut ini disajikan tabel mengenai istilah-istilah di atas dari sudut


bahasa Arab maupun Indonesia.

Bahasa Arab Bahasa Indonesia


G‫ف‬G‫ر‬G‫ح‬ Contoh: G‫ ت‬G– G‫ ب‬ G– G‫ا‬ Huruf Contoh: A, B, C
(Huruf)
G‫ة‬G‫م‬G‫ل‬G‫ك‬ Contoh: G‫ت‬G‫ي‬G‫ب‬ Kata Contoh: Rumah
(Kalimat)
G‫ة‬G‫ل‬G‫م‬G‫ج‬ Contoh: G‫س‬G‫ل‬G‫ج‬G‫ ي‬G‫ ّي‬G‫ل‬G‫ع‬ Kalimat Contoh: Ali sedang
(Jumlah) G‫ي‬
ّ G‫س‬G‫ر‬G‫ك‬G‫ل‬G‫ ا‬G‫ى‬G‫ل‬G‫ع‬ duduk di atas kursi

2.2 Pembagian Kata Dalam Bahasa Arab

Kata-kata pada dasarnya adalah gabungan dari beberapa huruf. Ketika


misalnya huruf Arab ‫ د‬،‫ ج‬،‫ س‬،‫م‬ dirangkai jadi satu, maka tercipta kata ‫مسجد‬. Begitu
pula huruf-huruf Arab ‫ ة‬،‫ س‬،‫ ر‬،‫ د‬،‫م‬ dirangkai maka tercipta kata ‫مدرسة‬. Sehingga
secara sederhana kata dalam bahasa Arab adalah gabungan dari beberapa huruf
Arab.

Setelah huruf-huruf Arab dirangkai jadi satu, maka akan terbentuk 3 jenis kata,
yaitu: 1) Isim (‫)اسم‬, 2) Fi’il (‫)فعل‬, 3) Harfu (‫)حرف‬.  Dalam bahasa Indonesia Isim
diartikan sebagai kata benda, Fi’il sebagai kata kerja, dan Harfu sebagai kata
bantu (selain kata benda dan kata kerja). Jika dirangkum akan jadi seperti ini:

‫حرف‬ ‫فعل‬ ‫اسم‬

Kata Bantu Kata Kerja Kata Benda

2.2.1 Kata Benda (Isim)

10
Pengertian / definisi isim menurut ulama ahli nahwu adalah:

‫َكلِ َمةٌ َدلَّتْ عَل َى َم ْعنًى َو لَ ْم يَ ْقتَ ِرنْ بِ َز َم ٍن‬

isim adalah : kalimah (kata) yang memiliki makna yang tidak terikat dengan
waktu”.

 Secara sederhana dapat dikatakan bahwa isim adalah semua jenis kata benda
atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda
hidup, yang tentunya tidak terkait dengan waktu.

Isim atau kata benda dalam bahasa Arab terbagi dalam beberapa jenis, antara lain:

1) ‘alam (‫) َعلَ ْم‬. ‘alam dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai nama, misalnya:
nama orang ‫ إسماعيل‬،‫ إبراهيم‬،‫محمد‬ dan sebagainya.
2) Kata yang menunjukkan nama tempat dan waktu misalnya:
Masjid (‫) َمس ِْج ٌد‬, sekolah (ٌ‫) َم ْد َر َسة‬, guru laki-laki (‫ )ُأ ْستَا ٌذ‬dan sebagainya.
3) Kata tunjuk / isyarah, misalnya:
‫ تلك‬،‫ ذلك‬،‫ هذه‬،‫هذا‬ dan sebagainya.
4) Kata sambung / maushul, misalnya:
‫ الالتي‬،‫ الذين‬،‫ التي‬،‫الذي‬ dan sebagainya.
5) Kata ganti / dhomir, misalnya:
‫ أنت ْم‬،‫ أنتما‬، َ‫ أنت‬،‫ هن‬،‫ هما‬،‫ هي‬،‫ هم‬،‫ هما‬،‫هو‬ dan sebagainya.
6) Kata tanya / istifham, misalnya:
‫ متى‬،‫ أين‬،‫ ماذا‬،‫هل‬ dan sebagainya.

Isim (kata benda) dibedakan dengan kata lainnya antara lain berdasarkan beberapa
hal berikut ini:

1) Dapat di-Jar-kan. Jar secara sederhana diartikan sebagai kondisi sebuah kata
yang harakatnya kasrah. Biasanya Jar disebabkan oleh dua hal, yaitu: 1) adanya
huruf Jar, 2) diidhofahkan (disandarkan) dengan isim lainnya.
- Adanya Huruf Jar

11
Jika suatu kata dapat menerima kehadiran huruf Jar, maka kata tersebut pasti isim
(kata benda). Contoh:
Kata ‫ ِم ْن َم ْس ِج ٍد‬ – ‫ َم ْس ِج ٌد‬ dapat menerima kehadiran huruf Jar, maka kata tersebut isim.
Kata  ‫ ِم ْن َم ْد َر َس ٍة‬ – ٌ‫ َم ْد َر َسة‬ dapat menerima kehadiran huruf Jar, maka kata tersebut
isim.
Kata kuncinya adalah ketika suatu isim (kata benda) dimasuki huruf Jar, maka
harakat kata tersebut menjadi Jar/kasrah, seperti: ‫ ِم ْن َم ْد َر َس ٍة‬ – ٌ‫َم ْد َر َسة‬
- Idhofah (disandarkan)
Jika suatu kata bahasa Arab bisa disandarkan dengan kata lainnya maka sudah
pasti itu isim, misalnya:
Kata  ٌ‫اب‬GGَ‫ ِكت‬ disandarkan dengan kata ‫ ُم َح َّم ٌد‬ menjadi ‫ابُ ُم َح َّم ٍد‬GGَ‫ ِكت‬ maka kata  ٌ‫اب‬GGَ‫ ِكت‬ sudah
pasti isim. Prinsipnya dalam idhofah adalah kata kedua harus Jar/kasrah. Seperti
pada contoh di atas kata ‫ ُم َح َّم ٌد‬ menjadi ‫ ُم َح َّم ٍد‬.

2) Dapat dimasuki Tanwin ( ‫ـــــــــــــٍــــــــ‬/ ‫ ـــــــــــــًــــــــ‬/ ‫)ــــــــــــٌـــــــ‬ kita lihat pada


kata ‫ ِجد‬GG‫ َم ْس‬ yang tanpa harokat akhir. Kata tersebut bisa menerima kehadiran
Tanwin seperti ‫ َم ْس ِج ٌد َم ْس ِجدًا َم ْس ِج ٍد‬. Perbedaan antara pengunaan Tanwin (‫)ــــــــــــٌـــــــ‬
atau (‫ )ـــــــــــــًــــــــ‬atau (‫ )ـــــــــــــٍــــــــ‬tergantung posisi kata tersebut dalam sebuah
kalimat. Insya Allah penjelasannya akan dibahas di pembahasan lain.

3) Dapat dimasuki AL (‫ )ال‬seperti pada contoh:


Kata masjid (‫ ) َم ْس ِج ٌد‬memungkinkan kita untuk menambahkan AL (‫ )ال‬ke dalam
kata tersebut. Sehingga, ketika dimasuki ‫ال‬ maka kata tersebut berubah
menjadi ُ‫اَ ْلـ َم ْس ِجد‬. Begitupula kata ٌ‫ة‬GGGG‫ َم ْد َر َس‬ ditambah ‫ال‬ menjadi ُ‫اَ ْلـ َم ْد َر َسة‬. Perlu
diperhatikan bahwa harakat  __ٌ_ akan berubah menjadi __ُ_ ketika sebuah isim
ditambah AL. Itu prinsip dasarnya.

Contoh lain kalimat isim (kata benda) yaitu:

1. Nama benda, seperti: ٌ‫ة‬Gَ‫ َمحْ فَظ‬tas, ٌ‫اب‬GGَ‫ ِكت‬buku, ‫ قَلَ ٌم‬pena, ‫ َحة‬G‫ ِم ْم َس‬penghapus,ٌ‫طَ َرة‬G‫ِم ْس‬
penggaris, dan lain-lain.

12
2. Orang, seperti: ‫ اَحْ َم ُد‬Ahmad, ‫ فَا ِط َمة‬Fatimah, ُ َ‫ اَبُوْ هُ َر ْي َرة‬Abu Hurairah,‫ ِجب ِْر ْي ُل‬Jibril,
ُ‫ اِ ْبلِيْس‬Iblis, dan lain-lain
3. Gelar, seperti: ٌ‫ ِدس‬G ‫ ُمهَ ْن‬insinyur, ‫وْ ٌر‬GGُ‫ ُد ْكت‬Doktor, ٌٌ‫ة‬G ‫ ِد ْي ٌر َم ْد َر َس‬G‫ ُم‬Kepala Seklah, ْ‫رَِئس‬
Ketua, ٌ ٌ‫ ُحفَّاظ‬penghafal, dan lain-lain
4. Kota, seperti:‫ ْالَ ُمنَ َّو َر ِة‬Gُ‫ َم ِد ْينَة‬Madinah Munawarah, ‫ ِمصْ ٌر‬Mesir, ‫سُوْ َكابُوْ ِم ْى‬Sukabumi,
‫ َجاكَرْ تَا‬Jakarta, dan lain-lain
َّ ‫ اِ ْن ُدوْ نِ ْي ِس‬Indonesia, , ‫ي‬
5. Negara, seperti:‫ اَ ْم ِر ْي ًكا‬Amerika, ‫ي‬ ٌّ ‫ َع َربٌ َسعُوْ ِد‬Arab Saudi, ‫فَلِيْستِ ْينَا‬
Palestina, dan lain-lain
6. Binatang/tumbuhan, seperti: dan ‫ك‬ َ kerbau ‫ فَْأ ٌر‬,‫ك‬
ٌ ‫ َس َم‬, ikan ٌ‫جا ُموْ س‬, ٌ ‫ ِد ْي‬, tikus ٌ‫ ِه َّرة‬,
tikus, ‫ فِ ْلفِ ٌل‬cabe,, ‫ض ٌر‬
َ ‫ ُخ‬sayuran, dan lain-lain
7. dan Tempat, seperti:  ‫ فَصْ ٌل‬kelas,ٌ‫ ُغرْ فَة‬kamar, ٌ‫ َم ْد َر َسة‬sekolah,ٌ‫ة‬Gَ‫ َم ْكتَب‬perpustakaan,
dan lain-lain.

2.2.2 Kata Kerja (Fi’il)

Pengertian / definisi Fi’il adalah:

Fi'il (‫ )فِ ْع ٌل‬merupakan bentuk mufrod dari lafadz ‫اَ ْف َعا ٌل و فِ َعا ٌل‬. Secara bahasa fi'il
ُ ‫ د‬GG‫الح‬
berarti ‫َث‬ َ ‫فَ َع‬, yang berarti
َ (kejadian). Kata fi'il berangkat dari wazan ‫ل‬GG
melakukan, bertindak atau melaksanakan. Di tinjau dari segi istilah, pengertian
kalimah fi'il adalah sebagai berikut ;

ْ َّ‫الفِ ْع ُل ِإصْ ِطاَل حًا َكلِ َمةٌ َدل‬


ْ ‫ت َعلَى َم ْعنًى فِى نَ ْف ِسهَا َو ا ْقتَ َرن‬
‫َت بِ َز َم ٍن َوضْ عًا‬

"Kalimah fi'il adalah kalimah yang menunjukkan atas makna definit dan terikat
dengan waktu atau kondisi".

