Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN GASTROENTERITIS

KELOMPOK 11 :
FERA AFRI SANTHI
INDAH LESTARI HERYANI
RAHMI NAILENDRIATI PUTRI
VEVEN VIARI

DOSEN PEMBIMBING :
Ns.TRISIA MONICA . S.kep

AKADEMI KEPERAWATAN
BINA INSANI SAKTI KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN 2019/2020.

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah
dan Inayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas
keIslaman sampai sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya
yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman
Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
GASTROENTERITIS”. Kami Ucapkan Banyak Terima Kasih Kepada Dosen
Pengampu Yang Telah Membimbing Dalam Setiap Materi, Tidak Lupa Teman-
Teman Yang Senantiasa Saya Banggakan Yang Semoga Kita Selalu Dalam
Lindungan Allah Serta Dapat Berjuang Dijalan Allah Swt.
Kami Menyadari Tentunya Makalah Ini Jauh Dari Sempurna, Maka Dari
Itu Saya Mohon Saran Dan Kritik Yang Sifatnya Membangun Tentunya.
Akhirnya Saya Mengucapkan Terima Kasih Dan Mohon Maaf Apabila Dalam
Penulisan Masih Terdapat Kalimat-Kalimat Yang Kurang Dapat Dipahami Agar
Menjadi Maklum.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 4
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1. LATAR BELAKANG............................................................................... 4
2. TUJUAN.................................................................................................... 5
a) Tujuan umum ............................................................................................ 5
b) Tujuan khusus ........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 6
A. KONSEP MEDIK............................................................................... 6
1. DEFINISI GASTROENTERITIS.................................................. 6
2. ETIOLOGI...................................................................................... 6
3. KLASIFIKASI................................................................................ 7
4. PATOFOSIOLOGI......................................................................... 8
5. MANIFESTASI KLINIS................................................................ 9
6. KOMLIKASI ................................................................................. 10
7. PENATALAKSAAN..................................................................... 10
8. PEMERIKSAAN PENUJANG...................................................... 15
BAB III KONSEP TEORITIS ...................................................................... 16
B. ASKEP TEORITIS.................................................................................... 16
1. PENGKAJIAN............................................................................... 16
2. DIAGNASE KEPERAWATAN.................................................... 17
3. INTERVENSI................................................................................ 18
4. IMPLEMENTASI.......................................................................... 18
5. EVALUASI................................................................................... 18
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 19
A. Kesimpulan..................................................................................... 19
B. Saran............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis (GE) atau lebih sering disebut diare merupakan keadaan
buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer atau air ini
dapat/tanpa disertai lendir dan darah1.
Gastroenteritis (GE) atau diare masih menjadi salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang termasuk di Indonesia
dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tinggi pada anak
terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia sebanyak 6 juta anak meninggal tiap
tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara
berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh
diare2,3.
Di seluruh dunia, episode diare pada anak-anak di bawah 5 tahun adalah
sekitar 1,7 miliar episode setiap tahun, yang menyebabkan 124 juta kunjungan
klinik, 9 juta rawat inap, dan 1,34 juta kematian, dengan lebih dari 98% kematian
ini terjadi di negara berkembang4.
Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sector
kesehatan oleh karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di
rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare selain itu juga
dipelayanan kesehatan primer, diare masih menempati urutan kedua dalam urutan
10 penyakit terbanyak dipopulasi3.
Berdasarkan hasil Rikesdas (2013) period prevalen diare di Indoneisa pada
Riskesdas 2013 (3,5%) lebih kecil dari Riskesdas 2007 (9,0%). Penurunan period
prevalen yang tinggi ini dimungkinkan karena waktu pengambilan sampel yang
tidak sama antara 2007 dan 2013. Pada Riskesdas 2013 sampel diambil dalam
rentang waktu yang lebih singkat. Insiden diare untuk seluruh kelompok umur di
Indonesia adalah 3.5 persen. Insiden diare di Sumatera Utara adalah 3.3 persen
sementara period prevalence diare di Sumatera Utara adalah 6.7 persen6.

