Anda di halaman 1dari 18

TEORI TENTANG PERUBAHAN

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT


2. TEORI TENTANG PERUBAHAN
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Didalam studi mengenai perkembangan
masyarakat dan kebudayaan dalam
kepustakaan antropologi, kita jumpai
dua aliran besar yaitu:
◼ Evolusionisme
◼ Difusionisme
I. Evolusionisme
A. Evolusionisme klasik
4 anggapan dasar dari Evolusionisme Klasik :
• Anggapan bahwa umat manusia adalah bagian
dari alam, dan bekerja sesuai dengan hukum
alam.
• Anggapan bahwa hukum alam menguasai
perkembangan, dan tidak mengalami
perkembangan sepanjang jaman.
• Anggapan bahwa alam bergerak secara
progresif dari yang sederhana menuju kearah
yang lebih kompleks, dari yang tidak
terorganisasi menuju ke arah yang lebih
terorganisasikan secara lengkap.
• Manusia di seluruh dunia mempunyai kesatuan
psikis.
Menurut Morgan masyarakat semua
bangsa didunia ini sudah atau masih
menyelesaikan proses evolusinya melalui
tingkat sebagai diuraikan dibawah ini:
1. Zaman Liar Tua
2. Zaman Liar Madya
3. Zaman Liar Muda
4. Zaman Barbar Tua
5. Zaman Barbar Madya
6. Zaman Barbar Muda
7. Zaman Peradaban
B. Aliran Evolusi Universal
Tokoh dari teori Evolusi Universal adalah
V. Gordon Childe dan A. White.
Secara singkat teori Gordon Childe mengenai
Evolusi Universal itu adalah sebagai berikut :
◼ Pada awalnya manusi yang tersusun dalam
kelompok-kelompok kecil yang dengan
menggunakan peralatan sederhana dan
penghidupanya dari mengumpulkan makanan.
Mereka itu adalah foodgatherers
◼ Oleh karena evolusi yang terjadi itu berjalan
untuk waktu yang sangat panjang
menimbulkan bentuk kebudayaan yang sangat
Fundamental sifatnya maka Gordon Childe
memberikan nama proses tersebut Revolusi
kebudayaan.
1. Revolusi kebudayaan yang pertama disebut
Revolusi neolistik, dimana masyarakat hidup
dari mengumpulkan bahan makanan menjadi
hidup memproduksi bahan makanan.
2. Revolusi kebudayaan yang kedua adalah
Revolusi kekotaan atau Orban Revolution,
dimana lembah sungai-sungai besar mulai
timbul kota-kota, dimana susunan
penduduknya mulai memperlihatkan adanya
pelapisan.
3. Revolusi kebudayaan yang ketiga adalah
Revolusi Pengetahuan Manusia, yakni setelah
timbulnya tulisan.
4. Revolusi yang terakhir adalah revolusi industri.
C. Evolusi Multilineair
◼ H. Steward telah mengemukaan teorinya
mengenai Evolusionisme Multilineair.
◼ Steward berpendapat bahwa proses
perkembangan semua kebudayaan di
dunia itu masing-masing bersifat khas.
Meskipun demikian proses perkembangan
berbagai kebudayaan itu memperlihatkan
adanya beberapa proses perkembangan
yang sejajar.
II. Difusionisme Kultural
A. Difusionisme Jerman-Austria
B. Difusionisme Ingris
C. Difusionisme Amerika Serikat
V. ASPEK-ASPEK KEBUDAYAAN

1. TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN


MATERIAL
2. Mata PENCAHARIAN
3. ORGANISASI SOSIAL
4. RELIGI
5. KESENIAN
1. TEKNOLOGI DAN
KEBUDAYAAN MATERIAL
◼ Yang dimaksud dengan teknologi adalah
jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh
para anggota suatu masyarakat, yaitu
keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam
hubungannya dengan pengumpulan bahan-
bahan mentah dari lingkungannya, memproses
bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat
kerja, alat untuk menyimpan, makanan,
pakaian, perumahan alat transpor dan
kebutuhan lain yang berupa benda material.
◼ Sedangkan kebudayaan material adalah semua
benda dan alat kerja yang dihasilkan oleh
teknologi.
Adapun unsur-unsur kebudayaan yang
bersifat universal antara lain adalah :
• Alat kerja
• Wadah
• Makanan
• Pakaian
• Perumahan
• Alat transpor
2. MATA PENCAHARIAN HIDUP
Studi mengenai mata pencaharian hidup
seperti yang dilakukan antropologi
berhubungan erat dengan tingkat masyarakat
dalam perkembangannya sebalum masyarakat
itu mencapai tingkat teknologi mesin.