Dalam kaidah bahasa Indonesia, kita mengenal kalimah fi'il dengan kata kerja
(verba). Akan tetapi, istilah kata kerja dalam bahasa Indonesia dengan istilah
kalimah fi'il dalam bahasa Arab memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Di
antaranya yaitu dalam hal waktu atau kondisi, dalam kaidah bahasa Arab kalimah
fi'il tidak terlepas oleh waktu. Sedangkan kata kerja dalam bahasa Indonesia
terlepas oleh waktu. Seperti kata ُ‫( اَجْ لِس‬aku sedang duduk), pada lafadz tersebut
keterangan waktu sudah terkandung dalam lafadz itu sendiri. Sedangkan dalam

13
bahasa Indonesia, kata "aku sedang duduk", membutuhkan kata lain untuk
menunjukkan waktu duduk, apakah sudah / akan / sedang. Dalam contoh tersebut
menggunakan kata "sedang" untuk menunjukkan waktu duduk, artinya ia tidak
terikat oleh waktu.

Contoh : ‫ يَ ْق َرُأ‬،‫ اَ ْك َر َم‬،‫س‬


َ َ‫ َجل‬،‫َو َّد‬

Macam-macam fi'il tersebut yaitu :

1. Fi'il Madhi (G‫ى‬G‫ض‬G‫ا‬G‫م‬G‫ل‬G‫ ا‬G‫ل‬G‫ع‬G‫)ف‬


Fi'il madhi adalah bentuk kata kerja untuk masa lampau, kata G‫ى‬G‫ض‬G‫ا‬G‫م‬G‫ل‬G‫ا‬
itu sendiri mempunyai makna masa lampau, sebelumnya, akhir, lebih
dulu, dahulu atau lebih awal.

َ Gَ‫ ق‬G‫ ْن‬G‫ ا‬G‫و‬Gَ G‫ ى‬G‫ض‬


“GGَ‫ ع‬G‫ط‬ Gْ Gَّ‫ ل‬G‫ َد‬Gٌ‫ ة‬G‫ َم‬Gِ‫ ل‬G‫ َك‬G‫و‬Gَ Gُ‫ ه‬G‫ ى‬G‫ض‬
Gٰ G‫ َم‬G‫ن‬Gٍ G‫ َم‬G‫ َز‬G‫و‬Gَ G‫ً ى‬G‫ ن‬G‫ ْع‬G‫ َم‬G‫ ى‬Gَ‫ ل‬G‫ َع‬G‫ت‬ Gٖ G‫ ا‬G‫ َم‬G‫ل‬G‫”ا‬

"Fi'il madhi adalah kalimah yang menunjukkan suatu pekerjaan pada masa yang
telah berlalu atau masa lampau".

Contoh fi'il madhi : ‫ اِ ْنفَتَ َح‬,‫ َجا َء‬,‫ َأ َك َل‬,‫اَ ْقبَ َل‬

Ciri-ciri fi'il madhi yaitu :

1) Menunjukkan masa lampau,


2) Bertemu dengan ta' fa'il dan ta' ta'nits sakinah,
3) Harakat akhirnya berupa fathah,
4) Dapat bertemu dengan dhamir rafa'.

2. Fi'il Mudhari' (G‫ع‬G‫ر‬G‫ا‬G‫ض‬G‫م‬G‫ل‬G‫ ا‬G‫ل‬G‫ع‬G‫)ف‬


Kata mudhari' (‫ارع‬
ِ ‫ض‬َ ‫ )ال ُم‬sama halnya dengan ‫ ال ُم َشابِه‬yang artinya serupa atau
sama. Maksudnya serupa dengan kalimah isim dalam hal mu’robnya. Fi’il
mudhari' merupakan kata kerja / verba yang dipakai untuk masa sekarang dan
masa yang akan datang.

14
‫ال‬ ْ َّ‫ع هُ َو َكلِ َمةٌ َدل‬
َ َ‫ت َعلَى َم ْعنًى َو زَ َم ٍن يَحْ تَ ِم ُل ال َحا َل َو اِإل ْستِ ْقب‬ ُ ‫ار‬
ِ ‫ض‬َ ‫ال ُم‬

“Fi’il mudhari’ ialah kalimah yang menunjukkan suatu pekerjaan pada masa
sekarang atau masa yang akan datang”.

Contoh fi'il mudhari' : ‫ يَ ْنفَتِ ُح‬,‫ يُ ْك ِر ُم‬,‫ يَ ْق َرُأ‬,ُ‫صر‬


ُ ‫يَ ْن‬

Ciri-ciri fi'il mudhari' yaitu :

1) Menunjukkan masa sekarang/yang akan datang,


2) Diawali dengan huruf mudhara'ah (alif, nun, ya', dan ta'),
3) Dapat dimasuki amil nawashib dan amil jawazim.

3. Fi'il Amar (G‫ر‬G‫م‬G‫أل‬G‫ ا‬G‫ل‬G‫ع‬G‫)ف‬


Bagian yang terakhir dari macam-macam kalimah fi’il yaitu fi’il amar. Secara
leksikal amar (‫ )األمر‬susunan dari huruf (‫ ر‬،‫ م‬،‫ )أ‬bentuk mashdar dari madhi ‫َأ َم َر‬,
yang berarti memerintah, menginstruksikan atau menyuruh.

ْ َّ‫”اَأل ْم ُر هُ َو َكلِ َمةٌ َدل‬


“‫ت َعلَى َم ْعنًى َو زَ َم ٍن ُم ْستَ ْقبَ ٍل‬

“Fi’il amar adalah kalimah yang menunjukkan makna perintah dan memuat masa
yang akan datang”.

Contoh fi'il amar : ْ‫ ِإ ْفتَح‬، ْ‫ ُأ ْكتُب‬،‫ تَ َعلَّ ْم‬، ْ‫ ِإجْ لِس‬، ْ‫ُأ ْنصُر‬

Ciri-ciri fi'il amar yaitu :

1) Menunjukkan arti perintah secara mandiri,


2) Patut bertemu dengan nun taukid tsaqilah dan khafifah.

2.2.3 Kata Bantu (Harf)

Harf adalah semua jenis kata selain kata Isim dan Fi'il, berarti bukan kata
benda dan juga bukan kata kerja, harf adalah kata yang tidak bisa berdiri sendiri
dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.
Kenapa disebut kata bantu, karena kata huruf membatu kata isim dan fi’il untuk
menjadi kalimat yang dapat difahami.

15
Contoh Harf: ‫=( َو‬dan), ‫=( ِم ْن‬dari), ‫=( ع َْن‬dari), ‫=( ِإلَى‬ke, kepada), ‫=( فِ ْي‬di,
dalam), ‫=( َحتَّى‬hingga), َ‫=( ال‬tidak, tidak ada), ‫=( ِإ ْن‬jika), dan lain-lain.

Beberapa Contoh Hafr:

1.      Harf jar (kata depan) khusus terletak sebelum kata isim, diantaranya:
·       ‫ ِم ْن‬  (dari) Contoh: ‫اُأل ْستَا ُذ ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد‬
·       ‫ِإلَى‬  (ke, pada) Contoh: ‫الطَّالِبُ يَ ْذهَبُ ِإلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬
ِ َ‫ْالقَلَ ُم َعلَى ْال َم ْكت‬
·       ‫( َعلَى‬di atas, kepada, kewajiban) Contoh: ‫ب‬
·       ‫ع َْن‬  (dari) Contoh: ‫د َع ِن ْال َم ْد َر َس ِة‬Gٌ ‫بَ ْيتِ ْي بَ ِع ْي‬
·       ‫فِ ْي‬   (di, di dalam) Contoh: ‫الطَّالِبَةُ فِي ْالفَصْ ِل‬

2.      Harf Athaf:


·       ‫و‬  
َ (Dan)
·       ْ‫َأو‬  (Atau)
·       ‫ثُ َّم‬  (Kemudian)

3.      Harf Nawashib:


·       ‫َأ ْن‬  (Hendaknya)
·       ‫لَ ْن‬  (Tidak akan)
·       ‫ِإ ًذا‬  (Oleh karena itu)

4.      Harf jawazim:


·       ‫لَ ْم‬   (Bukan, Belum, Tidak)
·       ‫( لـ َ َّما‬Belum, Manakala)
·       ‫َألَ ْم‬  (Bukankah)

Berikut ini adalah sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam
Harf:

1. Beberapa Harf, seperti ‫=( بِـ‬dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti,
dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh:

16
ِ‫ = َأ ُعوْ ُذ بِاهلل‬aku berlindung kepada Allah

‫ = َكفَى بِاهللِ َش ِه ْيدًا‬cukuplah Allah (sebagai) saksi

2. Harf ‫ َو‬mempunyai dua fungsi:


a) ATHAF (‫َطف‬ْ ‫ )ع‬atau Kata Sambung (=dan). Contoh:

‫َب َأحْ َم ُد َو َعلِ ٌّي‬


َ ‫ = َذه‬Ahmad dan Ali telah pergi

b) QASM (‫ }قَسْم‬atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:

‫ = َو ْال َعصْ ِر‬demi waktu (Ashar)

Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering


bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari
apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia, hanya boleh bersumpah
dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan nama makhluk.

3. Harf Lam ‫ لـ‬juga mempunyai beberapa fungsi:


a) Milik (‫ ) ِم ْلك‬atau kepunyaan. Contoh:

ِ ْ‫ت َواَْألر‬
‫ض‬ ُ ‫ = هَّلِل ِ ُم ْل‬kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
ِ ‫ك ال َّس َما َوا‬

b) Ta’lil (‫ )تَ ْعلِيْل‬atau peruntukan (=untuk). Contoh:

‫ = َأ ْذهَبُ ِإلَى ْال َم ْد َر َس ِة لِلتَّ ْعلِي ِْم‬saya pergi ke sekolah untuk belajar

c) Amar (‫ )َأ ْمر‬atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:

‫ = لِيُ ْنفِ ْق ُذوْ َس َع ٍة‬hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan (rezki)

d) Taukid (‫ )تَوْ ِكيْد‬atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:

ِّ ‫ = َأَلقُوْ ُل قَوْ َل ْال َح‬sungguh aku akan berkata perkataan yang benar
‫ق‬

e. Nun Taukid ( ‫ ) نُوْ ن تَوْ ِكيْد‬atau "Nun Penegasan" adalah huruf NunTasydid yang
melekat di belakang Fi'il Mudhari' dan berfungsi untuk menegaskan atau
memperkuat maknanya.

