Contoh Kelas 8 Puisi
Contoh Kelas 8 Puisi
SKRIPSI
Oleh:
FITRIANI RACHMAN
NIM: 10533 06509 10
SKRIPSI
FITRIANI RACHMAN
10533 06509 10
i
ii
MOTO
Kupersembahkan
sahabatku
ii
iii
ABSTRAK
iv
iv
KATA PENGANTAR
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar
melalui Teknik Peta Pasang Kata” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
menulis puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui teknik peta pasang
kata, dan bisa bermanfaat dalam dunia pendidikan. Dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini, segala upaya maksimal telah penulis tempuh dengan berbagai hambatan
dan kendala yang dialami, tetapi alhamdulillah berkat upaya dan optimisme penulis
yang didorong oleh kerja keras yang tidak kenal lelah dan semangat yang kuat, serta
menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, semua itu tidak lepas dari
karena itu, penulis berharap kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak terhadap skripsi ini agar kelak dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
memerlukan.
iv
v
Ada banyak pihak yang memberikan bantuan moril dan materil baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya, tanpa
mengurangi rasa hormat penulis kepada pihak lain, maka secara khusus penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada kedua
orang tua tercinta Ayahanda Alm. Abdul Rahman hayade yang tak sempat melihatku
meraih gelar S1, ayah terima kasih telah berjuang tanpa mengenal lelah hingga akhir
hidup ayah dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam
proses pencarian ilmu begitu pula kepada Ibunda Andi Nur Rahma terima kasih yang
tetap tegar melanjutkan perjuangan ayah untuk bekerja dan berdoa demi keberhasilan
penulis, dan kepada saudara-saudaraku terkhusus kepada Reni dan Cece yang terus
memberikan bantuan secara materil juga motivasi, dan tanteku terkhusus kepada Andi
Aisyah, yang terus memberikan motivasi, dan doa yang tak ternilai.
Melalui kesempatan yang baik ini juga, penulis dengan ketulusan dan
kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
bimbingan serta dorongan moral sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Dengan ini,
kepada Drs. H. Tjoddin SB, M.Pd, selaku pembimbing I dan Drs. Kamaruddin Moha,
M.Pd, selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan sejak
awal penyusunan proposal hingga selesainya skipsi ini. Penulis juga ucapkan terima
kasih kepada Dr. H. Irwan Akip, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
v
Ilmu Pendidikan, Dr. Munirah, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan
bapak Drs. Muhammad Kaisar selaku kepala sekolah SMP Al-Bayan Makassar yang
telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, dan ibu
Sabiroh, S.S, selaku guru bidang studi bahasa Indonesia serta guru-guru SMP Al-
angkatan 2010 Bahasa dan sastra Indonesia kelas F atas kebersamaannya sehingga
Akhirnya penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, dan segala partisipasi semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, semoga memperoleh imbalan yang
Fitriani Rachman
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
MOTO.......................................................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK...................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
1. Penelitian Relevan..............................................................................................6
2. Menulis...............................................................................................................7
3. Puisi....................................................................................................................8
4. Teknik Peta Pasang Kata...................................................................................22
B. Kerangka Pikir...................................................................................................25
C. Hipotesis Tindakan............................................................................................26
1. Lokasi Penelitian.............................................................................................. 28
2. Subjek Penelitian ............................................................................................. 28
C. Fokus Penelitian............................................................................................... 29
H. Indikator Keberhasilan..................................................................................... 39
A. Hasil Penelitian....................................................................................................40
1. Siklus I.................................................................................................................40
2. Siklus II................................................................................................................48
B. Pembahasan..........................................................................................................55
1. Aktivitas Siswa....................................................................................................55
2. Hasil Keterampilan Menulis Puisi.......................................................................57
i
A. Simpulan..............................................................................................................62
B. Saran....................................................................................................................63
Daftar Pustaka...........................................................................................................64
Lampiran-lampiran.....................................................................................................
x
DAFTAR
Bagan Skema Tahap dan Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis
x
xi
DAFTAR
xi
xii
DAFTAR
xiii
xiv
DAFTAR
Daftar Nilai.................................................................................................................
Dokumentasi ..............................................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai hal, baik yang dirasakan, dipikirkan, dialami, maupun yang diinginkan
adalah sistem lambang arbitrer yang digunakan untuk bekerja sama, berinteraksi,
penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengekpresikan apa
yang ada dalam pikiran atau gagasannya. Bahasa memiliki peran sentral dalam
menulis.
dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang bersifat reseptif meliputi menyimak dan
1
2
imajinatif belum berkembang dengan baik, lebih banyak yang bersifat emosional.
Tujuan pengajaran sastra tidak lain agar siswa memperoleh pengalaman dan
guru dalam proses belajar mengajar. Sastra merupakan pengalaman dan bukan
bukan hanya memandang dari luar saja. Salah satu aspek yang diajarkan dalam
pembelajaran sastra adalah menulis puisi. Dengan melatih siswa menulis puisi,
seorang guru dapat membantu siswa mencurahkan isi hati, ide, dan
kiasan serta berkonotasi. Hal tersebut dapat melatih kepekaan dan kekayaan
istilah puisi.
kendala dan cenderung dihindari. Kendala ini disebabkan karena berbagai hal,
salah satunya karena penyajian pembelajaran yang kurang menarik dan tidak
kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar, pembelajaran bahasa Indonesia dalam hal
baik dari segi minat maupun dari segi hasil proses pembelajaran yang diterapkan.
Nilai siswa sangat rendah dengan nilai rata-rata 50 dengan skor ideal 100 (nilai
tertinggi) padahal ketuntasan hasil belajar menulis puisi minimal 70. Kendala
yang dihadapi siswa tersebut ditandai dengan siswa kesulitan menemukan ide,
siswa masih menggunakan kata-kata yang terdapat dalam buku, siswa kesulitan
mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan kosa kata, dan
pemikiran, dan imajinasinya ke dalam puisi. Kenyataan yang terjadi pada siswa
yang telah diuraikan di atas, senada dengan pendapat Akhadiah, dkk (1996: 5-6)
bahwa:
yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang
kurang tepat, sukar mengungkapkan gagasan karena kesulitan
memilih kata atau membuat kalimat, bakhan kurang mampu
mengembangkan ide secara teratur dan sistematis.
pembelajaran keterampilan menulis puisi di kelas. Dalam hal ini diperlukan suatu
teknik yang dapat membantu siswa mengatasi permasalahan dalam menulis puisi,
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui
B. Rumusan Masalah
kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui teknik peta pasang kata?
C. Tujuan Penelitian
kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui teknik peta pasang kata.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
5
lebih rinci dan mendalam tentang teknik peta pasang kata dalam pembelajaran
menulis puisi dan sebagai bahan serta rujukan pihak-pihak terkait (dinas
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan antusias,
minat, dan motivasi belajar yang tinggi terhadap siswa; membantu siswa yang
puisi.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan dan
khususnya menulis puisi dapat menggunakan teknik peta pasang kata sebagai
d. Bagi peneliti lain, berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
mengangkat judul yang serupa untuk kemudian dikaji lebih dalam serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Tinjauan Pustaka
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai pustaka yang erat
dan penggarapan proposal ini, perlu mempelajari pustaka yang ada kaitannya
dengan penelitian ini. Sehubungan dengan uraian di atas, aspek teoretis yang akan
dibicarakan pada tinjauan pustaka ini terbagi dalam beberapa bagian, yaitu
1. Penelitian Relevan
diantaranya adalah yang telah dilakukan oleh Wahyuni pada tahun 2013 dengan
judul: Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi melalui Media Foto Pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 12 Makassar dan Isnanti pada tahun 2012 dengan judul:
Kabupaten Ponorogo.
media foto dalam mengatasi kesulitan menulis puisi pada siswa, hasil
6
7
satu nilai rata-rata keterampilan menulis puisi siswa mencapai 61 dan siklus dua
meningkat menjadi 79. Isnanti memilih teknik peta pasang kata dalam mengatasi
senang dan aktif belajar di dalam kelompok belajarnya. Hasil belajar menulis
puisi melalui teknik peta pasang kata baik dalam proses maupun penilaian hasil,
penelitian sebelumnya.
2. Menulis
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Nurgiantoro (dalam
bahwa menulis berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah
pikiran secara menarik bagi pembaca. Senada dengan pendapat Caraka, Rimang
merekreasikan diri dari pekerjaan yang melelahkan dan melatih diri menciptakan
bahwa menulis adalah suatu bentuk komunikasi yang tidak langsung untuk
bahasa, dan juga pemilihan gaya bahasa yang tepat. Menulis paling tidak
mengandung empat unsur. Keempat unsur itu meliputi penulis sebagai penyampai
pesan, pesan atau isi, saluran atau sarana, dan pembaca sebagai penerima pesan.
(1992: 11) tujuan umum pengajaran menulis adalah agar siswa mampu memahami
dan mengomunikasikan serta menerapkan ide dengan baik dan tersusun dalam
bahasa tulis. Oleh karena itu, kegiatan menulis sangat diharuskan untuk siswa
terutama anak-anak yang berusia dini. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan
kreativitas dan imajinasi anak, sehingga dari kegiatan tersebut diharapkan dapat
3. Puisi
a. Pengertian Puisi
Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni yang selalu menjadi ketegangan
9
Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “Poem” yang
“membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah
menciptakan suatu dunia tersendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana-
suasana tertentu, baik fisik maupun ilmiah. Puisi adalah pengonsentrasian, yakni
pengucapan yang padat. Tema dan amanat puisi itu disusun dalam baris-baris.
yang menggunakan pengulangan kata sebagai ciri khasnya, pengulangan kata itu
menghasilkan rima, ritme, dan musikalitas. Reeves (dalam Waluyo, 1995: 23)
memberikan batasan yang berkaitan dengan struktur fisik dan menyatakan bahwa
puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Pada waktu kita
4) rima; dan
5) irama.
puisi zaman sekarang sebab terkadang seseorang menulis puisi, hanya dengan satu
kata dalam satu baris dan puisi zaman sekarang tidak lagi terikat oleh rima dan
yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya
selera dan perubahan konsep keindahan dari para penyair. Pengertian puisi
menurut pandangan lama, yakni karangan yang terikat oleh bait, baris , jumlah
kata, dan pola persajakan, sedangkan pengertian puisi menurut pandangan puisi
kepuitisan saja, bukan hakikat puisi. Penyair dapat menulis dan mengombinasikan
sarana-sarana kepuitisan yang disukainya, yang penting sarana yang dipilih itu
indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting,
1
yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan.
Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting,
b. Ciri-Ciri Puisi
membentuk bait-bait. Bait ini bertautan dengan bait yang lain dan membentuk
Ciri-ciri tersebut sifatnya tidak mutlak. Hal ini terutama terasa pada
puisi-puisi modern yang hanya mementingkan kepadatan isi atau maksud yang
dikandung. Ciri puisi yang paling mencolok adalah penampilan tipografik. Jika
melihat sebuah teks yang larik-lariknya tidak terus sampai ke tepi halaman,
1) Pengarangnya diketahui
c. Unsur-Unsur Puisi
puisi dibangun oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi. Richards (dalam
Jabrohim, dkk, 2009:33) menyamakan bentuk dan isi puisi dengan hakikat dan
metode puisi. Istilah hakikat puisi (yakni unsur hakiki yang menjiwai puisi) yang
konkret hakikat puisi adalah pernyataan batin penyair, sedangkan metode adalah
sebuah struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan dan unsur yang satu dengan
Unsur-unsur itu juga menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-unsur itu
berfungsi bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya. Untuk
a) Diksi
tepatnya seperti yang dialami batinnya. Untuk itu haruslah dipilih kata setepatnya.
Pemilihan kata itulah disebut diksi. Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction.
Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk
mencapai keefektifan dalam penulisan puisi sebab dengan pilihan kata yang tepat
dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan atau
1
puitis. Jadi diksi itu untuk mendapatkan kepuitisan atau mendapatkan nilai estetik.
b) Pengimajian
menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental atau bayangan visual penyair
pikiran, kesan mental atau bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya
biasa disebut dengan istilah citra atau imaji (image). Sedangkan cara membentuk
kesan mental atau gambaran sesuatu biasa disebut dengan istilah citraan
(imagery). Hal-hal yang berkaitan dengan citra atau citraan disebut pencitraan
merupakan unsur yang penting dalam puisi karena dayanya untuk menghadirkan
citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis,
kecut, dan lain-lain. Kelima, citraan rabaan, yakni citra yang berupa rangsangan-
yakni citraan yang dihasilkan oleh asosiasi pikiran. Ketujuh citraan gerak
dihasilkan dengan cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak
c) Kata Konkret
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk
mengatakan bahwa:
Contoh dari kata konkret adalah jika penyair ingin melukiskan seorang
gadis kecil berkaleng kecil. Lukisan tersebut lebih konkret jika dibanding dengan:
gadis peminta-minta.
d) Bahasa figuratif
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif pada
dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna
maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu.
dkk, 2009:44):
(1) Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain
bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Simile dapat
dikatakan bahasa kiasan yang paling sederhana dan paling banyak digunakan
dalam puisi.
(2) Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal
dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa, (Jabrohim, dkk, 2009:45).
Oleh karena itu, di dalam metafora ada dua hal yang pokok, yaitu hal-hal yang
Metafora terasa lebih padat, kaya akan asosiasi, dan tidak terganggu oleh kata-
(3) Personifikasi adalah bentuk bahasa figuratif yang mempersamakan benda atau
hal dengan manusia, benda atau hal itu digambarkan dapat bertindak dan
hal yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Hal itu
angan yang konkret, dan mendramatisasikan suasana dan ide yang ditampilkan.
(5) Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu
hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat, (Jabrohim, dkk,
sesuatu, orang, atau binatang dengan pekerjaan atau sifat yang dimilikinya.
(6) Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari
suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri, (Jabrohim, dkk, 2009:52).
Sinekdoki ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni pars pro toto dan
totum pro parte. Pars pro toto adalah penyebutan sebagian dari suatu hal untuk
keseluruhan dari suatu benda atau hal untuk sebagiannya, (Jabrohim, dkk,
2009:52).
e) Versifikasi
Versifikasi meliputi irama dan rima. Irama berasal dari kata Yunani reo,
yang berarti riak air. Gerakan-gerakan air, riak air adalah gerakan yang teratur,
terus-menerus tidak putus-putus. Itulah setiap gerak yang teratur disebut reo,
dalam bahasa adalah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan
Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi, pada
akhir baris puisi, atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Rima ini
1
f) Tipografi
membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Karena itu ia merupakan
pembeda yang sangat penting. Dalam prosa baris-baris kata atau kalimat
Baris-baris puisi tidak diawali dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan.
Tepi sebelah kiri maupun kanan sebuah baris puisi tidak harus dipenuhi oleh
tulisan, tidak seperti halnya jika kita menulis prosa. Peranan tipografi dalam puisi,
selain untuk menampilkan aspek artistik visual juga untuk menciptakan nuansa
sebagai hakikat puisi. Menurut Waluyo (dalam Jabrohim, dkk, 2009:65) struktur
batin mencakup tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap
hakikat puisi:
a) Tema
puisinya. Semua karya terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang
2
merupakan pokok permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu.
Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang, (Jabrohim, dkk, 2009:65).
Sesuatu yang menjadi pikiran tersebut dasar bagi puisi yang dicipta oleh penyair.
permasalahan hidup. Permasalahan itu oleh penyair disusun dengan baik dan
permasalahan yang dipikirkannya itu. Penyair tidak pernah menyebut apa tema
puisi yang ditulisnya. Untuk mengetahui tema sebuah puisi, kita harus membaca
b) Perasaan
ditampilkan dari perasaan penyair, misalnya sikap simpati, antipati, senang, tidak
senang, rasa benci, rindu, dan sebagainya. Perasaan penyair ikut terekspresikan
dalam puisi. Oleh karena itu, sebuah tema yang sama akan menghasilkan puisi
yang berbeda jika suasana perasaan penyair yang mencipta puisi itu berbeda.
Contoh konkret hal ini dapat dilihat melalui puisi-puisi Toto Sudarto
dengan perasaan iba hati karena rasa belas kasihnya, dan bahkan ia ingin “ikut
berperasaan benci dan bersikap memandang rendah para pengemis karena dalam
c) Nada
mengejek, menyindir, atau bisa jadi pula ia bersikap lugas, hanya menceritakan
sesuatu kepada pembaca. Bahkan, ada pula penyair yang hanya bersikap main-
puisi. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Ini berarti
psikologis ini terjadi karena nada yang dituangkan penyair dalam puisi.
d) Amanat
puisi. Amanat adalah pesan atau nasehat yang ingin disampaikan oleh penyair.
bahwa amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik
dibedakan dengan tema. Dalam puisi, tema berkaitan dengan arti, sedangkan
amanat berkaitan dengan makna karya sastra. Arti puisi bersifat lugas, objektif,
2
dan khusus. Makna berhubungan dengan individu, konsep seseorang, dan situasi,
Dalam menulis puisi ada beberapa langkah yang perlu dipelajari agar
dapat menghasilkan suatu puisi yang indah. Astuti dan Erlin Krisnawati (dalam
c) Mencatat semua keinginan kita, baik yang sudah tercapai maupun yang baru
diusahakan.
yang tidak) yang pernah kita alami atau pernah kita lihat dan kita dengar (cerita
dari teman).
Kata yang didaftar merupakan kata yang berhubungan dekat dengan tema
yang sudah dipilih. Kata-kata tersebut diambil dari kata yang bermakna sama atau
jenis warna (putih, merah, hitam), jenis-jenis rasa (manis, pahit, getar, asam),
2
Kita mengenal banyak gaya bahasa, kita pilih satu atau dua gaya bahasa.
Gaya bahasa yang kita pilih adalah gaya bahasa yang kita kuasai dan pas dengan
maksud kita.
atau daya bayang dapat terwujud melalui daya bayang penglihatan, pendengaran
dan rabaan yang kita gunakan akan mempermudah pembaca menangkap objek
Judul puisi boleh ditentukan dari awal penulisan puisi, tetapi boleh juga
ditentukan sesudah puisi tersusun sebagai sebuah puisi. Judul puisi haruslah
kita buat dan periksalah apakah judul itu sudah tepat atau perlu diganti. Tidak
Rimang (2011: 90) teknik peta pasang kata adalah teknik yang berpusat
Disini akan dimunculkan kata-kata baru yang imajinatif pula. Hal ini, kemudian
menjadi hal yang secara potensial dapat dikembangkan menjadi larik yang
menarik. Teknik peta pasang kata ini hanya membutuhkan penguasaan kata yang
benar yang diperkirakan dapat menjadi estetis yang dapat melahirkan sejumlah
kata berdaya, khas, dan padat. Adapun langkah yang dapat ditempuh dalam
penyair dalam langkah ini, adalah menyeleksi dari sekian pengalaman dan empati
yang dimilikinya untuk memilih fokus pada diksi tertentu. Inspirasional diksi
yang menggerakkan ini, akan memancing ingatan penyair dalam hal-hal lain yang
sering kali secara tidak sadar akan melahirkan eksplorasi kata yang luar biasa.
keberanian untuk tidak terjebak pada ketakutan apakah pasangan kata yang telah
dibuat salah atau benar sesuai dengan hukum tata bentuk frase atau tidak. Dalam
menulis puisi tidak dikenal salah atau benar, sebab seorang penyair memiliki
licensia poetica.
