Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

1. Rasional

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sistem pendidikan yang dianut


oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini lebih lanjut dijabarkan pada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dimana yang dimaksud dengan Pendidikan Nasional adalah “Pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman, dan tujuan Sistem
Pendidikan Nasional adalah “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam mewujudkan tujuan
tersebut maka perlu disusun “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu” atau dapat juga disebut sebagai “kurikulum”.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU Sisdiknas/2003). Pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar
dan struktur kurikulum yang menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum
operasional satuan pendidikan. Komponen dalam kurikulum operasional ini
disusun untuk membantu proses berpikir dan mengembangkan satuan
pendidikan. Dalam pengembangannya, dokumen ini juga merupakan hasil
refleksi semua unsur pendidik di satuan pendidikan yang kemudian ditinjau
secara berkala guna disesuaikan dengan dinamika perubahan dan kebutuhan
peserta didik.

Kurikulum yang dikembangkan di SMP Negeri 3 Ampek Angkek disesuaikan


dengan prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan,

1
yaitu: 1) Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi
keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta
kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada
semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah; 2)
Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan; 3) Esensial, yaitu memuat
semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan
pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami; 4)
Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual; 5)
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan
pendidikan melibatkan komite sekolah dan berbagai pemangku kepentingan
antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, di bawah koordinasi dan
supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.

Kurikulum SMP Negeri 3 Ampek Angkek akan dilaksanakan dalam


suasana hubungan siswa, orang tua dan pendidik yang saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing
madia mangun karsa, ing ngarsa sung tauladan (dibelakang memberikan daya
dan kekuatan, ditengah membangun semangat dan prakarsa, di depan
memberikan contoh dan teladan) sesuai trilogi Ki Hajar Dewantara.

1. Tuntutan Perubahan Kurikulum


Pengembangan kurikulum operasional sekolah merupakan langkah
lanjutan pengembangan kurikulum 2013 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan
karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal
maupun tantangan eksternal. Seperti yang dihadapi saat ini, pandemi covid-19
yang melanda Indonesia khususnya, dunia pada umumnya mengharuskan
adanya perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi pandemi dan
tantangan global lainnya.

SMP Negeri 3 Ampek Angkek melakukan beberapa kali perubahan


kurikulum. Diawali dengan menggunakan kurikulum 2013, kemudian dengan
adanya wabah covid-19, sekolah melakukan penyederhanaan kurikulum 2013
dengan mengambil materi esensial (kurikulum mandiri) dan terakhir

2
menggunakan kurikulum khusus darurat covid untuk diterapkan pada siswa kelas
VIII dan IX.

Pada Tahun Pelajaran 2021/2022, SMP Negeri 3 Ampek Angkek lulus


sebagai salah satu sekolah penggerak. Sehingga untuk Tahun Pelajaran
2021/2022, sekolah menggunakan tiga kurikulum yaitu kurikulum 2013 untuk
kelas VIII dan IX, dan kurikulum sekolah penggerak untuk kelas VII. Sedang
kurikulum plus merupakan kurikulm khas SMP Negeri 3 Ampek Angkek dalam
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Dalam mengembangkan kurikulum, haruslah mempunyai alasan-alasan


yang kuat. Alasan-alasan pengembangan kurikulum tersebut adalah:

a. Tuntutan Perubahan Internal


Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah disesuaikan dengan
karakteristik sekolah, menciptakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan
menyenangkan, baik di dalam maupun di luar kelas. Selain itu karakteristik
sekolah kurikulum juga dikembangkan berdasarkan tuntutan kebutuhan
masyarakat sekitar sekolah.

Sarana TIK digunakan sebagai alat dan media pembelajaran,


meningkatkan peran komite sekolah, alumni dan stakeholders. Tugas pendidik
dioptimalkan sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan melibatkan pendidik
dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan proses pencapaian pembelajaran.
Disamping itu, kegiatan lain yang dilaksanakan untuk standar pendidik dan
tenaga kependidikan dengan meningkatkan kemampuan pendidik melalui IHT (In
House Training)/workshop atau kegiatan lain yang diselenggarakan secara
mandiri oleh sekolah. Sekolah juga mencari peluang berbagai kebijakan program
dan kegiatan pemerintah daerah dan pusat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
guru, baik yang berkaitan dengan pengadaan maupun peningkatan kualifikasi
dan kompetensi.

Standar sarana dan prasarana dilaksanakan dengan mengoptimalkan


sarana dan prasana yang ada. Sarana tersebut meliputi perpustakaan,
laboratorium, dan halaman sekolah. Hal ini dioptimalkan untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif dengan jumlah 23-32 peserta didik/rombongan belajar
melalui mempertahankan jumlah peserta didik yang ada dengan menambah
jumlah rombongan belajar, dengan konsukuensi harus menambah ruang belajar,
mengurangi jumlah peserta didik dengan tetap mempertahankan jumlah

3
rombongan belajar yang ada, identifikasi daya dukung eksternal yang bisa
dimanfaatkan, mencari peluang berbagai kebijakan dan program pemerintah
pusat maupun daerah.

Standar pembiayaan direalisasikan dengan menyusun rencana


kebutuhan pembiayaan, mengidentifikasi sumber pembiayaan yang bisa
diperoleh dari stakeholder sekolah, dan meningkatkan peran serta dan dukungan
dari berbagai sumber. Hal ini dilaksanakan antara lain dengan cara
mengundang nara sumber dalam kegiatan workshop dan mengundang yang
bersangkutan dalam kegiatan lainnya.

Untuk memenuhi kondisi ideal kurikulum, sekolah menyelenggarakan


workshop penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah (KOS). Langkah awal
yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan dalam rangkaian proses
penyusunan KOS adalah melakukan analisis SWOT yaitu menganalisis kondisi
eksternal satuan pendidikan berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan.

1) Karakteristik SMP Negeri 3 Ampek Angkek

Kurikulum yang dikembangkan di SMP Negeri 3 Ampek Angkek bagi


peserta didik kelas VII merupakan Kurikulum Operasional Sekolah yang
mengacu pada Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan
pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berprilaku sesuia nilai-
nilai Pancasila.

Penyusunan kurikulum operasional sekolah juga disesuaikan dengan


kekhasan, kondisi dan potensi peserta didik satuan pendidikan serta potensi
daerah. Oleh sebab itu kurikulum yang disusun oleh SMP Negeri 3 Ampek
Angkek juga menerapkan Kurikulum Plus sebagai bentuk kekhasan sekolah.
Kurikulum plus dilaksanakan berdasarkan aspirasi dari tokoh masyarakat untuk
menunjang Kurikulum Opersasional Sekolah dalam melahirkan peserta didik
yang berkarakter.

2) Kondisi Kebutuhan Peserta Didik


Pengembangan Kurikulum SMP Negeri 3 Ampek Angkek Tahun
Pelajaran 2021/2022 mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum operasional SMP Negeri 3 Ampek Angkek;

4
b) Beban belajar bagi peserta didik pada SMP Negeri 3 Ampek Angkek yang
didasarkan pada hasil analisis SWOT, analisis keunggulan lokal, serta potensi
dan minat peserta didik;
c) Kalender pendidikan SMP Negeri 3 Ampek Angkek disusun berdasarkan hasil
perhitungan minggu efektif untuk Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kurikulum SMP Negeri 3 Ampek Angkek menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan
mengedepankan prinsip pengembangan kurikulum dan karakteristik kurikulum
dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil SMP Negeri 3
Ampek Angkek dan Analisis Kondisi Lingkungan Sekolah.

Model pengembangan Kurikulum Operasional sekolah disusun antara lain


agar dapat memberi motivasi kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran
jarak jauh dengan mengkombinasikan pembelajaran daring dan luring (blanded
learning), sehingga peserta didik mendapat kesempatan untuk mengembangkan
potensi yang ada pada diri mereka untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

b. Tuntutan Perubahan Eksternal


1) Menjawab atau antisipasi kemajuan ilmu teknologi. Kurikulum haruslah
bersifat dinamis artinya kurikulum hendaknya senantiasa dapat
menyesuaikan keadaan supaya dapat memantapkan belajar dan hasil
belajar. Kurikulum yang tidak sesuai dengan tuntutan sosial, tidak sesuai lagi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga tidak
sesuai dengan dunia kerja akan menyebabkan sebuah problem. Karena itu
haruslah dirubah dan dikembangkan kurikulum tersebut.
2) Memenuhi kebutuhan yang ada dalam masyarakat dan untuk meningkatkan
kemajuan masyarakat.
Dengan dikembangkannya suatu kurikulum maka pendidikan yang ada di
masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal akan mengalami
peningkatan. Dengan adanya peningkatan tersebut maka masyarakat akan
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik pula baik pengetahuan
maupun pola kehidupannya dan apabila pemenuhan tersebut telah terpenuhi
maka masyarakat akan mengalami kemajuan .
3) Memenuhi kebutuhan peserta didik.
Perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat menjadi
kurikulum sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai. Karena hasil belajar
yang diharapkan merupakan dasar bagi perencanaan dan perumusan

5
berbagai tujuan kegiatan pembelajaran. Untuk tambahan dalam memenuhi
kebutuhan peserta didik yaitu diperlukan seorang atau guru-guru yang
berkualitas atau yang telah terididik dengan teramat baik.

Dengan diadakan pengembangan kurikulum maka diharapkan dapat


meningkatkan suatu kualitas pendidikan yang lebih baik pada satuan pendidikan.
Pengembangan kurikulum yang terjadi merupakan proses yang
berkesinambungan. Proses pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan
baik dan teliti serta mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan
penghambatnya karena apabila perubahan kurikulum tidak mengarah kepada
tujuan meningkatkan kualitasnya maka akan mengakibatkan kekacauan. Dengan
ini pengembangan kurikulum sangat berperan penting. Pengembangan
kurikulum yang ada di Indonesia, saat ini telah banyak mengalami perubahan.
Banyak hal yang dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum di suatu
negara termasuk Indonesia. Diantara landasan pengembangan kurikulum yang
perlu dipertimbangkan yaitu landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum.

Pada Tahun Pelajaran 2021/2022 SMP Negeri 3 Ampek Angkek


melaksanakan tiga macam kurikulum yaitu Kurikulum Sekolah Penggerak untuk
siswa kelas VII, Kurikulum Darurat (Khusus) Covid sebagai penyederhanaan
Kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan konteks Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) untuk siswa kelas VIII dan IX dan kurikulum plus untuk seluruh siswa.

Selanjutnya, untuk memenuhi amanat sebagaimana telah disebutkan di


atas dan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, serta tujuan
pendidikan sekolah, maka SMP Negeri 3 Ampek Angkek menyusun dokumen
Dokumen Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) untuk siswa kelas VII dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas VIII dan IX. Dokumen
kurikulum sekolah penggerak disusun secara terpisah untuk diterapkan pada
siswa kelas VII.
Hal-hal pokok yang dijadikan fokus dalam pengembangan dan penyusunan
Kurikulum Operasional SMP Negeri 3 Ampek Angkek adalah:

a. Pengembangan peserta didik berdasarkan potensi diri dan minat yang


dimilikinya.
b. Integrasi dan implementasi pengembangan kecakapan abad 21

c. (karakter, literasi, dan kompetensi) peserta didik pada proses belajar


mengajar.

6
d. Integrasi dan implementasi pendidikan karakter berdasar Profil Pelajar
Pancasila pada proses belajar mengajar.

e. Pengembangan pendidikan kecakapan hidup untuk peserta didik.


f. Integrasi dan penerapan teknologi pada proses belajar mengajar.

g. Penerapan prinsip-prinsip kebijakan merdeka belajar yang sudah


ditetapkan  Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 

2. Hasil Evaluasi Diri Sekolah

Kondisi nyata (riil) SMP Negeri 3 Ampek Angkek tahun 2021/2022


melakukan analisis capaian pembelajaran secara optimal, struktur
kurikulum memuat pola dan susunan mata pelajaran, kebutuhan siswa,
alokasi waktu tatap muka. Beban belajar lebih dari 38 jam per minggu,
memiliki dokumen hasil pengkajian capaian pembelajaran pada semua
mata pelajaran, memiliki dokumen capaian pembelajaran yang memuat
pengalaman belajar mencakup seluruh mata pelajaran yang dikembangkan
melalui alur tujuan pembelajaran, modul ajar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan jenis penilaian serta sumber belajar.
Sekolah menentukan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
(KKTP), dengan menggunakan empat kriteria pencapaian tujuan
pembelajaran sebagai laporan hasil belajar peserta didik. KKTP tidak
menjadi standar minimum yang harus dicapai setiap peserta didik, bisa saja
peserta didik berada pada kriteria pencapaian yang berbeda. KKTP menjadi
informasi bagi guru untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran sesuai
pencapaian peserta didik. Perlu digarisbawahi bahwa guru diberi
keleluasaan untuk menentukan KKTP sesuai dengan karakteristik mata
pelajrannya masing-masing dengan menggunakan 4 kriteria.
Adapun langkah yang dilakukan dalam melaksanakan kurikulum
adalah dengan meningkatkan kompetensi guru dalam memahami
kurikulum. Caranya dengan mengikuti bebagai pelatihan, diklat, ataupun
workshop terkait pengembangan kurikulum sekolah. Selain meningkatkan
kompetensi guru, sekolah juga melengkapi sarana dan prasarana terkait
dengan kebutuhan pelaksanaan kurikulum sekolah.
Untuk melaksanakan kurikulum operasional sekolah ataupun kurikulum
plus, SMP Negeri 3 Ampek Angkek memiliki potensi untuk mendukung

7
pelaksanaan diantaranya:
1. Memiliki gedung sekolah yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
2. Tingginya perhatian pemerintah dan masyarakat dalam mendukung
program sekolah.
3. Sekolah terletak di pemukiman penduduk dan mudah di jangkau
4. Memiliki Lingkungan sekolah yang asri
5. Memiliki sarana prasarana pendukung protokol kesehatan

Sebagai evaluasi diri untuk pengembangan sekolah pada tahun


berikutnya dapat dilihat dari hasil rapor mutu sekolah tahun 2020. Rapor
mutu sekolah adalah rapor kemajuan sekolah yang berbasis kepada
delapan Standar Nasional Pendidikan. Rapor mutu sekolah
menggambarkan kondisi nyata sekolah dalam upaya pemenuhan Standar
Nasional Pendidikan.

Berikut dapat dilihat pada tabel dan gambar radar PMP capaian mutu
SMP Negeri 3 Ampek Angkek sampai tahun 2020:

Dari gambar radar PMP antar tahun di atas terlihat bahwa pada tahun
2017 capaian mutu tiga standar adalah nol, diantaranya Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, dan Standar Pengelolaan. Empat
standar nasional pendidikan berada pada nilai dibawah 2 dengan kategori
menuju SNP 1, yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependididkan dan Standar Pembiayaan, sedangkan Standar
Sarana dan Prasarana Pendidikan mencapai nilai di atas 2 dengan kategori
menuju SNP 2.

8
Pada tahun 2018 terjadi peningkatan untuk semua standar. Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan
Standar Pengelolaan Pendidikan berada pada rentang nilai 5,07-6,66
dengan kategori capaian menuju SNP 4. Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan berada pada rentang nilai 3,71-5,06 dengan kategori capaian
Menuju SNP 3. Sedangkan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
berada pada rentang nilai 0-2,04 dengan kategori menuju SNP 1.

Pada tahun 2019 juga terjadi peningkatan pada semua standar.


Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian, Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Standar
Pengelolaan dan Standar Pembiayaan berada pada rentang nilai 5,07-6,66
dengan kategori capaian menuju SNP 4. Sedangkan Standar Sarana dan
Prasarana Pendidikan berada pada rentang nilai 3,71-5,06 dengan kategori
capaian Menuju SNP 3.

Berikut juga dapat dilihat capaian standar mutu sekolah, Kabupaten


Agam, Provinsi Sumatera Barat, dan Nasional dalam radar PMP 2019.

Pada gambar di atas terlihat bahwa rata-rata kedelapan Standar


Nasional Pendidikan SMP Negeri 3 Ampek Angkek tahun 2020 sudah
berada di atas standar mutu kabupaten dan provinsi, dan ada beberapa
standar yang masih berada di bawah standar mutu nasional, diantaranya
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Penilaian, dan Standar
Pengelolaan Pendidikan. Sedangkan Standar Proses, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan dan
Standar Pembiayaan capaian mutu SMPN 3 Ampek angkek berada di atas
Kabupaten, Provinsi maupun Nasional.

9
Berdasarkan hasil rapor mutu, SMPN 3 ampek Angkek perlu
melakukan penyempurnaan pada seluruh Standar Nasional Pendidikan.
Kegiatan yang dilakukan untuk menyempurnakan rapor mutu dibahas
setelah diuraikan capaian masing-masing standar sesuai dengan capaian
tahun 2020. Sekolah akan melakukan program kegiatan dengan skala
prioritas. Hal ini akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah.
Program yang diprioritaskan akan disesuaikan dengan pendanaan sekolah
baik dana yang bersumber pada dana BOS, komite maupun partisipasi
masyarakat.

Berikut rapor mutu SMP Negeri 3 Ampek Angkek pada tahun 2020,
1. Standar Kompetensi Lulusan
STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Standar Kompetensi Lulusan 0  6,09  6,99  5,75 
1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap 6,95  6,99  6 
1.1.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME 6,9  7  6,08 

1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter 6,97  7  6,26 
1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin 7  7  5,75 
1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun 6,99  7  6,29 
1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur 6,93  7  5,76 
1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli 7  7  6,05 
1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri 6,83  7  5,62 
1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab 6,97  6,99  5,9 
1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat 6,87  7  5,86 
1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani 7  7  6,4 
1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan 0  3,79  7  5,7 
1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif 0  3,79  7  5,7 
1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan 6,37  6,99  5,53 
1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif 6,09  6,99  5,76 
1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif 5,68  7  5,5 
1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis 6,27  6,99  5,52 
1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri 6,84  7  5,59 
1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif 7  6,99  4,88 
1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif 6,36  7  5,89 

Pada rapor mutu seperti tabel di atas terlihat bahwa secara


keseluruhan Standar Kompetensi Lulusan sudah menuju SNP 4 dengan
nilai 5,75. Capaian indikator Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi
sikap menuju SNP 4 dengan nilai 6, capaian indikator Lulusan memiliki
kompetensi pada dimensi pengetahuan menuju SNP 4 dengan nilai 5,7.
Dan capaian indikator Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi
keterampilan menuju SNP 4 dengan nilai 5,53.

Dari data terlihat bahwa secara keseluruhan Standar Kompetensi


Lulusan sudah menuju SNP 4. Hanya saja pada sub indikator memiliki
keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif masih menuju SNP 3
dengan nilai 4,88. Namun demikian sekolah tetap terus melakukan upaya
untuk dapat mencapai hasil yang lebih baik.