17
Mari kita perhatikan contoh di bawah ini:

ِّ ‫ = َأَلقُوْ لَ َّن قَوْ َل ْال َح‬sungguh aku pasti akan mengatakan perkataan yang benar
‫ق‬

‫ = لَتُ ْبلَ ُو َّن فِ ْي َأ ْم َوالِ ُك ْم‬sungguh kalian pasti akan diuji dalam (urusan) harta kalian

4. Harf ‫ ِإ ْن‬mempunyai dua macam arti:


a) Berarti "jika". Contoh:

‫صرُوا هللاَ يَ ْنصُرْ ُك ْم‬


ُ ‫ = ِإ ْن تَ ْن‬jika kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong
kalian.

b) Berarti "tidak", bila sesudahnya terdapat kata َّ‫=( ِإال‬kecuali). Contoh:

‫ن‬Gَ ْ‫ = ِإ ْن َأ ْنتُ ْم ِإالَّ تَ ْك ِذبُو‬tidak lain kalian hanyalah berdusta

5. Harf َ‫ ال‬juga ada dua macam:


a. NAFY (‫ )نَ ْفي‬atau penidakan (=tidak, bukan, tidak ada). Contoh:

ُ‫ = الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah

b. NAHY (‫ )نَهْي‬atau pelarangan (=jangan). Contoh:

َ‫ = الَ تَ ْعبُ ُدوْ ا ِإالَّ هللا‬jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah

2.3 Pembagian Isim

Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan


jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.

2.3.1 Isim Berdasarkan Jenisnya

Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis
laki-laki (mudzakkar) dan kata benda jenis perempuan (mu’annas). Pembagian
kata benda berdasarka jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal

18
ini akan menyangkut pada pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga
pemakaian fi’il (kata kerja). Seperti contoh :

ٌ‫هُ َو طَبِيْب‬  Dia adalah dokter (laki-laki) ٌ‫ ِه َي طَبِ ْيبَة‬ Dia adalah dokter (perempuan)
‫اَ َء ُم َح َّم ٌد‬GGGGGG‫ج‬  Muhammad telah datang ‫ ٌد‬GGGGGG‫ت ِه ْن‬ ْ ‫اَ َء‬GGGGGG‫ج‬ Hindun telah datang
Pada contoh diatas :  ٌ‫طَبِيْب‬ adalah isim mudzakar (kata benda jenis laki-laki)
sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis laki-laki yaitu ‫ه َُو‬ (He).
Pada contoh ke-2 ٌ‫ة‬GGَ‫طَبِ ْيب‬ adalah isim muannast (kata benda jenis perempuan)
sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis perempuan yaitu ‫ ِه َي‬ (She).
‫ ُم َح َّم ٌد‬ adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus
mudzakar. Begitu juga dengan ‫ ٌد‬GGGGGGG‫ ِه ْن‬  adalah isim muannast sehingga
menggunakan fi’il muannast.

1. Isim Mudzakar
Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan ataupun
benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.

Contoh : ‫ اَل َّر ُج ُل‬Seorang laki-laki, ‫ ُم َح ّم ٌد‬Muhammad,


‫باح‬
ُ ‫ص‬ ْ ‫ اَ ْل ِم‬Lentera (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar

2. Isim Muannats
Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia, hewan
ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai muannast.

Contoh : ُ‫ عَاِئ َشة‬, Aisyah,ُ‫اجة‬


َ ‫ ال َّد َج‬Ayam betina
ُ‫ ال َّش ْمس‬Matahari (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai muannast)

Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :

1. Dengan membedakan jenis kelaminnya.


Contoh : Mudzakar ‫ اَل َّر ُج ُل‬Seorang laki-laki, ‫ك‬
ُ ‫ ال ِّد ْي‬Ayam jantan

19
Muannast ُ‫ ْال َمرْ َأة‬Seorang perempuan, ‫ ال َّد َجا َجة‬Ayam betina

2. Dengan pengelompokan secara bahasa


Isim muannast biasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Diakhiri denga ta marbuthoh (‫)ة‬
Contoh : ُ‫ َخ ِد ْي َجة‬Khodijah, ‫ ُ َم ْد َر َسة‬Sekolah, ‫ ال َّش َج َرة‬Pohon
b. Anggota tubuh yang berpasang-pasang
Contoh : ‫ َعي ٌْن‬Mata
c. Jamak Taksir : jamak taksir dikategorikan sebagai muannast ( jamak taksir
akan dibahas tersendiri pada bab Isim Jamak)
ٌ ْ‫ بُيُو‬Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫بَيْت‬
Contoh : ‫ت‬
‫ ُر ُس ٌل‬Rosul-rosul, bentuk tunggalnya ‫َرسُوْ ٌل‬
Walaupun ‫ رُ ُس ٌل‬adalah isim yang jelas mudzakar, tetapi karena ia berbentuk jamak
taksir maka dapat dimasukkan dalam kategori muannast.
Selain yang disebutkan diatas adalah termasuk mudzakar.

2.3.2 Isim Berdasarkan Bilangannya

Sebelum kita membahas pembagian isim berdasarkan bilangannya kita perlu


mengenal terlebih dahulu beberapa istilah yang akan digunakan yaitu :
‫ ُم ْف َرد‬Tunggal
‫ت َْثنِيَّه‬  Ganda
‫ج َمع‬  Jamak
َ

1. Isim Mufrod
Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik pada mudzakar maupun
muannast.
Contoh : ‫( ُأ ْستَا ٌذ‬Pak guru), ٌ‫( ُأ ْستَا َذة‬Bu guru),
‫( ُم ْسلِ ٌم‬Seorang islam laki-laki), ٌ‫( ُم ْسلِ َمة‬Seorang islam perempuan)

2. Isim Tastniyah
Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik pada mudzakar maupun muannast.

20
Contoh : ‫ اُسْتا َ َذ ْي ِن‬,‫ان‬ ِ ‫( ُأ ْستَا َذ‬dua orang guru laki-laki)
‫ ُأ ْستَا َذتَيْن‬,‫( ِ ُأ ْستَا َذتا َ ِن‬dua orang guru perempuan)

3. Isim Jamak
Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik pada mudzakar maupun
muannast.
Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Isim Jamak Taksir
Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang
tidak beraturan sehingga perlu dihafal.
ٌ ْ‫ بُيُو‬Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫ْت‬
Contoh : : ‫ت‬ ٌ ‫بَي‬
‫ ُر ُس ٌل‬Rosul-rosul, bentuk tunggalnya ‫َرسُوْ ٌل‬
b. Isim Jamak salim
Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan perubahan yang
teratur.
Sehingga ada 2 macam isim jamak salim :
c. Isim Jamak Mudzakar Salim
Isim jamak salim yang menunjukkan arti laki-laki.
Ciri-cirinya adalah adanya tambahan ‫ و‬+‫ ن‬dan ‫ ي‬+ ‫ ن‬pada bentuk mufrodnya
Contoh : َ‫ ُم ْسلِ ِم ْين‬, َ‫( ُم ْسلِ ُموْ ن‬Orang-orang islam laki-laki)
d. Isim Jamak Muannast Salim
Isim jamak salim yang menunjukkan arti perempuan.
Ciri-cirinya adalah adanya tambahan ‫ ا‬+ ‫ ت‬pada bentuk mufrodnya.
Contoh : ‫( ُم ْسلِماَت‬Orang-orang islam prempuan)
‫( ُمْؤ ِمناَت‬Oarang-orang mukmin perempuan)

2.3.3 Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)

Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh
(umum) dan isim ma’rifat (khusus).

a. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ‫ ـٌـ‬، ‫ ـٍـ‬، ‫) ًــ‬


Contoh : ‫َاب‬
ٌ ‫ ِكت‬، ‫ُهدٌى‬

21
b. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :
 Isim yang diawali dengan Al (‫)ال‬
Contoh : ‫َاب‬
ُ ‫ ال ِكت‬، ‫ال ُهدَى‬

 Isim dhomir (kata ganti)


 Isim isyaroh (kata tunjuk)
 Isim maushul (kata sambung)
 Isim alam (nama)
 Isim munada (yang dipanggil)
 Isim idhofat (yang disandarkan)

Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.

1. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.

Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu


isim dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak
dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim
dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.

Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz
muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ َل‬+ ‫ لَ ُك ْم = ُك ْم‬dan isim dhomir
bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : ‫ ُه َو‬، َ‫اَ ْنت‬

2. Isim Isyaroh ( ‫َار ِة‬


َ ‫س ُم ا ِالش‬
ْ ِ‫) ا‬
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menunjuk isim-isim tertentu.

Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh
(ba’id) yaitu ha tanbih ( ‫ ) هَـ‬di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di
akhir untuk isim ba’id ( ‫ َك‬، ‫ ُك َما‬atau ‫) ُك ْم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan

22
dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan
letaknya saja.

Seperti : ‫ ُهنَالِ َك‬، ‫ ُهنَا َك‬، ‫ُهنَا‬

ُ ‫س ُم ا ْل َم ْو‬
3. Isim Maushul ( ‫ص ْو ِل‬ ْ ِ‫) ا‬
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan


jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat
mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang
tidak. Yaitu ‫( َما‬apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal ( ‫س ُم‬ ْ ِ‫ا‬
ِ Vِ‫ص ْو ِل لِ َغ ْي ِر اِ ْل َعاق‬
‫ل‬V ُ ‫ ) ال َم ْو‬dan ْ‫( َمن‬siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang
berakal ( ‫ص ْو ِل لِ ْل َعاقِ ِل‬
ُ ‫س ُم ال َم ْو‬
ْ ِ‫) ا‬.

4. Isim Alam ( ‫س ُم ا ْل َعلَ ِم‬


ْ ِ‫) ا‬
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa
membutuhkan penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim
tertentu. Pada bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama
manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

• Isim khos (nama asli)


Contoh : ‫ ُع َم ُر‬، ُ‫شة‬
َ ‫عَاِئ‬

• Kunyah ( ٌ‫ ) ُك ْنيَة‬: julukan


Adalah nama yang diawali dengan kata : ‫ب‬ ٌ َ‫ ا‬، ‫ اُ ٌّم‬، ٌ‫اِبْن‬dan ٌ‫بِ ْنت‬
ِ ‫ اِبْنُ ا ْل َخطَّا‬، ‫ اُ ُّم ا ْلمؤمنين‬dan lain-lain.
ٍ ‫ اَبُ ْو َح ْف‬، ‫ب‬
Contoh : ‫ص‬

• ٌ َ‫ ) لَق‬: gelar
Laqob ( ‫ب‬
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam
suatu perkara.
ُ ‫ الفَا ُر ْو‬، ‫ش ْي ُد‬
Contoh : ‫ق‬ ِ ‫ ال َّر‬، ‫ق‬
ُ ‫ص ِّد ْي‬
ِّ ‫ ال‬dan lain-lain.

5. Isim Munada ( ‫س ُم ا ْل ُمنَادَى‬


ْ ِ‫) ا‬

23
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf
nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.

Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan,
sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian
ini hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an
atau bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan
dan isim munada khusus lafdzul jalalah.