2
yang tidak terikat oleh sintaksis kebahasaan umumnya. Contoh: aroma luka muara
pada/ mata hati dan mata kaca/ mata luka karena dusta menata/ juga alpa meraja.
tema kecil yang sering disebut subjek matter. Dibutuhkan kemampuan analisis
terhadap isi dan makna larik kemudian merangkai gagasan larik ke dalam
Dalam hal ini dibutuhkan kejelian untuk menentukan larik-larik yang memiliki
makna sama, berdekatan, dan bahkan berurutan “pikiran”. Dengan begitu maka
puisi setelah terbangun totalitas makna di dalamnya. Sebuah upaya penting untuk
memikat pembaca adalah judul yang menarik. Judul puisi diharapkan memiliki
menulis puisi terutama untuk pemula. Masalah yang lazim dihadapi siswa adalah
takut, tidak tahu harus mulai dari mana, yang akhirnya daya imajinasi siswa tidak
2
B. Kerangka Pikir
pembelajaran penting yang harus dikuasai oleh setiap siswa, akan tetapi
keterampilan menulis puisi belum tercapai tujuannya. Oleh Karena itu, peneliti
menggunakan teknik peta pasang kata guna mengatasi kesulitan menulis puisi
yang dialami oleh siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
yang dilakuakn dua siklus. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti
Keterampilan Berbahasa
KETERAMPILAN
MENULIS PUISI
TEKNIK PETA
PASANG KATA
ANALISIS
HASIL
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
logis atau menjadi jawaban sementara untuk kemudian menjelaskan suatu fakta
dan kejadian. Maka penulis menetapkan hipotesis penelitian ini adalah jika
menggunakan teknik peta pasang kata pada pembelajaran bahasa Indonesia maka
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar dapat
meningkat.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang diartikan
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti;
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
3. Kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
(PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
Umar dan Nubaya Kaco, 2008;3) memandang penelitian tindakan kelas sebagai
bentuk reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
oleh guru. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan yang langsung
berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Selain itu, penelitian tindakan kelas
1. Lokasi Penelitian
Tamalanrea Raya BTP blok M nomor 26, kota Makassar. Lokasi ini dipilih
menulis puisi yang belum optimal dan lokasi SMP Al-Bayan Makassar berdekatan
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas VIII SMP Al-Bayan
Makassar. Jumlah siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini terdiri dari 16
C. Fokus Penelitian
1) Proses yaitu terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa
setelah menggunakan teknik peta pasang kata yang diukur melalui pelaksanaan
tes pada setiap ahkir siklus yang indikatornya mencapai KKM 70 ke atas.
suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hasil kajian ini
evaluasi yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas
apa yang terjadi pada tahapan pelaksanaan. Hasil dari proses refleksi ini kemudian
Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart sangat mudah dipahami oleh guru ketik
2008:21) sebagai berikut:
Pratindakan Perencanaan
Observasi
Perencanaan
Observasi
Bagan 3.1. Skema Tahap dan Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan
Mc. Taggart Oleh Umar dan Nurbaya Kaco (2008:21)
3
pengamatan awal terhadap objek yang akan diteliti. Setelah peneliti mengadakan
pengamatan dan wawancara dengan wali kelas, terdapat beberapa masalah yang
menulis puisi. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba alternatif lain untuk
menggunakan teknik peta pasang kata. Dengan menggunakan teknik peta pasang
kata peneliti berpendapat bahwa siswa akan terpancing untuk menemukan ide dan
1. Tahapan Siklus I
(tiga) kali untuk pelaksanaan tindakan, dan 1 (satu) kali pertemuan untuk
a. Perencanaan Tindakan
pasang kata yang dituangkan dalam RPP, 2) membuat lembar kerja peta pasang
b. Pelaksanaan Tindakan
6) Siswa memilih kata (diksi) kemudian membuat kalimat dari kata kunci tersebut
c. Observasi
dilakukan dan mencatat setiap kegiatan serta perubahan yang terjadi saat proses
melalui pembelajaran menulis puisi dengan teknik peta pasang kata, sehingga
d. Refleksi
3
berikutnya.
2. Tahapan Siklus II
tindakan pada siklus II disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil
yang dicapai pada siklus ini dikumpulkan serta dianalisis untuk menetapkan suatu
kesimpulan.
yang dilaksanakan pada siklus I sehingga pelaksanaan siklus II lebih baik dari
siklus I. Pelaksanaan siklus II sama halnya dengan pelaksanaan siklus I mulai dari
E. Instrumen Penelitian
maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti akan
Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan tersistematis sehingga lebih mudah
diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3
1. Lembar Observasi
kehadiran siswa, perhatian dan kesungguhan siswa dalam belajar serta keberanian
siswa dalam bertanya dan memberi tanggapan terhadap jawaban dalam proses
pembelajaran.
Pertemuan
No Aspek yang diamati Persentase
1 2 3 4
1 Kehadiran siswa T
2 Siswa yang memperhatikan materi E
3 Siswa yang mengajukan pertanyaan S
4 Siswa yang menjawab pertayaan
5 Siswa yang aktif mengerjakan tugas S
individu I
6 Siswa yang melakukan kegiatan lain yang K
tidak relevan dengan pembelajaran L
U
S
mengukur keberhasilan siswa dalam menulis puisi. Dalam menilai puisi, peneliti
berdasarkan aspek yang dinilai. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
1. Teknik Observasi
Menurut Sudjana (2005: 84) observasi adalah alat untuk mengukur atau
menilai hasil dan proses belajar. Observasi adalah melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
(Riduwan, 2010: 57). Teknik observasi merupakan teknik pengumpul data yang
sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi dapat ditafsirkan
secara ilmiah.
langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang
terjadi dalam situasi sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Observasi
belajar mengajar dan interaksi yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan
3
observasi.
dimiliki oleh individu atau kelompok. Bentuk tes yang dipilih dalam penelitian ini
adalah menulis puisi dengan menggunakan teknik peta pasang kata. Instrumen
dilaksanakan.
3. Teknik Dokumentasi
bentuk tabel frekuensi atau grafik dan selanjutnya dilakukan pengukuran nilai-
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu lembar observasi
aktifitas siswa dan lembar analisis keterampilan menulis puisi siswa. Hasil
adalah mencari nilai mean. Dengan menggunakan rumus mean data kelompok:
∑(𝑡i. ƒi)
𝑥=
∑ƒi
Keterangan:
𝑥 = Mean
ti = Titik Tengah
∑fi = Jumlah Frekuensi
Riduwan, (2010:106)
kelas. Menurut Sudijono (dalam Sidrah, 2010:22) mencari persentase (%) nilai
rata-rata adalah:
f
P= X
100% N
4
atau rentang skor atau kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan
Persentase
Tes Belajar Interval Nilai Kategori Frekuensi
(%)
Nilai 70 ke
Tuntas
Siklus atas
I dan II Nilai 69 ke
Tidak tuntas
bawah
maka digunakan alat bantu analisis berupa SPSS atau yang saat ini lebih dikenal
friendly yang saat ini banyak digunakan dalam mengolah data penelitian (Wijaya,
2010:9).
H. Indikator Keberhasilan
kinerja siswa yang dapat ditunjukkan melalui tulisan, presentasi, dan kinerja
klasikal adalah apabila skor rata-rata hasil tes siswa melalui teknik peta pasang
kata mencapai 85% siswa yang memeroleh lebih dari standar KKM minimum 70
dan terjadi perubahan sikap siswa selama mengikuti proses belajar mengajar yang
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
teknik peta pasang kata pada pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa kelas
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik peta pasang kata. Pada
tahap ini, peneliti menelaah kurikulum siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar
keterampilan menulis puisi melalui teknik peta pasang kata yang terdiri dari
42
4
tempat: ruang kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar, dan perlengkapan : meja,
kursi, buku pelajaran bahasa Indonesia, laptop, white board, spidol, penghapus,
dan lembar kerja menulis puisi dengan menggunakan teknik peta pasang kata
melalui tes keterampilan menulis puisi siswa dengan rubrik penilaian berdasarkan
format yang telah dibuat untuk siswa dengan bentuk kategorisasi tingkat
b. Pelaksanaan Tindakan
dengan menggunakan teknik peta pasang kata yang telah dibuat dari hasil
kolaborasi peneliti dan guru. Diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan guru
menghasilkan materi yang akan diajarkan agar persepsi peneliti dan guru sama.
pertemuan dengan lama waktu setiap pertemuan adalah 4 x 40 menit. Berikut ini
Perkenalan dilakukan agar siswa tidak bingung dengan kehadiran peneliti, selain
itu melalui proses perkenalan peneliti menjelaskan kepada siswa maksud dan
siswa dengan melihat satu persatu wajah siswa guna mengenal siswa yang
ada gambaran pada siswa tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, setelah
teknik peta pasang kata peneliti menyampaikan tujuan mempelajari menulis puisi
mengadakan interaksi dengan siswa agar siswa tidak merasa malu dengan
kehadiran peneliti.
proses belajar kali ini akan berbeda dengan proses belajar sebelumnya karena
peta pasang kata. Teknik yang berpusat pada keberanian dalam memasang-
masangkan kata secara acak dan bebas. Kemudian peneliti menyajikan dan
puisi, setelah itu peneliti meminta kepada siswa untuk memberikan persepsinya
mengenai pengertian puisi. Dengan memahami pengertian puisi siswa akan lebih
kumpulan kata-kata indah yang penuh dengan makna konotasi, ada pula yang
4
yang mengatakan bahwa puisi itu memiliki kata yang sedikit tetapi maknanya luas
dan ada yang berpendapat puisi itu sederetan kata yang berasal dari pemikiran
serta perasaan penyair. Namun berdasarkan hasil pengamatan, masih ada siswa
kurangnya pemahaman siswa tentang materi puisi. Pada saat jam pelajaran
berakhir peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk banyak membaca puisi
guna memperbanyak kosa kata yang akan membantu dalam menulis puisi
dihilangkan.