10
2. Standar isi
STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

2 Standar Isi 0,68  5,13


 6,99
 5,21 
2.1. Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan 4,59  6,99  5,98 
2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi sikap 4,95  7  6,29 
2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan 5,7  6,99  6,09 
2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi keterampilan 5,28  6,99  5,96 
2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa 3,52  7  5,77 
2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran 3,52  7  5,77 
2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai prosedur 5,7  7  6,51 
2.2.1. Melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum 4,84  7  6,51 
2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan 7  7  6,68 
2.2.3. Melewati tahapan operasional pengembangan 4,59  7  6,52 
2.2.4. Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan 6,38  7  6,32 
2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan 2,06  5,09  6,99  3,14 
2.3.1. Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur kurikulum yang berlaku 6,99  6,99  7  3,7 
2.3.2. Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk pendalaman materi 1,27  2,46  7  4,67 
2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal 3,94  7  2,7 
2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa 6,98  6,99  1,5 

Berdasarkan tabel di atas secara umum Standar Isi memperoleh nilai


5,21 dengan katergori menuju SNP 4. Capaian indikator perangkat
pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan menuju SNP 4 dengan
nilai 5,98; capaian indikator Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dikembangkan sesuai prosedur menuju SNP 4 dengan nilai 6,51; dan
indikator sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan menuju SNP 2
dengan nilai 3,14.

Dari data di atas indikator terkait sekolah melaksanakan kurikulum


sesuai ketentuan masih menuju SNP 2 dengan 3,14. Indikator ini akan
menjadi skala prioritas untuk ditingkatkan pada tahun berikutnya.

3. Standar Proses
STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

11
3 Standar Proses 0,15  6,24  6,99  5,6 
3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan 6,67  6,99  4,89 
3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan 7  7  5,91 
3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi 7  7  5,9 
3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis 6,86  7  6,03 
3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah 5,84  6,99  1,71 
3.2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat 0,46  6,24  6,99  5,96 
3.2.1. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai ketentuan 6,99  2,33  7  7 
3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran 6,72  6,99  6,47 
3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu 6,7  6,99  5,81 
3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah 6,68  6,99  5,84 
3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi 6,85  6,99  5,75 
3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu 6,84  6,99  5,75 
3.2.7. Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 6,64  6,99  5,79 
3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif 6,6  6,99  5,69 
3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat 6,92  6,99  6,16 
3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana 6,91  6,99  6,12 
saja adalah kelas.
3.2.11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa. 6,81  6,99  5,28 
3.2.12. Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa 6,07  6,99  5,8 
3.2.13. Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas 4,71  6,99  5,86 
pembelajaran
3.2.14. Menggunakan aneka sumber belajar 6,05  6,99  5,93 
3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran 6,75  6,99  6 
3.3. Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran 5,8  6,99  5,96 
3.3.1. Melakukan penilaian otentik secara komprehensif 3,47  6,99  5,62 
3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik 6,14  7  4,87 
3.3.3. Melakukan pemantauan proses pembelajaran 6,56  7  6,35 
3.3.4. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru 5,73  7  6,58 
3.3.5. Mengevaluasi proses pembelajaran 6,19  7  6,45 
3.3.6. Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran 6,69  6,99  5,91 

Dari tabel terlihat bahwa Standar Proses berada pada kategori menuju
SNP 4 dengan nilai 5,6. Capaian indikator sekolah merencanakan proses
pembelajaran sesuai ketentuan baru menuju SNP 3 dengan nilai 4,89;
capaian indikator proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat menuju
SNP 4 dengan nilai 5,96; capaian indikator pengawasan dan penilaian
otentik dilakukan dalam proses pembelajaran dengan nilai 5,96.

Dari data ada satu sub indikator yang memiliki nilai masih rendah dan
perlu menjadi prioritas utama untuk dibenahi pada tahun berikutnya yaitu
sub indikator mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas
sekolah.

4. Standar Penilaian Pendidikan


STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

4 Standar Penilaian Pendidikan 6,02  6,99  5,73 


4.1. Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi 6,84  7  4,88 
4.1.1. Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan 6,69  7  4,11 
4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah 6,99  7  5,66 
4.2. Teknik penilaian obyektif dan akuntabel 5,87  6,99  6,34 
4.2.1. Menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel 6,21  6,99  7 
4.2.2. Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap 5,53  7  5,67 
4.3. Penilaian pendidikan ditindaklanjuti 6,26  6,99  5,42 
4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian 6,55  6,99  5,41 
4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian secara periodik 5,98  7  5,43 
4.4. Instrumen penilaian menyesuaikan aspek 5,69  6,99  5,93 
4.4.1. Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap 5,5  7  3,44 
4.4.2. Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan 6  6,99  7 
4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan 5,57  7  7 
4.5. Penilaian dilakukan mengikuti prosedur 5,44  7  6,06 
4.5.1. Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara sesuai prosedur 6,03  7  5,16 
4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai prosedur 6,6  7  6,32 
4.5.3. Menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang sesuai 3,69  7  7 

Berdasarkan tabel di atas secara umum Standar Penilaian sudah


berada pada kategori menuju SNP 4 dengan nilai 5,73. Capaian indikator

12
aspek penilaian sesuai ranah kompetensi sudah mencapai SNP dengan
nilai 4,88, capaian indikator teknik penilaian obyektif dan akuntabel menuju
SNP 4 dengan nilai 6,34; capaian indikator penilaian pendidikan
ditindaklanjuti menuju SNP 4 dengan nilai 5,42; capaian indikator Instrumen
penilaian menyesuaikan aspek menuju SNP 4 dengan nilai 5,93; capaian
indikator penilaian dilakukan mengikuti prosedur menuju SNP 4 dengan
nilai 6,06.

Dari data terlihat pada sub indikator tentang menggunakan instrumen


penilaian aspek sikap masih berada pada SNP 2.

5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1,18  1,86  6,22  6,54 
5.1. Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan 3,39  3,03  6,6  6,67 
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 7  3,11  7  7 
5.1.2. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar seimbang 0  0  7 
5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran 0  0  7  7 
5.1.4. Bersertifikat pendidik 7  4,66  5  7 
5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik 6,18 
5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik 6,44 
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik 6,19 
5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik 0  6,53 
5.2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan 0  1,57  7  6,93 
5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 7  7 
5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan 7  7 
5.2.3. Berpengalaman mengajar selama yang ditetapkan 0  7  7  7 
5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara 0  7  7 
5.2.5. Bersertifikat pendidik 0  7  7  7 
5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah 0  7  7  7 
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik 6,84 
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik 6,84 
5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik 6,82 
5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik 6,91 
5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik 6,85 

STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

13
5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan 0  4,2  6,92 
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi 0  0  7 
5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi minimal SMK/sederajat 0  0  7 
5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat
5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi 7  7 
5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi berpendidikan sesuai ketentuan 0  7 
5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik 6,85 
5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik 6,89 
5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik 6,77 
5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik 6,82 
5.4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan 0  0,78  4,9  2,1 
5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium 0  7  7 
5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium berkualifikasi sesuai 0  7  7 
5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium bersertifikat
5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium berpengalaman sesuai 0  7 
5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran 7 
5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai ketentuan 7 
5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran 0  0  7 
5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai ketentuan 0  0  7 
5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik
5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik
5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik
5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik
5.5. Ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan 0  2,1  0  6,4 
5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan 0  7  0  7 
5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berkualifikasi sesuai 0  0  0  7 
5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan bersertifikat
5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalaman sesuai 7  0  1,4 
5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan 0  7 
5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai ketentuan 0  0  7 
5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik 6,23 
5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik 5,88 
5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik 6 
5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik 6,77 
5.5.11. Berkompetensi sosial minimal baik 6,82 
5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal baik 6,46 

Dari tabel terlihat secara umum bahwa Standar Pendidik dan


Tenaga Kependidikan sudah menuju SNP 4 dan dengan nilai 6,54.
Capaian indikator rata-rata sudah mencapai SNP. Seperti, capaian indikator
ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan mencapai SNP
dengan nilai 6,67; capaian indikator ketersediaan dan kompetensi kepala
sekolah sesuai ketentuan mencapai SNP dengan nilai 6,93; capaian
indikator ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai
ketentuan mencapai SNP dengan nilai 6,92; sedangkan capaian indikator
ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan menuju SNP 2
dengan niai 2,1; capaian indikator ketersediaan dan kompetensi
pustakawan sesuai ketentuan menuju SNP 4 dengan nilai 6,4.

Dari data di atas indikator terkait indikator ketersediaan dan kompetensi


laboran sesuai ketentuan masih menuju SNP 2. Dan sub indikator memiliki
kepala tenaga pustakawan berpengalaman sesuai ketentuan masih menuju
SNP 1 dengan nilai 1,4. Sekolah akan berupaya untuk mecapai indikator ini
pada tahun berikutnya.

6. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

14
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 2,77  4,29  4,5  5,02 
6.1. Kapasitas daya tampung sekolah memadai 3,11  4,72  4,66  4,89 
6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai dan memadai 6  7  2,33 
6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa 7  7  0,02  7 
6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan 1,16  7  5,24  7 
6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa 3,5  6,19  7 
6.1.5. Kondisi bangunan sekolah memenuhi persyaratan 0,31  6,81  6,99  6,8 
6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan 2,19  2,15  4,01  1,23 
6.2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak 1,72  2,53  4,2  5,66 
6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar 3,66  5,44  4,3  6,19 
6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai standar 0  0  1,4  3,36 
6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar 1,87  2,8  1,17  6,47 
6.2.4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai standar 0  0  0  7 
6.2.5. Memiliki laboratorium biologi sesuai standar 0  0 
6.2.6. Memiliki laboratorium fisika sesuai standar 0 
6.2.7. Memiliki laboratorium kimia sesuai standar 0 
6.2.8. Memiliki laboratorium komputer sesuai standar 0 
6.2.9. Memiliki laboratorium bahasa sesuai standar 0 
6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai 4,2  6,99  7  6 
6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak pakai 0  0  7 
6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai 2,33  0  6,13  6 
6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai 7  6,99  6,44 
6.2.14. Kondisi laboratorium biologi layak pakai 0 
6.2.15. Kondisi laboratorium fisika layak pakai
6.2.16. Kondisi laboratorium kimia layak pakai 0 
6.2.17. Kondisi laboratorium komputer layak pakai 0 
6.2.18. Kondisi laboratorium bahasa layak pakai 0 
6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak 1,14  2,62  3,91  4,62 
6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar 1,86  1,86  3,5  7 
6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai standar 0,58  0  3,59  6,02 
6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar 0  0  0  5,72 
6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai standar 0  0  4,67  4,86 
6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar 3,22  3,32  3,26  7 
6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar 0  0  0,78  4,8 
6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar 1 
6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai standar 0  0  0  1 
6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai standar 0  0  0  1 
6.3.10. Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standar 0  0  0  1 
6.3.11. Menyediakan kantin yang layak 7  7  5,5 
6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai 4,68  6,99  1,6 
6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja 0 
6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai 3,5  7  7  7 
6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai 4,2  4,2  5,43  7 
6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai 0  1,4  1,75  5 
6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai 0  0  0  7 
6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar 0,87  4,66  1  7 
6.3.19. Kondisi gudang layak pakai 5 
6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai 7  7  3,5 
6.3.21. Kondisi ruang tata usaha layak pakai 0  0  0  1 
6.3.22. Kondisi ruang konseling layak pakai 0  0  0  1 
6.3.23. Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai 0  0  0  1 

Dari tabel terlihat bahwa capaian untuk Standar Sarana dan Prasarana
menuju SNP 3 dengan nilai 5,02. Dengan rincian capaian indikator
kapasitas daya tampung sekolah memadai menuju SNP 3 dengan nilai
4,89; capaian indikator sekolah memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran yang lengkap dan layak menuju SNP 4 dengan nilai 5,66;
capaian indikator Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang
lengkap dan layak menuju SNP 3 dengan nilai 4,62.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sudah banyak


terjadi peningkatan terkait sarana dan prasarana. Namun demikian belum
mencapai standar nasional pendidikan yang seharusnya. Dari hasil rapor
mutu terkait standar ini pihak sekolah akan terus berupaya agar standar ini
dapat meningkat sesuai SNP.

7. Standar Pengelolaan Pendidikan


STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

15
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 0 6,2  6,92  5,51 
7.1. Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan 6,64  7  6,04 
7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan 7  7  6 
7.1.2. Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai ketentuan 6,57  7  6,12 
7.1.3. Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan pengelolaan sekolah 6,35  7  6 

7.2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan 6,43  6,99  5,04 
7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap 6,09  6,99  6 
7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan 6,91  7  5,6 
7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan 6,41  6,99  6,69 
7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri 6,63  7  7 
7.2.5. Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat serta lembaga lain yang 6,06  6,99  4,45 
relevan
7.2.6. Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran 6,48  7  0,42 
7.3. Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan 0,07  2,05  6,3  6,6 
7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik 7 
7.3.2. Berjiwa kepemimpinan 6,2  7  6,58 
7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik 0 7 
7.3.4. Mengelola sumber daya dengan baik 0,43  6,1  7  7 
7.3.5. Berjiwa kewirausahaan 0 5,25 
7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik 0 6,75 
7.4. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen 6,92  7  5,08 
7.4.1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan 6,92  7  5,08 

Pada tabel di atas terlihat bahwa capaian standar pengelolaan


pendidikan menuju SNP 4 dengan nilai 5,51. Capaian untuk indikator
sekolah melakukan perencanaan pengelolaan menuju SNP 4 dengan nilai
6,04; capaian indikator program pengelolaan dilaksanakan sesuai
ketentuan menuju SNP 3 dengan nilai 5,04; capaian indikator kepala
sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan menuju
SNP 4 dengan nilai 6,6; capaian sekolah mengelola sistem informasi
manajemen menuju SNP 4 dengan nilai 5,08.
Dari data di atas terlihat sub indikator melaksanakan pengelolaan
bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran masih menuju SNP 1. Hal ini
akan menjadi prioritas utama dalam perbaikan untuk tahun berikutnya.

8. Standar Pembiayaan
STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 CAPAIAN 2019 CAPAIAN 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

16
8 Standar Pembiayaan 0,77  4,54  6,99  5,99 
8.1. Sekolah memberikan layanan subsidi silang 2,33  2,33  7  7 
8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu 0 0 7  7 
8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas 0 0 7  7 
8.1.3. Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu 7  7  7  7 
8.2. Beban operasional sekolah sesuai ketentuan 7  7  7 
8.2.1. Memiliki biaya operasional non personil sesuai ketentuan 7  7  7 
8.3. Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik 0 4,29  6,99  4,76 
8.3.1. Mengatur alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya 0 0 7  4,03 
8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan dana 6,43  6,99  4,2 
8.3.3. Memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan 6,45  7  6,3 

Dari tabel di atas secara umum terlihat bahwa capaian standar


pembiayaan menuju SNP 4 dengan nilai 5,99. Capaian untuk indikator
sekolah memberikan layanan subsidi silang sudah mencapai SNP dengan
nilai 7, capaian indikator beban operasional sekolah sesuai ketentuan
sudah mencapai SNP dengan nilai 7, capaian indikator sekolah melakukan
pengelolaan dana dengan baik menuju SNP 3 dengan nilai 4,76.

Dari data di atas terlihat bahwa capaian untuk: indikator sekolah


memberikan layanan subsidi silang dan indikator sekolah melakukan
pengelolaan dana dengan baik menjadi skala prioritas untuk dilaksanakan.

Berdasarkan deskripsi data capaian rapor mutu delapan Standar


Nasional Pendidikan SMP Negeri 3 Ampek Angkek tahun 2020, sekolah
menyusun rencana kerja tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan Anggaran
Sekolah (RKAS). Penyusunan RKT dan RKAS mengacu kepada hasil rapor
mutu yang capaiannya masih rendah dengan skala prioritas.

Adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021


dijabarkan sesuai masing-masing standar sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi Lulusan


Dari deskripsi data sebelumnya sub indikator memiliki keterampilan
berpikir dan bertindak kolaboratif masih menuju SNP 3 dengan nilai 4,88.
Penyebab tidak tercapainya secara maksimal standar mutu pada sub
indikator memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif adalah:

a. Proses pembelajaran yang dilakukan secara daring menjadi kendala


bagi siswa bisa bekerja secara kolaboratif
b. Faktor jaringan internet yang tidak mendukung semua siswa untuk
dapat berkolaborasi dalam grup WA kelompok masing-masing
dikarenakan kondisi geografis.
Berdasarkan hal di atas beberapa program kegiatan yang dapat
dilaksanakan adalah sebagai berikut:

17
a. Memilih model atau metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir siswa.
b. Menciptakan metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa
untuk bisa berkolaboratif baik secara daring atau luring.
c. Mengadakan workshop peningkatan kompetensi guru untuk
meningkatkan keterampilan berpikir siswa dan bekerjasama.

2. Standar Isi
Dari data rapor mutu standar isi terkait indikator sekolah
melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan menuju SNP 2 dengan nilai
3,14. Terdiri dari sub indikator menyediakan alokasi waktu pembelajaran
sesuai struktur kurikulum yang berlaku menuju SNP 3 dengan nilai 3,7;
mengatur beban belajar bedasarkan bentuk pendalaman materi menuju
SNP 3 dengan nilai 4,67; sub indikator menyelenggarakan aspek kurikulum
pada muatan lokal dengan nilai menuju SNP 2 dengan nilai 2,7 dan sub
indikator melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa menuju SNP 2
dengan nilai 1,5. Berdasarkan hal tersebut sub indikator yang masih rendah
akan menjadi skala prioritas untuk ditingkatkan pada tahun berikutnya.

Keberhasilan pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah


tergantung pada beberapa aspek, yaitu :

a. Kekreatifan guru dalam memberikan materi tentang kurikulum muatan


lokal.
b. Kesesuaian program muatan lokal yang diberikan kepada murid.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai demi kesuksesan
pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah tersebut.
d. Cara pengelolaan kurikulum yang baik dan sesuai dengan prosedur.
e. Kesiapan siswa dalam meneriman materi muatan lokal.
f. Partisipasi masyarakat setempat untuk mendukung pelaksanaan
kurikulum muatan lokal disekolah tersebut.
g. Pendekatan kepala sekolah dengan nara sumber dan instansi terkait

Penyebab tidak tercapainya Standar Isi terkait kegiatan


pengembangan diri siswa adalah:
a. Keterbatasan ruang dan tempat bagi siswa untuk melakukan
pengembangan diri berupa bakat dan minat dalam masa pandemi

18
covid-19
b. Sarana dan prasarana yang tidak mendukung ketika pembelajaran
dilaksanakan secara daring

Berdasarkan hal di atas beberapa program kegiatan yang dapat


dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan pihak atau lembaga
terkait yang mendukung kurikulum muatan lokal.
b. Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan
diri siswa baik secara daring atau luring.

