Anda di halaman 1dari 6

ASSIGNMENT MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS

CRM, ERP & SCM

DISUSUN OLEH 08520102 0851

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KLABAT SUMMER 2011

PERUSAHAAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN CRM Sukses : Bank BCA Salah satu contoh perusahaan yang sukses dalam mengimplementasikan CRM yaitu Bank BCA. CRM yang termasuk didalamnya yaitu pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service). Dengan Formulasi CRM: Ketepatan Layanan + Teknologi + Kemudahan = Kepuasan Customer. Bank BCA sukses mengimplementasikan CRM dikarenakan Bank BCA telah melakukan upaya-upaya dalam menjalin hubungan dengan nasabahnya. Layanan-layanan yang diberikan seperti layanan yang bersifat customer-facing merupakan layanan yang sifatnya langsung pada pelanggan, contohnya customer service, layanan yang bersifat customer-touching yang bisa diterapkan melalui pembuatan media yang bisa digunakan oleh nasabah untuk berinteraksi dengan bank, contohnya melalui ATM, layanan Mobile Banking, dan Internet Banking. PERUSAHAAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN ERP Gagal : PT. ABC PT. ABC merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur cat tembok emulsi. Pada kegiatannya sehari-hari, perusahaan memproduksi banyak sekali varian dan jenis produk. Produk utama perusahaan adalah cat tembok emulsi yang mempunyai ribuan corak dan warna. Atas permintaan pasar, perusahaan juga mulai membuat cat tembok beraneka aroma. Perusahaan mempunyai kantor pusat di Jakarta dan pabrik di karawang. Seluruh operasional perusahaan dapat dikendalikan secara realtime7 oleh kantor pusat Jakarta. Perusahaan menginvestasikan banyak uang untuk membangun server data dan web di Jakarta. Untuk menjaga kompabilitas dan tingkat ekonomis, server dijakarta dibangun menggunakan teknologi LINUX. Arsitektur database perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagian A adalah kantor pusat jakarta. Bagian B adalah bagian produksi pabrik dan bagian C merupakan departemen support pabrik. Pada mulanya, perusahaan menginvestasikan banyak sekali dana dalam membangun infrastruktur ini yang apabila dirinci dapat dijabarkan sebagai berikut: Investasi pengadaan server Investasi pengadaan komunikasi Investasi pengadaan ERP Instalasi konfigurasi Total klien tiap bagian Training staff Rp. atas Rp. komputer atas Rp. jaringan atas Rp. software dan Rp. komputer Rp. 5.000.000 195.000.000 10.000.000 150.000.000 5.000.000 25.000.000

Pihak manajemen yakin bahwa sistem akan membawa keuntungan ekonomis pada masa depan. Sistem tersebut dicatat sebagai aktiva tetap dan kemudian disusutkan dengan metode garis lurus sepanjang 4 tahun (sesuai dengan tarif golongan I pajak). Pada kenyataannya, ternyata sistem hanya meningkatkan efisiensi sebesar Rp. 15.000.000 perbulan dan inipun dihasilkan hanya dari berkurangnya biaya fax. Semua biaya masih tinggi. Meskipun sedikit berkurang, Masih ditemukan transaksi penjualan yang tidak tercatat, kehilangan stok gudang, bocornya resep cat baru, dan lain-nya. Apa yang terjadi pada PT ABC? Kenapa implementasi sistem ERP sebesar lebih dari Rp. 150 juta gagal? Untuk dapat berhasil, implementasi sistem tidak hanya membutuhkan dana yang lumayan besar dalam inplementasi, tetapi juga membutuhkan beberapa faktor penting seperti : 1. Resiko inheren perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang memang sudah dari sananya mudah untuk diimplementasikan sistem, ada juga yang sangat sulit diimplementasikan sistem. Hal ini sangat berpengaruh pada seberapa esketensif dan rumitnya bisnis perusahaan. Sebagai contoh : Koperasi simpan pinjam kecil pasti akan membutuhkan sistem yang jauh lebih rumit dibandingkan pembuatan sistem monitoring produksi pada perusahaan manufaktur menengah yang mempunyai produk homogen (standar). 2. Resiko kultur perusahaan. Kultur perusahaan sangat berpengaruh pada sukses atau tidaknya suatu implementasi sistem. Implementasi sistem baru biasanya disertai dengan perubahan proses bisnis. Reaksi seluruh pekerja, dari pemilik sampai pekerja lapangan dalam menerima atau menolak perubahan proses bisnis akan sangat berpengaruh pada sukses atau tidaknya implementasi sistem 3. Kolusi. Seberapa canggihnya sistem baru, tidak akan dapat berhasil apabila para pengguna melakukan kolusi. Karena pada akhirnya, sistem dijalankan oleh manusia dan kolusi merupakan musuh utama sistem

Sukses :

Kamco Plastic. Inc Kamco Plastic. Inc merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri plastik. Kamco Plastic. Inc sukses dalam mengimplementasikan ERP dalam perusahaan. Mereka dikatakan sukses dalam implementasi ERP karena mereka hanya memerlukan waktu 6 bulan untuk menyelesaikan implementasi ERP di perusahaannya. Berkat sistem ERP, Kamco bisa menangani kerumitan dalam bisnis plastik, manajemen inventory, order entry, dll dengan cepat dan mudah. Sehingga, Kamco dapat melayani klien di seluruh dunia dengan baik dimanapun, dan kapanpun. PERUSAHAAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN SCM Sukses : CISCO CISCO sukses dalam mengimplementasikan SCM karena pengelolaan SCM dari CISCO dilakukan sedemikian rupa sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Pengelolaan SCM dimulai dengan membagi data pesanan konsumen yang masuk ke dalam database perusahaan dengan pemasok. Dengan demikian pemasok CISCO dapat dengan mudah memperoleh data mengenai informasi pesanan dan menyesuaikan jadwal produksi mereka. Untuk otomatisasi proses sharing tersebut, pemasok CISCO mengintegrasikan sistem informasi penjadwalan produksi mereka dengan sistem informasi Enterprise Resource Planning (ERP) atau sistem informasi bisnis terintegrasi milik CISCO. Integrasi yang sama juga dilakukan CISCO, antara bagian manufaktur dengan penyedia layanan antar (third party logistics provider) yang bertugas mengirimkan produk ke konsumen. Dengan pengelolaan pada tingkat supply chain ini, CISCO berhasil mengurangi biaya inventori, biaya pekerja dan biaya kirim dengan nilai keseluruhan sekitar US$ 12 juta per tahun.

Gagal :

Nike Pada musim semi tahun 2001, Nike mengalami kegagalan dalam mengimplentasikan SCM sehingga mengakibatkan kerugian yang amat sangat besar bagi perusahaan. Kegagalan yang dialami oleh Nike disebabkan karena software demand-forecasting and supplychain-management yang digunakan oleh Nike melakukan kesalahan dalam forecast dan supply chain management. Supply chain software yang seharusnya mengurangi jumlah bahan baku yang digunakan untuk pembuatan sepatu Nike serta seharusnya membantu Nike dalam memastikan bahwa mereka sudah memproduksi lebih banyak sepatu yang diinginkan pelanggan daripada yang tidak. Tetapi, justru sepatu yang tidak diinginkan diproduksi terlalu banyak dan sepatu yang menjadi hottest seller justru terlalu sedikit. Ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Sumber : http://www.ithb.ac.id http://www.exforsys.com/tutorials/erp/erp-success-cases.html http://www.scdigest.com/assets/reps/SCDigest_Top-11-SupplyChainDisasters.pdf http://www.scribd.com/doc/24540648/Supply-chain-management-Disaster-at-Nike

Anda mungkin juga menyukai