persatu agar peneliti bisa mengenali wajah dari para siswa yang menjadi objek
melakukan apersepsi mengenai materi yang telah diajarkan setelah itu peneliti
melanjutkan materi dengan menjelaskan unsur bentuk/ struktur fisik puisi (metode
puisi) yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi, dan
tipografi . Kemudian peneliti meminta satu persatu siswa menuliskan satu kalimat
di papan tulis dengan pemilihan diksi yang tepat dan menggunakan salah satu
penghargaan kepada siswa yang aktif, siswa yang memberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran, siswa yang menjawab pertanyaan dari peneliti,
dan siswa yang menulis puisi dengan baik dan indah. Bentuk penghargaan yang
diberikan oleh peneliti berupa ancungan jempol, adanya hadiah dan sebagainya.
persatu agar peneliti bisa mengenali wajah dari para siswa yang menjadi objek
melakukan apersepsi mengenai materi yang telah diajarkan setelah itu peneliti
melanjutkan materi dengan menjelaskan unsur isi/ struktur batin puisi (hakikat
puisi) meliputi tema, perasaan, nada, dan amanat. Kemudian peneliti juga
pasang kata dengan menunjuk langsung siswa menuliskan pasangan kata yang
akan dikembangkan menjadi puisi di papan tulis. Dalam kegiatan ini siswa sangat
aktif, beberapa siswa menuliskan pasangan kata di papan tulis, kemudian siswa
menunjukkan bahwa siswa telah memahami teknik peta pasang kata dalam
deskripsi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
4
Tabel 4.1 Data Hasil Aktivitas Observasi Siswa yang Relevan dengan
Pembelajaran Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diperoleh bahwa dari 16 siswa kelas VIII
SMP Al-Bayan Makassar, kehadiran siswa rata-rata mencapai 92%. Siswa yang
rata 8%, siswa yang menjawab pertanyaan rata-rata 18,7%. Kemudian siswa yang
aktif mengerjakan tugas individu mencapai 92%, dan siswa yang melakukan
Dari hasil observasi diperoleh gambaran bahwa minat dan motivasi siswa
keterampilan menulis puisi melalui teknik peta pasang kata cukup baik. Hal ini
berlangsung.
4
Pada tahap ini juga dilaksanakan evaluasi berupa tes menulis puisi
dengan menggunakan teknik peta pasang kata siklus I. Setelah evaluasi dilakukan
peneliti memberikan nilai pada puisi siswa dengan berpedoman pada pengskoran
kemampuan menulis puisi melalui teknik peta pasang kata yang telah dilampirkan
dalam skripsi ini. Berikut tabel hasil keterampilan menulis puisi siswa melalui
Keterangan:
Aspek yang dinilai 1 : pencarian ide/ imajinasi
4
Grafik 4.1 Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siswa melalui Teknik Peta
Pasang Kata Siklus I
kemudian yang mendapatkan nilai 45 berjumlah 2 orang siswa begitu pula dengan
nilai 50 yang diraih oleh 2 orang siswa. Nilai 55, 65, 75, 85 masing-masing nilai
tersebut diraih oleh 1 orang siswa. Kemudian siswa yang mendapatkan nilai 60
teknik peta pasang kata pada tabel 4.2 maka rangkuman statistik skor hasil
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui
Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas
VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui Teknik Peta Pasang Kata Siklus
I
3. Skor maksimum 85
4. Skor minimum 30
5. Rentang skor 55
6. Rata-rata 56,25
Dari tabel 4.3 maka dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan menulis
puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui teknik peta pasang kata
pada siklus I diperoleh skor rata-rata 56,25 dari skor ideal yang mungkin dicapai
kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang dapat ditunjukkan pada
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh bahwa dari 16 orang siswa kelas VIII
menulisnya masuk dalam kategori sangat rendah. 3 orang (18,7%) masuk dalam
kategori rendah. 4 orang (25%) masuk dalam kategori sedang. 1 orang (6,3%)
masuk dalam kategori tinggi dan 0% masuk dalam kategori sangat tinggi.
skor, maka hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan
Makassar melalui teknik peta pasang kata siklus I termasuk kategori rendah.
Apabila hasil keterampilan menulis puisi siswa pada siklus I dianalisis maka
persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I ditunjukkan pada tabel 4.5
berikut.
5
Persentase
Skor Kategori Frekuensi
(%)
0-69 Tidak tuntas 11 68,7 %
70-100 Tuntas 5 31,3%
Jumlah 16 100%
keterampilan menulis puisi siswa melalui teknik peta pasang kata sebesar 31,3%
yaitu 5 dari 16 siswa termasuk kategori tuntas dan 11 dari 16 siswa termasuk
kategori tidak tuntas atau 68,7% jumlah siswa yang memerlukan perbaikan dalam
d. Refleksi
observasi dan diskusi dengan guru bidang studi bahasa Indonesia. Peneliti
menulis puisi siswa dengan menggunakan teknik peta pasang kata masih perlu
2. Siklus II
hasil refleksi dari siklus I. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dilakukan relatif
a. Perencanaan
keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik peta pasang kata beserta
b. Pelaksanaan Tindakan
siswa dengan menyebutkan namanya satu persatu agar peneliti bisa mengenali
wajah dari para siswa yang menjadi objek penelitiannya. Setelah membuka
melanjutkan kembali materi yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat yaitu materi pembelajaran yang telah dijelaskan pada siklus I setelah itu
Pada siklus I nilai keterampilan menulis puisi siswa masih sangat rendah
karena masih kurangnya pemahaman siswa terhadap materi maka peneliti kembali
menjelaskan pengertian puisi, metode, dan hakikat puisi. Setelah peneliti selesai
bertanya hal-hal yang belum dipahami. Setelah pelajaran selesai peneliti kembali
kepada siswa hal apa saja yang membuat mereka kesulitan menulis puisi. Satu per
diksi yang digunakan hanya diksi yang biasa-biasa saja, peneliti memberikan
solusi dan penjelasan kepada siswa bahwa pemilihan diksi memang merupakan
salah satu unsur yang penting dalam menulis puisi, oleh karena itu kita harus
kosa kata, agar diksi yang digunakan bervariatif bukan itu-itu saja, hal yang mesti
tenggelam diganti menjadi dipeluk oleh laut, matahari diganti menjadi mentari,
sore diganti menjadi senja. Kata-kata tersebut lahir dari pemikiran imajinasi dalam
eksplorasi kata. Kemudian peneliti menyuruh siswa menuliskan satu kata yang
akan diganti menjadi kata yang imajinasi. Siswa sangat antusias dalam melakukan
kegiatan tersebut.
5
siswa pada siklus I secara acak dan menyuruh siswa menemukan bahasa figuratif
yang terkandung dalam puisi temannya. Melalui kegiatan tersebut siswa akan
siswa akan lebih mengerti materi yang diberikan jika dibandingkan siswa menjadi
pendengar setia.
membagikan lembar puisi secara acak dan menyuruh siswa menemukan hakikat
puisi berupa tema, perasaan, nada beserta amanatnya. Siswa sangat antusias dalam
kegiatan ini. Setelah itu peneliti mengambil kembali lembar puisi siswa dan
memaparkan hal-hal yang perlu siswa perbaiki dalam menulis puisi. Hal tersebut
bertujuan agar siswa mengetahui hal-hal yang perlu dibenahi guna menghasilkan
puisi yang menarik. Melalui pengkritikan dan saran peneliti kepada siswa
membuat siswa tidak berkecil hati tetapi membuat mereka sangat bersemangat
dan antusias dalam menulis puisi lagi. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa
siswa tidak lagi menjadikan menulis puisi sebagai beban, dengan begitu tes siklus
II siap dilaksanakan.
5
Seperti halnya pada siklus I, pada tahap ini dilaksanakan proses observasi
teknik peta pasang kata, yaitu pengamatan terhadap kondisi selama pelaksanaan
Adapun deskripsi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut
ini.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diperoleh bahwa dari 16 siswa kelas VIII
SMP Al-Bayan Makassar, kehadiran siswa rata-rata mencapai 98,1%. Siswa yang
5
rata 10,6%, siswa yang menjawab pertanyaan rata-rata 20,6%. Kemudian siswa
yang aktif mengerjakan tugas individu mencapai 97,5%, dan siswa yang
Dari hasil observasi diperoleh gambaran bahwa minat dan motivasi siswa
selama mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia sangat baik. Hal ini
berlangsung.
Pada tahap ini juga dilaksanakan evaluasi berupa tes menulis puisi
dengan menggunakan teknik peta pasang kata siklus II. Setelah evaluasi dilakukan
peneliti memberikan nilai pada puisi siswa dengan berpedoman pada pengskoran
kemampuan menulis puisi melalui teknik peta pasang kata yang telah dilampirkan
dalam skripsi ini. Berikut tabel hasil keterampilan menulis puisi siswa melalui
5. Assahra Quines P 10 5 20 10 15 20 10 90
6. Besse Siti Halima 10 15 20 10 15 10 10 90
7. Eva S 10 5 20 10 15 20 10 90
8. Mujdalifa P 10 5 20 10 15 20 5 85
9. Nalda Fitriani 10 10 20 10 15 10 5 80
10. Nuraisyah Mulianda 10 10 20 10 15 20 10 95
11. Sarah Ashari 10 10 20 10 15 10 5 80
12. Siti Hasbaina Belti 10 5 20 10 15 20 10 90
13. Sri Reskiani B 5 5 15 10 15 10 5 65
14. ST. Srifa 10 5 15 10 15 10 5 70
15. Sulistiawaty 10 10 20 10 15 20 10 95
16. Yuni Alfiah 10 5 20 10 15 20 5 85
Keterangan:
Aspek yang dinilai 1 : pencarian ide/ imajinasi
Aspek yang dinilai 2 : pemilihan tema puisi yang akan dibuat
Aspek yang dinilai 3 : pemilihan diksi
Aspek yang dinilai 4 : kesesuaian kalimat dengan pasangan kata
Aspek yang dinilai 5 : pengembangan larik
Aspek yang dinilai 6: keutuhan puisi
Aspek yang dinilai 7 : judul yang menarik
Grafik 4.2 Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siswa melalui Teknik Peta
Pasang Kata Siklus II
85 berjumlah 4 orang siswa begitu pula dengan nilai 90 yang diraih oleh 4 orang
siswa dan nilai 95 yang merupakan nilai tertinggi diraih oleh 2 orang siswa.
teknik peta pasang kata pada tabel 4.7 maka rangkuman statistik skor hasil
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui
Tabel 4.8 Statistik Skor Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas
VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui Teknik Peta Pasang Kata Siklus
II
3. Skor maksimum 95
4. Skor minimum 65
5. Rentang skor 30
6. Rata-rata 83,13
Dari tabel 4.8 maka dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan menuli
puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui teknik peta pasang kata
pada siklus II diperoleh skor rata-rata 83,13 dari skor ideal yang mungkin dicapai
kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang dapat ditunjukkan pada
1 0 – 59 Sangat Rendah 0 0
6
2 60 – 69 Rendah 2 12,5
3 70 – 79 Sedang 1 6,3
4 80 – 89 Tinggi 7 43,7
5 90– 100 Sangat Tinggi 6 37,5
Jumlah 16 100
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh bahwa dari 16 orang siswa kelas VIII
masuk dalam kategori sangat rendah. 2 orang (12,5%) masuk dalam kategori
rendah. 1 orang (6,3%) masuk dalam kategori sedang. 7 orang (43,7%) masuk
dalam kategori tinggi dan 6 orang (37,5%) masuk dalam kategori sangat tinggi.
skor, maka hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Al-Bayan
Makassar melalui teknik peta pasang kata siklus II termasuk kategori tinggi.
