Anda di halaman 1dari 18

ABSTRAK

KAJIAN KENYAMANA PENGUNJUNG TAMAN IMAM BONJOL SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA
PADANG

Kenyamanan adalah studi komprehensif tentang lingkungan seseorang dan bagian dari respon
pengguna yang perlu diperhatikan, faktor kenyamanan dapat diperhitungkan ketika merencanakan
dan merancang sebuah taman dengan memperhatikan interaksi antara manusia dan lingkungan.
Taman Imam Bonjol merupakan taman kota di Kota Padang, keberagaman fasilitas sedikit dan
terdapat kerusakan, adanya sampah berserakan dan terjadi penurunan pengunjung taman sehingga
membuat keberadaan taman ini tidak maksimal. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kenyamanan taman menurut pengunjung dan peneliti, dan ketersediaan fasilitas,
aksesibilitas dan vegetasi. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan skor penilaian dari variabel kenyamanan diantaranya sirkulasi, iklim/kekuatan alam,
kebisingan, aroma/bau-bauan, bentuk, keamanan, kebersihan dan keindahan, dan analisis kualitatif
pada analisis ketersediaan fasilitas, aksesibilitas dan vegetasi dengan melakukan perbandingan
dengan kondisi eksisting. Dari hasil analisis didapatkan bahwa kenyamanan pada Taman Imam
Bonjol dengan penilaian nyaman yaitu sirkulasi, iklim/kekuatan alam dan aroma/bau-bauan.
Kemudian penilaian tidak sesuai yaitu kebisingan, bentuk, keamanan, kebersihan dan keindahan.
Sedangkan analisis ketersediaan fasilitas, aksesibilitas dan vegetasi penilaian terdapat penilaian
sesuai yaitu pedestrian dan vegetasi, penilaian cukup sesuai pada fasilitas, dan penilaian tidak sesuai
pada trek lari. Dari hasil tersebut dapat menjadi rekomendasi dalam peningkatan kualitas taman
agar terciptanya taman yang nyaman. Kata Kunci : Kenyamanan, Taman Kota, Ruang Terbuka Hijau
BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenyamanan adalah studi komprehensif tentang lingkungan seseorang. Kenyamanan merupakan


bagian dari respon pengguna yang sangat perlu diperhatikan, faktor amenitas dapat diperhitungkan
ketika merencanakan dan merancang sebuah taman dengan memperhatikan interaksi antara
manusia dan lingkungan. Mengingat peran kenyamanan pengguna taman/ruang terbuka sebagai
pembentuk perilaku terhadap masyarakat perkotaan, maka perlu adanya peningkatan kenyamanan
masyarakat dan taman sebagai sarana interaksi dan berakivitas. (Siregar dan Kusuma, 2015).

Ruang terbuka hijau merupakan bagian dari penataan ruang kota yang mempunyai fungsi menjaga
keseimbangan antara kualitas lingkungan dan perkembangan kota. Ruang terbuka publik di dalam
kota telah menjadi kebutuhan penting dalam pembangunan kota. Dengan semakin berkembangnya
sarana dan prasarana kota, maka Kota Padang mengalami pertumbuhan penduduk yang berdampak
pada perubahan penggunaan lahan di Kota Padang. Masalah yang sering muncul adalah penurunan
kualitas udara di kota dapat diatasi dengan lebih baik memelihara taman-taman yang ada. Faktor
kenyamanan merupakan faktor yang dapat diperhitungkan dalam perencanaan dan perancangan
taman, yang merupakan produk arsitektural yang berkaitan dengan semua interaksi manusia dengan
lingkungan, serta fungsi suplai oksigennya. kebutuhan kota akan ruang terbuka hijau, (Widyastri et
al, 2012).

Ruang terbuka hijau merupakan bagian dari ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh
tumbuhan, tanaman dan vegetasi sehingga paru paru kota dapat memberikan cadangan oksigen
bagi masyarakat kota. Ruang terbuka hijau dapat berupa area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaanya lebih bersifat terbuk, tempat tanaman tumbuh, baik alamian
ataupun ditanam (Permen PU No. 05/PRT/M/2008).