4
Kematian akibat gastroenteritis biasanya bukan karena adanya infeksi dari
bakteri atau virus tetapi karena terjadi dehidrasi, dimana pada diare yang hebat
anak akan mengalami buang air besar dalam bentuk cair beberapa kali dalam
sehari dan sering disertai dengan muntah, panas, bahkan kejang. Oleh karena itu,
tubuh akan kehilangan banyak air dan garam–garam sehingga dapat
mengakibatkan dehidrasi, asidosis, hipoglikemis, yang tidak jarang akan berakhir
dengan shock dan kematian. Pada bayi dan anak- anak kondisi ini lebih berbahaya
karena cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil dan cairan ekstra selnya lebih
mudah dilepaskan jika dibandingkan oleh orang dewasa6.
2.TUJUAN
1.   Tujuan umum
Supaya mahasiswa atau para pembaca mampu mengerti dan memahami
tentang gastroenteritis serta menerapkan dari penatalaksanaan pada saat di
Rumah Sakit.
2.Tujuan khusus
a. Agar Mahasiswa/I mampu mengerti konsep dasar medic dari
gastroenteritis
b.Agar mahasiswa/I mampu memahami dan melakukan proses
keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis:

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.DEFENISI
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat
bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24
jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan
menurunnya nafsu makan7.
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan
atau lendir5.
Diare merupakan perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat
kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 mL/KgBB/hari) dengan
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam8.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
gastroenteritis adalah eradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di
dalam tinja melebihi normal (10 mL/KgBB/hari) dengan peningkatan frekuensi
defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dapat disertai dengan darah dan atau
lendir.

2. ETIOLOGI
Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus
besar. Enteritis berarti peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus
maupun oleh bakteri pada trakturs intestinalis10.
Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi, malabsorbsi, keracunan atau
alergi makanan dan psikologis penderita7.
Infeksi penyebab gastroenteritis dapat berupa virus (rotavirus, adenovirus,
Norwalk), bakteri (Shigella sp., Salmonella sp., E. Coli, Vibrio sp.), parasit
(protozoa: E. hystolytica, G. lamblia Balantidium coli; cacing: Ascariasis sp.,

6
Trichuris sp., Strongyloides sp.; jamur: Candida sp.). Infeksi ekstra usus (otitis
media akut, infeksi saluran kemih, pneumonia). Terbanyak disebabkan oleh
rotavirus (20-40%)8.

3. KLASIFIKASI
1. Klasifikasi Diare pada Anak Berdasarkan Derajat Dehidrasi8
a. Dehidrasi Berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)
Dua atau lebih tanda berikut:
 Kondisi umum lemah, letargis/tidak sadar
 Ubun-ubun besar, mata sangat cekung
 Malas minum/tidak dapat minum
 Cubitan perut kembali sangat lambat (≥ 2 detik)
b. Dehidrasi Ringan-Sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
Dua atau lebih tanda berikut
 Rewel, gelisah, cengeng
 Ubun-ubun besar, mata sedikit cekung
 Tampak kehausan, minum lahap
 Cubitan perut kembali lambat
c. Tanpa dehidrasi
Tidak ada cukup tanda untuk diklasifikasikan ke dalam kriteria di
atas.

2. Berdasarkan Lama Waktu Diare11


a. Diare Akut
Diare akut didefinisikan sebagai onset mendadak dari 3
atau lebih tinja lembek per hari dan berlangsung tidak lebih dari 14
hari
b. Diare kronis atau persisten
Diare kronis atau persisten didefinisikan sebagai episode
yang berlangsung lebih lama dari 14 hari.

7
4. PATOFISOLOGI
Keseimbangan cairan yang adekuat pada manusia bergantung pada
sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit di saluran usus; Diare terjadi
ketika cairan intestinal mengeluarkan kapasitas penyerapan saluran
pencernaan. 2 mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk
gastroenteritis akut adalah (1) kerusakan pada sikat usus dari usus,
menyebabkan malabsorpsi isi usus dan menyebabkan diare osmotik, dan (2)
pelepasan toksin yang mengikat reseptor dan penyebab enterosit tertentu.
pelepasan ion klorida ke dalam lumen usus, menyebabkan diare sekretori4.