Apabila hasil keterampilan menulis puisi siswa pada siklus II dianalisis maka
4.10 berikut:
keterampilan menulis puisi siswa melalui teknik peta pasang kata sebesar 87,5%
yaitu 14 dari 16 siswa termasuk kategori tuntas dan 2 dari 16 siswa termasuk
d. Refleksi
observasi dan diskusi dengan guru bidang studi bahasa Indonesia. Peneliti
menulis puisi melalui teknik peta pasang kata meningkat. Hasil yang diperoleh
mengalami peningkatan.
tercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada siswa dapat ditunjukkan pada tabel
Tabel 4.11 Data Hasil Aktivitas Observasi Siswa yang Relevan dengan
Pembelajaran Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus I & II
Siklus I Siklus II
No Aspek yang diamati Rata- Persentase Rata- Persentase
rata (%) rata (%)
1 Kehadiran siswa 14,7 92 15,7 98,1
2 Siswa yang
13,3 83 15,7 98,1
memperhatikan materi
3 Siswa yang mengajukan
1,3 8 1,7 10,6
pertanyaan
4 Siswa yang menjawab
3 18,7 3,3 20,6
pertanyaan
Siswa yang aktif
5 mengerjakan tugas 14,7 92 15,6 97,5
individu
Siswa yang melakukan
6 kegiatan lain yang tidak
1,3 8 0,3 1,9
relevan dengan
pembelajaran
Jumlah 48,3 301,7 % 52,3 326,8%
6
kehadiran rata-rata siswa pada siklus I 92% meningkat meningkat menjadi 98,1%,
siswa yang memperhatikan materi juga mengalami peningkatan yang pada siklus I
hanya 83% meningkat menjadi 98,1%. Pada sisklus I siswa yang mengajukan
sebanding dengan siswa yang menjawab pertanyaan yang pada siklus I hanya
18,7% meningkat pada siklus II menjadi 20,6%. Siswa yang aktif mengerjakan
tugas individu pada siklus I 92% meningkat menjadi 97,5%. Aktivitas siswa yang
mengalami penurunan adalah siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak
teknik peta pasang kata pada siklus I dan II yang telah dikategorikan dalam
standar kategori penilaian dapat dilihat perbandingannya pada grafik di bawah ini.
8
6
4
2
siklus I
siklus II
0
sangat rendah sedang tinggi sangat
rendah tinggi
0-59 60-69 70-79 80-89 90-100
6
puisi siswa melalui teknik peta pasang kata dari siklus pertama ke siklus kedua.
Peningkatan nilai kategori sedang ke tinggi diikuti penurunan nilai kategori sangat
nilai rata-rata hasil keterampilan menulis puisi siswa melalui teknik peta pasang
kata 56,25 pada siklus pertama menjadi 83,13 pada siklus kedua. Perbandingan
nilai rata-rata kedua siklus dapat dilihat pada grafik 4.4 berikut :
NILAI RATA-RATA
100
80
60
NILAI RATA-RATA
40
20
0
SIKLUS I SIKLUS II
100
80
60 SIKLUS I
SIKLUS II
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6
menjadi subjek penelitian, perolehan skor atau bobot dalam penelitian ini yaitu
peningkatan pemerolehan skor. Oleh karena itu, pembelajaran menulis puisi siswa
kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui teknik peta pasang kata mengalami
peningkatan.
B. Pembahasan
1. Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh data dari pengamatan guru dan
peneliti pada saat pembelajaran berlangsung dan tugas yang telah diberikan.
Dalam hal ini yang menjadi fokus pengamatan adalah sikap, kesungguhan dan
siklus II, tercatat sejumlah perubahan pada siswa dalam proses pembelajaran.
observasi pada setiap pertemuan yang dicatat pada tiap siklus. Adapun perubahan
a. Kehadiran dan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran dari siklus I ke
siswa yang memperhatikan pemberian suatu materi. Dalam hal ini ditandai
10,6% begitu pula dengan kuantitas siswa yang menjawab pertanyaan pada
b. Meningkatnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini
siklus I.
c. Kesungguhan siswa dalam menuliskan puisi melalui teknik peta pasang kata
juga mengalami peningkatan. Dalam hal ini ditandai dengan siswa bersemangat
menjadikan menulis puisi sebagai beban sehingga hasil menulis puisi siswa
puisi sebagai suatu kegiatan melepaskan kepenatan jiwa dan merekreasikan diri
dari pekerjaan yang melelahkan, hal tersebut tergambar dari tidak adanya lagi
menganggap menulis puisi sama dengan melepaskan beban yang ada di hati
mereka.
d. Berkurangnya jumlah siswa yang melakukan suatu aktivitas yang tidak relevan
lain di luar pembelajaran, pada pertemuan pertama seorang siswa tidur saat
proses pembelajaran berlangsung dan seorang siswa yang lain menulis diary
pada pertemuan kedua ada dua orang yang bercerita saat proses pembelajarn
berlangsung. Hal tersebut tidak terjadi lagi saat pertemuan selanjutnya. Pada
siklus II hanya ada 1 orang atau 1,9% siswa yang melakukan aktivitas yang
puisi dengan menggunakan teknik peta pasang kata mampu mengubah sikap
belajar siswa dan dapat meningkatkan kreativitas dan aktifitas belajar siswa yang
dan menemukan sesuatu yang baru melalui menulis puisi dengan menggunakan
teknik peta pasang kata. Walaupun dari kegiatan tersebut masih terdapat beberapa
sudah mampu memahami pelajaran yang telah mereka pelajari dan merefleksikan
melalui teknik peta pasang kata mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-
rata siswa adalah 56,25 menjadi 83,13 pada siklus II. Terjadi pergeseran nilai
keterampilan menulis puisi siswa melalui teknik peta pasang kata dari siklus
penurunan nilai kategori sangat rendah sehingga puncak nilai bergeser ke kategori
tinggi. Pada siklus I skor minimum siswa yaitu 30 dan skor maksimum yaitu 85
bobot dalam penelitian ini yaitu kemampuan menulis puisi melalui teknik peta
pasang kata mengalami peningkatan secara signifikan dan ketuntasan belajar dari
siklus I ke siklus II dari 31,3% menjadi 87,5%. Hal ini berarti bahwa indikator
memeroleh lebih dari standar KKM minimum 70. Dengan demikian terjadi
peningkatan hasil belajar keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Al-
pasang kata.
69
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
bahwa hasil keterampilan menulis puisi siswa melalui teknik peta pasang kata
pada setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu siklus I rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 56,25% dan menjadi 83,13% pada siklus II, ini berarti terjadi
peningkatan.
Pada siklus I yang tuntas secara individu dari 16 orang hanya 5 orang
siswa atau 31,3% yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau
berada pada kategori sangat rendah dan siklus II meningkat menjadi 14 orang dari
16 siswa atau 87,5% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi
meningkat menjadi 98,1% pada siklus II, siswa yang memperhatikan materi pada
siklus I 83% meningkat menjadi 98,1%, siswa yang mengajukan pertanyaan pada
siklus I 8% meningkat menjadi 10,6% pada siklus II, siswa yang menjawab
pertanyaan pada siklus I 18,7% meningkat menjadi 20,6% pada siklus II, dan
siswa yang aktif mengerjakan tugas pada siklus I 92% meningkat menjadi 97,5%
pada siklus II. Kemudian siswa yang mengerjakan kegiatan lain yang tidak
relevan dengan kegiatan lain pada siklus I 8% menurun menjadi 1,9% pada siklus
II.
69
7
kehadiran dan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran dari siklus I ke
yang memperhatikan pemberian suatu materi dalam hal ini ditandai dengan
teknik peta pasang kata juga mengalami peningkatan. Dalam hal ini ditandai
siklus I siswa masih menjadikan menulis puisi sebagai beban sehingga hasil
menulis puisi melalui penggunaan teknik peta pasang kata dapat membantu guru
dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa, hal ini berdasarkan hasil
B. Saran
menulis puisi dengan menggunakan teknik peta pasang kata agar mendukung
3. Teknik peta pasang kata hendaknya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
teknik peta pasang kata sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, D.S. 1992. Aku Pandai Mengarang. Surabaya: Enumedia Ahira, Anne.
2009. Mengenal Syair (Online),
(http://www.anneahira.com/puisi/syair.htm, diakses pada tanggal 21
Mei 2014)
Arikunto, dkk. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jabrohim, dkk. 2009. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Rimang, Siti Suwadah. 2011. Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta: Aura
Pustaka.
Umar, Alimin & Nurbaya Kaco. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar:
Badan Penerbit UNM.