Taman Imam Bonjol adalah Taman Kota yang dimanfaatkan masyarakat yang terletak di pusat Kota
Padang, terdapat lapangan dan bangunan bersejarah Balai Kota Padang yang berbentuk seperti
rumah adat minangkabau rumah gadang dengan atap melengkung dan memiliki anjungan pada
masing-masing sayap. Secara keseluruhan, keberadaan taman ini bertujuan untuk menyediakan
tempat bagi masyarakat untuk bersantai, berolahraga, mendidik dan bersosialisasi. Namun, kondisi
fisik taman ini dianggap tidak penting. Pada Taman Imam Bonjol terdapat kerusakan pada 4 unit alat
bermain anak, 42 unit lampu dan 1 unit tempat duduk, adanya sampah berserakan, perawatan
tanaman dan keberagaman fasilitas yang kurang. Kondisi tersebut membuat keberadaan taman ini
tidak maksimal dan penurunan kunjungan dari 117 Pengunjung menjadi 43 Pengunjung ditambah
dengan pendemi covid 19. Oleh sebab itu penulis menilai penting untuk mengetahui pendapat
pengguna taman tentang kenyamanan Taman Imam Bonjol ini. Peran serta dan pendapat dari
pengguna taman kota merupakan cara untuk mengetahui kualitas kenyamanan taman kota agar
dapat dipergunakan secara baik, adanya tanggapan dari pengguna taman ini agar peran taman ini
lebih berhasil dalam fungsinya sebagai ruang terbuka publik. Dilakukan penelitian dengan
menganalisis bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap Taman Imam Bonjol sebagai ruang
terbuka hijau, dan tujuan dari penelitian yaitu mengetahui taman kota yang mempengaruhi
kenyamanan pengguna Taman Imam Bonjol yang selanjutnya dapat memberikan masukan dalam
peningkatan kualitas taman yang juga sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik berdasarkan
pandangan para pengguna/pengunjungnya dan berdasarkan standar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu adanya
kerusakan fasilitas taman, keberagaman fasilitas sedikit dan pengunjung taman terjadi penurunan,
oleh karena itu dilakukan penelitian Bagaimana Kenyamanan Pengunjung Taman Imam Bonjol
sebagai ruang terbuka hijau Kota Padang.

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Tujuan Penelitian yang terdapat pada penelitian yaitu untuk mengetahui taman kota menurut
kenyamanan pengunjung dan menurut standar taman yang dapat menjadi masukan dalam
peningkatan kualitas taman kota sehingga menjadi taman yang nyaman.

1.3.2 Sasaran

Sasaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teridentifikasinya kondisi variabel kenyamanan Taman Imam Bonjol

2. Menganalisis kenyamanan taman menurut pengunjung dan peneliti Taman Imam Bonjol

3. Menganalisis ketersediaan fasilitas, aksesibilitas dan vegetasi menurut standar pada Taman Imam
Bonjol

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode Pengambilan Sampel

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh pupulasi tersebut. Metode
pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Menurut sugiyono (2009;85), Random
sampling menghasilkan sampel acak, yaitu pengunjung dapat digunakan sebagai sampel jika orang
tersebut kebetulan ditemukan kecocokan sebagai sumber data. Dalam penelitian ini tidak semua
anggota populasi diikutsertakan, tetapi hanya sebagian kecil dari populasi yang diikutsertakan.
Penelitian ini mengambil contoh seorang pengunjung dari Taman Imam Bonjol. Untuk menentukan
ukuran sampel penelitian, Naresh K. Maholtra (2009; 368) menyarankan agar jumlah sampel dalam
bukunya setidaknya empat atau lima kali jumlah item pertanyaan yang digunakan sebagai sampel.
Dalam penelitian menggunakan 20 item atau atribut pertanyaan, maka jumlah sampel yang akan
diambil sebanyak 20 x 4 = 80 sampel. Dan hal tersebut dianggap sudah mewakili karena sesuai
dengan standar minimal.
Jadi berdasarkan perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah minimal sebanyak 80 responden.

1.4.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dikumpulkan data primer dan sekunder. Berikut adalah penjelasan
metode survei primer dan sekunder.