• Isim munada mufrod


Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan
tetapi tidak boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap
rofa (salah satu tandanya dhommah).
Contoh : ‫سلِ ُم‬
ْ ‫يَا ُم‬

• Isim munada mudhofan


Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk
kata yang disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).
Contoh : ِ‫س ْو َل هللا‬
ُ ‫َيا َر‬
Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a
seperti : ‫ يَا َربَّنَا‬menjadi ‫َربَّنَا‬

• Isim munada khusus lafdzul jalalah (ُ ‫)هللَا‬


Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini
ada pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ُ ‫ا هللَا‬VV‫ َي‬dan huruf nida bisa diganti
dengan huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : ‫اَللّ ُه َّم‬

Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫ ” ال‬ataupun
isim maushul, maka setelah ‫ يا‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim
tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz ‫( اَيُّ َها‬untuk isim mudzakkar) dan ‫اَيَّتُ َها‬
(untuk isim muannats).
ُ ‫يَااَيَّتُ َها النَّ ْف‬
Contoh : َ‫ يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْن‬، ‫س‬

24
6. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫ضافَ ِة‬
َ ‫س ُم ْاِإل‬
ْ ِ‫) ا‬
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak
juga huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ٌ‫اف‬VV‫ض‬
َ ‫) ُم‬
sedangkan isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (‫ضافٌ ِإلَ ْي ِه‬
َ ‫) ُم‬, yang merupakan
isim ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof
ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu
dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap
majrur (salah satu tandanya kasroh).

Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :


• Tidak boleh ada ” ‫“ ال‬
• Tidak boleh tanwin

Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di
akhirnya dibuang.
Contoh :
‫س ْو ٌل‬
ُ ‫ َر‬+ ُ‫= هللا‬ ِ‫س ْو ُل هللا‬
ُ ‫َر‬
‫ َوالِ َد ْي ِن‬+ ‫= ـ ِه‬ ‫َوالِ َد ْي ِه‬
َ‫ َبنِيْن‬+ ‫س َراِئ ْي َل‬
ْ ِ‫= ا‬ ‫س َراِئ ْي َل‬
ْ ِ‫َبنِ ْي ا‬

2.3.4 Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya

Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim
shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.

• Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari
isim mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak
muannats salim.

• Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu
alif mati atau ya’ mati ( ‫ى‬
ْ atau ‫ي‬
ْ ). Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur (
ُ ‫س ُم ال َم ْق‬
‫ص ْو ُر‬ ْ ‫ ) ا ِال‬seperti : ‫ ُهدَى‬، ‫سى‬
َ ‫ ُم ْو‬, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus
ُ ‫س ُم ال َم ْنقُ ْو‬
(‫ص‬ ِ َ‫ الق‬، ‫ي‬
ْ ‫ ) ا ِال‬seperti : ‫اض ْي‬ ْ ‫ال َها ِد‬

25
Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :
‫ ُذ‬، ُ‫ ف‬، ‫ َح ٌم‬، ‫ اَ ٌخ‬، ‫ب‬
ٌ َ‫ ا‬.
Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’
seperti : ‫ ُذ ْو َما ٍل‬، َ‫ فُ ْوك‬، ‫ َح ُم ْو َك‬، ‫ اَ ُخ ْو َك‬، ‫اَبُ ْو َك‬

Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ‫ َذا َما ٍل‬، ‫ فَا َك‬، ‫ َح َما َك‬، ‫ اَ َخا َك‬، ‫اَبَا َك‬
Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ‫ ِذ ْي َما ٍل‬، ‫ فِ ْي َك‬، ‫ َح ِم ْي َك‬، ‫ اَ ِخ ْي َك‬، ‫اَبِ ْي َك‬

• Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).

Ada beberapa isim yang tidak ber ” ‫ ” ال‬dan bukan sebagai mudhof, akan
tetapi tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru
munshorif. Yang termasuk isim ghoiru munshorif adalah :

Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti : ، ُ‫فَا ِط َمة‬
‫ ُع َم ُر‬، ُ‫ ُع ْث َمان‬dll.
Shighot muntahal jumuk ( ‫) صغة منتهى الجموع‬, bentuk jamak yang sama dengan
ِ َ‫ َمف‬dan ‫اع ْي ُل‬
‫اع ُل‬ ِ َ‫ َمف‬, seperti : ‫سا ِج ُد‬
َ ‫َم‬
Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ‫ ) الف التأنيث الممدودة‬seperti : ، ‫س ْودَاُئ‬
َ ، ‫ص ْح َرا ُء‬
َ
‫ح ْم َرا ُء‬.
َ

2.4 Pengertian Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa
daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa
kata.

Dalarn Kamus Urnurn bahasa Indonesia, unsur serapan didefenisikan bahwa


unsur adalah bahan asal, zat asal, bagian yang terpenting dalarn suatu hal,
sedangkan serapan adalah pemasukan kedalam, penyerapan masuk ke dalam
lubang-Iubang kecil (Poerwadarminta, 1985 : 130 dan 425). Menurut Samsuri
(1987 : 50) serapan adalah “pungutan”, sedangkan Kridalaksana (1985 : 8)

26
memahami kata serapan adalah “pinjaman” yaitu bunyi, fonem, unsur gramatikal
atau unsur leksikal yang diambil dari bahasa lain.

Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk


mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke
benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang
dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi
keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain,
sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar
budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu
cara memenuhi keperluan itu--yang sering dianggap lebih mudah--adalah
mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal
baru itu.

Kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah
merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat
pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur
bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain.
Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima
pengaruh.

Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang
bersifat terbuka, dengan sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling
pengaruh, saling meminjam atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar
belakangi oleh berbagai hal antara lain kebutuhan, prestise kurang faham terhadap
bahasa sendiri atau berbagai latar belakang yang lain. Tidak ada dua bahasa yang
sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari
bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi
perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses
penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalam
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi, pergeseran

27
baik dalam ucapan maupun ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh
maupun pergeseran sistematis. Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya
sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutarna dalam hal
kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa
Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan
bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan
dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi
pengaruh. Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke dalam
bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai
dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah
masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata yang diserap secara utuh tanpa
mengalami perubahan dan penyesuaian. Dan ada kosa kata yang diserap dengan
mengalami penyesuaian-penyesuaian.

2.5 Pola Penyerapan Bahasa Arab Ke Bahasa Indonesia

Pada garis besarnya ada tiga macam pola penyerapan kosa kata bahasa Arab ke
dalam bahasa Indonesia yaitu:

a. Pola penyerapan penuh


Penyerapan penuh adalah penyerapan fonem secara utuh tanpa ada perubahan
karena fonem bahasa Arab setelah ditransIiterasi mempunyai kesamaan dengan
fonem bahasa Indonesia. Contoh : kata “bab”, ”muslim”, “masjid” setelah diserap
ke dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan, tetap menjadi kata bab,
muslim dan masjid (mesjid).

b. Pola penyerapan sebagian


Penyerapan sebagian adalah sebagian fonem yang terdapat dalarn sebuah kata
disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia. Hal itu dilakukan karena dalam bahasa
Indonesia fonem itu tidak ada. Penyesuaian ini bisa berupa penghilangan fonem
atau pergantian fonem. Contoh :

28
“Qira”ah” setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “kiraat”.
Transliterasi fonem hamzah ( ‘ ) dihilangkan, sedangkan “mu’tamar” setelah
diserap menjadi “muktamar”. Transliterasi fonem harnzah ( ‘ ) diganti dengan /k/.

c. Pola penyesuaian lafal


Penyesuaian lafal yang dimaksud terdapat dalam kata-kata Arab yang
mengandung vokal panjang, serta gugusan konsonan yang tcrdapat diakhir kata.
Penyesuaian ini bisa berupa penambahan fonern, penghilangan fonern, pergantian
fonem, bahkan penghilangan suku kata. Contoh :
“Sabr” setelah diserap menjadi “sabar” ( penambahan vokal /a/ )
“Jild” seteIah diserap menjadi “Jilid” ( penambahan vokal /i/ )
“Hukm” setelah diserap menjadi ”hukum” ( penambahan voka /u/ )
“Nafakah” setelah diserap menjadi “nafkah” ( penghilangan vokal /a/ )
“Kafir” setelah diserap menjadi “kafir” ( penghilangan vokal panjang /a/ )
“Dalil” seteIah diserap menjadi “dalil” ( penghilangan vokal panjang /i/ )
“Masyhur” setelah diserap menjadi “masyhur” ( penghilangan vokal panjang /u/ )
“Hayran” setelah diserap menjadi “heran” ( pergantian fonem /ay/ menjadi /e/ )
“Sadaqah” setelah diserap rnenjadi “sedekah” ( pergantian voka /a/ menjadi /e/ )
“Tarikat” setelah diserap menjadi “tarekat” ( pergantian vokal /i/ menjadi /e/ )
“Ruh” setelah diserap menjadi “roh” ( pergantian vokal /u/ menjadi /o/ )
“Istirahat” setelah diserap menjadi “rehat” ( penghilangan suku kata )
“Isnayn” setelah diserap rnenjadi “senin” (penghilangan suku kata

2.6 Daftar Kosa Kata Bahasa Indonesia Yang Diserap Dari Bahasa Arab

a. Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya


Adapun kosa-kata bahasa Indonesia yangdiserap dari bahasa Arab yang lafal dan
artinya masih sesuai dengan aslinya, yaitu: abad, abadi, abah, abdi, adat, adil,
amal, aljabar, almanak, awal, akhir, bakhil, baligh, batil, barakah, daftar, hikayat,
ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim, khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat

29
musyawarah, markas, mistar, malaikat, mahkamah, musibah, mungkar, maut,
kitab, kuliah, kursi, kertas, nisbah, napas, syariat, ulama, wajib, ziarah.

b. Lafalnya berubah, artinya tetap


Ada pun kosa-kata bahasa Indonesia yang disera dari bahasa Arab yang lafalnya
berubah, namun artinya tetap, yaitu:
1) berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
2) buya dari kata abuya
3) derajat dari kata darajah
4) kabar dari kata khabar
5) lafal dari kata lafazh
6) lalim dari kata zhalim
7) makalah dari kata maqalatun
8) masalah dari kata mas-alatun
9) mungkin dari kata mumkinun
10) resmi dari kata rasmiyyun
11) soal dari kata suaalun
12) rezeki dari kata rizq
13) Sekarat dari kata Zakaratil
14) Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu
artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khamsa),
Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun)

c. Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula


1) keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira
bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kufarat yang berarti orang kafir
( jamak )
2) logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari
kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
3) naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
4) perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.

30
5) petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa
yang bermakna pendapat hukum.
6) laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal dari
kata 'askar yang berarti sama.