5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis anak dengan dehidrasi adalah sebagai berikut4:
1. Diare
Tentukan durasi diare, frekuensi dan jumlah tinja, waktu
sejak episode terakhir diare, dan kualitas tinja. Tinja yang sering
berair lebih konsisten dengan gastroenteritis virus, sementara tinja
dengan darah atau lendir merupakan indikasi adanya patogen
bakteri. Demikian pula, durasi diare yang lama (> 14 hari) lebih
konsisten dengan penyebab diare parasit atau noninfeksi.
2. Muntah
Tentukan durasi muntah, jumlah dan kualitas muntahan
(misalnya, kandungan makanan, darah, empedu), dan waktu sejak
episode terakhir muntah. Bila gejala muntah mendominasi, orang
harus mempertimbangkan penyakit lain seperti penyakit refluks
gastroesofagus (GERD), ketoasidosis diabetes, stenosis pilorus,
perut akut, atau infeksi saluran kemih
3. Urinasi
Tentukan apakah terjadi peningkatan atau penurunan
frekuensi buang air kecil yang diukur dengan jumlah popok basah,
waktu sejak buang air kecil, warna dan konsentrasi urine, dan

8
adanya disuria. Keluaran urin mungkin sulit ditentukan dengan tinja
berair yang sering.
4. Nyeri Abdomen
Tentukan lokasi, kualitas, penyebaran, tingkat keparahan,
dan waktu nyeri, berdasarkan laporan dari orang tua dan / atau anak.
Secara umum, rasa sakit yang mendahului muntah dan diare lebih
mungkin terjadi karena patologi abdomen selain gastroenteritis.
Selain itu gastroenteritis juga dapat timbul dengan gejala sistemik
seperti demam, letargi, dan nyeri abdomen

6. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renyatan Hiporomelik
3. Kejang
4. Bakterikimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikimia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di klasifikasikan


sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,
suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti tanda
dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai

9
koma, otot kaku sampai sianosis.
7. PENATALAKSANAAN
Terapi pada pasien dengan gastroenteritis dapat diberikan dengan:
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk
rehidrasi.
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
3. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein,
karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas,
dan mudah dicerna.
b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare untuk
mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif.
c. Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang
diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan
imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik
atau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya.
Antimikroba, antara lain:
1. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7
hari, atau
2. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
3. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat
digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
4. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan
etiologi.
d. Obat antidiare, antara lain:
1. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium.
2. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri
yang disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila
diare semakin berat walaupun diberikan terapi.

10
3. Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immunocompromised,
seperti HIV, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bismuth
encephalopathy.
4. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau
smectite 3x 1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.
5. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari
e. Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut.
f. Konseling dan Edukasi
Pada kondisi yang ringan, diberikan edukasi kepada keluarga untuk
membantu asupan cairan. Edukasi juga diberikan untuk mencegah
terjadinya GE dan mencegah penularannya.
Edukasi yang herus diberikan kepada orang tua berupa Cegah
dehidrasi dan pertahankan kecukupan gizi anak
1. ASI diteruskan, selingi dengan Cairan Rehidrasi Ora(CRO).
2. Berikan minum yang banyak.
- Bila anak tidak mengkonsumsi ASI, pemberian susu
formula tidak perlu diganti atau diencerkan.
- Bila terjadi dehidrasi ringan-sedang, pemberian makanan
diteruskan dan tidak ada pembatasan jenis makanan.
- Bila terjadi dehidrasi berat, stop makanan hingga
dehidrasinya membaik.
3. Kapan harus kembali ke dokter
- Diare cair semakin sering
- Darah pada tinja
- Muntah terus menerus
- Demam
- Nyeri perut hebat
- Terdapat tanda-tanda dehidrasi sedang/ berat
.Rencana Terapi pada Diare2
Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah :
1. Beri Cairan Tambahan (sebanyak anak mau)

11
a) Jelaskan kepada ibu :
- Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian
cairan tambahan yang utama. Beri ASI lebih sering dan
- lebih lama pada setiap kali pemberian.
- Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air
matang sebagai tambahan.
- Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau
lebih cairan berikut ini : oralit, cairan makanan (kuah
sayur),
- atau air matang.
Anak harus diberi larutan oralit di rumah, jika :
- Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C
dalam kunjungan ini.
- Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya
bertambah parah.
b) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri 6
bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah.
c) Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit
yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan
cairannya sehari-hari :
< 2 tahun : 50 – 100 ml setiap kali BAB
> 2 tahun : 100 – 200 ml setiap kali BAB
Katakan kepada ibu :
- Agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering.
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian lanjutkan
lagi dengan pemberian secara perlahan.
- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare
berhenti.
2. Beri tablet Zinc
Pada anak berusia > 2 bulan, beri tablet Zinc selama 10 hari
dengan dosis :

12
< 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari
> 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari.
3. Lanjutkan pemberian Makan/ASI
4. Kapan Harus Kembali

Rencana Terapi B (Penanganan Dehidrasi Sedang/Ringan dengan Oralit)


Beri Oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam
1. Tentukan jumlah Oralit untuk 3 jam pertama :
Umur Berat Badan Jumlah Cairan (mL)
s/d 4 bulan <6 200-400
4-12 bulan 6-10 400-700
12-24 bulan 10-12 700-900
2-5 tahun 12-19 900-1400
Jumlah Oralit yang diperlukan : 75 mg/kg BB.