1. Metode survei primer

Metode dilakukan dengan pengamatan langsung (observasi) ke lapangan yaitu mengamati kondisi
taman kota, guna mengetahui keadaan sesungguhnya dilapangan, data yang diperlukan berupa : a.
Data kondisi eksisting Taman Imam Bonjol

Melalukan observasi dan pengukuran terhadap objek yang akan diteliti baik terhadap fisik maupun
non fisik, observasi yang dilakukan pada Taman Imam Bonjol dilihat dari fasilitas, aksesibilitas,
vegetasi dan 8 variabel kenyamanan.

b. Data hasil kuesioner kepada pengunjung Taman Imam Bonjol

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 20
pertanyaan objektif dan 7 pertanyaan harapan atau saran kepada para responden dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi mengenai kenyamanan pada taman. Kuesioner disebar dengan target
yang dituju yaitu pengunjung taman. Adapun alat yang digunakan dalam survei yaitu kuesioner dan
alat tulis. Berikut teknik operasionalnya sebagai berikut :

Persiapan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan survei

Pemilihan responden dengan metode Accidental Sampling yaitu pengunjung yang berkunjung di
Taman Imam Bonjol

Membagikan kuesioner kepada kepada respondend dan

diisi dengan benar dan kejujuran


c. Dokumentasi Taman Imam Bonjol

2. Metode survei sekunder

Metode dilakukan dengan pengumpulan data dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian
ini, adapun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

a. RTRW Kota Padang Tahun 2010-2030

b. Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2021

c. Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang Bidang Pertamanan

1.4.3 Metode Analisis

Metode analisis adalah metode pengolahan data yang diperoleh dari survei primer dan sekunder.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian deskriptif kuantitatif ini. Deskripsi kuantitatif adalah studi yang bertujuan untuk
menggambarkan suatu, peristiwa secara objektif, sistematis dan akurat. Metode deskriptif
kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa dengan menggunakan angkaangka yang
menggambarkan karakteristik subjek yang sedang dipelajari. Berikut analisis yang akan digunakan
adalah:

1. Analisis kenyamanan taman berdasarkan pengunjung dan peneliti

Analisis ini dilakukan dengan memberikan skor pada penilaian terhadap indikator dari 8 variabel
dengan skor yang diambil yaitu 1, 2 dan 3. Kemudian dilakukan penilaian dari pengunjung dengan
melihat jawaban pengunjung paling banyak terhadap 3 kriteria penilaian tersebut dan begitu juga
dengan penilaian menurut peneliti, kemudian dari total skor penilaian tersebut dapat dilihat
kenyamanan pada Taman Imam Bonjol dengan melihat termasuk ke dalam range penilaian
kenyamanan yang terdiri dari nyaman, cukup nyaman dan tidak nyaman. Berikut penilaian Taman
Imam Bonjol membentang dari 1 hingga 3 untuk setiap indikator (1 menjadi yang terendah dan 3
menjadi yang tertinggi) dengan melihat karakterisktik peberian skroing seperti tabel 1.2 sebagai
berikut.
Tabel 1.1

Karakteristik Penilaian Skoring

Setelah memberikan skoring, kemudian dapat ditentukan range penilaian kenyamanan pada taman
dengan rumus nilai tertinggi dikurang nilai terendah dibagi jumlah kategori, sehingga didapatkan
range penilaian yang terdiri dari nyaman, cukup nyaman dan tidak nyaman, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.2

Kriteria dan Kenyamanan Penilaian Pengunjung


2. Analisis ketersediaan fasilitas, aksesibilitas dan vegetasi berdasarkan standar

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kenyamanan taman berdasarkan standar yang didapatkan
dari litelatur-litelatur yang kemudian disimpulkan, kemudian dilakukan penilaian dari kesimpulan
litelatur dengan kondisi eksisting taman tersebut, oleh karena itu dapat dilihat sesuai, cukup sesuai
dan tidak sesuai pada taman sehingga dapat dilihat apa yang kurang atau dilakukan pengembangan
dalam taman tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, cakupan digunakan meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
Ruang lingkup wilayah berguna untuk membatasi lingkup wilayah kajian, sedangkan ruang lingkup
materi berguna untuk membatasi materi pembahasan