3. Standar Proses
Dari data rapor mutu standar proses, terdapat satu sub indikator
yang memiliki nilai masih rendah yaitu mendapatkan evaluasi dari kepala
sekolah dan pengawas sekolah kategori menuju SNP 1 dengan nilai 1,71.

Penyebab tidak tercapainya standar proses sub indikator ini bisa jadi
disebabkan kerena kesalahan dalam penginputan data sehingga
pencapaiannya masih rendah. Pada kenyataannya pengawas dan kepala
sekolah sudah melaksanakan tugas pengawasan dengan baik.

4. Standar Penilaian Pendidikan


Berdasarkan deskripsi rapor mutu standar penilaian pendidikan
pada sub indikator tentang menggunakan instrumen penilaian aspek sikap
merupakan sub indikator paling rendah, masih berada pada SNP 2 dengan
nilai 3,44.

Penilaian aspek sikap terdiri dari dari dua yaitu sikap spiritual dan
sikap sosial (akhlak mulia dan kepribadian). Kompetensi sikap yang
dimaksud adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh siswa dan diwujudkan dalam perilaku. Penilaian sikap menggunakan
lembar observasi atau jurnal berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh
guru mata pelajaran, wali kelas, berdasarkan pengamatan dari perilaku
siswa yang muncul secara alami selama satu semester.

Perilaku siswa yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah


perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan
indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap catatan memuat
deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya

19
perilaku tersebut. Catatan tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian.

Penyebab tidak tercapainya penggunaan instrumen penilaian sikap


disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh dan
lebih dominan secara daring, maka untuk penilaian sikap yang biasanya
dilakukan secara pengamatan langsung atau observasi belum terlaksana
sebagaimana mestinya.

Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sub indikator


menggunakan instrumen penilaian sikap adalah dengan mengadakan
workshop pengembangan instrumen penilaian bagi semua guru dak teknik
penilaian sikap pada kondisi pembelajaran jarak jauh.

5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Dari deskripsi rapor mutu pada standar pendidik dan tenaga
kependidikan terdapat satu indikator dan satu sub indikator yang masih
rendah yaitu indikator ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai
ketentuan menuju SNP 2 ; dan sub indikator memiliki Kepala Tenaga
Pustakawan berpengalaman sesuai menuju SNP 1. Rendahnya capaian
indikator dan sub indikator ini disebabkan karena sekolah kekurangan
tenaga laboran sesuai ketentuan dan kepala tenaga perpustakaan belum
bersetifikat artinya belum mengikuti pelatihan sebagai kepala tenaga
pustakawan profesional.

Berdasarkan data dari rapor mutu terkait standar pendidik dan


tenaga kependidikan perlu adanya upaya sekolah untuk meningkatkan
capaian pada tahun berikutnya, terutama penambahan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan untuk tenaga laboran. Adapun upaya yang dilakukan
untuk dapat meningkatkan pemenuhan SNP adalah sebagai berikut:

a. Melakukan rekrutmen tenaga laboran


b. Melaksanakan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan terutama uantuk tenaga kepala pustakawan.

6. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


Capaian rapor mutu pada standar sarana dan prasarana masih
menuju SNP 3. Namun jika dilihat dari tahun ke tahun sudah mengalami

20
peningkatan dan akan terus melakukan pembenahan. Terdapat beberapa
indikator yang sudah tercapai seperti memiliki kapasitas rombongan belajar
yang sesuai dan memadai dan memiliki ruang tata usaha sesuai standar.
Adapun capaian indikator lainnya pada tahun 2021/2022 yang akan
ditingkatkan sesuai dengan skala prioritas diantaranya:
a. Pengadaan sarana dan prasarana sesuai ketentuan
b. Pengadaan laboratorium IPA sesuai ketentuan
c. Pengadaan ruang sirkulasi
d. Pengadaan ruang konseling
e. Pengadaan ruang organisasi kesiswaan
f. Pengadaan lapangan basket
g. Pengadaan ruang multimedia
Sumber dana untuk pengadaan sarana dan prasarana di atas berasal
dari dana BOS, dana aspirasi anggota dewan, sumbangan pendidikan dari
komite.

7. Standar Pengelolaan Pendidikan


Dari data mutu terkait standar pengelolaan pendidikan pada indikator
melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran
masih menuju SNP 1 dengan nilai 0,42. Kemungkinan ada beberapa faktor
penyebabnya. Salah satunya adalah adanya kesalahan dalam pengentrian
data pada aplikasi.

Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola pemberdayaan tenaga


pendidikan dan sumber daya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan
pengalaman belajar yang membutuhkan stretegi tertentu sehingga
menghasilkan produktifitas belajar bagi siswa. Pengelolaan kurikulum meliputi:
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

8. Standar Pembiayaan

Dari data rapor mutu standar pembiayaan sudah menuju SNP 4.

21
Khusus untuk indikator sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik
berada pada kategori menuju SNP 3.

Di bawah ini dapat disimak deskripsi masing-masing sub indikator


sesuai indikator mutu yang ditetapkan Dirjen pendidikan dasar dan
menengah Deskripsi mengatur alokasi dana yang berasal dari APBD/
APBN/ Yayasan /sumber lainnya

a) Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional.


b) Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah
mengatur:
- sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
- penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana
di luar dana investasi dan operasional;
- kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan
peruntukannya;
- pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan ang-garan, untuk dilaporkan kepada komite sekolah,
serta institusi di atasnya.
c) Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat dapat berupa:
- biaya yang dikeluarkan oleh calon siswa untuk dapat diterima
sebagai siswa dengan berbagai istilah antara lain: uang pangkal,
uang gedung, pembiayaan investasi sekolah,
- sumbangan dari masyarakat (dunia usaha, komunitas agama,
donatur) yang berupa infaq, sumbangan, bantuan/beasiswa; dan
- bantuan pemerintah/pemerintah daerah misalnya Bantuan
Operasional Sekolah, maupun lembaga lain.
d) Memiliki pedoman pengelolaan keuangan terkait sumbangan
pendidikan atau dana dari masyarakat.
e) Pengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana yang digali
dari masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan dengan
melibatkan.

Untuk mencapai standar sesuai dengan indikator mutu terkait


peningkatan standar pembiayaan ini hal kegiatan yang dilakukan pada
tahun 2021 adalah:

22
a) Mengupayakan pengambilan keputusan dalam pendanaan bersama
pemangku kepentingan
b) Meningkatkan kemampuan pendidik/tenaga kependidikan dalam
pengelolaan pendanaan

2. Potensi yang Dimiliki dan Karakteristik Sekolah


SMP Negeri 3 Ampek Angkek didirikan tahun 2016 di atas tanah
seluas ±5000 m2, terletak di Propinsi Sumatera Barat, tepatnya di jorong
Tanah Nyariang Kanagarian Batu Taba Kecamatan Ampek Angkek,
Kabupaten Agam. Kecamatan Ampek Angkek merupakan kecamatan yang
menjadi sentra konveksi dan merupakan bagian dari ranah minang,
memiliki adat istiadat yang kuat bermotokan “Adat Basandi Syarak, Syarak
Basandi Kitabullah”.

SMP Negeri 3 Ampek Angkek mulai menerima siswa Tahun


Pelajaran 2017/2018. Sekolah ini merupakan SMP ketiga di Kecamatan
Ampek Angkek yang terletak di sebelah timur Kabupaten Agam. SMP
Negeri 3 Ampek Angkek dibangun melalui program pembangunan unit
sekolah baru (USB) atas usulan tokoh masyarakat melalui dinas pendidikan
pemuda dan olahraga Kabupaten Agam.

Potensi dan karakteristik SMP Negeri 3 Ampek Angkek secara fisik


antara lain, dalam bidang Sarana dan Prasarana, lokasi sekolah terletak di
daerah yang cukup jauh dari pusat kota dan tempat keramaian, seluruh
ruang sudah cukup memenuhi standar, memliki laboratorium IPA dan
Perpustakaan.

Kerjasama dengan orang tua peserta didik dilaksanakan melalui


Komite Sekolah. Adapun peran orang tua peserta didik dalam
mengembangkan SMP Negeri 3 Ampek Angkek yaitu;

1. Donatur menunjang pendidikan dan kegiatan sekolah;


2. Mitra sekolah dalam pembinaan pendidikan;
3. Mitra dalam membimbing kegiatan peserta didik;
4. Mitra dialog dalam meningkatkan kualitas pendidikan;
5. Sebagai sumber belajar;

SMP Negeri 3 Ampek Angkek melaksanakan Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan (KOST) untuk siswa kelas VII tahun Pelajaran

23
2021/2022 sebagai sekolah penggerak. Sistem pembelajaran dilaksanakan
dengan metode Blanded Learning, yaitu kombinasi Tatap muka terbatas
dengan daring.

SMP Negeri 3 Ampek Angkek adalah sekolah reguler yang


penerimaan peserta didik biasanya melalui tes baca Al-Qur’an, bacaan
shalat dan Tes Kemampuan IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia.
Namun mulai Tahun Pelajaran 2018/2019 sampai sekarang, Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) dilaksanakan berdasarkan jalur zonasi, afirmasi,
prestasi, dan perpindahan orang tua. Walaupun demikian sekolah tetap
mengadakan tes gaya belajar dan Tes Kemampuan Dasar untuk mata
pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia sebagai pemetaan
karakteristik dan kemampuan awal siswa.

1. Potensi Akademik
SMP Negeri 3 Ampek Angkek memiliki potensi akademik yang baik,
dari segi pendidik, maupun peserta didik. Kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan telah memenuhi standar pendidik dan tenaga kependidikan.
Kualifikasi pendidik S1 sudah 100%, dan S2 sebanyak 23,08%. Hal ini
sangat menunjang proses pembelajaran dan program sekolah.

SMP Negeri 3 Ampek Angkek dipimpin oleh seorang Kepala


Sekolah dengan kualifikasi pendidikan S2 bidang administrasi pendidikan.
Dari 18 orang guru, kualifikasi pendidikannya adalah 4 orang S2, 14 orang
S1. Sarana dan prasarana yang tersedia belum terlalu memadai karena
sekolah ini baru berdiri. Namun, kualifikasi pimpinan sekolah, guru, staf
administrasi beserta komite sekolah siap untuk mewujudkan SMP Negeri 3
Ampek Angkek menjadi salah satu sekolah yang berkualitas di Kabupaten
Agam.

Jumlah personil pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 3


Ampek Angkek masih belum mencukupi. Jumlah pendidik pada Tahun
Pelajaran 2021/2022 seluruhnya berjumlah 18 orang. Penyebaran jumlah
peserta didik antar kelas hampir merata. Berikut ini jumlah peserta didik
dalam Tahun Pelajaran 2021/2022,

24
Jumlah Siswa
Kelas
2020/2021
VII 94
VIII 72
IX 84
Jumlah 250

Pada masa pandemi, peserta didik tiap rombel dibagi menjadi dua
shift yaitu Shift A dan shift B. Dalam satu kelas hanya terdapat maksimal 16
orang peserta didik dengan jarak tempat duduk 1,5 meter.

2. Potensi Non Akademik


Potensi non akademik siswa SMP Negeri 3 Ampek Angkek yang
terdata pada Tahun Pelajaran 2020/2021 sebagai berikut.

Nama Siswa Potensi yang dimiliki Prestasi yang diraih

Alamanda Effendi Lomba cipta puisi daring tingkat Juara 1


nasional SMP Nurul Ikhlas
Yoga Pratama Lomba cipta puisi daring tingkat Peringkat 4
nasional SMP Nurul Ikhlas
Nurul Khairat Lomba cerpen daring tingkat Peringkat 17
nasional SMP Nurul Ikhlas
M. Irsyad Saputra Badminton turnamen mabar Juara 3
kota Bukittinggi
- Ahmad Raihan Lomba Pasambahan tingkat Juara 1
Rorendra Kabupaten Agam
- Muhammad Rahiq
Ramadhan
- Ezi Hendika Putra
- Ardiansyah Auliya
Ahmad
- Rafli Ari Anggara
Dova
- Yoga Pratama
- Yoga Pratama Ethiopia Indonesia Students Peserta Indonesia
- Avisena Aflil Correspondence Program
- Sabrina Aulia

B. Dasar Hukum

1. Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari
nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia
memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah
hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan,

25
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis
dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari waktu,
kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan
menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.

2. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kurikulum SMP Negeri 3 Ampek Angkek ini
dikembangkan berdasarkan:

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390;
b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670;
c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5670;
d) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 tentang kegiatan Ekstra Kurikuler di Pendidikan Dasar dan
Menengah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
958;
e) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1544;
f) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 953;
g) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

26
Menengah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
954;
h) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
955;
i) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala
Sekolah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 486;
j) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,
Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 683;
k) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Satuan Pendidikan Formal. Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 782;
l) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1690;
m) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1692;
n) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan. Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1918;Keputusan
Mendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.

27
o) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
p) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
q) Surat Edaran Kemdikbud nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa darurat
Penyebaran Corona Virus Covid 19.
r) Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus.
s) Surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Agam Nomor421/563/Disdikbud/2021 tentang Kalender
Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022 Bagi PAUD, Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah Pertama tanggal 29 Juni 2021.
t) Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi
(Kepmendikbud Ristek) Nomor : 162/M/2021 tentang Program
Sekolah Penggerak merupakan pengganti Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) Nomor 1177/M/2020
tentang Program Sekolah Penggerak karena dipandang belum sesuai
dengan kebutuhan pembaruan pembelajaran.
u) Instruksi Bupati Agam Nomor 4 Tahun 2021 tentang Izin
Pembelajaran tatap Muka Terbatas pada tahun pelajaranm
2021/2022 tanggal 30 Juni 2021.
v) Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam
Nomor 421.1/3256/Disdikbud-2021, tanggal 6 Juli 2021
w) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1918;
x) Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam

28
Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 tahun
2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021 dan Nomor 440-717
tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di
Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
y) Peraturan Daerah yang relevan,
 Perda Provinsi Sumatera Barat No. 7/2005 tentang pandai baca
tulis Al Qur’an.
 Perda Provinsi Sumatera Barat nomor 2 tahun 2009 tentang
penyelenggaraan pendidikan

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah


Secara umum tujuan disusunnya Kurikulum perasional Sekolah
adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau
satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan disusunnya Kurikulum Operasional Sekolah


adalah untuk:

1. Memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah


2. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
3. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
4. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

29
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Latar Belakang Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan


Visi SMP Negeri 3 Ampek Angkek diturunkan dari tujuan nasional pendidikan
di Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Visi
merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di
masa datang. Visi SMP Negeri 3 Ampek Angkek memperhatikan dan
mempertimbangkan (1) potensi yang dimiliki sekolah, (2) harapan masyarakat
yang dilayani sekolah. Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait
(stakeholders) bermusyawarah, sehingga visi SMP Negeri 3 Ampek Angkek
mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok
yang terkait (guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua, masyarakat,
pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.

Rumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan dilahirkan melalui kajian
terhadap analisis SWOT SMP Negeri 3 Ampek Angkek.

1. Strength (kekuatan)

a. Letak Sekolah yang strategis berjarak 15 km dari kota Bukittinggi.

b. Kualitas tenaga pendidik cukup berkompeten. Pendidik dan tenaga


kependidikan di SMP Negeri 3 Ampek Angkek berjumlah 21 orang, 4 orang

30
kualifikasi S2, 16 orang kualifikasi S1 dan 1 orang kualifikasi D3. Jumlah
guru 18 orang memenuhi untuk 9 rombel dengan demikian mencukupi.
Guru mendapatkan pembinaan kompetensi guru melalui MGMP dan
workshop dan belajar secara mandiri melalui guru belajar.id.

c. Memiliki hubungan baik dengan komite dan masyarakat sehingga


hubungan tersebut akan menunjang pemenuhan kebutuhan sekolah di
bidang dana, sarana dan prasarana, maupun program sekolah.

d. Tingginya perhatian dan dukungan masyarakat dan pemerintah Nagari di


bidang pendidikan.

e. Mendapatkan prestasi sebagai sekolah pelopor literasi oleh Bupati


Kabupaten Agam

f. Jumlah peserta didik lulusan Sekolah Dasar yang berada dalam zonasi
memenuhi daya tampun sekolah

g. Memiliki program kurikulum plus yang berbeda dengan sekolah negeri


lainnya berupa Tahfidz Qur’an dan Bahasa Arab, yang didukung oleh
pemerintah daerah, melalui program Kabupaten Agam dibidang pendidikan.

h. Guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK. Dewasa ini TIK


menjadi hal yang wajib digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran, dan penilaian. Memanfaatkan TIK sebagai media
pembelajaran dapat membantu siswa untuk dapat lebih banyak dan lebih
cepat menyerap materi pembelajaran sehingga dapat mengefisiensikan
waktu sehingga pembelajaran dapat lebih efektif.

2. Weakness (kelemahan)

a. Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK.


Selain itu sekolah juga belum memiliki ruang Multimedia dan ruang
komputer. Hal ini menyebabkan fasilitas pembelajaran berbasis TIK tidak
memadai

b. Sarana dan Prasarana sekolah, seperti jumlah ruang praktik laboratorium


beserta peralatan dan perlengkapannya masih kurang.

c. Kurangnya meubelair dan jumlah buku perpustakaan.

31
d. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran penjaskes. Hal ini
disebabkan karena adanya aktivitas membangun gedung belajar baru.
Dengan demikian, kondisi ini berdampak terhadap PBM.

e. Belum memadainya sarana dan prasarana UKS, BK, OSIS , dan Kopsis.

f. Sarana bermain yang kurang luas karena terbatasnya lahan.

3. Oportunity (peluang)

a. Tingginya kesadaran masyarakat untuk melahirkan generasi yang bukan


hanya cerdas intelektual tetapi lebih penting cerdas spiritual dan
emosional

b. Dukungan dari pemerintah daerah dan pusat berupa bantuan


melengkapi sarana dan prasarana, sekolah penggerak.

c. Dukungan dari masyarakat berupa tingginya minat untuk memasukkan


anaknya untuk bersekolah di SMP Negeri 3 Ampek Angkek. Sehingga
menjadi motivasi tersendiri bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.

d. Bantuan materi dan non materi dari masyarakat dan perantau Batu Taba
untuk ikut berpartisipasi aktif dalam memajukan sekolah.

