Makalah Fisiologi Sistem Endokrin
Makalah Fisiologi Sistem Endokrin
SISTEM ENDOKRIN
Dosen Pembimbing : Suwarsono Mulyo
Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul “TUGAS MAKALAH
SISTEM ENDOKRIN” tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang
diberikan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan,
oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari pembaca sekalian yang
bersifat membangun.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk digunanakn
di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja
didalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat
hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang
dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang
dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk
menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut
kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sistem Endokrin ?
2. Apa fungsi dari SistemEndokrin ?
3. Apa saja jenis-jenis kelenjar Endokrin ?
4. Bagaimana klasifikasi dan mekanisme sintesis Hormon ?
5. Bagaimana mekanisme kerja hormon ADH ?
6. Bagaimana mekanisme kerja hormon oxytosin ?
7. Bagaimana mekanisme kerja hormon insulin ?
8. Bagaimana mekanisme kerja hormon Growth ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kelenjar Endokrin
2. Untuk mengetahui klasifikasi dan mekanisme sintesis Hormon
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon ADH
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon oxytosin
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon insulin
6. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon Growth
BAB II
PEMBAHASAN
1. SISTEM ENDOKRIN
A. Pengertian
Kelenjar endokrin adalah kumpulan/sejumlah kelenjar yang fungsi utamanya
menghasilkan hormon kemudian melepaskan hormon tersebut langsung kedalam aliran
darah.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Sedangkan hormon adalah zat kimia yang di lepaskan kedalam darah yang
mempengaruhi kegiatan di dalam sel. Hormon merupakan zat kimia yang bersifat
kalatalis (pengubah), di mana hormon tidak mengalami perubahan dalam zatnya, jika
sedang mengubah komposisi-komposisi dalam sel. Hormon berperan sebagai pembawa
pesan untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan berbagai organ tubuh.
Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon
(hormon tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam
hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang
lain.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino
dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu
respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara
hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada
akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan, diataranya:
1) Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan
dan ciri-ciri seksual.
2) Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan
energy.
3) Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam
darah.
Beberapa jenis hormon hanya mempengaruhi satu atau jenis kinerja organ, tetapi
pada hormon lainnya dpat mempengaruhi seluruh kinerja tubuh. Contoh hormon TSH
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid.
Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini
mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan
mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
Dalam banyak hal, organisasi fungsional dari sistem saraf paralel dengan sistem
endokrin. Refleks endokrin dipicu oleh:
1) stimulus humoral (perubahan komposisi cairan ekstraselular,
2) stimulus hormonal dan
3) stimulus neural.
Pada banyak kasus refleks endokrin dikontrol oleh mekanisme umpan balik negatif
dimana stimulus memicu produksi hormon yang secara langsung atau tidak langsung
memberikan pengaruh mengurangi intensitas stimulus. Refleks endokrin yang lebih
kompleks melibatkan 1 atau lebih tahapan dengan 2 atau lebih hormon
2) Kejelenjar Tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan
kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding
Taring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior,
kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon
tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur
pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera,
cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa
yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini
berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe. Fungsi kelenjar
tiroid, terdiri dari:
Fungsi kelenjar tiroid sangat eras bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal
pengaturan susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi,
mengatur penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksid.
3) Kelenjar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini
bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau
hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.
4) Kelenjar Timus
Kelenjer suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri
dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal
ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
a. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks.
b. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin).
Pada insufiesiensi adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak
sakit paling lemah, terutama karenatidak adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal
menyimpan natrium dalam jumlah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan
kortison. Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;
Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk
mengurangi perdarahan pada operasi kecil.
6) Kelenjar Pienalis (Epifise)
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah
seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus.
7) Kelenjar Pankreatika
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari
sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta
menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes,
insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim
pencernaan protein.
Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon
testosteron. Hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya
jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta
mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri
dan kanan uterus. Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat
mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul
yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
D. Hormon
1. Pengertian
Hormon adalah zat kimia organik yang dikeluarkan oleh sel, atau organ atau kelenjar
atau bagian tubuh tumbuhan dan hewan yang berfungsi dalam regulasi kegiatan fisiologis
dan mempertahankan homeostasis. Bahan kimia yang dikeluarkan dari satu bagian
mempengaruhi sel-sel di bagian lain dari organisme.