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah Taman Imam Bonjol berada di Kelurahan Belakang Pondok. Secara
astronomis, Kelurahan Belakang Pondok terletak antara 00º17’ dan 00º39’ Lintang Selatan dan
antara 100º19’−100º51’ Bujur Timur. Kelurahan Belakang Pondok mempunyai luas wilayah 33 Ha,
Kelurahan Belakang Pondok memiliki batas-batas: o Utara : Kelurahan Kampung Jao o Selatan :
Kelurahan Pasa Gadang o Barat : Kelurahan Kampung Pondok o Timur : Kelurahan Alang Laweh dan
Kelurahan Ranah Parak Rumbo Alasan dalam memilih lokasi karena terdapat permasalahan seperti
yang dijabarkan pada latar belakang dan juga merupakan ruang terbuka publik taman kota yang
berada di pusat Kota Padang yang didalamnya terdapat banyak interaksi dan aktivitas masyarakat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 1.1 Administrasi Kelurahan Belakang Pondok dan Peta
1.2 Citra Taman Imam Bonjol.

1.5.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dari penelitian ini yaitu membahas mengenai kenyamanan Taman Imam Bonjol
berdasarkan pengunjung dan standar mengenai fasilitas, vegetasi dan aksesibilitas taman yang
disimpulkan dari berbagai sumber. Batasan studi pada penelitian ini dibatasi oleh :

• Fokus penelitian adalah menganalisis kenyamanan Taman Imam Bonjol berdasarkan pengunjung
dengan melakukan kuesioner.

• Fokus penelitian adalah menganalisisi ketersediaan berdasaran standar yaitu terdiri dari 3 elemen
diantaranya fasilitas, vegetasi dan aksesibilitas yang disimpulkan dari berbagai sumber.
Peta 1.1 Administrasi Kelurahan Belakang Pondok

Peta 1.2 Citra Taman Imam Bonjol


Analisis Kenyamanan Taman Berdasarkan Pengunjung dan Peneliti Analisis ini dilakukan dengan
membagikan kuesioner pada pengunjung di kawasan studi Taman Imam Bonjol tersebut. Kuesioner
yang dibagikan ada 80 kuesioner yang di sebar dengan metode accidental sampling. Kuesioner
berisikan 20 pertanyaan pilihan, saran dan kritik terhadap taman tersebut yang akan diisi oleh
responden yang bertemu dengan peneliti secara kebetulan. Kuesioner digunakan untuk melihat
pendapat dari pengunjung terhadap kenyamanan Taman Imam Bonjol, apakah mereka nyaman
dengan keadaan yang sekarang atau menurut mereka perlu adanya perubahan seperti penambahan
fasilitas. Berikut merupakan tabel kriteria dan kenyamanan yang sudah ditentukan penulis terhadap
hasil dari penilaian pengunjung. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Hasil dari kuesioner kemudian diolah menjadi data menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang
hasilnya menggambarkan persepsi dan preferensi duri populasi, Metode deskriptif kuantitatif adalah
penelitian kuantitatif dalam bentuk deskripsinya yang terutama terdiri dari angka-angka atau
numerik (statistik). Intinya, penelitian itu tentang penjabaran dari angka-angka statistika kemudian
dilakukan penilaian atau deskripsi dari hasil penjabaran tersebut. Penilalian dari responden diberi
skor 1, 2 dan 3. Kemudian dijumlah kan sehingga terdapat rata rata skor, lalu dinilai dengan range
penilaian kenyamanan sehingga dapat dilihat kenyamanan pada indikator tersebut. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat sebagai berikut penilaian pengunjung dan kategori skor.
Tabel. Kategori Skor Dari Penilaian Pengunjung

Setelah dilakukan kategori skor dari pengunjung kemudian skor tersebut dijumlahkan dengan
masing-masing indikator di tiap variabelnya, lalu dapat dilihat hasil dari penjumlahan penilaian
indikator masuk kedalam kategori nyaman, cukup nyaman, dan tidak nyaman.
Keamanan

Faktor keamanan merupakan masalah penting karena faktor ini dapat mengganggu dan
menghambat kegiatan yang mungkin dilakukan. Yang dimaksud dengan keamanan tidak hanya
mencakup aspek kriminal tetapi juga keamanan bahan bangunan atau unsur elemen taman, tata
letak, bentuk dan fungsi tempat. Keamanan pada penelitian ini terdapat 2 indikator yaitu kondisi
keamanan fasilitas bermain saat digunakan dan keamanan dalam beraktivitas di sekitar area taman.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat yaitu penilaian keamanan pada Taman Imam Bonjol menurut
pengunjung dengan penilaian nyaman sedangkan menurut peneliti dengan penilaian cukup nyaman.