4. Threat (tantangan):

a. Banyaknya calon peserta didik SMP Negeri 3 Ampek Angkek yang


mendaftar, sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang SMP
Negeri 3 Ampek Angkrek yang harus disiasati dalam Rencana Strategi
Perkembangan Sekolah pada program kerja jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (tahunan).

b. Tingginya keinginan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya


ketingkat SMA dan SMK yang berkualitas baik sehingga untuk
menjembatani perlunya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Terbukanya peluang bagi sekolah untuk menjadikan sekolah unggulan


karena ditetapkan sebagai sekolah penggerak

d. Terbentuknya palanta kelas (komite kelas) yang selalu siap membantu

32
pendidik untuk mengawasi, mengarahkan, menegur peserta didik.

e. Ikut berperan aktifnya palanta kelas dalam menciptakan kenyamanan


kelas tempat belajar peserta didik.

Berdasarkan pengkajian analisis SWOT tersebut, TPMPS beserta seluruh


warga sekolah merumuskan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Setelah
dirumuskan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan ini disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah dan disampaikan kepada orang tua siswa dan masyarakat
sekitar dengan cara membuatnya dalam bentuk pamflet, spanduk, dan papan visi
dan misi.

Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan mengacu pada tujuan pendidikan
nasional dan mengakomodasi kebutuhan daerah/lingkungan peserta didik.
Rumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan dilahirkan melalui rapat
paripurna bersama tokoh masyarakat, wali nagari, anggota DPRD. Berdasarkan
rapat paripurna, disepakati visi SMP Negeri 3 Ampek Angkek adalah Generasi
muslim qur’ani yang beradat, unggul, berprestasi dan berwawasan global.
Namun setelah dimusyawarahkan dalam rapat pertama dengan majelis guru,
berwawasan global diganti menjadi berwawasan lingkungan agar tidak terlalu
luas cakupannya untuk tahap awal. Sehingga pada rapat majelis guru tanggal 8
Juli 2017 dirumuskanlah visi sekolah menjadi Generasi muslim qur’ani yang
beradat, unggul, berprestasi dan berwawasan lingkungan. Setelah empat
tahun berjalan, sekolah kembali meninjau visi yang relevan dengan tuntutan
zaman. Pada tanggal 17 Juni 2021 dengan berbagai pertimbangan dan sesuai
kondisi tuntutan saat ini, visi SMP Negeri 3 Ampek Angkek kembali ke awal yaitu
Generasi muslim qur’ani yang beradat, unggul, berprestasi dan
berwawasan global.

B. Visi dan Indikator Visi SMPN 3 Ampek Angkek

Visi merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang


diinginkan di masa datang. Visi SMP Negeri 3 Ampek Angkek memperhatikan
dan mempertimbangkan (1) potensi yang dimiliki sekolah, (2) harapan
masyarakat yang dilayani sekolah. Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang
terkait (stakeholders) bermusyawarah, sehingga visi SMP Negeri 3 Ampek
Angkek mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh

33
kelompok yang terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua, masyarakat,
pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.
SMP Negeri 3 Ampek Angkek memiliki citra moral yang menggambarkan
profil sekolah yang diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam Visi
sekolah berikut:

Generasi muslim qur’ani yang beradat, unggul,


berprestasi dan berwawasan global

C. Misi SMP Negeri 3 Ampek Angkek


Misi SMP Negeri 3 Ampek Angkek ditetapkan sebagai representasi dari
elemen visi SMP Negeri 3 Ampek Angkek yaitu Muslim Qur’ani, beradat, unggul,
berprestasi, berwawasan global dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Delapan
misi SMP Negeri 3 Ampek Angkek adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan program pembinaan pribadi qur’ani secara intensif

2. Menumbuhkan dan meningkatkan pengamalan ajaran agama dalam


kehidupan sehari-hari.

3. Menanamkan dan membudayakan nilai adat istiadat Minangkabau di sekolah


dan masyarakat

4. Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan


inovatif yang terintegrasi teknologi digital, sehingga peserta didik berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

5. Mendorong dan membantu peserta didik untuk mengenali minat, bakat dan
potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara maksimal

6. Mempersiapkan peserta didik yang berpotensi agar mampu berprestasi


dalam lomba yang diikuti. .

7. Menanamkan dan membudayakan sikap tanggungjawab, keterbukaan, saling


menghormati dan menghargai keberagaman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

34
8. Membekali peserta didik dengan pengalaman lintas budaya baik nasional
maupun internasional

D. TUJUAN SMP NEGERI 3 AMPEK ANGKEK


Tujuan akhir yang diharapkan oleh SMP Negeri 3 Ampek Angkek dalam
pelaksanaan program-program sekolah untuk mewujudkan misi sekolah
ditetapkan dalam bentuk 3 bagian, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka
menengah dan tujuan jangka pendek.

Tujuan Jangka Panjang

1. Terwujudnya lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman,


bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, bangga
pada budaya bangsanya dan tenggang rasa.

2. Terwujudnya lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya ke


jenjang lebih tinggi sesuiai dengan minat dan bakatnya

3. Terwujudnya lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, berkreatifitas,


menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi digital, dan
mengembangkan minat serta bakatnya untuk menghasilkan prestasi.

Tujuan Jangka Menengah

1. Terbentuknya karakter pembelajar sepanjang hayat serta memiliki


profil sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
2. Tersusunnya beban belajar peserta didik yang manageable namun
tetap berkualitas serta dengan proses belajar mengajar yang
menyenangkan dan kontekstual.

3. Terbekalinya peserta didik dengan penguasaan sesuai dengan 6


literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains,
literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).
4. Terfasilitasinya peserta didik dapat melampaui kompetensi
pengetahuan (akademik dan non akademik) dan keterampilan

35
minimal tingkat SMA.
5. Terfasilitasinya peserta didik mampu menyusun karya tulis yang
orisinil.
6. Terbekalinya peserta didik dengan keahlian kecakapan hidup untuk
pengembangan bakat dan minat peserta didik.

Tujuan Jangka Pendek


1. Program pembinaan pribadi qur’ani

a. Terselenggaranya program pembinaan pribadi qur’ani secara


intensif
b. Terwujudnya 100% siswa yang mampu hafal al-qur’an minimal 2
juz, sedangkan bagi siswa dengan motivasi tinggi minimal 4 juz
selama 3 tahun.

c. Terwujudnya 25% siswa yang diterima di SMA melalui jalur


prestasi dengan kemampuan tahfidz Al-qur’an

2. Pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

a. Terlaksananya pembiasaan sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila


(Bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia)
secara terintegrasi pada 100% peserta didik yang diselenggarakan
baik dalam bentuk tatap muka atau dalam bentuk kegiatan proyek.
b. Terlaksananya 100% penilaian sikap berbasis Profil Pelajar
Pancasila.
c. Terlaksananya 100% peserta didik mencapai minimal predikat
BAIK pada penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.
d. Terlaksananya pengamalan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari melalui kegiatan amal yaumi
e. Terciptanya suasana di lingkungan sekolah menuju ke arah yang
semakin religius.

3. Nilai adat istiadat Minangkabau

36
a. Terwujudnya peserta didik yang mampu memahami dan
melestarikan adat salingka nagari

b. Terwujudnya peserta didik yang mampu menerapkan adat dan


budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari

4. Proses Pembelajaran

a. Terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan berbagai strategi


dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif
b. Terlaksannya tingkat keterlibatan peserta didik dalam proses
belajar mengajar mencapai minimal 95%.
c. Terkelolanya proses belajar mengajar agar tingkat kepuasan
peserta didik mencapai minimal 90%.
d. Terlaksananya project based learning pada 100% mata pelajaran.
e. Terfasilitasiya 100% peserta didik menghasilkan minimal 1 produk
kreatif per tahun dari project based learning.
f. Terwujudnya 100% peserta didik mampu mencapai Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
g. Terlaksananya 100% proses penilaian yang mengandung minimal
25% soal bertipe HOTS.
h. Terwujudnya 100% peserta didik mampu menjawab minimal 60%
soal bertipe HOTS dengan dengan benar.
i. Terbekalinya 100% peserta didik mampu menjawab minimal 90%
soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level
kognitif 1 dengan benar.
j. Terbekalinya 100% peserta didik mampu menjawab minimal 70%
soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level
kognitif 2 dengan benar.
k. Terbekalinya 100% peserta didik mampu menjawab minimal 50%
soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level
kognitif 3 dengan benar.

5. Student center sesuai dengan bakat dan minat

a. Terwujudnya 100% peserta didik pada minimal 1 ekstrakurikuler

37
pilihan sesuai bakat dan minatnya.
b. Tercapainya prestasi di bidang akademis dan non akademis agar
mampu juara tingkat kabupaten, propinsi dan nasional.

E. PROFIL PESERTA DIDIK SMP NEGERI 3 AMPEK ANGKEK

Hasil akhir layanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah adalah kualitas
lulusannya. Kualitas lulusan menjadi tolok ukur tingkat keberhasilan program
pendidikan yang dijalankan oleh sekolah. Kualitas lulusan yang diharapkan oleh
SMP Negeri 3 Ampek Angkek secara umum tergambar dalam Visi, Misi dan
Tujuan SMP Negeri 3 Ampek Angkek. Lulusan SMP Negeri 3 Ampek Angkek
diharapkan juga dapat menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat.

Untuk memberi penggambaran lebih jelas kualitas lulusan tersebut maka


berikut dijabarkan dalam bentuk profil peserta didik dari SMP Negeri 3 Ampek
Angkek. Profil Peserta didik SMP Negeri 3 Ampek Angkek adalah:

1. Generasi Muslim yang Qur’ani


2. Generasi pembelajar sepanjang hayat
3. Berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
4. Memiliki kemampuan Akademik sesuai dengan Profil Pelajar
Pancasila
5. Memiliki kemampuan Non Akademik sesuai dengan profil Pelajar
Pancasila
6. Senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan Profil Pelajar
Pancasila

Untuk mewujudkan lulusan dengan profil Pelajar Pancasila, sekolah perlu


mengupayakan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kurikulum yang telah
disusun. Hal ini diawali dengan mengenal peserta didik secara komprehensif.

Ringkasan dimensi dan elemen Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan


terhadap lulusan SMP Negeri 3 Ampek Angkek dapat dilihat pada bagan berikut:

38
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMP NEGERI 3 AMPEK ANGKEK

Penjabaran Struktur Kurikulum SMP Negeri 3 Ampek Angkek (Fase D)

1. Penerapan pembelajaran masing-masing mata pelajaran terbagi menjadi


dua sistem yaitu, sistem reguler dan block. Sistem regular untuk kegiatan
intrakurikuler dan sistem block untuk kegiatan kokurikuler (proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

2. Semua mata pelajaran pada fase D diitegrasikan dengan proyek


penguatan profil Pelajar Pancasila dengan prosentasi proyek 25% masing-
masing mapel.

3. Penerapan proyek profil Pancasila bersifat integrasi dengan lebih dari dua
mapel sesuai dengan tema yang ditetapkan di SMP Negeri 3 Ampek
Angkek.

4. Total alokasi waktu satu tahun adalah 1404 JP untuk intrakurikuler dan
kokurikuler (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila), dengan asumsi 1
tahun = 36 minggu. Dengan rincian 1034 JP untuk Intrakurikuler dan 370
JP untuk kokurikuler (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

5. Untuk pengembangan diri peserta didik, dilaksanakan pada sisa alokasi


waktu yang tersedia, dalam hal ini berupa Ekstrakurikuler, Kecakapan
Hidup, dan Layanan BK.

39
A. INTRAKURIKULER

1. Sistem Pembagian Waktu Pembelajaran Intrakurikuler

Penerapan waktu pembelajaran intrakurikuler di dalam struktur kurikulum


SMP Negeri 3 Ampek Angkek yaitu sistim reguler. Pelaksanaan sistem reguler
yang dimaksud adalah pelaksanaan pembelajaran terjadi rutin setiap minggu
dengan alokasi waktu tertentu dengan memenuhi alokasi waktu per tahun yang
tersedia. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di SMP negeri 3 Ampek Angkek
dengan moda Blanded Learning. Blanded Learning yang dimaksud adalah
pembelajaran kombinasi antara tatap muka terbatas dengan daring.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Blanded Learning, siswa dibagi atas dua


shif. Masing-masing shif melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas
selama 3 hari dan daring selama 3 hari dalam satu minggu.

2. Struktur Kurikulum Intrakurikuler

Mata pelajaran yang diselenggarakan di SMP Negeri 3 Ampek Angkek


adalah Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Informatika, Mapel Pilihan (Seni Budaya dan
Prakarya).

Secara rinci struktur kurikulum Intrakurikuler dan Kokurikuler (Projek


penguatan pelajar Pancasila) SMP Negeri 3 Ampek angkek adalah:
Kegiatan Reguler Projek Pelajar
(Intrakurikuler) Pancasila Total
No Mata Pelajaran Per Tahun (Kokurikuler) Pertahun
(Minggu) Pertahun

1 Pendidikan Agama Islam dan 72 (2) 36 108


Budi pekerti
2 Pendididkan Pancasila dan 72 (2) 36 108
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 170 (5) 46 216
4 Matematika 144 (4) 36 180
5 Ilmu Pengetahuan Alam 144 (4) 36 180

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 108 (3) 36 144

40
7 Bahasa Inggris 108 (3) 36 144
8 Pendidikan Jasmani Olahraga 72 (2) 36 108
dan Kesehatan

9 Informatika 72 (2) 36 108


10 Pilihan (Seni/ Prakarya) 72 (2) 36 108

Total 1034 370 1404

Alokasi waktu reguler pada tabel di atas dibuat dengan asumsi 1 tahun =
36 minggu dalam satu tahun. Pembelajaran reguler dilaksanakan

B. PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Pembelajaran berbasis projek dalam projek penguatan Profil Pelajar


Pancasila diselenggarakan untuk menguatkan upaya pencapaian profil pelajar
Pancasila. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila di SMP
Negeri 3 Ampek Angkek dilakukan secara individual maupun kelompok.

Pelaksanaan kegiatan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMP


Negeri 3 Ampek Angkek diatur sebagai berikut:

1. Dikembangkan berdasarkan tema yang telah ditetapkan pemerintah

2. Tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,


sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran

3. Merupakan kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel, tidak terpaku


pada jadwal belajar seperti kegiatan reguler, serta lebih banyak
melibatkan lingkungan dan masyarakat sekitar dibandingkan
pembelajaran reguler

4. Peserta didik berperan besar dalam menentukan strategi dan aktivitas


projeknya, sementara guru berperan sebagai fasilitator.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila di SMP Negeri 3 Ampek Angkek


dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran yaitu pada pertengahan April sampai
pertengahan Juni 2022 dengan sisten Block. Sesuai dengan struktur kurikulum,
jumlah jam pelaksanaan proyek 370 JP. Peserta didik dapat memilih 3 tema yang
telah ditetapkan sekolah.

Pelaksanaan proyek tersebut adalah kolaborasi antara beberapa mata


pelajaran. Kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan

41
dengan mengacu pada model pembelajaran berbasis proyek (PJBL). Langkah
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini antara lain: 1) Mengambil topik yang
sesuai dengan tema dengan menetukan pertanyaan mendasar untuk memulai
proyek; 2) Mendesain pelaksanaan proyek; 3) Menyusun jadwal proyek; 4)
memonitor peserta didik dan kemajuan proyek; 5) Menguji Hasil; 6)
Mengevaluasi pengalaman yang sudah diperoleh oleh peserta didik.

Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh guru lintas mata pelajaran di


bawah pengawasan Kepala Sekolah dengan tetap melibatkan orang tua baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pihak sekolah mengadakan
pemantauan terkait kegiatan proyek tersebut. Berikut adalah tema Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dirancang di SMP Negeri 3 Ampek
Angkek

PROFIL PELAJAR LINTAS FASILITAT


TEMA PROJEK PANCASILA MATA OR
PELAJARAN
Kewirausahaan Membangun  Beriman dan  IPS  Nofry Yenty
produk dagang bertakwa kepada  Bahasa  Mariratul
khas daerah Tuhan YME serta Indonesia Mawaddah
(makanan khas berakhlak mulia.  Bahasa Inggris  Asni
daerah atau  Kreatif  IPA Deswita
kerajinan tangan)  Gotong royong  Seni Budaya  Wira Nofita
yang dapat  Mandiri  PKn  Azani Fitri
dipasarkan.  Berkebinekaan Global  Ade Diana
 PAI
 Bernalar kritis  Selfatima

Pemasaran hasil  Beriman dan  IPS  Nofry Yenty


daur ulang bertakwa keapad  Matematika  Marini
sampah tekstil tuhan YME serta  Bahasa  Mariratul
dalam sebuah berakhlak mulia. Indonesia Mawaddah
pameran.  Kreatif  Bahasa Inggris  Asni
 Gotong royong  TIK Deswita
 Mandiri  PKn  Rika
 Berkebinekaan Global  PAI Masriyanti
 Bernalar kritis  Ade Diana
 Selfatima
Nurlina
Pemasaran  Beriman dan  IPS  Nofry Yenty
pengolahan bertakwa keapad  Matematika  Marini
pangan berbahan tuhan YME serta  TIK  Rika
dasar tebu dalam berakhlak mulia.  PKn Masriyanti
sebuah pameran  Kreatif  PAI  Ade Diana
 Gotong royong  Selfatima
 Mandiri Nurlina
 Berkebinekaan Global
 Bernalar kritis
Kearifan Lokal Pasambahan  Beriman dan  Seni Budaya  Wira Nofita
bertakwa keapad  PKN  Ade Diana
tuhan YME serta  PAI  Selfatima
berakhlak mulia Nurlina
 Kreatif
 Mandiri
 Bernalar Kritis
 Gotong Royong
 Berkebinekaan Global
Tambua  Beriman dan  Seni Budaya  Wira Nofita

42
bertakwa serta  PKN  Ade Diana
berakhlak mulia  PAI  Selfatima
 Kreatif Nurlina
 Mandiri
 Bernalar Kritis
 Gotong Royong
 Berkebinekaan Global
Silek  Beriman dan  Seni Budaya  Wira Nofita
bertakwa keapad  PJOK  Afdal
tuhan YME serta  PKN  Ade Diana
berakhlak mulia  PAI  Selfatima
 Kreatif Nurlina
 Mandiri
 Bernalar Kritis
 Gotong Royong
 Berkebinekaan Global
Prakarya dengan  Beriman dan  Seni Budaya  Wira Nofita
bahan dasar sisa bertakwa keapad  Matematika  Rika
konveksi (kain tuhan YME serta  Seni Budaya Masriyanti
perca) berakhlak mulia  Bahasa  Wira Nofita
 Kreatif Indonesia  Mariratul
 Mandiri  Bahasa Inggris Mawaddah
 Bernalar Kritis  PKn  Asni
 Gotong Royong  PAI Deswita
 Berkebinekaan Global  Ade Diana
 Selfatima
Nurlina
Membuat buku  Beriman dan  Azani Fitri
 IPA
adat Salingka bertakwa keapad  Marini
 Matematika
Nagari tuhan YME serta  Ade Diana
“Pasambahan”  PKn
berakhlak mulia  Selfatima
 PAI
 Kreatif Nurlina
Purwarupa daur  Mandiri  Azani Fitri
 IPA
ulang sampah  Bernalar Kritis  Marini
 Matematika
berbahan dasar  Gotong Royong  Ade Diana
sampah tekstil  PKn
 Berkebinekaan Global  Selfatima
 PAI
Nurlina