Wahyuni. 2013. Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Media Foto Pada
Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Makassar. Skripsi tidak diterbitkan.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Wijaya, Toni. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19 untuk Olah Data & Interpretasi.
Yogyakarta: Cahaya Atma.
LAMPIRAN
A. Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
C. Indikator
a. Kognitif
Proses : mampu memahami puisi.
Produk : mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : - Jujur - Kreatif - Kerja sama
- Aktif - Komunikatif
- Inovatif - Tanggung jawab
Sosial : - Menghormati guru
- Bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
- Menjadi pendengar yang baik
c. Psikomotor
Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Proses : siswa dapat memahami puisi.
Produk: siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memperhatikan kemajuan dan berperilaku seperti jujur, kreatif,
inovatif, komunikatif, dan bertanggung jawab.
Sosial : siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memperlihatkan rasa
hormat kepada guru dan memperlihatkan kemajuan dan keterampilan
bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menjadi
pendengar yang baik.
c. Psikomotor
Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian Puisi dan Ciri-ciri Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “Poem” yang berarti
“membuat” atau “Poeisis” yang berarti “Pembuatan”. Puisi diartikan “membuat” dan
“pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia
tersendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun
menghasilkan rima, ritme, dan musikalitas. Reeves menyatakan bahwa puisi adalah
terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya,
misalnya seimbang, simestris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat
Puisi selalu berkembang dari waktu ke waktu akibat terjadinya evolusi selera
dan perubahan konsep keindahan dari para penyair. Pengertian puisi menurut
pandangan lama, yakni karangan yang terikat oleh bait, baris , jumlah kata, dan pola
berdasarkan pada hakikatnya, bukan berdasarkan bentuk formalnya. Hal ini disebabkan
yang disukainya, yang penting sarana yang dipilih itu dapat mengekspresikan
perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan,
dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan
interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling
F. Teknik Pembelajaran
Teknik : Peta Pasang Kata
H. Alat/Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol dan kertas evaluasi dan potongan-potongan karton kecil
Sumber : Buku paket Santun Berbahasa Indonesia SMP & MTS Kelas
VII, Suyanto dan Sekar Galuh Endah Pinuji, Mediatama.
Buku Kajian Sastra, Sitti Suwadah Riang, Aura Pustaka.
Buku Cara Menulis Kreatif, Jabrohim dkk, Pustaka Pelajar.
Buku Pengkajian Puisi, Rachmat Djoko Pradopo, UGM.
A. Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
C. Indikator
a. Kognitif
Proses : mampu memahami puisi.
Produk : mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : - Jujur - Kreatif - Kerja sama
- Aktif - Komunikatif
- Inovatif - Tanggung jawab
Sosial : - Menghormati guru
- Bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
- Menjadi pendengar yang baik
c. Psikomotor
Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Proses : siswa dapat memahami puisi.
Produk: siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memperhatikan kemajuan dan berperilaku seperti jujur, kreatif,
inovatif, komunikatif, dan bertanggung jawab.
Sosial : siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memperlihatkan rasa
hormat kepada guru dan memperlihatkan kemajuan dan keterampilan
bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menjadi
pendengar yang baik.
c. Psikomotor
Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
E. Materi Pembelajaran
Metode Puisi/ Struktur Fisik Puisi
1. Diksi
tepatnya seperti yang dialami batinnya. Untuk itu haruslah dipilih kata setepatnya.
Pemilihan kata itulah disebut diksi. Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction. Diksi
Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai
keefektifan dalam penulisan puisi sebab dengan pilihan kata yang tepat akan
mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian
estetik, maka hasilnya disebut diksi puitis. Jadi diksi itu untuk mendapatkan kepuitisan
visual dan bahasa yang menggambarkannya biasa disebut dengan istilah citra atau imaji
(image). Sedangkan cara membentuk kesan mental atau gambaran sesuatu biasa disebut
dengan istilah citraan (imagery). Hal-hal yang berkaitan dengan citra atau citraan
disebut pencitraan atau pengimajian. Citraan merupakan unsur yang penting dalam puisi
karena dayanya untuk menghadirkan gambaran yang konkret, khas, menggugah, dan
mengesankan.
yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indera penglihatan sehingga hal-hal yang
tidak terlihat seolah-olah kelihatan. Kedua, citraan pendengaran yang dihasilkan dengan
menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope dan persajakan
yang berturut-turut. Ketiga, citraan penciuman yaitu citraan yang berhubungan dengan
seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk, anyir, dan lain-lain.
(lidah), melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam,
manis, kecut, dan lain-lain. Kelima, citraan rabaan, yakni citra yang berupa rangsangan-
citraan yang dihasilkan oleh asosiasi pikiran. Ketujuh citraan gerak dihasilkan dengan
cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi
bergerak.
3. Kata Konkret
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk
membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Disini
Contoh dari kata konkret adalah jika penyair ingin melukiskan seorang gadis
berkaleng kecil. Lukisan tersebut lebih konkret jika dibanding dengan: gadis peminta-
minta.
4. Bahasa figuratif
susunan dan artinya sengaja disimpangkan dari susunan dan artinya yang biasa dengan
memanfaatkan perbandingan, pertentangan, atau pertautan hal yang satu dengan hal
yang lain, yang maknanya sudah diketahui oleh pembaca atau pendengar.
banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk
penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya,
dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu. Pradopo mengelompokkan bahasa
laksana, serupa, sepantun, dan sebagainya. Simile adalah perbandingan yang bersifat
sesuatu sama dengan yang lain. Simile dapat dikatakan bahasa kiasan yang paling
b. Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal dengan
hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa. Oleh karena itu, di dalam metafora ada
dua hal yang pokok, yaitu hal-hal yang diperbandingkan dan pembandingnya.
Metafora membandingkan dua benda atau hal secara implisit atau tidak
asosiasi, dan tidak terganggu oleh kata-kata seperti, bagai, bagaikan, serupa, laksana,
dan sebagainya.
c. Personifikasi adalah bentuk bahasa figuratif yang mempersamakan benda atau hal
dengan manusia, benda atau hal itu digambarkan dapat bertindak dan mempunyai
kegiatan seperti manusia. Benda atau hal yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki
menimbulkan bayangan angan yang konkret, dan mendramatisasikan suasana dan ide
yang ditampilkan.
atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat. Metonimi dapat pula disebut
kiasan pengganti nama, misalnya menyebut sesuatu, orang, atau binatang dengan
pekerjaan atau sifat yang dimilikinya. Sebagai contoh yang terdapat dalam puisi
atas (yakni yang diberi garis bawah) mampu menunjukkan atau menerangjelaskan
menghadirkan imaji tentang Tuhan. Metonimi ini ditandai dengan pemakaian huruf
f. Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu
benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki ini dapat dibedakan
menjadi dua macam, yakni pars pro toto dan totum pro parte. Pars pro toto adalah
totum pro parte adalah penyebutan keseluruhan dari suatu benda atau hal untuk
sebagiannya.
5. Versifikasi
Versifikasi meliputi irama dan rima. Irama berasal dari kata Yunani reo, yang
berarti riak air. Gerakan-gerakan air, riak air adalah gerakan yang teratur, terus-menerus
tidak putus-putus. Itulah setiap gerak yang teratur disebut reo, menjadi ritmos,
rhythmus, kemudian menjadi rhythm, rhythme, ritme. Irama dalam bahasa adalah
pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan
teratur.
Irama dibagi menjadi dua macam, yaitu metrum dan ritme. Metrum adalah
irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal ini
disebabkan oleh jumlah suku kata yang sudah tetap dan tekanannya yang tetap hingga
alun suara yang menaik dan menurun itu tetap saja. Ritme adalah irama yang
disebabkan pertentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak
merupakan jumlah suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema gendang
sukma penyairnya.
Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi, pada akhir
baris puisi, atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Rima ini meliputi
onomatope (tiruan terhadap bunyi-bunyi), bentuk intern pola bunyi, intonasi, repetisi
6. Tipografi
membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Karena itu ia merupakan pembeda
yang sangat penting. Dalam prosa baris-baris kata atau kalimat membentuk sebuah
periodisitet. Namun, dalam puisi tidak demikian halnya. Baris-baris dalam puisi
Baris-baris puisi tidak diawali dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan. Tepi
sebelah kiri maupun kanan sebuah baris puisi tidak harus dipenuhi oleh tulisan, tidak
seperti halnya jika kita menulis prosa. Peranan tipografi dalam puisi, selain untuk
menampilkan aspek artistik visual juga untuk menciptakan nuansa makna dan nuansa
tertentu.
F. Teknik Pembelajaran
Teknik : Peta Pasang Kata
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
H. Alat/Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol dan kertas evaluasi dan potongan-potongan karton kecil
Sumber : Buku paket Santun Berbahasa Indonesia SMP & MTS
Kelas VII, Suyanto dan Sekar Galuh Endah Pinuji,
Mediatama. Buku Kajian Sastra, Sitti Suwadah Riang, Aura
Pustaka.
Buku Cara Menulis Kreatif, Jabrohim dkk, Pustaka Pelajar.
Buku Pengkajian Puisi, Rachmat Djoko Pradopo, UGM.
A. Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
C. Indikator
a. Kognitif
Proses : mampu memahami puisi.
Produk : mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : - Jujur - Kreatif - Kerja sama
- Aktif - Komunikatif
- Inovatif - Tanggung jawab
Sosial : - Menghormati guru
- Bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
- Menjadi pendengar yang baik
c. Psikomotor
Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Proses : siswa dapat memahami puisi.
Produk: siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memperhatikan kemajuan dan berperilaku seperti jujur, kreatif,
inovatif, komunikatif, dan bertanggung jawab.