Semua organisme multisel memproduksi hormon. Hormon tanaman yang dikenal
sebagai phytohormon. Darah adalah media transportasi hormon hewan. Istilah Hormon
ini berasal dari kata Yunani homao yang berarti untuk menggairahkan. Hormon pertama
kali digunakan oleh William M. Bayliss dan Ernest H. Starling, dari London University
College, pada tahun 1904. Mereka menunjukkan zat kimia – sekretin, yang disekresikan
dalam usus dapat merangsang aksi dari sekresi pankreas. Zat-zat ini dikenal sebagai
‘pembawa pesan kimiawi’.
Jaringan yang menghasilkan hormon yang dikenal sebagai efektor sedangkan jaringan
yang yang dipengaruhi oleh efektor disebut sebagai target. Hormon adalah berat molekul
rendah dan mereka menyebar dengan mudah. Efek yang ditimbulkan oleh hormon tidak
permanen sebagai mendapatkan mudah teroksidasi.
Hormon ditransmisikan ke sasaran organ mereka dalam aliran darah setelah mereka
keluar dari kelenjar yang mensekresi mereka. Sel mengekspresikan molekul reseptor
khusus untuk molekul hormon yang merespon mereka. Sekresi endokrin adalah modus
debit langsung ke dalam aliran darah.
2. Karakteristik Hormon
3. Klasifikasi hormon
a. Klasifikasi tradisional
a) Hormon klasik – Hormon ini disekresikan dari sel-sel endokrin ke dalam cairan
interstitial. Hormon-hormon ini berdifusi ke dalam aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh bagian tubuh dengan sistem peredaran darah.
b) Neurohormon – Hormon ini disintesis oleh sel-sel neuroendokrin dan
disekresikan di terminal saraf. Mereka diangkut ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah.
c) Hormon lokal – Hormon ini disekresikan ke dalam cairan interstitial dan mereka
bertindak secara lokal dalam dua cara. Beberapa hormon bertindak atas sel-sel
tetangga dan dikenal sebagai hormon parakrin dan beberapa hormon bertindak
atas sel-sel dari mana mereka dikeluarkan, mereka adalah hormon autokrin.
b. Klasifikasi struktural
a) Hormon steroid berasal dari kolesterol dan larut dalam lemak. Hormon steroid
termasuk hormon seks dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Hormon seks termasuk androgen, estrogen dan progesteron. Hormon adrenal
adalah hormon kortikosteroid dan hormon glukokortikosteroid. Steroid penting
karena mereka mengambil bagian dalam fungsi penting termasuk keseimbangan
air, perkembangan seksual dan respon stres.
b) Hormon turunan asam amino – Hormon-hormon ini berasal dari asam amino
tirosin dan seperti tyroptophan. Dua jenis hormon yang berasal tirosin adalah
hormon tiroid dan katekolamin. Hormon tiroid adalah yang paling penting
karena mengatur pengembangan organ dan metabolisme.
Katekolamin – Norepoinephrin dan epinefrin adalah katekolamin. Mereka adalah
hormon stres dan neurotransmiter.
Asam amino triptofan adalah hormon prekursor seperti serotonin dan melatonin.
Serotonin mengatur pergerakan usus dan juga berhubungan dengan suasana hati
dan rendahnya tingkat hormon ini sering mengakibatkan depresi.
c) Hormon peptida – Hormon-hormon ini berasal dari peptida. Prohormon adalah
prekursor untuk hormon peptida. Para prohormon disintesis oleh retikulum
endoplasma. Konfigurasi struktural yang tepat diperlukan untuk fungsi mereka.
Hormon peptida disimpan dalam sel vesikel sampai ada rangsangan sinyal untuk
pembebasan mereka ke dalam aliran darah. Contoh hormon peptida termasuk
TSH (thyroid stimulating hormone), insulin, prolaktin, vassopressin.
d) Asam lemak yang berasal hormon – Hormon yang berasal dari asam lemak
disebut eikosanoid, mereka berasal dari asam arakidonat. Hormon-hormon ini
diproduksi oleh setiap sel dalam tubuh. Mereka memiliki peran penting dalam
tubuh termasuk peradangan, tekanan darah dan pembekuan darah.