Purwarupa  Beriman dan  IPA  Azani Fitri


pengolahan bertakwa keapad  Budaya  Wira Nofita
pangan berbahan tuhan YME serta  PKN  Ade Diana
dasar tebu berakhlak mulia  PAI  Selfatima
 Kreatif Nurlina
 Mandiri
 Bernalar Kritis
 Gotong Royong
 Berkebinekaan Global
Perubahan Purwarupa  Beriman dan  IPA  Azani Fitri
Iklim Global pengelolaan bertakwa keapad  Matematika  Marini
sampah tuhan YME serta  PJOK  Afdal
berakhlak mulia  PKN  Ade Diana
 Bernalar Kritis  Seni PAI  Selfatima
 Kreatif Nurlina
 Mandiri
 Gotong Royong
 Mandiri
Purwarupa  Beriman dan  IPA  Azani Fitri
pencegahan bertakwa serta  Matematika  Marini
dampak negatif berakhlak mulia  PJOK  Afdal
sampah  Bernalar Kritis  PKN  Ade Diana
 Kreatif  PAI  Selfatima
 Mandiri Nurlina
 Gotong Royong
 Mandiri
Berekayasa Brosur sederhana  Beriman dan  TIK  Rika
dan dengan aplikasi bertakwa serta  IPS Masriyanti
berteknologi pengolah kata berakhlak mulia  Bahasa  Nofry Yenty
untuk  Bernalar Kritis Indonesia  Mariratul
membangun  Kreatif  Bahasa Inggris Mawaddah

43
NKRI  Mandiri  Asni
 Gotong Royong Deswita
Mandiri
Membuat majalah  Beriman dan  TIK  Rika
dengan bertakwa serta  Bahasa Masriyanti
menggabungkan berakhlak mulia Indonesia  Mariratul
beberapa  Bernalar Kritis  Bahasa Inggris Mawaddah
kreatifitas menulis  Kreatif  PKN  Asni
dan merancang  Mandiri  PAI Deswita
desain sesuai  Gotong Royong
dengan isi majalah  Mandiri
menggunakan
aplikasi untuk
Desain Grafis
Purwarupa alat  Beriman dan  IPA  Ade diana
pengolahan bertakwa serta  Matematika  Selfatima
sampah organik berakhlak mulia  PKN Nurlina
dan anorganik  Bernalar Kritis  PAI  Azani Fitri
 Kreatif  Marini
 Mandiri
 Gotong Royong
 Mandiri
Purwarupa alat  Beriman dan  IPA  Ade Diana
sensor suhu tubuh bertakwa serta  Matematika  Selfatima
otomatis di pagar berakhlak mulia  PKN Nurlina
sekolah  Bernalar Kritis  PAI  Azani Fitri
 Kreatif  Marini
 Mandiri
 Gotong Royong
 Mandiri
Purwarupa alat  Beriman dan  IPA  Ade Diana
pembuka dan bertakwa keapad  Matematika  Selfatima
penutup pagar tuhan YME serta  PKN Nurlina
sekolah dengan berakhlak  PAI  Azani Fitri
pemanfaatan muliaBernalar Kritis  Marini
hukum pascal  Kreatif  Ade Diana
 Mandiri  Selfatima
 Gotong Royong Nurlina
 Mandiri
Bangunlah jiwa Senam kebugaran  Beriman dan bertawa  PJOK  Afdal
dan raganya kepada Tuhan YME  Seni Budaya  Wira Nofita
 Berkebinekaan Global  PKN  Ade Diana
 Kreatif  PAI  Selfatima
 Mandiri Nurlina
 Gotong royong
 Bernalar kritis

C. EKSTRAKURIKULER

Berdasarkan pelaksanaannya, ekstrakurikuler terbagi menjadi dua macam,


yaitu ektrakurikuler wajib dan ektrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib
merupakan sebuah bentuk program kegiatan yang diwajibkan bagi seluruh
peserta didik, dalam hal ini peserta didik fase D. Ektrakurikuler pilihan merupakan
sebuah bentuk kegiatan yang menjadi pilihan peserta didik, sebagai wadah
penyaluran dan pengembangan potensi bakat dan minat peserta didik dibidang
non akademis, yang dapat medukung kompetensi akademis pada umumnya, dan
mendukung proses aktualisasi diri peserta didik pada khsususnya.

44
Sesuai dengan program strategis Kabupaten Agam di bidang pendidikan
terdapat 3 kegiatan ekstrakurikuler wajib yang harus dilaksanakan, yaitu Tahfizh
Al-Qur’an, Adat Budaya Minangkabau, dan Bahasa Inggris. Peserta didik
diwajibkan memilih salah satu kegiatan tersebut dan ditambah satu kegiatan
ekstrakuler pilihan.

Jenis ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Ampek Angkek terdiri dari kelompok


keagamaan, Adat dan Budaya Minangkabau, literasi, olah raga, kelompok seni,
dan kelompok akademis.

D. STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam melaksanakan pembelajaran kepada peserta didik, SMP Negeri 3


Ampek Angkek menetapkan suatu standar strategi pembelajaran untuk
diterapkan oleh guru dalam masing-masing mata pelajaran. Standar strategi
pembelajaran yang ditetapkan disusun berdasarkan prinsip untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna dengan melibatkan pemahaman semua
bagian konsep yang dipeserta didiki dan berkaitan satu sama lain. Strategi ini
diharapkan membuat pembelajaran bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan
peserta didik dalam proses pembelajaran.

Adapun standar strategi pembelajaran yang ditetapkan oleh SMP Negeri


3 Ampek Angkek adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi Persiapan Pembelajaran

Persiapan pembelajaran perlu dilakukan oleh guru mata pelajaran, baik


yang mata pelajarannya terintegrasi secara materi maupun yang terintegrasi
dalam bentuk proyek penguatan profil Pelajar Pancasila. Kegiatan ini dilakukan
untuk membuat kesepakatan terhadap jalannya proses pembelajaran, agar
berjalan secara efektif dan sesuai dengan Alur Tujuan Pembelajaran.

2. Prosedur

Untuk prosedur pelaksanaan pembelajaran dalam 1 kali pertemuan


standarnya adalah terdiri dari kegiatan Pembuka, Inti dan Penutup. Setiap
kegiatan memiliki komponen minimal yang harus dilaksanakan oleh guru namun

45
guru diperbolehkan untuk menambah variasi agar pembelajaran dapat berjalan
lebih efektif dan menarik selama tetap memperhatikan ketercukupan waktu
pertemuan.

Komponen minimal dari setiap kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
No Kegiatan Komponen Minimal

1 Pembuka 1. Menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik


2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Memberikan apersepsi dan motivasi
2 Inti 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai model pembelajaran yang
dipilih yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila
2. Melakukan integrasi keterampilan Literasi, 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking & Creativity) dan HOTS (High
Order Thinking Skill) dalam pembelajaran
3. Melakukan penilaian formatif
3 Penutup 1. Melakukan refleksi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Model Pembelajaran

Standar model pembelajaran yang dipergunakan oleh SMP Negeri 3


Ampek Angkek dipilih berdasar kebutuhan untuk memberikan pembelajaran yang
bersifat inkuiri dan kontekstual dalam kegiatan inti pembelajaran yang diberikan
pada peserta didik. Standar model pembelajaran SMP Negeri 3 Ampek Angkek
tersebut adalah:

1. Problem Based Learning


2. Project Based Learning
3. Cooperative Learning
4. Discovery Learning

46
5. Model Pembelajaran lainnya yang mengacu pada Profil Pelajar
Pancasila

4. Media Pembelajaran

Sebagai alat bantu proses pembelajaran, SMP Negeri 3 Ampek Angkek


menetapkan standar media pembelajaran yang akan digunakan. Standar media
pembelajaran yang ditetapkan mengacu pada prinsip mengintegrasikan teknologi
pada pembelajaran dan memberi pengalaman belajar yang kaya pada peserta
didik.

Jenis standar media pembelajaran SMP Negeri 3 Ampek Angkek


dibedakan menjadi 2, yaitu media wajib dan media pilihan. Media wajib adalah
media pembelajaran yang harus dipergunakan dalam setiap pembelajaran dan
media pilihan adalah media pembelajaran yang boleh dipergunakan dalam
pembelajaran jika diperlukan. Guru diperbolehkan menambah media
pembelajaran lain jika dirasa perlu dengan tetap memperhatikan tujuan dan
efektifitas pembelajaran.

Standar media pembelajaran SMP Negeri 3 Ampek Angkek baik yang


wajib atau yang pilihan dapat dilihat di tabel berikut :
No Jenis Media Keterangan
1 Wajib 1. LMS Google Classroom Pembelajaran dilaksanakan
2. Gadget / Gawai / Laptop secara digital dan paperless
2 Pilihan 1. Salah satu platform pembelajaran Disesuaikan kebutuhan
yang tersedia pembelajaran
2. Alat peraga
3. LCD Projector / TV Plasma
4. Papan Tulis
5. Laboratorium
6. Aplikasi Video Conference Zoom
7. Internet

E. PENILAIAN HASIL PELAJAR (ASESMEN)

2. Jenis Asesmen

Asesmen di SMP Negeri 3 Ampek Angkek dilakukan secara


berkesinambungan pada awal, proses dan akhir pembelajaran, sehingga dapat
menampilkan proses dan pencapaian belajar peserta didik secara utuh. Asesmen
pada awal pembelajaran bertujuan untuk mendiagnosis kondisi peserta didik,
baik kemampuan, kesulitan, maupun kebutuhan belajarnya. Asesmen pada saat
proses pembelajaran bertujuan memberikan umpan balik, baik kepada guru

47
maupun peserta didk agar dapat melakukan perbaikan terhadap proses
pembelajaran. Sedangkan asesmen pada akhir pembelajaran dilakukan untuk
mengonfirmasi pencapaian peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.

Adapun jenis asesmen yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ampek


Angkek adalah formatif (for and as learning) dan sumatif (for and of learning).
Asesmen sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi dan akhir semester.

3. Waktu Pelaksanaan Asesmen

Untuk pembelajaran Intrakurikuler, waktu untuk melaksanakan asesmen


di SMP Negeri 3 Ampek Angkek adalah:

a. Asesmen formatif dilakukan pada setiap pembelajaran


b. Asesmen sumatif dilakukan oleh guru setelah selesai pembelajaran
satu lingkup materi (terdiri dari beberapa TP)
c. Asesmen sumatif dilakukan di akhir fase (setiap akhir semester)

4. Teknik dan Instrumen Asesmen

Di SMP Negeri 3 Ampek Angkek porsi asesmen formatif lebih besar dari
asesmen sumatif yaitu dengan perbandingan 75% dan 25%. Tujuh puluh lima
persen formatif dan 25% sumatif.

Adapun teknik penilaian yang dilkukan berupa observasi,


praktik/performa, produk, projek, portofolio, dan tes. Guru menggunakan teknik
penilaian yang bervariasi dan relevan dan menghindari asesmen hanya sebatas
tes tertulis dan lisan. Teknik asesmen yang digunakan di SMP negeri 3 Ampek
Angkek dapat dilihat pada tabel:
No Teknik Deskripsi

1 Obsevasi Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Dapat dilakukan dalam tugas
atau aktivitas rutin
2 Praktik/Peforma Asesmen performa menyediakan tantangan dan masalah
otentik, dalam bentuk praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, dan membuat portofolio.
3 Tes Tertulis/Lisan Tes dan kuis
4 Studi Kasus Situasi yang diberikan dengan stimulus dan diminta untuk
mempresentasikan tugas. Jawaban bisa dalam bentuk
penyelesaian masalah.

Instrumen yang digunakan di SMP Negeri 3 Ampek Angkek berupa rubrik,


eksemplar, borang, catatan anekdot, kontinum, sebagai berikut:

48
No Teknik Deskripsi

1 Rubrik Kriteria pencapaian untuk menilai tingkat di berbagai area.


Deskripsi dari tingkat kriteria membantu penilai untuk
mencari karakteristik atau tanda yang dicari dari suatu tugas
peserta didik dan menilai tingkat kinerja dari skala yang
sudah ditentukan. Rubrik bisa dikembangkan oleh peserta
didik maupun guru.
2 Eksemplar Hasil karya para peserta didik yang secara konkrit dijadikan
standar pencapaian dibandingkan dengan hasil karya
peserta didik lain. Umumnya ada satu contoh untuk setiap
tingkat pencapaian untuk memberikan nilai. Sekolah
dianjurkan mencari contoh (benchmark) yang semestinya
dan bisa digunakan dalam konteks sekolah tertentu
3 Borang Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen
yang dituju. Skema pencatatan bisa dengan menggunakan
tanda cek.
4 Catatan Anekdot Catatan singkat dari observasi peserta didik. Fokus pada
cerita atau latar belakang, dan lebih jauh lagi dengan hasil
analisa. Catatan atau rekaman yang disarankan
menggunakan sistem kompilasi dan terorganisir
5 Kontinum Representasi visual dari tahap perkembangan belajar.
Menunjukkan progresi dari pencapaian atau identifikasi dari
titik dimana peserta didik berada pada proses mencapai
tujuan belajar

Instrumen yang dapat digunakan untuk setiap teknik pembelajaran dapat


dilihat pada tabel berikut:
Instrumen Rubrik Eksemplar Borang Cat. Kontinum
Teknik Anekdot

Obsevasi √ √ √ √

Praktik/Peforma √ √ √ √

Tes Tertulis/Lisan √ √ √

Studi Kasus √ √ √ √

Pemilihan teknik dan instrumen asesmen disesuiakan dengan tujuan


pembelajaran dan kebutuhan masing-masing kegiatan.

5. Kriteria Ketercapaian Tujuan pembelajaran (KKTP)


Standar ketuntasan diaplikasikan melalui Kriteria Ketercapaian Tujuan
pembelajaran (KKTP). KKTP menggambarkan tahapan penguasaan kompetensi
pada suatu tujuan pembelajaran, berfungsi untuk merefleksikan proses
pembelajaran dan mendiagnostik tingkat penguasaan kompetensi peserta didik
agar guru dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan
intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.

49
KKTP diturunkan dari indikator penilaian suatu tujuan pembelajaran.
Disajikan tidak dalam bentuk angka kuantitatif, tetapi berupa serangkaian kriteria
yang menjadi penanda ketercapaian Tujuan Pembelajaran. KKTP tidak menjadi
standar minimum yang harus dicapai setiap peserta didik, setiap peserta didik
mungkin berada pada kriteria pencapaian yang berbeda, dengan begitu kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran menjadi sumber informasi atau data bagi Guru
untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran sesuai pencapaian peserta didik.

Deskripsi Kriteria dari Tujuan Pembelajaran yang dilakukan di SMP


Negeri 3 Ampek Angkek menggunakan 4 kriteria. Berikut merupakan contoh
deskripsi kriteria dari tujuan pembelajaran dengan 4 kriteria:

Tujuan Pembelajaran Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4

Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
mendeskripsikan dapat dapat dapat dapat
pengaruh siklus air menyebutkan menyebutkan mendeskripsikan menganalisis
dalam kehidupan salah satu faktor faktor-faktor yang faktor-faktor yang hubungan dari
sehari-hari. yang mempengaruhi mempengaruhi faktor-faktor yang
mempengaruhi siklus air siklus air dalam mempengaruhi
siklus air. kehidupan sehari- siklus air dalam
hari. kehidupan
sehari-hari.

6. Kriteria Laporan Hasil Belajar dan Kenaikan Kelas

Kriteria laporan hasil belajar merupakan acuan untuk mengolah hasil


asesmen dan menentukan deskripsi dalam laporan kemajuan belajar sebagai
hasil dan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran intrakurikuler. Kriteria laporan
hasil belajar di SMP Negeri 3 Ampek Angkek menggunakan 4 kriteria. Berikut
adalah Deskripsi Laporan Hasil Belajar dengan 4 Kriteria:

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4


Memperlihatkan
Memperlihatkan Memperlihatkan penguasaan kompetensi Memperlihatkan
penguasaan kompetensi penguasaan kompetensi yang sesuai dengan penguasaan kompetensi
kurang dari kompetensi namun masih perlu pemahaman yang di atas kompetensi yang
yang ditetapkan penguatan mendalam ditetapkan

F. PENGEMBANGAN DIRI DAN BIMBINGAN KONSELING

1. Jenis Program Layanan Bimbingan Konseling

50
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh
konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan
dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh
tentu membutuhkan pondasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan
tersebut tidak memiliki pondasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah
goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan
konseling, apabila tidak didasari oleh pondasi atau landasan yang kokoh akan
mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu
sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (konseli).

Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung perlu dilakukan sebagai


wujud nyata penyelenggraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap
sasaran layanan yaitu peserta didik (klien). Ada sejumlah layanan dan kegiatan
pendukung dalam bimbingan dan konseling di sekolah.

Disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak


langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara langsung berkenaan
dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh
sasaran layanan itu. Kegiatan yang merupakan layanan itu mengemban fungsi
tertentu dan pemenuhan fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang
dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran (klien)
yang mendapatkan layanan tersebut.

a) Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) dan orang tua dalam memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru
dimasuki peserta didik, atau hal-hal baru lainnya yang relevan dengan kegiatan
pendidikan, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik
di lingkungan yang baru itu.

Layanan orientasi di SMP Negeri 3 Ampek Angkek dilaksanakan dalam


pemberian layanan secara pribadi dan kelompok. Pada masa Pengenalan
lingkungan sekolah, peserta didik sudah diberikan layanan orientasi. Di samping
itu, wali kelas juga memberikan layanan orientasi dengan cara tatap muka di
dalam kelas dan layanan di luar kelas. Di SMP Negeri 3 Ampek Angkek, belum
ada guru BK. Sehingga layanan BK belum bisa terlaksana dengan maksimal.

51
b) Layanan Konseling Perorangan
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perseorangan)
dengan wali kelas dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan
pribadi yang dideritanya. Layanan ini dilaksanakan di luar jam pembelajaran,
misalnya pada saat istirahat, pulang sekolah, atau dengan cara meminta izin
kepada guru mata pelajaran jika ada permasalahan penting yang harus
didiskusikan oleh perserta didik dengan wali kelas.

c) Layanan Konsultasi
Pelayanan konsultasi bagi konsulti (seperti :orang tua, guru dan pihak
tertentu) yang terkait dengan peserta didik. Layanan konsultasi bertujuan untuk
mencari solusi permasalahan peserta didik dan diskusi tentang kemajuan belajar
peserta didik. Layanan konsultasi di SMP Negeri 3 Ampek Angkek dapat
dilaksanakan dengan orang tua siswa, guru mata pelajaran, wali kelas, wakil
kepala sekolah, dan kepala sekolah.

d) Layanan Mediasi
Penyelesaian masalah bagi siswa/kelompok yang mengalami
pertikaian/ketidakcocokan dengan siswa/guru/orang tua/kelompok/pihak lainnya.
Pada layanan ini, wali kelas berperan sebagai mediator antara peserta didik
dengan pihak yang bertikai.

