Tesis - 160219015 - 160219026 - 160219034 3
Tesis - 160219015 - 160219026 - 160219034 3
Tesis - 160219015 - 160219026 - 160219034 3
Oleh:
Christian Valentino Yulianto 160219015
Fonylivia Prasetyo 160219026
Marcelino Brilliant Iswanto 160219034
Yang Mengesahkan,
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SURABAYA
2023
1
ABSTRAK
Methyl Methacrylate (MMA) dengan rumus molekul CH2=C(CH3)COOCH3 merupakan
senyawa turunan ester yang dapat digunakan dalam industri cat, industri peralatan rumah
tangga, industri komestik dan industri polimer. Pertimbangan utama yang melatar belakangi
berdirinya pabrik Methyl Methacrylate (MMA) ini dikarenakan bahan tersebut memiliki
potensi pasar yang luas. Di negara-negara maju Methyl Methacrylate (MMA) banyak
digunakan dalam industri pelapis kulit (20%), industri pengecoran (26%), resin (11%),
industri polimer (28%) dan untuk industri lainnya (15%). Pada proses pembuatan metil
metakrilat dengan bahan baku Methacrylic Acid (MAA) dan methanol dipilih dengan proses
esterifikasi dalam fase reaksi cair – cair dengan pertimbangan menghasilkan konversi yang
paling tinggi, yaitu 99,8%, kondisi operasi yang mudah dicapai, dan energi yang dibutuhkan
rendah. Reaksi berlangsung dalam reaktor PFR pada suhu 95 0C dengan tekanan 5 bar, serta
digunakan NKC-9 sebagai katalis yang berupa solid. Secara garis besar, proses ini dibedakan
menjadi 4 tahap yaitu : penyimpanan bahan baku, persiapan bahan baku, pembentukan
produk, dan pemurnian produk. Pabrik Methyl Methacrylate direncanakan beroperasi secara
kontinyu selama 330 hari/tahun dengan kapasitas 164.000 ton/tahun. Dengan tenaga kerja
sebanyak 123 orang, dibutuhkan bahan baku Methacrylic Acid sebanyak 6.739,121 kg/jam.
Proses pembuatan Methyl Methacrylate menggunakan modal sebesar 80% modal sendiri dan
20% dari pinjaman bank dengan bunga sebesar 8%/tahun dan laju inflasi sebesar 4%. Dari
hasil analisa ekonomi, didapatkan total modal investasi sebesar Rp. 2.433.854.427.390,97,
ROE sebesar 27,0%, IRR sebesar 13,3%, POT 5,52 tahun sejak konstruksi dan Break Even
Point (BEP) 2,036% dari kapasitas produksi.
PENDAHULUAN
Metil metakrilat (MMA) adalah cairan organik tidak berwarna yang digunakan dalam
skala besar untuk produksi poli metil metakrilat (PMMA). Selain itu, MMA merupakan
bahan baku untuk produksi metakrilat lainnya seperti etil metakrilat, butil metakrilat, dan 2-
etilheksil metakrilat. Banyak metode sintesis dikembangkan diantaranya: proses aseton
cyanohydrin, proses isobutylene oxidation, proses direct oxidative oxidation. Masing-masing
proses ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing, sehingga industri kimia
terus mencari proses yang murah dan tidak menghasilkan limbah (green chemistry). Di antara
proses tersebut, proses direct oxidative oxidation memenuhi konsep green chemistry dengan
methanol dan methyl acrylate acid (MAA) sebagai reaktan untuk menghasilkan produk
methyl methacrylate (MMA). Methyl Methacrylate banyak digunakan dalam industri kaca
organik, tetapi juga banyak digunakan di bidang lainnya seperti : industri mebel untuk
pembuatan tanda dan pajangan yang terbuat dari kaca, industri komponen otomatif seperti
lensa pencahayaan, untuk pelapis cat, lembaran akrilik, dan resin cetakkan.
Permintaan global untuk MMA diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 4,4 juta
metrik ton pada tahun 2023, sedangkan di Eropa nilai pasar MMA diperkirakan akan
mencapai 4,26 miliar USD pada tahun 2028, dengan perkiraan pertumbuhan rata -rata
tahunan sebesar 10,6%. Berdasarkan data di atas penentuan kapasitas pabrik minimum dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan produksi di tahun 2023 beserta proyeksi
perkiraan kebutuhan hingga beberapa tahun mendatang (3 tahun) sesuai rules of thumbs yang
meliputi masa konstruksi dan fase commissioning hingga pabrik dalam keadaan steady state,
sehingga diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan Methyl Methacrylate (MMA) hingga
tahun 2026. Prediksi ini dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan discounted method
(Ulrich, 1994) didapatkan kapasitas 164.000 ton/tahun. Apabila dibagi ke dalam 330 hari
pabrik beroperasi maka didapatkan kapasitas produksi Methyl Methacrylate per hari sebesar
496,96 ton/hari. Kapasitas ini diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan Methyl
Methacrylate dalam negeri.