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu.
Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu
jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai
fungsi Endokrin
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang
akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar.
Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi
Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai
produk onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel
dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
Sejauh ini proses yang paling diatur adalah produksi hormon. Pada banyak kelas
hormon, waktu-paruh yang pendek dari hormon memberikan cara-cara untuk
mengakhiri responnya dan dengan demikian mencegah respon yang berlebihan. Pada
keadaan stress, glukokortikoid yang diproduksi secara berlebihan kemungkinan
mementahkan kerja dari sejumlah hormon yang jika tidak akan berbahaya.
Dengan demikian, jika kerja dan waktu paruh dari hormon pendek, respon hormon
dapat diterminasi dengan hanya menghentikan pelepasan hormon. Suatu pengecualian
adalah hormon tiroid, dengan paruh hidup yang panjang. Terdapat sejumlah pola
pengaturan pelepasan hormon yang berbeda.
Banyak hormon dihubungkan dengan sumbu hipotalamus-hipofisis . Hal ini
melibatkan umpan balik klasik oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar perifer
(kortisol, hormon tiroid, dll) maupun kontrol yang halus, seperti tampak untuk GH dan
PRL. Namun, banyak sistem lain yang berkedudukan lebih bebas. Hal ini digambarkan
oleh kelenjar paratiroid dan oleh pulau Langerhans pankreas .
Pada kelenjar paratiroid, konsentrasi dari Ca2+ yang meningkat dalam plasma oleh
hormon menggunakan suatu inhibisi umpan-balik yang dominan terhadap pelepasan dari
PTH. Pada insulin, depresi dari kadar glukosa sebagai respon terhadap kerja insulin
menyebabkan hilangnya stimulus untuk melepaskan lebih banyak insulin.
Di samping itu, pada kedua kasus, pelepasan hormon dan keadaan kelenjar secara
menyeluruh dipengaruhi oleh banyak faktor tain. Rangsangan untuk mengatur produksi
hormon pada hakekatnya termasuk semua tipe molekul pengatur, termasuk hormon-
hormon seperti hormon tropic dan hormon pengaturan balik , faktor pertumbuhan
tradisional, eikasanoid, dan ion-ion.
Contohnya, ion kalium merupakan suatu pengatur yang penting dari zona
glomerulosa adrenal. Produksi dari berbagai eikosanoid diatur oleh faktor-faktor lokal
yang bertindak pada sel-sel di mana produk ini dilepaskan. Contohnya, stimulasi tropik
dari sebagian besar kelenjar endokrin menghasilkan peningkatan dari produksi
eikosanoid.
Sel sekretoris ini dapat menyimpan hormon peptida dalam jumlah yang cukup
sehingga jumlah yang dilepaskan dalam periode waktu yang pendek dapat melebihi
kecepatan sintesis hormon. Dan ketiga, stimulasi dari kelenjar endokrin oleh hormon
tropik dan faktor-faktor lain seperti faktor pertumbuhan dapat meningkatkan jumlah dan
ukuran dari sel-sel yang secara aktif menghasilkan hormon.
Hormon antidiuretik (ADH): Sebuah molekul (peptida) yang relatif kecil yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis di dasar otak setelah dibuat dekat (di hipotalamus).
ADH memiliki tindakan antidiuretik yang mencegah produksi urin encer (dan begitu
juga antidiuretik).
Sebuah sindrom sekresi ADH yang tidak tepat hasil ketidakmampuan untuk
memadamkan mencairkan urin, perturbs cairan (dan elektrolit) keseimbangan, dan
menyebabkan mual, muntah, otot kram, kebingungan dan kejang. Sindrom ini dapat
terjadi dalam hubungan dengan oat-sel kanker paru-paru, pankreas kanker, kanker
prostat, dan penyakit Hodgkin serta sejumlah lainnya gangguan. ADH juga dapat
merangsang kontraksi arteri dan kapiler. ADH juga dikenal sebagai vasopresin.
Hormon Antidiuretik (ADH) dan Oksitosin “dikeluarkan” dari ujung aksonal sel-
sel saraf ini kedalam jaringan ptuitari posterior, tempat hormon tersebut disimpan.