31
2.6.1 Kosa Kata Bahasa Arab Dalam Rumah

1. Buku = Kitaabun = ٌ‫ِكتَاب‬

2. Kamar = Ghurfatun = ٌ‫ُغرْ فَة‬

3. Kamar tidur = Ghurfatun naumi = ‫ُغرْ فَةُ النَّوْ ِم‬

4. Kasur = Firoosyun = ٌ‫فِ َراش‬

5. Bantal = Wisaadatun = ٌ‫ِو َسا َدة‬

ِ ‫ِغطَا ُء‬
6. Sarung bantal = Ghithooul wisadati = ‫الو َسا َد ِة‬

ْ ُ‫ق‬
7. Kapuk = Quthnun = ‫ط ٌن‬

8. Gorden = Sitaarun = ‫ِستَا ٌر‬

9. Sajadah = Sajjaadatun = ٌ‫َسجَّا َّدة‬

10. Permadani = Bisaathun = ٌ‫بِ َساط‬

11. Gambar = Shuurotun = ٌ‫صُوْ َرة‬

12. Jam beker = Saa’atun munabbihatun = ٌ‫َسا َعةٌ ُمنَبِّهَة‬

ِ ْ‫ُغرْ فَةُ ال ُجلُو‬


13. Kamar tengah = Ghurfatul juluusi = ‫س‬

ِّ ‫ُغرْ فَةُ ال‬


14. Kamar tamu = Ghurfatud dhiyaafati = ‫ضيَافَ ِة‬

15. Asbak = Minfadhotun = ٌ‫ضة‬


َ َ‫ِم ْنف‬

32
ْ ‫َم‬
16. Dapur = Mathbakhun = ‫طبَ ٌخ‬

17. Toilet = Hammaamun = ‫َح َّما ٌم‬

18. Pompa air = Thulumbatun = ٌ‫طُلُ ْمبَة‬

19. Kran = Hanafiyyatun = ٌ‫َحنَفِيَّة‬

20. Sabun = Shoobuun = ‫صابُوْ ن‬


َ

21. Penggaris = Misthorotun = ٌ‫ِم ْسطَ َرة‬

22. Jangka = Firjaarun = ‫فِرْ َجا ٌر‬

23. Kapur tulis = Thobaasyirun = ‫طَبَا ِش ٌر‬

24. Spidol = Qolamul hibri = ‫قَلَ ُم ال ِحب ِْر‬

25. Penghapus = Mimsahatun = ٌ‫ِم ْم َس َحة‬

26. Formulir = Istimaarotun = ٌ‫ِإ ْستِ َما َرة‬

ٌ َ‫َمل‬
27. Map = Malafun = ‫ف‬

ِ ‫َك ْشفُ ال ِغيَا‬


28. Buku kehadiran = Kasyful ghiyaabi = ‫ب‬

29. Hadir = Haadhirun = ‫اض ٌر‬


ِ ‫َح‬

30. Absen = Ghooibun = ٌ‫غَاِئب‬

31. Sakit = Mariidun = ٌ‫َم ٍريْض‬

33
32. Seragam = Ziyyun = ‫ي‬
ٌّ ‫ِز‬

33. Seragam sekolah = Ziyyul madrosati = ‫ِزيُّ ال َم ْد َر َس ِة‬

34. Baju = Tsaubun = ٌ‫ثَوْ ب‬

35. Kaos = Faanilatun = ٌ‫فَانِلَة‬

36. Kemeja = Qomiishun = ٌ‫قَ ِميْص‬

37. Dasi = Ribaathun = ٌ‫ِربَاط‬

38. Celana = Sirwaalun = ‫ِسرْ َوا ٌل‬

ٌ ‫فُ ْست‬
39. Rok = Fustaanun = ‫َان‬

40. Sabuk = Hizaamun = ‫ِحزَا ٌم‬

ٌ ‫بَي‬
41. Rumah = Baitun = ‫ْت‬

42. Pintu = Baabun = ٌ‫بَاب‬

ٌ ‫ُشبَّا‬
43. Jendela = Syubbaakun = ‫ك‬

44. Ventilasi = Naafidzatun = ٌ‫نَافِ َذة‬

45. Dinding = Jidaarun = ‫ِجدَا ٌر‬

ٌ ‫َس ْق‬
46. Atap = Saqfun = ‫ف‬

47. Genteng = Qirmiidun = ‫قِرْ ِم ْي ٌد‬

34
48. Tiang = Syaqqotun = ٌ‫َشقَّة‬

49. Tangga = Sullaamun = ‫ُساَّل ٌم‬

ٌ َ‫َأث‬
50. Perabotan = Atsaatsun = ‫اث‬

2.6.2 Kosa Kata Bahasa Arab Sehari-hari

51. Satu = ( ‫اح ٌد‬


ِ ‫)و‬
َ Waahidun

52. Dua = ( ‫ )اِ ْثنَا ِن‬Itsnaani

53. Tiga = ( ٌ‫ ) ثَاَل ثَة‬Tsalaatsatun

54. Empat = ( ٌ‫ ) َأرْ بَ َعة‬Arba’atun

55. Lima = ( ٌ‫ ) َخ ْم َسة‬Khomsatun

56. Enam = ( ٌ‫ ) ِستَّة‬Sittatun

57. Tujuh = ( ٌ‫ ) َس ْب َعة‬Sab’atun

58. Delapan = ( ٌ‫ ) ثَ َمانِيَة‬Tsamaaniyatun

59. Sembilan = ( ٌ‫ ) تِ ْس َعة‬Tis’atun

60. Sepuluh = ( ٌ‫‘ ) َع َش َرة‬Asyarotun

61. Hari Ahad/Minggu = ( ‫ )يَوْ ُم اَأل َح ِد‬yawmul-ahadi

62. Hari Senin = ( ‫ )يَوْ ُم اِإل ْثنَي ِْن‬yawmul-itsnaini

63. Hari Selasa = ( ‫ )يَوْ ُم الثُّاَل ثَا ِء‬yaumuts-tsulaatsaa’ i

35
64. Hari Rabu = ( ‫ )يَوْ ُم اَألرْ بِ َعا ِء‬yawmul-arbi’aa`i

ِ ‫ )يَوْ ُم ال َخ ِمي‬yawmul-khamiisi
65. Hari Kamis = ( ‫ْس‬

66. Hari Jum’at = ( ‫ )يَوْ ُم ال ُج ُم َع ِة‬yawmul-jumu’ati

ِ ‫ )يَوْ ُم ال َّس ْب‬yawmus-sabti


67. Hari Sabtu = ( ‫ت‬

ٌ ‫ )لَوْ ٌن جـ َأ ْل َو‬lawnun jim alwaanun


68. Warna = ( ‫ان‬

69. Putih = ( ُ‫ )َأ ْبيَض‬abyadhu dan ( ُ‫ضاء‬


َ ‫ ) بَ ْي‬baydhaa`u

70. Hitam = ( ُ‫ ) َأ ْس َود‬aswadudan ( ُ‫ ) َسوْ دَاء‬sawdaa`u

71. Merah = ( ُ‫ ) َأحْ َمر‬ahmaru dan ( ُ‫ ) َح ْم َراء‬hamraa`u

72. Merah muda/pink = ( ٌّ‫ ) َورْ ِدي‬wardiyyundan ( ٌ‫ ) َورْ ِديَّة‬wardiyyatun

73. Biru = ( ُ‫ ) َأ ْز َرق‬azraqu dan ( ُ‫ ) زَ رْ قَاء‬zarqaa`u

َ ‫ ) َأ ْخ‬akhdharu dan ( ُ‫ ) خَضْ َراء‬khadhraa`u


74. Hijau = ( ُ‫ضر‬

75. Kuning = ( ُ‫ ) َأصْ فَر‬ashfarudan ( ُ‫ص ْف َراء‬


َ ) shafraa`u

ٌ َ‫ت جـ َأوْ ق‬
76. Waktu = ( ‫ات‬ ٌ ‫)و ْق‬
َ waqtun jim awqaatun

ٍ ‫ )ثَانِيَةٌ جـ ثَ َو‬tsaaniyatun jim tsawaanin


78. Detik = ( ‫ان‬

ُ ‫ ) َدقِ ْيقَةٌ جـ َدقَاِئ‬daqiiqatun jim daqaa`iqu


79. Menit = ( ‫ق‬

ٌ ‫ ) َسا َعةٌ جـ َساع‬saa’atun jim saa’aatun


80. Jam = ( ‫َات‬

36
81. Hari = ( ‫ )يَوْ ٌم جـ َأيَّا ٌم‬yawmun jim ayyaamun

82. Pagi = ( ‫صبَا ٌح‬


َ ) shabaahun

83. Siang = ( ‫ ) نَهَا ٌر‬nahaarun

84. Sore = ( ‫ ) َم َسا ٌء‬masaa`un

85. Malam = ( ٌ‫ ) لَ ْيلَة‬laylatun

ٌ ْ‫ )ُأ ْسبُو‬usbuu`un jim asaabii`u


86. Pekan = ( ‫ع جـ َأ َسابِ ْي ُع‬

87. Bulan = ( ‫ ) َش ْه ٌر جـ ُشهُوْ ٌر‬syahrun jim syuhuurun

ٌ ‫ ) َسنَةٌ جـ َسن ََو‬sanatun jim sanawaatun


88. Tahun = ( ‫ات‬

89. Abad = ( ‫ )قَرْ ٌن جـ قُرُوْ ٌن‬qarnun jim quruunun

90. Tubuh = ( ‫ ) َج َس ٌد جـ َأجْ َسا ٌد‬jasadun jim ajsaadun

91. Kepala = ( ٌ‫)رْأسٌ جـ ُرُؤ وْ س‬


َ ra`sun jim ru`uusun

92. Rambut = ( ٌ‫ ) َش ْع َرةٌ جـ َش ْعر‬sya’ratun jim sya’run

93. Mata = ( ٌ‫‘ ) َعي ٌْن جـ َأ ْعيُن‬aynun jim a’yunun

94. Hidung = ( ٌ‫ف جـ ُأنُوْ ف‬


ٌ ‫ )َأ ْن‬anfun jim unuufun

95. Telinga = ( ٌ‫ )ُأ ُذ ٌن جـ آ َذان‬udzunun jim aadzaanun

96. Pipi = ( ٌ‫ )خَ ٌّد جـ ُخ ُدوْ د‬khaddun jim khuduudun

37
97. Mulut = ( ٌ‫ )فَ ٌم جـ َأ ْف َواه‬famun jim afwaahun

98. Gigi = ( ٌ‫)س ٌّن جـ َأ ْسنَان‬


ِ sinnun jim asnaanun

99. Lidah = ( ٌ‫ان جـ َأ ْل ِسنَة‬


ٌ ‫ )لِ َس‬lisaanun jim alsinatun

100. Leher = ( ٌ‫ق جـ َأ ْعنَاق‬


ٌ ُ‫‘ ) ُعن‬unuqun jim a’naaqun

2.6.3 Kosakata Bahasa Arab tentang Sayuran

101. Selada = ( ٌّ‫“ )خَ س‬khassun”

ٌ ‫“ ) ُكر‬kurraatsun”
102. Daun Bawang = (‫َّاث‬

103. Daun Peterseli = ( ُ‫“ )بَ ْق ُدوْ نِس‬baqduunisu”

104. Zukini = (ٌ‫“ ) ُكوْ َسة‬kuusatun”

ٌ ‫“ )قَ َر‬qara’un”