3
Untuk membuat suatu produk, baik produk kimia dan produk komersial diperlukan
seleksi proses yang akan dgunakan. Pemilihan proses dilakukan agar proses dapat berjalan
dengan efisien sesuai dengan pertimbangan aspek-aspek yang ada seperti yield, selektivitas,
bahan baku utama, bahan baku penunjang, katalis, sistem utilitas, alat-alat yang digunakan,
dan lain sebagainya. Dalam proses pembuatan methyl methacrylate terdapat 3 proses yang
sering digunakan yaitu aseton cyanohydrin, isobutylene oxidation, direct oxidative oxidation.
Berikut akan diuraikan secara singkat mengenai proses tersebut.
Proses produksi metil metakrilat yang paling aman adalah proses aseton sianohidrin
(ACH). Proses ini berlangsung melalui dua tahapan reaksi yaitu reaksi hidrolisis dan reaksi
esterifikasi. Pada proses esterifikasi, asam metakrilat bereaksi dengan methanol membentuk
metakrilat. Sedangkan pada reaksi hidrolisis, aseton sianohidrin (C4H7NO) bereaksi dengan
asam sulfat (H2SO4) berlebih pada kondisi operasi suhu 130 0C dan tekanan 1 atm ,kemudian
diikuti dengan proses pemanasan singkat thermal cracking pada suhu 120-1600C dan tekanan
1 atm untuk mengkonversi produk samping (α-hydroxyisobutyrate sulfate) membentukk
metakrilamid sulfat. Proses pada tahap ini berlangsung selama ± 1 jam dengan konversi 90-
98%. Selanjutnya hasil proses esterifikasi akan dilakukan pemurnian produk metil metakrilat
yang dilakukan dengan proses destilasi dan dekantasi, sehingga diperoleh produk dengan
kemurnian 80-98%.
Tahap pertama pada reaksi ini adalah dengan mengoksidasi isobutanol menjadi
metakrolein. Kemudian pada tahap yang kedua adalah dengan mengoksidasi metakrolein
menjadi MMA. Kedua reaksi ini berlangsung dengan bantuan katalis, dimana pada tahap
pertama digunakan oksida logam multi komponen yang mengandung bismuth, molybdenum
dan sejumlah logam lain. Sedangkan pada tahap kedua digunakan katalis yang dasarnya
mengandung fosfolibdat, namun juga mengandung logam alkali untuk mengontrol keasaman.
Kedua reaksi ini berlangsung di dalam reaktor yang berbeda dan didapatkan konversi sebesar
75%.
4
Pada proses pembuatan metil metakrilat dengan bahan baku MAA dan methanol dapat
dilakukan dengan proses esterifikasi dalam fase reaksi cair – cair. Reaksi berlangsung dalam
reaktor PFR pada suhu 950C dengan tekanan 5 bar, serta digunakan NKC-9 sebagai katalis
yang berupa solid. Asam metakrilat terkonversi sebesar ~70% menjadi metil metakrilat,
karena reaktan berada dalam rasio stoikiometri pada saluran umpan reaktor dan reaksi dalam
kesetimbangan terbatas sehingga aliran keluar reaktor terdiri dari MeOH, MAA, MMA
(produk) dan air (byproduct). Distilasi MMA lebih baik jika dilakukan dibawah tekanan
normal atau tereduksi yang juga digunakan untuk mencegah polimerisasi MMA. Namun,
tekanan operasi yang terlalu rendah dapat menimbulkan masalah sehingga diperlukan
fasilitas yang besar dan media pendingin bersuhu rendah karena penurunan suhu
kondensasi fraksi titik didih rendah. Pada aliran keluar akan diperoleh air sebagai produk
samping sebesar 98,4% massa dan MMA sebagai produk sebesar 99,8% massa MMA.
Uraian Proses
Pada proses produksi metil metakrilat dari methanol dan asam metakrilat dapat dibagi
menjadi empat tahap, yaitu :
Mula – mula bahan baku methanol (CH3OH), bahan baku asam metakrilat
(C4H6O2) disimpan pada tangki penyimpan methanol (F-110), tangki penyimpan asam
metakrilat (F-120) pada fasa cair dengan suhu 300C dan tekanan 1,013 bar.
Bahan baku methanol dari tangki penyimpanan methanol pada tekanan 1,013 bar
dan suhu 300C akan dipompa menggunakan pompa tipe sentrifugal (L-111) menuju
mixing tank (M-210) untuk dicampur dengan recycle hasil atas kolom distilasi 2 (D-
320). Serta bahan baku asam metakrilat dari tangki penyimpan asam metakrilat pada
tekanan 1,013 bar dan suhu 300C dipompa menggunakan pompa tipe sentrifugal (L-
121) menuju mixing tank dan dicampur dengan recycle hasil bawah kolom distilasi 1
(D-310). Kemudian campuran akan dinaikkan tekanan menjadi 5 bar menggunakan
5
pompa sentrifugal (L-220) dan dilanjutkan menuju heater (E-230) untuk dipanaskan
hingga 95 oC pada tekanan 5 bar, lalu dialirkan menuju reaktor PFR (R-240).