Impuls saraf dari sel-sel hipothalamus yang sama menyebabkan ptuitari posterior
melepaskan hormon-hormon ini kedalam aliran darah. Karena proses pembentukannya
pada jaringan saraf, ADH dan oksitosin kadang-kadang disebut sebagai bahan
neurosekretori.
Waktu paruh ADH adalah 18 menit. Hormon ini dipecahkan terutama oleh hepar.
Hormon Antidiuretik (ADH) bekerja pada sel-sel duktus kolikegentes ginjal untuk
meningkatkan permeabilitas terhadap air. Ini mengakibatkan peningkatan reabsorbsi air
tanpa disertai dengan dan tidak tergantung pada reabsorbsi elektrolit apapun. Air yang
direabsorbsi ini meningkatkan volume dan menurunkan osmolaritas cairan ekstraseluler
(CES).
Pada saat yang sama keadaan ini menurunkan volume dan meningkatkan
konsentrasi urine yang diekskresi. Istilah vasopresin yang berasal dari pengamatan
dosis suprafisiologi ADH yang besar bekerja pada otot polos arteriole untuk
meningkatkan tekanan darah.
Meskipun aksi tekanan ADH ini tidak nampak mempunyai peranan dalam
homeostasis normal tekanan darah, beberapa peneliti berpikirr bahwa keadaan ini
membantu melawan turunnya tekanan darah yang diakibatkan oleh hemoragi atau
keadaan hipovolemik drastis lainnya.
Terdapat 3 stimuli utama untuk pengaturan sekresi ADH. Pertama adalah
osmolalitas plasma, yang dipantau oleh osmoreseptor pada hipothalamus anterior.
Peningkatan diatas osmolalitas plasma normal (290 mOsm/kg) mengakibatkan stimuli
neuron dari reseptor ini kesel-sel pensekresi ADH, meningkatkan sekresi ADH.
Keadan ini selanjutnya meningkatkan retensi cairan, dengan demikian
mengencerkan CES dan menurunkan osmolalitas plasma kembali kenormal. Dalam
pengertian yang sama, turunnya osmolalitas plasma mencetuskan penurunan atau
terhentinya sekresi ADH. Ini akan memungkinkan ekskresi cairan lebih banyak, dengan
demikian meningkatkan osmolalitas CES kembali.
Sekresi hormon antidiuretik dapat berubah oleh perubahan oamolalitas kurang
dari 1%. Arkus refleks media osmoreseptor ini berfungsi dalam mempertahankan
homeostasis osmotik normal CES. Stimulus kedua terdiri atas perubahan dalam volume
CES. Reseptor peregang dalam porsi tekanan rendah dari sistem kardiovaskular
(seperti vena kava, jantung sebelah kanan, dan pembuluh pulmonal) memantau volume
darah.
Stimuli dari reseptor ini dihantarkan oleh serabut-serabut afferen kehipothalamus
(melalui batang otak) penurunan volume darah menstimulasi sekresi ADH. Akibat dari
peningkatan retensi air meningkatkan volume darah tanpa mempengaruhi tekanan darah
arteri. Kenaikan volume darah menghentikan sekresi ADH.
Keadaan ini menghambat retensi air, dengan demikian memulihkan volume
normal kompartemen CES. Mekanisme ini berfungsi untuk mengubah sekresi ADH
dalam berespon terhadap perubahan-perubahan posisi tubuh. Gerakan dari posisi
rekumben keposisi duduk tegak menyebabkan penurunan sementara dalam stimulasi
volume reseptor karena darah berkumpul ditungkai.
Hal ini mengakibatkan suatu peningkatan sekresi ADH. Rekumbensi
meningkatkan arus balik vena dari tungkai. Peningkatan volume mencetuskan
penurunan sekresi ADH, dengan demikian meningkatkan volume urine yang disekresi.
Diuresis rekumben seperti ini terutama jelas pada orang dengan edema ekstremitas
bawah.
Stimulus ketiga, perubahan dalam tekanan darah arteri juga dapat meregulasi
sekresi ADH. Hipothalamus menerima informasi dari reseptor tekanan yang terletak
pada sinus karotid dan aorta. Penurunan tekanan arteri meningkatkan sekresi ADH.
