(T) Bab 1
(T) Bab 1
Oleh :
TARISA NUR HAKIKI
NIM.202102121
A. Latar Belakang
Remaja adalah salah satu periode kehidupan penting manusia. Rentang usia
remaja yatu 10-18 tahun. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
fisiologis, psikologis, perilaku dan kematangan seksual. Kematangan seksual
ditandai dengan adanya masa pubertas. Tanda-tanda seks sekunder yang dialami
oleh remaja putri dengan menstruasi (Kusumawati et al., 2021). Pubertas adalah
masa perubahan fisik dan mental yang terjadi aik untuk anak laki-laki maupun
perempuan. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan hormonal. Remaja
perempuan mencapai pubertas lebih awal dari pada laki- laki.Pubertas remaja putri
juga dibentuk oleh menarche, menstruasi pertama. Pada umumnya remaja
mengalami menarche pada usia 10-15 tahun (Salianto, 2020).
Menstruasi merupakan pendarahan siklik dari uterus sebagai tanda bahwa
alat kandungan dalam tubuh seorang wanita menjalankan fungsinya. Menstruasi
terjadi biasanya pada usia antara 10-16 tahun, rata-ratanya 12 tahun(Kusumawati et
al., 2021). Menstruasi merupakan salah satu aspek kematangan seksual yang
pertama kali terjadi pada masa pubertas seorang Wanita. Periode menstruasi
penting dalam reproduksi. Periode ini biasanya terjadi setiap bulan antara menarche
dan menopause dan dipengaruhi oleh hormon. Menstruasi yang terjadi secara
reguler setiap bulan akan membentuk suatu siklus menstruasi. Terjadinya siklus
menstruasi yang reguler merupakan penanda bahwa organ-organ reproduksi
seorang wanita berfungsi dengan baik. Satu siklus terhitung mulai dari hari pertama
dalam satu periode hingga hari pertama pada periode berikutnya. Siklus menstruasi
pada wanita normal berkisar antara 21-35 hari, dengan rata-rata durasi siklus ialah
28 hari (Tombokan et al., 2017). Menstruasi (haid) adalah perdarahan periodik dan
periodik dari rahim dengan terlepasnya endometrium. Panjang normal dari siklus
menstruasi, atau yang dianggap sebagai siklus menstruasi klasik, adalah 28 hari,
tetapi variabilitasnya sangat besar tidak hanya antara wanita yang berbeda, tetapi
juga pada wanita yang sama. Kesehatan reproduksi pada remaja khususnya remaja
putri sangat erat kaitannya dengan menstruasi.Tidak semua wanita memiliki siklus
menstruasi yang teratur.Stres diketahui menjadi penyebab penyakit, salah satunya
menyebabkan stres fisiologis, atau gangguan menstruasi yang tidak normal pada
masa reproduksi (Salianto, 2020).
Siklus menstruasi memiliki variasi, seperti variasi keadaan serta lama durasi
yang setiap alami saat menstruasi. Variasi yang masih dalam batas normal yang
disebut sebagai variasi fisiologis sedangkan variasi yang sudah di luar batas
normal, disebut sebagai variasi patologis dimana bisa disebut sebagai suatu
gangguan menstruasi. Dikatakan sebagai gangguan bila karakteristik menstruasinya
mengalami perubahan, seperti siklus tidak teratur, nyeri yang berlebihan,
menstruasi yang waktunya menjadi lebih lama, serta darah menstruasi yang
menjadi lebih banyak (Silalahi, 2021).
Siklus menstruasi yang tidak teratur menunjukkan ketidakteraturan dalam
system metabolisme dan endokrin.Hal ini membuat kehamilan menjadi lebih sulit
(infertilitas). Ketika siklus menstruasi diperpendek, sel telur cukup matang untuk
membuat pembuahan sulit, yang dapat menyebabkan ovulasi pada wanita.Siklus
menstruasi yang panjang menunjukkan bahwa sedikit sel telur yang diproduksi atau
bahwa wanita tersebut tidak subur untuk waktu yang lama.Pembuahan jarang
terjadi ketika telur jarang diproduksi. Ketidakteraturan dalam siklus menstruasi
juga membuat wanita sulit mengetahui kapan dan kapan mereka subur. Perbedaan
siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor.Salah satunya adalah stres yang menjadi
penyebab haid tidak teratur.Selain itu, gangguan fungsi hormonal, gangguan
sistemik, kelenjar tiroid, hormon prolaktin, dan kelebihan hormon juga menjadi
penyebab gangguan siklus menstruasi (Salianto, 2020).
Gangguan menstruasi berupa perdarahan uterus abnormal terjadi pada 9-
14% wanita usia produktif (antara menarche dan menopause) dan secara signifikan
berdampak pada kualitas hidup dan membebankan secara finansial. Gangguan
terhadap fisiologi normal, perubahan anatomi pada endometrium, atau kanker
endometrium dapat mengakibatkan gangguan menstruasi berupa perdarahan uterus
abnormal. Gangguan pada siklus menstruasi (durasi perdarahan yang lebih lama
dan ketidakteraturan siklus) disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah
stres. Wanita memiliki dua kali lipat kecenderungan mengalami stres dibanding
laki-laki. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis, dan perilaku dari
manusia yang mencoba untuk mengadap- tasi dan mengatur baik tekanan internal
dan eksternal (stresor). Stresor dapat memenga- ruhi semua bagian dari kehidupan
seseorang, menyebabkan stres mental, perubahan perilaku, masalah-masalah dalam
berinteraksi dengan orang lain, dan keluhan-keluhan fisik salah satunya gangguan
siklus menstruasi. Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres melibatkan
sistem neuroendokrinologi sebagai sistem yang berperan penting dalam reproduksi
Wanita (Tombokan et al., 2017).