Mata pencaharian hidup yang terdapat pada


masyarakat yang bersahaja dapat dibagi dalam
2 kategori :
1. Mata pencaharian hidup yang intinya
bersifat mengumpulkan bahan-bahan
makanan.
2. Mata pencaharian hidup yang intinya
menghasilkan produksi
ciri umum dari subtistence economy sebagai
berikut :
1.Usaha dan kerja ekonimi terutama ditujukan
untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari.
2.Restriksi dalam bidang traspor menyebabkan
kapasitas produksi amat terbatas
3.Dalam masyarakat dengan subtistence economy,
unit ekonomi kecil dan hanya digunakan untuk
keperluan masyarakat di suatu kampung.
4.Dalam masyarakat yang kecil itu relasi sosial
berpusat pada relasi perorangan yang dapat
berkenalan secara langsung satu sama lain
5. Spesialisasi kerja & pertukaran barang amat kecil.
6. Dalam masyarakat yang belum mengenal kebudayaan
mesin, yang mata pencaharian hidupnya turutanma
diperoleh dari pertanian tradisional, kehidupan
ekonomi erat hubungannya dengan aspek kebudayaan
yang lain.
7. Produksi yang ada digunakan untuk keperluan sendiri.
8. Ciri yang khas yang terdapat dalam mata pencaharian
hidup ialah bahwa distribusi dari hasil produksi itu
harus dilakukan secara sama rata.
9. Economy subsistence amat miskin mengenai barang-
barang kapital. Karena adanya ketidak mampuan
menyimpan produksi bagi persediaan konsumsi untuk
jangka waktu panjang.
3. ORGANISASI SOSIAL
Dimana saja di dunia ini, tidak pernah manusia
hidup dalam isolasi yang komplit, absolut dan
permanen.
Kodrat alamiah manusia sebagai makhluk
sosial psikis itu menyebabkan timbulnya
berbagai bentuk organisasi dan relasi antar
manusia, yang terdiri atas dua landasan:
1. organisasi simbiotik, yang terdiri semata-
mata atas tingkahlaku fisik yang bersifat
otomatis
2. organisasi sosial, yang terdiri atas
komunikasi dengan menggunakan lambang.
Adapun pengaturan tata hubungan jika ada
dua orang atau lebih yang hendak
mengadakan hidup bersama memerlukan
beberapa syarat :

1. Harus ada ukuran yang tetap dalam tata


hubungan sosial yang dapat diterima
oleh anggota kelompok.
2. Harus ada kekuasaan atau otoritas yang
mempunyai kekuasaan memaksa dalam
melaksanakan tata hubungan sosial.
3. Adanya pengaturan dan penyusunan individu
dalam kelompokdan lapisan sosial tertentu
yang menggambarkan adanya koordinasi dan
subordinasi.
4. Para anggota yang hidup dalam berbagai
bidang, dapat hidup dalam suasana harmoni,
yang saling memberi kepuasanl.
5. Adanya tingkah laku yang telah merupakan
standar itu disalurkan dengan berbagai
mekanisme tekanan sosial, menjadi satu pola
yang merupakan pedoman bagi tingkah laku
manusia.
Adapun pendekatan dalam studi mengenai
organisasi sosial seperti yang dipahamkan oleh
antropologi secara garis besar ada 3 golongan,
yaitu :
1. Penyelidikan organisasi sosial dengan
menggunakan metode biografi
2. Penyelidikan organisasi sosial dengan
menggunakan pendekatan yang berpusat
pada relasi antar personal, dengan
memakai metode genealogis.
3. Penyelidikan organisasi sosial dengan
menggunakan pendekatan yang berpusat
pada lembaga.

Anda mungkin juga menyukai