Kebersihan

Faktor ini adalah daya tarik suatu tempat, juga berkontribusi terhadap kenyamanan karena tidak ada
sampah dan tidak ada bau yang berbahaya. karena sesuatu yang bersih mempengaruhi kenyamanan
suatu tempat. Untuk itu perlu disediakan tempat sampah sebagai elemen taman. Kebersihan pada
penelitian ini mempunyai 3 indikator yaitu kondisi kebersihan, kondisi dan ketersediaan fasilitas
kebersihan dan kondisi saluran air kotor (selokan) yang ada di taman. Berdasarkan hasil kuesioner
dapat dilihat pada tabel berikut.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat yaitu penilaian kebersihan pada Taman Imam Bonjol menurut
pengunjung dan peneliti memiliki penilaian yang sama yaitu Cukup Nyaman.
4.1.8 Keindahan

Keindahan dapat dilihat dari bentuk dan ekspresinya, misalnya keindahan bentuk berarti suatu
bentuk yang berkaitan dengan aspek keindahan, keteraturan. kesatuan, kadar dan skala. Dari segi
kenyamanan, dapat diperoleh dari keindahan bentuk, warna dan komposisi elemen perkerasan.
Kenyamanan meliputi kepuasan batin, terkait dengan emosi untuk mencapai perasaan nyaman. Sulit
untuk menilai keindahan karena perspektif setiap orang berbeda. Namun dari segi kenyamanan,
keindahan dapat diperoleh pada komposisi unsur perkerasan serta bentuk, warna dan komposisi
susunan taman. Keindahan penelitian ini terdiri dari 3 indikator yaitu kondisi dan keberadaan lampu
(lampu taman), keindahan bentuk fasilitas di taman, dan keindahan pepohonan di kawasan. Hasil
survei tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat yaitu penilaian keindahan pada Taman Imam Bonjol menurut
pengunjung dan peneliti memiliki penilaian yang sama yaitu Cukup Nyaman.

4 Analisis Ketersediaan Fasilitas, Aksesibilitas dan Vegetasi Berdasarkan Standar

Analisis ini dilakukan dengan menilai kondisi eksisting Taman Imam Bonjol dengan standar taman
kota sebagai ruang terbuka hijau dinilai dari fasilitas, aksesibilitas dan pedestrian yang disimpulkan
dari beberapa teori dan pendapat para ahli. Penilaian pada analisis ini dibedakan menjadi 3 kategori
diantaranya sesuai, cukup sesuai, dan tidak sesuai untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
berikut :
Pembahasan

Pengunjung

2.1 Wisatawan adalah orang yang mengunjungi suatu tempat atau negara dengan tujuan yang
berbeda-beda (Yoeti, 1985). Pengunjung (visitors) adalah setiap orang yang datang di satu tempat
atau tempat lain, umumnya untuk tujuan apapun selain melakukan pekerjaan upah

2.2 Kenyamanan

2.2.1 Pengertian Kenyamanan Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang dapat
dirasakan secara fisik maupun non fisik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI.web.id),
kenyamanan dapat diartikan sebagai keadaan nyaman, kesegaran dan kesejukan. Menurut
Mangunwijaya dalam Depriani (2018), adalah studi komprehensif tentang lingkungan seseorang.
Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang diakses melalui saraf oleh enam
indera dan dicerna oleh otak untuk penilaian. Dalam hal ini, tidak hanya menyangkut masalah fisik
dan biologis, tetapi juga emosional. Suara, cahaya, bau, suhu dan rangsangan lainnya segera diserap
oleh otak dan kemudian diproses. Kemudian otak akan memeriksa relatif untuk melihat apakah
situasinya nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan di satu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain
(Satwiko, 2009). Taman kota yang juga merupakan salah satu cara untuk membangun karakter
masyarakat kota, seharusnya dapat meningkatkan kenyamanan

masyarakat dengan memanfaatkan taman sebagai media interaksi dan aktivitas.

(Siregar, Kusuma, 2015).

2.2.2 Macam-Macam Kenyamanan Terdapat macam-macam kenyamanan berdasarkan Rhesyana,


2014, kenyamanan dibedakan menjadi kenyamana fisik dan kenyamanan psikis untuk lebih jelasnya
dapat dilihat sebagai berikut.