Kecemasan mengakibatkan perubahan sistemik dalam tubuh khususnya
pada sistem saraf. Kecemasan memicu lepasnya hormon kortisol dimana hormon
kortisol akan menekan hipotalamus dan mengganggu kerja dan fungsi hipotalamus,
yang salah satunya adalah mensekresi hormon menstruasi follicle stimulating
hormone (FSH) dan luetinizing hormone (LH). Terjadi perubahan prolaktin atau
endogeneous opiat yang memengaruhi elevasi kortisol basal sehingga menurunkan
hormon LH. Apabila terjadi gangguan pada hormon LH dan FSH, maka akan
mempengaruhi produksi estrogen dan progesterone sehingga akan menyebabkan
ketidakteraturan siklus haid. Gangguan siklus menstruasi juga menjadi suatu tanda
penting yang menunjukan adanya gangguan pada sistem reproduksi yaitu
peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara dan
infertilitas (Silalahi, 2021). Kecemasan merupakan salah satu faktor psikologis
yang dapat memicu terjadinya gangguan siklus menstruasi. Seseorang dikatakan
mengalami kecemasan saat mengalami gejala-gejala kekhawatiran terhadap sesuatu
hal yang tidak pasti, sulit berkonsentrasi, gelisah, tidak dapat bersikap santai,
kesulitan tidur atau mengalami gangguan tidur, pucat, mudah letih, tubuh terasa
lebih hangat, mual, sesak nafas serta sering buang air kecil (Baadiah et al., 2021).
Tingkat kecemasan diduga terkait erat dengan kejadian gangguan siklus
menstruasi. Khusus untuk mahasiswi Kesehatan dimungkinkan kejadian gangguan
siklus menstruasi akan tinggi terkait dengan tingkat kecemasan yang mereka alami.
Mereka dituntut untuk hidup lebih mandiri, harus berpisah dari orang tua dan
keluarga bagi yang merantau dan memerlukan penyesuaian diri yang extra di
lingkungan tempat tinggal/kos-kossan di tempat perkuliahan. Mahasiswa rentan
terhadap kecemasan, stresor psikososial adalah salah satu pencetus adanya
kecemasan pada mahasiswa dimana setiap keadaan dapat menyebabkan perubahan
dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa beradaptasi atau
menanggulangi stresor yang timbul. Perubahan lingkungan belajar juga menjadi
salah satu faktor pencetus kecemasan pada mahasiswa (Holida & Maulani, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
tingkat kecemasan mahasiswi tentang siklus menstruasi di Universitas
Muhammadiyah Klaten.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Klaten
b. Mengetahui gambaran siklus menstruasi pada mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Klaten
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat menjadi bahan referensi tingkat kecemasan dan acuan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan gambaran tingkat kecemasan mahasiswi
tentang siklus menstruasi.
2. Manfaat Praktis
a. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa/mahasiswi Kesehatan dan
sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Institusi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dan masukan
untuk memberikan penyuluhan mengenai masalah gangguan siklus
menstruasi ke sekolah-sekolah.
c. Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh rekan profesi
untuk memberikan pengetahuan yang tepat mengenai gangguan
siklus menstruasi khususnya tingkat kecemasan pada remaja dan
referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
d. Penulis
Dapat memahami dan menambah wawasan mengenai tingkat
kecemasan pada mahasiswi. Sehingga dapat disebarluaskan kepada
masyarakat agar masyarakat mengetahui bagaimana cara
menghindari kecemasan dan apa saja faktor yang mempengaruhi
siklus menstruasi.
e. Peneliti Selanjutnya
Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan dasar
informasi ilmiah mengenai tingkat kecemasan dan siklus menstruasi
pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Klaten sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Baadiah, M., Winarni, S., Mawarni, A., & Purnami, C. T. (2021). Hubungan Aktivitas
Fisik Dan Tingkat Kecemasan Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 9(3), 338–343.
https://doi.org/10.14710/jkm.v9i3.29340
Holida, S. S., & Maulani, E. (2019). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus
Menstruasi Pada Mahasiswi Semester VIII di Universitas. Jurnal Kesehatan
Mercusuar, VII(2), 1–9.
https://unibba.ac.id/ejournal/index.php/healthy/article/view/491/414
Kusumawati, D., Indanah, Faridah, U., & Ardiyati, R. A. (2021). Hubungan Aktivitas Fisik
dengan Siklus Menstruasi pada Siswi MA Ma ’ ahid Kudus. Proceeding of The
URECOL, 924–927.
Salianto, S. (2020). Hubungan Tingkat Stress dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri
(Relationship Stress Levels with Menstrual Cycle in Adolescent Girls). Psychiatry
Nursing Journal, 2(1), 2–5. http://e-journal.unair.ac.id/PNJ
%7C1JournalHomepage:https://e-journal.unair.ac.id/PMNJ/index
Silalahi, V. (2021). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswi Tingkat Akhir. Jurnal Kesehatan Mercusuar, 4(2), 1–10.
https://doi.org/10.36984/jkm.v4i2.213
Tombokan, K. C., Pangemanan, D. H. C., & Engka, J. N. A. (2017). Hubungan antara stres
dan pola siklus menstruasi pada mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya (co-assistant)
di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal E-Biomedik, 5(1).
https://doi.org/10.35790/ebm.5.1.2017.15978