Bahan baku asam metakrilat dan methanol dengan perbandingan rasio equimolar
(1:1) dan NKC-9 diumpankan ke dalam reaktor. Reaktor PFR (R-240) multitube
beroperasi secara isothermal pada suhu 95 oC dan tekanan 5 bar, serta digunakan NKC-
9 sebagai katalis yang berupa solid (berada di tube).
Asam metakrilat terkonversi 70% menjadi metil metakrilat. Reaksi yang terjadi
bersifat eksotermis, sehingga untuk menjaga suhu di dalam reaktor supaya konstan
pada suhu 95 oC digunakan brine CaCl2 sebagai pendingin.
Karena reaktan tidak bereaksi sempurna maka aliran keluar reaktor terdiri dari 4
komponen, yaitu: MeOH, MAA, MMA (produk), dan air. MeOH dan MAA dipisahkan
dan di recycle sedangkan MMA dan air dimurnikan terlebih dahulu sebelum dibuang
atau digunakan kembali.
sebagai limbah oleh pihak ketiga. Sedangkan MMA dengan kemurnian 99,8% akan
ditampung pada tangka penyimpanan produk utama (F-520).
Neraca Massa
Pada proses pembuatan methyl methacrylate, kapasitas yang digunakan adalah sebesar
164.000 ton/tahun, dengan kebutuhan bahan baku methyl acrylate acid sebesar 18.106,576
kg/jam dan methanol sebesar 6.739,121 kg/jam menghasilkan produk methyl methacrylate
sebesar 20.707,071 kg/jam dengan kemurnian 99,8% dan byproduct sebesar 4.139,459
kg/jam pada waktu operasi 330 hari/tahun dan jam kerja 24 jam/hari dengan sistem kontinyu.
Neraca Energi
ANALISA EKONOMI
KESIMPULAN
Dari perhitungan dan penjelasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Kapasitas produksi : 164.000
: 20.707
Kemurnian produk : 99,8% MMA
Bahan baku
- Methacrylic Acid : 6.739,121 kg/jam
- Methanol : 18.106,576 kg/jam
- Katalis Resin NKC-9 : 7.693,246 kg/tahun
Utilitas
DAFTAR PUSTAKA
Balak, J., and Polievka, M.1982. “Kinetics Of Esterification Of Methacrylic Acid With A
Mixture Of Methanol and Water in The Presense Of Sulfuric Acid”. Research
Institute Of Petrochemistry
Brownell, Lloyd E; Young, Edwin H. (1959). Process Equipment Design : Vessel Design.
New York : John Wiley & Sons, Inc.
Coker A. K. & Ludwig E. E. (2007). Ludwig's applied process design for chemical and
petrochemical plants (Fourth) Volume 2. Elsevier Gulf Professional Pub.
Kern, Donald Q. (1965). Process Heat Transfer. New York : McGraw-Hill Book Company.
Kirk, R.E. and Othmer, V.R., 1995, Encyclopedia of Chemical Technology, vol.16 Mass
Transfer to Neuroregulators, 4th ed., John Wiley & Sons Inc., New York.
McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriot, P. 1993. “Unit Operations of Chemical
Engineering”, 5th ed, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Metcalf & Eddy. (2004). Wastewater Engineering Treatment and Reuse, Fourth Edition.
McGraw Hill : New York
Mihai Daniel Moraru, Costin Sorin Bildea, and Anton A. Kiss Industrial & Engineering
Chemistry Research 2021 60 (3), 1290-1301 DOI: 10.1021/acs.iecr.0c04273
Nagai, E., Otani, K., Satoh, Y., & Suzuki, S. (2001). Repair of denture base resin using
woven metal and glass fiber: Effect of methylene chloride pretreatment. The
Journal of Prosthetic Dentistry, 85(5), 496–500. doi:10.1067/mpr.2001.115183
Perry, R. H., Green, D. W., & Maloney, J. O. (1999). Perry’s chemical engineers’ handbook
Seventh Edition. In McGraw Hill (Vol. 38, Issue 02).
Peters, M. and Timmerhause, K.D. 1991. Plant Design and Economics for Chemical
Engineering 44 th Edition. McGraw-Hill Inc. Singapore.
Severn, W H. & Howard E. D. 1948. “Steam, Air, and Gas Power” 4th ed, New
Smith, JM; Van Ness, HC; Abbott, MM. (2009). Introduction to Chemical Engineering
Treybal, R.E. (1968). Mass Transfer Operations. 2nd Edition. McGraw Hill : New York.
Ulrich, Gael D. (1984). A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics.
United States of America : John Wiley & Sons, Inc.