2. Strategi Pelaksanaan Layanan Konseling


Untuk kelancaran layanan Bimbing Konseling di SMP Negeri 3 Ampek
Angkek, diperlukan kegiatan pendukung layanan BK. Kegiatan pendukung pada
umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan atau
mengentaskan masalah klien, melainkan untuk memungkinkan memperoleh data
dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan
membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik
(klien). Kegiatan pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak
langsung dengan sasaran layanan sekolah.

a) Aplikasi Instrumenasi
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan
data dan keterangan tentang peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan

52
peserta didik dan lingkungan yang lebih luas yang dilakukan dengan berbagi
instrumen, baik tes maupun non tes.

b) Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik (klien).

c) Konfrensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas
permasalahan peserta didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri
oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan , keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Pertemuannya bersifat terbatas dan tertutup.

d) Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya. Karena tuntutan situasi dan
kondisi yang ada, kunjungan rumah ada yang berbentuk “kunjungan rumah
pasif”, yaitu “pemanggilan” orang tua atau anggota keluarga lainnya ke sekolah
dengan maksud yang sama dengan kunjungan rumah pada umumnya.

e) Alihtangan Kasus (Referal)


Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untukmendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik
(klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak
lainnya melalui kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat memberikan
bantuan atas penanganan masalah tersebut.

Dalam pelaksanaan Bimbinan Konseling, kegiatan bimbingan dan


konseling tidak selalu melalui tatap muka di depan kelas dengan peserta didik
asuhnya, tetapi juga dilaksanakan di luar kelas, secara individual atau kelompok.
Hal yang terpenting adalah seluruh peserta didik asuh yang menjadi tanggung
jawab wali kelas hendaknya pernah dikenai secara langsung oleh jenis layanan
dan kegiatan pendukung tertentu dalam tiap semester.

53
Agar pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling terlaksana dengan
maksimal, maka sangat penting disusun Operasionalisasi Program Kegiatan.
Berikut operasional program kegiatan Bimbingan Konseling.

1) Tenaga (Personil Pelaksana)


Tenaga utama dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah wali
kelas karena SMP Negeri 3 Ampek Angkek belum memiliki guru BK yang
merupakan tenaga profesional yang dapat diandalkan untuk tugas-tugas
profesional bimbingan dan konseling. Rasio antara wali kelas dengan peserta
didik asuhnya adalah 1 : 22 s/d 30 orang siswa. Artinya, seorang wali kelas
bertanggung jawab penuh melakukan pelayanan bimbingan dan konseling
terhadap 22 sampai dengan 30 orang siswa.

2) Prasarana
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruangan yang cukup memadai
serta perabotnya. SMP Negeri 3 Ampek angkek belum memiliki ruangan yang
cukup memadai untuk dapat menyelenggarkan kegiatan layanan dan kegiatan
bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan
konseling.

3) Sarana
Sarana yang diperlukan untuk penunjang pelayanan bimbingan dan
konseling ialah :
(a) Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes
(b) Alat penyimpanan data, khususnya dalam bentuk himpunan data
(c) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan,
alat bantu bimbingan
(d) Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, laptop, format
rencana satuan layanan dan kegiatan pendukung serta format laporan
kegiatan (bukti fisik kegiatan).

4) Waktu
Peyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan waktu
yang cukup. Oleh karena itu, perlu disediakan waktu dan kesempatan yang
memadai bagi terselenggaranya segenap jenis layanan bimbingan dan
konseling dengan berbagai kegiatan pendukungnya itu. Dalam
pelaksanaannya diperlukan waktu yang terjadwal dalam jam pelajaran dan

54
ada yang tidak terjadwal. Waktu di luar jam-jam pelajaran (jam sekolah) perlu
disediakan dan diatur dengan baik bagi terselenggaranya layanan bimbingan
dan konseling serta kegiatan pendukungnya. Bimbingan konseling juga bisa
dilaksanakan pada kegiatan halaqah yang sudah terjadwal.

5) Kerjasama
Pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif memerlukan kerja
sama semua pihak yang berkepentingan dengan kesuksesan pelayanan itu.
Kerja sama antara personil sekolah dengan tugas dan peranan masing-
masing dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah sangat vital. Tanpa
kerja sama antar personil itu, kegiatan bimbingan dan konseling akan banyak
mengalami hambatan.

Demikian juga kerja sama dengan orang tua peserta didik, seluruh
peserta didik di sekolah, dan wali kelas.

G. PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

1. Pendampingan

Tahapan Uraian Kegiatan Waktu Penanggung


Kegiatan Pelaksanaan Jawab
1. Persiapan 1. Membentuk Tim Pendampingan Awal tahun Kepala
2. Menyusun rencana dan jadwal pelajaran Sekolah dan
kegiatan Wakil Bidang
3. Menyusun dan menyiapkan Kurikulum
perangkat Pendampingan
2. Pelaksanaan 1. Melakukan pendampingan terkait Awal tahun Pengawas dan
dengan Penyusunan Dokumen pelajaran Kepala
Kurikulum Opersional Sekolah Sekolah
2. Melakukan pendampingan Awal Wakil dan staf
kepada guru dalam penyusunan semester kepala
alur tujuan pembelajaran, modul s.d. tengah sekolah
ajar dan asesmen (dilakukan semester bidang
berbarengan dengan supervisi kurikulum
kelas/Klinis)
3. Melakukan pendampingan
kepada guru dalam penyusunan
perencanan proyek profil pelajar
Pancasila
4. Melakukan pendampingan Tengah
kepada guru dalam pengolahan Semester dan
hasil belajar peserta didik Akhir
semester
3. Tindak 1. Memberikan laporan hasil Tengah Wakil kepala
lanjut pendampingan kepada atasan semester dan sekolah
dan mensosialisasikan kepada Akhir bidang
warga sekolah. Semester kurikulum
2. Memberi rekomendasi hasil

55
3. pendampingan kepada yang
bertanggung jawab pada objek
pendampingan.
Menindaklanjuti rekomendasi
hasil pendampingan dengan
membuat rencana lanjutan untuk
periode berikutnya.

2. Evaluasi
Tahapan Uraian Kegiatan Waktu Penanggung
Kegiatan Pelaksanaan Jawab
1. Persiapan 1. Membentuk Tim Evaluasi Awal tahun Kepala
2. Menyusun rencana dan jadwal pelajaran Sekolah dan
kegiatan Evaluasi Wakil Bidang
3. Menyusun dan menyiapkan Kurikulum
perangkat Evaluasi (terlampir)

2. Pelaksana 1. Melakukan Evaluasi terkait Awal tahun Pengawas


an dengan Penyusunan pelajaran dan
Kurikulum Opersional Sekolah Kepala
2. Melakukan Evaluasi terkait Sekolah
dengan pelaksanaan
Kurikulum Opersional Sekolah
3. Melakukan Evaluasi terkait
dengan Dokumen Kurikulum
Opersional Sekolah
4. Melakukan evaluasi dalam: Awal Wakil kepala
a. Penyusunan Modul Ajar semester sekolah
b. Pelaksana pembelajaran s.d. Akhir bidang
c. Penilaian Pembalajaran semester kurikulum
(dilakukan Evaluasi rutin
secara Periodik dan melalui
supervisi kelas/ Klinis)
5. Melakukan evaluasi dalam Tengah Wakil kepala
pengolahan hasil belajar Semester dan sekolah
peserta didik Akhir bidang
semester kurikulum
3. Tindak 1. Memberikan laporan hasil Tengah Wakil kepala
lanjut evaluasi kepada atasan dan semester sekolah
mensosialisasikan kepada dan bidang
2. warga sekolah. Akhir kurikulum
Memberi rekomendasi hasil Semester
evaluasi kepada yang
3. bertanggung jawab pada
objek evaluasi.

56
Menindaklanjuti rekomendasi
hasil evaluasi dengan
membuat rencana lanjutan
untuk periode berikutnya.

3. Pengembangan Profesional

Kegiatan Waktu Penanggung Jawab Nara Sumber


No. Pelaksanaan
1 Sosialisasi penyusunan Juli 2021 Wakasek kurikulum Puskur
Kurikulum Operasional di
SMP Model 7
2 Pelatihan penyusunan Juli 2021 Wakasek kurikulum Puskur
Bahan ajar
3 Pelatihan pembelajaran Desember Wakasek kurikulum TPK Provinsi
dan penilaian berbasis 2021
HOTS
4 Pelatihan penyusunan Juli 2021 Wakasek Kesiswaan TPK Provinsi
proyek
5 Pelatihan Januari 2022 Wakasek kesiswaan TPK Provinsi
pengorganisasian
pembelajaran
6 Pelatihan Penilaian Januari 2022 Wakasek kesiswaan TPK Provinsi
Terstandar
7 Pengembangan profesi Januari 2022 Wakasek Kurikulum Dinas
Pendidikan

57
BAB IV
KEBIJAKAN PEMBELAJARAN DIMASA PANDEMI COVID-19

Di awal pandemi, saat peserta didik tiba-tiba diarahkan untuk


melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), SMP Negeri 3 Ampek Angkek
langsung mengambil tindakan cepat dalam pengelolaan proses belajar mengajar
di masa pandemi covid 19. Kurikulum yang awalnya digunakan sebelum pandemi
adalah Kurikulum Nasional, kemudian melakukan penyederhanaan kurikulum
secara mandiri dengan mengutamakan materi-materi yang sifatnya esensial
tentang kecakapan hidup. Terakhir SMP Negeri 3 Ampek Angkek menerapkan
kurikulum darurat (pada kondisi khusus).

Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh


Kemendikbud merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada
kurikulum tersebut dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata
pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial
dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.

A. Kebijakan Nasional
Menyikapi kondisi pandemi Covid-19, pemerintah pusat telah
mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya,
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan

58
Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Surat keputusan ini menjelaskan tentang
tujuan pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus, kurikulum pada kondisi
khusus, pembelajaran dan asesmen.
2. Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-
19).
3. Surat Edaran Sekjen Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman
penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19) sebagai tindak lanjut Surat Edaran Mendikbud
nomor 4 tahun 2020.
4. SKB Empat Menteri Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 tahun 2021, Nomor
HK.01.08/MENKES/4242/2021 dan Nomor 440-717 tahun 2021 Tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).

Pada Tahun Pelajaran 2021/2022, pembelajaran bersifat dinamis.


Walaupun demikian, sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, dan
sudah memenuhi daftar periksa. Daftar periksa terdiri dari ketersediaan sarana
sanitasi dan kebersihan, ketersediaan fasilitas kesehatan, pemetaan warga
satuan pendidikan, seperti tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan
penerapan jaga jarak, memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif
covid-19, dan membuat kesepakatan bersama komite sekolah tentang Kesiapan
PTM terbatas, tata letak duduk siswa, ventilasi, dan lain sebagainya.

Beberapa kebijakan nasional diterbitkan untuk membantu pembelajaran di


masa pandemi Covid-19, yakni relaksasi dan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). Melalui relaksasi BOS, satuan pendidikan bisa membeli alat dan bahan
untuk menunjang pembelajaran, juga alat-alat untuk persiapan PTM Terbatas.
Selain itu, Kemendikbudristek telah menyalurkan bantuan kuota internet untuk
menunjang PJJ dalam jaringan (daring), penambahan sasaran bantuan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) untuk digitalisasi sekolah, serta penyaluran
modul-modul belajar untuk siswa di daerah-daerah yang sulit menggelar PJJ
daring. Harapannya, peserta didik dapat lebih leluasa belajar dengan
menggunakan modul secara offline bersama orang tua.

Kemendikbudristek juga telah menyediakan platform digital Guru Belajar


dan Berbagi untuk menavigasi model pengajaran guru di masa pandemi. Rumah

59
Belajar dan aplikasi belajar lainnya merupakan platform layanan pembelajaran
daring untuk peserta didik yang siap diakses kapan saja. Penuntasan kurikulum
pembelajaran di masa pandemi Covid-19, prioritas utama bukan untuk
menuntaskan kurikulum, tetapi memastikan setiap peserta didik mengalami
proses pembelajaran. Oleh karena itu pemerintah memberikan keleluasaan
kepada satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang akan digunakan.

B. Kebijakan Daerah
Beberapa kebijakan daerah terkait pembelajaran di masa pandemi covid-
19 diantaranya,
1. Peraturan Bupati Agam Nomor 37 Tahun 2020 Tentang Tatanan Normal
Baru Produktif dan Aman Corona Virus Disease 2019 di Kabupeten Agam.
2. Instruksi Bupati Agam Nomor 1528/Dikbud-Ag/2020 tentang Penanganan
Dampak Virus Corona (COVID-19) Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Agam
3. Instruksi Bupati Agam Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas pada Tahun Ajaran 2021/2022.
4. Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan nomor
421/1539/Disdikbud/2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease
(Covid-19)
5. Surat Edaran Nomor 421.1/2904/Disdikbud-2020 Tentang Standar
Operasional Prosedur (POS) Penerapan Tatanan Normal Baru (New
Normal) bagi Sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Agam.
6. Surat Edaran Nomor 421.1/3119/Disdikbud-2020 Tentang Petunjuk Teknis
Belajar dari Rumah di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19).
7. Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 421/3423/
Disdikbud/2020 Tentang Perpanjangan Penyelenggaraan Belajar dari
Rumah di Masa Pandemi Corona Virus Diseases (Covid-19).

Pemerintah daerah memastikan pembelajaran tatap muka terbatas


maupun pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik. Dinas pendidikan
dan dinas kesehatan memastikan pemenuhan daftar periksa satuan pendidikan
bagi yang akan melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Pemerintah daerah melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan

60
pembelajaran di satuan pendidikan, serta memastikan partisipasi dinas
perhubungan untuk mengamankan akses transportasi dari dan ke satuan
pendidikan bagi sekolah yang akan melakukan PTM terbatas. Kolaborasi
pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dengan Satuan Tugas (Satgas)
Penanganan Covid-19 di tiap daerah juga dilakukan, untuk memastikan
keamanan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Syarat diizinkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas diantaranya:


1. apabila semua pendidik dan tenaga kependidikan telah divaksinasi secara
lengkap;
2. mengajukan permohonan izin pembelajaran tatap muka terbatas kepada
pimpinan masing-masing;
3. Sekolah harus melengkapi sarana dan prasarana penerapan protokol
kesehatan Covid-19 yang dibuktikan daftar periksa dan orang tua atau wali
membuat surat izin pembelajaran tatap muka terbatas.
4. Membuat pernyataan Kepala Sekolah akan melaksanakan protokol
kesehatan dalam kegiatan pembelajaran

C. Kebijakan SMPN 3 Ampek Angkek


Sejak diberlakukan masa darurat Covid-19 mulai Maret 2020, SMP
Negeri 3 Ampek Angkek mengambil tindakan untuk melaksanakan pembelajaran
secara daring atau yang disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Kebijakan ini diambil berdasarkan Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid-19), Instruksi Bupati Agam nomor 1528/Disdikbud-
Ag/2020 dan Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan nomor
421/1539/Disdikbud/2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19).

Sekolah memberitahukan kepada Bapak/Ibu Orang Tua/Wali peserta


didik bahwa mulai hari Jumat tanggal 20 Maret 2020 sampai hari Kamis tanggal
02 April 2020 peserta didik melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di rumah
masing-masing. Kemudian diperpanjang lagi sampai tanggal 30 Mei 2020
berdasarkan Instruksi Bupati Agam dan Surat Edaran Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Agam nomor 421/2184/Disdikbud-2020 tentang
Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Belajar/Ibadah Ramadhan di
Rumah. Karena kondisi masih belum memungkinan untuk pembelajaran tatap
muka, sekolah kembali mengeluarkan surat pemberitahuan perpanjangan

61
penyelenggaraan Belajar dari Rumah berdasarkan Instruksi Bupati Agam dan
Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam nomor
421/3423/Disdikbud/2020 tanggal 30 Juli 2020 sampai dikeluarkan surat
keputusan berikutnya.

Dalam melaksanakan pembelajaran daring dengan berbagai


keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana berupa handphone, laptop dan
jaringan bagi guru dan peserta didik serta kemampuan yang masih terbatas
dalam pemanfaatan teknologi membuat pelaksanaan pembelajaran daring harus
tetap diupayakan berjalan agar proses pembelajaran tidak terganggu.

Salah satu usaha yang dilakukan SMP Negeri 3 Ampek Angkek adalah
membekali guru dengan melaksanakan pelatihan membuat video pembelajaran
sebagai media yang mendukung pembelajaran jarak jauh. Selain itu, guru juga
dilatih dalam membuat blog dan youtube. Pelatihan yang dilaksanakan selama
dua hari ini, memicu semangat guru untuk mengembangkan diri dengan belajar
secara otodidak. Guru mulai menguasai beberapa aplikasi dan fitur perangkat
lunak yang mendukung proses pembelajaran seperti; Whatsapp Group, Google
Classrrom, Moodle, Schoology, Zoom Cloud Meetting, Google Meet, dan Cisco
Webex. Beberapa aplikasi lainnya seperti kinemaster, x-recorder, screen o-
matic, google form, quizziz, kahoot, flipbook, dan lain-lain.

Dengan berbagai keterbatasan dalam situasi pandemi Covid-19 menjadi


tantangan seorang guru untuk terus mau belajar dan berlatih pembelajaran
secara daring. Disamping itu guru berupaya menghadirkan pembelajaran yang
menyenangkan dan inovatif untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi
serta kolaborasi media pembelajaran agar pembelajaran tidak monoton dan tetap
bisa menghadirkan suasana pembelajaran interaktif antara guru dan  peserta
didik.  

Pemanfaatan berbagai media pembelajaran jarak jauh (PJJ) diolah sesuai


dengan kemampuan dan keinginan guru. Tuntutan guru tidak hanya secara
akademis tetapi juga kemampuan untuk berkomunikasi yang harus dilakukan
dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Seperti pada media
pembelajaran Google Classroom, Group Whatsapp, Schoology, dan Moodle,
guru mengirimkan materi pembelajaran, link video pembelajaran, tugas serta
sebagai media komunikasi untuk melaksanakan proses pembimbingan dan
pendampingan kepada peserta didik.

62
Kebijakan yang diambil sekolah terkait kurikulum darurat berdasarkan
pada kebijakan nasional dan kebijakan daerah. Sekolah menyebarkan surat
pemberitahuan melalui whatsapp grup kepada orang tua/wali peserta didik
tentang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Kerjasama orang tua dan sekolah
sangat menentukan efektifitas dan hasil yang diharapkan.