- Jika anak menginginkan oralit > pedoman diatas, berikan


sesuai kehilangan cairan yang sedang berlangsung.
- Untuk anak < 6 bulan tidak menyusu, beri juga 100-200 mL
air matang selama periode ini.
- Mulailan memberikan makan segera setelah anak ingin
makan.
- Lanjutkan pemberian ASI.
Tunjukkan kepada ibu cara memberikan Oralit.
- Agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering.
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian lanjutkan lagi
dengan pemberian secara perlahan.
- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.
Berikan tablet Zinc selama 10 hari.
Setelah 3 jam :
- Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat
dehidrasinya.

13
- Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan
pengobatan.
Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :
- Tunjukkan cara menyiapkan Oralit di rumah.
- Tunjukkan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan
di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan.
- Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan
menambahkan 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam
Rencana Terapi A.
- Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah (Rencana A)
Rencana Terapi C (Dehidrasi Berat)

14
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan Tinja
o Makroskopis dan mikroskopis.
o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
o Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium,
Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan
keseimbangan asama basa.
o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

Pemeriksaan Medis yang meliputi :

1. Pemberian cairan.
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita
dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang
perlu diperhatikan : Memberikan bahan makanan yang mengandung
kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
3. Obat-obatan.

15
BAB III

ASKEP TEORITIS

1. PENGKAJIAN

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan


masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal
assessment.

1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
o Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh
meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
o Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit
berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB
lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
4. Riwayat psikososial keluarga.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur
dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan
bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
5. Kebutuhan dasar.
o Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari,BAK sedikit atau jarang.
o Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.

16
o Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
o Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
o Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
6. Pemerikasaan fisik.
o Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran
composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan
lemah,pernapasan agak cepat.
o Pemeriksaan sistematik :
 Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput
 lendir,mulut dan bibir kering,berat badan menurun,anus
kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.
o Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun.
o Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.

17
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.

3.INTERVENSI
Intervensi Keperawatan Adalah Tindakan Yang Direncanakan Untuk
Membantu Klien Dalam Beralih Dari Tingkat Kesehatan Saat Ini Ke Tingkat
Yang Diinginkan Dalam Hasil Yang Diharapkan.

4.IMPLEMENTASI
Implementasi adalah sebuah tindakan atau proses gagasan yang sudah
disusun dengan cermat dan detail. Implentasi ini umumnya tunas sesudah
anggap permanen.
Implementasi ini tidak Cuma aktivitas, namum sebuah kegiatan yang
direncanakan serta dikerjakan dengan serius dengan berpedoman pada
beberapa norma spesifik mencapai maksd kegiatan.

5.EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses sistimatik menepatkan nilai tentang sesuatu
hal,seperti objektif proses, unjuk kerja, kegiatan,hasil,tujuan, ataupun hal lain
berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian sedangkan evaluasi belajar
adalah proses penentuan pemerolehan hasil belajar berdasarkan kriteria
tertentu.

18
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Penyakit gastroenteritis adalah suatu atau yang terjadi pada semua
kelompok umur yang menimpa pria dan wanita sama rata. Penyakit ini
dikarakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan
darah rendah, dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua bagia tubuh yang
terbuka dan tidak terbuka.

1.2 Saran
1.2.1Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literature tentang
pembuatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
baik dan benar .
1.2.2Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik
dalam pebuatan makalah selanjutnya.
1.2.3Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar lebih mengerti tentang proses keperawatan dalam
sistem pencernaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2010. Keperawatan anak vol 2. Jakarta: EGC


Corwin, Elizabeth J.2012.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Davey, Patrick. 2010. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga
Doenges, Marilynn. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Guyton. 2012. Fisiologi Manusia & Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Price, Sylvia. 2010. Patofisiologi. Jakarta: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai