Anda di halaman 1dari 16

1 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank


Perkreditan Rakyat
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3
Program Studi Doktor Manajemen, FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia 1
Program Studi Pendidikan Bisnis, FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia 2
Program Studi Pendidikan Bisnis, FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia3

Abstract
This study is useful to determine the effect of workload and work environment on the performance of employees of
PT. This research is motivated by the phenomenon that competition between financial institutions is getting tighter,
especially banking institutions. This competition is felt by Rural Banks (BPR) which is more specialized in micro,
medium, and small businesses in West Java, so it is necessary to implement a strategy for maintaining BPR's
performance still well. The implementation of a partnership strategy is one way that must be done to speed up time
in business development. To implement the partnership strategy, BPR has to see what is the important indicator
from the external and internal environmental businesses that have an influence. The population taken in this study
is Rural Banks operating in West Java Province with as many as 237 offices. Sampling was done by proportional
random sampling technique. The sample size of 149 is arranged proportionally according to the distribution in
each Regency or City. The respondents are the President Director of each BPR, who understands the industry,
competitive environment, partnership strategy, and performance. By using Structural Equation Modeling (SEM) the
results show that the external environment and the internal environment have a positive and significant effect on
the partnership strategy variable with a coefficient of determination R Square 94.8%. The external environment
partially has a positive and significant effect on the partnership strategy by 40.3%, the most dominant indicator
being competitors. The internal environment partially has a positive and significant effect on the partnership
strategy with 21.3% the most dominant indicator of shareholder capability.
Keywords: external environmental; internal environmental; the partnership strategy.

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena persaingan antar lembaga keuangan yang semakin ketat, khususnya
lembaga perbankan. Persaingan ini dirasakan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang lebih mengkhususkan pada
usaha mikro, menengah, dan kecil di Jawa Barat, sehingga perlu diterapkan strategi untuk menjaga kinerja BPR
tetap baik. Penerapan strategi kemitraan merupakan salah satu cara yang harus dilakukan untuk mempercepat waktu
dalam pengembangan usaha. Untuk menerapkan strategi kemitraan, BPR harus melihat apa indikator penting dari
lingkungan eksternal dan internal bisnis yang berpengaruh. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Bank
Perkreditan Rakyat yang beroperasi di Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 237 kantor. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Besar sampel sebanyak 149 orang disusun secara
proporsional menurut sebaran di masing-masing Kabupaten atau Kota. Respondennya adalah Direktur Utama
masing-masing BPR, yang memahami industri, lingkungan persaingan, strategi kemitraan, dan kinerja. Dengan
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) diperoleh hasil bahwa lingkungan eksternal dan lingkungan
internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel strategi kemitraan dengan koefisien determinasi R
Square 94,8%. Lingkungan eksternal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi kemitraan
sebesar 40,3%, indikator yang paling dominan adalah pesaing. Lingkungan internal secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap strategi kemitraan dengan 21,3% indikator kapabilitas pemegang saham yang paling
dominan.

Kata kunci: lingkungan eksternal; lingkungan internal; strategi kemitraan

Corresponding author. usupriatnamh@gmail.com

History of article. Received: April 2022, Revision: Juni 2022, Published: September 2022

PENDAHULUAN 2021 mulai menunjukan tahap pemulihan


Ekonomi Indonesia memiliki potensi akibat pandemi dunia yaitu penyebaran
yang tinggi di Asia Tenggara, juga menjadi Covid-19. Pembangunan ekonomi ini tidak
perhatian dunia internasional saat ini. lepas dari sokongan lembaga keuangan, dan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun mayoritas adalah perbankan. Perbankan
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 2
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

diluar fungsi sebagai intermediary (financial


intermediary institution) juga berperan dari klasifikasi berdasarkan modal inti pada
sebagai pelaku bisnis keuangan itu sendiri. Desember 2019, bahwa BPR masih
Keberadaan perbankan sangat penting dalam terkonsentrasi di Bank Perkreditan Rakyat
berjalannya sistem perekonomian modern Kegiatan Usaha 1 (BPRKU1) dengan modal
saat ini. Sebagai lembaga dengan fungsi inti di bawah Rp 15 miliar, sebanyak 1.304
intermediasi, perbankan harus memiliki atau 82,91%. Sementara yang untuk BPRKU
kinerja yang baik. Dengan kinerja yang baik, 3 dengan modal inti di atas Rp 50 miliar
maka bank akan mendapat kepercayaan yang tercatat sebanyak 56 BPR, dan 23 BPR telah
lebih mudah dari nasabah (agent of trust) memiliki modal inti diatas 100 Milyar.
(Tristiningtyas & Mutaher, 2016). Namun sebanyak 722 Bank Perkreditan
Di Indonesia, lembaga keuangan Rakyat (BPR) di Indonesia belum memenuhi
perbankan dikelompokan dalam beberapa ketentuan modal inti. Sebaran ini
golongan, diantaranya Bank Perkreditan menunjukan konsentrasi bisnis BPR pada
Rakyat (BPR). BPR merupakan suatu UMKM. Sebaran ini menurut Otoritas Jasa
lembaga keuangan mikro sehingga Keuangan menunjukkan bahwa lima tahun
mempunyai peran yang cukup penting dalam terakhir, BPR kian sukses menjangkau
mendorong perekonomian di Indonesia yang usaha-usaha di daerah yang sebelumnya
saat ini didukung oleh usaha mikro. mungkin belum mendapatkan akses
Keberadaan BPR sangat membantu usaha keuangan yang layak.
mikro, kecil dan menengah sebagaimana Terdapat tiga faktor yang mendorong
Cetak Biru Bank Perkreditan Rakyat yang usaha BPR dapat berkembang, yaitu (1)
dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada kebijakan pemerintah yang memberikan
tahun 2006. Bank Indonesia melalui peluang pendirian BPR, (2) deregulasi
Direktorat Pengawasan BPR menyatakan perbankan yang memperbesar ruang gerak
bahwa perekonomian Indonesia BPR dan (3) besarnya kebutuhan masyarakat
mengandalkan usaha mikro, kecil dan terutama di daerah pinggiran kota dan
menengah (UMKM). Pembangunan yang pedesaan terhadap jasa pelayanan perbankan.
berfokus pada pemberdayaan UMKM Peran BPR ini akan semakin nyata apabila
merupakan salah satu dasar penetapan BPR berada dalam kondisi yang sehat dan
strategi pemerintah dalam rangka pemulihan kuat. Indikator penting dalam upaya
ekonomi nasional. BPR dengan karakteristik peningkatan kinerja bank adalah dari
khusus dalam memberikan layanan penilaian kesehatan bank tersebut (Lubis,
perbankan kepada UMKM di daerah 2013). Dan kinerja perbankan yang paling
pedesaan dan pinggiran kota, sangat tepat diukur melalui kemampuannya
diharapkan dapat lebih meningkatkan peran menghasilkan laba atau profit dari berbagai
dan kontribusinya dalam pengembangan kegiatan yang dilakukannya, sesuai
UMKM (Kangmartono, et al., 2019). umumnya tujuan suatu perusahaan didirikan
Sebaran BPR berdasarkan data statistik adalah untuk mencapai nilai (value) yang
dari Otoritas Jasa Keuangan, menunjukan tinggi, dan untuk mencapai value tersebut
jumlah BPR di Indonesia per akhir perusahaan harus dapat mengelola kegiatan
Desember 2021 berjumlah 1.468. Jumlah usahanya secara efisien dan efektif (Syofyan,
tersebut tersebar di seluruh Indonesia 2003). Perusahaan yang dapat beroperasi
sebanyak 69% di antaranya berlokasi di dengan efisien dan efektif dapat terlihat dari
Jawa-Bali, dan 31% di luar wilayah tersebut. profitabilitasnya, semakin tinggi
Sebaran operasional BPR ini lebih baik profitabilitas maka semakin efektif dan
dibandingkan tahun sebelumnya dimana di efisien juga pengelolaan kegiatan
atas 80% BPR berlokasi di Jawa-Bali. perusahaan (Tristiningtyas
Sedangkan sebaran & Mutaher, 2016).
Kinerja perusahaan adalah bentuk
keberhasilan perusahaan secara keseluruhan
3 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

dalam mencapai sasaran-sasaran strategik


yang telah ditetapkan melalui inisiatif pada Desember tahun 2018 penyaluran kredit
strategik pilihan (Mulyadi, 2007). BPR mencapai 98,2 Triliun dan Desember
Diperlukan manajemen kinerja yang 2021 sebesar 116,6 Triliun. Begitu juga dari
mengelola keseluruhan kegiatan total asset 135,6 Triliun pada Desember 2018
yang dilakukan untuk meningkatkan menjadi 168,4 Triliun pada Desember 2021.
kinerja perusahaan atau BPR dapat mencapai ROA sebesar sebesar
organisasi, termasuk kinerja masing-masing 1,78% pada tahun 2021 masih dibawah Bank
individu dan kelompok kerja di perusahaan Umum 1,85%.
tersebut. Kinerja perusahaan yang baik Peluang BPR sangat luas dengan
terhubung dengan efisiensinya, yaitu terlihatnya ekspansi kredit mikro dan kecil
bagaimana kemampuan suatu unit usaha Indonesia mempunyai perkembangan yang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. positif tiap tahun. Perkembangan Net
Dengan demikian efisiensi selalu dikaitkan Ekspansi Kredit UMKM selama tahun 2008
dengan tujuan organisasi yang harus dicapai mempunyai kecenderungan mengalami
oleh perusahaan (Maulana, 1997). Dan salah peningkatan. Pemberian kredit pada skala
satu kinerja pada BPR dapat dilihat dari mikro, kecil dan menengah di dominasi oleh
pencapaian market share dan kesehatan segmen kredit skala kecil. Pelayanan kredit
BPR. mikro dan kecil sebagian besar dilakukan
Pencapaian kinerja BPR dapat dilihat oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan
pada tingkat pertumbuhan usahanya. Rakyat (BPR), sehingga terdapat kompetisi
Berdasarkan data statistik OJK, cerminan antar lembaga keuangan bank dalam
pertumbuhan usaha BPR tahun 2021 telah pemberian akses kredit mikro, kecil dan
menunjukan peningkatan setelah era COVID menengah. Kompetisi ini terjadi antara bank
19. Tahun 2020 pertumbuhan kredit dari umum dan BPR atau community bank.
1,8% menjadi 5,2% pada tahun 2021, begitu Kompetisi Bank Umum dan Bank
juga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perkreditan Rakyat terjadi karena masing-
3,5% tahun 2020 meningkat menjadi 10,2% masing lembaga keuangan tersebut
pada tahun 2021. Pertumbuhan total aset mempunyai unit usaha kredit mikro dan
BPR juga mengalami peningkatan dari 3,6% kecil. Kompetisi ini memberikan dampak
menjadi 8,6% pada tahun 2021. Hal ini terhadap daya saing masing-masing lembaga
menunjukkan peningkatan yang merata keuangan khususnya dalam pasar kredit
setelah dampak covid yang membuat mikro dan kecil.
pertumbuhan usaha BPR turun dari tahun Penentuan strategi pelayanan dan
2018 ke 2020. Sedangkan Loan Deposit kinerja BPR harus diperhatikan oleh
Ratio (LDR) berkisar 73,6%, angka ini manajemen BPR dalam rangka mendapatkan
masih dibawah tahun 2020. Tingkat LDR hasil yang optimal. Dengan kepuasan
mencerminkan bahwa persaingan pada nasabah dengan pelayanan BPR, maka
industri perbankan semakin meningkat, BPR pelanggan atau nasabah akan loyal terhadap
masih bersaing ketat dengan lembaga BPR, dan akan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan lainnya. BPR. Sebagaimana usaha bidang jasa,
Persaingan yang sangat ketat ini dengan semakin tinggi tingkat persaingan
ditunjukkan juga dengan jumlah BPR cukup maka manajemen organisasi semakin
banyak 84% dari total perbankan dituntut untuk mengelola usahanya menjadi
keseluruhan, namun market share dari BPR berorientasi pada konsumen dan
terhadap perbankan di Indonesia masih memperhatikan perubahan faktor lingkungan
rendah. Market share dari sisi kredit di (Pearce & Robinson, 2000). Dengan adanya
kisaran 1,96%, sedangkan untuk aset di tingkat persaingan yang tinggi tersebut baik
angka 1,64% dari total aset perbankan pada sesama BPR maupun dengan bank umum
Desember 2021. Market share ini sedikit atau dengan Lembaga keuangan lainnya
menurun dibanding Desember 2018 seperti Financial Technologi (Fintech),
walaupun secara volume bertumbuh dimana maka diperlukan
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 4
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

strategi yang jitu dari bank untuk mencapai


kinerja yang optimal. antara lain kinerja keuangan (Edelman,
Penting bagi BPR untuk melakukan 2002). Hubungan partnership juga dilihat
pemetaan lingkungan bisnis yaitu internal pengaruhnya terhadap lingkungan eksternal
dan eksternal sebelum menyusun strategi. dan internal (Vanags et al., 2018), hubungan
Analisis lingkungan ini adalah suatu proses antara kemitraan dan upaya inovasi
bagi perusahaan dalam perencanaan strategi perusahaan (Centidamar & Ulusoy, 2008)
untuk dapat menyatukan sektor dalam dan dengan competitive advantage (Wu et al,
menentukan peluang atau ancaman terhadap 2011)
perusahaan (Wheelen dan Hunger, 2002). Berdasarkan latar belakang yang
Dengan tingkat persaingan dan peluang yang dikemukakan diatas, kami ingin menjawab
ada, akan menjadi tantangan bagi BPR dalam bagaimana implementasi partnership
menjalankan operasionalnya BPR. Sejumlah strategy dengan adanya pengaruh lingkungan
tantangan, baik dari sisi persaingan, kualitas bisnis? Maka perlu dilakukan penelitian
SDM, teknologi informasi dan permodalan, mengenai “Pengaruh Lingkungan Bisnis
sehingga diperlukan beberapa strategi dalam terhadap Strategi Partnership Bank
rangka penguatan BPR dalam menghadapi Perkreditan Rakyat di Jawa Barat”.
persaingan yang semakin tinggi bukan hanya
bersaing dengan sesama BPR tetapi Bank Perkreditan Rakyat
persaingan dengan bank umum dan Lembaga keuangan Bank
perusahaan lembaga keuangan non bank dikelompokan dalam beberapa kriteria, salah
seperti Fintech (peer to peer lending). Pada satunya dalam kelompok layanan kegiatan
banyak kasus, organisasi yang kreatif dan yang diberikan. Bank Perkreditan Rakyat
inovatif memiliki peluang lebih besar untuk merupakan lembaga keuangan Bank yang
meraih sukses dibanding organisasi yang dapat melaksanakan kegiatan usahanya
pasif dan reaktif. Di dalam suatu perusahaan secara konvensional atau berdasarkan prinsip
apalagi BPR tidak hanya cukup dengan syariah, namun dalam kegiatannya tidak
inovatif saja tetapi harus ada partnership atau dapat melayani kegiatan lalu lintas
kolaboratif baik dengan Lembaga perbankan pembayaran. Selain itu BPR tidak dapat
maupun dengan Lembaga lainnya yang akan melayani rekening giro, transaksi valas dan
mendorong terhadap kinerja BPR. kegiatan perasuransian, sehingga kegiatan
Cepatnya perubahan lingkungan BPR lebih sempit dibandingkan Bank
eksternal mendorong perlunya upaya baru Umum. Adapun jenis usaha BPR terlihat
yang harus dilakukan BPR. Dalam pada tabel berikut :
pengelolaan BPR yang dibutuhkan bukan
hanya inovasi tetapi harus ada partnership. Tabel 1. Jenis Usaha-Usaha BPR
Kerjasama tim dibutuhkan, karena kualitas
keputusan dan tingkat kreativitas yang
dihasilkan tim jauh lebih baik daripada
kualitas dan kreativitas yang dihasilkan oleh
rata-rata individu yang bekerja sendirian
(Rediyono & Ujianto, 2013).
Strategi kemitraan (partnership) ini
telah dilakukan penelitiannya oleh Zineldin
(1996), Kim (2006) Metts (2007) dan
menemukan hubungan antara strategi
partnership dengan kinerja perusahaan.
Kinerja yang diukur dalam berbagai
indikator
Usaha-Usaha BPR yang Usaha-usaha BPR
boleh dilakukan yang tidak boleh
dilakukan
a) Menghimpun a) Menerima
5 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

dana dari simpanan berupa


masyarakat dalam giro dan ikut
bentuk simpanan serta dalam lalu
berupa deposito lintas
berjangka, tabungan, pembayaran.
dan/atau bentuk b) Melakukan
lainnya yang kegiatan usaha
dipersamakan dalam valuta
dengan itu. asing.
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 6
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

b) Memberikan c) Melakukan perusahaan dalam menjalankan usahanya.


kredit. penyertaan Pelaku bisnis harus dapat mengikuti
c) Menyediakan modal. kemauan lingkungan ekstern agar bisnisnya
pembiayaan dan d) Melakukan dapat berjalan dengan selamat dari pengaruh
penempatan dana usaha lingkungan ekstern tersebut (Saydam, 2006).
berdasarkan prinsip perasuransian
Lingkungan eksternal adalah lingkungan
syariah, sesuai e) Melakukan
dengan ketentuan usaha lain di diluar kontrol perusahaan sehingga
yang ditetapkan oleh luar kegiatan menciptakan kesempatan dan ancaman
Bank Indonesia. usaha yang telah (Opportunities and threats) yang berada
a) d) Menempatkan disebutkan diluar organisasi dan tidak secara langsung
dananya dalam bentuk diatas. ada dalam pengendalian jangka pendek dari
Sertifikat Bank manajemen puncak menurut Wheelen, et al.
Indonesia (SBI),
deposito berjangka,
(2015). Wheelen et al., (2015) membagi 2
sertifikat deposito, lingkungan eksternal yaitu (1) Lingkungan
dan/atau tabungan kerja dan (2) Lingkungan sosial. Lingkungan
pada bank lain. eksternal perusahaan dapat dirumuskan dapat
Sumber: Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 memungkinkan perusahaan meraih tujuan
yang ingin dicapai serta mampu
Konsep Lingkungan Eksternal mempertahankan eksistensi perusahaan
Pencapaian kinerja suatu perusahaan (Oliver, 2013).
tidak terlepas dari pengaruh faktor Lingkungan Internal ini dapat
lingkungan, baik lingkungan internal dipandang sebagai sumber informasi (Clark
maupun lingkungan eksternal. Hal ini et al., 1994) dan dapat juga berfungsi sebagai
berarti setiap perusahaan hendaknya selalu lingkungan yang menyediakan sumberdaya
berusaha untuk mengamati dan menganalisis penting untuk kelangsungan hidup
lingkungannya, sehingga mampu perusahaan (Tan & Litschert, 1994).
menentukan peluang, ancaman, Lingkungan eksternal perbankan yang umum
kekuatan dan kelemahan dalam rangka menjadi perhatian perbankan adalah nasabah
memilih dan mengimplementasikan strategi (customer), pesaing (competitor) dan
perusahaan yang tepat. Dalam pemerintah (regulator).
manajemen strategi lingkungan dibedakan
atas lingkungan eksternal (external Konsep Lingkungan Internal
environment) dan lingkungan internal Analisis lingkungan internal
(internal environment) Wheelen et al. (2015). mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
Pemindaian lingkungan dalam proses yang menjadi landasan bagi strategi
manajemen strategis menurut pendapat perusahaan. Suatu variabel internal dikatakan
Wheelen & Hunger (2002) adalah istilah memberikan kekuatan jika variabel internal
menyeluruh yang mencakup pemantauan, yang dievaluasi mampu menjadikan
evaluasi, dan penyebaran informasi yang perusahaan memiliki keunggulan utama
relevan dengan pengembangan strategi tertentu. Disebut dengan kelemahan jika
organisasi. David (2013) mengusulkan perusahaan tidak mampu mengerjakan
kekuatan eksternal yang dibagi menjadi lima sesuatu yang ternyata dapat dikerjakan
kategori besar: (1) Kekuatan ekonomi (2) dengan baik dan atau lebih murah oleh
Kekuatan sosial, budaya, demografi dan pesaingnya. Paling tidak variabel tersebut
lingkungan; (3) Kekuatan politik, dievaluasi sebagai penyebab pokok kinerja.
pemerintahan dan hukum; (4) Kekuatan Analisis lingkungan internal adalah
teknologi; (5) Kekuatan kompetitif. suatu proses yang terdiri dari variabel
kekuatan dan kelemahan (strength and
Analisis lingkungan eksternal weaknesses) yang berada didalam organisasi
mengidentifikasi peluang dan ancaman bagi
7 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

Lingkungan internal terdiri dari struktur


(structure), budaya (culture), sumber daya dan mengurangi biaya pengembangan
(resources) (Wheelen, et al. (2015). (Bonaccorsi & Lipparini, 1994). Sehingga
Lingkungan internal ini dapat menentukan Partnership strategy BPR dipilih pada
kekuatan dan kelemahan perusahaan karena penelitian ini karena: 1) persaingan BPR
lingkungan ini menyediakan sumberdaya yang semakin tinggi, dan dapat berujung
perusahaan (Peter et.al, 1996). Sumber daya pada kinerja yang menurun dan pada
perusahaan meliputi sumberdaya manusia akhirnya kesehatan BPR menurun. Dalam
(human resources), modal (capital upaya mengurangi tekanan persaingan
capability), Shareholder dan Teknologi yang industri yang ada maka melalu partnership
dimiliki. strategy perusahaan dapat beroperasi dengan
cara mengajak para supplier, konsumen, dan
Konsep Strategi Partnership pesaing itu sendiri untuk bekerja sama,
Kemitraan bukan sesuatu fenomena dengan demikian persaingan yang cukup
yang baru, yang pada dasarnya mengacu tinggi dapat berkurang (Zineldin, 1995); 2)
pada pengertian hubungan kerjasama antar Untuk mengatasi karakteristik BPR yang
pengusaha. Partnership strategy merupakan memiliki keterbatasan sumber daya dan
strategi yang diperlukan perusahaan untuk terutama adalah keterbatasan sumber daya
lingkungan bisnis global, dimana sebuah manusia (SDM) dan sumber daya organisasi;
perusahaan perlu memiliki jaringan yang 3) Untuk menciptakan konsep sinergi, yaitu
luas dengan pemain-pemain bisnis lainnya berupaya meningkatkan hasil yang dicapai
mencakup, antara lain, pemasok produknya, dengan melakukan kerjasama sehingga
penyedia jasanya, pesaingnya (strategi kinerja akan jauh lebih besar dibandingkan
aliansi), dan distributornya (Webster, 1992). dengan kinerja kalau perusahaan bekerja
Para peneliti terdahulu mengartikan secara sendiri-sendiri; 4) Untuk menghadapi
partnership dalam berbagai era globalisasi, yaitu perusahaan besar
pandangan; sebagai bentuk saling memperkuat diri, maka perusahaan ukuran
ketergantungan antara dua belah pihak kecil dan menengah seharusnya melakukan
(Brennan, 1997); perjanjian, ketergantungan kerja sama untuk memperkuat dirinya dalam
dan saling percaya (Scott & Westbrook, mencapai keunggulan bersaing; 5) Melalui
1991); ketergantungan dalam jangka panjang partnership strategy dapat mempengaruhi
(Stuart, 1993); komitmen, pandangan jangka kinerja sebagaimana yang dibuktikan pada
panjang, saling berbagi informasi, berbagi penelitian Kim (2006), Lee et al., (2007) dan
risiko dan hasil serta voluntary (Graham et Yasa (2010).
al., 1994); terjadinya pertukaran sumber daya Dalam suasana persaingan yang
dan nilai serta akses pada sumberdaya tajam, hanya usaha yang lentur, lincah, dan
(Saxton, 1997); berbagi kendali atas suatu cepat tanggap terhadap perubahan permintaan
kegiatan untuk mencapai manfaat yang tidak pasar yang dapat memenangkan persaingan.
dapat mereka dapatkan jika bekerja secara Pada perusahaan-perusahaan lebih banyak
sendiri (Walker & Madsen, 2016); memilih untuk melakukan
menggabungkan sumberdaya, kemampuan, restrukturisasi, perampingan, dan
kompetensi inti secara bersama-sama untuk konsentrasi pada bisnis utamanya serta
mencapai tujuan yang lebih besar (Gamble, melakukan kemitraan usaha, baik secara
2014). vertikal maupun horizontal (Yasa, 2010).
Dengan kemitraan diharapkan Terdapat 7 hal yang menjadi alasan
perusahaan dapat mencapai hasil yang lebih suatu perusahaan membentuk kemitraan
besar secara timbal balik (Anderson & menurut (Walker & Madsen, 2016) yaitu;
Narus, 1990) dan efek dari sebuah kemitraan interaksi global, pengaruh praktek kemitraan
adalah dapat mempersingkat waktu di jepang, kemitraan dengan pemasok,
pengembangan
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 8
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

munculnya praktek outsourcing, praktek


supply chain management, industri padat kurun waktu tersebut, hal ini menunjukan
teknologi, dan jaringan perusahaan regional persaingan perbankan semakin ketat. Hal
yang bekerjasama. Alasan ini mendorong positif terjadi pada tingkat efisiensi biaya
perusahaan dalam menyusun strategi untuk operasional terhadap pendapatan operasional
menghadapinya. Pada situasi BPR di Jawa (BOPO) tahun 2018 sebesar 89,18% dan
Barat, penelitian ini akan berfokus pada tahun 2021, mencapai rasio 83,61%.
strategi yang dirasakan perlu untuk
meningkatkan kinerja yaitu strategi Konsep Kinerja
kemitraan pada pemasaran, keuangan, Kinerja merupakan hasil yang
teknologi, supply chain dan distribusi. didapatkan oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat profit oriented
Kinerja Bisnis Bank Perkreditan Rakyat dan non profit oriented yang dihasilkan
Kinerja perusahaan merupakan selama satu periode tertentu (Fahmi, 2011).
sesuatu yang dihasilkan oleh suatu Kinerja merupakan output yang dihasilkan
perusahaan dalam periode tertentu dengan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator
mengacu pada standar yang ditetapkan, dan suatu pekerjaan atau suatu profesi pada
untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka waktu tertentu (Wirawan, 2009). Kinerja
dilakukan penilaian kinerja. Kinerja BPR menjadi tolak ukur suatu perusahaan dalam
tahun 2018-2021 ditunjukan pada Tabel mencapai keberhasilan atas apa yang sudah
berikut: ditetapkan. Pada suatu organisasi, kinerja
atau performance menjadi sebuah gambaran
Tabel 2. Kinerja BPR 2018-2019 bagaimana tingkat pencapaian pelaksanaan
Indikator 2018 2019 2020 2021 suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
Kredit 98,220.41 108,784.31 110,770.35 116,580.22 mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
DPK 91,956.22 102,537.94 106,151.41 117,006.05 organisasi yang dituangkan melalui
LDR (%) 76.54 79.09 75.44 73.67
NPL (%) 6.37 6.81 7.22 6.72
perencanaan strategis (Moeheriono, 2012).
ROA (%) 2.48 2.31 1.87 1.78 Indikator kinerja digunakan untuk aktivitas
ROE (%) 22.24 21.00 16.40 15.77 yang dapat dikuantifisir atas dasar perilaku
BOPO (%) 89.18 84.45 84.24 83.61 yang dapat diamati.
Sumber: OJK Kinerja ditunjukkan oleh 7 indikator
yaitu; tujuan, standar, umpan balik, alat atau
Kredit yang disalurkan dan DPK sarana, motif dan peluang (Wibowo, 2008).
BPR terus meningkat dari tahun 2018, Sedangkan menurut Mangkunegara, (2013)
namun pertumbuhan kredit tahun 2021 indikator kinerja merupakan suatu yang akan
sebesar 5,2% belum mengembalikan dihitung dan diukur, yaitu; 1) kualitas kerja
pertumbuhan tahun 2019 yang mencapai yang merupakan suatu kemampuan dalam
10,8%. Namun tingkat NPL terus membaik memberikan hasil sesuai dengan kualitas
pada 6,72% dibanding tahun sebelumnya. standar yang ditetapkan perusahaan. 2)
Namun demikian ROA BPR belum Kuantitas kerja yang merupakan suatu
mengembalikan pencapaian tahun 2018 kemampuan dalam memberikan hasil sesuai
sebesar 2,48%, tahun 2021 baru mencapai dengan jumlah standar yang ditetapkan
1,78%. Begitu juga jika dilihat ROE BPR perusahaan. 3) Keandalan kerja yang
belum tumbuh, tahun 2021 pada tingkat mencakup beroperasi dengan mengikuti
15,77%. Pertumbuhan DPK 2021 sebesar instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dalam
10,2% jauh lebih karena mendekati melaksanakan pekerjaan. 4) Sikap yang
pertumbuhan tahun 2019 yang mencapai merupakan pernyataan evaluatif terhadap
11,5%. Sejak 2018 secara rata-rata LDR objek, orang atau peristiwa.
BPR berada pada tingkat 76.19%, dimana Suatu organisasi mempunyai tujuan
akhir tahun 2021 LDR 73.67%, terendah untuk mencari laba dan meningkatkan nilai
dalam
9 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

tambah ekonomi, semua anggota berpikir


dan berperilaku berdasar ukuran untung-rugi, implementasi partnership strategy BPR
sehingga masing-masing anggota organisasi di Jawa Barat.
harus memahami nilai-nilai yang ada dan
bagaimana mereka harus bertindak atau
berperilaku. Menurut Pratiwi (2014), hasil
kinerja dapat diukur dan menggambarkan
kondisi perusahaan, untuk itu diperlukan
penilaian dan pengukuran terhadap kinerja
yang telah dilakukan perusahaan. Di dunia
perbankan yang semakin kompetitif,
pengukuran kinerja saat ini tidak hanya
dilakukan dari segi finansial saja, tetapi
kondisi non-finansial juga dapat
menunjukkan kinerja dari perusahaan.
Dari pemaparan latarbelakang, studi
empiris, sehingga konsep kerangka
konseptual digambarkan sebagai berikut:
Gambar Jalur Hipotesis
Market
Comp Keterangan :
Exte Financ
Regul LE = Lingkungan Eksternal
Huma LI = Lingkungan Internal
Part Distrib
Capita PST= Partnership Strategy
Shareh
Supply
Techn Inter Sehingga dapat disusun sejumlah model
Gambar Kerangka Konseptual persamaan matematika sebagai berikut:
Techn
PST = β1 LE + γ2 LE2 + €2
Pada bagian ini akan digambarkan
model hipotesis dari pengujian faktor
lingkungan bisnis yaitu eksternal dan internal METODE
terhadap strategi partnership. Lingkungan Data primer, yang diperoleh langsung dari
bisnis memiliki pengaruh terhadap strategi hasil wawancara dengan Direksi dan
perusahaan menguji ulang penelitian Komisaris Bank Perkreditan Rakyat di Jawa
terdahulu yang dilakukan oleh Zineldin Barat. Data sekunder berupa laporan
(1995); Indris & Primiana (2015); Riyanto keuangan, info terkait BPR dari Otoritas Jasa
(2018), Cao & Chen (2018). Keuangan dan Badan Pusat Statistik.

1. Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada hubungan Teknik dan alat pengumpulan data yang
antara lingkungan bisnis dengan digunakan dalam penelitian ini adalah
implementasi partnership strategy BPR sebagai berikut (1) Observasi adalah
di Jawa Barat. pengamatan langsung ke lokasi penelitian
yang dilakukan dengan memperhatikan,
2. Hipotesis Kerja (H1) Terdapat hubungan mempelajari dan mencatat berbagai hal yang
antara lingkungan bisnis dengan dapat dijadikan objek penelitian, serta
mengumpulkan data sekunder dari berbagai
dokumen; (2) Studi Kepustakaan adalah
aktivitas pengumpulan berbagai jenis data
sekunder yang dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengutip
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 10
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

berbagai teori dari jurnal dan buku


manajemen strategi; (3) Kuesioner Penelitian Model penelitian ini adalah dengan
(penyebaran angket) adalah pengajuan menggunakan model analisis SEM
pernyataan/ pertanyaan tertulis serta pilihan (Structural Equation Modeling), dengan
jawaban kepada para responden yang bantuan program PLS (Partial Least Square).
menjadi sampel penelitian untuk menjadi Diharapkan dengan SEM penelitian ini dapat
data primer (data yang langsung dari menjawab fenomena dengan multi indikator
sumbernya). dan berjenjang (Ferdinand, 2002).
Populasi, Sampel dan Model Analisis
Populasi yang diambil dalam penelitian Variabel, Dimensi Variabel, Indikator dan
ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pengukurannya.
yang beroperasi di Provinsi Jawa Barat SEM didasarkan pada hubungan sebab
sebanyak 237 Kantor BPR. Pengambilan akibat, sehingga perubahan yang terjadi pada
sampel dilakukan dengan teknik proportional suatu variabel diasumsikan akan
random sampling. Ukuran sampel sebesar menghasilkan perubahan pada variabel lain.
149 tersebut disusun secara proporsional Sehingga pada penelitian ini, rancangan
sesuai sebaran di masing-masing variable, dimensi dan indikator variabel
Kabupaten/Kota. Dengan demikian akan dijelaskan pada tabel berikut ini:
didapatkan sampel yang representatif dari
masing-masing Kabupaten/Kota.
Table 3. Variabel, Dimensi Variabel, Indikator dan Pengukurannya
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Lingkungan Eksternal (LE)  Customer Capability  Jumlah Nasabah Dana Pihak Interval
Analisis Lingkungan eksternal (LE1) Ketiga Interval
adalah analisa keluar  Jumlah Debitur
perusahaan untuk  Regulator Capability  Jumlah Ketentuan OJK Interval
mengidentifikasi berbagai (LE2)  Peranan Regulator Interval
faktor sehingga mengarah pada
 Competitor  Market Share Interval
munculnya kesempatan bisnis
Capability (LE3)  Tingkat Bunga Interval
beserta ancaman bagi
perusahaan (Mittal 2017)
Lingkungan Internal (LI)  Human Resources  Kualitas SDM Interval
Analisis lingkungan internal Capability (LI1)  Kuantitas SDM Interval
adalah analisa kedalam
perusahaan untuk menilai atau  Technology  Anggaran IT Interval
mengidentifikasi kekuatan dan Capability (LI2)  Kualitas IT Interval
kelemahan dari tiap-tiap divisi
serta operasionalnya (David,  Capital Capability  Jumlah Modal Interval
2013) (LI3)
 Share Holder (LE )
4  Pengaruh Pemegang Saham Interval
Partnership Strategy (PST)  Marketing  Jumlah Perjanian kerjasama Interval
adalah strategi yang diperlukan Partnership Strategy Pemasaran
perusahaan dalam menghadapi (PST1)  Bentuk kerja sama Interval
tantangan lingkungan bisnis
global, yang menuntut sebuah  Financial Partnership  Jumlah Perjanian kerjasama Interval
perusahaan perlu memiliki Strategy (PST2) bidang keuangan
jaringan yang luas dengan  Bentuk Kerja sama Interval
pemain-pemain bisnis lainnya  Distribution  Jumlah Perjanian kerjasama Interval
mencakup, antara lain, pemasok Partnership Strategy Bidang Distribusi
produknya, penyedia jasanya, (PST3)  Bentuk Kerja Sama Interval
pesaingnya (strategi aliansi),
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 178
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala


dan distributornya (Webster,  Suply Chain  Jumlah Perjanjian kerjasama Interval
1992). Partnership Strategy bidang Supply Chain
(PST4)  Bentuk Kerja Sama Interval

 Technology  Jumlah Perjanian kerjasama Interval
Partnership Strategy bidang Tecknology
(PST5)  Bentuk Kerja Sama Interval

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pemodelan structural, diawali
dengan melakukan analisis Confirmatory
Factor Analysis (CFA) untuk mengukur dan
menguji kualitas butir-butir pernyataan dan
dimensi yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian. Model pengukuran ini
adalah model pengukuran Second Order.
Hasil pengujian sebagai berikut:

Tabel Confirmatory Factor Analysis Gambar 1 Hasil SEM


Loading
Standar p- Composite Tabel 5 dibawah menunjukan hasil pengujian
Dimensi Factor t-Statistic AVE
Error Values
(λ) Reliability hipotesis.
LE1 0.803 0.075 10.710 0.000 0.808 0.926
LE2 0.930 0.010 93,241 0.000
LE3 0.956 0.007 134,788 0.000 Tabel Pengujian Hipotesis
0.975
LI1 0.959 0.008 105,807 0.000 0.908 Standard t p
Hipotesis λ R2
LI2 0.958 0.007 132,803 0.000 Erorr Statistik Value
LI3 0.931 0.017 54,905 0.000
LI4 0,963 0,005 194,6900,000
PART1 0.938 0.014 69,056 0.000 0.853 LE -> PART 0.403 0.063 6,444* 0.000
PART2 0.928 0.014 66,235 0.000 0.967 LI -> PART 0.213 0.076 2.809* 0.005 0.948
PART3 0.923 0.016 58,987 0.000
PART4 0.927 0.012 74,523 0.000 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021.
PART5 0.901 0,015 60,4200,000 (Menggunakan Software/Output SMART PLS).

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021.


(Menggunakan Software/Output SMART Hasil analisis SEM variabel koefisien
PLS). jalur (path) lingkungan eksternal
Semua indikator yang digunakan menunjukkan angka 0,403 dengan p-value
untuk mengukur variabel memiliki nilai 0,000 berada dibawah α 5% maka dapat
loading factor lebih besar dari 0.70 (>0,70), diartikan bahwa lingkungan eksternal
sehingga dengan demikian berarti semua mempengaruhi strategi partnership.
dimensi tersebut dapat dikatakan valid dan Koefisien jalur Lingkungan Internal 0,213
reliabel. dengan p-value 0.005 yang juga berada
dibawah α 5% maka juga dapat diartikan
bahwa lingkungan Internal mempengaruhi
Hasil Pengujian SEM strategi partnership. Pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari
Lingkungan Eksternal dan Lingkungan
Internal terhadap Partnership Strategy BPR
di Jawa Barat.
179 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

Hasil pengujian SEM menunjukkan nilai


koefisien determinasi sebesar 0.948 artinya dengan benar, maka sumberdaya tersebut
perubahan berfungsi sebagai kekuatan perusahaan untuk
variabel Partnership Strategy BPR mendukung keputusan-keputusan strategis
dipengaruhi oleh variabel Lingkungan (Wheelen dan Hunger, 2002). Pemegang
Eksternal dan Lingkungan Internal sebesar saham memegang peranan penting di BPR
0.948 atau 94,8 % sedangkan sisanya sebesar sesuai POJK no 20/POJK.3/2014, apalagi
0,052 atau 5,2 % dipengaruhi oleh variabel dengan kemitraan dapat membutuhkan
lain yang tidak diteliti. tambahan modal seperti hasil penelitian
Sulistyo & Adiatma (2011). Terdapatnya
Pembahasan Hasil Penelitian pengaruh lingkungan internal terhadap
Indikator yang dilakukan pengujian implementasi strategi partnership Hafsah
menunjukan hasil valid dan reliabel, hal ini (2000).
dapat dimaknai bahwa, indikator-indikator Strategi partnership menunjukkan
tersebut mampu mengukur dimensi dan bahwa indikator paling dominan adalah
konsep yang diujinya variabel Lingkungan strategi pemasaran. David (2013)
Eksternal dan Lingkungan Internal terhadap menjelaskan bahwa pemasaran merupakan
strategi partnership. Strategi partnership suatu proses yang dimulai dari
dipengaruhi secara signifikan oleh mendefinisikan, mengantisipasi,
lingkungan eksternal dan lingkungan menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan
internal. Dari tiga indikator lingkungan keinginan pelanggan terhadap barang dan
eksternal; Customer Capability, Regulator jasa. Pemasaran menjadi suatu kegiatan yang
Capability, Competitor Capability, maka menyeluruh sehingga tujuan utama
menurut responden yang paling penting perusahaan dapat dicapai. Pemasaran adalah
adalah Competitor dalam implementasi strategi kemitraan yang penting dalam
strategi partnership. Dengan demikian beberapa dekade ini (Graesch et al., 2020).
bahwa pesaing dapat diajak untuk saling Kemudian dapat dijelaskan bahwa
berkolaborasi atau bersinergi saling mengisi variabel ini dapat membangun model yang
kekurangan dan memperkuat kekuatan yang kuat berdasarkan R Square 0,948 atau
dimiliki untuk mencapai hasil yang lebih 94,8%, karena menurut Sarstedt et al., (2017)
besar. Berbagi kendali atas suatu kegiatan nilai R Square sebesar 0,75, 0,50, dan 0,25
untuk mencapai manfaat yang tidak dapat menunjukkan bahwa model kuat, moderat,
mereka dapatkan jika bekerja secara sendiri dan lemah.
(Walker & Madsen, 2016);
menggabungkan sumberdaya, KESIMPULAN
kemampuan, kompetensi inti secara Hasil analisis SEM menunjukan bahwa
bersama-sama untuk mencapai tujuan yang lingkungan eksternal dan lingkungan
lebih besar (Gamble, 2010). Penelitian ini internal, berpengaruh positif dan signifikan
mendukung hasil penelitian Zineldin (1998) terhadap variabel strategi partnership dengan
dan Yasa (2010) bahwa perusahaan dapat koefisien determinasi R Square 94.8%.
melakukan kerjasama dengan pesaing untuk Lingkungan eksternal secara parsial
mendapatkan kinerja yang lebih baik. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Sementara dari 4 indikator yang strategi partnership sebesar 40,3%, indikator
diukur dalam Lingkungan Internal; Human paling dominan adalah competitor.
Resources Capability, Technology Lingkungan internal secara parsial
Capability, Capital Capability, Shareholder berpengaruh positif dan signifikan terhadap
maka menurut responden kekuatan strategi partnership sebesar 21,3% indikator
shareholder mempunyai peran penting. Jika paling dominan shareholder capability.
suatu perusahaan dapat mengalokasikan dan
memanfaatkan sumberdaya-sumber dayanya
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 180
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

DAFTAR PUSTAKA Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan


Pratiwi, A. R. (2014) hubungan antara Akuntansi. Bandung: ALFABETA
produktivitas kerja terhadap Ferdinand. (2002). Metode Penelitian
pengembangan karir pada karyawan pt. Manajemen: Pedoman penelitian untuk
Bank Mandiri Tarakan: ejournal Skripsi, Tesis, dan Desertasi Ilmu
psikologi 2 (1): 24-40 Manajemen, Semarang: Badan Penerbit
Anderson,J. C., and Narus, J.A.(1990). A Universitas Diponegoro
Model of Distributor Firm and Gamble, J., Thompson, A., & Peteraf, M.
Manufacturer Firm Working (2014). Essentials of Strategic
Partnerships. Journal of Marketing 54, Management 4e. McGraw Hill.
42–58 Graesch, J. P., Hensel-Börner, S., & Henseler,
Bank Indonesia (www.bi.go.id) J. (2020). Information technology and
Bonaccorsi, A., and Lipparini, A. (1994). marketing: an important partnership for
Strategic Partnerships in New Product decades. Industrial Management &
Development: An Italian Case Study. Data Systems.
Journal of Product Innovation Graham, T.S., Daugherty, P.J. and Dudley,
Management 11, 134–145 W.N. (1994). The Long-Term Strategic
Brennan, R. (1997). Buyer/Supplier Impact of Purchasing Partnership.
Partnering in British Industry: the International Journal of Manufacturing
Automotive and Telecommunications Technology and Management. Vol. 30.
Sectors. Journal of Marketing No. 4. pp. 13-18.
Management, Vol. 13 No.8. pp. 59-75. Hafsah, M. J. 2000. Kemitraan Usaha.
Cao, H., & Chen, Z. (2018). The driving Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
effect of internal and external Indris, S., & Primiana, I. (2015). Internal and
environment on green innovation external environment analysis on the
strategy-The moderating role of top performance of small and medium
management’s environmental industries SMEs in
awareness. Nankai Business Review Indonesia. International journal of
International, 10(3), 342-361. scientific & technology research, 4(4),
Cetindamar, D. and Ulusoy, G. 2008. 188-196.
Innovation Performance and Justin Tan, J., & Litsschert, R. J. (1994).
Partnerships in Manufacturing Firms in Environment‐strategy relationship and
Turkey. Journal Manufacturing its performance implications: An
Tecnology Management, Vol. 19, No. empirical study of the Chinese
3, electronics industry. Strategic
pp. 332-345. management journal, 15(1), 1-20.
Clark, T., Varadarajan, P. R., & Pride, W. M. Kangmartono, B. G., Yusniar, M. W., &
(1994). Environmental management: Jikrillah, S. (2019). Pengaruh
The construct and research Mekanisme Corporate Governance
propositions. Journal of Business Terhadap Kinerja Keuangan Bank
Research, 29(1), 23-38. Perkreditan Rakyat di Indonesia. JWM
David, F.R. (2013). Manajemen strategis, (Jurnal Wawasan Manajemen), 6(2),
konsep & kasus. Pearson Education 101-114.
Limited, Inggris. Kim S. W. 2006. Effect of Supply Chain
Edelman, L. F., Candida, G. B. and Tatiana, Management Practices, Integration and
M. (2002). The Mediating Role of Competition Capability on
Strategy on Small Firm Performance. Performance. Supply Chain
Journal of Busness Venturing. pp. 1-
50.
181 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

Management: An International
Journal. Vol. 11. No.3. pp. 241-248. Madiun. JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah
Lee C. W., Kwon Ik-Whan G. and Severence Manajemen Bisnis dan Inovasi
Dennis. 2007. Relationship Between Universitas Sam Ratulangi), 5(3).
Supply Chain Performance and Degree Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Hair, J. F.
of Linkage Among Supplier, Internal (2021). Partial least squares structural
Integration, and Customer. Supply equation modeling. In Handbook of
Chain Management: An International market research (pp. 587-632). Cham:
Journal. Vol. 12. No. 6. pp. 444- 452. Springer International Publishing.
Lubis, A (2013) . Pengaruh Tingkat Saxton, T. (1997). The Effects of Partner and
Kesehatan Bank Terhadap Relationship Characteristics on
Pertumbuhan Laba Pada Bpr Di Alliance Outcomes. Academy of
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Management Journal. Vol. 40. No. 2.
Keuangan Vol. 1, No.4 pp. 43-61.
Mangkunegara, AA. A.P. (2013) Manajemen Saydam, G. (2006), Panduan Lengkap
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Pengantar Bisnis Introduction to
Remaja Rosdakarya, Bandung Business. Bandung: Alfabeta, Cetakan
Maulana, A. (1997). Manajemen Strategik. ke-1
Jakarta: Binarupa Aksara Scott, C. and Westbrook, R. 1991. New
Metts Glenn A. 2007. Measuring the Strategic Tools for Supply Chain
Effectiveness of Managerial Action in Management. International Journal of
SMEs. Management Research New. Phiysical Distribution & Logistics
Vol 30. No.12. pp. 892-914. Management. Vol. 21 No. 1. pp. 23-33.
Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Stuart, F.I.(1993). Supplier Partnerships:
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja Influencing Factors and Strategic
Grafindo Persada. Benefits. International Journal of
Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Purchasing and Materials
Pengendalian Manajemen. Jakarta: Management. Vol. 1. pp. 22-28.
Salemba Empat. Sulistyo, H., & Adiatma, A. (2011). Model
Oliver, J. (2013). No Title No Title. Journal optimalisai kemitraan usaha kecil
of Chemical Information and menengah dan badan usaha milik
Modeling, 53(9), 1689–1699. negara melalui program kemitraan dan
https://doi.org/10.1017/CBO97811074 bina lingkungan untuk meningkatkan
15324.004 kinerja. Journal IPTEK, 5 (2), 25-40.
Otoritas Jasa Keuangan, https://ojk.go.id/ Syofyan, S. (2002). Pengaruh struktur pasar
Pearce II, J.A., and Robinson Jr, R.B. 2000. terhadap kinerja perbankan di
Strategic Management: Formulation, Indonesia. Media Riset Bisnis &
Implementation and Control, 7 Th. Manajemen, 2(3), 194-219.
Edition, USA: Richard D Irwin Inc. Tristiningtyas, V., & Mutaher, O. (2013).
Rediyono & Ujianto. (2013). Pengaruh Analisis faktor-faktor yang
Inovasi, Budaya Organisasi dan mempengaruhi kinerja keuangan pada
Teamwork Terhadap Kinerja Bank Umum Syariah di
Manajerial Serta Implikasinya Pada Indonesia. Jurnal Akuntansi
Kinerja Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia, 2(2), 131-145.
Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Vanags, A. (2018). Partnership strategy
Ekonomi & Manajemen, 9(2), 103–119 model for small and medium
Riyanto, S. (2018). Analisis pengaruh enterprises. Problems and Perspectives
lingkungan internal dan eksternal in Management, 16(1), 336.
terhadap keunggulan bersaing dan Walker, G., & Madsen, T. L., (2016).Modern
kinerja usaha kecil menengah (UKM) di Competitive Strategy.McGraw-Hill
Ucu Supriatna 1, Agus Rahayu 2, Lili Adibowo 3 182
Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank Perkreditan Rakyat

Education (4th Edition). McGraw-Hill


Education
Webster, F.E. (1992). The Changing Role of
Marketing in the Corporation. Journal
of Marketing. Vol. 56. pp. 1-17.
Wheelen, T. L & Hunger, J.D. (2002).
Manajemen Strategis. Alih.Bahasa
Julianto Agung. Yogyakarta: Andi Press
Wheelen, T.L., Hunger, J.D., Hoffman, A.N.
& Bamford, C.E. (2015). Manajemen
strategis dan kebijakan bisnis:
Globalisasi, inovasi, dan keberlanjutan
(Edisi Keempat Belas). Edisi Global,
Pearson.
Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja Bisnis.
Rajawali Pers. Jakarta.
Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber
Daya Manusia Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta. Penerbit: Salemba
Empat
Wright, P. L., Kroll, M. J., & Parnell, J. A.
(1998). Strategic management:
concepts and cases. Prentice Hall,
(Upper Saddle River, N.J.: Prentice
Hall., 1996)
Yasa, N. N. K. (2010). Peran partnership
strategy untuk meningkatkan kinerja
perusahaan (Studi pada bank
perkreditan rakyat di Provinsi
Bali). EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan
Keuangan), 14(3), 305-329.
Zineldin, M. 1995. Bank-Company
Interaction and Relationship: Some
Empirical Evidence. International
Journal of Bank Marketing. Vol. 13.
No. 2. pp. 30-40.
. 1996. Bank-Corporate Client
“Partnership” Relationship: Benefit and
Life Cycle. International Journal of
Bank Marketing. Vol. 14. No. 3. pp.
14-
22.
183 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 13 No 1 September 2022

Nama : Salsya Sekar ANggraika


NIM : 23080230147
Kelas : D20

Kelebihan Jurnal
Jurnal yang berjudul "Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Strategi Partnership Bank
Perkreditan Rakyat" memiliki beberapa kelebihan yang patut diapresiasi. Pertama-tama, jurnal ini
mengambil pendekatan yang relevan dengan konteks bisnis saat ini, yaitu pengaruh lingkungan
bisnis terhadap strategi partnership Bank Perkreditan Rakyat. Dalam era yang terus berubah dengan
cepat ini, memahami bagaimana faktor eksternal mempengaruhi keputusan bisnis sangatlah penting.
Jurnal ini memberikan wawasan yang mendalam tentang dinamika lingkungan bisnis dan bagaimana
Bank Perkreditan Rakyat meresponsnya melalui strategi kemitraan.

Kekurangan Jurnal
Meskipun memiliki kelebihan yang signifikan, jurnal ini juga memiliki beberapa kekurangan
yang perlu diperhatikan. Salah satu kekurangan yang dapat diidentifikasi adalah kurangnya kerangka
teoritis yang kuat untuk mendukung analisis. Jurnal yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan
bisnis dan strategi partnership seharusnya didukung oleh teori-teori yang relevan dan diterapkan
secara konsisten dalam analisis. Selain itu, mungkin ada keterbatasan dalam metodologi yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Metodologi yang kuat akan memberikan
keandalan dan validitas lebih pada temuan jurnal. Kelemahan lainnya adalah kesalahan dalam
penulisan kata, huruf, kata hubung, dan tanda baca serta terdapat singkatan tanpa kepanjangan yang
membuat pembaca kebingungan. Kesalahan itu seperti penggunaan huruf kapital di tengah kalimat,
penggunaan tanda baca yang salah, penulisan kata yang salah dan tidak sesuai dengan ejaan
sehingga perlu dibenahi lagi.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan wawasan berharga tentang hubungan antara
lingkungan bisnis dan strategi partnership Bank Perkreditan Rakyat. Meskipun memiliki beberapa
kekurangan, seperti yang disebutkan di atas, jurnal ini dapat menjadi pijakan yang baik untuk
penelitian lebih lanjut dalam bidang ini. Penting bagi para peneliti dan praktisi bisnis untuk
memahami bahwa lingkungan bisnis yang berubah memerlukan respons yang tepat dari lembaga
keuangan seperti Bank Perkreditan Rakyat. Dengan demikian, jurnal ini memberikan landasan
penting bagi pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana faktor eksternal dapat memengaruhi
keputusan strategis di dalam industri keuangan.

Anda mungkin juga menyukai