Kendala yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ)
yang terjadi seperti tidak memiliki HP Android, paket data dan jaringan sinyal.
Kendala tersebut menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Guru
memaklumi keadaan tersebut dan memberikan solusi serta jalan keluar terhadap
permasalahan yang dihadapi peserta didik agar tetap bisa mengikuti proses
pembelajaran. Untuk kendala paket internet, pemerintah memberikan bantuan
kuota data internet berdasarkan peraturan sekretaris jenderal nomor 14 tahun
2020. Bagi siswa yang tidak memiliki HP Android dan terkendala dengan
pembelajaran daring dapat mengambil dan mengumpulkan tugas ke sekolah
saat kondisi aman dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Bagi yang
mengalami gangguan jaringan atau sinyal, guru memberikan rentang waktu
pengerjaan yang lebih lama sehingga pengerjaan tugas tidak menjadi beban
berat.

Untuk pencegahan dan antisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan


sekolah, SMP Negeri 3 Ampek mengeluarkan Standar Operasional Prosedur
(SOP) terkait protokol kesehatan mulai dari keberangkatan dari rumah sampai
pulang sekolah.

1. Konsep Pembelajaran Masa Darurat


Pelaksanaan pembelajaran masa darurat covid-19 (pada kondisi khusus)
bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk
menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta
didik.  Semua jenjang di setiap satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat mengacu pada tiga pilihan yaitu, tetap
menerapkan Kurikulum Nasional, menggunakan kurikulum pada kondisi khusus
atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. SMP Negeri 3
Ampek Angkek saat ini memilih untuk menerapkan kurikulum darurat (pada
kondisi khusus).

63
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh
Kemendikbud merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada
kurikulum tersebut dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata
pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial
dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.

Konsep pembelajaran masa darurat atau pembelajaran jarak jauh lebih


menekankan pada kecakapan hidup. Aktivitas dan tugas pembelajaran dari
rumah, dapat dilakukan sesuai dengan minat dan kondisi masing-masing. Setiap
peserta didik mendapatkan hak yang sama untuk tetap bisa belajar selama masa
pandemi Covid-19. Kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah juga
menjadi bahan pertimbangan.  Interaksi antara guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran dirancang lebih inovatif dan kreatif untuk mengoptimalkan
tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif peserta didik.

Dengan adanya resiko penularan maka praktik penyelenggaraan


pembelajaran membutuhkan penyesuain untuk memastikan keselamatan warga
sekolah. Karena kondisi demikian, lahirlah konsep pembelajaran di masa Covid-19
yaitu pembelajaran yang dilakukan pendidik dan tenaga kependidikan dengan
mengacu pada,
a. Kebutuhan peserta didik.
Mengacu pada kebutuhan peserta didik berarti pembelajaran diharapkan
memenuhi kebutuhan psikososial maupun kebutuhan penguasaan kompetensi
peserta didik.
b. Protokol kesehatan
Mengacu pada protokol kesehatan berarti semua praktik pembelajaran harus
mengacu pada protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
c. Kurikulum kondisi khusus. Artinya sekolah diperbolehkan memilih satu dari tiga
pilihan kurkulum. SMP Negeri 3 Ampek Angkek untuk saat sekarang
melaksanakan kurikulum darurat (kondisi khusus) dan memastikan setiap
peserta didik mengalami pembelajaran.
d. Prinsip pembelajaran merupakan sejumlah prinsip yang digunakan dalam
merencanakan, menyiapkan, memandu dan mengembangkan pembelajaran
selama masa pandemi Covid-19.
e. Tetap adaptif terhadap dinamika kondisi pandemi Covid-19. Peka terhadap
perubahan yang mungkin terjadi terkait dengan kondisi pandemi

2. Prinsip Pembelajaran Masa Darurat

64
Prinsip pembelajaran diperlukan sebagai pedoman dalam merencanakan,
melakukan dan mengembangkan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Prinsip pembelajaran masa darurat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat

Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).


Adapun prinsip pembelajaran pada masa darurat adalah sebagai berikut:
a. Orientasi pada peserta didik. Pembelajaran yang didasarkan pada
kebutuhan, kondisi, dan kemampuan awal peserta didik, serta memastikan
pemenuhan hak-hak peserta didik.
b. Orientasi pada keterampilan. Pembelajaran yang tidak hanya menekankan
pencapaian akademis semata tetapi menekankan pada penguasaan
keterampilan hidup, termasuk keterampilan belajar dan keterampilan
beradaptasi di masa pandemi Covid-19
c. Pembelajaran bermakna dan terdeferensiasi. Pembelajaran yang memandu
peserta didik menghubungkan pelajaran dengan konsep yang telah dikuasai
dan praktik kehidupan sehari-hari peserta didik dengan memberikan
diferensisasi cara belajar yang mencakup diferensiasi cara mendapatkan
informasi, mengelola informasi serta mempresentasikan hasil belajar.
d. Pemberian umpan balik. Pembelajaran yang memberi masukan atau umpan
balik terhadap proses dan hasil belajar peserta didik secara spesifik,
bermakna dan langsung sebagai upaya membantu peserta didik belajar
secara mandiri.
e. Inklusif. Pembelajran non diskriminatif yang memastikan keterlibatan semua
dan setiap peserta didik untuk terlibat secara utuh dalam proses
pembelajaran.

Secara garis besar prinsip pembelajaran masa darurat terdiri atas dua
yaitu,
a. Tidak membahayakan. Sebagaimana guru di seluruh dunia mencoba untuk
mengurangi kemungkinan kerugian dalam belajar karena gangguan sekolah,
keselamatan dan kesejahteraan siswa (students well-being) harus menjadi
hal terpenting untuk dipikirkan. Upaya penyampaian kurikulum secara jarak
jauh tidak menciptakan lebih banyak stres dan kecemasan bagi siswa dan
keluarganya.

65
b. Realistis. Guru hendaknya memiliki ekspektasi yang realistis mengenai apa
yang dapat dicapai dengan pembelajaran jarak jauh, dan menggunakan
penilaian profesional untuk menilai konsekuensi dari rencana pembelajaran
tersebut.

Berikut penjabaran prinsip-prinsip pembelajaran masa darurat diantaranya;


a. Pembelajaran dapat dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas,
dan/atau pembelajaran jarak jauh, baik secara daring (dalam jaringan) dan
uring (luar jaringan);
b. Pembelajaran dapat berlangsung di sekolah, rumah, dan di lingkungan
sekitar sesuai dengan kondisi masing-masing;
c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis
kompetensi, keterampilan aplikatif, dan terpadu;
d. Pembelajaran perlu berkembang secara kreatif dan inovatif dalam
mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif siswa;
e. Pembelajaran menekankan nilai guna aktivitas belajarnya untuk kehidupan
riil siswa, orang lain atau masyarakat sekitar, serta alam lingkungan tempat
siswa hidup;
f. Pembelajaran yang berlangsung agar mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat;
g. Pembelajaran yang berlangsung agar menerapkan nilai-nilai, yaitu memberi
keteladanan yang perilaku belajar positif, beretika, dan berakhlakul karimah
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan dan motivasi dalam belajar
dan bekerja (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
h. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
i. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
j. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa
menjadi acuan penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Selain itu, prinsip pembelajaran juga mengacu pada pemberian
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik; fokus kepada pendidikan
kecakapan hidup yang bersifat inklusif dan kontekstual; penugasan yang
bervariasi kepada peserta didik, sesuai minat dan kondisi setempat; pendidik

66
lebih memberikan umpan balik yang bersifat kualitatif; mengedepankan pola
interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua/wali.

3. Materi, Metode dan Media Pembelajaran Masa darurat


a) Materi Pembelajaran Masa Darurat
Materi pembelajaran pada masa darurat covid-19 di sesuaikan dengan
panduan pada silabus kurikulum darurat (pada kondisi khusus). Terdapat
penyederhanaan materi dari kurikulum 2013. Materi yang disampaikan
lebih menekankan pada kecakapan hidup, kreatif, kritis, kolaboratif dan
komunikatif.

b) Metode Pembelajaran Masa Darurat


Pelaksanaan pembelajaran pada masa darurat terbagi atas dua
pendekatan yaitu,
1) Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dilaksanakan
dengan,
- Tatap muka virtual dengan menggunakan aplikasi Google Meet,
dan Zoom.
- Menggunakan Learning Management System (LMS), seperti
Rumah Belajar dan Ruang Guru.
- Menggunakan media sosial seperti Whatsapp, YouTube,
facebook dan lainnya.
2) Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring) dengan menggunakan
buku, modul dan bahan ajar, dari lingkungan sekitar.

Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan pada masa


darurat diantaranya;

a. Project Based Learning


Metode Project Based Learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari
Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020. Project Based Learning ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
berkolaborasi, gotong royong, dan berempati dengan sesama dalam kegiatan
eksperimen dan berinovasi.

67
b. Daring Method
Metode ini memanfaatkan jaringan online, dan bisa membuat para siswa
kreatif menggunakan fasilitas yang ada, seperti membuat konten dengan
memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh
kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring
seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan
seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

c. Luring Method
Luring method adalah model pembelajaran yang dilakukan di luar
jaringan. Dalam artian, pembelajaran dilakukan secara tatap muka dengan
memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Dalam metode ini,
siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan.
Model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode ini
dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak terlalu sulit saat
disampaikan kepada siswa. Selain itu, metode ini dinilai cukup baik bagi peserta
didik yang kurang atau tidak memiliki sarana dan prasarana yang mendukung
untuk sistem daring.

d. Blended Learning
Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua
pendekatan sekaligus yaitu mengkombinasikan antara tatap muka dengan
menerapkan berbagai metode atau model pembelajaran dan pembelajaran
secara online dengan memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi
untuk mendukung belajar mandiri dan memberikan pengalaman belajar kepada
peserta didik.

SMP Negeri 3 Ampek Angkek melaksanakan pembelajaran dengan


metode Blended Learning. Dengan pelaksanaan blended learning,
pembelajaran berlangsung lebih bermakna dengan keragaman sumber belajar
yang diperoleh peserta didik. Secara garis besar pembelajaran Blended Learning
memiliki tiga komponen penting yaitu, 1) online learning; 2) pembelajaran tatap
muka;dan 3) belajar mandiri.

Tujuan dari pembelajaran blended learning adalah:


a. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses
belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.

68
b. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik
untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
c. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan
menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.
d. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peserta didik
dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online memberikan peserta
didik dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap
saat, dan di mana saja selama peserta didik memiliki akses Internet.
e. Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui
penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

Melalui blended learning dapat menciptakan lingkungan belajar yang


positif untuk terjadinya interaksi antara sesama peserta didik, dan peserta didik
dengan pendidiknya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

4. Media Pembelajaran Masa Darurat


Media pembelajaran pada masa darurat covid-19 terkait dengan platform
apa saja yang bisa digunakan guru untuk memastikan pembelajaran daring bisa
berjalan. Misalnya, whatsapp, blog, zoom, webex, google meet, messengger,
instagram, youtube, g suite, moodle, edmodo, dan banyak lagi yang lain. SMP
Negeri 3 Ampek Angkek memfasilitasi peserta didik dengan menggunakan
beberapa media pembelajaran baik tatap muka (face to face) maupun online
atau belajar mandiri.

Untuk pembelajaran tatap muka, guru tidak terpaku pada pembelajaran


secara konvensional namun sudah menerapkan beberapa model dan metode
pembelajaran seperti Proyek Based Learning, Problem Based Learning,
Discovery Learning, Saintifik dan sebagainya. Begitupun media pembelajaran
online atau aplikasi yang digunakan guru dalam pembelajaran online seperti
google classroom, whatsapp group, schoology, edmodo, zoom cloud meetting,
youtube, facebook, google meet, quizizz, kahoots, kinemaster, screen o-matic, x-
recorder dan lainnya.

Guru perlu memperkaya diri dengan berbagai ide kreatif tentang


bagaimana membelajarkan siswa secara efektif dengan bertumpu pada jaringan

69
internet dan komunikasi maya. Guru mendesain aktivitas pembelajaran yang
variatif. Tidak hanya bertumpu pada video konferensi yang sinkronous, tetapi
juga platform belajar dengan moda asinkronous. Guru juga mempertimbangkan
pemakaian teknologi yang hightech atau lowtech yang nanti akan berakibat pada
pemakaian data siswa. Pada saat yang sama, guru juga memperkaya diri
dengan materi ajar. Guru mengakselerasi kemampuan untuk mencari atau
bahkan membuat materi ajar digital, mendigitalisasi materi yang sebelumnya
manual.

1) Langkah-Langkah Pengelolaan Pembelajaran Masa Darurat


a) Pengelolaan pembelajaran masa darurat di SMP Negeri 3 Ampek Angkek
disusun melalui langkah-langkah berikut;
i. Melakukan survei data dan sarana prasarana sekolah. Data pendidik
dan tenaga kependidikan, ketersediaan TIK, rekam jejak medis terkait
Covid-19, jumlah sarana dan prasarana terkait;
ii. Melakukan survei data dan kondisi peserta didik dan keluarga
iii. Menentukan kebijakan pembelajaran yang terdiri dari,
 Kurikulum yang digunakan
 Menentapkan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis KI/KD
 Menetapkan komposisi dan fungsi pembelajaran dengan
pembelajaran jarak jauh
 Menetapkan jadwal pembelajaran
iv. Memenuhi kelengkapan adminstrasi guru yang berisi kurikulum,
tujuan pembelajaran, komposisi serta jadwal pembelajaran per
semester
v. Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan pendidikan
(RKAS) terkait pendanaan kegiatan sosialisasi, peningkatan
kapasitas, dan pengadaan sarana prasarana sanitasi, kebersihan,
dan kesehatan satuan pendidikan.
vi. Melibatkan komite sekolah, termasuk orang tua peserta didik dalam
penyuluhan dan sosialisasi praktik pembelajaran di masa pandemi
Covid-19. Penyuluhan dan sosialisasi mencakup protokol tiba di
sekolah, selama di sekolah, dan meninggalkan sekolah;

70
vii. Menyosialisasikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka kepada
lembaga warga sekolah berlokasi, termasuk RT, kelurahan,
kecamatan, dan Babinkamtibmas;
viii. Membentuk Tim Pengembang Sekolah yang berperan memantau,
mengumpulkan data, membagikan praktik baik, dan merumuskan
rekomendasi perbaikan pembelajaran di masa pandemi Covid-19;
ix. Secara rutin berkelanjutan memantau, mengevaluasi, dan
menindaklanjuti perkembangan pelaksanaan pembelajaran di masa
pandemi Covid-19.

5. Struktur Kurikulum Masa Darurat


Struktur kurikulum masa darurat tidak jauh berbeda dengan Kurikulum
2013. Sejumlah mata pelajaran tetap dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok
A dan kelompok B. Mata pelajaran kelompok A terdiri dari Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan
Bahasa Inggris. Sedangkan mata pelajaran kelompok B yaitu, Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Prakarya. Walaupun pada
masa pendemi, SMP Negeri 3 Ampek tetap melaksanakan Kurikulum Plus
dengan dua mata pelajaran yaitu, Tahfizh dan Bahasa Arab.
Pada Kurikulum 2013, satu Jam Pelajaran (JP) beban belajar tatap muka
ditetapkan 40 menit. Sedangkan untuk pelaksanaan kurikulum masa darurat,
satu Jam Pelajaran dialokasikan 30 menit tatap muka berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam Nomor
421/563/Disdikbud/2021. Untuk memenuhi beban mengajar, metode
pembelajaran dilaksanakan dengan mengkombinasikan pembelajaran
tatap muka dengan pembelajaran online yang di sebut Blended Learning.

Adapun struktur kurikulum masa darurat sebagai berikut:


a) Kurikulum Nasional
ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan 3 3 3
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5

71
ALOKASI WAKTU PER
MATA PELAJARAN MINGGU
VII VIII IX
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
3. Prakarya (VIII, IX)/Informatika (VII) 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 38 JP 38 JP 38 JP

b) Kurikulum Plus

No Kurikulum Plus VII VIII IX


1. Tahfidz 2 2 2
2. Bahasa Arab 2 2 2
Jumlah Jam 4 JP 4 JP 4 JP

Jam pelajaran kelas VII, VIII dan IX pada kurikulum nasional berjumlah 38
jam per minggu, dan ditambah dengan mata pelajaran kurikulum plus yang terdiri
dari 2 mata pelajaran, yaitu Tahfizh dan Bahasa Arab.

Pengaturan alokasi waktu pembelajaran di SMP Negeri 3 Ampek Angkek


adalah sebagai berikut:
1) Waktu pembelajaran per jam tatap muka untuk semua mata pelajaran
adalah 30 menit untuk 1 jam pelajaran.
2) Jumlah jam pelajaran kelas VII,VIII dan IX adalah 38 jam pelajaran sesuai
permendikbud no 58 tahun 2013, ditambah 4 jam pelajaran kurikulum plus,
sehingga total 42 jam pelajaran.
3) Jumlah minggu efektif per tahun pelajaran adalah 35 minggu.
4) Jumlah jam pelajaran per tahun adalah 1.470 jam pelajaran

Berikut jadwal pembelajaran tatap muka terbatas SMP Negeri 3 Ampek


Angkek. Peserta didik dibagi menjadi dua shift yaitu shift A dan shift B. Masing-
masing melaksanakan pembelajaran tatap muka selama tiga hari. Dan secara
online selama tiga hari. Pelaksanaannya sehari tatap muka dan sehari online
(belajar mandiri).