Sosial : siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memperlihatkan rasa
hormat kepada guru dan memperlihatkan kemajuan dan keterampilan
bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menjadi
pendengar yang baik.
c. Psikomotor
Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
E. Materi Pembelajaran
Hakikat Puisi/ Struktur Batin Puisi
1. Tema
puisinya. Semua karya terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang merupakan
pokok permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu. Tema adalah sesuatu
yang menjadi pikiran pengarang|. Sesuatu yang menjadi pikiran tersebut dasar bagi puisi
yang dicipta oleh penyair. Sesuatu yang dipikirkan itu dapat bermacam-macam,
meliputi berbagai macam permasalahan hidup. Permasalahan itu oleh penyair disusun
dengan baik dan ditambah dengan ide, gagasan, cita-cita, atau pendirian penyair.
Dengan demikian di dalam tema selain sesuatu yang dipikirkan penyair juga
terbayang pandangan hidup penyair atau bagaimana penyair melihat permasalahan yang
dipikirkannya itu. Penyair tidak pernah menyebut apa tema puisi yang ditulisnya. Untuk
mengetahui tema sebuah puisi, kita harus membaca keseluruhan puisi tersebut dengan
cermat.
2. Perasaan
Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang
ditampilkannya. Sikap tersebut adalah sikap yang ditampilkan dari perasaan penyair,
misalnya sikap simpati, antipati, senang, tidak senang, rasa benci, rindu, dan
sebagainya. Perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi. Oleh karena itu, sebuah
tema yang sama akan menghasilkan puisi yang berbeda jika suasana perasaan penyair
Contoh konkret hal ini dapat dilihat melalui puisi-puisi Toto Sudarto Bachtiar
Toto Sudarto Bachtiar menghadapi “gadis kecil berkaleng kecil” dengan perasaan iba
hati karena rasa belas kasihnya, dan bahkan ia ingin “ikut gadis kecil berkaleng kecil”
itu. Adapun Rendra bersikap sebaliknya. Ia berperasaan benci dan bersikap memandang
rendah para pengemis karena dalam pandangannya pengemis tidak berusaha keras untuk
menopang kehidupannya.
3. Nada
Nada adalah sikap penyair kepada pembaca. Dalam menulis puisi, penyair bisa
jadi bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bisa jadi pula ia
bersikap lugas, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Bahkan, ada pula penyair
yang hanya bersikap main-main saja seperti banyak dijumpai pada puisi-puisi mbleing.
puisi. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Ini berarti sebuah
puisi akan membawa akibat psikologis kepada pembacanya. Akibat psikologis ini
4. Amanat
Amanat dapat ditemukan setelah mengetahui tema, perasaan, dan nada puisi.
Amanat adalah pesan atau nasehat yang ingin disampaikan oleh penyair. Amanat adalah
hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-
kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Cara pembaca
suatu hal. Amanat harus dibedakan dengan tema. Dalam puisi, tema berkaitan dengan
arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra. Arti puisi bersifat lugas,
objektif, dan khusus. Makna berhubungan dengan individu, konsep seseorang, dan
F. Teknik Pembelajaran
Teknik : Peta Pasang Kata
H. Alat/Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol dan kertas evaluasi dan potongan-potongan karton kecil
Sumber : Buku paket Santun Berbahasa Indonesia SMP & MTS
Kelas VII, Suyanto dan Sekar Galuh Endah Pinuji,
Mediatama. Buku Kajian Sastra, Sitti Suwadah Riang, Aura
Pustaka. Buku Cara Menulis Kreatif, Jabrohim dkk, Pustaka
Pelajar. Buku Pengkajian Puisi, Rachmat Djoko Pradopo,
UGM.
I. Penilaian dan Program Tindak Lanjut
1. Prosedur penilaian : penilaian dilakukan dari awal-akhir proses
pembelajaran
2. Bentuk Instrumen : lembar observasi dan lembar analisis keterampilan menulis
puisi siswa
A. Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
C. Indikator
a. Kognitif
Proses : mampu memahami puisi.
Produk : mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : - Jujur - Kreatif - Kerja sama
- Aktif - Komunikatif
- Inovatif - Tanggung jawab
Sosial : - Menghormati guru
- Bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
- Menjadi pendengar yang baik
c. Psikomotor
Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Proses : siswa dapat memahami puisi.
Produk: siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memperhatikan kemajuan dan berperilaku seperti jujur, kreatif,
inovatif, komunikatif, dan bertanggung jawab.
Sosial : siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memperlihatkan rasa
hormat kepada guru dan memperlihatkan kemajuan dan keterampilan
bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menjadi
pendengar yang baik.
c. Psikomotor
Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
E. Materi Pembelajaran
Pengertian Puisi dan Ciri-ciri Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “Poem” yang berarti
“membuat” atau “Poeisis” yang berarti “Pembuatan”. Puisi diartikan “membuat” dan
“pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia
tersendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun
menghasilkan rima, ritme, dan musikalitas. Reeves menyatakan bahwa puisi adalah
terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya,
misalnya seimbang, simestris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat
Puisi selalu berkembang dari waktu ke waktu akibat terjadinya evolusi selera
dan perubahan konsep keindahan dari para penyair. Pengertian puisi menurut
pandangan lama, yakni karangan yang terikat oleh bait, baris , jumlah kata, dan pola
berdasarkan pada hakikatnya, bukan berdasarkan bentuk formalnya. Hal ini disebabkan
yang disukainya, yang penting sarana yang dipilih itu dapat mengekspresikan
perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan,
dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan
interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling
1. Pengarangnya diketahui
F. Teknik Pembelajaran
Teknik : Peta Pasang Kata
A. Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
C. Indikator
a. Kognitif
Proses : mampu memahami puisi.
Produk : mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : - Jujur - Kreatif - Kerja sama
- Aktif - Komunikatif
- Inovatif - Tanggung jawab
Sosial : - Menghormati guru
- Bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
- Menjadi pendengar yang baik
c. Psikomotor
Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Proses : siswa dapat memahami puisi.
Produk: siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memperhatikan kemajuan dan berperilaku seperti jujur, kreatif,
inovatif, komunikatif, dan bertanggung jawab.
Sosial : siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memperlihatkan rasa
hormat kepada guru dan memperlihatkan kemajuan dan keterampilan
bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menjadi
pendengar yang baik.
c. Psikomotor
Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
E. Materi Pembelajaran
Metode Puisi/ Struktur Fisik Puisi
1. Diksi
tepatnya seperti yang dialami batinnya. Untuk itu haruslah dipilih kata setepatnya.
Pemilihan kata itulah disebut diksi. Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction. Diksi
Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai
keefektifan dalam penulisan puisi sebab dengan pilihan kata yang tepat akan
mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian
estetik, maka hasilnya disebut diksi puitis. Jadi diksi itu untuk mendapatkan kepuitisan
visual dan bahasa yang menggambarkannya biasa disebut dengan istilah citra atau imaji
(image). Sedangkan cara membentuk kesan mental atau gambaran sesuatu biasa disebut
dengan istilah citraan (imagery). Hal-hal yang berkaitan dengan citra atau citraan
disebut pencitraan atau pengimajian. Citraan merupakan unsur yang penting dalam puisi
karena dayanya untuk menghadirkan gambaran yang konkret, khas, menggugah, dan
mengesankan.
yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indera penglihatan sehingga hal-hal yang
tidak terlihat seolah-olah kelihatan. Kedua, citraan pendengaran yang dihasilkan dengan
menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope dan persajakan
yang berturut-turut. Ketiga, citraan penciuman yaitu citraan yang berhubungan dengan
seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk, anyir, dan lain-lain.
(lidah), melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam,
manis, kecut, dan lain-lain. Kelima, citraan rabaan, yakni citra yang berupa rangsangan-
citraan yang dihasilkan oleh asosiasi pikiran. Ketujuh citraan gerak dihasilkan dengan
cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi
bergerak.
3. Kata Konkret
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk
membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Disini
Contoh dari kata konkret adalah jika penyair ingin melukiskan seorang gadis
berkaleng kecil. Lukisan tersebut lebih konkret jika dibanding dengan: gadis peminta-
minta.
4. Bahasa figuratif
susunan dan artinya sengaja disimpangkan dari susunan dan artinya yang biasa dengan
memanfaatkan perbandingan, pertentangan, atau pertautan hal yang satu dengan hal
yang lain, yang maknanya sudah diketahui oleh pembaca atau pendengar.
banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk
penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya,
dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu. Pradopo mengelompokkan bahasa
laksana, serupa, sepantun, dan sebagainya. Simile adalah perbandingan yang bersifat
sesuatu sama dengan yang lain. Simile dapat dikatakan bahasa kiasan yang paling
b. Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal dengan
hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa. Oleh karena itu, di dalam metafora ada
dua hal yang pokok, yaitu hal-hal yang diperbandingkan dan pembandingnya.
Metafora membandingkan dua benda atau hal secara implisit atau tidak
asosiasi, dan tidak terganggu oleh kata-kata seperti, bagai, bagaikan, serupa, laksana,
dan sebagainya.
c. Personifikasi adalah bentuk bahasa figuratif yang mempersamakan benda atau hal
dengan manusia, benda atau hal itu digambarkan dapat bertindak dan mempunyai
kegiatan seperti manusia. Benda atau hal yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki
menimbulkan bayangan angan yang konkret, dan mendramatisasikan suasana dan ide
yang ditampilkan.
atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat. Metonimi dapat pula disebut
kiasan pengganti nama, misalnya menyebut sesuatu, orang, atau binatang dengan
pekerjaan atau sifat yang dimilikinya. Sebagai contoh yang terdapat dalam puisi
atas (yakni yang diberi garis bawah) mampu menunjukkan atau menerangjelaskan
menghadirkan imaji tentang Tuhan. Metonimi ini ditandai dengan pemakaian huruf
f. Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu
benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki ini dapat dibedakan
menjadi dua macam, yakni pars pro toto dan totum pro parte. Pars pro toto adalah
totum pro parte adalah penyebutan keseluruhan dari suatu benda atau hal untuk
sebagiannya.
5. Versifikasi
Versifikasi meliputi irama dan rima. Irama berasal dari kata Yunani reo, yang
berarti riak air. Gerakan-gerakan air, riak air adalah gerakan yang teratur, terus-menerus
tidak putus-putus. Itulah setiap gerak yang teratur disebut reo, menjadi ritmos,
rhythmus, kemudian menjadi rhythm, rhythme, ritme. Irama dalam bahasa adalah
pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan
teratur.