Dengan demikian retensi cairan, mengakibatkan meningkatnya volume dan tekanan
plasma. Peningkatan tekanan arteri menghasilkan efek sebaliknya.
Mekanisme ini mungkin akan lebih penting pada kompensasi perubahan besar
tekanan darah arteri (seperti, syok aktual atau yang mengancam). Berbagai stimulus
lain telah memperlihatkan pengaruh terhadap sekresi ADH. Peningkatan sekresi ADH
dapat dipercepat oleh angitensin II, nyeri, stress, opiat, nikotin, klofibrat (Atromid S),
klorpropamid (diabinese), dan barbiturat. Sekresi ADH dapat dihambat oleh alkohol
dan antagonis opiat tertentu.
6. Mekanisme kerja Hormon Oxytosin
Oxytocin (bahasa Yunani yang berarti “lahir cepat”)adalah hormon mamalia yang
juga berperan sebagai transmitter syaraf di otak. Pada manusia, diperkirakan Oxytocin
dilepaskan ketika berpelukan, bersentuhan dan orgasme pada kedua jenis kelamin.
Dalam otak, Oxytocin terlibat dalam hal pengakuan dan ikatan sosial, mungkin terlibat
pula dalam terbentuknya kepercayaan di antara manusia dan kedermawanan.
Pada wanita, ia dilepas dalam jumlah besar setelah penggembungan rahim dan
kelamin setelah melahirkan, setelah stimulasi pada puting payudara, memfasilitasi
kelahiran dan menyusui. Oxytocin sintetis dijual sebagai obat dengan nama Pitocin dan
Syntocinon seperti juga Oxytocin generik.
Oxytocin adalah hormon yang membantu kita untuk santai, mengurangi tekanan
darah dan tingkat cortisol. Oxytocin meningkatkan ambang nyeri, mempunyai efek anti
cemas dan menstimulasi berbagai interaksi sosial yang positif. Sebagai tambahan, ia
juga mendorong pertumbuhan dan penyembuhan.
Oxytocin nonapeptida, awalnya dikenal untuk menstimulasi kelahiran dan
pemacu produksi air susu, memainkan peranan penting pada stress dan rasa sakit. Ia bisa
menghasilkan efek mirip anti stress seperti menurunkan tekanan darah dan level cortisol.
Ia menaikkan ambang nyeri, memberikan efek serupa anti ansiolitik dan menstimulasi
berbagai interaksi sosial yang positif.
Konsumsi makanan juga memicu pelepasan Oxytocin dengan cara aktivasi vagal
aferen. Kemungkinan besar, oxytocin bisa juga dilepas oleh stimulasi oleh indra lainnya
seperti penciuman, juga beberapa tipe suara dan cahaya. Tambahannya, mekanisme
psikologi murni bisa memicu pelepasan Oxytocin. Ini berarti bahwa interaksi positif
yang melibatkan sentuhan dan dukungan psikologi dapat menyehatkan. Interaksi sosial
di kehidupan sehari-hari, juga lingkungan yang positif, secara berkelanjutan
mengaktifkan sistem ini.
Serta, beberapa tipe psikoterapi yang berupa saling dukung, kehangatan dan
empati kemungkinan besar menghasilkan efek yang sama, yang kemudian berkontribusi
pada jenis-jenis terapi ini.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berne, R.M., M.N. Levy. 1990. Principles of Physiology.Wolfe Publication, Ltd. USA
Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed. Alih bahasa : Wasmen
Manalu. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Despopoulos, A. dan S. Silbernagl. 1991. Color Atlas of Physiology. Georg Thieme Verlag.
Stuttgart, Germany.
Guyton, A.C. 1991. Fisiologi kedokteran. 5th ed. Alih bahasa A. Dharma dan P. Lukmanto.
Penerbit Buku Kedokteran jakarta
Martini, F.H. and Judi, L. N. 2009. Fundamental of Anatomy and Physiology. Pearson
International. USA.
McDonald, L.E. , M.H. Pineda. 1989. Veterinary Endocrinology and Reproduction. Lea and
Febiner. Philadelphia, London.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia. 2nd ed. Alih bahasa Brahm U.Pendit. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Wilson, J.A. 1979. Principles of Animal Physiologi. 2nd ed. Macmillan Publishing Co., Inc.
New York.