72
JADWAL PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS
SMPN 3 AMPEK ANGKEK SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Jam
Hari Waktu VII.1 VII.2 VII.3 VIII.1 VIII.2 VIII.3 IX.1 IX.2 IX.3 Piket Labor Pustaka
Ke-
07.10 - 07.30 TAHFIZH

1 07.30 - 08.00 B.ARAB B.IND(W) IPA(I) PJOK B.ING(A) TAHFIZH MTK(R) IPS IPA(T)

S 2 08.00 - 08.30 B.ARAB B.IND(W) IPA(I) PJOK B.ING(A) TAHFIZH MTK(R) IPS IPA(T)

E 3 08.30 - 09.00 MTK(M) B.IND(W) IPA(I) PJOK MTK(R) PKN SENBUD IPA(T) IPS

TRISNI AGUSNITA
WIRA & NADYA

ERTATI
N 4 09.00 - 09.30 MTK(M) B.ING(A) B.IND(W) IPA(I) MTK(R) PJOK SENBUD IPA(T) IPS

I 09.30 - 10.00 ISTIRAHAT

N 5 10.00 - 10.30 MTK(M) B.ING(A) B.IND(W) IPA(I) MTK(R) PJOK B.ARAB IPA(T) PRKY

6 10.30 - 11.00 B.IND(W) IPA(I) PAI(L) SENBUD PKN PJOK B.ARAB MTK(R) PRKY

7 11.00 - 11.30 B.IND(W) IPA(I) PAI(L) IPS B.ARAB PKN B.ING(A) MTK(R) TAHFIZH

8 11.30 - 12.00 B.IND(W) IPA(I) PAI(L) IPS B.ARAB PKN B.ING(A) MTK(R) TAHFIZH

07.10 - 07.30 TAHFIZH

1 07.30 - 08.00 B.IND(W) PJOK B.ING(A) SENBUD IPS MTK(R) IPA(T) B.ARAB B.IND(AY)

S 2 08.00 - 08.30 B.IND(W) PJOK B.ING(A) SENBUD IPS MTK(R) IPA(T) B.ARAB B.IND(AY)

E 3 08.30 - 09.00 B.IND(W) PJOK IPS B.ARAB IPA(I) MTK(R) IPA(T) B.ING(A) B.IND(AY)

TRISNI AGUSNITA
AZANI & DINA

ERTATI
L 4 09.00 - 09.30 PKN B.IND(W) IPS B.ARAB IPA(I) PAI(D) TAHFIZH B.ING(A) IPA(T)

A 09.30 - 10.00 ISTIRAHAT

S 5 10.00 - 10.30 PKN B.IND(W) B.ARAB IPS IPA(I) PAI(D) TAHFIZH SENBUD IPA(T)

A 6 10.30 - 11.00 PKN B.IND(W) B.ARAB IPS PJOK PAI(D) B.ING(A) SENBUD IPA(T)

7 11.00 - 11.30 MTK(M) B.ARAB B.IND(W) TAHFIZH PJOK IPA(I) B.ING(A) B.IND(AY) PKN

8 11.30 - 12.00 MTK(M) B.ARAB B.IND(W) TAHFIZH PJOK IPA(I) SENBUD B.IND(AY) PKN

07.10 - 07.30 TAHFIZH

1 07.30 - 08.00 IPA(I) IPS TAHFIZH MTK(M) B.ING(A) B.IND(W) PJOK MTK(R) B.IND(AY)

2 08.00 - 08.30 IPA(I) IPS TAHFIZH MTK(M) B.ING(A) B.IND(W) PJOK MTK(R) B.IND(AY)

R 3 08.30 - 09.00 B.ING(A) IPA(I) IPS MTK(M) MTK(R) B.IND(W) PJOK IPA(T) B.IND(AY)

TRISNI AGUSNITA
TRISNI & ERTATI

ERTATI
A 4 09.00 - 09.30 B.ING(A) IPA(I) IPS B.IND(W) MTK(R) SENBUD B.IND(AY) IPA(T) PKN

B 09.30 - 10.00 ISTIRAHAT

U 5 10.00 - 10.30 IPS TAHFIZH MTK(M) B.IND(W) IPA(I) SENBUD B.IND(AY) PKN B.ING(A)

6 10.30 - 11.00 IPS TAHFIZH MTK(M) B.IND(W) IPA(I) SENBUD B.IND(AY) PKN B.ING(A)

7 11.00 - 11.30 TAHFIZH B.ING(A) B.IND(W) PKN SENBUD PRKY IPS B.IND(AY) MTK(R)

8 11.30 - 12.00 TAHFIZH B.ING(A) B.IND(W) PKN SENBUD PRKY IPS B.IND(AY) MTK(R)

07.10 - 07.30 TAHFIZH

1 07.30 - 08.00 SENBUD MTK(M) PKN B.ING(A) TAHFIZH IPA(I) MTK(R) B.IND(AY) IPS

K 2 08.00 - 08.30 SENBUD MTK(M) PKN B.ING(A) TAHFIZH IPA(I) MTK(R) B.IND(AY) IPS

A 3 08.30 - 09.00 SENBUD MTK(M) PKN B.IND(W) PRKY IPA(I) MTK(R) IPS PJOK
TRISNI AGUSNITA
ERTATI & AYU

ERTATI

M 4 09.00 - 09.30 IPA(I) SENBUD MTK(M) B.IND(W) PRKY B.ING(A) B.IND(AY) IPS PJOK

I 09.30 - 10.00 ISTIRAHAT

S 5 10.00 - 10.30 IPA(I) SENBUD MTK(M) B.IND(W) IPS B.ING(A) B.IND(AY) PRKY PJOK

6 10.30 - 11.00 IPA(I) SENBUD MTK(M) PKN IPS B.IND(W) B.IND(AY) PRKY MTK(R)

7 11.00 - 11.30 B.ING(A) IPS SENBUD MTK(M) PKN B.IND(W) IPA(T) TAHFIZH MTK(R)

8 11.30 - 12.00 B.ING(A) IPS SENBUD MTK(M) PKN B.IND(W) IPA(T) TAHFIZH MTK(R)

J 07.10 - 07.30 TAHFIZH


NOFRY YENTY & MARIRATUL

U 1 07.30 - 07.80 PJOK PAI(L) INFORMATIKA PAI(D) B.IND(W) MTK(R) PKN PAI(A) B.ING(A)

M 2 08.00 - 08.30 PJOK PAI(L) PAI(D) B.IND(W) MTK(R) PKN PAI(A) B.ING(A)
TRISNI AGUSNITA

INFORMATIKA
ERTATI

A 3 08.30 - 09.00 PJOK PAI(L) SENBUD PAI(D) B.IND(W) B.ING(A) PKN PAI(A) B.ARAB

T 09.00 - 09.30 ISTIRAHAT

4 09.30 - 10.00 PAI(L) PKN PJOK IPA(I) PAI(D) B.ING(A) PAI(A) SENBUD B.ARAB

5 10.00 - 10.30 PAI(L) PKN PJOK IPA(I) PAI(D) B.ARAB PAI(A) B.ING(A) SENBUD

6 10.30 - 11.00 PAI(L) PKN PJOK IPA(I) PAI(D) B.ARAB PAI(A) B.ING(A) SENBUD
S 07.10 - 07.30 TAHFIZH
A 1 07.30 - 08.00 IPS IPA(I) B.ING(A) B.IND(W) IPS(T) PRKY PJOK SENBUD
TRISNI AGUSNITA

INFORMATIKA
ADE & RIKA

ERTATI

B 2 08.00 - 08.30 IPS INFORMATIKA IPA(I) B.ING(A) B.IND(W) IPS(T) PRKY PJOK PAI(A)

T 08.30 - 09.00 ISTIRAHAT

U 3 09.00 - 09.30 INFORMATIKA MTK(M) B.ING(A) PRKY B.IND(W) IPS(T) IPS PJOK PAI(A)

4 09.30 - 10.00 INFORMATIKA MTK(M) B.ING(A) PRKY SENBUD IPS(T) IPS PKN PAI(A)

Mengetahui Batu Taba, 12 Juli 2021


Kepala sekolah Waka Kurikulum

dto dto

Yetti Yulia, M.Pd. Marini, M.Pd.


NIP. 19690707 199403 2009 NIP. 19860304 201001 2 020

73
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

A. Penetapan Awal Tahun Pelajaran


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
siswa selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Tahun Pelajaran 2021/2022 dimulai tanggal 12 Juli 2021 sesuai dengan kalender
pendidikan. Dimana siswa kelas VII mengikuti kegiatan MPLS (Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah dari tanggal 12 – 14 Juli 2021. Sedangkan siswa kelas VIII
dan IX di hari pertama melakukan pertemuan dengan wali kelas dan dilanjutkan
dengan guru mata pelajaran.

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

1. Rincian Minggu Efektif Semester Ganjil

Banyaknya Minggu Tidak Minggu Efektif


No. Bulan
Minggu Efektif
1 Juli 5 3 2
2 Agustus 4 0 4
3 September 5 1 4
4 Oktober 4 1 3
5 November 4 0 4
6 Desember 5 4 1
Jumlah 27 9 18

Keterangan :

Minggu Efektif
Banyak minggu efektif : 18 minggu

Minggu yang tidak Efektif


1. MPLS : 1 minggu
2. Libur semester 2 TP. 2020 / 2021 : 2 minggu
3. Ujian MID Semester 1 TP. 2021/2022 : 1 minggu
4. Ujian Semester 1 TP. 2021 / 2022 : 1 minggu
5. Classmeeting dan pembagian rapor : 2 minggu
6. Libur Semester 1 TP. 2021 / 2022 : 2 minggu
Banyaknya minggu tidak efektif : 9 minggu

74
Rincian Minggu Efektif Semester Genap

Banyaknya Minggu Tidak Minggu Efektif


No. Bulan
Minggu Efektif
1 Januari 4 0 4
2 Februari 4 0 4
3 Maret 5 1 4
4 April 4 4 0
5 Mei 4 1 3
6 Juni 5 3 2
Jumlah 26 9 17

Keterangan :

Minggu Efektif
Banyaknya minggu efektif : 17 minggu
Minggu yang tidak Efektif
1. Ujian MID Semester 2 TP. 2021/2022 : 1 minggu
2. Ujian Sekolah : 1 minggu
3. Libur Awal Ramadhan : 1 minggu
4. Kegiatan ramadhan : 1 minggu
5. Libur idul fitri 1443 H : 2 minggu
6. Penilaian akhir tahun : 1 minggu
7. Classmeetting/Pengisian Rapor : 1 minggu
8. Libur Semester 2 : 1 minggu
Banyaknya minggu tidak efektif : 9 minggu

Minggu efektif belajar adalah 35 minggu per tahun pelajaran dengan


rincian 18 minggu pada semester I dan 17 minggu pada semester II.
(catatan: pada bulan suci Ramadan merupakan kegiatan keagamaan)

C. Pengaturan Waktu Libur


Hari libur:
1. 20 Juli 2021 Libur Idul Adha 1442H
2. 11 Agustus 2021 Cuti Bersama Tahun Baru Hijriah 1443H
3. 17 Agustus 2021 HUT RI
4. 20 Oktober 2021 Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW
5. 20 - 31 Des 2021 Libur Semester I
6. 25 Desember 2022 Hari Raya Natal
7. 1 Januari 2022 Libur Tahun Baru Masehi
8. 1 Februari 2022 Tahun Baru Imlek

75
9. 1 Maret 2022 Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
10. 3 Maret 2022 Hari Raya Nyepi
11. 4 - 9 April 2022 Libur Awal Ramadhan 1443 H
12. 15 April 2022 Jum’at Agung
13. 2 Mei 2022 Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1443H
14. 3 dan 4 Mei 2022 Hari Raya Idul Fitri 1443H
15. 26 Mei 2022 Hari Raya Waisak
16. 1 Juni 2020 Hari Lahirnya Pancasila
17. 27 Juni 2022 Libur akhir semester II.

76
Penjabaran Matrik Kalender Pendidikan SMPN 3 Ampek Angkek

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 AMPEK ANGKEK
KALENDER SEKOLAH, PERHITUNGAN HARI BELAJAR/ HARI EFEKTIF DAN HARI LIBUR
(PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Hari/ Tanggal Jumlah


Semester

Minggu
Bulan

Minggu
Hari Tanggal Keterangan
Selasa

Kamis

Jumat
Senin

Sabtu
Rabu

Belajar
1 1 2 3 4 0 1 sd 4 Libur semester II TP 2020/2021
2 5 6 7 8 9 10 11 0 5 sd 11 Libur semester II TP 2020/2021
Jul-21

3 12 13 14 15 16 17 18 0 12 sd 17 MPLS dan Workshop PSP


4 19 20 21 22 23 24 25 5 20 Hari Efektif Belajar/Hari Raya Idul Adha 1442H
5 26 27 28 29 30 31 6 26 sd 31 Hari Efektif Belajar
1 0 - -
6 2 3 4 5 6 7 8 6 2 sd 7 Hari Efektif Belajar
Agu-21

7 9 10 11 12 13 14 15 5 11 Hari Efektif Belajar/ Cuti BersamaTahun Baru Hijriyah


8 16 17 18 19 20 21 22 5 17 Hari Efektif Belajar/ Peringatan 17 Agustus
9 23 24 25 26 27 28 29 6 23 sd 28 Hari Efektif Belajar
30 31 2 30 sd 31 Hari Efektif Belajar
10 1 2 3 4 5 4 1 sd 4 Hari Efektif Belajar
11 6 7 8 9 10 11 12 6 6 sd 11 Hari Efektif Belajar
Sep-21

12 13 14 15 16 17 18 19 0 13 sd 18 PTS 1 Kelas 8 dan 9


13 20 21 22 23 24 25 26 6 20 sd 25 Hari Efektif Belajar
Ganjil

14 27 28 29 30 0 23 sd 28 Perkiraan AKM SD/SMP


1 2 3 2 1 sd 2 Hari Efektif Belajar
15 4 5 6 7 8 9 10 6 4 sd 19 Hari Efektif Belajar
Okt-21

16 11 12 13 14 15 16 17 6 14 sd 19 Hari Efektif Belajar


17 18 19 20 21 22 23 24 5 20 Hari Efektif Belajar/Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW
18 25 26 27 28 29 30 31 0 25 sd 30 Perkiraan AKM/ Gebyar Literasi
19 1 2 3 4 5 6 7 6 1 sd 6 Hari Efektif Belajar
20 8 9 10 11 12 13 14 6 8 sd 13 Hari Efektif Belajar
Nov-21

21 15 16 17 18 19 20 21 6 15 sd 20 Hari Efektif Belajar


22 22 23 24 25 26 27 28 5 27 Hari Efektif Belajar/Munakasyah
29 30 2 29 sd 30 Hari Efektif Belajar
23 1 2 3 4 5 4 1 sd 4 Hari Efektif Belajar
24 6 7 8 9 10 11 12 0 6 sd 11 Penilaian Akhir Semester 1
Des-21

25 13 14 15 16 17 18 19 0 13 sd 18 Pengisian Rapor/Penyerahan Rapor Sem.1 21/22


26 20 21 22 23 24 25 26 0 20 sd 25 Libur semester I TP 2021/2022/ Hari Raya Natal
27 27 28 29 30 31 0 27 sd 31 Libur semester I TP 2021/2022
Jumlah 27

Batu Taba, 1 Juli 2021


Kepala Sekolah,

Yetti Yulia M.Pd


NIP. 19690707 199403 2 009

77
PEMERINTAH KABUPATEN AGAM
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 AMPEK ANGKEK
KALENDER SEKOLAH, PERHITUNGAN HARI BELAJAR/ HARI EFEKTIF DAN HARI LIBUR
(PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Hari/ Tanggal Jumlah


Semester

Minggu
Bulan

Selasa

Minggu
Kamis
Hari TANGGAL Keterangan

Jumat
Senin

Sabtu
Rabu

Belajar
1 2 0 1 Libur Tahun Baru Masehi
1 3 4 5 6 7 8 9 6 3 sd 8 Hari Efektif Belajar
Jan-22

2 10 11 12 13 14 15 16 6 10 sd 15 Hari Efektif Belajar


3 17 18 19 20 21 22 23 6 17 sd 22 Hari Efektif Belajar
4 24 25 26 27 28 29 30 5 24 sd 29 Hari Efektif Belajar
31 1 31 Hari Efektif Belajar
5 1 2 3 4 5 6 4 1 Tahun Baru Imlek/Hari Efektif Belajar
6 7 8 9 10 11 12 13 6 7 sd 12 Hari Efektif Belajar
Feb-22

7 14 15 16 17 18 19 20 6 14 sd 19 Hari Efektif Belajar


8 21 22 23 24 25 26 27 4 21 & 22 Hari Efektif Belajar/Spenta Championship
28 1 28 Hari Efektif Belajar
9 1 2 3 4 5 6 4 1 Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW/Hari Efektif Belajar
10 7 8 9 10 11 12 13 6 7 sd 12 Hari Efektif Belajar
Mar-22

11 14 15 16 17 18 19 20 0 14 sd 19 PTS II Kelas 8 dan 9


12 21 22 23 24 25 26 27 6 21 sd 26 Hari Efektif Belajar
Genap

13 28 29 30 31 4 28 sd 31 Hari Efektif Belajar


1 2 3 2 1 sd 2 Hari Efektif Belajar
14 4 5 6 7 8 9 10 6 4 sd 9 Libur Awal Ramadhan 1443H
Apr-22

15 11 12 13 14 15 16 17 5 11 sd 16 Kegiatan Sekolah di Bulan Ramadhan/ Jum'at Agung


16 18 19 20 21 22 23 24 0 18 sd 23 Ujian Sekolah SMP
17 25 26 27 28 29 30 31 0 25 sd 30 Libur Idul Fitri
1 0 - -
18 2 3 4 5 6 7 8 0 2 sd 7 Libur Idul Fitri/ Hari Raya Idul Fitri
Mei-22

19 9 10 11 12 13 14 15 6 9 sd 14 Hari Efektif Belajar


20 16 17 18 19 20 21 22 6 16 sd 21 Hari Efektif Belajar
21 23 24 25 26 27 28 29 4 25 sd 30 Hari Efektif Belajar/Hari Raya Waisak/wisuda tahfizh
30 31 2 30 sd 31 Hari Efektif Belajar
22 1 2 3 4 5 3 1 Hari Lahir Pancasila
23 6 7 8 9 10 11 12 6 6 sd 11 Hari Efektif Belajar
Jun-22

24 13 14 15 16 17 18 19 0 13 sd 18 Penilaian Akhir Tahun


25 20 21 22 23 24 25 26 0 25 Lomba Tahfizh, b.Inggris& Adat/Penyerahan Rapor
26 27 28 29 30 31 0 27 sd 31 Libur Semester Genap
Jumlah 26

Batu Taba, 1 Juli 2021


Kepala Sekolah,

Yetti Yulia, M.Pd


NIP. 19690707 199403 2 009

78
BAB VI
PENUTUP

Tersusunnya Kurikulum Operasional SMP Negeri 3 Ampek Angkek pada


tahun pelajaran 2021/2022 maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan
belajar mengajar telah dimiliki oleh SMP Negeri 3 Ampek Angkek. Dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku maka SMP Negeri 3 Ampek
Angkek menetapkan penggunaan dokumen Kurikulum Operasional SMP Negeri
3 Ampek Angkek tahun ajaran 2021/2022 ini bagi peserta didik kelas VII.

Substansi kurikulum merupakan keinginan dan komitmen bersama baik


dalam perancangan, penyusunan serta pelaksanaan. Oleh karena itu realisasi
Kurikulum operasional ini merupakan tanggung jawab seluruh stakeholder
sekolah di bawah pengawasan, bimbingan dan pengendalian Kepala Sekolah.

Kurikulum operasional bersifat flaksibel dan dinamis, maka ide dan gagasan
seluruh stakeholder selama pelaksanaan akan menjadi bahan pertimbangan,
untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan masukan demi penyempurnaan dan
perbaikan Kurikulum operasional khususnya dan pelaksanaan pendidikan di
SMP Negeri 3 Ampek Angkek pada umumnya.

79

Anda mungkin juga menyukai