105. Labu Kuning = (‫ع‬

104. Kentang = ( ُ‫“ )بَطَا ِطس‬bathathisu”

105. Kacang Okra = (‫“ )بَا ِميَا‬baamiyaa”

106. Terong = ( ُ‫“ )بَا ِذ ْن َجان‬baadzinjaanu”

107. Buncis = (‫“ )فَاصُولِيَا‬faashuuliyaa”

108. Bawang Putih = (‫“ )ثُوْ ٌم‬tsuumun”

109. Kacang Polong = (‫“ )لُوْ بِيَا ُء‬luubiyaa’u”

ٌ ‫“ ) ُر َّم‬rummaanun”
110. Delima = (‫ان‬

38
2.6.4 Kosa Kata Bahasa Arab di Sekolah

111. Sekolah = Madrosatun = ٌ‫َم ْد َر َسة‬

112. Kelas = Fashlun = ‫فَصْ ٌل‬

113. Bangku = Maq’adun = ‫َم ْق َع ٌد‬

114. Kursi = Kursiyyun = ‫ُكرْ ِس ٌّي‬

115. Lemari = Khizaanatun = ٌ‫ِخزَانَة‬

116. Laci = Durjun = ‫دُرْ ٌج‬

ٌ ‫ُشبَّا‬
117. Jendela = Syubbakun = ‫ك‬

118. Jam = Saa’atun = ٌ‫َسا َعة‬

119. Kalender = Taqwiimun = ‫تَ ْق ِو ْي ٌم‬

120. Papan Tulis = Sabbuurotun = ٌ‫َسبُّوْ َرة‬

121. Penggaris = Misthorotun = ٌ‫ِم ْسطَ َرة‬

122. Jangka = Firjaarun = ‫فِرْ َجا ٌر‬

123. Kapur Tulis = Thobaasyirun = ‫طَبَا ِش ٌر‬

124. Spidol = Qolamul hibri = ‫قَلَ ُم ال ِحب ِْر‬

125. Penghapus = Mimsahatun = ٌ‫ِم ْم َس َحة‬

126. Formulir = Istimaarotun = ٌ‫ِإ ْستِ َما َرة‬

39
ٌ َ‫َمل‬
127. Map = Malafun = ‫ف‬

ِ ‫َك ْشفُ ال ِغيَا‬


128. Buku Kehadiran = Kasyful ghiyaabi = ‫ب‬

129. Hadir = Haadhirun = ‫اض ٌر‬


ِ ‫َح‬

130. Absen = Ghooibun = ٌ‫غَاِئب‬

131. Sakit = Mariidun = ٌ‫َم ٍريْض‬

132. Seragam = Ziyyun =  ‫ي‬


ٌّ ‫ِز‬

133. Seragam Sekolah = Ziyyul madrosati = ‫ِزيُّ ال َم ْد َر َس ِة‬

134. Pakaian = ( ُ‫ ) َم ْلبَسٌ جـ َماَل بِس‬malbasun jim malaabisu.

135. Baju = Tsaubun = ٌ‫ثَوْ ب‬

136. Kaos = Faanilatun = ٌ‫فَانِلَة‬

137. Kemeja = Qomiishun = ٌ‫قَ ِميْص‬

138. Dasi = Ribaathun = ٌ‫ِربَاط‬

139. Celana = Sirwaalun = ‫ِسرْ َوا ٌل‬

ٌ ‫ )بَ ْنطَلُوْ ٌن جـ بَ ْنطَلُوْ ن‬banthaluunun jim banthaluunaatun


140. Celana panjang = ( ‫َات‬

ٌ ‫فُ ْست‬
141. Rok = Fustaanun = ‫َان‬

ٌ َ‫ ) ِم ْعط‬mi’thafun jim ma’aathifu.


142. Jaket atau Mantel = ( ُ‫ف جـ َم َعا ِطف‬

40
143. Sendal = (ٌ‫ ) نَ ْع ٌل جـ نِ َعال‬na’lun jim ni’aalun.

144. Sabuk = Hizaamun = ‫ِحزَا ٌم‬

145. Peci = Qolansuwatun = ٌ‫قَلَ ْن ُس َوة‬

146. Sarung = ( ٌ‫آز َرة‬


ِ ‫ )ِإ َزا ٌر جـ‬izaarun jim aaziratun.

147. Topi = Qubba’atun = ٌ‫قُـبَّـ َعة‬

148. Jilbab = Jilbaabun = ٌ‫ِج ْلبَاب‬

149. Sepatu = Hidzaaun = ‫ِح َذا ٌء‬

150. Kaos Kaki = Jaurobun = ٌ‫َجوْ َرب‬

2.7 Pengertian Naat dan Man’ut ‫) ) ﺍﻟﻨﻌﺕ ﻮﺍﻟﻣﻧﻌﻭﺕ‬

Menurut bahasa naat adalah menerangkan suatu sifat. Sedangkan menurut


istilah naat adalah isim tabi’yang menerangkan sifat dari lafadz yang
diikutinya.semisal contohnya Budi anak yang rajin,kata rajin pada contoh ini
dinamakan naat sedangkan budi dinamakan man’ut.

Contoh: ‫ ﻜﺮﯿﻢ ﺑﺮﺟﻞ ﻣﺭﺮﺖ‬Artinya saya bertemu seorang laki2 muliya. ‫ﻣﺭﺮﺖ‬
:adalah fiil madi yang bertemu dengan domir rofa’hukumnya adalah mabni sukun.
‫ ﺑﺮﺟﻞ‬:adalah man’ut,I’robnya adalah jer karna kemasukan huruf jer ba’. ‫ﻜﺮﯿﻢ‬
:adalah na’at I’robnya adalah jer karna mengikuti man’ut.
‫ ﺍﺮﺑﻌﺔ‬G‫ ﺍﺍﻧﻌﺖ ﺘﺍﺑﻊ ﻟﻠﻤﻨﻌﻭﺖ ﻓﻲ ﻭﺍﺤﺪ ﻤﻦ ﻋﺷﺭﺓ ﻭﻻ ﺘﺠﺗﻤﻊ ﻜﻟﮭﺍ ﻓﻲ ﻭﻗﺖ ﻭﺍﺤﺪ ﺍﻵ‬ ‫ﺍﻻﻮﻝ ﻤﻦ ﺍﻮﺠﻪ‬
‫ ﻓﻲﺍﻟﺗﺬﻛﻳﺮ‬G‫ﺍﻻﻋﺮﺍﺐ ﺍﻠﺛﻟﺍﺛﺔ ﻮﮬﻮ ﺍﻠﺮﻓﻊ ﻮﺍﻠﻧﺻﺐ ﻮﺍﻟﺤﻓﺽ ﻭﺍﻟﺛﺍﻧﻲ ﻓﻲﻺﻓﺮﺍﺩ ﺍﻭﻟﺗﺛﻧﻳﺔ ﺍﻭﺍﻟﺠﻣﻊ ﻭﺍﻟﺛﺍﻟﺚ‬
‫ ﻭﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ﻓﻲﺍﻟﺗﻨﻜﯾﺮ ﺍﻭﺍﻟﻣﻌﺮﻓﺔ‬G‫ ﺍﻭﺍﻟﻣﺆﻨﺚ‬Na’at mengikuti man’ut dalam beberapa hal:
1.dalam hal I’rob Yaitu I’rob rofa’irob nasob dan irob jer. 2.dalam

41
mufrod ,tasniah dan jama’. 3.didalam muzdakar dan muannas. 4.didalam ma’rifat
dan nakiroh. Catatan: dalam I’rob naat harus mengikuti manut,apabila manut
rofa’naat harus dirofa’bila man;ut nasob naat harus dinasob,bila man’ut dijer naat
pun harus dijer.begitupun juga apabila man’ut mufrod na’at harus mufrod,bila
man;ut tasniah na;at harus tasniah,bila man’ut jama’na’at harus jama’dan jika
man’ut muzakar na’at harus muzakar,bila man’ut muanas na’at pun harus
muanas,bila man;ut ma’rifat na;at juga ma’rifat,bila na’at nakiroh naat juga harus
nakiroh.

Selanjutnya contoh2nya : I’Rob (berubahnya akhir kalimah karna berbeda


bedanya amil yang masuk)
 Rofa’:‫ ﺰﯾﺫ ﻜﺭﯾﻢ‬G‫ ﺠﺍﺀ‬o ‫ﺍﺠﺍﺀ‬:adalah fiil madi mabniyun alal fatkhi. o ‫ﺯﻳﺫ‬:adlah
man’ut dirofa’ karna menjadi fail tandanya adalah dhommah. o ‫ﻛﺭﻳﻢ‬:adalah na;at
dirofa’karna mengikuti man’ut
 Nasob :‫ ﺭﺍﯾﺖ ﺯﯾﺫﺍ ﻋﺍﻟﻤﺍ‬o ‫ﺭﺍﻳﺕ‬:adalah fiil madi mabni sukun karna bertemu dengan
domir rofa. o ‫ﺯﻳﺫﺍ‬:adalah man’ut dinasob karna menjadi maf;ul bih tandanya
adalah fatha o ‫ﻋﺍﳌﺍ‬:adalah na’at dinasob karna mengikuti man’ut.
 Jer : ‫ ﻓﻗﯾﮫ ﺑﺰﯾﺫ ﺍﻤﺭﺭﺖ‬o ‫ﻣﺭﺭﺕ‬:adalah fiil madi mabni sukun karna bertemu dengan
domir rofa’tandanya adalah kasroh. o ‫ﺑﺯﻳﺫ‬:adalah man’ut dijer karna kemasukan
huruf jer yaitu ba; o ‫ﻓﻗﻳﻪ‬:adalah na’at dijer karna mengikuti man’ut.
 .Mufrod: ‫ ﻋﺍﺮﻴﻑ ﺍﺴﺗﺍﺬ ﺟﺍﺀ‬Artinya :telah datang seorang ustad yang arif
 .tasniah: ‫ ﺍﻟﻌﺍﻟﻣﺍﻦ ﺯﻳﺬﺍﻦ ﺠﺍﺀ‬Artinya :dua zaid yang berilmu teleh datang
 jama’ : ‫ ﺍﻟﺼﺍﻟﺤﻭﻦ ﺍﻟﻣﺴﻟﻣﻭﻦ ﺠﺍﺀ‬artinya :kaum muslimin yang soleh telah datang
 muzdakar: ‫ ﺻﺍﻟﺡ ﻮﻟﺪ ﻋﻟﻲ‬Artinya :ali anak yang pandai
 muanas : ‫ ﺍﻟﻌﺍﻟﻣﺔ ﮪﻧﺩ ﺖ ﺠﺍﺀ‬Artinya :hindun yang berilmu teleh datang
 Ma’rifat: ‫ ﺍﻟﺻﺍﺑﺭ ﺍﻟﺭﺠﻭﻝ ﻋﻣﺭﻭ‬Artinya :umar laki laki sabar
 Nakirah : ‫ ﻋﺍﻘﻝ ﺭﺠﻝ ﺠﺍﺀ‬Artinya :laki laki berakal telah datang.
‫ ﺍﻸﺴﻡ ﺍﻟﻣﺿﻣﺮﻧﺤﻭ ﺍﻧﺍﻭﺍﻧﺗﺍ ﻭﻸﺴﻡﺍﻟﻌﻟﻡﻧﺤﻭ ﺯﻴﺬ ﻭﻣﻜﺔ ﻭﻸﺴﻡ ﺍﻟﻣﺑﮭﻡ ﻧﺤﻭﮪﺬﺍﻭﮪﺬﮦ‬G‫ﻭﺍﻟﻣﻌﻔﺔ ﺧﻣﺸﺔ ﺍﺸﯾﺍﺀ‬
‫ﻭﻸﺴﻡﺍﻟﺬﯤ ﻓﯿﻪ ﻸﻟﻒ ﻭﻼﻡ ﻧﺤﻭﺍﻟﺮﺠﻝ ﺍﻟﻐﻟﺍﻡ ﻭﻣﺍﺍﻀﻴﻔﺍﺍﻟﻲﻲﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦﻫﻨﻩﻸﺮﺒﻌﺔ ﻭﺍﻠﻧﻜﺮﺓ ﻜﻝﺍﺴﻡ ﺸﺍﺀﻊ ﻓﻲﺠﻧﺴﻪ‬
‫ﻻﻴﺨﺗﺺ ﺒﻪ ﻮﺍﺤﺪ ﺩﻮﻥ ﺍﺨﺮ ﻮﺗﻗﺮﻴﺒﻪ ﻛﻝ ﻤﺍ ﺼﻟﺡ ﺩﺨﻮﻝﺍﻻﻟﻒ ﻮﻼﻢ ﻋﻠﻳﻪ ﻨﺤﻮﺍﻠﺮﺟﻞ ﻮﺍﻠﺮﺠﻝ‬