Irama dibagi menjadi dua macam, yaitu metrum dan ritme. Metrum adalah
irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal ini
disebabkan oleh jumlah suku kata yang sudah tetap dan tekanannya yang tetap hingga
alun suara yang menaik dan menurun itu tetap saja. Ritme adalah irama yang
disebabkan pertentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak
merupakan jumlah suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema gendang
sukma penyairnya.
Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi, pada akhir
baris puisi, atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Rima ini meliputi
onomatope (tiruan terhadap bunyi-bunyi), bentuk intern pola bunyi, intonasi, repetisi
6. Tipografi
membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Karena itu ia merupakan pembeda
yang sangat penting. Dalam prosa baris-baris kata atau kalimat membentuk sebuah
periodisitet. Namun, dalam puisi tidak demikian halnya. Baris-baris dalam puisi
Baris-baris puisi tidak diawali dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan. Tepi
sebelah kiri maupun kanan sebuah baris puisi tidak harus dipenuhi oleh tulisan, tidak
seperti halnya jika kita menulis prosa. Peranan tipografi dalam puisi, selain untuk
menampilkan aspek artistik visual juga untuk menciptakan nuansa makna dan nuansa
tertentu.
F. Teknik Pembelajaran
Teknik : Peta Pasang Kata
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
H. Alat/Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol dan kertas evaluasi dan potongan-potongan karton kecil
Sumber : Buku paket Santun Berbahasa Indonesia SMP & MTS
Kelas VII, Suyanto dan Sekar Galuh Endah Pinuji,
Mediatama. Buku Kajian Sastra, Sitti Suwadah Riang, Aura
Pustaka.
Buku Cara Menulis Kreatif, Jabrohim dkk, Pustaka Pelajar.
Buku Pengkajian Puisi, Rachmat Djoko Pradopo, UGM.
A. Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
C. Indikator
a. Kognitif
Proses : mampu memahami puisi.
Produk : mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : - Jujur - Kreatif - Kerja sama
- Aktif - Komunikatif
- Inovatif - Tanggung jawab
Sosial : - Menghormati guru
- Bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
- Menjadi pendengar yang baik
c. Psikomotor
Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Proses : siswa dapat memahami puisi.
Produk: siswa dapat mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Afektif
Karakter : selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memperhatikan kemajuan dan berperilaku seperti jujur, kreatif,
inovatif, komunikatif, dan bertanggung jawab.
Sosial : siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memperlihatkan rasa
hormat kepada guru dan memperlihatkan kemajuan dan keterampilan
bertanya dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menjadi
pendengar yang baik.
c. Psikomotor
Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
E. Materi Pembelajaran
Hakikat Puisi/ Struktur Batin Puisi
1. Tema
puisinya. Semua karya terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang merupakan
pokok permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu. Tema adalah sesuatu
yang menjadi pikiran pengarang|. Sesuatu yang menjadi pikiran tersebut dasar bagi puisi
yang dicipta oleh penyair. Sesuatu yang dipikirkan itu dapat bermacam-macam,
meliputi berbagai macam permasalahan hidup. Permasalahan itu oleh penyair disusun
dengan baik dan ditambah dengan ide, gagasan, cita-cita, atau pendirian penyair.
Dengan demikian di dalam tema selain sesuatu yang dipikirkan penyair juga
terbayang pandangan hidup penyair atau bagaimana penyair melihat permasalahan yang
dipikirkannya itu. Penyair tidak pernah menyebut apa tema puisi yang ditulisnya. Untuk
mengetahui tema sebuah puisi, kita harus membaca keseluruhan puisi tersebut dengan
cermat.
2. Perasaan
Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang
ditampilkannya. Sikap tersebut adalah sikap yang ditampilkan dari perasaan penyair,
misalnya sikap simpati, antipati, senang, tidak senang, rasa benci, rindu, dan
sebagainya. Perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi. Oleh karena itu, sebuah
tema yang sama akan menghasilkan puisi yang berbeda jika suasana perasaan penyair
Contoh konkret hal ini dapat dilihat melalui puisi-puisi Toto Sudarto Bachtiar
Toto Sudarto Bachtiar menghadapi “gadis kecil berkaleng kecil” dengan perasaan iba
hati karena rasa belas kasihnya, dan bahkan ia ingin “ikut gadis kecil berkaleng kecil”
itu. Adapun Rendra bersikap sebaliknya. Ia berperasaan benci dan bersikap memandang
rendah para pengemis karena dalam pandangannya pengemis tidak berusaha keras untuk
menopang kehidupannya.
3. Nada
Nada adalah sikap penyair kepada pembaca. Dalam menulis puisi, penyair bisa
jadi bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bisa jadi pula ia
bersikap lugas, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Bahkan, ada pula penyair
yang hanya bersikap main-main saja seperti banyak dijumpai pada puisi-puisi mbleing.
puisi. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Ini berarti sebuah
puisi akan membawa akibat psikologis kepada pembacanya. Akibat psikologis ini
Amanat dapat ditemukan setelah mengetahui tema, perasaan, dan nada puisi.
Amanat adalah pesan atau nasehat yang ingin disampaikan oleh penyair. Amanat adalah
hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-
kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Cara pembaca
suatu hal. Amanat harus dibedakan dengan tema. Dalam puisi, tema berkaitan dengan
arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra. Arti puisi bersifat lugas,
objektif, dan khusus. Makna berhubungan dengan individu, konsep seseorang, dan
F. Teknik Pembelajaran
Teknik : Peta Pasang Kata
H. Alat/Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol dan kertas evaluasi dan potongan-potongan karton kecil
Sumber : Buku paket Santun Berbahasa Indonesia SMP & MTS
Kelas VII, Suyanto dan Sekar Galuh Endah Pinuji,
Mediatama. Buku Kajian Sastra, Sitti Suwadah Riang, Aura
Pustaka. Buku Cara Menulis Kreatif, Jabrohim dkk, Pustaka
Pelajar. Buku Pengkajian Puisi, Rachmat Djoko Pradopo,
UGM.
I. Penilaian dan Program Tindak Lanjut
1. Prosedur penilaian : penilaian dilakukan dari awal-akhir proses
pembelajaran
2. Bentuk Instrumen : lembar observasi dan lembar analisis keterampilan menulis
puisi siswa
Makassar, 10 September 2014
Siklus I
Nama Siswa
Rabu/ 27-8- Kamis/ 28- Jumat/ 29-8- Rabu/ 3-9-
2014 8-2014 2014 2014
Ade Winda Irrika S
Afiqa Wahdania
Alfiyah
Asrianti Aras
Assahra Quines P S
Besse Siti Halima S
Eva S
Mujdalifa P
Nalda Fitriani S
Nuraisyah Mulianda
Sarah Ashari
Siti Hasbaina Belti
Sri Reskiani B
ST. Srifa
Sulistiawaty
Yuni Alfiah
DAFTAR HADIR SISWA SMP AL-BAYAN KELAS VIII SIKLUS II
Siklus II
Nama Siswa
Jumat/ 5-9- Kamis/ 11-9-
Kamis/ 4-9-2014 Rabu/ 10-9-2014
2014 2014
Pertemuan
Rata- Persentase
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 rata (%)
1. Kehadiran siswa 14 16 14 14,7 92%
T
2. Siswa yang memperhatikan materi 12 14 14 E 13,3 83%
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan 0 3 1 S 1,3 8%
4. Siswa yang menjawab pertayaan 2 4 3 3 18,7%
Siswa yang aktif mengerjakan tugas
5. 14 16 14 14,7 92%
individu
Siswa yang melakukan kegiatan
6. lain yang tidak relevan dengan 2 2 0 1,3 8%
pembelajaran
Pertemuan
Rata- Persentase
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 rata (%)
1. Kehadiran siswa 15 16 16 15,7 98,1%
T
2. Siswa yang memperhatikan materi 15 16 16 E 15,7 98,1%
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan 2 1 2 S 1,7 10,6%
4. Siswa yang menjawab pertayaan 3 2 5 3,3 20,6%
Siswa yang aktif mengerjakan tugas
5. 15 16 16 15,6 97,5%
individu
Siswa yang melakukan kegiatan
6. lain yang tidak relevan dengan 0 1 0 0,3 1,9%
pembelajaran
Lampiran
nilai_siklus_1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
30 2 12.5 12.5 12.5
40 1 6.3 6.3 18.8
Valid 16
Missing 0
Mean 83.13
Median 85.00
Mode 85a
Std. Deviation 9.465
Minimum 65
Maximum 95
Sum 1330
nilai_siklus_2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Soal Tes
Siklus
Tulislah sebuah puisi berdasarkan peristiwa yang pernah kalian alami atau lingkungan
sekitar!
F. Susunlah larik tersebut menjadi bait hingga menjadi puisi yang utuh.
DOKUMENTASI
Gambar I Gambar II
Gambar III merupakan proses menulis puisi dengan menggunakan teknik peta pasang
kata, siswa sedang menyusun potongan kertas yang telah dituliskan larik dan gambar IV
merupakan proses membimbing siswa yang belum mengerti menulis puisi dengan menggunakan
teknik peta pasang kata.
Gambar V Gambar VI
Gambar VII
Gambar VII peneliti dan siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar foto bersama pada siklus I
Gambar VIII
Gambar VIII peneliti dan siswa kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar foto bersama pada siklus II
Gambar IX
Gambar XI
kelima dari delapan bersaudara yang merupakan buah kasih sayang dari
pasangan Alm. Abdul Rachman Hayade dan Andi Nur Rahma. Penulis
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 34 Makassar dan tamat pada
tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan lagi ke jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) pada SMA Negeri 6 Makassar mulai dari tahun 2007 sampai dengan 2010. Pada
tahun yang sama penulis diterima di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Strata Satu
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Al-Bayan Makassar melalui Teknik