1) Kenyamanan Fisik

Kenyamanan fisik dipersepsikan oleh kebutuhan dasar, sedangkan faktor yang berkaitan non fisik
dapat didasarkan pada pendapat manusia. Kenyamanan fisik meliputi: (Mangunwijaya, 1997):
1. Kenyamanan ruangan meliputi antropometri tubuh manusia dan gerakan

tubuh manusia yang disesuaikan dengan tentang gerak. Contohnya adalah

kursi yang bentuk dan ukurannya sama persis dengan bentuk tubuh

manusia. Hal ini untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

2 Kenyamanan visual merupakan yang berkaitan dengan kualitas

pemandangan yang ada di lingkungan tersebut.

3. Kenyamanan termal (suhu) adalah keadaan dimana seseorang tidak terpengaruh oleh kondisi
suhu lingkungan. Nilai suhu berada pada kisaran suhu udara 24-28°C, kelembaban 40-60%, dan laju
aliran udara antara 0 0,20 m/s. Adapun contohnya yaitu terhindarnya dari sinar matahari langsung
yang berlebih, harus adanya peneduh berupa pepohonan rindang.

4. Kenyamanan audio/suara, yaitu kebisingan yang berlebihan, merupakan masalah utama yang
dapat mengganggu kenyamanan. Oleh karena itu, dilakukan penanaman pohon dengan bentuk dan
ketebalan yang sempit dapat digunakan untuk mengurangi kebisingan.

2) Kenyamanan Psikis

Kenyamanan psikis, setiap individu (orang) akan lebih terasa. Dalam hal kenyamanan psikis, itu
adalah keadaan pikiran yang menunjukkan seberapa puas seseorang dengan lingkungan hidupnya.
Oleh karena itu, mengumpulkan informasi tentang kenyamanan akan berhubungan dengan
perasaan nyaman itu sendiri.

2.3

Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau merupakan area permukaan jalur dan/atau mengelompok, pemanfaatan ruang
terbuka hijau lebih terlihat ketika digunakan pohon baik yang alami maupun yang sengaja ditanam.
Secara umum ruang terbuka publik perkotaan meliputi ruang terbuka hijan dan ruang terbuka non
hijau. Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) adalah bagian ruang terbuka di dalam suatu kawasan
perkotaan yang ditumbuhi pepohonan, taman bunga, dan vegetasi untuk mendukung kepentingan
ekologi, sosial budaya, dan arsitektur, membawa manfaat (manfaat) ekonomi bagi masyarakat.
Ruang terbuka non hijau, ruang terbuka dengan rekahan, atau ruang terbuka hijau berupa
permukaan sungai, danau atau biasa disebut kolam penampungan air.. (Dwiyanto, 2009).

Dalam undang-undang penataan ruang No. 26 Tahun 2007, penataan ruang kota harus memuat
rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang hijau paling sedikit 30% dari luas wilayah perkotaan.
Undang-undang menetapkan bahwa kawasan hijau dialokasikan 10% untuk area hijau pribadi dan
20% untuk area hijau publik. area

2.3.1 Fungsi Ruang Terbuka Hijau Berikut fungsi ruang terbuka hijau

a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:

 memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru
kota):
 pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung
lancar,
 sebagai peneduh:
 produsen oksigen
 penyerap air hujan: penyedia habitat satwa
 penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta
 penahan angin

b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

 Fungsi sosial dan budaya:


-menggambarkan ekspresi budaya lokal;
- merupakan media komunikasi warga kota.
-tempat rekreas
- wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam

 Fungsi ekonomi:
- sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur
- bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain
 Fungsi estetika:
- Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan perkotaan dalam skala mikro
perumahan, kawasan pemukiman dan Makro lanskap perkotaan secara umum
- menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota:
- pembentuk faktor keindahan arsitektural;
- menciptakan suasana yang harmonis dan seimbang antara ruang yang dibangun dan yang
tidak dibangun
2.3.2 Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Manfaat RTH Berdasarkan fungsinya dibagi atas:

a. Manfaat langsung (dalam arti cepat dan nyata), yaitu keindahan dan

kenyamanan (teduh, kesegaran, kesejukan) dan penjualan bahan (kayu,

daun, bunga, buah) b. Semuanya termasuk manfaat tidak langsung (jangka panjang dan tidak
berwujud) dari pembersihan udara yang efektif, melestarikan pasokan air tanah, melestarikan fungsi
lingkungan dan flora dan fauna. (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).

Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Manfaat

Ruang Terbuka Hijau adalah sebagai berikut:

a. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah

b. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan

c. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial

d. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan

e. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan daerah

1. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula

g. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat

h. Memperbaiki iklim mikro dan

i. Meningkatkan cadangan oksigen perkotaan.


Kesimpulan

Taman Imam Bonjol merupakan taman kota yang memiliki luas 4,5 Ha. Taman Imam Bonjol
digunakan untuk rekreasi/jalan-jalan, berolahraga, membeli makan dan sebagainya. Fasilitas pada
Taman Imam Bonjol diantaranya tempat makan, lapangan, alat bermain anak, alat olah raga, we
umum, tempat duduk, tempat sampah, lampu taman dan parkir kerndaraan, aksesibilitas pada
taman dekat dengan jalan utama, terdapat jalur pejalan kaki di dalam taman, vegetasi pada taman
bermacam-macam terdiri dari pepohonan, perdu, tanaman hias dan sebagainya yang membuat
taman menjadi rindang dan sejuk ketika berada di area taman.

Berdasarkan dari tujuan dilakukan penelitian, hasil dari penilaian pengunjung dan peneliti pada
faktor kenyamanan terdapat 3 penilaian nyaman diantaranya sirkulasi, iklim dan kekuatan alam dan
aroma atau bau-bauan, sedangkan terdapat 5 penilaian cukup nyaman yaitu pada kebisingan,
bentuk, keamanan, kebersihan dan keindahan sehingga perlu dilakukan pengembangan atau
peningkatan taman. Kemudian hasil dari penilaian dengan standar diperoleh nilai sesuai diantaranya
pada pedestrian, pohon, perdu, semak, dan penutup tanah penilaian cukup sesuai yaitu tempat
duduk, tempat sampah, lampu, panggung terbuka, lapangan basket, lapangan volley, kolam, tebing
buatan, batuan, toilet dan parkir. Penilaian tidak sesuai yaitu pada trek lari, hal itu perlu dilakukan
pengembangan dan peningkatan terhadap fasilitas dan aksesibilitas taman agar tercapainya taman
yang memberikan kenyamanan kepada pengunjung.

Rekomendasi

5.2 Rekomendasi ditetapkan dilakukan berdasarkan 8 variabel yaitu sirkulasi, iklim/kekuatan alam,
kebisingan, aroma/bau-bauan, bentuk, keamanan, kebersihan, keindahan dan 3 variabel
berdasarkan standar diantaranya fasilitas, aksesibilitas dan vegetasi. Adapun yang akan menjadi
rekomendasi untuk pengelola Taman Imam Bonjol yaitu Dinas Lingkungan Hidup Bidang Pertamanan
dalam mewujudkan taman kota yang memberikan kenyamanan yang menjadi masukan dalam
peningkatan kualitas taman dapat dilihat sebagai berikut.

a) Faktor kenyamanan

 Menambah pohon di tempat yang tidak teduh.


 Menambah pohon dengan pola ketebalan yang rapat agar mengurangi
 kebisingan Melakukan pembuangan sampah yang rutin agar tidak adanya bau-bauan dari
tempat sampah
 Perbaikan kondisi fasilitas yaitu alat bermain anak, tempat duduk, lampu taman dan tempat
sampah
 Penambahan fasilitas agar terciptanya keberagaman fasilitas seperti alat olahraga yang bisa
dipakai semua kalangan. Melakukan pembersihan sampah agar tidak adanya tumpukan
sampah
 Melakukan penambahan dan penataan vegetasi seperti penambahan jenis tanaman bunga
dan penataan yang dapat menjadi daya tarik pengunjung b) Kenyamanan standar

1. Fasilitas dilakukan Penambahan dan perbaikan

 Tempat duduk
 Tempat sampah
 Lampu
 Batuan, kolam dan tebing buatan
 Parkir
 Wc umum
 Panggung Terbuka
 Lapangan Basket
 Lapangan volley

2. Aksesibilitas dilakukan penambahan.

 Trek lari.

Anda mungkin juga menyukai