42
2.8 Isim Marifat

Isim marifat itu ada lima a.isim mudmar(ana waanta)b.isim


alam/nama(zaidun ,makah)c.isim mubham,isim isaroh(hada ,hadihi,aladi)d.isim
yang kemasukan al(algulamu)e.kalimah yang di idofahkan salah satu empat
diatas. Isim nakiroh adalah isim mau menerima al tarif.lebih jelasnya ini
dijelaskan dalam bab marifat nakiroh. Catatan :na;at dalam b indonesia biasa
disebut dengan keterangan sifat Man’ut adalah orang atau benda yang yang
disebutkan sifatnya.

‫ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ ﺍﻟﻜﺘﺍﺏ ﺍﺷﺗﺭﻳﺕ‬Saya membeli buku baru,kata baru(‫ )ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ‬disamping


adalah na’at, Kata buku(alkitaaba)adalah man’ut. Penutup Bahasa Arab adalah
bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat
memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari
penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan
menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami
agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.

Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri kita,


bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk
negeri kita adalah beragama Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini
jauh dari tuntunan Alloh Ta’ala dan Rasul-Nya.

Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai


andil dan peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan
masyarakat akan pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan yang
dimiliki, semoga Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan mereka
kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan melainkan
dengan pertolongan Alloh Ta’ala. Segala puji hanyalah bagi Alloh Tuhan semesta
alam.

43
Adapun Na’at adalah Tabi’ penyempurna lafazh sebelumnya dengan sebab
menyifatinya (Na’at Haqiqi) atau menyifati lafazh hubungannya (Na’at Sababi). 

2.9 Tabi/ Tawabi‘

Pengertian Tabi’ (yang mengikuti) : adalah Isim yang bersekutu dengan


lafazh sebelumnya di dalam i’robnya secara mutlak.
Penjelasan Definisi: Lafazh sebelumnya disebut Matbu’ (yang diikuti). Di
dalam i’robnya secara mutlak dimaksudkan untuk semua keadaan i’rob Rofa’,
Nashob dan Jar. Contoh:

‫المهذب‬
ُ ‫جاء الرج ُل‬

JAA’A AR-ROJULU AL-MUHADZDZABU = Laki-laki yang baik


itu telah datang
‫المهذب‬
َ ‫رأيت الرج َل‬

RO’AITU AR-ROJULA AL-MUHADZDZABA = Aku melihat laki-


laki yang baik itu
‫ب‬
ِ ‫الرجل المهذ‬
ِ ‫سلمت على‬

SALLAMTU ‘ALAA AR-ROJULI AL-MUHADZDZABI = Aku


memberi salam pada laki-laki yang baik itu

Pada tiga contoh diatas, lafazh AL-MUHADZDZAB (Tabi’)


mengikuti lafazh AR-ROJUL (Matbu’) di dalam tiga bentuk i’robnya masing-
masing.

Keluar dari definisi Tabi’ adalah Khobar dari Mubtada’ dan Haal dari
Isim Manshub.

Contoh Khobar dari Mubtada’ :

‫الدنيا متاع‬

44
AD-DUNYA MATAA’UN = Dunia itu perhiasan.
Contoh Haal dari Isim Manshub :

‫ال تشرب الماء كدر ًا‬

LAA TASYROB! AL-MAA’A KADIRON = jangan kamu minum air


dalam keadaan keruh!
Dua lafazh Khabar dan Haal pada contoh diatas tidak disebut Tabi’
karena tidak bersekutu dengan lafazh sebelumnya secara mutlak pada semua
keadaan i’robnya, namun hanya pada sebagian keadaan i’rob saja.

Isim-isim Tabi’ atau dijamak Tawabi’ menurut pokoknya ada empat:


Na’at, Taukid, ‘Athaf dan Badal. InsyaAllah akan dijelaskan nanti secara
rinci untuk semua bentuk-bentuk tawabi’ pada bab-bab selanjutnya.

Menurut yang masyhur : Matbu’ tidak boleh diakhirkan dari Tabi’nya yakni
dengan sebab mengedepankan Tabi’nya, demikian mafhum dari perkataan
Mushannif pada Bait diatas “AL-ASMAA’IL-AWWALI”.

Penjelasan definisi: Tabi’ adalah nama jenis yang mencakup semua


Tabi. Sebagai penyampurna matbu’ dengan sebab menjelaskan sifatnya, untuk
membedakan dengan bentuk-bentuk tabi’ lain yang tidak menunjukan sifat
Matbu’ ataupun sifat yang berta’alluq pada Matbu’. Dengan demikian Na’at harus
berupa Isim Musytaq untuk melaksanakan penunjukan suatu makna sekaligus si
empunya makna.

Diambil dari definisi Na’at tersebut, maka Na’at terbagi dua macam:

1. Na’at Hakiki:
Adalah Na’at yang menunjukkan sifat bagi Isim sebelumnya. Contoh:

‫أقمت في المنزل الفسيح‬

AQIMTU FIL-MANZILIL-FASIIHI = saya tinggal di rumah yang luas

45
Lafazh AL-FASIIHI = Na’at Hakiki yang menunjukkan sifat bagi Isim yang
ada sebelumnya (AL-MANZILI). Dan disebut Na’at Kakiki karena yang punya
sifat AL-FASIIHI (luas) hakikatnya adalah Man’ut sendiri yaitu lafazh AL-
MANZILI (tempat tinggal/rumah).

Ciri-ciri Na’at Haqiqi adalah: menyimpan dhamir mustatir yang merujuk


pada Man’ut.

2. Na’at Sababi
Adalah Na’at yang menunjukkan sifat bagi Isim yang mempunyai
irthibat/ikatan dengan Matbu’. Contoh:

‫أقمت في المنزل الفسيح فناؤه‬

AQIMTU FIL-MANZILIL-FASIIHI FINAA’U HUU = saya tinggal di


rumah yang luas halamannya
Lafazh AL-FASIIHI disebut Na’at, akan tetapi bukanlah Na’at bagi lafazh
Matbu’ AL-MANZILI, karena AL-FASIIHI bukan sifat bagi AL-MANZILI.
Hanya saja sifat tersebut diperuntukan bagi Isim yang mempunyai ikatan dengan
Isim Matbu’ yaitu lafazh FANAA’U HUU/halamannya. Oleh karena itu disebut
Na’at Sababi.

AL-FASIIHI = Na’at, majrur dengan tanda jar kasroh. FANAA’U =


Fa’ilnya, dirofa’kan oleh sifat dengan tanda rofa’ dhammah. HUU = Mudhaf
Ilaih, Dhamir Bariz Muttashil yang merujuk pada Matbu’ sebagai robit/pengikat
antara isim zhahir dan matbu’.

Ciri-ciri Na’at Sababi: yakni setelah Na’at didatangkannya Isim Zhahir yang
dirofa’kan oleh Na’at dan mencakup ada dhamir yang kembali pada Man’ut.

2.10 Faidah-faidah Na’at sebagai penyempurna faidah lafaz sebelumnya,


yang masyhur

1. Faidah IDHAH (menjadikan jelas) apabila Man’utnya berupa Isim Ma’rifah.

46
Yakni: menghilangkan isytirok lafzhiy (persekutuan lafazh) di dalam lafazh
Isim ma’rifah, dan menghilangkan ihtimal ma’nawiy (kemungkinan makna) yang
mengarah kepada makna Isim ma’rifah. Contoh:

‫حضر خالد التاجر‬

HADHARA KHAALIDUN AT-TAAJIRU = Khalid yang pedagang itu


telah hadir.

2. Faidah TAKHSHISH (penghususan) apabila Man’utnya berupa isim Nakirah.


Yakni: mengurangi Isytirok makna di dalam makna isim nakirah dan
mempersempit bilangan jumlah yang mencakupinya. Contoh:

‫جاء رجل واعظ‬

JAA’A ROJULUN WAA’IZHUN = seorang lelaki penasehat telah datang.

3. Faidah MUJARRODUL-MADAH (pujian khusus). Contoh:


‫الرحيم قل ُبه‬
ِ ‫الشامل عد ُله‬
ِ ‫ب‬
ِ ‫بن الخطا‬
ِ ‫عمر‬
َ ‫رضي هللاعن‬

RODHIYALLAAHU ‘AN UMAROBNIL-KHOTHTHOOBI ASY-


SYAAMILI ‘ADLUHUU AR-ROHIIMI QOLBUHUU = semoga Allah memberi
Rahmat pada Umar bin Khaththab yang keadilannya luas dan hatinya penuh
kasih .

4. Faidah MUJARRODUDZ-DZAMM (celaan khusus). Contoh:


‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬

A’UUDZU BILLAAHI MINASY-SYAITHOONIR-ROJIIMI = aku


berlindung kepada Allah dari Syetan yang terkutuk.

5. Faidah TAROHHUM (menaruh belas kasih). Contoh:


‫اللهم ارحم عبدك المسكين‬

47
ALLAHUMMA IRHAM ‘ABDAKA AL-MISKIINA = ya.. Allah,
kasihanilah hambaMu yang miskin.

6. Faidah TAUKID (pengokohan). Contoh dalam Ayat Al-Qur’an:


‫فإذا نفخ في الصور نفخة واحدة‬

FA IDZAA NUFIKHO FISH-SHUURI NAFKHOTUN WAAHIDATUN


= Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup (QS. Al-haaqqah:13)
Lafazh WAAHIDATUN = Na’at yang berfaidah sebagai Taukid, sebab
makna wahidah sudah dimafhumi dari Man’ut lafazh NAFKHOTUN yang berupa
Isim Murroh.

‫فاسلك فيها من كل زوجين اثنين‬

FASLUK FIIHAA MIN KULLIN ZAUJAINI ITSNAINI = maka


masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis) (QS. Al-
Mu’minun:27)
Lafazh ITSNAINI = Na’at yg berfaidah sebagai Taukid, dari lafazh man’ut
ZAUJAINI.

Membedakan ‘Hal’ (‫ )الحال‬dalam Bentuk Jumlah dan ‘Na’at’ (‫ )النعت‬Dalam


Bentuk Jumlah man’ut .
Hal, adalah diantara jenis isim manshub, yang menjelaskan keadaan (hal)
dari shohibul-hal-nya.
Isim ini WAJIB manshub dan NAKIROH. AdapunNa’at adalah diantara
isim Taabi’ yang I’robnya :
mengikuti Matbu’. JadiNa’at, bisasaja marfu’, atau manshub atau majruur
.  Dalamh l nakirohdan ma’rifat nyapun, na
at mengikuti man’ut nya.Hal dan na’at,
seperti juga khobarnya mubtada dapat
berbentuk mufrod,jumlah (ismiyah maupun fi’liyyah) dan syibhu
jumlah (susunan jar – majruur dan dzorof – madzruuf)

48
Berikut ini adalah beberapa contoh kosakata kata sifat, yakni sebagai berikut :

TERJEMAH
No LATINNYA BAHASA ARAB
BAHASA INDONESIA

1 Terpuji Mahmuudun ‫َمحْ ُموْ ٌد‬

2 Tercela Madzmuumun ‫َم ْذ ُموْ ٌم‬

3 Beradab Adiibun ٌ‫َأ ِديْب‬

4 Biadab Mutawahhisyun ٌ‫ُمتَ َوحِّ ش‬

5 Rendah Hati Mutawaadli’un ِ ‫ُمتَ َوا‬


‫ض ٌع‬

6 Sombong Mutakabbirun ‫ُمتَ َكبِّ ٌر‬

7 Sabar Shoobirun ‫صابِ ٌر‬


َ

8 Emosi (Marah) Ghoodhibun ٌ‫ضب‬


ِ ‫غَا‬

49
9 Jujur Amiinun ‫َأ ِمي ٌْن‬

10 Bohong Kaadzibun ٌ‫َكا ِذب‬

11 Dermawan Sakhiyyun ‫َس ِخ ٌّي‬

12 Pelit Bakhiilun ‫بَ ِخ ْي ٌل‬

13 Terpercaya Mautsuuqun ٌ ْ‫َموْ ثُو‬


‫ق‬

14 Khianat Khoo inun ‫خَاِئ ٌن‬

Yang
15 menyam- Muballighun ‫ُمبَلِّ ٌغ‬
paikan

Yang
16 menyem- Kaatimun ‫َكاتِ ٌم‬
bunyikan

17 Pintar Maahirun ‫َما ِه ٌر‬

18 Bodoh Jaahilun ‫َجا ِه ٌل‬

19 Cerdas Dzakiyyun ‫َذ ِك ٌّي‬

20 Idiot Ablah ‫َأ ْبلَه‬

21 Cerdik Fithnatun ْ ِ‫ف‬


ٌ‫طنَة‬

50
22 Dungu Bilaadatun ٌ‫بِاَل َدة‬

23 Tinggi ‘Aalin ‫عَا ٍل‬

Rendah/
24 Saafirun ‫َسافِ ٌر‬
Pendek

25 Gemuk Samiinun ‫َس ِمي ٌْن‬

26 Kurus Nahiifun ٌ ‫نَ ِحي‬


‫ْف‬

27 Ganteng Wasiimun ‫َو ِس ْي ٌم‬

28 Cantik Jamiilatun ٌ‫َج ِم ْيلَة‬

29 Muda Syaabun ٌ‫َشاب‬

30 Tua Syaikhun ‫َش ْي ٌخ‬

31 Gagah Syahmun ‫َش ْه ٌم‬

32 Lemah Hasiirun ‫َح ِس ْي ٌر‬

33 Berani Syujjaa’un ٌ ‫ُش َجا‬


‫ع‬

34 Takut Khoufun ٌ ْ‫خَ و‬


‫ف‬

51
35 Kuat Qowiyyun ٌّ ‫قَ ِو‬
‫ي‬

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga


pendengar atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan
objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
 "Kalimah", atau identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia, adalah
lafazh yang memiliki makna. "Kalimah" dapat dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu isim, fi'il dan huruf.
 Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan
benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan
masalah waktu.
 Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain,
kasrohtain dan dhommahtain), terdapat ‫ ال‬pada awal kata, terletak setelah
huruf jer dan idhofah atau penyandaran.
 Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya,
berdasarkan jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak
terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.
 Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna

52
dan Isim Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi
(umum) terbagi dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan
huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim
mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.
 Fi'il (‫ )فِ ْع ٌل‬merupakan bentuk mufrod dari lafadz ‫اَ ْف َعا ٌل و فِ َعا ٌل‬. Secara bahasa
ُ ‫الحد‬
fi'il berarti ‫َث‬ َ (kejadian). Kata fi'il berangkat dari wazan ‫فَ َع َل‬, yang berarti
melakukan, bertindak atau melaksanakan. Macam macam fi’il yaitu: Fi’il
Madhi, Fi’il Mudhari, dan Fi’il Amar.
 Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf dapat dibagi
ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani.
 Huruf mabani/hija'i adalah huruf-huruf hijaiyah yang sudah kita kenal,
mulai dari alif sampai ya'. Huruf-huruf ini tidak memiliki makna. Baru bisa
kita pahami maknanya jika sudah dirangkai dengan huruf lainnya. Huruf
Mabani dapat dibagi lagi menjadi dua jenis. Sedangkan huruf ma'ani, ialah
huruf-huruf yang memiliki makna. Dalam bahasa indonesia, huruf ma'ani
dikategorikan sebagai kata, tidak lagi dinamakan dengan "huruf".
Contoh: ‫و‬ (dan), 
َ ‫ث َّم‬ (kemudian), ‫ ِم ْن‬ (dari).
 Mufradat ( ‫ َردَات‬GG‫) ُم ْف‬, sederhananya dikenal sebagai ‘kosa kata’ dalam
Bahasa Indonesia. Kosa kata adalah himpunan kata-kata yang membentuk
suatu Bahasa dan dapat disusun menjadi kalimat dalam struktur tertentu.
Dalam Bahasa Arab terdapat tiga kelompok mufradat: isim, fi’il, dan harf.
 Kata kerja dalam bahasa Arab disebut dengan fi’il ( ‫) فعل‬. Fi’il merupakan
kata kerja dasar. Fungsi kata kerja adalah untuk menunjukkan bahwa sebuah
subjek sedang melakukan suatu pekerjaan atau mengalami suatu peristiwa.

3.2 Saran

 Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membuka wawasan


tentang pembagian kata dalam bahasa arab.
 Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat lebih mengetahui tentang
pembagian isim berdasarkan segi jenisnya, segi jumlah bilangannya, segi

53
terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum), dan segi huruf akhir dan
sakal (tanda) akhirannya.
 Diharapkan pembaca dapat lebih mengetahui tentang kata benda dan kata
kerja dalam bahasa arab.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2021, October 20). Bahasa arab sebagai Bahasa Ilmu pengetahuan.
Safrizal July. Retrieved November 14, 2022, from
https://www.safrizaljuly.com/2021/08/pengaruh-bahasa-arab-terhadap-ilmu-
pengetahuan.html

Harf (Kata Bantu). (durusullughah.al'arabiyah) ‫دروس اللغة العربية‬. (n.d.). Retrieved


November 14, 2022, from https://dars-arab.blogspot.com/2017/07/harf-kata-
depan.html

Kusuma, A. (n.d.). Harf (Kata Tugas) (Belajar Bahasa arab). Beranda. Retrieved
November 14, 2022, from https://pondok.omasae.com/2013/08/harf-kata-tugas-
belajar-bahasa-arab.html

Online, N. S. (2022, May 1). Pengertian Fi'il Dan Macam-Macam fi'il beserta
cirinya. Nahwu Shorof Online untuk Pemula. Retrieved November 14, 2022, from
https://www.maskuns.my.id/2021/02/pengertian-fiil-dan-macam-fiil-beserta-
cirinya.html

Reza, D. olehM. (n.d.). Pengertian Isim (Kata Benda), Ciri-Ciri, Dan Contohnya
- Nahwu bahasa arab. imanmuslim.com. Retrieved November 14, 2022, from
https://www.imanmuslim.com/2021/07/pengertian-isim-kata-benda-ciri-ciri.html

54
Syafaatunnisa, S. (2021, December 25). Istilah Huruf, Kalimat, Dan Jumlah
Dalam Bahasa arab. Tanwir.ID. Retrieved November 14, 2022, from
https://tanwir.id/istilah-huruf-kalimat-dan-jumlah-dalam-bahasa-arab/

SyifArabic. (2021, September 23). Mengenal Pembagian Kata Dalam Bahasa


arab. Blog Belajar Bahasa Arab dan Agama Islam. Retrieved November 14, 2022,
from https://www.syifarabic.com/2021/09/mengenal-pembagian-kata-dalam-
bahasa-arab.html

Sonhaji Iman,Matan jurniah Sofwan Solihuddin,Makosidun Nahwi jus tsani :2002


Anwar Muhammad,Ilmu Nahwu,1992 Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt

2006. Al-Qur’an Terjemah Indonesia. Kudus: Penerbit Menara Kudus.

Al-Hasyim, Ahmad. 2005. Jawahir al-Balaghah. Kairo: Penerbit Maktabah Al-


Adab. Cetakan kedua.

Anwar, Abu. 2005. Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar. Pekanbaru: Penerbit


Amzah. Cetakan kedua.

Chirzin, Muhammad. 1998.  Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an. Jakarta: Penerbit


Dana Bhakti Prima Yasa. Cetakan pertama.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.


Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Cetakan keempat belas.

Ghani, A. (2022, December 5). Kata Sifat Dalam bahasa Arab dan contohnya
Dalam Kalimat. RumusBilangan. Retrieved December 20, 2022, from
https://rumusbilangan.com/kata-sifat-dalam-bahasa-arab-dan-contohnya-dalam-
kalimat/

Chiranyan, T. (2020, January 27). Macam-Macam Kata Kerja Dalam bahasa


Arab Dan Contohnya. HaloEdukasi.com. Retrieved December 20, 2022, from
https://haloedukasi.com/kata-kerja-dalam-bahasa-arab

55
Saktika, G. (2022, December 13). 150 Kosakata Bahasa Arab sehari-hari.
Lengkap beserta Artinya! 99 Berita Properti. Retrieved December 20, 2022, from
https://berita.99.co/kosakata-bahasa-arab/

56

Anda mungkin juga menyukai